Anda di halaman 1dari 67

AsySyaikh Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim ArRoimy

16 Nasihat
Penting Dari
Seorang Alim
Robbany

Judul buku :
Penulis : Syaikh Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim ArRoimy
Taqdim : AsySyaikh AlAlllamah AlMuhaddits AnNashihul Amin Yahya bin Ali AlHajury
Cet : ke 1 Robiuts Tsani 1431 H, Shona, Yaman.
Judul Indonesia : 16 Nasihat Untuk Ahlus Sunnah Indonesia
Penerjemah : Ahmad Hamdani bin Muslim
Penerbit : Maktabah ArRisalah
Cetakan : ke 1, 24 Syaban 1435 H/Juni2014 M, Punggur - Batam - KEPRI

Muqoddimah Penerjemah

Segala puji bagi Alloh dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain
Alloh dan sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad shollallohu
alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya. Amma badu :
Alhmdulillah kita ucapkan syukur hanya kepada Alloh yang telah banyak memberikan
karunia yang tak terhitung. Di antara karuniaNya yang besar adalah mengokohkan hati para
dai di jalan Alloh dan berkibarnya bendera kebenaran dan dawah salafiah yang murni yang
bersih secara sunnatulloh dan alami dari ikut campur tangan orang-orang bodoh yang
semakin hari semakin nampak kokoh pijakannya dan tersebar .
Kitab yang saya terjemahkan ini adalah hujjah, bantahan dan nasihat bagi kita semua pada
hususnya dan orang-orang yang berpenyakit di dalam hatinya pada umumnya, agar bisa
berubah sembuh meskipun pahit.
Di saat banyak hujatan maupun tuduhan jahat dan tidak berperikemanusaan dari orangorang dungu, terlantar dan yatim (tidak punya guru) kepada saya pribadi sebagai pencari ilmu
dan dai serta manusia biasa yang masih banyak kekurangan dan kesalahan, buku yang syarat
dengan dalil ini sangat membantu dan mewakili saya untuk membantah mereka yang
2

alhamdulillah Syaikh ArRoimy hafidhohulloh - telah menghadiahkan kitab ini dan meminta
saya untuk mengajarkannya kepada ikhwah. Daripada saya harus menulis di face book atau
sms atau mengadu ke sana dan ke mari seperti perempuan awam untuk membantah mereka
tanpa dalil dan bukti yang jelas yang hanya membuang-buang waktu dan dibaca banyak
orang yang tidak tahu urusan dan bisa membuat fitnah. Maka buku ini sangat cocok
sebagai sarapan pagi bagi kalian, kalian bantahlah kalau bisa dan pasti tidak bisa, dan
kalau tidak bisa, maka lebih baik diam dan memikirkan amal ibadah, instropeksi diri
biar tahu diri - masa depan ahirat, pendidikan anak istri, agar bisa istiqomah dan
berilmu tidak seperti orang-orang terlantar, tidak terdidik, membiarkan diri bodoh,
hanya mengurusi penghidupan dunia, tengak-tengok cari musuh dan suudhon dan
hasad terhadap orang-orang yang istiqomah dan tholabul ilmi.
Sekedar menyebut nimat dari Alloh, bukan mentazkiah diri, alhamdulillah ikhwan dan
akhwat yang di sisi kami adalah orang-orang yang bersemangat mengamalkan ilmu walaupun
sedikit dan mereka berusaha istiqomah di atas manhaj yang benar dengan bimbingan ulama
dan pencari ilmu, bagi mereka yang utama bukan mencari ilmu yang sangat banyak dalam
waktu yang singkat, tetapi ilmu dicari dengan bertahap tapi pasti untuk segera diamalkan.
Wallohul muwafiq.

Penerjemah : Abu Yaqub Ahmad Hamdani bin Muslim Al Jawy, 10 Muharram 1436
H/3November 2014 M, Punggur - Batam - Indonesia

Muqoddimah AsySyaikh AlFadhil Yahya bin Ali AlHajuri hafidhohulloh

Segala puji bagi Alloh dan aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain
Alloh dan sholawat dan salam semoga tercurah kepada nabi kita Muhammad shollallohu
alaihi wa sallam, keluarga, sahabat dan pengikutnya. Amma badu :
Aku telah membaca risalah yang berjudul
(16 Nasihat
Untuk Ahlus Sunnah) yang ditulis saudaraku yang mulia AsySyaikh Hasan bin Qosim
ArRoimy hafidhohulloh, maka aku melihatnya mengumpulkan padanya nasihat-nasihat yang
bermacam-macam dan serasi dan bermanfaat bagi yang mau mengambil faidahnya. Maka
bacalah buku ini, Insya Alloh bermanfaat. Dan sungguh betapa bagus apa yang dikatakan
penyair :

Sungguh aku telah menasihatimu jika kamu menerimanya


dan nasihat adalah lebih mahal daripada apa yang dijual dan diberikan
Dan betapa indahnya saling menasihati di antara kaum muslimin ketika dihiasi dengan
kelemahlembutan, kecintaan kebaikan untuk yang dinasihati dan berpegang dengan kaidahkaidah menasihati secara syari, hingga terealisasikan sabda Nabi shollallohu alaihi wa
sallam :

Sesungguhnya Alloh itu lembut dan menyukai kelembutan dan memberikan kepada
kelembutan apa yang tidak diberikan kepada kekerasan dan apa yang tidak diberikan kepada
selainnya.1 Maka kami memohon taufik bagi kami dan saudara-saudara kami kaum
muslimin.

Ditulis oleh Yahya bin Ali AlHajury 7 Robiuts Tsani 1431 H

Segala puji bagi Alloh robb sekalian alam, sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
dan rosul yang termulia, pemimpin kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya semuanya.
Amma badu :
Inilah beberapa nasihat yang dibutuhkan oleh tiap muslim hususnya bagi yang berilmu dan
mengikuti ulama, sengaja aku hadiahkan kepada saudara-saudaraku para pembaca yang
mulia. Anda akan menemukan dengan ijin Alloh di antara mereka memiliki teling yang
mendengarkan, hati yang memperhatikan yang memahami nasihat-nasihat dan pengarahanpengarahan ini lalu mempraktekkannya sebagaimana yang ditunjukkan oleh firman Alloh :

Maka berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang


beriman. (AdzDzariyat :55) Dan firmanNya :

HR.Muslim no. 4697 dari hadits Aisyah rodhiallohu anha penerj.

Dan orang-orang yang apabila diingatkan dengan ayat-ayat Alloh tidak tersungkur dengan
tuli dan buta (daari kebenaran). (AlMukminun :73)
Dan Alloh telah membimbingku, segala puji bagiNya, untuk menulis buku yang berjudul
(Berhenti dan Berpaling dari Merusak Kehormatan Muslim)
dengan muqoddimah AsySyaikh Nashihul Amin AlAllamah Yahya bin Ali AlHajury,
semoga Alloh menjaganya, padanya aku beri jalan keluar dari penyakit-penyakit hati yang
pada umumnya meliputi nasihat-nasihat tersebut.
Dan tidaklah nasihat-nasihat dan pengarahan-pengarahan dalam pembahasan buku ini kecuali
kepanjangan dalam rangka upaya mengarungi bahtera keselamatan dan menggenggam
tangan-tangan kita dan saudara-saudara kita, Insya Alloh, pada daratan yang aman. Dan
Alloh yang mengetahui di balik niat ini dan Dialah yang mencukupi kita dan sebaik-baik
yang disandari. Aku menjadikannya duabelas nasihat kemudian aku rinci menjadi enambelas
yaitu :
Nasihat Pertama : Perintah Takwa.
Nasihat Kedua : Wajibnya perhatian terhadap ilmu syari dengan memperhatikan ilmu tauhid
padanya.
Nasihat Ketiga : Wajibnya memuliakan ahli ilmu, pencari ilmu dan berhati-hati dari mencela
mereka.
Nasihat Keempat : Pentingnya mengambil ilmu dari ahlinya dan bahayanya mencukupkan
diri dengan membaca buku-buku.
Nasihat Kelima : Bahayanya ingin terkenal sebelum mempunyai keahlian.
Nasihat Keenam : Pentingnya nasihat dalam Islam
Nasihat Ketujuh : Bagaimana bersikap terhadap kesalahan ahli ilmu dan pada dai.
Nasihat Kedelapan : Keterangan dosa melanggar kehormatan seorang muslim tanpa alasan
yang benar.
Nasihat Kesembilan : Celaan salaf terhadap perdebatan dan sibuk dengannya.
Nasihat Kesepuluh : Wajibnya bersungguh-sungguh bersatu dalam satu barisan kebenaran.
Nasihat Kesebelas : Berhati-hati dari penyusup dan mata-mata dalam dawah.
Nasihat Keduabelas : Pentingnya ahlak baik dalam Islam
Nasihat Ketiga belas : Sikap yang benar terhadap ahli bidah dan orang sesat.
Nasihat Keempatbelas : Peringatan dari duduk-duduk bersama orang batil (ahli bidah atau
sesat) siapa pun mereka.
Nasihat Kelimabelas : Keterangan kedudukan memaafkan dalam Islam
5

Nasihat Keenambelas : Kasidah dengan Judul


yang Jujur )

(Teman Dekat adalah Orang

Naihat Pertama : Perintah Taqwa

Alloh taala berfirman :

Dan sungguh Kami telah menasihatkan kepada orang-orang yang diberi kitab agar mereka
bertakwa. (AnNisa:131)
Alloh taala berfirman :

Hai orang-orang beriman bertkawalah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur.
Alloh taala berfirman :

Hai orang-orang beriman bertakwalah dan ucapkanlah dengan ucapan yang lurus niscaya
Alloh meluruskan amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa mentaati Alloh
dan rosulNya maka sungguh ia beruntung dengan keberuntungan yang besar. (AlAhzab : 7071)
Alloh taala berfirman :

Hai orang-orang beriman bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah seorang melihat amalan
apa yang akan ia persembahkan kepada Alloh dan bertakwalah kepada Alloh sesungguhnya
Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (AlHasyr : 18)

Dan telah datang dalam Shohih Bukhori dengan taliq2 dengan kalimat pasti dar Ibni Umar :
Tidak sampai seorang hamba pada hakikat takwa sampai meninggalkan apa yang meragukan
dalam hati.
Seorang lelaki berkata kepada sebagian orang yang haji :Sebutkan kepadaku tentang takwa.
Ia berkata,Jika kamu masuk ke suatu tempat yang berduri bagaimana kamu berbuat? Ia
berkata,Aku akan menjaga diri dan berhati-hati. Orang itu berkata,Lakukanlah di dunia
demikian. Maka itulah takwa. Ibnul Mutaz berkata :

Jadilah kamu seperti orang yang berjalan di atas tanah yang berduri kamu berhati-hati apa
yang kamu lihat
Dan janganlah kamu meremehkan dosa kecil karena sesungguhnya gunung tersusun dari
kerikil-kerikil3
Ketahuilah, termasuk takwa adalah berhati-hati dari bahaya lisan dan merusak kehormatan
muslim.

Nasihat Kedua : Wajibnya Memperhatikan Ilmu Syari Dengan


Memperhatikan Tauhid Padanya

Sesungguhnya Ilmu Syari yang berdasarkan alkitab dan as sunnah dialah yang dipuji dalam
nash-nash yang banyak, di antaranya :
Firman Alloh taala :

Katakanlah, apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui? (AlAhzab :9)
Dan firmanNya :

Dan itulah permisalan yang Kami berikan dan tidak ada yang memahaminya kecuali orangorang yang berilmu. (AlAnkabut :43)

Yakni diputus sanadnya dari awal langsung menyebutkan dari Ibni Umar dengan kalimat pasti yang
menunjukkan sanadnya shohih dari Ibni Umar rodhiallohu anhu.
3
Disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsir surat AlBaqoroh penerj.

Alloh taala berfirman :

Alloh mengangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu.
(AlMujadalah :11)
Alloh taala berfirman :

Apakah orang yang mati lalu Kami hidupkan dan Kami jadikan untuknya cahaya yang ia
berjalan dengannya di masyarakat seperti orang yang dalam kegelapan yang ia tidak keluar
darinya. Demikianlah dihiasi-hiasi bagi orang-orang kafir apa yang mereka lakukan.
(AlAnam :123)
Dan telah tetap dalam Shohihaini dari Muawiyyah rodhiallohu anu, berkata, bersabda
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam :

Barangsiapa siapa Alloh kehendaki kebaikan maka Ia pahamkan akan agamanya.


Dan telah tetap dari Sunan Abi Dawud dari Abi Darda rodhiallohu anu, berkata, bersabda
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam,

Barangsiapa menempuh suatu jalan mencari ilmu padanya maka Alloh


tempuhkan
jalan dari jalan-jalan sorga dan sesungguhnya malaikat-malaikat meletakkan sayap-sayap
mereka karena ridho terhadap pencari ilmu, sesungguhnya orang alim dimintakan ampunan
apa-apa yang di langit-langit dan di bumi dan ikan-ikan di dalam air, sesungguhnya
keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas
semua bintang-bintang, dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi, sesungguhnya
para nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham tetapi mewariskan ilmu. Barangsiapa
mengambilnya maka sungguh mengambil bagian yang amat besar.
Dan Imam Ahlus Sunnah wal Jamaah Imam Besar Ahmad bin Hambal berkata tentang
ulama : Mereka adalah sisa-sisa ahli ilmu yang mengajak orang-orang sesat kepada hidayah
dan bersabar terhadap gangguan mereka, mereka menghidupkan kitabulloh yang mati dan
membukakan mata hati dengan cahaya ilmu Alloh orang-orang buta. Maka berapa banyak
orang yang dimatikan hatinya oleh Iblis mereka hidupkan kembali dan berapa banyak orang
sesat mereka tunjuki. Betapa baik jejak mereka pada manusia namun betapa jelek balasan
8

manusia terhadap mereka, mereka menghilangkan penyimpangan orang-orang yang


melampaui batas dari kitabulloh, madzhab orang-orang batil dan penafsiran orang-orang
bodoh. (Rod Alaz Zanadiqoh wal Jahmiyah).
Dan berkata Imam Ahmad : Manusia lebih banyak membutuhkan ilmu daripada makanan
dan minuman karena makanan dan minuman dibutuhkan manusia sekali atau dua kali dalam
sehari sedangkan ilmu dibutuhkan sebanyak nafas. (Miftah Daaris Saadah).
Berkata Imam Hasan Bashri : Sesungguhnya fitnah ini jika telah datang diketahui oleh tiap
orang alim dan jika telah pergi diketahui oleh tiap orang bodoh. (AlFaqih wal Mutafqih)
Dan sungguh bagus perkataan seorang penyair :

Bumi hidup jika hidup orang alimnya *** kapan saja mati orang alimnya mati juga bumi
Seperti bumi yang hidup jika hujan turun di atasnya *** dan jika hujan itu enggan turun maka
kembalilah di sisi-sisinya.
Dari keterangan di atas Nampak jelas hendaklah seorang muslim mengorbankan
kesungguhannya untuk mendapatkan ilmu ini yang dengannya diraih kebahagiaan dua negeri,
dunia dan ahirat.

Nasihat Ktiga:
Wajibnya Memuliakan Ahli Ilmu dan Pencari Ilmu dan Peringatan dari
Mencela Mereka

Tidaklah memuliakan dan menghormati ahli ilmu dari ahli sunnah melainkan dalam rangka
mengamalkan nash-nash yang menunjukkan demikian di antaranya adalah :

Alloh mengangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu di antara kamu.
(AlMujadalah :11)
Dan sabda Rosululloh

Bukan dari kami4 orang yang tidak menyayangi anak kecil dan mengetahui hak orang alim.
Diriwyatkan Ahmad dalam Musnad beliau dari Ubadah bin Shomit rodhiallohu anhu
dihasankan oleh Syaikh AlAlbani dalam Shohih AlJami (2/957)
Berkata AsySyaby Imam Tabiin rohimahulloh : Zaid bin Tsabit sholat jenazah
kemudian sebuah kendaraan didekatkan kepadanya untuk dikendarainya, lalu datang Ibnu
Abbas rodhiallohu anhu memegang kendaraannya, Zaid berkata kepada Ibnu
Abbas,Biarkan hai anak paman Rosululloh
. Ibnu Abbas
5
menjawab,Demikianlah ulama diperlakukan.
Dan dahulu para salaf mengagungkan orang-orang yang mengajari mereka, memuliakan dan
bersegera menghadiri majlis mereka.
Al Khothib AlBaghdady mengerluarkan riwayat dari Mughiroh katanya,Kami menghormati
Ibrohim sebagaimana menghormati penguasa.
Dan sungguh bagus seorang penyair ketika memuji Imam Malik :
Beliau tidak menjawab pertanyaan dan tidak diminta lagi jawabannya karena
kewibawaannya dan para penanya pada berpangku tangan
Sebagaimana adab ketenangan dan kemuliaan kepada raja yang bertakwa dan beliau adalah
pemimpin yang tidak punya kerajaan.
Dan diberitakan bahwa Ima Syafii dicela orang disebabkan beliau berendah hati terhadap
ulama lalu beliau menjawab :
Aku menghinakan diriku pada mereka maka mereka memuliakanku***dan sekali-kali jiwa
tidak dimuliakan bagi bagi yang tidak berendah hati.
Berkata Imam Ahmad rohimahulloh berkata kepada Kholaf Al Ahmar 6 : Aku tidak duduk
kecuali di depanmu kami diperintah untuk tawadhu kepada orang yang mengajari kami.
(Tadzkiratus Sami wal Mutakallim)
Berkata Ibnu Abbas rodhiallohu anhuma : Aku menghinakan diri mencari ilmu maka aku
mulia dicari ilmuku.
Thowus7 berkata,Termasuk sunnah adalah memuliakan ulama.(Jami Bayanil Ilmi wa
Fadhilihi, 1/129)

Makna laisa minna yaitu bukan dari ahli sunnah kami dan bukan dari orang-orang yang diberi petunjuk
dengan petunjuk kami dan tidaklah dimaksudkan keluar dari agama secara keseluruhan karena maksiat tidak
dikafirkan menurut ahlis sunnah. (Syarh Jami Shohih, Ibnul Mulaqqin, 9/537-penerj)
5
Yakni seorang memuliakan ulama di antaranya dengan membantu apa yang dibutuhkan seorang alim
penerj.
6
Kholaf bin Hayyan maula Abu Burdah bin Abi Musa Al Asyary ahli syair di jamannya. (Thobaqot AnNahwiyyin
wal Lughowiyyin, Muhammad bin Hasan bin Ubaidillah - penerj)
7
Thowus bin Kaisan AlYamani Abu Abdirrohman, tabiin, tsiqoh, ahli fiqih dan mulia, meninggal tahun 106 H
atau setelahnya. (Tahzibut Tahzib Ibnu Hajar penerj)

10

Para salaf memahami hal ini dengan baik lalu mereka berahklah baik terhadap guru-guru
mereka dengan sepenuh adab sehingga mereka mendapatkan kebaikan yang besar dan
memperingatkan dengan sungguh-sungguh dari mencela mereka.
Berkata AlHafidz Ibnu Asakir 8 rohimahulloh, Ketahuilah hai saudaraku, semoga Alloh
membimbing aku dan kamu kepada keridhoaanNya, menjadikan kita termasuk orang yang
takut kepadaNya dan bertakwa dengan sebenar-benarnya, sesungguhnya daging ulama
beracun dan sunnatulloh pada orang-orang yang merobek dan merendahkan kehormatan
ulama maklum dan orang yang melepaskan lisannya dengan celaan maka Alloh akan
menimpakan musibah kepadanya sebelum matinya dengan kematian hatinya. Maka hatihatilah orang-orang yang menyelisihi perintah Rosul shollallohu alaihi wa sallam akan
tertimpa fitnah atau siksa yang pedih. 9
Bahkan mereka menganggap merendahkan dan mencela ahli ilmu termasuk satu tanda yang
kuat bagi ahli bidah dan pengikut hawa nafsu. Telah berkata Imam Abu Hatim
ArRozy10,Tanda ahli bidah adalah mencela ahli atsar. (Syarh Ushul Itiqod Ahlis Sunnah
wal Jamaah, 10179)
Berkata Ahmad bin Sinan bin AlQothon,Tidak ada di dunia ini bagi ahli bidah kecuali dia
membenci ahli hadits, jika seorang melakukan kebidahan maka dicabut dari hatinya
kemanisan hadits dari hatinya.
Maka, hati-hatilah wahai saudara seiman dari mencela ulama ahlis sunnah dan pembawa
aqidah salafiyah dengan satu macam dari celaan-celaan yang lainnya. Wallohul mustaan.

