HASMI
Himpunan Ahlussunnah Untuk Masyarakat Islami
i
PENGANTAR
DEWAN PIMPINAN PUSAT
(DPP) HASMI
iii
“Katakanlah (wahai Muhammad), samakah orang-orang yang
berilmu dan yang tidak berilmu?” (QS. az-Zumar [39]: 9)
“Orang-orang yang menyeru kepada tuhan selain-Nya tidaklah
ia memiliki syafa’at kecuali orang-orang yang bersaksi dengan hak
dan mereka mengetahui (berilmu).” (QS. az-Zukhruf [43]: 86)
iv
v
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vii
BAGIAN I
Hanya Islam..!! ...................................................................... 1
BAGIAN II
Ibadah .................................................................................... 16
BAGIAN III
Al-Iman .................................................................................. 19
BAGIAN IV
Tauhid .................................................................................... 26
BAGIAN V
Syirik....................................................................................... 52
BAGIAN VI
La Ilaha Illalloh ...................................................................... 65
BAGIAN VII
Rukun Iman............................................................................ 92
vii
viii
BAGIAN I
HANYA ISLAM..!!
ا
“Barangsiapa mencari (menganut) agama selain dari agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima dari padanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali
‘Imron [3]: 85)
1
Alloh yang diutus kepada kita, Muhammad .
Islam pun adalah agama yang dibawa oleh Nabi Musa dan
Nabi „Isa . Nabi Musa bukanlah pembawa agama Yahudi dan
Nabi „Isa bukan pula pembawa agama Nashroni (Kristen).
Kedua agama tersebut, yaitu agama Yahudi dan
Nashroni, bukanlah agama Alloh tetapi merupakan agama
batil sebagai bentuk penyelewengan dari agama Islam, yang
dihubungkan kepada kedua nabi tersebut, dari orang-orang
yang mengaku sebagai pengikut-pengikut mereka.
2
3
hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap semua
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka suatu keberatan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.” (QS. an-Nisa’ [4]: 65)
4
4. Islam berarti penyerahan diri kepada Alloh dengan beriman
dan bertauhid kepada-Nya serta mengikuti syari‟at-Nya yang
dibawa oleh para rosul-Nya.
“Siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang
ikhlash menyerahkan dirinya kepada Alloh, sedang dia pun
mengerjakan kebaikan dan mengikuti agama Ibrohim yang
lurus.” (QS. an-Nisa’ [4]: 125)
“Barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Alloh,
sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguh-
nya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh (yaitu
Laa Ilaha Illalloh).” (QS. Luqman [31]: 22)
5
Rosululloh bersabda:
ُ
هللا َوج ِق ْي َم ُ ْ ُ ً َ ُ َّ َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ
ِ (( ِلَاشالم أن حش َهد أن ال ِإله ِإال هللا وأن مح َّمدا َزشىل
َ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َّ َ ْ ُ َ َ َ َّ
اش َخط ْع َت ِإل ْي ِه ان َوج ُح َّج ال َب ْي َت ِإ ِن الصالة وجؤ ِحي الزكاة وجصىم زمض
ً
)) َش ِب ْيال
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tiada Illah yang
berhak diibadahi selain Alloh dan Muhammad adalah rosul-
Nya, mendirikan sholat, menunaikan zakat, shoum di bulan
Romadhon dan pergi haji jika engkau mampu (melakukan
perjalanan).” (HR. Muslim No. 8, Abu Dawud No.
4695, Tirmidzi No. 2610, Ibnu Majah No. 63 dan
Nasa’i No. 5005)
6
mempunyai kekuasaan, kesanggupan dan sifat-sifat ketuhanan
selain Alloh .
Syahadat ini dinamakan kalimat tauhid, yang menolak
adanya syarik (sekutu) bagi Alloh dalam ke-Tuhanan-Nya.
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam;
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thoghut dan
beriman kepada Alloh, maka sesunguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat (yaitu La Ilaha Illalloh) yang
tidak akan putus, dan Alloh Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. al-Baqoroh [2]: 256)
Rosululloh bersabda:
ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
هللا َح ُس َم َمال ُه َو َد ُم ُه ُْ ْ ُ َْ ُ
ِ ال ال ِإله ِإال هللا وكف َس ِب َما ٌعبد ِمن دو ِن (( من ق
ََ ُ ُ َ َ
)) هللا
ِ و ِحصابه على
“Barangsiapa yang mengatakan bahwa tiada Ilah yang berhak
diibadahi selain Alloh dan kafir terhadap apa yang diibadahi
selain Alloh, haramlah harta dan darahnya (keduanya tidak
boleh diganggu) dan Alloh-lah yang akan menghitung (amal
perbuatan)nya.” (HR. Muslim No. 34 dan Ahmad No.
15313)
7
8. Arti syahadat Muhammad Rosululloh , bahwa beliau adalah
utusan Alloh yang terakhir, yang diutus kepada seluruh
hamba-Nya, baik jin maupun manusia, kepada seluruh bangsa,
hingga datangnya hari kiamat, yang bertugas menyampaikan
agama-Nya.
Beliau harus dipercayai dan ditaati dengan sepenuhnya,
maka tidak ada lagi jalan menuju kepada Alloh selain
melalui syari‟at yang diajarkannya. Bermaksiat kepadanya
berarti bermaksiat kepada Alloh . Siapa yang mendusta-
kannya dalam perkara sekecil apa pun, berarti telah keluar dari
agama Alloh . Percaya dan yakin bahwa beliau telah
menyampaikan risalah Alloh dan tidak mensyari‟atkan apa
pun juga selain apa yang diwahyukan kepadanya.
8
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah mengutusmu untuk
menjadi saksi dan pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan serta untuk menjadi penyeru kepada agama Alloh
dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.”
(QS. al-Ahzab [33]: 45-46)
9
Rosululloh bersabda:
َ َّ ُ ً َّ َ ْ َ ْ َ ْ ُ
)) الى ِب ُّي ْىن (( َوأ ْز ِشل ُت ِإلى الخل ِق كافت َوخ ِخ َم ِبي
“Aku diutus kepada seluruh umat manusia dan para nabi
diakhiri olehku.” (HR. Bukhori No. 2755, Muslim No.
812, Tirmidzi No. 1473, Nasa’i No. 3037, Ibnu Majah
No. 560 dan Ahmad No. 7269)
Rosululloh bersabda:
َ (( َف َم ْن َز ِغ َب َع ْن ُش َّىتي َف َل ْي
)) ض ِم ِ ّني ِ
“Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukanlah
golonganku.” (HR. Bukhori No. 4675, Muslim No. 2487,
Nasa’i No. 3165 dan Ahmad No. 13045)
“Telah sempurnalah kalimat Robbmu (al-Qur'an), sebagai
kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah
kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am [6]: 115)
10
10. Syari‟at Islam dibawa oleh Rosululloh junjungan kita, Nabi
Muhammad yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Baik
kehidupan khusus keagamaan ataupun kehidupan umum
keduniawian. Syari‟at ini berlaku sampai hari kiamat. Tidak ada
syari‟at atau undang-undang manapun yang dapat menandinginya.
Barangsiapa menganggap ada syari‟at atau undang-
undang lain yang dapat menandinginya, maka orang itu
adalah orang musyrik, walaupun mengaku dirinya Muslim
dan memiliki nama dengan nama Islami.
Hal ini dikarenakan anggapan seperti itu berarti bahwa
pembuat syari‟at atau undang-undang lain tersebut adalah
tandingan yang seimbang bagi Alloh dan ini adalah hakikat
kesyirikan yang sebenarnya.
11
12
dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara ka-
lian. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal
kalian. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kalian,
Alloh mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah
(kita) kembali.” (QS. asy-Syuro’ [42]: 12-15)
Rosululloh bersabda:
َُ َ َّ َّ َ ُ َ َّ َ ْ َ َُ َ َ َ
)) اع ُد ِم َن الىا ِز ِإال َوق ْد َب َّي َن لك ْم
ِ (( ما ب ِق َي ش ْي ٌء ًق ّ ِس ُب ِمن الجى ِت وٍب
“Tidak ada sedikit pun dari hal-hal yang dapat mendekatkan
(diri) ke surga dan menjauhkan dari neraka, kecuali
semuanya telah dijelaskan kepada kalian.” (HR. Thobroni)
Abu Dzar berkata:
َ َ َّ َّ اح ْي ِه في
الص َم ِآء ِإال ذك َس
َ ْ ََ
َ طائس ًُ َق ّل ُب َج َى ُ ْ ُ ُُّ ْ ََ
ِ ِ (( لقد جى ِف َي َزشىل
ِ ٍ ِ هللا وما ِمن
ْ َ
)) ل َىا ِم ْى ُه ِعل ًما
“Sesungguhnya Rosululloh telah wafat dan tidak ada satu
ekor burung pun yang mengepakkan sayapnya di udara ke-
cuali telah beliau sebutkan kepada kami tentang ilmunya.”
(HR. Ahmad 5/153 dan Thobroni)
“Hari ini telah Ku-sempurnakan buat kalian agama kalian
dan telah Ku-cukupkan nikmatKu buat kalian serta Ku-
ridhoi Islam sebagai agama kalian.” (QS. al-Maidah [5]: 3)
13
12. Seorang Muslim harus menerapkan Islam dengan sungguh-
sungguh dalam seluruh aspek kehidupannya, dan berusaha me-
masuki Islam secara kaffah (keseluruhan). Ia harus berpikir
Islami, berkeluarga Islami, bermasyarakat Islami dan seluruh
aspek kehidupannya pun harus Islami. Tidak mencampur ke-
hidupannya dengan hal-hal yang tidak Islami, dan tidak meng-
khianati keislamannya, baik di hadapan para makhluk atau di
hadapan al-Kholiq yang jauh dari penglihatan makhluk-
makhluk-Nya.
14
“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Alloh dan
orang-orang yang kafir berperang di jalan thoghut, sebab itu
perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya
tipu daya syetan itu adalah lemah.” (QS. an-Nisa’ [4]: 76)
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan ke-
baikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam ber-
buat dosa dan pelanggaran.” (QS. al-Maidah [5]: 2)
Rosululloh bersabda:
َ ُ َ ْ َ
)) (( ال ًُؤ ِم ُن أ َح ُدك ْم َح َّتى ًُ ِح َّب أل ِخ ْي ِه َما ًُ ِح ُّب ِل َى ْف ِص ِه
“Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian,
hingga dia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya
sendiri.” (HR. Bukhori No. 12, Muslim No. 64, Tirmidzi
No. 2439, Nasa’i No. 4930, Ibnu Majah No.65, dan
Ahmad No. 11564)
15
BAGIAN II
IBADAH
16
Kemudian para sahabat beliau bertanya:
ْ ص ُه َو َأ
) ص َى ُب ُه؟ ُ َما َأ ْخ َل،( َيا َأ َبا َعل ّي
ِ ِ
“Wahai Abu Ali, apakah yang dimaksud dengan yang paling
ikhlash dan showab itu?”
Beliau menjawab:
َ َ َوإ َذا َك،ص َى ًابا َل ْم ُي ْق َب ْلَ صا َو َل ْم َي ُك ْن
ً ان ْال َع َم ُل َخال
َ ( إ َذا َك
ص َى ًابا َول ْم
َ ان
ِ ِ ِ
َ َ َ َ ُ َ ْ َ ً َ َ ً َ َ ْ ُ َ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ً َ ْ ُ َ
ِ والخ ِالص إذا كان، حتى يكىن خ ِالصا صىابا،يكن خ ِالصا لم يقبل
هلل
ُّ ان َع َلى
) الس َّن ِة َ اب َإ َذا َك َّ َو،َع َّز َو َج َّل
ُ الص َى
“Apabila sebuah amal kholis (ikhlas), tetapi tidak showab
(benar), niscaya tidak akan diterima. Apabila sebuah amal
showab, tetapi tidak kholis, niscaya tidak diterima hingga
amal tersebut kholis dan showab. Kholis berarti amal ter-
sebut karena Alloh semata. Sedangkan showab berarti amal
tersebut berdasarkan sunnah.”
3. Arti niat ikhlash adalah niat yang hanya mengharapkan ridho
Alloh dan ganjaran-Nya, tanpa mengharapkan sesuatu
selain dari-Nya. Sedangkan yang dimaksud mutaba’ah adalah
beribadah sesuai dengan tuntunan Rosululloh tanpa
membuat penambahan dan perubahan-perubahan sedikitpun,
baik dari segi isi, waktu, kadar maupun dari cara
pelaksanaannya.
17
“Yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh) untuk
membersihkannya, padahal tidak ada seorang pun mem-
berikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari
keridhaan Robbnya Yang Maha Tinggi.” (QS. al-Lail [92]:
18-20)
Rosululloh bersabda:
َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َّ
َوِإ َّه َما ِلك ِ ّل ْام ِر ٍئ َما ه َىي ف َم ْن كاه ْت ِه ْج َرث ُه ِإلى،ات ّ ال ب
ِ الن َّي
ِ ِ ُ َ
م ْ ألا
ع (( ِإهما
ْ ُ َ َ َ ُُ ْ َ
َو َم ْن كاه ْت ِه ْج َرث ُه ِل ُده َيا ُي ِص ْي ُب َها،هللا َو َر ُس ْىِل ِه ْ ُ ََ
ِ ف ِهج َرثه ِإلى،هللا ورسىِل ِه ِ
َْ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ
)) أ ِو امرأ ٍة ين ِكحها ف ِهجرثه ِإلى ما هاجر ِإلي ِه
“Sesungguhnya amal perbuatan seseorang tergantung pada
niatnya, dan setiap orang akan dibalas berdasarkan niatnya
tersebut. Barangsiapa yang berhijrah kepada Alloh dan
Rosul-Nya, maka hijrahnya benar-benar kepada Alloh dan
Rosul-Nya (akan diterima), dan barangsiapa yang berhijrah
karena dunia yang ingin didapatkan atau wanita yang ingin
dinikahinya, maka hijrahnya hanya sampai sebatas yang dia
niatkan.” (HR. Bukhori No. 2 dan Muslim No. 1907)
َ َ َ َ َ َْ ً َ َ َ َ ْ َ
)) س َعل ْي ِه أ ْم ُرها ف ُه َى َر ٌّد(( من ع ِمل عمال لي
“Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang
tidak sejalan dengan ajaran kami, maka amalnya tertolak.”