Nasihat Keempat: Pentingnya Mengambil Ilmu dari Ahlinya dan


Bahayanya Mencukupkan diri Dengan Buku-buku

AlImam Ibnu Sirin berkata,Ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari siapakah kamu
mengambil agamamu. (Muqodimah Shohih Muslim)
Sesungguhnya salafus sholih sangat perhatian dalam mengambil ilmu secara langsung dari
bibir ulama dan tidak mencukupkan diri dengan membaca kitab-kitab atau buku-buku. Kalau
ilmu cukup dengan membaca kitab-kitab tentunya para salaf kita tidak memberat-beratkan
diri bepergian dan menantang marabahaya untuk bertemu dengan para ulama yang ada di
8

Ali bin Hasan bin Hibatulloh Abul Qosim dari Damaskus, ahli sejarah Islam, muhaddits di jamannya, alhafidz,
meninggal tahun 571 H penerj.
9
Dalam surat AnNur ayat 63 disebutkan :
Maka orangorang yang menyalahi syariat Rasu haruslah takut akan ditimpa fitnah hati atau ditimpa azab yang pedih.
penerj.
10
Muhammad bin Idris bin Mundzir bin Dawud bin Mihron Abu Hatim AlHandholi ArRozy imam hafidz lahri
tahun 195 dan meninggal tahun277 H (Thobaqot Hanabillah dan Tarikh Islam penerj)

11

berbagai negeri. Dan Imam Khothib AlBaghdady rohimahulloh dalam kitabnya ARihlah
Tholabul Hadits menerangkan pentingnya mengambil ilmu dari para ulama dan tidak
mencukupkan diri dengan membaca kitab-kitab.
Oleh karena itu Imam Darimi dalam Sunannya dalam Muqodimahnya membawakan hadits
dari Abi Umamah rodhiallohu anhu dari Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bahwa
beliau bersabda,

Ambillah ilmu sebelum ia pergi. Sahabat bertanya,Bagaimana ilmu pergi hai Nabiyalloh,
kami mempunyai kitabulloh? Maka Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam sangat marah
yang Alloh tidak marah kepadanya dan berkata,Celaka ibu kalian11 ! Bukankah kitab Taurot
dan Injil ada pada bani Isroil dan keduanya tidak member manfaat bagi mereka sedikit pun,
sesungguhnya perginya ilmu dengan wafat pembawanya, sesungguhnya perginya ilmu
dengan wafat pembawanya. (Darimi dalam Sunannya, Imam Ibnu Majah dalam Sunannya
dan Ahmad dalam Musnadnya dari Ziyad Labid dan dishohihkan AlAlbani dalam Sunan Ibni
Majah)

Dan telah tetap dalam kitab Shohihaini dari Abdillah bin Amr bin Al Ash rodhiallohu
anhuma, berkata,Aku mendengar Rosululloh
bersabda,Sesungguhnya
Alloh tidak mencabut ilmu dengan sekali cabutan dari manusia akan tetapi mencabut ilmu
dengan mematikan ulama sampai jika Ia tidak menyisakan seorang alim pun, manusia
mengambil pemimpin-pemimpin yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka berfatwa
tanpa ilmu lalu mereka sesat dan menyesatkan.
Berkata Imam Syathibi mengomentari hadits di atas,Jika demikian maka tidak diragukan
bahwa para ulama adalah kunci-kunci ilmu.
Dan termasuk dalil atas disyariatkannya berjalan menempuh ilmu adalah :
Alloh taala berfirman :

Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu'min itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada

11

Kalimat hardikan tidak diartikan sesuai teks kalimat penerj.

12

kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.12
Berkata AlQodhy13 menerangkan ayat di atas ,Ayat ini merupakan dalil pokok atas
wajibnya mencari ilmu agama dan berjalan dalam mencari ilmu-ilmu hadits. (AlMa Ila
Marifari Ushulir Riwayah dan Taqyiidis Sima, AlQodhy Iyadl, 108)

Dan dari Ibni Abbas rodhiallohu anhuma, berkata,Bersabda Rosululloh


,Dengarlah niscaya akan didengar 14 dari kamu dan akan didengar dari orang yang
mendengar dari kamu. HR. Ahmad dan Abu Dawud dan berkata Syaikh AlAlbani,Hadits
Shohih
Berkata Imam Bukhari dalam kitab Shohihnya pada kitab Al Ilmu : Bab Apa yang
disebutkan Mengenai Perginya Musa alais salam ke laut kepada Khodhir dan firman Alloh
taala :

Musa berkata kepada Khodhir: "Bolehkah aku menemanimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang bermanfaat yang telah diajarkan
kepadamu yang aku bisa mendapat petunjuk dalam urusanku?" 15 (AlKahfi :66)
Ibnu Hajar rohimahulloh dalam Fathul Bari 1/202 menerangkan hadits di atas,Bab ini
dibuat untuk memberi semangat dalam menanggung penatnya dalam mencari ilmu.
Dan Imam Bukhori berkata juga:Bab Keluar Dalam Mencari Ilmu dan Jabir bin Abdillah
Bepergian Selama Satu Bulan Perjalanan ke Tempat Abdulloh bin Unais Untuk Mendapatkan
Satu Hadits.
Dari Abul Aliyah16 berkata : Kami mendengar riwayat dari sahabat Rosululloh, maka kami
tidak ridho sampai menyebarang ke Madinah lalu kami mendengar dari bibir mereka.
Dikeluarkan oleh Darimi dalam Sunannya dan perawi-perawinya amanah.

12

Dalam ayat ini terkandung pentingnya ilmu din, bagi yang telah mempelajarinya wajib menyebarkannya dan
menasihati umat serta muslimin haruslah mempersiapkan semua perkara yang bermashalahat secara umum.
(Taisir alKarimir Rahman, asSady, 396 - penerj)
13
AlImam Al Allamah Al Hafidh Syaikhul Islam AlQodhi Iyadl bin Musa bin Amr bin Iyadl alYahshubi
AlAndalusy, imam besar di jamannya yang karya-karyanya terkenal dan banyak sehingga namanya masyhur di
seluruh penjuru negeri, lahir pada tahun 476 dan wafat pada tahun 544 H, Mawaqif Salaf fil Manhaj wal
Aqidah wat Tarbiyyah, Abu Sahl Muhammad bin Abdirrohman AlMaghrowi- penerj)
14
Kalimat didengar adalah berita bermakna perintah yaitu dengarlah hadits dariku dan hendaknya mengar
orang setelahku dari kamu...demikian seterusnya dan dengan cara seperti itu ilmu agama nampak dan tersebar
dan terjadi penyampaian ilmu dan dialah perjanjian yang diambil ulama. (Aunul Mabud penerj)
15

Musa minta ilmu kepadanya yang tidak ia punyai sebagaimana Khodhir juga tidak punya ilmu yang dipunyai
Musa.. Begitulah permintaan seorang pencari ilmu kepada gurunya dengan penuh adab bukan permintaan
dengan memaksa (Ibnu Katsir- penerj).

13

Dan Ahmad bin Hambal di tanya : Seorang mencari ilmu menetap di tempat seorang ulama
yang banyak ilmunya atau ia pergi ke ulama lain ? Beliau menjawab : Hendaklah ia pergi
dan menulis ilmu dari ulama-ulama di berbagai negeri supaya manusia mengajarkan ilmu
secara langsung kepadanya dan ia belajar dari mereka.
Berkata Said bin AlMusayyab17, Sungguh aku berjalan beberapa malam dan hari untuk
mencari satu hadits. (Shohih Jami Bayani Ilmi wa Fadhlihi)
Al bin Sohlih menyebutkan hadits dari ayahnya, ia berkata,Mengatakan kepadaku Syabi
dengan satu hadits kemudian ia berkata kepadaku,Aku akan berikan ia (hadits) kepadamu
dengan sesuatu yang lain, meskipun seorang yang berkendaraan akan menuju ke Madinah
(untuk mengambilnya). (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 105)
Berkata Bisr bin Ubaidhillah AlHadhromy,Aku akan bepergian ke berbagai negeri untuk
mendengar satu hadits. (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 105)
Abdul Malik bin AlMajisyun berkata,Jika kamu menginginkan ilmu maka berjalanlah ke
sana (ke tempat ilmu). (Al Ilma Ia Marifah Ushulir Riwayah wa Taqyiidis Sima, AlQodhi
Iyadl, 1/94)
Berkata Abu Ashim,Aku mendengar Sufyan Ats Tsauri, dan majlisnya dihadiri oleh
seorang pemuda yang alim dan ia menggerak-gerakkan kepala, berbicara dan
menyombongkan diri dengan ilmu yang ia miliki terhadap orang yang lebih banyak ilmunya
darinya, lalu Tsauri marah dan berkata,Salaf tidak seperti itu !! Salah seorang dari mereka
tidak mengaku sebagai imam dan tidak duduk di depan (memimpin majlis) sampai mencari
ilmu 30 tahun, kamu menyombongkan diri terhadap orang yang lebih tua dari kamu, maka
pergilah dariku dan aku tidak ingin melihat kamu mendekat dari majlisku. (AlMadkhol Ilas
Suanan Kubro, AlBaihaqi, 388).
Yahya bin Main18 berkata, Empat golongan yang kamu tidak akan tenang akan
petunjuknya : .., orang yang menulis hadits di negerinya 19 dan tidak bepergian dalam
mencari hadits. (ArRihlah fi Tholabil Hadits, 1089 wal Jami Li Akhlaqir Rowi, 2/225)

16

Namanya Rufai bin Mihron, tabiin besar, imam, ahli tafsir, maula seorang perempuan dari bani Riyah bin
Yarbu suku dari bani Tamim, menjumpai masa jahiliah dan masuk Islam setelah wafat Nabi pada masa Abu
Bakar, sholat di belakang Umar dan mengambil riwayat dari beliau, juga mengambil riwayat dari Ali, Ubai bin
Kaab, Ibnu Masud, Abu Dzar, Aisyah, Abu Musa, Ibnu Abbas dan sahabat lainnya. Meninggal pada tahun 90 H
- penerj
17
Said bin AlMusayyab bin Haznin bin Abi Wahb bin Amr bin Aidz bin Imron bin Makhzum AlQurosyi
AlMakhzumi Abu Muhammad AlMadani, pemimpin para tabiin, wafat setelah tahun 90 H. beliau mengambil
riwayat dari : Umar bin Khothob, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, Sad bin Abi Waqosh dan Abi Huroiroh.
Di antara yang mengambil riwayat dari beliau adalah : Zuhri, Qotadah, Yahya bin Said AlAnshori, semua
penduduk Madinah dan haditsnya banyak dan tersebar. Berkata Ibnu Hajar : ia seorang ulama yang kokoh,
ahli fiqih senior dan ulama sepakat bahwa mursalnya adalah mursal yang paling shohih dan Ibnul Madiini
berkata : Aku tidak mengetahui tabiin yang lebih luas ilmunya selain dia. Dzahabi berkata : dia seorang imam,
pemimpin tabiin, amanah, hujjah, terkenal dan pemimpin dalam hal ilmu dan amal. - penerj.
18

Yahya bin Main bin Aun, seorang Imam, Hafidh, syaikh muhaddits Abu Zakariya AlGhothfani, mengambil
hadits dari Hajjaj bin Muhammad AlAwar, Ibnul Mubarak, Abdurrozaq AshShonani dan yang mengambil ilmu

14

Berkata Abul Fadhl AlAbbas bin Muhammad AlHarasani dalam kitab ArRihlah fi Tholabil
Hadits, 1/96 :
Aku bepergian mencari pokok hadits dengan sungguh-sungguh
Dan perhiasan seorang di dunia adalah hadits-hadits
Berkata Abu Bar bin Aslam,Ayahku bepergian dari Naisabur ke Marwa untuk menulis
hadits dari Ibnul Mubarak, lalu beliau menuliskan beberapa saja syair yang memuji Ibnul
Mubarak :
Aku mengganti tiang kemahku dengan menangis pada hari bersejarah *** wahai ibnul
Mubarak engkau membuatku menangis dengan rintihan-rintihan
Keluarga, tempat tidurku dan anak-anakku semua aku tinggalkan *** dan aku berjalan
menuju tempatmu dalam perjalanan yang panjang
Demi Alloh aku takut pada para perampok di sana *** dan aku tidak aman dari sengatan
ular-ular
Yang menari-nari bagaikan lukisan yang menakutkan *** tiap saat aku hawatir akan
sergapannya
Duduklah untuk kami tiap hari satu kali pada pagi hari *** jika berkenan jika tidak maka
pada malam hari
Hai penduduk Marwa bantulah kami dengan tangan-tanganmu *** dari kami jika tidak maka
kami akan melemparmu dengan beberapa sajak
Dan janganlah kalian membuat kami gelisah sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
sabar *** dan kami tidak mengharap siapa pun selain pencipta mahluk.
Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya ilmu didapat dengan mempelajarinya, kesabaran didapat dengan
mempelajarinya, dan barangsiapa memilih kebaikan maka akan diberinya dan barangsiapa
berhati-hati dari kejelekan maka akan dijaganya. Hadits dihasankan syaikh kami Al Albani
dalam shohih jami dan dalam sunan Daruquthni dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu.
Ibnu Hajar mengomentari hadits di atas : Maknanya, tidaklah ilmu yang dianggap kecuali
yang diambil dari para nabi yang mereka wariskan dengan jalan belajar. (Fathul Bari 1/19)
darinya antara lain Bukhari,Muslim, Abu Dawud, Ahmad bin Hambal, Abu Yala dan lain-lain. Ibnu Hajar
mengatakan bahwa ia seorang imam jarh wat tadil, amanah dan terkenal, lahri pada tahun 158 h dan wafat
pada tahun 233 H. (Mausuah Mauqif Salaf Alal Aqidah wal Manhaj wat Tarbiah, Abu Sahl Muhammad bin
Abdurrohman AlMaghrowy penerj)
19
Contohnya di Indonesia adalah Abdul Hakim Abdat yang dielu-elukan sebagai ahli hadits besar padahal dia
tidak memiliki guru ahli hadits satu pun yang ia bermulazamah kepadanya bahkan ia ditahdzir oleh syaikh
Yahya karena suka memakai pantalon yang tidak sepantasnya dipakai seorang ahli hadits - penerj.