(HR. Muslim No. 1718)
●●●●●
18
BAGIAN III
AL-IMAN
19
Imam al-Hulaimi berkata;
َّ َف َث َب َد َأن،ص َال َث ُك ْم إ َلى َب ْيد ْاإلاَ ْقدس
َ ( َأ ْج َم َع ْاإلاُ َف ّص ُس ْو َن َع َلى َأ َّه ُه َأ َز َاد
ِ ِ ِ ِ ِ
ً َ ْ َْ َ ْ َ َ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ
فكل طاع ٍة ِإيمان ِإذ لم أعلم فا ِزقا ِفي، وِإذا ثبد ذ ِلك،الصالة ِإ ْي َمان
َ ْ
َ ْ َ َ َ َّ الخ ْصم َية َب ْي َن َّ
َه ِر ِه
) ات ِ الصال ِة وشا ِئ ِس ال ِع َباد ِ ِ
“Para ahli tafsir telah ijma’ bahwa yang dimaksud dengan
ungkapan īmānakum pada ayat tersebut adalah sholat
kalian yang berkiblat ke arah Baitul Maqdis. Di sini terbukti
bahwa sholat dinamakan dengan iman. Jika demikian halnya,
maka semua amal ketaatan adalah iman, karena tidak ada
bedanya antara sholat dengan amal ibadah lainnya dalam
penamaannya (sebagai bagian iman).”
Dalam shohih Bukhori No. 4057; Muslim No. 23; Sunan
Abu Dawud No. 3692; Tirmidzi No. 1525 dan Nasa‟i No. 4945,
ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu „Abbas dari
Rosululloh bahwa beliau bersabda kepada utusan Bani
„Abdul Qois:
20
maka keadaan seperti ini tidaklah dapat disebut sebagai iman.
Demikian juga hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi No.
2539; Nasa‟i No. 4918; Ibnu Majah No. 560; serta diri-
wayatkan pula oleh Bukhori No. 8 dan Muslim No. 50;
dengan lafadz yang berbunyi:
ُ ضع َو َش ْب ُع ْى َن –ش ُّح ْى َن– ُش ْع َب ًة َو َأ ْع َال َها َق ْى ُل َال إ َل َه إ َّال
هللا ُ (( َؤلا ْي َم
ْ ان ب
ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ َ ُ َ َ ْ َ ْ َّ َ ََ ُ َ َ َ َْ ََ
)) وأدهاها ِإماطة ألاذي ع ِن الط ِسي ِق والحياء ِمن ِؤلايم ِان
“Iman mempunyai lebih dari 73 atau 63-an cabang. Yang
tertinggi adalah ucapan La Ilaha Illalloh dan yang terendah
adalah menyingkirkan gangguan (kotoran) dari jalanan,
sedangkan (rasa) malu termasuk bagian dari iman.”
Ucapan “La Ilaha Illaloh” adalah perkataan lisan,
menyingkirkan gangguan adalah perbuatan anggota badan
dan rasa malu adalah perbuatan hati.
21
Rosululloh bersabda:
ُْ
آلاخ ِس َوثؤ ِم َن ْ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ان َأ ْن ُث ْؤم َن ب ُ (( َؤلا ْي َم
ِ اهلل ومال ِئك ِح ِه وكح ِب ِه وزش ِل ِه واليى ِم
ِ ِ ِ ِ
ّ َ َ َْ َ َْ
)) ِبالقد ِز خي ِر ِه وش ِس ِه
"Iman itu adalah engkau beriman kepada Alloh, malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, para rosul-Nya dan hari akhir, serta
beriman kepada qodar (takdir) yang baik dan yang buruk.”
(HR. Muslim; Tirmidzi dan Abu Dawud)
22
nya) surat ini?’’ Adapun orang-orang yang beriman, maka
surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gem-
bira.” (QS. at-Taubah [9]: 124)
23
Muhammad dalam keimanan dan keberagamaan mereka
terbagi atas tiga golongan, sebagaimana Alloh berfirman:
“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang
yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di
antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri
dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara
mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan
dengan izin Alloh. Yang demikian itu adalah karunia yang
amat besar.” (Qs. Fathir [35]: 32)
Imam Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat di atas,
bahwa umat Muhammad terbagi atas tiga derajat atau
tingkatan, yaitu:
Zholimun linafsihi (orang-orang yang menganiaya diri-
nya sendiri), yaitu orang-orang yang mempunyai batas
minimal keimanan (masih dalam lingkaran iman), tetapi
hanya mengerjakan sebagian dari kewajiban-kewajiban
mereka dan meninggalkan sebagian lainnya serta
mengerjakan sebagian dari hal-hal yang diharamkan.
Muqtashidun (pertengahan), yaitu orang-orang yang pada
umumnya mengerjakan semua kewajiban-kewajiban mereka
dan meninggalkan semua hal yang dilarang, tetapi ter-
kadang meninggalkan hal-hal yang mustahab dan
mengerjakan apa-apa yang makruh.
Sabiqun bil khoirat (orang-orang yang berlomba dalam
kebaikan), yaitu orang-orang yang mengerjakan hal-hal yang
wajib dan hal-hal yang mustahab serta meninggalkan hal-
hal yang haram dan makruh.
Dalam setiap tingkatan –dari tiga tingkatan tersebut–,
mereka pun memiliki tingkatan-tingkatan yang berbeda pula.
24
6. Arti iman kepada Alloh (dari segi kepercayaan hati) adalah:
kepercayaan yang kokoh bahwa Alloh adalah robb seluruh
alam semesta dan apa-apa yang ada di dalamnya.
Dia adalah satu-satunya Pencipta, yang menghidupkan
dan mematikan, Pemberi rezki, Pengatur dan Raja dari
segala-galanya, tidak ada sekutu dalam kerajaan-Nya dan
tidak ada tandingan bagi-Nya, serta tidak terkalahkan oleh
siapa pun. Maha Suci dari segala kekurangan. Dzat yang
Maha Sempurna, hingga tidak ada yang menyerupai-Nya. Maha
Memiliki sifat-sifat yang suci dan mulia serta tertinggi dan
tersempurna. Dia-lah satu-satunya Robb yang haq, yang
berhak dan wajib diibadahi, maka tidak ada ibadah
sedikitpun dan dalam bentuk apa pun yang boleh diberikan
kepada selain-Nya.
●●●●●
25
BAGIAN IV
TAUHID
1. At-Tauhid secara bahasa berarti pengesaan. Sedangkan secara
istilah tauhid berarti mengesakan Alloh dalam rububiyyah,
nama-nama dan sifat-sifat serta dalam peribadatan kepada-Nya.
Dengan kata lain, tauhid adalah iman kepada Alloh
tanpa diiringi oleh kesyirikan. Keagungan tauhid dapat
diselami dengan mengetahui keburukan lawannya, yaitu
syirik, sebagaimana yang digambarkan dalam banyak ayat al-
Qur‟an, di antaranya:
“Tatkala Luqman berkata pada anaknya sambil
memberikan nasihat padanya, (ia berkata:) „‟Wahai
anakku janganlah engkau mempersekutukan Alloh,
sesungguhnya syirik itu adalah kezholiman yang besar.”
(QS. Luqman [31]: 13)
26
“Sesungguhnya telah diwahyukan padamu dan pada orang-
orang sebelummu (yaitu) bila engkau berbuat syirik maka
hancurlah amalan-amalan engkau dan engkau termasuk
orang-orang yang merugi.” (Qs. az-Zumar [39]: 65)
Rosululloh bersabda:
َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ
يو ل ُه َوأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه (( من ش ِهد أن ل ِإله ِإل اَّلل وحده ل ش ِر
ُ،اَّلل َو َر ُس ُىل ُه َو َمم َم ُت ُه َأ ْل َق َااا إ َىم َم ْرَي َ َو ُرو م م ْهه
َّ ُ ْ َ َ َّ َ َ ُ ُ ُ َ َر
ِ ِ ِ ِ وأن ِعيس ى عبد،و سىله
ْ
)) ان ِم ْن ال َع َم ِل
َ َ
َ اَّلل ال َج َّهت َعلم َما َم ْ ُ َّ َأ ْد َخ َم ُه،اله ُار َح ٌّق
َّ َو ْال َج َّه ُت َح ٌّق َو
“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak
diibadahi selain Alloh Yang Esa, dan bahwa Nabi Muhammad
adalah hamba dan rosul-Nya, kemudian bersaksi pula bahwa
Isa adalah hamba Alloh dan rosul-Nya serta kalimat-Nya
yang dihembuskan pada Maryam dan (Isa) adalah ruh di
antara ruh-ruh yang Alloh ciptakan, juga bersaksi bahwa
surga adalah haq dan neraka adalah haq, maka Alloh akan
memasukkannya ke dalam surga dengan betapapun amal yang
telah diperbuatnya.” (HR. Bukhori No. 3180, Muslim
No. 41, Tirmidzi No. 4945 dan Ahmad No. 21620)
27
2. Tauhid terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1) Tauhid rububiyyah,
2) Tauhid asma‟ wa shifat, dan
3) Tauhid uluhiyyah.
“Yang (berbuat) demikian itulah Alloh Robb kalian, ke-
punyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kalian
seru (ibadahi) selain Alloh tidak mempunyai apa-apa wa-
laupun setipis kulit ari.“ (QS. Faathir [35]: 13)
28
orang yang kafir mempersekutukan Robb mereka.” (QS. al-
An’am [6]: 1)
“Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua
yang ada padanya, jika kalian mengetahui?‟‟ Mereka akan
29
menjawab: „‟Kepunyaan Alloh.‟‟ Katakan-lah: „‟Maka apa-
kah kalian tidak ingat?‟‟ Katakanlah: “Siapakah Empunya
langit yang tujuh dan Empunya „Arsy yang besar?‟‟ Mereka
akan menjawab: “Alloh.‟‟ Katakanlah: Maka mengapa ka-
lian tidak bertakwa (karena-Nya)? Katakanlah: “Siapakah
yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu,
sedang Dia mampu melindungi (dari segala apa saja),
tetapi tidak ada sesuatu pun yang sanggup melindungi
seseorang dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?‟‟
Mereka akan menjawab: “Alloh!” Katakanlah: “(Kalau
demikian), maka bagaimana sampai kalian bisa tertipu?”
(QS. al-Mu’minun [23]: 84-89)
30
seluruh orang-orang berada di bumi semuanya”. Kepu-
nyaan Alloh kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-
Nya. Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. al-
Ma’idah [5]: 17)
31
“Dia mengatur semua urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang
kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitungan kalian.” (QS. as-Sajdah [32]: 5)
32
yang telah dikabarkan oleh Alloh sendiri di dalam kitab-Nya
dan oleh Rosululloh di dalam hadits-haditsnya.
33
11. Nama-nama Alloh adalah tauqifiyah, artinya bahwa nama-
nama Alloh sudah ditentukan oleh-Nya melalui al-Qur'an
dan hadits-hadits Rosul-Nya . Tidak ada seorang pun yang
berhak membuat nama baru untuk Alloh dengan ijtihad-
nya sendiri.
“Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kalian dan
bapak-bapak kalian mengada-adakannya; Alloh tidak me-
nurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya.
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan,
dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan se-
sungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari
Robb mereka.” (QS. an-Najm [53]: 23)]
34
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pen-
dengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan di-
minta pertanggungjawabannya.” (QS. al-Isro’ [17]: 36)
12. Salah satu kaidah umum dan dasar dalam aqidah Islamiyyah
menyatakan bahwa satu-satunya sumber aqidah Islamiyyah
adalah wahyu dari Alloh yang disampaikan oleh Rosul-Nya ,
baik dalam al-Qur'an maupun dalam hadits-hadits Rosul-Nya .
Tidak ada sumber lain yang dapat dan boleh diterima.
Kita wajib menerima dan mempercayai apa-apa yang
ditetapkan oleh wahyu, dan apa-apa yang ditolak oleh wahyu,
maka kita pun harus menolaknya. Sedangkan apa-apa yang
tidak ditetapkan ataupun ditolak oleh wahyu, maka kita tidak
masuk atau ikut campur ke dalamnya, baik dalam bentuk
penerimaan atau pun penolakan, bahkan memberitakannya
pun tidak. Dalam masalah aqidah, wahyu berbentuk kabar
berita, sedangkan dalam masalah ibadah wahyu berbentuk
tuntutan (perintah atau larangan).
35
“Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat al-Qur‟an
kepada mereka, mereka berkata: „‟Mengapa tidak kamu
buat sendiri ayat itu? „‟Katakanlah: „‟Sesungguhnya Robbku
kepadaku.” (QS. al-A’rof [7]: 203)
36
14. Ini adalah metode beragama yang benar, manhajnya
Rosululloh dan para sahabatnya, manhaj al-Qur‟an dan as-
Sunnah.
15. Setiap kata mempunyai tiga rukun, yaitu: lafadz, arti dan
hakikat. Lafadz kata yang sama, bisa mempunyai arti yang
sama dalam bahasa, tetapi mempunyai hakikat yang berbeda,
tergantung pada Dzat si empunya kata tersebut.
Contoh kata “kepala”, ketika kata “kepala” ini
dihubungkan dengan dua pemilik yang berbeda, maka
hakikatnya akan berbeda pula. Misalnya: kepala sekolah dan
kepala macan. Lafadz kedua-duanya adalah k-e-p-a-l-a,
dalam bahasa pun memiliki arti yang sama, yaitu dzat yang
diikuti oleh bagian yang lainnya. Tetapi hakikat keduanya
berbeda jauh sekali. Contoh lainnya; kaki meja dan kaki sapi,
muka bumi dan muka manusia, dan lainnya.
Dari sini kita mengetahui bahwa kesamaan lafadz dari
suatu sifat, tidak harus menyamakan hakikat sifat tersebut,
selama dzat si empunya sifat berbeda. Apabila perbedaan
hakikat tersebut nampak sekali terjadi di antara sesama
makhluk, maka perbedaan antara hakikat sifat Alloh dan
makhluk-Nya akan lebih sangat nampak sekali, bahkan lebih
jelas dan lebih besar perbedaannya, walau pun lafadz sifat
keduanya sama.
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-
Syuro’ [42]: 11)
37
Dalam hal ini, yang sama hanyalah lafadz dan artinya
saja, tetapi hakikatnya tidaklah sama. Seperti nama Alloh
as-Sami‟ (mendengar) dan al-Bashir (melihat), dalam surat
al-Insaan: 76, Alloh pun memberi nama kepada manusia de-
ngan nama yang sama, yaitu as-Sami‟ dan al-Bashir.
Tetapi hakikat keduanya tidaklah sama, baik dalam
kekekalan, keluasan, kekuatan dan ketajamannya, atau pun
dari segi ke-bagaimanaan-nya dalam melihatnya dan dari
segi-segi lainnya. Maka, kesamaan lafadz dalam nama dan
sifat dengan dukungan dalil tidaklah berarti adanya
kesamaan hakikat, dan tidak pula berarti arti kesyirikan.
Ahlus Sunnah menerima nama-nama dan sifat-sifat
Alloh sebagaimana yang dikabarkan oleh wahyu tanpa me-
rubah-rubahnya, baik lafadz maupun artinya, sedangkan hakikat
nama-nama dan sifat-sifat-Nya tersebut ada pada ilmu-Nya.