15

Imam Bukhori berkata dalam Kitabul Ilmi : Bab AtTanawub fil Ilmi (Bab Bergantian Dalam
Ilmu) :

Abul Yaaman telah menyampaikan hadits kepada kami, ia berkata, Syuaib telah
mengabarkan kepada kami, ia dari Zuhri pindah sanad berkata Abu Abdillah dan Ibnu
Wahb, ia berkata, telah mengabarkan kepada kami Yunus ia dari Ibnu Syihab dari Ubaidillah
bin Abdillah bin Abi Tsaur dari Abdillah bin Abbas dari Umar, ia berkata,Aku dan
tetanggaku dari Anshor di bani Umayyah bin Zaid dari kabilah Madinah dan kami saling
bergantian turun ke majlis rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, sehari ia turun dan sehari
aku turun, jika aku telah turun maka aku mendatanginya dengan membawa berita hari itu
berupa wahyu dan selainnya dan jika ia turun maka ia melakukan seperti itu juga.
Dan diriwayatan dari Ibni Masud rodhiallohu anhu, ia berkata,Haruslah manusia
mempunyai pengajar yang mengajar anak-anak merea kalau tidak ada maka manusia akan
menjadi buta huruf. (Idadul Muallim, 17)
Berkata Abu Darda20,Termasuk pemahaman seorang adalah jalan, masuk dan keluarnya
bersama ahli ilmu. (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 155)
Berkata Muhammad bin Sirin21,Sesungguhnya ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari
siapa kamu mengambil agamamu. (Muqoddimah Shohih Muslim)

20

Namanya Uwaimir bin Zaid bin Qois Abu Darda, hakim Damaskus, imam dan suri tauladan sahabat
rosululloh shollallohualaihi wa sallam, hakim umat ini, pemimpin qori di Damaskus, meriwayatkan beberapa
hadits dari rosululloh shollallohualaihi wa sallam dan beliau persaudarakan dengan Salman AlFarisi, masuk
Islam pada perang Badar kemudian ikut perang Uhud, beliah berkata,Seandainya aku lupa satu ayat quran
kemudian aku tidak menemukan seorang yang mengingatkanku kecuali seorang yang tinggal jauh pasti aku
akan berjalan ke sana, ia berkata,Kamu tidak akan menjadi alim sampai kamu belajar, tidak akan menjadi
pelajar sampai kamu mengamalkan apa yang kamu pelajari. Sungguh yang paling aku takutkan jika aku berdiri
untuk di hitung amalanku di hari kiamat, dikatakan kepadaku,Kamu tidak mengamalkan apa yang kamu
ketahui. Dia berkata,Celaka bagi orang yang tidak mengetahui satu kali dan celakan bagi orang yang
mengetahui dan tidak mengamalkan tujuh kali. Kalaulah bukan tiga perkara aku tidak suka hidup :
saat.sujud di watu malam dan bermajlis dengan kaum yang memilih ucapan yang baik dalam bicara
sebagaimana memilih buah-buahan yang baik. Dikisahan dari Ibnu Jubair dari ayahnya, ketika negeri Qibris
dikuasai mulimin seorang tawanan perang melewati Abu Darda lalu ia menangis. Aku (Jubair) bertanya,Pada
hari yang Alloh memuliakan Islam dan muslimin seperti ini kamu menangis? Ia berkata,Hai Jubair, di antara
umat ini ada penguasa yang kuat ketika mereka bermasiat lalu mereka mengalami apa yang kamu lihat. Betapa
hinanya hamba di sisi Alloh ketika mereka bermaksiat. Ia berkata,Barangsiapa yang banyak mengingat mati
sedikit senang dan hasadnya. Ummu Darda berkata,Ketika ia mau meninggal berkata,Siapa yang akan
beramal untuk semisal hariku ini ? Siapa yang akan berbuat untuk yang semisal tempat berbaringku ini ?. Ia
meninggal tahun 32 H.
21
Muhammad bin Sirin Abu Bakar AlAnshori maula Anas bin Malik, dilahirkan dua tahun sebelum berahirnya
masa khilafah Utsman bin Affan, imam di jaman tabiin, syaikhul Islam, orang terfaqih di Irak, mendengar hadits
dari Abu Huroiroh, Imron bin Hushoin, Ibnu Umar dan selain mereka sekitar 30 sahabat, di antara muridnya
adalah Qotadah, Ayyub, Yunus bin Ubaid, Ibnu Aun dan selain mereka. Di antara perkataannya yang terkenal
adalah Ilmu ini adalah agama maka lihatlah dari mana kamu mengambil ilmu, dilharikan pada tahun 77 H dan
wafat pada tahun 110 H, setelah Hasan Basri. (Mausuah Mauqif Salaf Alal Aqidah wal Manhaj wat Tarbiah,
Abu Sahl Muhammad bin Abdurrohman AlMaghrowy penerj)

16

Berkata AlAuzaiy22, dahulu ilmu ini adalah sesuatu yang mulia karena disampaikan oleh
mulut-mulut ulama dengan dibacakan dan diingat, ketika hanya disimpan di kitab-kitab
hilanglah cahayanya dan jadilah ia diambil oleh selain ahli ilmu.
AsySyaby berkata,Duduklah bersama ulama, sesungguhnya jika kamu berbuat baik maka
mereka memujimu, jika kamu berbuat jelek maka mereka memaafkanmu, jika kamu salah
maka mereka tidak marah kepadamu, jika kamu berbuat bodoh maka mereka mengajarimu
dan jika mereka bersaksi untukmu maka mereka memberi manfaat kepadamu. (Shohih Jami
-Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 158)
Berkata Maimun bin Mihron,Aku menemukan kebaikan hatiku dalam bermajlis dengan
ulama. (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 47)
Waki rohimahulloh- berkata,Bagi seorang yang mempelahari fiqih haruslah mempunyai
seorang guru yang mengajarinya dan menjadi rujukannya pada masalah tafsir yang rumit
baginya dan mempelajari darinya jalan-jalan ijtihad dan apa yang membedakan antara yang
benar dan rusak dengannya. (Nashihah Ahlil Hadits, 1/42)
Abu Hanifah - rohimahulloh - berkata,Kisah-kisah tentang ulama dan bermajlis dengan
mereka lebih aku cintai daripada banyak fiqih karena yang demikian itu adalah adab dan
ahlak mereka. (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 155)
Ibrohim bin Habib bin Syahid berkata ,Ayahku berkata kepadaku, hai anakku datangilah
ahli fiqih dan ulama, belajarlah dengan mereka, ambillah adab, ahlak dan petujuk mereka,
sesungguhnya yang demikian itu lebih aku sukai daripada banyak hadits. (AlJami Li
Ahklaqir Rowi, 1/80)
Ibrohim bin Dawud AlBaghdady berkata,Hai anakku mendekatlah ke ahli fiqih niscaya
kamu menjadi ulama. (Shohih Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, 88)
Sebagian ulama berkata sebagaimana disebutkan dalam kitab Shohih Jami Bayanil Ilmi wa
Fadhlihi pada halaman 98 :
Kamu harus bersama ahli ilmu dan cintailah mereka *** mereka memberi faidah ilmu
padamu agar kamu menjadi alim.

22

Namanya Abdurrohman bin Amr bin Yuhmid Syami Abu Amr Al Auzai, syaikhul Islam dan imam penduduk
Syam di jamannya dalam hadits dan fiqih, pernah tinggal di Damaskus luar pintu AlFarodis di Auza kemudian
pindah ke Beirut sampai meninggal, ia berguru kepada Zuhri, Amasy, Qotadah, Atho bin Abi robbah, Nafi
maulu Ibnu Umar, Yahya bin Abi Katsir dan selain mereka, di antara muridnya : AlWalid bin Muslim, Abdulloh
bin Mubarak, Muhammad bin Yusuf AlFiryabi, Sufyan AtsTsauri dan selain mereka. Ia ahli hadits yang tsiqoh.
Ia ditanya tentang khusyu dalam sholat, maka ia berkata,Menundukkan pandangan, merendah di hadapan
Alloh, lembut hati dalam keadaan sedih dan takut. Beliau berkata,Barangsiapa banyak mengingat mati cukup
baginya rizki sedikit, barangsiapa mengetahui bahwa bicaranya termasuk amalannya maka sedikit bicara,
barangsiapa mengambil pendapat ulama yang aneh maka ia akan keluar dari Islam, seorang mukmin sedikit
bicara dan banyak beramal, munafik banyak bicara dan sedikit beramal. Ia meninggal pada tahun 150 H.

17

Abu Hamzah AzZayyat berkata,Ayahku berkata kepadaku, tinggalkanlah otodidak dan


terimalah ilmu dari ulama. (Akhbarul Mushohhifin, 1/56)
AlWalid bin Muslim berkata,Janganlah kamu mengambil ilmu maupun AlQuran dari
orang yang tidak mempunyai guru (otodidak), kecuali dari orang yang mendengarnya dari
ulama dan membacakannya di hadapan mereka. (Tahdzibul Kamal, 31/98).
Tsaur bin Zaid berkata,Janganlah orang yang tidak mempunyai guru (otodidak) berfatwa
dan janganlah manusia menyimak AlQuran dari mereka.
AlKhothib berkata,Dan wajib hapalan seorang diambil dari ulama bukan dari kitab.
(AlKifayah fi Ilmir Riwayah, 1/162)
Said bin Abdil Aziz AtTanuhi berkata,Jangan kamu membawa ilmu maupun AlQuran
dari orang yang tidak punya guru. (AsSiar, 8/34, Akhbarul Mushohhifin, 1/32)
Sulaiman bin Musa berkata,Janganlah kamu mengambil AlQuran maupun ilmu dari orang
yang tidak punya guru. (Tashhifat AlMuhadditsin, 1/6)
Imam Nawawi berkata,Janganlah kamu mengambil ilmu dari orang yang sumber ilmunya
hanya dari buku-buku tanpa membaca di hadapan syaikh-syaikh maupun seorang syaikh yang
pandai. Barangsiapa siapa tidak mengambil ilmu kecuali dari buku-buku maka akan terjatuh
pada kesalahan dalam membaca, banyak kesalahan dan penyimpangan. (Muqoddimah
Majmu Syarhil Muhadzdzab, 1/6)
Ibnu Jamaah berkata,Dan hendaklah seorang bersungguh-sungguh syaikhnya adalah
orang yang mempunyai ilmu syariah dengan penelitian yang sempurna, bersama syaikh di
jamannya yang banyak membahas dan lama pertemuan dengannya bukan termasuk orang
yang mengambil ilmu dari perut-perut kertas dan tidak dikenal pernah berguru dengan ulama
yang pandai. (Tadzkirotus Sami, 85)
Abul Qosim bin Asakir berkata sebagaimana disebutkan dalam kitab Siyar Alamin
Nubala, 20/569 :
Ketahuilah bahwa ilmu hadits adalah ilmu yang paling mulia dan yang paling mulia adalah
hadits-hadits yang terpercaya
Dan yang bermanfaat dan baik di sisiku dari macam hadits itu adalah faidah-faidah dan..
Sesungguhnya kamu selamanya tidak akan melihat ilmu sesuatu pun yang kamu wujudkan
sebagus ilmu dari mulut ulama
Maka jadilah orang yang berteriak pemilik semangat dan ambillah ilmu dari syaikh-syaikh
tanpa rasa bosan
Dan janganlah kamu ambil ilmu dari lembaran-lembaran lalu kamu terlempar ke dalam
kesalahan membaca dengan penyakit yang kronis

18

Yaqub bin Sufyan berkata,Aku menulis hadits dari seribu syaikh yang semuanya
terpercaya.
Aku Syaikh Roimy- katakan, dan atas dasa yang demikian ulama sekarang menempuh
dalam mendorong mengambil ilmu dari para ulama langsung, di antara yang demikian itu
adalah :
Syaikh Al Allamah Al Utsaimin rohimahulloh ditanya tentang perkara-perkara yang
wajib dipenuhi bagi orang yang hendak diambil ilmunya, maka beliau menjawab :
Haruslah ilmu dicari dari syaikh yang kokoh ilmunya dan mempunyai amanah, karena
kekokohan adalah kekuatan dan kekuatan haruslah ada amanah padanya :
Sesungguhnya sebaik-baik orang yang kamu angkat sebagai
pegawai adalah yang kuat dan amanah. (AlQoshosh : 26) , terkadang seorang alim kokoh
dan luas ilmunya serta mampu merinci dan membagi-bagi masalah akan tetapi ia tidak
mempunyai amanah, terkadang ia menyesatkanmu dari arah yang kamu tidak rasakan.
Demikian juga janganlah kamu mengambil ilmu dengan membaca kitab saja tanpa
mempunyai guru yang dijadikan sandaran, oleh karena itu dikatakan : Orang yang dalilnya
adalah kitabnya maka kesalahannya lebih banyak dari kebenarannya. Maka pada asalnya
orang yang bersandar pada kitab saja akan sesat karena ia menemukan lautan yang tak bertepi
dan menjumpai kedalaman yang tidak bisa keluar darinya. Adapun orang yang mengambil
ilmu dari seorang yang alim maka ia akan mengambil banyak faidah di antaranya :
Pertama : waktu yang singkat
Kedua : sedikit memberatkan diri
Ketiga : lebih banyak benarnya
Karena gurunya orang yang tahu dan belajar, mentarjih dan memahami lalu memberikanmu
sesuatu yang telah masak, akan tetapi ia melatihmu dengan menelaah dan mengulang ilmu.
Adapun orang yang bersandari pada kitab-kitab pasti siang malam ia berupaya dengan sangat
sungguh-sungguh (capek), kemudian jika ia menelaah kitab-kitab yang pada terdapat
pendapat para ulama, lalu dibawakan dalil mereka masing-masing, siapa yang menunjukinya
pendapat yang paling benar ? Ia pasti bingung. Oleh karena itu kita melihat Ibnul Qoyyim
rohimahulloh ketika mendiskusikan dua pendapat ulama dalam kitab beliau Zadu Maad atau
Ilamul Muwaqqiin, jika membawakan dalil-dalil pendapat pertama dan mengkritiknya :
kami (Ibnul Qoyyim) katakan, inilah pendapat yang benar dan tidak boleh berpaling darinya
bagaimanapun keadaannya, kemudian beliau membantah dan mendatangkan pendapat
lawannya, dan menyebutkan dalil-dalilnya dan mengkritiknya, maka kami (Ibnul Qoyyim)
katakan : ini adalah pendapat yang benar, maka kamu merasa sulit dan bingung. Sehingga
haruslah bacaanmu bersama syaikh yang kokoh dan amanah.
Syaikh kami Muhammad Amin AlJami-rohimahulloh-ditanya: Kitab apakah yang anda
nasihatkan untuk membacanya dalam masalah aqidah, tafsir, hadits dan ilmu-ilmu dan fiqih ?

19

Beliah menjawab,Risalah pertama yang aku nasihatkan dengannya bagi yang hendak
memulai mencari ilmu hendaknya menghapal kitab AlUshul AtsTsalatsah dan dalil-dalilnya,
rukun sholat, kewajiban-kewajiban dan syarat-syaratnya cetakan Jamiah, Qowaidul
Arbaah, menghapal syarat laa ilaha illa Alloh dan pembatal-pembatalnya dengan baik
kemudian para pencari ilmu didorong untuk mengambil ilmu dari para ulama langsung bukan
dari perut-perut kitab. (Pertanyaan Dawah Salafiyyah dalam kaset).
Syaikh Muqbil rohimahulloh- berkata : Haruslah bermajlis dengan ulama dan mengambil
faidah dari mereka sebagaimana yang dilakukan ulama kita yang dahulu. Salman AlFarisi
bermajlis dengan guru pertamanya sampai meninggal, kemudian guru kedua, ketiga sampai
bertemu dengan Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Demikian juga sahabat-sahabat Muadz
sebelum ia meninggal mereka berkata,Kepada siapakah kami pergi belajar ? Dia
menjawab,Kepada Abdulloh bin Masud. (Kaset dengan judul : Inilah Sururiyah, Hastihatilah)
Syaikh Robi bin Hadi ditanya : Apa pendapat anda tentang sebagian pencari ilmu yang tida
kuat ilmu takhrij, tashih, tadif dan menulis kemudian mereka memandang bahwa mereka
duduk di rumah untuk mengeluarkan hadits, melemahkan dan menshohihan hadits serta
menulis dan tidak menghadiri pelajaran para ulama dengan alasan bahwa mereka tidak bisa
mengambil faidah dari pelajaran mereka ? Kami mengharap dari Alloh kemudian dari anda
agar anda mengarahkan mereka pada nasihat.
Maka beliau menjawab,Demi Alloh kami menasihati mereka untuk mencari ilmu dan
memuliakan ulama serta bermulazamah dengan mereka karena orang alim atau ustadz
mempunyai kepandaian dan ia memberimu faidah yang kamu tida duduk di atasnya untuk
mengambilnya selain setelah pembahasan yang panjang dan waktu yang lama. Maka
bermulazamah dengan guru tanda istiqomah seseorang dan jauh dari ketertipuan dan bangga
diri, wahai saudaraku, rendah hatilah, ambillah dari alim yang kuat dan lemah yang kamu
bisa bermulazamah dengannya, kamu membaca kitab Shohih Bukhori dan Muslim, kamu
membaca di hadapannya satu kitab dari kitab tafsir, meskipun orang alim itu tidak kuat, akan
tetapi dengan kamu bermulazamah dengannya akan dihasilkan kebaikan untukkmu. Imam
Bukhori dahulu mengambil ilmu dari orang yang di bawahnya dan menambah ilmu dari alim
yang senior pada umur sebelas tahun dan meneruskan mencari ilmu sepanjang hayatnya.
Sekarang manusia jauh di bawah beliau, maka janganah kamu sombong dan meninggikan
dirimu di atas orang yang kamu pandang ulama, di mana mereka tidak melihatmu haus
terhadap ilmu, kamu sama sekali tidak akan menemukan orang semisal Imam Ahmad, Ibnu
Taimiyyah dan selain keduanya, sekali-kali kamu tidak akan menjadi seperti mereka.
Ambillah ilmu dari ulama yang ada, ambil faidah dari mereka dan mulazamahlah pada
mereka niscaya kamu mendapatkan kebaikan yang banyak, dengan kehendak Alloh. Aku
takutkan atas banyak orang dari mereka yang tertipu aku sengaja tidak sebut nama mereka
yakni salah seorang dari mereka duduk di negeri ulama beberapa tahun lamanya tidak
duduk di sisi seorang alim pun, ia duduk di hadapan kitab-kitab kemudian menelaah masalah
yang membingungkan, membahayakan dan merumitkan umat. Ulama dahulu berkata,Orang
yang gurunya adalah kitabnya maka kesalahannya lebih banyak daripada kebenarannya, dan

20

mereka menamakan orang tersebut dengan shohafiyyiin (ahli lembaran kertas) karena ia tidak
menerima ilmu dari bibir ulama akan tetapi menerimanya dari shuhuf (lembaran-lembaran)
Dan mereka berdalildegan Syaikh AlAlbani di mana beliau mengambil ilmu dari kitabkitab - ! Ya ahki, Syaikh AlAlabni memiliki banyak guru, kemudian ia adalah orang yang
jenius yang tida bisa disamakan dengan yang lainnya, Alloh memberikan karunia kecerdesan
dan pemahaman semisal Imam Bukhori. Aku membaca biografi beliau pada awal mencari
ilmunya, mendebat ketua qori dan mangalahkannya. Jika kamu termasuk orang yang semisal
beliau maka konsentrasikan dirimu di perpustakaan, akan tetapi sangat sedikit, barokallohu
fiikum, kemudian ketika beliau memulai mentakhrij, tadhif dan tashhif memulai dengan
pandai yakni tidak memulainya kecuali setelah mempelajari, latihan, diskusi dan menulis
takhrij kitab Ihya Ulumuddin karangan hafidh AlIroqy dengan tangan beliau sendiri dan
mengetahui metode ulama dan uslub merekadan seterusnya. Setelah itu semua beliau terjun
dalam medan hadits, meneliti, menshohihkan dan melemahkan hadits. Tidak ada seorang
ulama pun yang menyamai beliau baik ulama Azhar maupun yang lainnya, maka pada siapa
beliau mengambil dan belajar ? Akan tetapi semua orang di atasmu hai saudaraku, maka
belajar dan rendah hatilah. Tanya Jawab Penting Tentang Ilmu Hadits, Syaikh Robi, telah
disebar dalam web sahab salafiyyah yang dikumpulkan dari beberapa kaset yang telah
diurutkan dan diteliti oleh Syaikh Fawaz AlJazaa iry).
Syaikh AlAllamah Sholih bin Fauzan AlFauzan semoga Alloh menjaganya berkata,Di
sana terdapat model lain dari para pelajar yang menerima ilmu dari kitab-kitab dan tidak
berhubungan dengan ulama menyangka bahwa kitab-kitab cukup mewakili ulama, ini
kesalahan besar dan akan mengakibatkan bahaya yang besar. Karena kitab-kitab selain
kitabulloh dan sunnah rosulNya shollallohu alaihi wa sallam terdapat..kesalahan dan
kebenaran, bahkan sebagiannya mengandung sisipan dan kedustaan atas Islam dan
kerancuan. Sementara pelajar pemula tidak dapat memilih antara yang bermanfaat dan
membahayakan bahkan terkadang bahayanya terikat di pikirannya. Maka ia harus
mempunyai guru yang pandai yang dapat memilih kitab-kitab dan meletakkan tangannya
pada apa yang di dalamnya bermanfaat, membahayakan, salah dan benar.dari sini para
pencari ilmu di jaman dahulu bepergian ke negeri-negeri yang jauh untuk mengambil ilmu
yang bermanfaat dari ulama dan tida mencukupkan diri dengan menelaah kitab-kitab.
Misalnya imam fulan bepergian ke Hijaz, Yaman dan selain itu dari negeri-negeri. Imam
Bukhori bepergian jauh untuk mengambil satu hadits, Imam Muhammad bin Abdul Wahhab
bepergian dari Najed ke Hijaz, Ahissa dan Bashroh untuk mengambil ilmu dari ulama, dan
imam ini dan imam ini.dan kisah perjalanan mecari ilmu mereka sangat panjang. Kalau
kitab-kitab mencukupi dari ilmu tentu lebih memungkinkan bagi mereka mendapatkan ilmu
dari lembaran-lembaran kitab yang ada waktu itu dan tidak memasakan diri untuk bepergian
jauh mencari ilmu di jaman tidak ada kendaraan maupun pesawat.
Kesimpulannya, bahwa kitab hanyalah alat yang membutuhkan guru.
Haruslah bersabar, ilmu tidak dihasilkan dengan membaca maupun perjumpaan sesaat, tetapi
didapat dari tangan ulama yang sholih dan ahli fiqih yang mumpuni yang paham terhadap
kitabulloh dan sunnah rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.
21

Dalam menempuh jalan mencari ilmu haruslah ada memakai cara, haruslah mengambil dari
pintu-pintunya sebagaimana yang Alloh firmankan :

dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya 23, akan tetapi kebajikan
itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintupintunya. (AlBaqoroh :189)
Maka ilmu mempunyai pintu-pintu, ia ada yang membawa dan yang mengajarkannya, maka
haruslah wahai saudara-saudaraku kalian bergabung di kelompok-kelompok talim apakah
di masjid-masjid, atau madrasah-madrasah, atau pesantren-pesantren atau di kuliah-kuliah
Islamiyyah. Yang penting kita mengambil ilmu dari ulama selama mereka ada dan selama
ada kesempatan. Adapun bila kita berpencar masing-masing duduk di kamar dan
menjadikannya perpustakaan yang ia menelaah di dalamnya maka ia tidak membangun di
atas pondasi dan tidak mempelajari kaidah-kaidah ilmu. Maka yang ini sia-sia. Maka haruslah
dalam mendalami agama Alloh di hadapan ahli ilmu. (Mempelajari Agama Menjaga Dari
Fitnah-fitnah, 33-35, Syaikh Fauzan)
Beliau berkata juga : Dan ilmu hanyalah diterima dari ulama yang amanah. Maka wajib
bagi para pelajar berhubungan dengan ulama yang amanah yang dikenal selamat aqidahnya,
lalu mereka menerima ilmu dan agama dari mereka sehingga bersambung mata rantai dan
sanad samapi Nabi shollallohu alaihi wa sallam, lalu mereka menerima ilmu yang
bermanfaat dan bersih darinya dengan perantara ulama yang amanah sehingga mereka di atas
cahaya ilmu dari agama mereka dan keterangan dari robb mereka. (AlKhuthob AlMuniroh,
58).
Sungguh bagus seorang penyair yang berkata :
Orang menyangka bahwa kitab-kitab dapat menunjuki seorang pada pemahaman untuk
mencapai ilmu-ilmu
Dan orang bodoh itu tidak tahu bahwa di dalamnya terdapat kegelapan-kegelapan yang
membingungkan pemahaman.
Jika kamu mencari ilmu tanpa guru kamu akan sesat dari jalan yang lurus
Dan segala sesuaut akan samar bagimu sampai kamu lebih sesat daripada
Aku katakan : Maka dimanakah orang-orang yang memanggil-manggil untuk mengajarkan
ilmu-ilmu syariat sedangkan mereka tidak dikenal mencari ilmu dari ulama dan
sesungguhnya bekal terbesar mereka hanyalah membaca lembaran-lemabaran dari perut-perut
kitab. Alloh taala berfirman :

23

Di jaman jahiliah manusia masuk rumah lewat pintu belakang setelah ihram lalu turun ayat ini.

22

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, lalu hatinya memahaminya.
(Qoof :37)
Dan teradang dikatakan bahwa sebagian atsar datang mendorong untuk menelaah buku-buku.
Aku katakan, ya, akan tetapi setelah mengambil faidah dari ulama dan belajar pada mereka.
Itulah jalan salaf yang mulia. Maka ulama adalah kunci-kunci kitab.
Dan sungguh baik orang yang mengatakan :
Dan tiap kebaikan dalam mengikuti salaf *** dan tiap kejelekan ada pada kebidahan orang
yang setelah mereka
Untuk menambah faidah aku akan sebutkan beberapa atsar yang mendorong menelaah kitabkitab. Al Hafidz ibni Abdil Barr telah menulis secara terpisah satu pasal dalam kitabnya
Jami Bayani Ilmi wa Fadhlihi pada bab ke tujuh puluh dengan ucapannya : Bab Keutamaan
Menelaah Kitab-kitab dan Terpujinya Perhatian Terhadap Buku Tulis.
Maka aku Insya Alloh akan menyebutkan sebagian apa yang telah beliau nukil dari salaf di
antaranya :
Imam Bukhori ditanya : Apa yang disebut dengan Al Baladzir ? Beliau menjawab :
Senantiasa menelaah kitab-kitab.
Dan termasuk sajak yang dikenal sejak dulu adalah :
Sebaik-baik teman bicara dan duduk adalah kitab kamu menyendiri dengannya jika kamu
kawan-kawanmu menjemukanmu
Ia tidak menyebarkan kejelekan dengan rahasia dan tidak sombong kamu mengambil faidah
hikmah dan kebenaran darinya
Dan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad memperdengarkan sajak kepadaku :
Selezat-lezat apa yang dicari seorang pemuda setelah ketakwaan
memperindah pencariannya

adalah ilmu yang di sana

Dan tiap pencari kelezatan mempunyai kesenangan dan selezat-lezat tamasya bagi seorang
alim adalah kitab-kitabnya
Dan dia memintaku untuk menambah sajak padanya lalu aku menambahnya di hadapannya :
Kitab menghibur kesedihan pembacanya dan menjelaskan darinya jika ia membacanya
bagiannya
Sebaik-baik teman duduk jika kamu menyendiri dengannya tidak ada bahaya yang
ditakutkan maupun hasutan padanya

23

Berkata Abu Amr bin AlAla : Sama sekali aku tidak masuk ke seseorang maupun
melewati pintunya lalu aku melihatnya membaca buku catatannya sementara teman duduknya
hanya diam maka aku menilai dan meyakini bahwa orang itu lebih baik akalnya darinya.
Dan diriwayatkan dari AlHasan Al Luluay jika benar darinya- bahwa ia berkata, Tidaklah
masa hidupku berlalu selama empatpuluh tahun, tidaklah aku berdiri maupun tidur kecuali
kitabku ada di dadaku.
Semua itu, sebagaimana yang telah aku sebutkan, setelah mengambil ilmu dari ulama.
Adapun mencukupkan diri dengan mengambil ilmu dari kitab-kitab maka inilah yang dicela
salaf hususnya jika manusia sangat mungkin mengambil ilmu langsung dari ulama.
Ketahuilah, hai saudara seiman, bahwa mengambil ilmu dari ulama pencari ilmu bukan hanya
mempelajari ilmu bahkan ia haruslah berusaha untuk dirinya beberapa perkara yang lain di
antaranya adab, ahlak, perangai yang baik dan jalan menyelesaikan masalah dan yang
semisalnya dari apa yang dibutuhkan oleh seorang pengajar kebaikan.
Disebutkan dalam kitab Tartibul Madarik karya Qodhi Iyadl bahwa Yahya bin Yahya
AnNaisaburi tinggal selama setahun di sisi Imam Malik setelah mempelajari kitab Muwatho
dengan mendengar dari beliau, lalu ia ditanya mengapa demikian, maka ia
menjawab,Sesungguhnya aku lakukan ini dalam rangka mengambil faidah perangai dan
ahlaknya, sesungguhnya itu adalah ahlak sahabat dan tabiin.
Imam Dzahabi berkata,Dan telah sampai kepada kami bahwa Abu Dawud adalah termasuk
ulama yang mengamalkan ilmu sampai sebagian ulama berkata,Abu Dawud mirip dengan
Ahmad bin Hambal dalam hal petunjuk dan perangainya, Ahmad mirip dengan Waki dalam
hal yang demikian, Waki mirip dengan Sufyan, Sufyan mirip dengan Manshur, Manshur
mirip dengan Ibrohim, Ibrohim mirip dengan Alqomah, dan Alqomah mirip dengan
Abdulloh bin Masud. (Tadzkirotul Huffadz, 2/592)
Ulama mengatakan,Abdulloh bin Masud mirip dengan Nabi Shollallohu alaihi wa sallam
dalam hal petunjuk dan ahlaknya. (Tadzkirotul Huffadz, 2/592)

24

Nasihat Kelima : Bahaya Popularitas Sebelum Menguasai Ilmu


Sesungguhnya termasuk musibah adalah seseorang berupaya populer sebelum mempunyai
keahlian sehingga lebih banyak merusak daripada memperbaiki.
Telah datang hadits Asma rodhiallohu anha dalam kitab Shohihaini berkata : Rosululloh
shollallohu alaihi wa sallam bersabda,Orang yang mengenyangkan diri dengan apa yang
tidak diberikan padanya seperti orang yang memakai dua baju kedustaan.
Arti hadits ini sebagaimana kata Ibnu Hajar rohimahulloh,Berkata Abu Ubaid dalam
menerangkan hadits ini : mengenyangkan diri artinya menghiasi diri dengan apa yang tidak ia
punyai, memperbanyak dan menghiasi diri dengan kebatilan. (AlFath 10/23)
Hadits sangat tepat mengenai orang yang terjun dalam medan dawah dan tidak pernah
belajar di sisi ulama yakni ulama sunnah. Oleh kerena itu anda melihat ia jatuh ke kanan dan
ke kiri, di sisinya tidak ada kaidah dalam metode mengajarkan ilmu dan menyelesaikan
masalah-masalah bahkan dalam fatwa-fatwanya. Maka terkadang ia terjatuh pada bicara
tentang Alloh dan agamaNya tanpa ilmu yang mana hal ini sejajar dengan kesyirikan, aku
berlindung kepada Alloh darinya. Alloh taala berfirman :

Katakanlah: "Robbku hanya mengharamkan perbuatan yang dosa, baik yang nampak ataupun
yang tersembunyi, dan perbuatan maksiat, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,
mempersekutukan Allah dalam ibadah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah
untuk itu dan mengatakan tentang Allah apa yang tidak kamu ketahui ". 24
Sungguh bagus orang yang mengatakan :
Tampil untuk mengajar sebelum waktunya adalah kegilaan yang bodoh yang dinamakan
dengan ahli fiqih pengajar
Maka sepantasnya bagi ahli ilmu untuk memberikan contoh dengan sebuah rumah tua yang
berkeliling di tiap majlis
Dan sungguh kamu bersenda gurau sampai nampak senda guraunya membuatnya sakit dan
sampai meracuninya tiap orang yang merugi
Syaikh Al Allamah AlUtsaimin rohimahulloh berkata,Dan berapa banyak orang yang
tergesa-gesa mengajar dan berfatwa lalu ia menyesal karena setelah jelas baginya bahwa apa
yang ia tetapkan dalam pelajaran dan fatwanya ternyata salah dan satu kalimat jika keluar
dari mulut maka akan menguasainya dan jika di sisinnya maka ia yang menguasai kalimat itu.
Maka berhati-hatilah saudara-saudaraku yang baru dalam tahap mencari ilmu untuk segera
mengajar dan hendaklah mereka pelan-pelan sampai fatwa mereka dibangun di atas pondasi
yang selamat. (Al Ilmu, 193)
24

Seperti pengharaman dan penghalalan yang disandarkan kepada Allah tetapi Ia mengijinkannya. (Fathul
Qadir, 583-penerj)

25

Dan beliau berkata juga,Dan termasuk perkara yang perlu diperhatikan adalah seorang
pencari ilmu tampil mengajar sebelum memiliki keahlian, sesungguhnya perbuatannya
menunjukkan beberapa perkara :
Pertama : membanggakan diri di mana ia tampil mengajar maka ia melihat dirinya seorang
yang banyak ilmunya.
Kedua : yang demikian itu menunjukkan atas tidak ada ilmu dan pengetahuan terhadap
masalah-masalah karena jika ia tampil mengajar terkadang ia terjatuh dalam satu perkara
yang ia tidak bisa keluar darinya karena manusia jika melihatnya tampil atau mengembalikan
masalah-masalah kepadanya ia tidak dapat menjelaskannya.
Ketiga : jika ia tampil sebelum waktunya (ahli) pasti akan mengatakan tentang Alloh tampa
ilmu karena padanya umumnya orang yang demikian tujuannya tidak memperdulikan dan
menjawab tiap apa ditanyakan kepadanya dan akan membahayakan agamanya karenya dan
karena ucapan tanpa ilmu tentang Alloh.
Keempat : jika memaksakan diri untuk tampil pada umumnya tidak menerima kebenaran
karena ia menyangka dengan kebodohannya jika merendah kepada selainnya meskipun
bersamanya ada kebenaran, ini menunjukkan ia bukan orang alim. (Kitabul Ilmi, 82-83)

Nasihat Keenam : Pentingnya Nasihat Dalam Islam

Dari Tamim Ad Dari bahwa nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda,Agama adalah
nasihat, maka kami bertanya : Untuk siapa ? Beliau bersabda berkata : Untuk Alloh,
rosulNya, pemimpin muslimin dan kebanyakan mereka. Diriwayatkan Muslim dan datang
dalam Musnad Ahmad : Agama adalah Nasihat 3x , dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu
anhu.

Dari Jarir bin Abdillah rodhiallohu anhu : Aku membaiat rosululloh


agar menegakkan sholat, membayar zakat dan menasihati bagi tiap muslim. Muttafaq
alaihi.

Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa Rosululloh


bersabda : Hak
muslim atas muslim yang lain enam : Beliau ditanya : Apakah itu hai rosululloh ? Beliau
bersabda : Jika kamu bertemu ucapkan salam kepadanya, jika ia mengundang (makan) kamu
maka hadirilah, jika ia meminta nasihat padamu maka nasihatilah, jika ia bersin dan memuji
Alloh maka doakanlah, jika ia sakit maka jenguklah dan jika ia meninggal maka ikutilah
jenazahnya. HR. Muslim.
26

Al Imam AnNawawi rohimahulloh- berkata,Ini adalah hadits yang besar dan di atasnya
Islam bergulir sebagaimana yang akan kami sebutkan keterangan rincinya. Adapun apa yang
dikatakan oleh sebagian ulama bahwa ia adalah salah satu dari empat Islam yakni salah satu
hadits yang empat yang mengumpulkan urusan-urusan Islam maka tidak demikian bahkan
semua urusan Islam bergulir pada hadits ini saja. (Syarah Shohih Muslim, Nawawi, 1/144)
Al Khothoby berkata dalam kitabnya Maalimus Sunan,Nasihat adalah kata yang
mengungkapkan tentang satu ucapan yaitu kehenda kebaikan bagi yang dinasihati dan tidak
mungkin mengungkapkan makna ini dengan satu kata yang bisa menghimpun dan
mengumpulkan maknanya selain ini. (Aunul Mabud, 10/475)
Penulis kitab Tuhfatul Ahwadzi berkata,Yakni pondasi dan tiang agama adalah nasihat.
Al Allamah As Sady-rohimahulloh- berkata,Nabi
mengulangi kalimat
(agama adalah nasihat 3x) karena menaruh perhatian atas kedudukan nasihat dan
membimbing umat agar mereka mengetahui dengan sebenar-benarnya bahwa agama
semuanya lahir dan batinnya terbatas pada nasihat yaitu menegakkan lima hak tersebut.
(Bahjah Qulub AlAbror dan Qurrotu Uyun AlAkhbar, 18)
Aku Syaikh kami Roimy katakan, dari penjelasan yang telah lewat nampak jelas
pentingnya nasihat di antara individu muslim dan dengan adanya nasihat dan ditunaikannya
nasihat akan terjadi dan tersebat kebaikan dan dengan jauh darinya maka terjadi dan tersebar
kejelekan. Naudzubillah.
Betapa indah apa yang dikatakan Imam Syafii
Nasihatilah aku dengan empat mata dan jauhkan nasihat padaku di hadapan banyak
manusia
Sesungguhnya nasihat di antara manusia bagian dari celaan yang aku tidak ridho
mendengarnya
Dan jika kamu menyelisihi dan menetang ucapanku maka jangan kamu sedih jika kamu tidak
taat
Ucapan Imam Syafii diartikan bila pelakunya tidak terang-terangan berbuat
kesalahan adapun bila ia menyebarkan kesalahan dan mengumumkannya maka tidak
mengapa membantah dengan terang-terangan. Wallohu alam. (Bainan Nashihah wat
Tayiir, Ibnu Rojab)
Dan sabda Nabi
dan untuk para pemimpin muslimin : Ibnu Sholah
berkata,Membantu mereka pada kebenaran, mentaati mereka padanya dan mengingatkan
mereka dengan pelan, menjauhi berontak, mendoakan hidayah untuk mereka dan mendorong
manusia untuk cemburu terhadap perkara ini. (Shiyanatu Shohih Muslim minl Ikhlal wal
Gholath, 224)
Aku katakan, dan nasihat ini untuk para pemimpin demikian juga yang termasuk pemimpin
adalah ulama sebagaimana ahli ilmu menegaskannya. Maka hendaknya nasihat kepada
27

mereka dengan adab, lembut dan adab, dan bacalah semoga Alloh menjagamu kitabkitab adab yang menerangkan bagaiamana pencari ilmu beradab terhadap gurunya bahkan
nasihat dan peringatan terhadap mereka dengan cara bertanya dan meminta penjelasan,
sehingga lebih bisa diterima mereka.