18. Takyif; berasal dari kata kaif, yang dalam bahasa Arab berarti
“bagaimana”. Arti takyif dalam pembahasan ini adalah “penen-
tuan kebagaimanaan” hakikat sifat-sifat Alloh seperti menen-
tukan bagaimana hakikat yang sebenarnya dari wajah Alloh ,
bagaimanakah Alloh bersemayam di atas „Arsy-Nya, bagaimana-
kah Alloh mendengar dan melihat, dan lain sebagainya.
Kaidah penting dalam manhaj Ahlus Sunnah wal
jama‟ah yang dicetuskan oleh Imam Malik adalah:
ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ ْ ُ ْى
ُ َولَا ْي َم،ف َغ ْي ُر َم ْع ُق ْىى
،ان ِب ِه َو ِاج مب ِ ٍ والني، ٍ ( ِلَاس ِتىاء غير مجهى
38
م ُ الس َؤ
) اى َع ْه ُه ِب ْد َعت ُّ َو
“al-Istiwa (bersemayamnya Alloh) dapat dipahami artinya,
hakikat (ke-bagaimana-annya) tidak diketahui, mengima-
ninya wajib dan bertanya tentang hakikatnya adalah bid‟ah.”
Jadi arti dari sifat-sifat sangatlah jelas, adapun hakikatnya,
maka tidak kita ketahui (karena Alloh tidak menjelaskannya
kepada kita). Menentukan hakikat sifat-Nya berdasarkan
khayalan manusia, atau hasil pemikiran akal manusia, adalah
takyif. Jangankan menentukan hakikatnya, menanyakan ba-
gaimana hakikatnya saja sudah termasuk bid‟ah.
39
3) Kalau benar bahwa tidak adanya pengubahan akan meng-
hasilkan tamtsil, bagaimana dengan kata-kata atau sifat-
sifat yang baru yang dijadikan pengganti, tidakkah
padanya juga akan terjadi tamtsil?
40
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah
kepada Alloh dengan mengikhlaskan agama (peribadatan)
hanya untuk-Nya dan menjadi orang-orang yang lurus
(bertauhid)!!”. (QS. al-Bayyinah [98]: 5)
41
“Katakanlah; "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Alloh, Robb semesta alam.”
(QS. al-An’am [6]: 162)
42
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka sebagai Robb-Robb selain Alloh, dan demikian juga
dengan al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya
disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah
(yang berhak disembah) selain Dia, Maha Suci Alloh dari
apa yang mereka persekutukan.” (QS. at-Taubah [9]: 31)
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain
Alloh yang mensyari‟atkan untuk mereka agama yang tidak
diizinkan Alloh?” (QS. asy-Syuro [42]: 21)
43
“Apakah kalian (orang-orang Yahudi) beriman pada
sebagian dari al-kitab (Taurat) dan ingkar terhadap se-
bagian yang lain? Tidaklah balasan bagi orang-orang yang
berbuat demikian dari pada kalian melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka
dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Alloh tidak
lengah dari apa yang kalian perbuat.” (QS. al-Baqoroh
[2]: 85)
44
dan tenaga, maka harus tidak meninggalkan dukungan dengan
hati dan doa. Barangsiapa yang berbalik memusuhi penega-
kan hukum-hukum Alloh di muka bumi, maka orang ter-
sebut telah menolak penyerahan hak-hak hakimiyyah kepada
Alloh dan memberi peluang kepada selain-Nya untuk men-
jadi hakim pengganti-Nya. Hal ini berarti peperangan ter-
hadap Alloh .
45
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian jadikan
orang-orang Yahudi dan Nashara sebagai wali-wali untuk
kalian. Sebagian mereka adalah wali untuk sebagian lainnya.
Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zholim.” (QS. al-Ma’idah [5]: 51)
“Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara
kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Alloh akan
mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka
dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-
lembut terhadap orang-orang muk‟min, yang bersikap
keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan
Alloh, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka
mencela. Itulah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa
yang dikehendaki-Nya, dan Alloh Maha Luas (pemberian-
Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Maidah [5]: 54)
46
47
orang-orang itu termasuk golongan kalian (juga). Orang-
orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya
lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan
kerabat) di dalam kitab Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Anfal [8]: 72-75)
48
orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Alloh.
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zholim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Alloh semuanya, dan bahwa
Alloh amat berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal).”
(QS. al-Baqoroh [2]: 165)
Rosululloh bersabda:
َهلل َف َق ْد إ ْس َت ْن َمل عَ ض في هللا َو َأ ْع َطى هلل َو َم َه
َ (( َم ْن َأ َح َّب في هللا َو َأ ْب َغ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
)) ان َ لَاي َم
ْ
“Barangsiapa yang mencintai karena Alloh, membenci karena
Alloh, memberi karena Alloh dan tidak memberi karena
Alloh, maka dia telah menyempurnakan imannya.” (HR.
Tirmidzi No. 2445 dan Ahmad No. 15064)
49
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian
jadikan orang-orang Yahudi dan Nashara sebagai wali-wali
untuk kalian. Sebagian mereka adalah wali untuk sebagian
lainnya. Barangsiapa di antara kalian mengambil mereka
menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu terma-
suk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zholim.” (QS. al-Ma’idah
[5]: 51)
50
(pada Alloh) untukmu, tidaklah aku memiliki untuk
dirimu sesuatu pun dari Alloh, Wahai Tuhan kami, hanya
pada Engkaulah kami bertawakkal dan bertobat serta
hanya kepada-Mu-lah tempat kembali.” (QS. al-
Mumtahanah [60]: 4)
●●●●●
51
BAGIAN V
SYIRIK
1. Lawan dari tauhid adalah syirik atau kesyirikan. Arti syirik
adalah memberikan sifat-sifat atau hak-hak Alloh atau
memberikan peribadatan yang seharusnya hanya dipersem-
bahkan kepada Alloh ternyata diberikan kepada dzat se-
lain-Nya, baik sebagian atau seluruhnya. Demikian juga yang
termasuk syirik adalah menyamakan Alloh dengan makh-
luk-Nya, atau menjadikan suatu dzat sebagai tandingan-Nya
dalam hal apapun juga.
2. Dari segi besar dan kecilnya, syirik terbagi dua bagian, yaitu
syirik akbar dan syirik ashghor.
52
“Katakanlah, “Marilah kubacakan apa yang diharamkan
atas kalian oleh Robb kalian, yaitu: janganlah kalian
mempersekutukan sesuatu dengan Dia.” (QS. al An’am
[6]: 151)
“Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata, Alloh itu
adalah al-Masih Ibnu Maryam, sedangkan al-Masih ber-
kata; „wahai bani Isra‟il beribadahlah kalian pada Alloh
Robbku dan Robb kalian, barangsiapa yang memper-
sekutukan Alloh, sesungguhnya Alloh telah mengharamkan
53
atas mereka syurga dan tempat kembali mereka adalah
neraka serta tidak ada bagi orang-orang zholim itu
penolong‟.” (QS. al-Ma’idah [5]: 72)
“Tatkala Luqman berkata pada anaknya sambil mem-
berikan nasihat padanya, (ia berkata), „Wahai anakku
janganlah engkau mempersekutukan Alloh sesungguhnya
syirik itu adalah kedzholiman yang besar‟.” (QS. Luqman
[31]: 13)
54
6. Syirik ashghor terbagi dalam dua bagian, yaitu:
A. Syirik ashghor zhohir (nyata): syirik ini berbentuk
perbuatan dan perkataan, seperti:
1) Bersumpah dengan selain nama Alloh seperti me-
ngatakan “demi nabi, demi hidupmu” dan sebagainya.
Perbuatan ini termasuk syirik ashghor, selama pelakunya
tidak bermaksud menyamakan Alloh dengan makhluk-
Nya. Apabila dalam hatinya dia meyakini bahwa Alloh
sama dengan makhluk-Nya, maka bersumpah dengan
nama makhluk adalah syirik akbar.
Rosululloh bersabda:
ْ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َْ ه
)) اَّلل فق ْد لف َر أ ْو أش َر َك
ِ (( من حلف ِبغي ِر
“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Alloh,
maka dia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad No.
2/69 dan Abu Dawud No. 3251)
2) Perkataan “kalau bukan karena Alloh dan karena si
fulan”.
Rosululloh bersabda:
ُ َُ َ ُ ُ َ َ َ هُ َ َ َ َُ ٌ ََ ْ ُ ُ َ َ َ ه
اَّلل ث هم (( ال تقىلىا ما شاء اَّلل وشاء فَلن ول ِنن قىلىا ما شاء
َ ُ َ
)) ش َاء فَل ٌن
“Janganlah kalian mengatakan: „‟Atas kehendak Alloh dan
kehendak si fulan, akan tetapi katakanlah: atas kehendak
Alloh, kemudian atas kehendak si fulan.” (HR. Abu
Dawud No. 4328 dan Ahmad No. 22179)
3) Memakai gelang dan yang sejenisnya, baik dari logam,
benang atau selainnya, untuk menolak kecelakaan atau
mendapatkan kebaikan. Perbuatan ini dikategorikan
dalam hadits sebagai suatu kesyirikan. Amal seperti ini
masuk kategori syirik ashghor, akan tetapi ketika
dikerjakan sebagai suatu sebab untuk mendapatkan
kebaikan dari kesanggupan benda itu sendiri, selain
55
dari Alloh maka perbuatan itu adalah syirik akbar.
Rosululloh bersabda:
ُ (( َم ْن َت َع هل َق َتم َيم ًة َف ََل َأ َت هم ه
ُ اَّلل َل ُه َو َم ْن َت َع هل َق َو َد َع ًة َف ََل َو َد َع ه
اَّلل ِ
َ
)) ل ُه
“Barangsiapa menggantungkan tamimah semoga Alloh
tidak mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa
menggantungkan wada‟ah, semoga Alloh tidak
mengabulkan keinginannya. Dan barangsiapa menggan-
tungkan wada‟ah, semoga Alloh tidak memberi
ketenangan padanya.” (HR. Ahmad No. 16764)
B. Syirik ashghor khofi (tersembunyi): di antaranya riya‟
Yaitu memperbagus suatu amal shaleh yang pada asalnya
dikerjakan untuk Alloh namun kemudian ditujukan untuk
mendapatkan pujian dari orang lain. Maka gugurlah amal
tersebut.
Rosululloh bersabda:
ُْ َ َ َْ ُ َ ُ ْ َ ُ ْ َُ َ
قل َنا:ال ق،(( أال أخ ِب ُرل ْم ِب َما ُه َى أخ َىف َعل ْين ْم ِم ْن اْل ِس ِيح ِع ْن ِدي
ََ
)) الر ُج ُل ٌَ ْع َم ُل ِْله ِان َر ُج ٍل
ىم ه َ الش ْر ُك ْال َخف ُّي َأ ْن ًَ ُق
ّ َ َ ََ
ِ ِ : قال،بلى
“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang me-
nurutku lebih aku khawatirkan terhadap kalian dari pada
al-Masih ad-Dajjal? Para shahabat menjawab: „‟Tentu ya
Rosululloh. „‟Beliau pun bersabda: „‟Syirik tersembunyi, yaitu
ketika seseorang berdiri melakukan sholat, dia perindah
sholatnya karena mengetahui ada orang lain yang
memperhatikannya‟‟. (HR. Ibnu Majah No. 4198 dan
Ahmad No. 10822)
7. Karena syirik adalah lawan dari tauhid, maka syirik pun da-
pat dibagi seperti pembagian tauhid (pembagian macam-
macam tauhid dan syirik adalah masalah pemahaman saja),
yaitu syirik pada rububiyyah, syirik pada asma‟ wa sifat dan
syirik pada uluhiyah.
56
8. Syirik pada rububiyyah adalah lawan dari tauhid rububiyyah.
Yaitu memberikan sebagian atau seluruh rububiyyah Alloh
kepada dzat lain. Seperti mempercayai adanya pencipta, pe-
nguasa mutlak, pemberi rezeki, penghidup, pemati dan se-
bagainya selain dari Alloh .
“Katakanlah, “Serulah mereka yang kalian anggap sebagai
ilah yang berhak disembah selain Alloh, mereka tidak memiliki
kekuasaan seberat zarroh pun di langit dan di bumi, dan
mereka tidak mempunyai sedikit pun andil dalam penciptaan
langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka
yang menjadi pembantu bagi-Nya.” (QS. Saba’ [34]: 22)
57
58
“Katakanlah, „Siapakah Robb langit dan bumi, jawabnya,
“Alloh”. Katakanlah, „Maka patutkah kalian mengambil
pelindung-pelindung kalian dari selain Alloh, padahal mereka
tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemu-
dhorotan bagi diri mereka sendiri‟. Katakanlah, „Adakah sama
orang buta dan orang yang dapat melihat, atau samakah
gelap gulita dan terang benderang; „Apakah mereka
menjadikan beberapa sekutu bagi Alloh yang dapat
menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu
serupa menurut pandangan mereka‟. Katakanlah, „Alloh
adalah Pencipta Segala Sesuatu dan Dia-lah Robb Yang Maha
Esa lagi Maha Perkasa‟.” (QS. ar-Ro’du [13]: 16)
59
makhluk-Nya. Atau menerapkan sebagian hukum-hukum
Alloh dan menolak sebagiannya. Menganggap hukum-
hukum Alloh sudah tidak cocok lagi pada zaman ter-
tentu, atau hukum selain hukum Alloh lebih baik atau
sama dengan hukum-Nya. Menganggap bahwa penerapan
hukum Alloh tidaklah wajib seperti wajibnya mene-
rapkan hukum-hukum lainnya.
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka sebagai Robb-Robb selain Alloh dan demikian juga
al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh
menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Alloh dari apa
yang mereka persekutukan.” (QS. at-Taubah [9]: 31)
60
“Janganlah kalian memakan binatang-binatang yang
tidak disebut nama Alloh ketika menyembelihnya.
Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah
suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan
kepada para pengikutnya agar mereka mendebat kalian
dan jika kalian menuruti mereka, maka kalian adalah
orang-orang yang musyrik.” (QS. al-An’aam [6]: 121)
c) Syirik dalam al-wala‟ dan al-baro‟: yaitu memberikan al-
wala‟ kepada kaum kafirin dan kekufuran, menolong kaum
kafirin dalam memerangi kaum Muslimin atau membalikkan
al-wala‟ wa al-baro‟ yaitu memberikan wala‟ kepada syetan
dan pengikutnya, dan dengan memberikan baro‟ kepada
Alloh agama-Nya dan kepada kaum Mukminin.
“Engkau lihat kebanyakan mereka berwala‟ kepada
orang-orang kafir, amat buruklah apa-apa yang mereka
kerjakan yang mana hal tersebut membuat murka Alloh
pada mereka dan mereka kekal dalam siksaan. Kalau
seandainya mereka beriman pada Alloh dan nabi dan
pada apa-apa yang diturunkan kepadanya, tentulah
mereka tak akan menjadikan orang-orang kafir itu
sebagai kekasih-kekasih mereka akan tetapi kebanyakan
dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. al-
Ma’idah [5]: 80-81)
61
11. Di antara bentuk syirik yang banyak terjadi pada umat ini dan
umat-umat sebelumnya adalah sihir. Sihir adalah perbuatan
yang dihasilkan oleh adanya kesepakatan antara seorang
manusia dengan syetan.
Dengan mempersembahkan peribadatan tertentu kepada
setan, maka seseorang akan mendapatkan bantuan untuk
mendapatkan hal-hal tertentu yang diinginkannya. Seperti
menceraikan antara sepasang suami istri, menjadikan seorang
benci kepada selainnya atau sebaliknya, menjadikan sese-
orang mencintai orang lain, menyebabkan timbulnya suatu
penyakit pada seseorang, mengelabui pemandangan dan lain-
nya. Banyak lagi macam-macam sihir yang ada pada zaman
dahulu dan sekarang, khususnya yang muncul pada akhir-akhir
ini dengan nama-nama baru, seperti paranormal, orang pintar
dan lainnya.
Rosululloh
َ bersabda:
ْ ََ ََ َ ََ ُ ً َ
، َو َم ْن َس َح َر فق ْد أش َر َك،(( َم ْن َعق َد ُع ْق َدة ث هم هفث ِف ْي َها فق ْد َس َح َر
َ ّ َ َ ه
)) َو َم ْن ت َعل َق ش ْي ًئا ُو ِم َل ِإل ْي ِه
“Barangsiapa membuat suatu ikatan, kemudian meniupnya,
maka dia telah melakukan sihir. Dan barangsiapa yang
melakukan sihir, maka telah berbuat syirik. Barangsiapa yang
menggantungkan sesuatu (jimat) pada dirinya, maka dirinya
akan dijadikan bersandar kepadanya.” (HR. Nasa’i No.
4011)
62
13. Hukuman bagi sahir atau tukang sihir adalah dipenggal ke-
palanya.
Rosululloh bersabda:
ض ْرَب ٌة ب ه
)) الس ْي ِف َ الساحر
(( َح ُّد ه
ِ ِ ِ
“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal kepalanya.”
(HR. Tirmidzi No. 1400, Daruquthni 3/ 114, Hakim
4/360, Baihaqi dan Dzahabi, di-dha’ifkan oleh Ibnu
Hajar dan Albani dalam Dho’if al-Jami’ No. 2698)
Walaupun derajat hadits ini dinilai dho‟if, tetapi hukum
yang terdapat dalam hadits tersebut (hukum penggal kepala)
telah dipraktekkan oleh „Umar bin al-Khoththob, „Abdulloh
bin „Umar, Ummul Mu‟minin Hafshoh bint „Umar, „Utsman
bin „Affan, Jundub bin „Abdulloh, Zundak bin Ka‟ab dan Qais
bin Sa'ad, yang semuanya adalah shohabat . Hukuman ini
juga dilaksanakan oleh „Umar bin Abdul „Aziz serta difatwakan
oleh Imam Malik bin Anas , Imam Ahmad bin Hanbal ,
Abu Hanifah dan lain-lainnya.
Sedangkan Imam Syafi‟i menyatakan bahwa seorang
tukang sihir harus dibunuh, apabila sihirnya mencapai derajat
kekufuran. Kalau tidak, maka tidak dibunuh.
Sebenarnya, tidak ada sihir tanpa harus berbuat syirik
dengan syetan. Maka, kemungkinan besar yang dimaksud
Imam Syafi‟i adalah beragam tipu muslihat yang memakai
nama sihir.
63
“Ketika Robb kalian berfirman, „‟Berdoalah kalian kepada-Ku
niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian. Sesungguhnya,
orang-orang yang enggan untuk beribadah kepada-Ku pasti
akan masuk neraka dalam keadaan hina-dina‟.” (QS. al-
Mu'min [40]: 60)
Rosululloh bersabda:
ُ ْ ُّ ((
)) الد َع ُاء ُه َى ال ِع َب َادة
“Doa adalah ibadah” (HR. Tirmidzi No. 2895 dan Ibnu
Majah No. 2818)
●●●●●
64
BAGIAN VI
LA ILAHA ILLALLOH
1. Beberapa hal penting untuk memperluas pembahasan La
Ilaha Illalloh adalah:
La Ilaha Illalloh berarti tidak ada Ilah yang hak
selain Alloh , tidak ada Robb yang berhak diibadahi selain
Alloh, tidak ada pencipta selain Alloh, tidak ada yang
menghidupkan dan mematikan selain Alloh, tidak ada
penentu dan pengatur segala sesuatu selain Alloh, tidak ada
pemberi dan pencegah selain Alloh, tidak ada penguasa yang
bisa menandingi Alloh, tidak ada dzat yang tidak bisa
ditundukkan dengan mudah oleh Alloh, tidak ada
kesempurnaan yang mutlak selain pada Alloh, tidak ada
peribadatan yang boleh diberikan selain kepada Alloh, tidak
ada satu dzat pun yang berada di luar genggaman kekuasan
Alloh, tidak ada dzat yang berhak diagungkan dan dimuliakan
selain Alloh, tidak ada hakim yang maha benar selain Alloh,
tidak ada hukum dan undang-undang yang boleh diterapkan
selain hukum-hukum Alloh, tidak ada agama yang boleh
dianut selain agama Alloh
65
arti detail, perlu dipelajari terus untuk menambah
keimanan seseorang dan mencegahnya dari terjatuh
kepada lawan syahadat tersebut, yaitu kesyirikan.
66
harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh, mereka itulah
orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat [49]: 15)
Rosululloh bersabda:
ُ (( َم ْن َلل ْي َت م ْن َو َزاء َه َرا ْال َحائط َي ْش َه ُد َأ ْن َال ا َل َه إ َّال
ًهللا ُم ْص َت ْيلنا
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ َ ْ ُْ ّ ََ ُ َُْ َ
)) ِبها كلبه فب ِشسه ِبالجن ِت
“Barangsiapa yang berjumpa denganmu dari balik dinding
ini dan dia bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak
diibadahi) selain Alloh, dan meyakini dengan hatinya,
maka berilah kabar gembira bahwa dia akan masuk
jannah.” (HR. Muslim No. 46)
3) al-Inqiyad (tunduk melaksanakan kandungannya):
Syahadat mempunyai berbagai tuntutan dan kandungan
yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari
keimanan kita kepadanya. Terhadap berbagai tuntutan dan
kandungan tersebut, kita harus tunduk kepadanya, lahir
dan batin.
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah
kalian pada Alloh serta jauhkanlah diri kalian dari
perbuatan riba jika kalian benar-benar orang-orang
mukmin.” (QS. al-Baqoroh [2]: 278)
“Sesungguhnya itulah setan-setan yang menakut-nakuti
kalian dari pengikut-pengikutnya, maka janganlah ka-
lian takut pada mereka takutlah kalian pada-Ku jika
kalian benar-benar orang-orang mukmin.” (QS. Ali
‘Imron [3]: 175)
67
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian
menjadikan orang-orang yang menjadikan agamanya
sebagai olok-olokan dan permainan, yaitu orang-orang
yang diturunkan pada mereka al-Kitab sebelum kalian
serta menjadikan orang-orang kafir sebagai kekasih.
Dan bertakwalah kalian pada Alloh jika kalian benar-
benar orang-orang mukmin.” (QS. al-Ma’idah [5]: 57)
68
sebagai orang-orang yang keluar dari agama.
“Mereka tidak diperintahkan kecuali beribadah kepada
Alloh dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya.” (QS.
al-Bayyinah [98]: 5)
Rosululloh bersabda:
ْ َ ْ ً َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ
)) اس ِبشفاع ِتي من كال ال ِاله ِإال هللا خ ِالصا ِمن كل ِبه َّ (( َأ ْش َع ُد
الن
ِ
“Manusia yang paling berbahagia dengan syafa‟atku adalah
orang yang mengucapkan La Ilaha Illalloh dengan tulus
ikhlas dari hatinya.” (HR. Bukhori No. 97 dan Ahmad
No. 8503)
6) ash-Shidq (jujur):
Yang dimaksud dengan jujur adalah bahwa syahadat yang
diucapkan benar-benar meresap di dalam hati, bukan
69
hanya di mulut saja.
“Adakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan saja berkata: kami telah beriman, tanpa
mereka diuji. Sesungguhnya Kami telah uji orang-orang
yang sebelum mereka, supaya Alloh mengetahui mereka
yang jujur dan mereka yang dusta.” (QS. al-‘Ankabut
[29]: 1-3)
Rosululloh bersabda:
َ ْ َ َْ ً َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
)) ص ِادكا ِم ْن كل ِب ِه َدخ َل ال َج َّنت (( من كال ال ِاله ِإال هللا
“Barangsiapa mengucapkan La Ilaha Illalloh dengan jujur
dari hatinya, niscaya dia masuk surga.” (HR. Bukhori
No. 125, Muslim No. 47 dan Ahmad No. 11882)
7) al-Mahabbah (kecintaan):
Seseorang yang bersyahadat harus mencintai
syahadat tersebut dan mencintai orang-orang yang
bersyahadat lainnya. Harus memberikan al-wala‟ dan al-
baro‟ atas dasar syahadatnya tersebut. Yaitu berwala‟
kepada ahli La Ilaha Illalloh dan berbaro‟ kepada
musuh-musuh La Ilaha Illalloh.
70
“Ikatan iman yang paling kuat adalah mencintai karena
Alloh dan membenci karena-Nya pula.” (HR. Ahmad No.
17793)
71
“Orang-orang yang kafir kepada Robbnya, amalan-
amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin
dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang.
Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari
apa yang telah mereka usahakan. Yang demikian itu
adalah kesesatan yang jauh.” (QS. Ibrohim [14]: 18)
b) Kufur akbar mengekalkan pelakunya di Jahannam, se-
dangkan kufur ashghor tidak mengekalkan pelakunya di
Jahannam, bahkan masih terbuka kemungkinan baginya
untuk diampuni oleh Alloh sehingga tidak harus di-
adzab terlebih dahulu.
c) Kufur akbar menjadikan darah dan harta pelakunya halal,
sedangkan kufur ashghor tidak menghalalkan darah dan
harta pelakunya.
d) Kufur akbar diberikan al-baro‟ mutlak kepada pelakunya,
sedangkan pelaku kufur ashghor tetap diberikan wala‟
sesuai kadar ketaatannya, dan juga diberikan baro‟ se-
kedar perbuatan maksiatnya.
72
“Siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang
mengada-adakan dusta terhadap Alloh atau mendus-
takan kebenaran setelah datang kepadanya. Bukankah
neraka tempat tinggal orang-orang kafir?” (QS. al-
‘Ankabut [29]: 68)
b) Kufur juhud (ingkar); sebenarnya macam kufur ini sama
dengan yang sebelumnya (kufur takdzib), yang perbedaan
bahwa sang pelaku di dalam hatinya meyakini kebenaran
kabar dari Rosululloh kemudian diingkari dan dito-
laknya.
“Dan mereka mengingkarinya karena kezholiman dan
kesombongan, padahal hati mereka meyakini (kebe-
naran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-
orang yang berbuat kerusakan.” (QS. an-Naml [27]: 14)
c) Kufur iba‟ wa istikbar (penolakan dan kesombongan) pe-
laku kufur ini walaupun mengetahui dan mengakui ke-
benaran Islam dan risalah Rosululloh tetapi dia enggan
untuk tunduk, menerima dan melaksanakan kandungan
risalah tersebut, baik karena kesombongan atau sebab-
sebab lainnya.
73
d) Kufur syak (keraguan); orang yang mengidap kufur ini
merasa ragu terhadap kebenaran risalah para rosul. Dia
tidak mendustakan dan juga tidak meyakininya. Sebe-
narnya keadaan ini bisa cepat hilang dan akan tergantikan
oleh keyakinan –Insya Alloh–, apabila orang tersebut mau
mempelajari agama Islam dengan cermat dan rajin. Ka-
rena agama Islam mempunyai hujjah-hujjah yang jelas dan
kuat serta sesuai dengan fithrah. Tetapi keadaan ini akan
tetap berlangsung, apabila orang tersebut tidak peduli
untuk mempelajari agama Islam dengan baik.
74
“Dan orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan yang
disampaikan kepada mereka”. (QS. al-Ahqof [46]: 3)
f) Kufur nifaq; yaitu menunjukkan keimanan pada lahirnya,
namun menyimpan kekafiran dalam bathinnya. Hatinya
kosong dari mahabbah (kecintaan), keikhlasan,
keterikatan dan ketundukan kepada agama Islam, terlepas
apakah hatinya mempercayai atau tidak.
75
bentuk kekufuran lisan atau perbuatan. Apabila hal ini
terjadi, maka orang tersebut diperlakukan sebagai se-
orang murtad.
“Di antara manusia ada orang-orang yang berkata,
“Kami beriman pada Alloh dan hari akhir” sedangkan
mereka bukanlah orang-orang mukmin.” (QS. al-
Baqoroh [2]: 8)
b) Nifaq „Amali;
Pada umumnya nifaq „amali adalah nifaq ashghor, yaitu
ketika seseorang hanya mengerjakan beberapa sifat dan
amal perbuatan orang munafiq. Tetapi apabila semua amal
perbuatan dan sifat-sifat orang munafiq dikerjakan, maka
orang itu pun terjatuh kepada nifaq akbar, yaitu akan
menjadi munafiq murni.
76
َْ َ
صلت ِم ْن ُه َّن
َ َ َ (( َأ ْ َبع َم ْن ُك َّن فيه َك
ً ان ُم َناف ًلا َخال
َو َم ْن كاه ْت ِف ِيه خ،صا ِ ِ ِ ِ ز
َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َّ َ َّ ْ َْ َ ْ َ َ
وِإذا، ِإذا اؤج ِمن خان،النف ِاق حتى يدعها ِ كاهت ِف ِيه خصلت ِمن
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ
)) اص َم ف َج َس وِإذا خ، وِإذا عاهد غدز،حدث كرب
“Ada empat perkara yang bilamana hal tersebut terkumpul
pada diri seseorang, maka ia adalah seorang munafiq
murni. Dan barangsiapa yang ada pada dirinya satu bagian
darinya, maka pada dirinya ada satu sifat nifaq hingga ia
meninggalkannya, yaitu: apabila diamanati ia berbuat
khianat, bila berbicara ia berdusta, bila berjanji ia
melanggar dan bila berselisih ia berbuat aniaya.” (HR.
Bukhori No. 33, Muslim No. 88, Tirmidzi No.
2556, Nasa’i No. 4934, Abu Dawud No. 4068 dan
Ahmad No. 6479)
77
“Jika kalian tanyakan kepada mereka (tentang apa yang
mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab:
“Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan ber-
main-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Alloh,
ayat-ayat-Nya, dan Rosul-Nya kalian selalu mengolok-
olok?”. Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian
kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan
segolongan dari kalian (lantaran mereka taubat),
niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain)
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu
berbuat dosa.” (QS. at-Taubah [9]: 65-66)
78
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meng-
ambil orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadi kawan-
kawan (kalian); sebagian mereka adalah kawan dekat bagi
sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kalian meng-
ambil mereka menjadi kawan dekat, maka sesungguhnya
orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Alloh
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zholim.