Nasihat Ketujuh : Menyikapi Kesalahan-kesalahan Yang Timbul dari Ahli


Ilmu dan Aktivis Dawah dari Ahlis Sunnah

Sesungguhnya yang hendaknya diketahui adalah bahwa manusia tidak selamat dari kesalahan
dan ketergelinciran sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Abu Ayyub AlAnshori
rodhiallohu anhu dari Rosululloh
:

Seandainaya kamu tidak mempunyai dosa-dosa yang Alloh ampuni niscaya Alloh
mendatangkan satu kaum yang mempunyai dosa-dosa yang akan Ia ampuni. HR.Muslim,
4/2104.
Dan hadits Nabi

Tiap anak Adam banyak berbuat salah dan sebaik-baik yang berbuat salah adalah yang
banyak bertobat. HR. Ibnu Majah dari hadits Anas bin Malik rodhiallohu anhu dan
dihasankan oleh syaikh kami Al Albani. Lihat Shohih Jami no 4515.
Jika demikian maka apa jalan yang paling bagus untuk memperbaiki kesalahan ini.
Al Allamah Fauzan rohimahulloh berkata ketika menerangkan bahaya lisan dalam kitabnya
AlKhuthob AlMuniroh : Bahaya Kedua : Berdalam-dalam membicarakan kebatilan yaitu
ucapan kemaksiatan dan membicarakannya dengan apa yang dapat diterima di masyarakat
dan menyebarkan kekejian di antara mereka dan di antara yang demikian adalah apa yang
terjadi di masyarakat dari penyelesihan-penyelisihan yang dilakukan sebagian orang
sesungguhnya membicarakannya di majlis membuat senang orang-orang bejat dan munafik
dan tersebarnya kekejian di kalangan orang-orang beriman. Alloh taala berfirman :

28

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia 25 dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (AnNur :19)
Dan wajib atas orang yang mengetahui ketergelinciran dari saudaranya menyembunyikannya
dan menasihatinya atau mengangkat/mengadukan kepada pemerintah jika menghasilkan
maslahat. Adapun menjadikannya sebagai tema pembicaraan dalam majlis-majlis maka
sesungguhnya yang demikian termasuk perbuatan yang tercela. Nabi
bersabda :

Janganlah kamu menyakiti/mengganggu hamba-hamba Alloh, mencela dan mencari-cari aib


mereka, sesungguhnya orang yang mencari-cari aib saudaranya yang beriman maka Alloh
mencari aibnya sampai Ia membongkarnya meskipun dalam rumahnya. HR.Ahmad. 26
Sikap yang baik ini diperuntukkan kepada sesama muslim lalu bagaimana terhadap ahli
ilmu maka menuntupi aib mereka lebih diutamakan sebagaimana disebutkan dalam kitab
Shohihaini dari hadits Abdillah bin Umar rodhiallohu anhu bahwa Nabi
bersabda :

Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh menutupi aibnya pada hari
kiamat.
Dan dari Ibni Abbas rodhiallohu anhuma dari Nabi

Barangsiapa menutupi aib saudaranya yang beriman maka Alloh menutupi aibnya di hari
kiamat dan barangsiapa membongkar aib saudaranya yang beriman maka Alloh bongkar
aibnya sampai Ia bongkar di rumahnya. HR. Ibnu Majah dan dishohihkan syaikh kami Al
Albani dalam Shohih Jamii, no. 6287.
Ibnu Hajar rohimahulloh berkata dalam Fathul Bari (5/97) : Barangsiapa menutupi aib
saudaranya yang beriman (muslim), yakni melihatnya berbuat jelek dan tidak
menampakkannya pada manusia, dan bukanlah diartikan tidak ada pengingkaran antara dia
dan dirinya....dalam hadits ini terdapat dorongan untuk saling menolong, bergaul dengan cara
baik, bersatu, balasan-balasan terjadi dengan sebab ketaatan-ketaatan, seorang yang
bersumpah bahwa fulan adalah saudaranya dan yang ia maksudkan adalah saudara seiman
tidak melanggar sumpahnya.
25

Yaitu dengan dihukum. Ayat ini pengajaran ketiga bagi orang yang mendengar perkataan jelek maka
janganlah ia menyiarkan dan memperbanyak. (Ibnu Katsir)
26
Dari hadits Tsauban rodhiallohu anhu.

29

Kemudian dalam menjalankan nasihat itu dengan adab-adab syari berdasarkan hadits yang
telah lewat dan yang semisalnya, kemudian juga menjaga adab nasihat dan bersikap terhadap
orang yang berilmu yang terjatuh dalam kesalahan yang belum sampai pada hukuman berat
di dunia berdasarkan hadits Aisyah rodhiallohu anha, katanya, Rosululloh
bersabda :

Tutupilah dosa-dosa kecil atau kemaksiatan dari orang-orang yang baik kecuali hukuman
berat.
Imam Syafii rohimahulloh berkata, Dan orang-ornag yang baik yang ditutupi dosadosa mereka adalah orang yang tidak dikenal jelek lalu salah satu dari mereka
tergelincir berbuat dosa. Lihat Sunan AlBaihaqi 8/334.
Imam Syaukani rohimahulloh berkata,Bahwa hadits Aisyah di atas merupakan dalil
bahwa disyariatkan menutupi aib orang-orang yang baik jika salah seorang dari
mereka terjatuh ke dalam kesalahan dan alhaiah adalah gambar sesuatu, bentuk dan
keadaannya dan maksudnya adalah orang yang berpenampilan dan berahlak baik.
Dan dikatakan, artinya orang yang senantiasa taat dan istiqomah lalu terjatuh ke dalam
kesalahan pada sebagian keadaan.
Dan datang keterangan dari Lajnah Daimah (22/20) yang isinya : Dan dari apa yang
telah lewat bahwa arti hadits tersebut tidaklah melawan terhadap persamaan dan
keadilan dalam Islam akan tetapi padanya mengandung dihilangkannya hukuman atas
kesalahan dan dosa yang tidak ada hukuman berat padanya jika berasal dari orang
yang tidak terbiasa berbuat dosa atau kesalahan.
AlMawardi menerangkan tafsir al atsarot di atas ada dua sisi :
Pertama : dosa-dosa kecil
Kedua : kemaksiatan pertama yang tergelincir padanya orang yang taat. Lihat kitab Kasyful
Khofa, AlJaluni, 162.
Imam Syaukani rohimahulloh berkata, Dan yang dimaksudkan dengan (kecuali
hukuman berat) adalah tidak dihilangkan bahkan ditegakkan hukuman terhadap
orang yang baik setelah masalahnya diangkat kepada pemimpin, adapun kesalahankesalahan yang di bawah itu maka disunnahkan ditutupi secara mutlak berdasarkan
hadits Abi Huroiroh rodhiallohu anhu dalam Sunan Tirmidzi :

Dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka ditutupi aibnya di dunia dan
ahirat, dan dikeluarkan juga oleh Hakim dan Tirmidzi dari hadits Ibni Umar dan
diriwayatkan oleh Abu Nuaim dalam Marifah Shohabah dari hadits Maslamah bin
Makhlad secara marfu :
30

Barangsiapa menutupi aib seorang muslim di dunia maka Alloh menutupi aibnya di
dunia dan ahirat.
Dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibni Abbas rodhiallohu anhuma secara marfu :

Barangsiapa menutupi aib saudaranya yang beriman maka Alloh menutupi aibnya di hari
kiamat dan barangsiapa membongkar aib saudaranya yang beriman maka Alloh bongkar
aibnya sampai Ia bongkar di rumahnya.
Perintah menutupi aib saudaranya di atas setelah nampak jelas kesalahan dan dosa seseorang
lalu bagaimana jika aib yang diketahui berdasarkan sangkaan yang tidak ada dalil,
kebohongan, penukilan-penukilan yang kosong dari dalil dan keterangan?. Maka di manakah
akal orang-orang yang tidak ada niat bagi mereka selain menjatuhkan ahli ilmu dan pencari
ilmu, menyebarkan tuduhan-tuduhan dusta ditambah dengan pengumpulan kesalahankesalahan tanpa rasa malu maupun nasihat, bahkan keinginan mereka hanyalah menjatuhkan
kehormatan bukan keadilan dan perbaikan jika ada kesalahan-kesalahan, jika tidak maka
orang adil hendaklah ingat firman Alloh taala :

... amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air
oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu
apapun. Dan di dapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu Allah memberikan kepadanya
perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.
(AnNur : 39)
Bahkan kamu sangat heran terhadap model orang ini yang melihat dari saudaranya
ketergelinciran atau kesalahan atau melakukan perbuatan yang kurang utama maka
kamu lihat ia menyimpannya di hatinya demikian dan demikian selama setahun atau
beberapa bulan dan ia semangat menyebarkannya di antara orang-orang yang
semacam dia lalu mereka mengumpulkan banyak kesalahan dengan sangkaan yang
mereka inginkan jatuhnya kehormatan. Maka wajib bagi mereka takut kepada
pencipta mereka dan mengamalkan alkitab dan as sunnah di atas manhaj salaf dan
meninggalkan perbuatan tersebut dan hendaknya ingat firman Alloh taala :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka buruk terhadap orangorang beriman, sesungguhnya prasangka buruk kepada mereka adalah dosa dan janganlah
kamu mencari-cari kesalahan dan rahasia orang lain dan janganlah sebahagian kamu
31

menghibahi27 sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati?28 Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah dalam semua urusanmu. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat bagi yang bertobat dan Maha Penyayang bagi orang yang kembali kepadaNya.
(AlHujurot :12)
AsSady rohimahulloh berkata dalam tafsirnya :
yakni janganlah kamu mencaricari dan meneliti aib kaum muslimin dan tinggalkan muslimin sesuai keadaannya dan
bersikaplah melupakan tentang keadaannya yang jika kamu teliti akan nampak darinya apaapa yang tidak patut.
Aku katakan, perhatikan wahai saudaraku pembaca akan ucapan Imam AsSadi di atas,
bagaiamana dengan orang yang berilmu dan dai dari orang yang memiliki kehormatan dan
kemuliaan di masyarakat dan pada dirinya lebih dijaga dan ditutupi kesalahan dan
kekurangannya dan Nabi telah bersabda :

Tutupilah dosa-dosa kecil atau kemaksiatan dari orang-orang yang baik kecuali hukuman
berat.
Dan mereka haruslah menjauhi rasa hasad yaitu menginginkan hilangkan kenikmatan dari
seorang muslim. Aloh taala berfirman :

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki dari diri mereka sendiri, setelah nyata
bagi mereka kebenaran.29 (AlBaqoroh : 109)
Aloh taala berfirman :

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) disebabkab karunia yang Allah telah
berikan kepadanya? (berupa kenabian). Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan
Hikmah (jalan hidup) kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya
kerajaan yang besar.30 (AnNisa :54)

Dan dari kejahatan orang yang hasad jika ia hasad. (AlFalaq :5)
27

Ghibah menyebutkan sesuatu yang tidak disukai saudaranya walau benar ada padanya dan kalau tidak benar
disebut mencela. (Dalam Sunan Abu Dawud dengan sanad shahiih, Ibnu Katsir)
28
Alloh Taala mengharamkan ghibah sebagaimana mengharamkan bangkai. (Ibnu Jarir)
29
Yakni mereka mengetahui keutamaan Islam dan Rasulullah
penerj.
30
Yahudi dengki kepada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam disebabkan beliau boleh menikahi 9 wanita,
alu mereka katakana,Keinginanannya hanya menikah. Kemudian Allah mengingatkan mereka akan Ibrahim
dan keturunannya seperti Sulaiman dan Dawud yang telah Allah berikan alkitab, hikmah dan kerajaan yang
besar serta istri-istri yang lebih banyak daripada istri Rasulullah
. (Zubdah, 109-penerj)

32

Aku katakan, hasad adalah ahlak tercela dari ahlak Yahudi dan Nasrani bahkan merupakan
dosa yang menyebabkan Iblis durhaka kepada robbul alamin dan ingkar kafir Nya ketika ia
diperintah sujud kepada Adam lalu ia menolak. Alloh taala berfirman :

Alloh berkata kepada Iblis: "Apakah yang menghalangi kamu untuk bersujud (kepada Adam)
di waktu Aku menyuruhmu?" Iblis minta udzur31: "Saya lebih baik daripadanya : Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". 32 (Al Araf:12)
Qotadah rohimahulloh berkata : FirmanNya : Dia menolak dan sombong dan dia termasuk
orang-orang kafir, Musuh Alloh Iblis hasad kepada Adam karena karomah yang Alloh
berikan kepadanya dan ia mengatakan : Aku dari api dia dari tanah, itulah permulaan dosa
besar, musuh Alloh menyombongkan diri untuk sujud kepada Adam. (Dikeluarkan oleh Abu
Hatim dalam tafsirnya 2/93)
Dan dari Anas bin Malik bahwa Rosululloh

bersabda :

Janganlah kalian saling marah, hasad dan membelakangi dan jadilah kalian hamba Alloh
yang bersaudara dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya yang muslim
lebih dari 3 hari.
Dan dari Aisyah rodhiallohu anha berkata : Rosululloh

bersabda :

Sesungguhnya Alloh tidak mencinta kekejian maupun perbuatan keji, mereka mengatakan
sesuatu lalu kami kembalikan pada mereka, sesungguhnya Yahudi adalah kaum yang hasad
dan mereka tidak hasad pada kami atas sesuatu seperti hasad mereka pada kami atas salam
dan aamiin. (Diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan dishohihkan Syaikh kami AlAlbani 2/306
sebagaimana tertera dalam kitab Silsilah Shohihah)
Dan banyak atsar tentang tercelanya hasad di antaranya :
Abdul Aziz bin Sulaiman AlAbrosy berkata : Tidak ada bagi orang yang hasad kecuali ia
benci kepada tiap orang dan aku berpendapat menyendiri lebih baik bagi seorang pemuda
daripada duduk dengan orang jelek maka hendaknya ia bangkit dari sana kalau ia telah
duduk. (Syuabul Iman, Baihaqy, 14/156)
31

Udzur yang merupakan dosa terbesar. Seolah ia menolak sujud karena orang yang lebih utama tidak boleh
diperintah sujud kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Ia melihat asal penciptaannya tanpa melihat
kemuliaan yang besar, yaitu Allah mencipta Adam dengan tanganNya dan meniupkan ruh ciptaanNya kepada
Adam serta mengkiaskan dengan kias yang rusak yang menentang perintahNya. Oleh karena itu ia dinamakan
Iblis disebabkan ia telah ablas, putus asa dari rahmat Allah. Kias (analogi) dan pengakuannya bahwa api lebih
baik dari pada tanah salah. Api adalah materi yang cenderung merusak sedangkan tanah adalah materi yang
cenderung tenang dan kokoh. Tanah tempat tumbuhan, tambahan dan perbaikan. Iblis menghianati materinya
dan Adam mengambil manfaat materinya dengan kembali, tobat, tunduk, tenang, menerima perintah Allah,
mengakui dosa, meminta ampunan dan tobat. penerj
32
Hasan alBasri mengatakan bahwa orang pertama yang mengadakan kias adalah Iblis. Tidaklah matahari dan
bulan disembah kecuali karena kias. (Ibnu Sirin-penerj)

33

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : Hasad adalah salah penyakit dari
penyakit jiwa (hati) dan ia penyakit yang kuat tidak ada yang selamat darinya kecuali sedikit
oleh karena itu dikatakan : Tidak pernah kosong badan dari hasad. Akan tetapi orang
jelek/tercela menampakkannya dan orang baik menyembunyikannya. Dan dikatakan kepada
Hasan Basri : Apakah orang beriman hasad ? Beliau menjawab : Apa yang melupakanmu
kisah saudara-saudara Yusuf, tidak ada bapak bagimu ! Akan tetapi sembunyikan di dadamu
sesungguhnya tidak membahayakanmu selama kamu tidak melampaui tangan dan lisan .
Barangsiapa menemukan pada dirinya hasad kepada selainnya maka hendaklah ia bertkwa
dan sabar dan membencinya untuk dirinya (Amrodhul Qulub wa Syifaauha, 21-22)
Dan ketahuilah wahai saudaraku muslim, semoga Alloh memberkahimu, bahwa penyakit
hasad termasuk sebab pokok pengrusakan kehormatan manusia hususnya pencari ilmu
dan ulama, kami katakan ketika kamu tertimpa oleh hasad maka kasihinilah dirimu dan hatihatilah terhadap balasan takdir Alloh yang mana Dia sendirilah yang memuliakan,
menghinakan, mengangkat dan merendahkan seseorang atau kaum:

Katakanlah hai Muhammad, "Wahai rob yang mempunyai seluruh kerajaan, mengatur
seluruh mahlukMu dan Engkau berbuat sekehendakMu, Engkau berikan kerajaan kepada
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau
kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang
Engkau kehendaki. Di tangan Mu segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
segala sesuatu.(Ali Imron :26)

Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu... 33 (Ali Imron :128)
Jika kamu harus hasad maka hendaklah hasadmu hasad yang baik yang dinamakan dengan
ghibthoh dan yang telah dijelaskan Rosul pembawa petunjuk dengan sabdanya :
Tidak ada hasad kecuali pada dua : seorang yang Alloh beri harta lalu ia kuasakan atas
kebinasaannya pada kebenaran dan seorang yang Alloh beri hikmah maka ia tunaikan dan
amalkannya. (Muttafaq alaihi dari hadits Ibni Masud rodhiallohu anhu)
Dan dengan sabda Nabi
:Tidak ada hasad kecuali pada dua : seorang yang
diberi AlQuran lalu ia baca siang dan malam dan seorang yang diberi harta lalu ia dermakan
siang dan malam. (Muttafaq alaihi dari hadits Ibni Umar rodhiallohu anhu)
Dan kamu, semoga Alloh meluruskanmu, haruslah mempelajari ilmu yang bermanfaat dan
beramal sholih yang keduanya dengan ijin Alloh kebaikan yang membantumu mengalahkan
penyakit yang membunuh ini yang pada hakikatnya tidak membunuhmu kecuali dirinya.
Alloh taala berfirman :
Dan mereka juga harus menjauhi kebiasaan orang-orang yang suka mencari-cari kesalahan,
mengikuti aib dan mengintai ketergelinciran yang mana demikian itu termasuk perkara yang
dilarang syariat.