Maka kalian akan melihat orang-orang yang ada penyakit
dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera
mendekati mereka (Yahudi dan Nasrhani), seraya ber-
kata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-
mudahan Alloh akan mendatangkan kemenangan (kepada
Rosul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka
karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang
mereka rahasiakan dalam diri mereka” (QS. al-Ma’idah
[5]: 51-52)
Rosululloh bersabda:
َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ
َ َوإ َذا ْاؤ ُجمن،ف َ َ ُْ ُ
ِ ِ وِإذا وعد أخل، ِإذا حدث كرب،(( َآيت اْل َنا ِف ِم جالث
79
َ َ َ َ َ َ َ َ َخ
)) َو ِإذا َع َاه َد غ َد َز،اص َم ف َج َس و ِإذا خ: وفى زوايت.ان
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga: yaitu bila berkata
berbohong, bila berjanji tidak menepati dan bila dipercaya
berkhianat. Dalam riwayat lain: “Apabila bertengkar me-
lampaui batas, dan bila membuat perjanjian ia melang-
garnya.” (HR. Bukhori No. 33 dan Muslim dalam
Syarah Nawawi 2/46)
َ ْ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ َّ
)) صالة الف ْج ِس (( ِإن أجلل صال ٍة على اْلنا ِف ِلين صالة ال ِعش ِاء و
“Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang-orang
munafiq adalah sholat Isya‟ dan Fajar (Shubuh).” (HR. Bukhori
No. 657 dan Muslim No. 651)
80
a) Pembatal atau penggugur Islam pertama adalah syirik.
Pembahasan detail tentang syirik telah dijelaskan
pada poin-poin yang telah lalu. Tetapi di sini kita akan
menyebutkan beberapa macam syirik yang banyak
dikerjakan oleh orang-orang yang mengaku beriman.
Di antaranya berdoa dan meminta permohonan ke-
pada suatu dzat lain selain Alloh dalam hal-hal yang men-
jadi kekhususan-Nya. Yaitu hal-hal yang hanya Alloh saja
yang dapat memberikannya, seperti meminta anak, jodoh,
rezeki, kenaikan pangkat, dan lain sebagainya.
Perbuatan syirik lainnya adalah memuja dan
mengagungkan benda-benda tertentu, seperti peninggalan-
peninggalan leluhur atau benda-benda yang dianggap keramat
dan mendatangi para kahin (dukun, tukang sihir, paranormal)
untuk meminta atau menanyakan sesuatu lantas
mempercayainya, Semua itu termasuk perbuatan syirik akbar.
Termasuk pula memberikan kurban kepada selain
Alloh , baik dengan memotong binatang hidup, ataupun
hanya dengan memecahkan telur di kaki seseorang, atau di
tempat lainnya dengan tujuan mendapat berkah atau
kesembuhan dari makhluk-makhluk ghaib.
Di antara bentuk perbuatan syirik modern adalah
memberikan hak kepada makhluk-makhluk Alloh untuk
membuat syari‟at atau undang-undang yang menandingi
hukum-hukum Alloh atau kadang-kadang undang-
undang tersebut menjadi pengganti hukum-Nya. Letak
kesyirikannya adalah dijadikannya makhluk-makhluk itu
sejajar dengan Alloh dalam hal hukum, atau malah lebih
tinggi dari-Nya, karena hukum-hukum mereka lebih
diutamakan daripada hukum-hukum Alloh atau hukum-
hukum mereka dijadikan pengganti bagi hukum-hukum-
Nya, sedang hukum-hukum-Nya malahan dibuang jauh-
81
jauh dari kehidupan umat.
Rosululloh bersabda:
َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َّ َ َ ً َّ َ ْ َ ً َ َ َ ْ َ
(( من أحى ك ِاهنا أو عسافا فصدكه ِبما يلىل فلد كفس ِبما أه ِزل على
)) ُم َح َّم ٍد
“Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun atau
peramal, lalu mempercayai ucapannya, maka ia telah kafir
kepada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad.“
(HR. Tirmidzi No. 125, Abu Dawud No. 3405, Ibnu
Majah No. 631, Ahmad No. 9171 dan Darimi No.
1116)
82
Mereka yang melakukan hal ini mengatakan bahwa
doa dan permintaan mereka pada lahirnya ditujukan
kepada selain Alloh baik melalui perantara kuburan
atau lainnya, tetapi pada hakikatnya tertuju kepada-Nya,
sedangkan yang selain Alloh hanyalah sebagai perantara
saja, seperti halnya seseorang yang meminta sesuatu
kepada seorang raja melalui menterinya.
Dalam Islam, alasan atau logika seperti ini tidak
dibenarkan dan termasuk dalam perbuatan syirik akbar,
seperti yang dikerjakan oleh kaum musyrikin Quraisy di
zaman Rosululloh .
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya
mereka mendekatkan kami kepada Alloh dengan sedekat-
dekatnya.” (QS. az-Zumar [39]: 3)
83
c) Pembatal Islam ketiga adalah tidak mengkafirkan orang-
orang musyrik, atau meragukan kekafiran mereka, atau
membenarkan agama mereka.
Seperti halnya orang-orang yang menganggap bahwa
orang-orang Nashroni, Yahudi, Budha, dan pemeluk agama
lainnya adalah orang-orang yang beriman dan berada di
atas jalan yang benar.
Demikian pula halnya dengan menganggap orang-
orang murtad yang telah pasti kemurtadannya sebagai
orang-orang mukmin.
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang
diberi bahagian dari al-Kitab Mereka percaya kepada
jibt dan thoghut, dan mengatakan kepada orang-orang
kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar
jalannya dari orang-orang yang beriman. Mereka itulah
orang yang dikutuk Alloh. Barangsiapa yang dikutuk
Alloh, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh
penolong baginya.” (QS. an-Nisa’ [4]: 51-52)
84
kaum Muslimin pada masa kini, atau menganggap agama
Islam hanya cocok untuk mengatur hubungan antara
pribadi-pribadi dengan Alloh .
85
“Kalau engkau tanyakan mengapa mereka berbuat yang
demikian, mereka akan berkata: Sebenarnya kami ha-
nya berolok-olok dan bermain-main saja. Katakanlah:
„patutkah kalian memperolok-olok Alloh dan ayat-ayat-
Nya serta Rosul-Nya? Tidak usah kalian minta maaf,
karena kalian telah kafir sesudah beriman‟. (QS. at-
Taubah [9]: 65-66)
86
“Siapakah yang lebih aniaya dari pada orang-orang
yang diberi peringatan dengan ayat-ayat Robb-Nya ke-
mudian dia berpaling dari pada-Nya? Sesungguhnya
Kami menyiksa orang-orang yang jahat itu.” (QS. as-
Sajdah [32]: 22)
13. Thoghut berasal dari kata thogho yang dalam bahasa Arab
berarti melampaui batas.
Jadi dari segi bahasa, thoghut berarti dzat yang melewati
batas-batasnya. „Umar bin al-Khoththob berkata:
“Thoghut adalah setan.”
Mujahid berkata:
“Thoghut adalah setan (dalam bentuk) manusia, yang para
pengikutnya mengikuti hukum-hukumnya (yang bertentangan
dengan hukum Alloh dan dia adalah pemimpin mereka.”
Imam Malik berkata:
“Thoghut adalah setiap dzat yang diibadahi selain Alloh.”
87
Pendapat ini dibenarkan oleh Syaikh Sulaiman bin „Abdulloh
dengan tambahan:
“Kecuali mereka yang diibadahi tanpa keridhoan mereka
(seperti Nabi Isa).”
Ibnu al-Qoyyim berkata:
“Thoghut adalah setiap makhluk yang melewati batas ke-
hambaannya sehingga akhirnya diibadahi, diikuti dan ditaati.
Maka thoghut setiap kaum adalah mereka yang hukum-
hukumnya dijadikan pengganti hukum-hukum Alloh, atau
diibadahi bersama-sama dengan Alloh, atau diikuti di atas
manhaj selain manhaj Alloh, atau ditaati dalam hal-hal yang
tidak merupakan ketaatan kepada Alloh.”
Banyak lagi ungkapan dari as-salaf ash-sholeh tentang
makna thoghut yang bermuara kepada satu arti yaitu:
“Thoghut adalah makhluk yang melewati batas keham-
baannya dengan mencoba mengangkat dirinya, atau diangkat
oleh pihak lain dan dia meridhoi pengangkatan tersebut,
untuk menjadi tandingan Alloh dalam ketuhanan-Nya.”
Oleh karena itu, dalam melaksanakan tauhid selalu
disyaratkan untuk kufur kepada thoghut. Dari sini diketahui
bahwa semua dzat yang dijadikan sebagai tandingan bagi
Alloh adalah thoghut. Seperti syetan atau hakim yang tidak
menerapkan hukum-hukum Alloh , atau orang-orang yang
mengaku mempunyai ilmu ghoib, atau orang-orang yang
mengaku mempunyai salah satu sifat atau kekuasaan atau
kesanggupan keTuhanan.
Terkadang thoghut bagi suatu kaum berupa satu orang
saja, terkadang lebih dari satu, atau berbentuk suatu sistem
yang didukung oleh banyak orang, atau berupa pohon-pohon
yang dipuja dan diagungkan, atau kuburan-kuburan yang
dimintai doa dan hal lainnya yang menyebabkan syirik.
Semua hal tersebut adalah thoghut.
88
14. Macam thoghut banyak sekali, tokoh utamanya ada lima,
yaitu:
a) Setan yang mengajak untuk menyembah kepada selain
Alloh
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kalian hai
Bani Adam supaya kalian tidak menyembah syetan?
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
kalian.” (QS. Yasin [36]: 60)
b) Pemimpin zholim yang mengubah hukum Alloh
89
“Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut
apa yang diturunkan Alloh, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.” (QS. al-Ma’idah [5]: 44)
“Barangsiapa di antara mereka mengatakan: Se-
sungguhnya aku adalah Tuhan selain Alloh, maka orang
90
itu Kami beri balasan dengan neraka Jahannam, demi-
kian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang
yang zholim.” (QS. al-Anbiya’ [21]: 29)
●●●●●
91
BAGIAN VII
RUKUN IMAN
92
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman ke-
pada Alloh dan Rosul-Nya dan kepada kitab yang Alloh tu-
runkan kepada Rosul-Nya, serta kitab yang Alloh turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Alloh, mala-
ikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rosul-rosul-Nya dan
hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauh-jauhnya.” (QS. an-Nisa’ [4]: 136)
“Rosul dan orang-orang mukmin beriman kepada apa-apa
yang diturunkan kepadanya dari Robb-Nya. Mereka semua
beriman kepada Alloh dan malaikat-malaikat-Nya….” (QS.
al-Baqoroh [2]): 285)
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri-diri kalian
dan keluarga kalian dari api neraka, yang mana kayu ba-
karnya adalah manusia dan batu serta di dalamnya ada
malaikat yang keras dan bengis, mereka tak pernah ber-
buat maksiat terhadap apa-apa yang Alloh perintahkan
atas mereka dan mereka pun selalu mengerjakan apa-apa
yang diperintahkan Alloh kepada mereka.” (QS. at-
Tahrim [66]: 6)
93
3. Beriman kepada para rosul merupakan salah satu pokok
keimanan. Tidak mengimani mereka, berarti kesesatan dan
kerugian. Barangsiapa yang mengaku bahwa dia beriman
kepada Alloh tetapi mengingkari para rosul, maka mereka
di sisi Alloh adalah orang-orang kafir yang keimanannya
tidak bermanfaat baginya. Demikian pula halnya dengan
mengingkari salah seorang rosul, maka berarti mengingkari
seluruh rosul.
94
95
96
“Dan (ingatlah kisah) Isma‟il, Idris dan Dzulkifli. Semua
mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. al-An-
biya’ [21]: 85)
“Katakanlah: Wahai Muhammad „‟Sesungguhnya aku ini
hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan
kepadaku: Bahwa sesungguhnya Ilah kalian itu adalah Ilah
Yang Esa. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Robbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam
beribadah kepada Robb-nya.” (QS. al-Kahfi [18]: 110)
97
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rosul-rosul Kami de-
ngan membawa bukti-bukti yang nyata. Dan telah Kami
turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan itu.…” (QS.
al-Hadid [57]: 25)
98
setiap umat yang disampaikan kepada mereka kitab-kitab ter-
sebut. Kitab-kitab tersebut satu dengan yang lainya saling
membenarkan, dan tidak saling mendustakan. Kita pun me-
yakini bahwa kitab terakhir yang diturunkan kepada Rosu-
lulloh adalah kitab yang menasakh (membatalkan) seluruh
kitab-kitab Alloh sebelumnya. Sehingga tidak ada satu ja-
lan pun untuk mengetahui dan tunduk kepada kitab-kitab
Alloh yang benar, kecuali dengan merujuk kepada al-Qur‟an.
“Telah kami turunkan kepadamu (ya Muhammad) kitab ini
dengan kebenaran, membenarkan kitab-kitab yang turun
sebelumnya dan menjadi muhaimin atas kitab-kitab ter-
sebut.” (QS. al-Ma’idah [5]: 48)
Yang dimaksud dengan muhaimin adalah hakim, atau yang
dipercaya, atau ukuran standar kebenaran untuk mendeteksi
adanya pengubahan terhadap kitab-kitab sebelumnya.
8. Kita pun mengimani dengan seyakin-yakinnya bahwa kehi-
dupan akhirat akan berlangsung setelah kehidupan dunia.
9. Iman kepada hari akhirat mencakup:
1) Mengimani akan adanya azab dan nikmat kubur.
Adzab (siksa) dan nikmat kubur adalah haq, di mana
setiap manusia setelah merasakan kematian akan
dihadapkan kepadanya salah satu dari kedua hal tersebut,
dan hal itu tergantung pada amal perbuatan yang
dikerjakan sewaktu hidupnya. Bila amal perbuatannya
baik, maka baginya nikmat kubur. Sebaliknya, bila amal
perbuatannya buruk, maka baginya adzab kubur.
Dalil-dalil yang menunjukkan akan adanya nikmat
dan azab kubur banyak sekali jumlahnya, baik dari al-
99
Qur‟an maupun dari as- Sunnah, di antaranya:
“Sekali-kali tidak! Itu adalah perkataan dia yang me-
ngatakannya, sedangkan di hadapan mereka ada alam
barzah hingga hari pembalasan.” (QS. al-Mu’minun [23]:
100)
100
َ َ َّ َ ً َ ُ ََ
)) ص ُْ َحت ٌَ ْع َم ُع َها َم ًْ ًَ ِل ُِه غ ْي َر الثلل ْي ِن فُ ِصُح
“Bilamana seorang hamba diletakkan dalam kuburnya,
kemudian sahabat-sahabatnya berpaling darinya, sesung-
guhnya ia mendengar suara sandal mereka, maka setelah
itu datanglah kepadanya dua malaikat, kemudian mereka
berdua mendudukkannya, maka mereka berdua berkata:
„‟Apa yang engkau katakan tentang laki-laki yang bernama
Muhammad?’’ Adapun orang-orang mukmin, ia akan
berkata: „‟Aku bersaksi sesungguhnya ia adalah hamba
Alloh dan Rosul-Nya‟‟. Maka dikatakan kepadanya:
„‟lihatlah tempatmu di neraka yang mana Alloh telah
menggantikannya dengan surga‟‟, kemudian dia pun melihat
kedua tempat itu. Ada pun orang-orang munafik dan
orang-orang kafir maka dikatakan kepadanya: „‟Apa yang
engkau katakan tentang laki-laki ini?‟‟ Maka ia berkata:
„‟Tidak tahu, aku mengatakannya seperti perkataan orang-
orang, maka dikatakan: „‟Engkau tidak tahu dan engkau
berpaling‟‟ kemudian ia dipukul dengan palu yang terbuat
dari besi maka ia menjerit dengan jeritan yang didengar
semua makhluk di sekitarnya kecuali jin dan manusia.”
(HR. Bukhori No. 1285, Muslim No. 5115, Nasa’i
No. 2022, Abu Dawud No. 2812 dan Ahmad No.
11823)
َّ َ ُ َّ َّ َ ُّ َّ َّ َ َ َ
اَّلل َعل ُْ ِه َو َظل َم ِب َحا ِئ ٍط مش الى ِبي صلى:ٌكا اطٍ ( َع ًِ ْاب ًِ َع َّب
َّ َ ْ
ص ْى َث ِبو َعاه ْي ِن ٌُ َعز َب ِان ِفيَ ُطان ْاْلَذ ًَىت َؤ ْو َم َّى َت َف َعم َع َ ْ
ِ ِ ِ ِ ِمً ِح
َ ْ ََ ُُ
) ىس ِه َما َوره َش ال َح ِذ ًْث ِ كب
“Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Nabi keluar dari
tengah kota Madinah atau Mekkah, kemudian beliau
mendengar suara dua orang laki-laki yang sedang disiksa
di kuburnya masing-masing, kemudian Ibnu Abbas
meriwayatkan hadits.” (HR. Bukhori, Muslim,
Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah dan
Ahmad)
Doa Rosululloh setelah tasyahud akhir:
101
َْ ُ َ َْ َ َ ْ َ ُ ُ َ ّ َّ ُ َّ
اب الل ْب ِر َوؤ ُعىر ِب ًَ ِم ًْ ِف ْخ َى ِت اْل ِع ُِح
ِ (( اللهم ِب ِوي ؤعىر ِبً ِمً ع
ز
ََ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َّ
)) اث ِ الذح ِاٌ وؤعىر ِبً ِمً ِفخى ِت اِلحُا و ِفخى ِت اْلم
“Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur,
fitnah al-Masih ad-Dajjal serta fitnah kehidupan dan ke-
matian.” (HR. Bukhori No. 789, Muslim No. 925,
Abu Dawud No. 746, Nasa’i No. 5377, Ibnu Majah
No. 3828 dan Ahmad)
2) Mengimani tanda-tanda datangnya hari kiamat yang di-
kabarkan oleh nash-nash syar‟i, baik tanda-tanda kiamat
kecil maupun kiamat besar.
العا ِئ ِلَّ ًْ اٌ َما ْاْلَ ْع ُئى ٌُ َع ْن َها ب َإ ْع َل َم م َ اع ُت َك َّ اٌ َم َتى
َ الع َ (( َك
ِ ِ
ْ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ ُ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َ َ
اطها ِبرا ولذث ألامت سبها وِبرا جطاوٌ سعاة ِلْا ِب ِل ِ وظإخ ِبرن عً ؤؼش
ُ َّ ْال ُب ْه ُم في ْال ُب ْي َُان في َخ ْمغ َال ٌَ ْع َل ُم ُه ًَّ ب َّال
)) اَّلل ِ ٍ ِ ِ ِ
“Jibril bertanya; „‟Kapan hari kiamat terjadi?‟‟ Beliau men-
jawab; „‟Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang
bertanya‟‟. Aku akan kabarkan kepadamu tentang tanda-
tandanya; „‟Apabila seorang budak wanita melahirkan
tuannya dan jika penggembala kambing berlomba-lomba
dalam meninggikan gedung. Itulah di antara lima hal yang
tidak diketahui kecuali oleh Alloh‟‟. (HR. Bukhori No. 48,
Muslim No. 10, Nasa’i No. 4905, Ibnu Majah No. 63
dan Ahmad No. 8765)
Di antara tanda-tanda kiamat besar yang harus diimani
adalah munculnya asap, Dajjal, terbitnya matahari dari
Barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya‟juj dan Ma‟juj serta
tanda-tanda lain yang dijelaskan oleh nash-nash syar‟i.
3) Mengimani kepastian akan datangnya hari kiamat, yaitu
hancurnya dunia dan bermulanya kehidupan akhirat bagi
umat manusia. Kehidupan kekal yang hanya mempunyai
dua tempat pilihan, surga tempat kebahagiaan yang sem-
purna dan neraka tempat siksaan yang tidak terhingga.
102
4) Mengimani adanya hari berbangkit, yaitu dihidupkannya
semua makhluk yang sudah mati oleh Alloh di saat mala-
ikat Israfil meniup sangkakala untuk kedua kalinya.
103
belakang punggungnya dengan tangan kiri (merekalah
orang-orang yang akan disiksa).
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya (catatan
amal) dari sebelah tangan kanannya, maka ia akan di-
hisab dengan hisab yang mudah.” (QS. al-Insyiqoq
[84]: 7-8)
“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya (catatan
amal) dari balik punggungnya, maka mereka akan ber-
kata: celakalah (kami).” (QS. al-Insyiqoq [84]: 10-11)
104
mengakuinya? Mukmin itu berkata: Ya Robb, aku
mengakui. Alloh berfirman: Aku sudah menutupinya
untukmu di dunia dan pada hari ini Aku telah meng-
ampuninya. Maka diberikanlah lembaran kebaikannya.
Sedangkan orang-orang kafir dan munafiq akan diseru di
hadapan para makhluk: mereka itulah yang mendustakan
Alloh.” (HR. Bukhori No. 4317, Muslim No. 4972,
Ibnu Majah No. 179 dan Ahmad No. 5562)
105
“Hari itu manusia dibangkitkan dengan berkelompok-
kelompok untuk diperlihatkan kepada amal-amal me-
reka, maka barangsiapa yang beramal baik walau se-
besar biji sawi pun ia akan melihatnya, dan barang-
siapa yang beramal jelek walau sebesar biji sawi pun ia
akan melihatnya.” (QS. al-Zalzalah [99]: 6-8)
8) Mengimani ditimbangnya amal perbuatan manusia.
106
الز َ ُ ّ َ َ َّ ُ َ َ َّ َ ُ َ َّ َ َّ َّ ُ َ
اع اَّلل َعل ُْ ِه َو َظل َم ؤ ِح َي ِبل ْح ٍم ف ُش ِف َع ِبل ُْ ِه ِ س اَّلل صلى (( ؤن سظىٌ ِ
ْ َ
َ َ َ ْ ُ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ً ُ َّ َ َ َ َ ّ ُ َّ
اط ًَ ْى َم ال ِل َُ َام ِت وواهت حع ِجبه فنهؾ ِمنها نهؽت جم كاٌ ؤها َ ظ ُِذ الى ِ
ًٍ في َ اط ْألا َّول َين َو ْلْاخش َ َ َ َ ْ ُ َّ ُ َّ ََ َْ َ
ُذ ص ِع ٍ ِ ِ ِ وه ْل جذ ُسون ِم َّم ر ِلً ًج َمع اَّلل الى َ ِ
َّ ْ ُ َ ُ ََُْ ُ ُ ْ َْ َ َ ُ
غ ف َُ ْبل ُغ ص ُش َوج ْذهى الؽم الذ ِاعي وٍىفزهم الب َواحذ ٌُ ْعم ُع ُه ْم َّ
ِ ِ ٍ
َّ ُ ُ َ َ
اط ِمً الغ ّم والى ْشب َما ال ًُ ِطُلىن وال ًحخملىن ف َُلىٌ الى ُ ُ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ْ الى َ َّ
اط ِ َِ ِ
َُ َ ُ َ
ون َم ًْ ٌَ ْؽ َف ُع لى ْم ِبلى َسِّبى ْم ف َُ ُلى ٌُ َؤ َال َج َش ْو َن َما َك ْذ َب َل َغ ُى ْم ؤ َال َج ْى ُظ ُش َ
َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ َّ َ َ ُ
العالم ف َُ ُلىلى َن ض علُىم ِبأدم فُإجىن آدم علُ ِه ٍ اط ِل َب ْع ِ
ض َّ
الى َب ْع ُ
َ َ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ َ َ ْ
وح ِه َوؤ َم َش له ؤهت ؤبى البؽ ِش خللً اَّلل ِبُ ِذ ِه وهفخ ِفًُ ِمً ُس ِ
َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َْ َ َ َ َ
اْلال ِئىت ف َس َج ُذوا ل ًَ اؼف ْع ل َىا ِبلى َسِّب ًَ ؤال ج َشي ِبلى َما ه ْح ًُ ِف ُِه ؤال
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُ َّ َ ّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ
ض ًبا ل ْم جشي ِبلى ما كذ بلغىا فُلىٌ آدم ِبن سِبي كذ غ ِضب الُىم غ
َّ
ض َب َب ْع َذ ُه ِمثل ُه َوِب َّه ُه ك ْذ َن َها ِوي َع ًْ الص َج َش ِة
َ َْ ض ْب َك ْب َل ُه م ْث َل ُه َو َل ًْ ٌَ ْغ َ ٌَ ْغ َ
ِ
ْ َ ُ َ َْ ْ َ ُ َ ُ َ ْ َف َع َ
ىح ف َُإ ُجى َن ٍَْ ه ى ل بِ ىا ب ه ار ي ر ِ ي غ ى ل بِ ىا ب ه ار ي س
ِ ف ص ِْ ُخ ُه َه ْفس ي َه ْفس ي َه ْ
ِ ِ
ألا ْ ض َو َكذْ
س ل الش ُظل ب َلى َؤ ْ
ه ُّ ٌىح ب َّه ًَ َؤ ْه َت َؤ َّو ُ ىحا َف َُ ُل ُىلى َن ًَا ُه ُ ُه ً
ِ ِ َِ ِ ِ
َ َ َ َ َ َّ َ َّ ُ َ ْ ً َ ُ ً ْ َ َ َ
ىسا اؼف ْع ل َىا ِبلى َسِّب ًَ ؤال ج َشي ِبلى َما ه ْح ًُ ِف ُِه ظمان اَّلل عبذا ؼي
َ َ ُ ُ َّ َ ّ َ َّ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ً َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َُ
فُلىٌ ِبن سِبي عض وحل كذ غ ِضب الُىم غضبا لم ٌغضب كبله
َ ٌ
ض َب َب ْع َذ ُه ِمثل ُه َوِب َّه ُه ك ْذ واه ْت ِلي َد ْع َىة َد َع ْى ُت َها َعلى
َ َ َ َْ م ْث َل ُه َو َل ًْ ٌَ ْغ َ
ِ
َ
ك ْىمي هفس ي هفس ي هفس ي اره ُبىا بلى غيري اره ُبىا بلى ب ْب َشاه َ َ ْ ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ َ
ُم ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ َ ُ ِ َ ْ َ َ ِ ُّ َّ َ َ ُ ُ ْ َ
اَّلل وخ ِلُله ِمً ؤه ِل فُإجىن ِببش ِاهُم فُلىلىن ًا ِببش ِاهُم ؤهت ه ِبي ِ
َ َ َ ََ َ َ ْ َ َ َ َْ
ض اؼف ْع ل َىا ِبلى َسِّب ًَ ؤال ج َشي ِبلى َما ه ْح ًُ ِف ُِه ف َُ ُلى ٌُ ل ُه ْم ِب َّن َسِّبي ِ سألا ْ
ض َب َب ْع َذهُ ض ْب َك ْب َل ُه م ْث َل ُه َو َل ًْ ٌَ ْغ َ ض ًبا َل ْم ٌَ ْغ َ َك ْذ َغض َب ْال َُ ْى َم َغ َ
ِ ِ
َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ْ ُ ْ َ ّ َْ ُ َ
اث فزه َش ُه ًَّ ؤ ُبى َح َُّان ِفي ِمثله وِب ِوي كذ هىت هز ْبت جالث ه ِز َب ٍ
107
ىس ى ْال َحذًث َه ْفس ي َه ْفس ي َه ْفس ي ْار َه ُبىا ب َلى َغ ْيري ْار َه ُبىا ب َلى ُم َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ْ ُ َن ُ َ َ َ ُ ُ َن َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ٌُ َّ َ َّ َ َ َُّ
اَّلل فضلً اَّلل ِ فُإجى مىس ى فُلىلى ًا مىس ى ؤهت سظى
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ بش َظ َالخه َوب َى َالمه َع َلى َّ
اط اؼف ْع ل َىا ِبلى َسِّب ًَ ؤال ج َشي ِبلى َما ه ْح ًُ ِ الى ِِ ِِ ِِ
َ َ ُ ِ ُ َّ َ ّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ً َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َُ
ِف ُِه فُلىٌ ِبن سِبي كذ غ ِضب الُىم غضبا لم ٌغضب كبله ِمثله
َ َ َ ُ َْ ّ َ َ ْ َ َو َل ًْ ٌَ ْغ َ
ض َب َب ْع َذ ُه ِمثل ُه َوِب ِوي ك ْذ ك َخل ُت ه ْف ًعا ل ْم ؤ َوم ْش ِبل ْخ ِل َها ه ْف ِس ي
َ ْ َ َ
َه ْف ِس ي َه ْف ِس ي ْار َه ُبىا ِبلى َغ ْي ِري ْار َه ُبىا ِبلى ِع َِس ى ْاب ًِ َم ْشٍَ َم ف َُإ ُجى َن
َ َْ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ َّ َ َ ََُ ُ َ َ
اَّلل َوو ِل َم ُخ ُه ؤلل َاها ِبلى َم ْشٍَ َم ِعِس ى فُلىلىن ًا ِعِس ى ؤهت سظىٌ ِ
َ ََ َ ْ َ َ َ اط في ْاْلَ ْهذ َ وح م ْى ُه َو َو َّل ْم َت َّ
ص ِب ًُّا اؼف ْع ل َىا ِبلى َسِّب ًَ ؤال ج َشي ِبلى ِ ِ
الى َ َُ ٌ
وس ِ
َّ َ ّ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ
ض ًبا ل ْم َما ه ْح ًُ ِف ُِه ف َُ ُلى ٌُ ِع َِس ى ِبن سِبي كذ غ ِضب الُىم غ
َْ َ ْ ُ َْ َ ط َو َل ًْ ٌَ ْغ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َ ُّ
ض َب َب ْع َذ ُه ِمثل ُه َول ْم ًَزه ْش ره ًبا ه ْف ِس ي ٌغضب كبله ِمثله ك
َ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ
ه ْف ِس ي ه ْف ِس ي ار َه ُبىا ِبلى غ ْي ِري ار َه ُبىا ِبلى ُم َح َّم ٍذ ف َُإجىن ُم َح َّم ًذا
َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َّ ُ َ ْ َ َ ُ ُ َّ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ َ
اَّلل ل ًَ َّلل وخا ِجم ألاه ِبُ ِاء وكذ غفش فُلىلىن ًا محمذ ؤهت سظىٌ ا ِ
َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ََ َْ ََ
َما جل َّذ َم ِم ًْ ره ِب ًَ َو َما جإ َّخ َش اؼف ْع ل َىا ِبلى َسِّب ًَ ؤال ج َشي ِبلى َما ه ْح ًُ
ُ ََ َ ْ ََْ َ َ َ
ِف ُِه فإهط ِل ُم فأ ِحي ج ْح َت ال َع ْش ِػ فإك ُع َظ ِاح ًذا ِل َشِّبي َع َّض َو َح َّل ج َّم ًَ ْف َخ ُح
َ َ َ َ َ َّ َّ ُ َ
اَّلل َعل َّي ِم ًْ َم َح ِام ِذ ِه َو ُح ْع ًِ الث َى ِاء َعل ُْ ِه ؼ ِْ ًئا ل ْم ًَ ْف َخ ْح ُه َعلى ؤ َح ٍذ
ُ َ ْ َ ُ َ ََ َ َ ْ َك ْب ِلي ُج َّم ًُ َل ُ
اٌ ًَا ُم َح َّم ُذ ا ْسف ْع َسؤ َظ ًَ َظ ْل ح ْعط ْه َواؼف ْع حؽ َّف ْع فإ ْسف ُع
اٌ ًَا ُم َح َّم ُذ َ ْسؤ ِس ي َف َإ ُكى ٌُ ُؤ َّمتي ًَا َس ّب ُؤ َّمتي ًَا َس ّب ُؤ َّمتي ًَا َس ّب َف ُُ َل ُ
َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ْ ْ ُ َّ َ ِ َ ْ َ ِ َ ِ َ َ َ ْ ِ ْ ِ ْ ْ َ ِ ْ َ
اباب ألاًم ًِ ِمً ؤبى ِ ؤد ِخل ِمً ؤم ِخً مً ال ِحعاب علي ِهم ِمً الب ِ
َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َّ ْ َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ ُ َّ
اب جم كاٌ وال ِزي اط ِفُما ِظىي ر ِلً ِمً ألابى ِ الجى ِت وهم ؼشواء الى ِ
َّ َ
صا ِس َِع ال َج َّى ِت ه َما َب ْي َن َمىت
َ ْ اع ْين م ًْ َم َ َّ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ َْ
هف ِس ي ِبُ ِذ ِه ِبن ما بين ِاْلص َش ِ ِ
ص َشي )) َوح ْم َي َر َؤ ْو َه َما َب ْي َن َم َّى َت َو ُب ْ
ِ
108
“Rosululloh disajikan paha kambing. Beliau sangat suka
paha kambing, kemudian beliau menggigitnya. Beliau
bersabda: Aku pemimpin manusia pada hari kiamat.