33

Ayat ini kalimat sisipan. Artinya Allah menguasai urusan orang-orang kafir. Jika Ia mau maka Ia binasakan,
menerima tobat atau menyiksa mereka..(Zubdah atTafsir, Syaukany, 84).

34

Dari Ibni Abbas rodhiallohu anhuma bahwa Nabi


bersabda : Barangsiapa
mendengarkan pembicaraan suatu kaum dan mereka tidak suka atau mereka lari darinya
maka dituangkan timah cair di telinganya di hari kiamat.
AlHafidz Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari 912/428) : ... Adapun ancaman dengan al
aanak itu merupakan balasan sesuai dengan perbuatan. Al aanak adalah timah cair dan
AdDawudy berkata dialah qoshdir (cairan besi).
Dan dari Ibni Umar berkata, Nabi

bersabda :

Hai orang-orang yang Islam dengan lisannya dan iman tidak sampai ke hatinya janganlah
kamu menyakiti, mencela dan membuka rahasia kaum muslimin sesungguhnya orang yang
membuka rahasia (aib) saudaranya yang muslim maka Alloh membuka aibnya dan
barangsiapa yang Alloh buka aibnya maka Ia bongkar meskipun di dalam rumahnya sendiri.
(HR.Tirmidzi)
Aku katakan, dan termasuk perkara yang dilahirkan dari memata-matai adalah mencela
kehormatan tanpa alasan yang benar sehingga memata-matai (tajassus) diharamkan
disebabkan adanya akibat yang sangat berbahaya dan aku telah menulis pembahasan ini
dengan risalah yang diberi muqoddimah oleh Al Allamah Ahmad AnNajmi hafidhohulloh
yang berjudul : (Tahdzirul Jalis wal Anis Min Fitnatil Jawasis, Peringatan Dari Fitnah Matamata) Semoga Alloh memudahkan terbitnya.
Dan termasuk buah dari orang yang suka hasad adalah melakukan perbuatan sia-sia dan tidak
menyibukkan diri dengan ilmu dan mengambil ilmu dari ahlinya oleh karena itu terjadilah
dari mereka apa yang terjadi. Wallohul mustaan.

Nasihat Kedelapan : Keterangan Dosa Melanggar Kehormatan Muslim


Tanpa Alasan Yang Benar dan Wajib Menjaga Lisan
Alloh taala berfirman :

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan pembicaraan rahasia, kecuali pembicaraan rahasia dari
orang yang menyuruh (manusia) bersedekah atau berbuat yang maruf34 atau mengadakan
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi pahala yang besar kepadanya. (AnNisa :114)
34

Perkara yang maruf adalah kebaikan, ketaatan dan setiap yang ditetapkan syariat dan akal
kebaikannya.(Taisir, 164-165 penerj)

35

Alloh taala berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia 35 dan di akhirat.
Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui. (AnNur :19)
Datang hadits dalam Shohihaini dari hadits Abi Bakroh rodhiallohu anhu bahwa Nabi
bersabda :

Sesungguhnya darah, harta dan kehormatan di antara kalian haram (mulia) seperti haramnya
harimu ini di bulanmu ini di negerimu ini hendaklah orang yang menyaksikan menyampaikan
kepada yang tidak hadir sesungguhnya orang yang menyaksikan mungkin menyampaikan
pada orang yang lebih paham daripadanya.36
Dan Nabi

bersabda :

Dan termasuk riba yang paling riba adalah menghina dan menyombongkan diri terhadap
kehormatan seorang muslim tanpa alasan yang benar. (HR. Abu Dawud dari hadits Said bin
Zaid dan lihat Shohih Jami, Syaikh kami Al Albani rohimahulloh no. 2203).
Dari Abi Huroiroh rodhialloh anhu, Rosulloh

bersabda :

Janganlah kamu saling hasad, bersaing dalam penawaran, marah, bermusuhan dan sebagian
kalian membeli atas pembelian yang lain jadilah kalian hamba Alloh yang bersaudara,
seorang muslim adalah saudara muslim yang lain tidak boleh mendhalimi, menghinakan dan
merendahkannya, ketakwaan iti di sini dan beliau mengisyaratkan ke dadanya tiga kali.
Cukup jelek bagi seorang merendahkan saudaranya yang muslim tiap muslim atas muslim
yang lainnya diharamkan darah, harta dan kehormatannya. (HR.Muslim)
Dan Abdillah bin Umar aku mendengar Rosululloh

35

bersabda :

Yaitu dengan dihukum. Ayat ini pengajaran ketiga bagi orang yang mendengar perkataan jelek maka
janganlah ia menyiarkan dan memperbanyak. (Ibnu Katsir)
36
Dalam hadits ini terdapat dalil bolehnya menyampaikan hadits kepada orang yang tidak paham dengan
syarat hapal dengan baik dan bolehnya ia disebut ahli ilmu, terdapat kaidah juga wajibnya menyampaikan ilmu
wajib kifayah dan terkadang bagi orang tertentu menjadi wajib ain, menekankan keharaman dengan
sesempurna mungkin dan mengulangi-ulang....(Fathul Bari, Ibnu Hajar, 3/576)

36

Barangsiapa syafaatnya (pembelaannya) menghalangi dijatuhkannya hukuman maka


sungguh menentang Alloh dan barangsiapa membela kebatilan dan dia mengetahuinya maka
ia senantiasa dalam murka Alloh sampai ia lepas darinya dan barangsiapa mengatakan pada
seorang beriman apa yang tidak ada padanya maka Alloh menempatkannya dalam lumpur
yang sangat lengket sampai ia keluar dari apa yang ia katakan. (HR.Abu Dawud dan
dishohihkan Syaikh kami Al ALbani dalam Shohih Jami no. 6196)
Dari Anas rodhiallohu anhu, Rosululloh

bersabda :

Ketika aku dinaikkan ke langit aku melewati satu kaum berkuku panjang dari tembaga yang
mencakar muka dan dada mereka maka aku bertanya : Siapakah mereka hai Jibril ? Ia berkata
: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia (ghibah) dan menginjak-injak
kehormatan mereka. (HR.Abu Dawud dan dishohihkan Syaikh kami Al ALbani dalam
Shohih Jami no. 5213)
Dan dikeluarkan oleh Imam Muslim dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa
Rosululloh
bersabda :

Tahukah kamu siapakah orang yang rugi ? Sahabat menjawab : Orang yang pada kami yang
tidak mempunyai uang dirham dan perabot. Rosululloh berkata : Sesungguhnya orang yang
rugi dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat,
puasa, zakat, dan dia mencela ini dan menuduh ini, memakah harta ini dan menumpahkan
darah ini dan memukul ini lalu ini diberi dari kebaikannya dan ini dari kebaikannya jika telah
habis kebaikannya sebelum diputuskan hukuman kepadanya diambil dari kesalahankesalahan mereka kemudian dilemparkan kepadanya kemudian ia dilemparkan kei dalam
neraka.
Dan hadits :

Hai orang-orang yang Islam dengan lisannya dan iman tidak sampai ke hatinya janganlah
kamu menyakiti, mencela dan membuka rahasia kaum muslimin sesungguhnya orang yang
membuka rahasia (aib) saudaranya yang muslim maka Alloh membuka aibnya dan
barangsiapa yang Alloh buka aibnya maka Ia bongkar meskipun di dalam rumahnya sendiri.
(HR.Tirmidzi)
Dari Abi Said AlKhudri rodhiallohu anhu dari Rosululloh
37

bersabda:

Ketika di waktu pagi hari anak Adam maka anggota badan semuanya tunduk kepada lisan
lalu berkata : Takutlah kamu pada Alloh, sesungguhnya kami tergantung kamu jika kamu
lurus maka kami lurus dan jika kamu bengkok maka kami bengkok. (HR.Ibnu Majah,
Syaikh kami mengatakan hadits hasan dan lihat Shohih Jami no. 351)
Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu, Rosululloh

bersabda:

Termasuk kebaikan seseorang adalah meninggalkan apa-apa yang tidak bermanfaat bagi
dirinya.
Dari Sahl bin Sad rodhiallohu anhu, Rosululloh

bersabda:

Barangsiapa menjamin bagiku apa yang di antara dua janggutnya (lisannya) dan apa yang di
antara dua kakinya maka aku jamin baginya sorga. (HR. Bukhori)
Dari Abdillah bin Amr rodhiallohu anhu, Rosululloh

bersabda:

Orang beriman tidaklah suka mencela, melaknat, berbuat keji dan jelek. (HR.Ahmad,
dihasankan oleh Syuaib Al Arnauth dalam Tahqiq Musnad Ahmad, 7/60)
Dikeluarkan oleh Imam Muslim dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu anhu bahwa
Rosululloh
bersabda :

Tahukah kamu apa yang disebut ghibah ? Sahabat menjawab : Alloh dan RosulNya yang
mengetahui. Beliau menjawab : Ghibah adalah menyebutkan saudaramu dengan apa yang ia
benci. Beliau ditanya : Bagaiamana kalau yang ada pada saudaraku seperti yang aku katakan
? Beliau menjawab : Bila padanya seperti yang kamu katakan maka kamu mengghibahi dan
jika tidak ada yang kamu katakan maka kamu membuat kebohongan padanya.
Dari Tsauban rodhiallohu anhu berkata, Rosululloh

bersabda:

Thuba (sorga dan pohon di sorga) bagi orang yang menguasai lisannya dan luas rumahnya
dan menangisi kesalahannya. (HR.Ahmad, dihasankan oleh Syuaib Al Arnauth dalam
Tahqiq Musnad Ahmad, no. 3929)
Di antara atsarnya adalah :
Dari Zaid bin Aslam dari ayahnya bahwa Umar masuk ke rumah Abu Bakar yang sedang
memegang lisannya dan berkata : Inilah yang menggiringku ke tempat penggirangan. (HR.
Musnad Bazzar, 1/163)

38

Dari Umar bin Khothob : Hai Ahnaf, barangsiapa yang banyak bicara banyak jatuh,
barangsiapa banyak jatuh maka sedikit rasa malunya dan barangsiapa sedikit malunya maka
sedikit hati-hatinya dan barangsiapa sedikit kehati-hatiannya maka mata di atasnya.
Dan dan datang dengan lafadz : Barangsiapa banyak bicara banyak jatuhnya dan barangsiapa
banyak jatuhnya maka banyak dosanya dan barangsiapa banyak dosanya maka neraka lebih
baik baginya. (Tidak shohih marfu dan lihat Dhoif Jami, Syaikh kami Al Albani no.5815)
Ibnu Abbas berkata sambil memegang lisannya : Celaka ! katakan yang baik atau diam dari
kejelekan niscaya kamu selamat. (Ahma dalam Zuhud, 3/96, dan Ibnu Mandhur, 4/248 dan
ditambah : dan jika tidak ketahuilah bahwa kamu akan menyesal.
Dari Ibni Masud berkata : Dan demi tidak ilah yang hak selain Dia tidak ada sesuatu yang di
atas bumi yang lebih membutuhkan lama dalam penjara selain lisan. (Shohih Targhib dan
Tarhib, Al Albani, 3/55)
Abu Darda berkata : Adillah telingamu pada mulutmu, sesungguhnya dijadikan buatmu dua
telinga dan satu mulut agar kamu banyak mendengar daripada bicara.
Hasan Basri berkata : Lisan adalah pemimpin badan jika ia jahat maka anggota badan jahat
dan jika ia baik maka anggota badan baik. (Ashmt, Ibnu Abid Dunya no. 59)
Dan termasuk bahaya lisan adalah adu domba di antara muslimin di mana dia adalah sifat
Iblisiah. Alloh taala berfirman :

Katakanlah hai Muhammad kepada hamba-hamba-Ku yang beriman: " Hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang lebih baik. Kalau tidak, maka sesungguhnya syaitan itu
berusaha menimbulkan permusuhan di antara mereka dan syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia.37 (AlIsra : 53)
Dan datang dalam Shohih Muslim dari hadits Jabir rodhiallohu anhu berkata, Rosululloh
bersabda :
Sesungguhnya setan telah putus asa agar disembah orang-orang yang sholat di jazirah Arab
akan tetapi ia berupaya terus memecah belah di antara mereka .
Imam Nawawi berkata : Maknanya setan putus asa agar disembah orang-orang di Jazirah
Arab akan tetapi ia berupaya dalam memecah belah di antara mereka dengan pertengkaran,
dendam, peperangan, fitnah-fitnah dan yang semacam itu. (Syarah Shohih Muslim, 9/192)
Dari Abi Musa rodhiallohu anhu dari Rosululloh

37

bersabda :

yakni orang-orang beriman diperintahkan untuk mengucapkan perkataan yang paling baik dalam
percakapan. Jika tidak melakukannya maka setan berusaha menimbulkan permusuhan, kejahatan,
percekcokan, pertentangan dan kerusakan. Karena setan adalah musuh Adam dan anak cucunya semenjak ia
menolak sujud kepada Adam. (Tafsir Ibnu Katsir : 53)

39

Ketika di waktu pagi Iblis memberi semangat tentara-tentaranya maka ia berkata : Bagi
yang dapat menghinakan seorang muslim pada hari ini aku akan beri mahkota padanya.
Rosululloh
bersabda : Lalu datang salah seorang tentaranya lalu ia berkata
aku terus menerus menggoda seorang muslim menceraikan istrinya, lalu ia berkata hampirhampir ia kawin lagi dan ia mendatanginya lalu ia berkata, aku terus menerus menggodanya
sampai ia durhaka kepada kedua orang tuanya, lalu ia berkata, hampir-hampir ia berbuat baik
kepada keduanya, dan ia mendatanginya lalu mengatakan, aku terus menerus menggodanya
sampai ia menyekutukan Alloh. Lalu Iblis berkata, Bagus, bagus, lalu tentaranya
mendatangi fulan lagi lalu berkata, aku terus menerus menggodanya sampai ia membunuh,
lalu Iblis berkata,Bagus, bagus, lalu ia mengenakannya mahkota. (HR.Ibnu Hibban dan
dishohihkan syaikh kami dalam Shohih Targhib dan Tarhib (2/317)
Maka hati-hatilah wahai hamba Alloh kamu tertimpa penyakit ini yaitu memecah
belah kaum muslimin husunya di antara mereka yang dalam satu manhaj yang lurus
dan pada kesempatan ini maka aku sampaikan nasihatku untuk orang yang ditimpa
penyakit ini agar bertakwa kepada Alloh dan berhenti dari dosa yang jelek ini dengan
tobat, kembali dan memperbaiki apa yang telah ia rusak. Alloh taala berfirman :

Maka barangsiapa bertobat setelah berbuat dholim dan memperbaiki diri maka
sesungguhnya Alloh menerima tobatnya sesungguhnay Alloh Maha Pengampun dan
Penyayang. (AlMaidah : 39)
Alloh taala berfirman :

Barangsiapa berbuat dosa dari kamu dengan kebodohan kemudian ia bertobat setelahnya
dan memperbaiki diri maka sesungguhnya Alloh Maha Pengampun dan Penyayang. ( Al
Anam : 54)

Kecuali orang yang bertobat dan beramal sholih maka merekalah yang Alloh ganti
kejelekan-kejelekan mereka dengan kebaikan dan adalah Alloh Maha Pengampun dan
Penyayang. (Al Furqon : 70)
Maka memecah belah di antara kaum muslimin termasuk salah satu dosa besar yang
membutuhkan tobat dengan sungguh-sungguh (Tobat nashuha), Alloh taala berfirman :

40

Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang benar, niscaya
Rabmu menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang
sungai-sungai mengalir di bawahnya, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan
dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rab kami, sempurnakanlah
bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu". (AtTahrim :8)
Dan taubat nashuha haruslah memenuhi empat syarat :
Pertama : Mencabut dosa-dosa dari dirinya
Kedua : Menyesal atas dosa yang diperbuat
Ketiga : Berniat keras untuk tidak mengulang dosa
Keempat : Jika ada hubungan dengan hak-hak kaum muslimin maka mengembalikannya.
Maka aku memohon kepada agar Alloh memberi karunia kepada kita semua dengan tobat dan
kembali kepadaNya dengan segera tidak diahirkan, Alloh taala berfirman :
Dan bertobatlah kepada Alloh semuanya hai orangorang beriman agar kamu beruntung. (AnNur : 31)

Nasihat Kesembilan : Tercelanya Debat dan Berlebihan Padanya

Dari Ubadah bin Shomit bahwa Rosululloh


keluar membawa berita
datangnya malam lailatul qodar, lalu dua orang lelaki dari muslimin berdebat, maka
Rosululloh
berkata : Sesungguhnya aku keluar untuk mengabarkan kepada
kalian malam lailatul qodar dan telah terjadi perdebatan dua orang fulan dan fulan lalu malam
itu diangkat dan semoga itu lebih baik bagi kalian maka carilah malam lailatulqodar pada
malam ke duapuluh tujuh, duapuluh sembilan dan duapuluh lima. (HR. Bukhori)
Dalam lafadz Muslim disebutkan :

41

Lalu datang dua orang lelaki kemudian setan menyuruh masing-masingnya meminta hak
lalu aku aku dilupakannya.
Imam Nawawi berkata dalam Syarah Muslim (4/197) : Dua orang laki-laki saling meminta
haknya dan mengaku paling berhak, dan padanya ada dalil bahwa perdebatan dan
perselisihan itu tercela dan merupakan sebab hukuman maknawiah.
Dan datang dalam Shohihain dari hadits Aisyah rodhiallohu anha dari Rosululloh
:

Sesungguhnya orang yang paling dibenci Alloh adalah yang pandai berdebat.
AlHafidz berkata dalam Fathul Bari (7/373) : perkataannya : (Bab firman Alloh :

Dan dia aluddul khishom), alladdu adalah debat pecahan dari kata alladdidaini dan keduanya
adalah bagian atas tengkuk dan artinya dari sisi mana saja ia ambil dari perdebatan maka
kuat, dan dikatakan maknanya selain itu.
Dan dari Muadz bin Jabal rodhiallohu anhu berkata, berkata Rosululloh

Aku menjamin satu rumah di sorga bagi orang yang meninggalkan perdebata meskipun ia
benar dan satu rumah di tengah-tangah sorga bagi yang meninggalkan dusta walaupun
bercanda dan satu rumah paling atas sorga bagi yang baik ahlaknya. (Shohih Targhib wat
Tarhib, 1/33)
Dari Maimun bin Mihron berkata : Janganlah kamu mendebat orang alim maupun orang
bodoh, sesungguhnya jika kamu mendebat orang alim maka ia simpan ilmunya darimu dan
jika kamu berdebat dengan orang bodoh sempit dadamu. (Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi,
3/142)
Aku katakan, dan atas dasar apa yang telah lewat penyebutannya, mendebat dan membantah
orang-orang bodoh dan ulama untuk membela dirinya dilarang. Adapun berdebat untuk
membela dan menampakkan kebenaran maka terpuji dan tandanya jika nampak kebenaran
baginya maka ia terima dan mengumumkan rujuknya kebalikan dengan yang pertama dan
atas dasar ini sesuai dengan sabda Rosululloh
:

42

Barangsiapa mencari ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan ulama atau mendebat


dengannya orang-orang bodoh atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya maka
Alloh memasukkannya ke dalam jahannam. (HR. Baihaqi dari hadits Abi Huroiroh
rodhiallohu anhu dan dishohihkan syaikh kami Al Albani dalam Shohih AlJami no. 6158)
dan lihat perkataan yang semisal ini dari Syaikh Utsaimin dalam kitab Al Ilmi hal 224-225.