Apakah kalian tahu tentang hal ini? Alloh (pada hari itu)
mengumpulkan orang-orang terdahulu dan orang-orang
terakhir di atas satu dataran. Maka seorang yang me-
manggil dapat didengar oleh mereka dan seorang yang
memandang dapat melihat mereka. Matahari mendekat
dan seluruh manusia terkena kegelisahan dan kesusahan
yang tak tertahankan. Maka mereka berkata: Apakah
kalian tidak tahu keadaan kita sekarang dan penderitaan
yang telah menimpa kita? Apakah kalian tidak melihat
siapa yang akan memintakan pertolongan untuk kalian
kepada Alloh? Sebagian orang di antara mereka
menjawab: Bapak kita Adam! Kemudian mereka men-
datangi Nabi Adam dan berkata; Hai Nabi Adam, tuan
adalah bapak manusia. Alloh telah menciptakan tuan
dengan tangan-Nya dan telah meniupkan ruh-Nya kepada
tuan, memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada
tuan dan menempatkan tuan di surga. apakah tuan tidak
melihat keadaan kami sekarang dan penderitaan yang
menimpa kami?” Mintalah syafa‟at untuk kami kepada
robbmu? Nabi Adam menjawab: Sesungguhnya Robbku
pada hari ini telah murka dengan murka yang tidak pernah
terjadi sebelum dan sesudahnya. Alloh telah melarang aku
untuk memakan buah sebuah pohon, kemudian aku
melanggarnya. Aku hanya sanggup memperhatikan diriku
sendiri. Pergilah kepada orang-orang selainku. Pergilah ke
Nabi Nuh. Kemudian mereka mendatangi Nabi Nuh dan
berkata: Hai nabi Nuh, tuan adalah rosul pertama untuk
umat manusia, dan Alloh telah menyebut tuan sebagai
hamba yang banyak bersyukur. Apakah tuan tidak melihat
keadaan kami sekarang? Sudikah tuan memintakan
syafa‟at untuk kami kepada Alloh? Nabi Nuh menjawab:
Sesungguhnya Robb-ku pada hari ini telah murka dengan
murka yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudahnya,
Aku pernah mendoakan kecelakaan bagi kaumku. Aku
hanya sanggup memperhatikan diriku sendiri. Pergilah
109
kepada orang selainku. Pergilah ke Nabi Ibrohim.
Akhirnya mereka ke Nabi Ibrohim. Mereka berkata; Tuan
adalah nabi Alloh dan termasuk orang yang menjadi
kekasih Alloh. Mintalah pertolongan kepada Alloh untuk
kami. Apakah tuan tidak melihat keadaan kami sekarang?
Nabi Ibrohim menjawab: Sesungguhnya Robbku pada hari
ini telah murka dengan murka yang tidak pernah terjadi
sebelum dan sesudahnya. Aku pernah berdusta tiga kali,
Kemudian beliau menyebutkan tiga dustanya itu, Aku
hanya sanggup memperhatikan diriku sendiri. Pergilah
kepada orang selainku. Pergilah ke Nabi Musa. Kepada Nabi
Musa mereka berkata: Hai Nabi Musa, tuan adalah rosul
Alloh. Alloh telah memberikan keutamaan kepada tuan
dengan risalah dan Kalam-Nya yang tidak diberikan kepada
rosul lain. Mintalah pertolongan kepada Alloh untuk kami.
Apakah tuan tidak melihat keadaan kami sekarang? Nabi
Musa menjawab: Sesungguhnya Robbku pada hari ini
telah murka dengan murka yang tidak pernah terjadi
sebelum dan sesudahnya, Aku telah membunuh seorang
yang tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Aku
hanya sanggup memperhatikan diriku sendiri. Pergilah
kepada orang-orang selainku. Pergilah ke Nabi Isa.
Kemudian mereka menemui Nabi Isa dan berkata: Hai
Nabi Isa, tuan adalah Rosululloh, Kalimah Alloh yang
disampaikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya. Tuan
dapat berbicara ketika dalam ayunan. Mintalah perto-
longan kepada Alloh untuk kami. Apakah tuan tidak me-
lihat keadaan kami sekarang? Nabi Isa menjawab: Se-
sungguhnya Robbku pada hari ini telah murka dengan
murka yang tidak pernah terjadi sebelum dan sesudah-
nya. Nabi Isa tidak menjelaskan dosanya. Aku hanya
memperhatikan diriku sendiri. Pergilah kepada orang
selainku. Pergilah ke Nabi Muhammad. Kemudian mereka
mendatangiku dan berkata: Hai Nabi Muhammad, Alloh
telah mengampuni dosa-dosa tuan yang terdahulu dan
dosa yang kemudian. Mintalah pertolongan kepada Alloh
untuk kami. Apakah tuan tidak melihat keadaan kami
sekarang? Maka aku pergi menuju ke bawah „Arsy. Ke-
110
mudian aku bersimpuh dan bersujud kepada Robbku.
Alloh pun mengajarkan aku puji-pujian untuk-Nya yang
tidak pernah diajarkan kepada siapa pun juga sebelum
aku. Setelah itu aku dipanggil: Hai Muhammad angkatlah
kepalamu, mintalah, engkau pasti akan diberi dan
mintalah syafa‟at, pasti akan dikabulkan. Kemudian aku
mengangkat kepalaku dan aku pun berkata meminta:
”Umatku ya Robb, umatku ya Robb, umatku Ya Robb.
Maka dikatakan kepadaku: Ya Muhammad masukkan
umatmu yang tidak dihisab dari pintu kanan Jannah dan
mereka boleh masuk pintu mana saja bersama-sama orang
selain mereka. Dan demi Dzat yang jiwaku berada di
tangan-Nya, sungguh jarak antara dua daun pintu surga
seperti halnya jarak antara Mekkah dengan Himyar
(Yaman) atau antara Mekkah dan Busro (Syam)” (HR.
Bukhori No. 4343, Muslim No. 287 dan Tirmidzi
No. 2358)
10) Mengimani adanya haudh atau telaga yang dimiliki oleh
Nabi Muhammad .
Setelah manusia dibangkitkan dari kubur dan
mereka digiring untuk menuju satu peradilan yang haq,
maka tatkala manusia tersebut merasakan kepayahan dan
kecapaian yang tak terhingga, maka bagi orang-orang yang
beriman telah disediakan oleh Alloh sebuah telaga yang
dimiliki Nabi Muhammad , yang mana bila seseorang
minum satu kali tegukan dari telaga tersebut, maka ia
tidak akan merasakan haus selama-lamanya.
Nama dari haudh tersebut adalah haud al-Kautsar,
selain itu, telaga tersebut pun mempunyai sifat-sifat yang
dijelaskan dalam al-Qur‟an dan beberapa hadits berikut:
111
Rosululloh
َ bersabda:
ًٍْح ُه ؤ ْط َُ ُب م َّ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َ َ
ُ الل َبن َوس
ِ ِ ِ ً(( َح ْى ِض ي م ِعيرة ؼه ٍش مائه ؤبُض ِم
َُ ْ َ َ َ َّ ْ ِاْل ْع ًِ َو ِه َيز ُاه ُه َه ُى ُجىم
)) الع َم ِاء َم ًْ ؼ ِش َب ِم ْن َها فال ًَظ َمإ ؤ َب ًذا ِ
“Luas haudhku adalah perjalanan satu bulan, airnya lebih
putih dari susu, wanginya lebih harum dari misk dan
gelasnya sejumlah bintang yang ada di langit. Barangsiapa
yang minum dari haud itu, maka ia tidak akan haus
selama-lamanya.” (HR. Bukhori No. 6093 dan
Muslim No. 4244)
ُّ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ
ُ الل ْا ُلا ُم َج َّى ًفا َف ُل ْل ُت َما َه َزا ًَا ح ْبر
ًل ِ ِ ِ (( ؤجِت على نه ٍش حافخاه ِكباب
َ َْ َ َ َ
)) اٌ َهزا الي ْىج ُشك
“Aku tiba pada sebuah sungai yang di pinggir-pinggirnya
terdapat kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang
berongga, maka aku pun berkata: „‟Sungai apakah ini
wahai Jibril?‟‟ Jibril berkata: Ini adalah sungai al-
Kautsar‟‟. (HR. Bukhori No. 4582, Abu Dawud No.
666, Tirmidzi No. 3282 dan Ahmad No. 11556)
112
“Didatangkan (jembatan) di atas neraka Jahannam, kami
bertanya: „‟Ya Rosululloh, apakah jisr itu?‟‟ Beliau
bersabda: „‟Ia adalah sesuatu yang licin yang dapat
menggelincirkan (orang bila melewatinya) dan ada kail-
kail serta duri pohon yang sangat menusuk, di mana ia
mempunyai duri biasanya ada di Nejed yang dikenal
dengan nama Sa‟dan.…” (HR. Bukhori No. 6886)
“Dan bersegeralah kalian untuk mendapat pengampu-
nan dari Robb kalian dan surga yang luasnya seluas
langit dan bumi, telah disiapkan bagi orang-orang yang
bertakwa.” (QS. Ali ‘Imron [3]:133)
113
as-Sunnah serta berita dari semua rosul sebelum
Muhammad .
Alloh berfirman:
“Dan Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril
itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
(yaitu) di Sidrotil Muntaha, di dekatnya ada surga
tempat tinggal.” (QS. an Najm [53]:13-15)
Anas meriwayatkan bahwa Rosululloh bersabda:
ً َ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َ َّ َ
(( وال ِزي هفغ محم ٍذ ِبُ ِذ ِه لى سؤًخم ما سؤًت لض ِحىخم ك ِلُال
َ ْ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ً َ ْ ُ ْ َ َ َ َ
اٌ (( َسؤ ًْ ُت ال َج َّىت ِ ٌ كالىا وما سؤًت ًا سظى.)) ولبىُخم ه ِثيرا
اَّلل ك
َّ َو
))الى َاس
“Demi Robb yang jiwaku di tangan-Nya, sekiranya
kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan
sedikit tertawa dan banyak menangis!” para sahabat
bertanya, “Apa yang kau lihat wahai Rosululloh?”