Nasihat Kesupuluh : Wajibnya Bersungguh-sungguh Di Atas Satu Barisan

Sesungguhnya bersungguh-sungguh di atas satu barisan haruslah diperhatikan adanya


berdasarkan alkitab dan as sunnah serta di atas manhaj assalaf assholih. Alloh taala
berfirman :

Dan bersatulah kamu sekalian dan janganlah berpecah belah. (Ali Imron :103)

Dan jika kamu mendapat kebaikan maka menyedihkan mereka dan jika kamu ditimpa
kejelekan maka menyenangkan mereka. (Ali Imron :120)

dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,


yaitu orang-orang yang memecah belah agama 38 mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka
(dan merasa di atas kebenaran). 39 (ArRum : 31-32)

38

Yakni mengubah, mengganti, mengimani dan ingkar terhadap sebagian agama. Atau meninggalkan agama
seperti Yahudi, Nasrani, Majusi dan penyembah berhala serta seluruh agama yang batil. Maka pemeluk agama
sebelum kita berselisih di atas pendapat dan millah yang berbeda-beda. Demikian umat ini berselisih di atas
millah yang semuanya sesat kecuali satu yaitu orang-orang yang berpegang teguh dengan AlQur'an dan as
Ssunnah dan yang disepakati generasi pertama dari sahabat, tabiin dan ulama mereka. (Ibnu Katsir-penerj)
39
Lihat Fathul Qadir,1365 -penerj.

43

Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka terpecah menjadi
banyak golongan40, mereka bukan dari golonganmu sedikit pun41. Sesungguhnya urusan
mereka hanyalah (diserahkan) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada
mereka apa yang telah mereka perbuat pada hari kiamat. (AlAnam :159)
Dan telah tetap dalam kitab Shohihaini dari hadits Hudzaifah bin Yaman rodhiallohu anhu
dan padanya bahwa Rosululloh
bersabda :

Kamu berpegang dengan jamaah muslimin dan imam mereka. Aku berkata : Jika tidak
ada jamaah dan imam bagaimana ? Rosululloh
bersabda : Kamu jauhi
semua kelompok meskipun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu menjumpai maut
dan kamu dalam keadaan seperti itu.
Dan tetap dalam Mustdrak Hakim dan Ibni Abi Ashim dari hadits Umar bin Khothob
rodhiallohu bahwa Nabi
:

Kalian harus berpegang dengan jamaah dan jauhilah perpecahan sesungguhnya setan lebih
dekat bersama orang yang sendiri dan lebih jauh dari dua orang dan barangsiapa
menginginkan sorga yang paling tinggi maka haruslah bersatu. Dishohihkan syaikh kami Al
Albani dalam AsSunnah, Ibnu Abi Ashim.
Dan dari Numan bin Basyir bahwa Nabi

bersabda :

Bersatu adalah rahmat dan perpecahan adalah siksaan. Diriwayatkan Abdulloh bin Ahmad
dalam Zawaid AlMusnad dan berkata syaikh kami AlAlbani hadits hasan dan lihat Shohih
Jami no. 3109.
Abdulloh bin Masud rodhiallohu anhu berkata,Hai manusia kalian harus taat dan bersatu
sesungguhnya ini adalah tali Alloh azza wa jalla yang Ia perintahkan dengannya dan apa-apa
yang kamu tidak sukai dalam persatuan lebih baik daripada apa-apa yang kamu cintai dalam
perpecahan. (AsySyariah, Al Aajury, 13)
Imam AlBarbahari rohimahulloh berkata : Dan pondasi yang di bangun di atasnya
persatuan adalah sahabat Muhammad
dan mereka adalah ahlus sunnah wal
jamaah barangsiapa tidak mengambil dari mereka maka sungguh akan sesat dan jatuh dalam
bidah. (Syarhus Sunnah, 67)
40

Golongan-golongan yang sesat.


Mereka adalah ahli bidah, pembuat kerancuan agama dan orang-orang sesat serta yang sejenisnya dari
umat ini - penerj
41

44

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,AlJamaah adalah orang-orang yang bersatu tidak
memecah agama mereka dan bergolong-golongan, maka orang-orang yang memecah agama
mereka dan bergolong-golongan maka keluar dari jamaah dan sungguh Alloh berlepas diri
dari mereka. (Minhajus Sunnah, 3/458)
Dan Alloh telah memberi karunia padaku untuk menulis buku yang berjudul Al Wihdatul
Islamiyyah Alal Kitab was Sunnah an Nabawiyyah Izzul Ummah Al Muhammadiyyah
(Persatuan Islam Di Atas Kitab dan Sunnah Nabi Adalah Kemuliaan Umat Muhammad),
dengan pengantar Al Allamah AlHajury.

Nasiht Kesebelas : Berhati-hati Dari Penyusup dan Mata-mata Dalam


Dawah

Sesungguhnya yang wajib atas seorang muslim adalah berhati-hati dari orang-orang yang
masuk dan penyusup dalam dawah yang tidak ada keinginan bagi mereka kecuali
menyebarkan sebab-sebab perpecahan dan perselisihan di antara anak-anak aqidah yang satu
dan manhaj yang lurus dengan banyak macam makar dan tipu daya, terkadang dengan
menjelek-jelekkan para daI salafiah, terkadang dengan adu domba di antara mereka dan
upaya memecah belah kalimat (persatuan) mereka dan yang lain dengan memasukkan matamata di antara mereka. Dan secara hakikat bagaimanapun mereka menyembunyikan diri
suatu saat kelak Alloh akan bongkar kedok mereka sebagaimana kata Utsman bin Affan
rodhiallohu anu, Tidaklah seorang menyembunyikan rahasia kecuali akan Alloh
menampakkannya melalui raut wajah dan gerakan lisannya. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/260)
Dan bisa jadi dengan mengambil sampahnya dan berhianat. Adapun ahlus sunnah
alhamdulillah tidak mempunyai asap (kotoran). Maka ahli batil merasa sempit dada dengan
apa yang dimiliki ahli hak, sehingga tidak ada bersamanya selain menyebarkan kedustaankedustaan tentang ahlus sunnah dengan semua kekuatan yang ia miliki. Akan tetapi
bagaimanapun kebatilan disebarkan pasti akan datang apa-apa yang melumatkannya. Alloh
taala berfirman :

Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi
manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaanperumpamaan. 42 (ArRodu :17)

42

Lembah adalah perumpamaan hati, air atau emas dan perak adalah perumpaan ilmu dan hidayah, buih
adalah perumpamaan kebatilan, syahwat dan syubuhat. Di antara lembah ada yang besar dapat menyimpan
banyak air dan ada yang kecil menyimpan sedikit air. Demikian juga hati manusia berbeda-beda dan
bertingkat-tingkat kemampuan memahami ilmu. Jika buih berkumpul dengan air atau emas dan perak maka
buih akan sirna, demikian juga jika kebenaran berkumpul dengan kebatilan maka kebatilan akan hilang.

45

Maka Alloh azza wa jalla membela hamba-hambaNya yang sholih dan menepis dari mereka
tiap kejelekan dan hal-hal yang tidak disukai. Alloh taala berfirman :

Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni`mat. (AlHajj :38)

Dalam hadits qudsi disebutkan :

Barangsiapa memusuhi waliKu maka sungguh aku umumkan peperangan dengannya


(HR. Bukhori dari hadits Abi Huroiroh rodhiallohu anhu).
Dan pada hakikatnya peringatan ahlibatil terhadap ahlihak tidak lain hanyalah penyebaran
dan promosi bagi kebenaran dan benar penyair yang mengatakan :
Jika Alloh hendak menyebarkan keutamaan.maka dirahasiakan, kemudian Ia
menggerakkan untuknya lisan orang-orang yang dengki untuk menyebarkannya
Kalaulah tidak ada nyala api pada yang di sisinya.tentulah tidak diketahui bagus
wanginya sebuah potongan kayu
Dan benar syaikh kami Al Allamah Muqbil bin Hadi Al WadiI rohimahulloh ketika berkata
: Sesungguhnya menjelekkan dawah ahlus sunnah bagi kebanyakan manusia termasuk
promosi baginya.
Bagaimana ahli batil bersatu untuk melawan ahli hak, mereka tidak bisa membahayakan
kecuali diri mereka apakah cepat atau lambat. Alloh taala berfirman :

Kepada orang-orang beriman dikatakan43: "Sesungguhnya manusia (Abu Sufyan dan kawankawan) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka!", maka perkataan itu menambah keimanan orang-orang beriman dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung."44 (Ali Imron :173)
Alloh taala berfirman :

Sebagian salaf mengatakan bahwa kalau ia tidak bisa memahami ayat ia menangis karena Allah mengatakan
bahwa hanya orang yang berakal yang dapat memahami. penerj.
43
Yang mengatakan adalah orang Arab Badui utusan Abu Sufyan. (Zubdah atTafsir, 91)
44
Hasbunallah wa nimal wakil adalah perkataan Ibrohim ketika dilemparkan ke dalam api dan perkataan
Rasulullah
ketika ditakut-takuti bahwa persatuan pasukan musrik akan menyerbu
beliau.(HR.Bukhari dari Ibnu Abbas)

46

Bukankah Alloh yang mencukupi hambaNya. (AzZumar :36)


Dari hadits Ibni Abbas rodhiallohu anhuma :

Dan ketahuilah jika semua umat manusia bersatu untuk memberi manfaat padamu dengan
sesuatu mereka tidak memberi manfaat selain dengan sesuatu yang telah Alloh tetapkan
bagimu dan seandainya mereka bersatu untuk membahayakanmu dengan sesuatu mereka
tidak bisa membahayakanmu dengan sesuatu kecuali yang telah Alloh tetapkan padamu, telah
kering pena dan diangkat lembaran-lembaran. (HR.Tirmidzi dan dishohihkan Al Albani)
Apa pun adanya hendaknya berhati-hati dari para penyusup dawah salafiah tersebut dan
mengambil tangan mereka dengan kuat dengan menghalangi mereka menanam bibit-bibit
perpecahan dan perselisihan sebagaimana yang Alloh katakan :
Alhamdulillah dawah yang diberkahi ini mempunyai ulama yang hendaknya kembali
kepadanya pada perkara yang rumit sampai mereka menerangi jalan kita. Alloh taala berkata
:

Maka bertanyalah kepada orang yang mengetahui jika kamu tidak mengetahui. (AnNahl :
43)

Nasihat Keduabelas : Pentingnya Nasihat Ahlak yang Baik Dalam Islam

Dari Abi Darda dari Nabi

Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan amalan selain ahlak yang baik.
Dari Abdillah bin Amr, berkata,

Tidaklah Rosululloh
orang yang keji dan berlaku keji dan adalah beliau
berkata : Orang yang baik dari kalian adalah yang paling baik ahlaknya.

47

Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia mendengar Rosululloh
bersabda :

Maukah kalian aku kabarkan orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat
duduknya dariku pada hari kiamat ? Lalu para sahabat diam, maka Rosululloh
mengulangi pertanyaannya, maka para sahabat berkata : Ya, hai rosululloh. Rosululloh
berkata : Orang yang paling baik ahlaknya dari kalian.
Dari Abi Huroiroh bahwa Rosululloh

bersabda:

Sesungguhnya aku hanyalah diutus untuk menyempurnakan ahlak yang sholih.


Semua hadits di atas terdapat dalam Shohih Adabil Mufrod karya syaikh kami AlAlbani
rohimahulloh.
Dan termasuk ahlak yang baik adalah beradab kepada ulama dan para pencari ilmu dan
orang-orang yang berkedudukan. Dan semoga Alloh merahmati orang yang mengetahui
kadar dirinya, seandainya masing-masing orang mengetahui siapa dirinya tentu tidak akan
terjadi tindakan kurang ajar atau tidak sopan terhadap ahli ilmu dan para tokoh salaf akan
tetapi sebagaimana yang dikatakan Imam Sady ketika menafsirkan ayat :

Sesungguhnya orang-orang yang memanggilmu (Muhammad) di balik kamar istri-istimu


kebanyakan mereka tidak berakal (mengerti agama dan keharusan mengagungkanmu).
(AlHujurot : 4)
Maka beliau mengatakan :Maka adab seseorang menunjukkan akalnya.

Nasihat Ketigabelas : Sikap Yang Benar Terhadap Ahli Bidah dan Sesat
dan Di antara Mereka adalah Orang-orang Yayasan

Ketahuilah wahai saudaraku yang ditunjuki Alloh, sesungguhnya salaf telah sepakat
meninggalkan/menjauhi ahli bidah dan pengikut hawa nafsu.
Ibnu Qudamah rohimahulloh berkata dalam kitabnya Lumatul Itiqod hal. 33 : Dan
termasuk adalah meninggalkan ahli bidah dan menjauhi mereka, tidak berdebat dan
48

bertengkar mengenai agama, tidak menelaah kitab ahli bidah, mendengarkan ucapan mereka,
dan tiap perkara yang baru dalam agama adalah bidah.
Abu Utsman AshShobuny rohimahulloh berkata,Mereka, salafus sholih, bersamaan
dengan itu bersepakat untuk menekan dan menghinakan ahli bidah, menjauhi, tidak
berteman dan menyambung hubungan kekeluargaan dengan mereka, dan mendekatkan diri
kepada Alloh dengan menjauhi dan meninggalkan mereka. (Aqidah Salaf Ashabul Hadits,
123)
Abdulloh bin Dawud AsSindilah berkata : Termasuk tanda kebenaran adalah membenci
orang yang beragama dengan nafsu dan barangsiapa mencintai kebenaran maka sungguh
wajib baginya membenci pengikut nafsu yakni ahli ahli bidah. (Siyar AsSalaf wash
Sholihin, AtTaimy,3/1154)
Dari Ibi Qilabah : Janganlah kamu duduk-duduk dengan pengikut nafsu dan berdebat
dengan mereka, sesungguhnya aku tidak merasa aman mereka menenggelamkan kamu ke
dalam kesesatan mereka atau membuat kesamaran padamu apa yang kamu ketahui. (Sunan
Darimi, 1/120, Syarh Ushul, AlLalikaiy, 1/134, AsSunnah, Abdulloh bin Ahmad, 1/137,
Ibanah, Ibnu Bathoh, 2/435)
Dari Amr bin Qois AlMalaiy ,Janganlah kamu duduk-duduk bersama orang yang
menyimpang nanti ia menyesatkan hatiku. (Ibanah, 2/346)
Dari Ibrahim AnNakhoiy,Janganlah duduk dengan pengikut hawa nafsu karena duduk
dengan mereka menghilangkan cahaya iman dari hati, menghilangkan kebagusan wajah dan
mengakibatkan kebencian di hati orang-orang beriman. (Ibanah, 2/349)
Mujahid berkata,Janganlah kamu duduk dengan pengiktu hawa nafsu karena mereka
mempunyai penyakit seperti penyakit kudis.
Dari Ismail bin Ubaidillah,Janganlah kamu duduk-duduk dengan ahli bidah nanti ia
membuat hatimu berpenyakit dan janganlah kamu duduk-duduk dengan orang yang terfitnah
karena ia akan menyampaikan hujjahnya. (Ibanah, 2/443)
Berkata Mufadhol bin Muhalhil,Kalau ahli bidah yang kamu duduk bersamanya
menyampaikan kebidahannya niscaya kamu berhati-hati dan lari darinya akan tetapi ia
menyampaikan sunnah pada awal pembicaraannya kemudian memasukkan kebidahannya
padamu yang akan mengakar di hatimu, lalu kapan akan keluar dari hatimu. (Ibanah, 2/444)
Dari Hisyam bin Hisan,Hasan Basri dan Muhammad bin Sirin berkata,Janganlah kamu
duduk-duduk dengan pengikut nafsu, berdebat dengan mereka dan mendengar omongan
mereka. (Thobaqot Ibni Sad (7/1172), Sunan Darimi, 1/121, Syarhus Sunnah, AlLalikaiy,
1/133 dan Ibanah, Ibnu Bathoh, 2/444)
Berkata Hanbal bin Ishaq, Aku mendengar Abu Abdillah berkata,Tidak pantas seorang
duduk dengan ahli bidah, jangan bergaul dan bermesraan dengan mereka. (Ibanah, 2/475)

49

Dari Tsabit bin Ajlan,Aku menjumpai Anas bin Malik, Said bin Musayyab,Hasan Basri,
Said bin Jubair, Syabi, Ibrohim AnNakhoiy, Atho bin Abi Robah, Thowus, Mujahid,
Abdillah bin Abi Mulaikah, Zuhri, Makhul, AlQosim Abu Abdirrohman, Atho AlHurosani,
Tsabit AlBunany, Hakam bin Utbah, Ayyub AsSikhtiyani, Hamad, Muhammad bin Sirin,
Abu Amir dan dia berjumpa dengan Abu Bakr asShiddiq- Yazid ArRqosy, Sulaiman bin
Musa, mereka semua memerintahkanku bersatu dan melarangku dari pengikut nafsu (ahli
bidah). (AlMarifah, AlFawy, 3/491-492) dan Syarhus Sunnah, AlLalikaiy, 1/133)
Lihat keterangan lebih lanjut kitab Ijma Ulama An Hajr Kutubi Ahli Bidah wal Ahwa,
karya Akh Dhohawy.
Aku katakan termasuk ahli bidah dan golong-golongan adalah orang-orang Yayasan
Hizbiyyah dan Alloh telah memudahkan aku untuk menulis tentang mereka sekitar tiga
risalah, alhamdulillah, yang mematahkan tempat tidur dan memanaskan mata mereka :
Risalah pertama dengan judul : Hukmul Ulama fi Jumiyyah AlHikmah, wal Ihsan, wal Birr,
wat Taqwa, wa Jumiyyah Atturots am Ha Ula. (Hukum Ulama Terhadap Yayasan
AlHikmah, Al Ihsan, Al Birr, AtTakwa, AtTurots Atau Mereka)
Kedua : Mahlan Ya Duatut Tamyii (Pelan-pelan Hai Dai-dai Lembek)
Ketiga : Siham AlWadiiyyah fi Nuhur Aqthob Al Jumiyyat AlHizbiyyah
Aku katakan, bagi yang hendak memicingkan mata atau memperolok : kasihinilah dirimu,
dan sungguh bagus penyair yang mengatakan :
Persedikitlah atas mereka tidak ada bapak bagi bapakmudari celaan atau tutuplah
tempat yang mereka tutup
Maka alhamdulillah kebatilan di sisi kami di bawah kaki kami, kami menasihati dengan
sepenuh mulut dan amal kami, kami menyaksikan itu. Dan kami katakan demikian karena
perintah Alloh taala : Adapun dengan nikmat robbmu maka ungkapkanlah dan karena
hadits Shofiyyah sampai tidak tersisa bagi orang yang menghunuskan kebatilan yakni
penyusup atas dai dawah sunnah dan kebenaran ini. Adapun menyebarkan isu dengan satu
dua lembaran kertas di sini dan di sana untuk mendapatkan sesuatu atau mencela tidaklah
mengurangi kehormatan ahlil hak yang mana jalan demikian itu telah diperingatkan oleh
Rosululloh
dan telah beliau terangkan penyimpangan orangnya sebagaimana
yang dijelaskan hadits Aisyah rodhiallohu ana, ia berkata : Rosululloh
membaca ayat :

50

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu(Muhammad). Di antara isi nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat45 itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lainnya
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat46 untuk menimbulkan fitnah
(kesesatan) 47 dan untuk mencari-cari ta'wilnya 48, padahal tidak ada yang mengetahui
ta'wilnya49 melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengetahui
tawilnya50 berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat51, semuanya itu dari
sisi rob kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang
yang berakal. (Ali Imron :7) Ia berkata : Rosululloh
berkata,Jika kamu
melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat atau yang perkara yang samar maka merekalah
yang dinamakan Alloh : Hati-hatilah dari mereka.
Dan faidah-faidah yang lainnya masih banyak dan banyak dan apa yang aku katakan Insya
Alloh mencukupi bagi yang mencari kebenaran dan petunjuk. Wallohul mustaan.

Nasihat Keempatbelas : Berhati-hati dari Majlis Ahli Batil Siapa pun


Mereka (Ahli Bidah atau Fasiq)

Alloh taala berfirman :

Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dhalim52 yang menyebabkan
kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun
selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.(Hud : 113)

45

Ayat-ayat muhkamat adalah ayat-ayat yang terang dan tidak ada kesamaran padanya. Ayat-ayat
mutasyabihat adalah ayat-ayat yang bagi kebanyakan atau sebagian manusia tersamar pendalilannya.
Barangsiapa mengembalikan ayat-ayat mutasyabihat kepada ayat-ayat muhkamat maka ia mendpat hidayah
dan barangsiapa menyamarkan ayat-ayat maka ia sesat.- penerj
46
Mengandung makna ayat muhkam dan makna mutasyabihat dilihat dari sisi lafadz dan susunannya bukan
maksudnya. .- penerj
47
Menyesatkan dan menyamarkan bahwa mereka berdalil dengan AlQur'an atas kebidahannya. Sebagaimana
Nasrani berdalil Isa ruh Allah tetapi tidak melihat ayat yang muhkan bahwa Isa adalah hamba Allah. .- penerj
48
Memalingkan ayat dari teks ayat tanpa dalil yang mendukung. .- penerj
49
Tawil (tafsir) hakikat-hakikat. .- penerj
50
Dalam pengertian keterangan-keterangan ayat .- penerj
51
mereka mengembalikannya kepada ayat-ayat muhkamat di mana ayat-ayat saling membenarkan tidak saling
bertentangan. Semua ayat-ayat muhkam dan mutasyabihat dari Allah. Oleh karena itu Allah berkata .- penerj
52
Janganlah kamu minta tolong kepada orang-orang dhalim sehingga seolah kamu ridha terhadap perbuatan
mereka. .- penerj

51

Alloh taala berfirman :

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an yang berisi larangan
duduk dan ridha bersama orang-orang yang memperolok dan mencela ayat-ayat53 Allah,
maka janganlah kamu duduk beserta mereka (baik yang memperolok orang Islam, kafir atau
munafik), sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau
kamu berbuat demikian) dan tidak melarang mereka, kamu berdosamu seperti. Sesungguhnya
Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam
Jahannam. (AnNisa :140)

Apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok dan mendustakan ayat-ayat Kami,


maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain yang
tidak mendustakannya54. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka
janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang dhalim itu sesudah teringat (akan larangan
itu). (Al Anam : 68)
Dan dari Aisyah rodhiallohu anha, Rosululloh

membaca ayat ini :

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu(Muhammad). Di antara isi nya
ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lainnya
mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka
mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah
(kesesatan) dan untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengetahui tawilnya berkata:
"Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi rob kami." Dan
tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal. (Ali
Imron :7) Ia berkata : Rosululloh
berkata,Jika kamu melihat orang-orang
yang mengikuti ayat-ayat atau yang perkara yang samar maka merekalah yang dinamakan
Alloh : Hati-hatilah dari mereka. (Muttafaq alaihi)
Berkata Imam Al Auzaiy : Barangsiapa menutupi dari kami bidahnya maka tidak
tersembunyi bagi kami temannya. (AlIbanah, Ibnu Bathoh, 2/479)

53

Sebaliknya bila mendengar ayat-ayat Allah haruslah mengagungkan dan medengarkannya. Termasuk orang
yang memperolok ayat-ayat Allah adalah ahli bidah karena mereka membela kebatilan bahkan hadir dalam
majlis fasik dan maksiat dilarang karena di dalamnya perintah dan larangan Allah diremehkan.(Taisir, 173) .penerj
54
Dalil dilarangnya duduk di majlis ahli bidah. (Fathul Qadir, 530 .- penerj )

52

Muhammad bin Ubaidillah Al Falab, Pengikut hawa nafsu menyembunyikan segala sesuatu
kecuali berlemah lembut dan persahabatan.
Ibnu Bathoh berkata, Dan kenalilah tiap orang dengan teman dekatnya, semoga Alloh
melindungiku dan kamu dari orang-orang yang terfitnah. (Al Ibanah AlKubro, 1/49)
Dan sungguh bagus orang yang mengatakan : Teman adalah awan. Dan ucapan :
Barangsiapa yang duduk bersama maka mengikuti. Dan milik Alloh mutiara orang yang
mengatakan :
Maka nilailah tanah dengan yang sejenis.dan nilailah kawan dengan kawannya.
Dan ucapan yang lain :
Jika kamu pada suatu kaum maka berkawanlah dengan orang yang paling baik dan
jangan berkawan dengan orang rendah nant kamu jatuh hina bersama yang rendah
Jangan kamu tanya tentang seseorang tetapi tanyalah teman dekatnya maka tiap teman
dekat dengan teman dekatnya itu mengikuti
Dan yang lain berkata :
Berkwanlah dengan orang yang utama dan beragama maka seseorang dinasabkan kepada
teman dekatnya
Dan yang lain berkata :
Janganlah kamu berteman terman yang jahat hati-hatilah kamu dan dia
Berapa banyak orang bodoh menyesatkan orang pandai manakala ia berteman dengannya
Seseorang disamakan dengan orang karena seseorang itu apa yang ia inginkan
Dan manusia pada manusia ada kias-kias dan kemiripan
Dan pada mata cukup bagi bagi mata dari ucapan dua mulutnya.
Maka, hati-hatilah, hai saudara yang dijaga Alloh, dari teman dudukmu pengikut hawa nafsu
dan ahli maksiat nanti mereka menyesatkanmu dan bersungguh-sungguhlah mendapatkan
teman duduk jika kamu mengingatkan Alloh ia membantumu dan jika kamu lalai ia
mengingatkanmu.

53

Nasihat Kelimabelas: Keterangan Kedudukan Memaafkan Dalam Islam

Jadilah engkau pema`af 55dan suruhlah orang mengerjakan yang ma`ruf, serta berpalinglah
daripada orang-orang yang bodoh. (AlAraf :199 )

Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan pertolongan dan
kemenangan atas orang-orang beriman56. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. (AlBaqoroh : 109)

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya (pihak wali terbunuh dan
ia telah mengambil tebusan), hendaklah mengikuti dengan cara yang baik, jika ia menerima
tebusan, dan si pembunuh hendaklah membayar kepada yang memberi ma'af dengan cara
yang baik tidak memudharatkan. Disyariatkan mengambil tebusan bagi yang memaafkan
adalah suatu keringanan dan rahmat dari rob. Barangsiapa yang melampaui batas yaitu
membunuh si pembunuh sesudah pihak wali terbunuh mengambil diat, maka baginya siksa
yang sangat pedih.(AlBaqoroh : 178)

Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal
sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka berikanlah seperdua dari mahar
yang telah kamu berikan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema'afkan (maka tidak wajib
baginya memberikan separoh maharnya) atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan
nikah (suami) dan saling mema'afkan itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu
melupakan kebaikan di antara kamu bahkan perguakanlah kebaikan itu. Sesungguhnya Allah
Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan dan akan membalasnya. (AlBaqoroh : 237)

Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu
kesalahan orang lain maka yang yang demikian itu termasuk amal yang mendekatkan kamu
kepada Allah dan memberimu pahala yang besar. Dan Allah Maha Pema`af lagi Maha
Kuasa.(Kuasa menyiksa dan marah kepada hamba-hambaNya) (AnNisa :149)
55

Termasuk memaafkan adalah memudahkan urusan sebagaimana yang Rasulullah


perintahkan,Mudahkanlah janganlah mempersulit dan berilah kabar gembira dan janganlah membuat orang
lari. (HR.Muslim) penerj
56
Ayat ini diganti hukumnya dengan ayat yang memerintahkan perang kepada orang-orang kafir manakala
kaum muslimin kuat. Lihat surat anNisa :89 -penerj.

54

maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, mudah-mudahan mereka tobat dan mendapat
hidayah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (AlMaidah :13)

Dan janganlah orang-orang yang bersedekah dan berbuat kebaikan serta berlebihan
harta di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan)
kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah
pada jalan Allah, 57 dan hendaklah mereka mema`afkan dan berlapang dada. 58 Apakah
kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?59 Dan Allah adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (AnNur : 22)

Balasan suatu kejelekan adalah kejelekan yang serupa,60 maka barangsiapa tidak membalas
kejelekan itu dan islah dengan memaafkan orang yang mendhalimnya maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah. 61 Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.(AsySyuro
: 40)

Dari Abi Huroiroh rodhiallohu anhu : Bahwa seorang lelaki mencela Abu Bakr dan Nabi
duduk dan beliau merasa takjub dan tersenyum ketika Abu Bakr telah banyak
membantah ucapan lelaki itu maka beliau marah dan berdiri meninggalkan tempat kemudian
Abu Bakr menemuinya lalu bertanya : Hai rosululloh, ia mencelaku dan anda duduk, ketika
aku membantah sebagian ucapannya, anda marah dan berdiri ? Nabi
berkata :
Sesungguhnya sebelumnya ada seorang malaikat bersamamu membelamu, ketika kamu
membantah sebagian ucapannya lalu setan datang duduk, maka aku tidak akan duduk
bersama setan. Kemudian beliau berkata,Hai Abu Bakr tiga semuanya benar : tidaklah
57

artinya janganlah kamu bersumpah untuk tidak menyambung silaturrahim dengan kerabatmu, orang-orang
miskin dan muhajirin. (Ibnu Katsir)- penerj
58
Abu Bakar bersumpah tidak akan memberi nafkah kepada Misthoh bin Utsatsah anak bibinya dan termasuk
orang miskin yang hijrah karena Misthoh ikut menuduh Aisyah. Setelah Alloh Taala menurunkan ayat tentang
sucinya Aisyah, orang-orang yang menuduh telah diberi hukum dengan setimpal dan mereka (orang-orang
beriman) telah bertobat maka Alloh Taala memerintahkan Abu Bakar menyambung hubungan dengan
Misthoh lagi. (Ibnu Katsir) - penerj
59
Karena balasan sesuai dengan amal-amal. Sebagaimana kamu mengampuni kesalahan orang yang berbuat
dosa kepadamu maka Alloh Taala juga mengampuni dosamu. (Ibnu Katsir) - penerj
60
Semakna dengan alBaqoroh :194. (Ibnu Katsir)
61
Sebagaimana disebutkan dalam hadits,Tidaklah seorang hamba memaafkan kecuali Alloh Taala menambah
kemuliaannya. (HR. Muslim, Ibnu Katsir)

55

seorang didholimi dengan satu aniaya lalu ia memaafkannya karena Alloh kecuali Alloh
memuliakan dengannya dan Ia tolong, tidaklah seorang membuka pintu pemberian (memberi)
yang ia niatkan menyambung hubungan silaturahim kecuali Alloh tambah dengan harta yang
banyak dan tidaklah seseorang membuka pintu permintaan (meminta) yang ia niatkan
memperbanyak hartanya kecuali Alloh mempersedikit.( HR. Ahmad dalam Musnadnya dan
dishohihkan AlAlbani dalam AshShohihah, 5/271)
Imam Nawawi berkata,Sabda Nabi Nabi
Tidaklah seorang hamba
menambah pemaafan kecuali Alloh tambah pemaafan. Padanya juga ada dua penafsiran :
Pertama : Sesuai teks haditsnya, bahwa orang yang dikenal memaafkan akan memimpin dan
dihormati dan bertambah mulia dan terhormat.
Kedua : Yang dimaksudkan pahala dan kemuliaannya di ahirat.
Aku katakan, sesungguhnya yang demikian itu adalah dalam rangka mengamalkan dalil yang
didasarkan pada ayat-ayat dan hadits-hadits yang mendorong memaafkan, dan aku bersaksi
pada Alloh bahwa aku telah memaafkan62 orang-orang yang membicarakan kejelekanku, dan
aku meminta pada Alloh membimbing kita semua bagi apa yang Ia cintai dan ridhoi dan juga
mengamalkan hadits Abi Huroiroh yang bunyinya :
Barangsiapa mempunyai kedholiman bagi seseorang dari kehormatannya atau sesuatu maka
hendaklah ia minta dihalalkan darinya sebelum terjadi hari tidak ada dinar dan dirham, jika ia
mempunyai amal sholih akan diambil darinya seukuran kedholimannya dan jika tidak punya
kebaikan maka diambilkan kejelekan dari orang yang dianiaya lalu dibebankan padanya.
(HR.Bukhori)
Maka aku sungguh meminta maaf dan menyeru tiap orang yang aku aniaya dengan sengaja
atau tidak sengaja, jika telah memaafkanku maka alhamdulillah semoga Alloh membalasnya
dengan kebaikan dan jika ia memandang perlu adanya qishosh maka hendaklah ia teliti apa
yang ia katakan dan ambillah haknya dengan apa yang membuat ia ridho. Dan Alloh lah
tempat meminta pertolongan, bertawakkal dan Dialah yang mencukupi kita dan sebaik-baik
yang disandari.

Nasihat Keenambelas : Kasidah dengan Judul : Teman Dekat Adalah


Orang yang Jujur

62

Demikian kami memaafkan atas perbuatan mereka yang menjatuhkan dan menghina kehormatan saya,
semoga kita mendapatkan taufiq dan hidayahNya amiin.

56

Imam Syafiiy rohimahulloh berkata :


Jika seorang tidak memperhatikanmu kecuali dengan memaksakan diri *** maka
tinggalkanlah dia dan jangan kamu banyak menyesalinya
Maka pada manusia terdapat perubahan-perubahan dan dalam kesendirian terdapat
ketenangan *** dan dalam hati terdapat kesabaran untuk kekasih walaupun ia berlaku kasar
Maka tidaklah tiap orang yang kamu inginkan dengan nafsumu diinginkan oleh hatimu ***
dan tidak tiap orang pilihanmu adalah orang pilihan
Jika persahabatan tidak bersih secara alami *** maka tidak ada kebaikan dalam kecintaan
yang datang dengan berpura-pura
Dan tidak ada kebaikan dalam kesendirian menghianati kekasihnya *** dan menjumpainya
dari cinta yang jauh dengan kekakuan
Dan mengingkari kehidupan yang telah mendahului perjanjiannya *** dan menampakkan
rahasia yang kemarin tersembunyi
Kuucapkan selamat jalan pada dunia jika tidak ada *** teman yang jujur yang tepat janji
dan adil
Dan terahir aku memohon kepada Alloh yang Maha Tinggi dan Kuasa agar aku diberi taufik
pada nasihat-nasihat ini yang aku butuhkan pertama kemudian aku nasihatkan dengannya
saudara-saudaraku kedua dan masing-masing kita membutuhkan nasihat-nasihat dan
pengarahan-pengarahan. Maka kebenaran adalah lebih berhak untuk diikuti dan segala puji
bagi Alloh yang awal dan ahir.
Ditulis oleh :
Abu Abdis Salam Hasan bin Qosim AlHasani ArRoimy
Imam dan Khothib Masjid Al Imam AlWadiiy, Taiz AlJauban Mufarriq Az Zahidah, 6
Robiul Akhir 1431H.

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

Anda mungkin juga menyukai