Rosululloh menjawab, “Aku melihat surga dan
neraka.” (HR. Muslim)
(2) Di surga terdapat delapan pintu, di antaranya pintu
sholat, pintu jihad, pintu sodaqoh, dan pintu Royyan
yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang rajin
menjalankan shoum”. Rosululloh bersabda:
َّ ُ ُ َ َّ َّ َّ َ ُ ٌ َ َ
الشٍ َان ال ًَ ْذخل ُه ِبال ِفيها باب ٌعمى، ابىَ (( فى ْال َج َّىت َج َماه َُ ُت َؤ ْب
ٍ ِ ِ ِ
ََّ ُ ن
)) الصا ِئمى
“Di surga terdapat delapan pintu. Salah satunya ber-
nama pintu Royyan tidaklah seorang pun
114
memasukinya kecuali orang-orang yang rajin puasa.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan satu hadits dari
jalur Abu Huroiroh bahwa Rosululloh bersabda:
ْ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ (( َم ًْ َؤ ْه َف َم َص ْو َح ْين فى
اب ال َج َّى ِت ًَا َع ْب َذ ِ ى ب ؤ ً م يىد ه
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِاَّلل ُل ب ظ
َ َّ
اب الصال ِة َ
ب ً ْ م ىَ ع ُ
د ة
َ َّ
ال الص ل ْ ان م ًْ َؤ
ه َ َف َم ًْ َو. َه َزا َخ ْي ٌر،اَّلل َّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ًْ ان ِم َ َو َم ًْ َو،ان م ًْ َؤ ْهل ْالج َهاد ُدع َى م ًْ َباب ْالج َهاد َ َ ْ ََ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ومً و،
َ َّ َ َ َو َم ًْ َو، الشٍَّان ّ َؤ ْهل
الص َذك ِت ان ِم ًْ ؤ ْه ِل ِ َّ اب
ِ
َ ًْ الص َُام ُدع َى م
ب ِ ِ ِ ِ ِ
َ ب َإبى َؤ ْه َت َو ُؤ ّمى ًا- هنع هللا ىضر- اٌ َؤ ُبى َب ْىش َ ََ َ َ َّ
فل. » اب الصذك ِت َ ْ َ ُ
ِ ِ ِ ٍَ ِ د ِعى ِمً ب
َ
ف َه ْل، ض ُشو َس ٍة َ ًْ َما َع َلى َم ًْ ُدع َى م ًْ ج ْل ًَ ألا ْب َىاب م، اَّلل َّ َ ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٌَسظى
ُ َ َ َ َ َ َ ّ ُ َ َْ َ ْ ْ ٌ َ َ َ ْ ُ
َوؤ ْس ُحى ؤ ْن َجيى َن. اٌ « و َع ْم اب و ِلها ك ِ ًذعى ؤحذ ِمً ِجلً ألابى
)) ِم ْن ُه ْم
“Barangsiapa menginfaqkan sepasang (seperti
sepasang baju perang, sepasang kuda. -red) yang
berharga fi sabilillah (di jalan Alloh) maka ia akan
dipanggil dari pintu surga. (Wahai hamba Alloh, ini
adalah satu kebaikan) Barangsiapa tekun
mengerjakan sholat, ia akan diseru dari pintu
sholat, dan barangsiapa termasuk ahlul jihad (suka
berjihad) maka ia akan diseru dari pintu jihad.
Barangsiapa suka bersedekah ia akan diseru dari
pintu sedekah dan barangsiapa rajin melaksanakan
shoum (puasa), ia akan diseru dari pintu Royyan”.
Abu Bakar bertanya, “Ya Rosululloh, adakah
seseorang yang dipanggil dari semua pintu itu?”
Rosululloh menjawab, “Ya, ada. Dan aku berharap
engkau salah seorang di antaranya” (HR. Bukhori
dan Muslim)
115
(3) Surga terletak di atas langit ketujuh, di samping
Sidrotul Muntaha
Alloh berfirman:
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril
itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain,
(yaitu) di Sidrotul Muntaha [Sidrotul Muntaha
adalah tempat yang paling tinggi, di atas langit ke-7,
yang telah dikunjungi Nabi ketika mi'roj]. Di
dekatnya ada surga tempat tinggal.” (QS. an-Najm
[53]: 13-15)
(5) Jalan menuju Surga hanya satu dan tidak berbilang, inilah
syariat Islam atau yang populer disebut Sirotulmustaqim.
Ibnu Mas‟ud berkata bahwa Rosululloh pernah
116
membuat sebuah garis di hadapan para sahabat lalu
berkata, “Inilah jalan Alloh” Lalu beliau membuat banyak
garis di kanan kirinya, seraya berkata, “ini adalah jalan-
jalan yang diserukan oleh setan”. Setelah itu, beliau
membaca ayat:
117
dengan harta mereka dan jiwanya. Alloh melebihkan
orang-orang yang berjihad dengan harta dan
jiwanya atas orang-orang yang duduk [karena ada
udzur] satu derajat. Kepada masing-masing mereka
Alloh menjanjikan pahala yang baik (surga) dan
Alloh melebihkan orang-orang yang berjihad atas
orang yang duduk dengan pahala yang besar,
(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan
serta rahmat. Alloh Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. an-Nisa [4]: 95-96)
Abu Sa‟id pun berkata dalam musnadnya bahwa
Rosululloh bersabda:
ُ َ ْ صاحب ْال ُل ْشآن ب َرا َد َخ َل ْال َج َّى َت ْاك َ ْشؤ َو َ ُ (( ًُ َل
ف َُ ْل َشؤ.اص َع ْذ ِ ِ ِ ِ اٌ ِل
َ َ ً ُ
)) ص َع ُذ ِبي ِ ّل َآً ٍت َد َس َحت َح َّتى ًَ ْل َشؤ ِآخ َش ش ْى ٍء َم َع ُه
ْ ٍَ َو
“Dikatakan kepada ahli al-Qur‟an ketika dia masuk
surga: “Bacalah (al-Qur‟an) dan meninggilah, maka
dia pun membaca dan meninggi, setiap ayat
menambah satu derajat, sehingga dia membaca akhir
ayat yang dia hafal.” (HR. Ibnu Majah dan
dishohihkan Albani)
Hadits ini menunjukan bahwa jumlah derajat di Surga
sebanyak jumlah ayat al-Qur‟an.
118
ْ َ ََ ُ َف ْى َك ُه َع ْش
)) َو ِم ْى ُه جف َّج ُش ؤ ْن َه ُاس ال َج َّى ِت، ًِ الش ْح َم
َّ ػ
“Sesungguhnya di Surga ada 100 derajat yang Alloh
sediakan untuk para Mujahidin fisabilillah, jarak
antara setiap derajat seperti jarak langit dan bumi,
jika kalian meminta kepada Alloh maka mintalah
Firdaus, karena Firdaus itu pertengahan surga, serta
yang paling tinggi, dan atapnya adalah
„Arsyurrahman, dari sana terpancar sungai-sungai
surga.” (HR. Bukhori)
Ada ulama yang mengatakan bahwa 100
derajat yang terdapat dalam hadits ini termasuk ke
dalam bagian derajat surga yang berjumlah sebanyak
bilangan al-Qur‟an, hanya saja 100 derajat ini khusus
disediakan oleh Alloh untuk para mujahidin.
119
memintakan wasilah untukku, ia berhak mendapat
syafaatku”. (HR. Muslim)
120
ََ َّ ُ ْ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ُ ْ ُن
ًَ غ؟ فز ِال
ِ
ْ الؽ
م (( ماسؤًت العاعت ال ِتي جيى ِفيها كبل طلىع
َ ٌ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َّ َ ُ ْ ُ
)) َوال َص ْم َه ِشٍْ ٌش،غهىسها ِبال ؤهه لِغ ِفيها ؼم
“Apa yang kamu lihat pada saat kau berada sebelum
matahari terbit, itulah dia nurnya (cahayanya). Hanya
saja, di sana tidak ada sengatan matahari dan tidak ada
rasa dingin mencekam.”
Di dalam sunan Ibnu Majah diriwayatkan oleh
Usamah bin Zaid bahwa Rosululloh bersabda:
َ َ َ َ َ َ َّ َ َّ َ ْ ٌ ّ َ ُ ْ َ َ َ
ِه َي َو َس ِ ّب،الج َّىت ال خط َش ل َها (( ؤال هل مؽ ِمش ِللجى ِت؟ ف ِةن
ْ
، َو َن ْه ٌش ُمط َش ٌد،ص ٌش َم ِؽ ُْ ٌذ ْ َوك، َوس ٍْ ُح َها َت ْه َت ُّز،الى ْعبت ُه ْى ٌس ًَ َخ َ َْل َ َُل
َ َ
ِ ِ ِ
ْ َو َم َل ٌام في،وح َل ٌل َه ِث ْي َر ٌة
ُ ، َو َص ْو َح ٌت َح ْع َى ُاء َحم ُْ َل ٌت،َو َج ْم َش ٌة َهض ُْ َج ٌت
ِ ِ
ِ َ
َّ َ َ ٌ ْ َ ٌ َ ْ َ ٌ َ َ َ ٌ َ َ َ
و ِحبرة و ِوعمت ِفي محل ٍت، وف ِاههت وخ ِضشة،ؤ َب ٍذ ِف ْي َد ِاس ظ ِلُ ِم ٍت ْ َ
:ٌا َ َك، َو َه ْح ًُ ُم َؽ ّم ُش ْو َن َل َها،هللا َ ُ َ ََ ُْ َ
ِ ٌ وع ْم ًا َسظى: كالىا.ع ِالُ ٍت ب ِه َُّ ٍت
َ َ َ
ِ
ُ ب ْن َؼ َاء:اٌ َك ْى ٌم
)) هللا ُ ُك ْى ُل ْىا ب ْن َؼ َاء
َ َك،هللا
ِ ِ
“Tidakkah kalian bersiap-siap ke surga?
Sesungguhnya surga tidak dapat dilukiskan. Demi
Alloh Robbul Ka‟bah, ia adalah cahaya yang
berkilauan, wewangian yang menggairahkan, istana
yang kokoh, juga sungai-sungai yang mengalir, di sana
tersedia buah-buahan yang masak, istri yang cantik
rupawan, perhiasan yang beraneka, tempat tinggal
abadi yang menentramkan, tempat tumbuhnya buah-
buahan dan sayur-sayuran yang hijau segar. Ia
merupakan kesukacitaan dan kenikmatan, tempat
luhur yang menyenangkan.” Para sahabat berkata, “Ya
Rosululloh, kami siap masuk surga.” Rosululloh
berkata, “Katakanlah Insya Alloh!” Mereka pun
serentak berkata “Insya Alloh!”. (HR. Ibnu Majah,
dan Ibnu Hibban dalam shohihnya, akan tetapi
didhoifkan oleh Albani)
121
(11) Di Surga terdapat kamar-kamar yang tinggi, ruangan-
ruangan yang sisi luarnya bisa terlihat dari dalam dan
sisi dalamnya bisa dilihat dari luar. Di sana pun ada
kemah luas yang indah terbuat dari satu intan berongga.
Alloh berfirman:
122
Dalam hadits lain Rosululloh bersabda:
ُ ُ َ َُُْ ً َ َ ْ ْ ْ
(( ِب َّن ِلل ُما ِم ًِ ِفى ال َج َّى ِت لخ ُْ َمت ِم ًْ لالا ٍة َو ِاح َذ ٍة ُم َج َّىف ٍت طىل َها
َ َ ْ َ ُ ُ ُ َ ْ ً
ُال ِلل ُم ْا ِم ًِ ِف َيها ؤ ْهلى َن ًَطىف َعل ْي ِه ُم اْلُ ْا ِم ًُ فال ًَ َشي َ
ِظ ُّخىن ِم
)) ضا ً ض ُه ْم َب ْعُ َب ْع
“Sesungguhnya di dalam surga ada kemah dari satu
intan yang berongga yang panjangnya enam puluh
mil, yang disediakan untuk orang-orang beriman, di
dalam kemah itu ada keluarga (istri-istri mereka di
dunia dan bidadari yang mereka gilir) yang mereka
kunjungi, dan diantara mereka tidak saling melihat
(karena sangat luas).” (HR. Bukhori dan Muslim)
123
Imam Bukhori meriwayatkan satu hadits dalam
shohihnya, bahwa Rosululloh bersabda:
َ ْ ْ َ ُ (( َو َّال ِزي َه ْف
ٌُّ غ ُم َح َّم ٍذ ِب َُ ِذ ِه ِب َّن ؤ َح َذ ُه ْم ِب َمن ِ ِزل ِه ِفي ال َج َّى ِت ؤ َد
ْ ُّ
))الذه َُا ان ِفي َ م ْى ُى ْم ب َم ْنزله ٌَ ْع ُى ُى ُه َو
ِ ِِ ِ ِ
“Demi Alloh yang jiwaku ada ditangan-Nya,
sesungguhnya mereka mengenal tempat tinggalnya di
surga lebih baik daripada mengenal tempat tinggalnya
di dunia.” (HR. Bukhori)
124
di dalamnya. Begitupula para Mukminah mereka pun
akan lebih cantik dari bidadari surga.
Rosululloh bersabda:
َادا ُم َى َّح ِل َين َؤ ْب َىاء
ً َ ً ً َ ْ ْ َ ُ
(( ًَ ْذخ ُل ؤ ْه ُل ال َج َّى ِت ال َج َّىت ُم ْشدا ِبُضا ِحع
َْ ً َْ َ َ َ َ َ
)) جال ٍث َوجال ِج َين َعلى خل ِم َآد َم َظ ْب ِع َين ِر َساعا ِفى َظ ْب َع ِت ؤر ُس ٍع
“Ahlul Jannah akan memasuki surga dalam keadaan
tidak berjenggot, berkulit putih, dan berambut ikal,
matanya bercelak, usia mereka 33 tahun, dan rupa
mereka seperti Adam , tingginya 60 hasta dengan
lebar tubuh 7 hasta.” (HR. Ahmad, Thobroni dan
dishohihkan oleh Albani dalam Shohih Targhib
wa Tarhib)
Ini adalah kegagahan lelaki adapun tentang kaum
Muslimah, yang taat di dunia ini, maka mereka akan
diberikan kecantikan yang luar biasa oleh Alloh .
Dalam hal ini Rosululloh bersabda:
َ ألا ْ ض ََلَ َ ْ َ َ َّ َّ َ ْ ْ َ َ ْ ً َ َ ْ َّ َ ْ َ َ
ض َاء ْث ِ س (( ولى ؤن امشؤة ِمً ِوع ِاء ؤه ِل الجى ِت اطلعت ِبلى
ً َما َب ُْ َن ُه َما َو َْلَ ََل ْث َما َب ُْ َن ُه َما س
ًٍَحا َو َل َىص ُُف َها َع َلى َ ْسؤظ َها َخ ْي ٌر م
ِ ِ ِ ِ
ْ ُّ
)) الذه َُا َو َما ِف َيها
“Jika seorang wanita dari kalangan Ahlul Jannah
menoleh ke bumi, niscaya aroma harum akan
memenuhi timur dan barat, dan keduanyapun akan
bersinar terang, dan sesungguhnya kerudung yang
menutupi kepalanya lebih baik daripada dunia dan
seisinya.” (HR. Muslim)
125
126
Alloh berfirman:
127
buah yang sangat banyak, bagaikan gundukan
gunung. Alloh berfirman, “Ambillah, hai Bani
Adam! Engkau memang tidak pernah merasa
kenyang!”
Kemudian orang Arab Badui itu berkata: “Wahai
Rosululloh, sesungguhnya aku tidak mendapati orang
seperti itu kecuali dari kalangan Quraisy atau orang
Madinah karena mereka senang bercocok tanam,
adapun kami bukanlah golongan yang senang
bercocok tanam,” maka Rosululloh pun tertawa
mendengarnya.” (HR. Bukhori)
128
Kedua ayat di atas mengandung beberapa faidah
berharga, di antaranya:
a. Adanya sungai di surga merupakan hakekat.
b. Sungai-sungai itu mengalir, tidak diam.
c. Sungai-sungai itu berada di bawah bilik-bilik,
istana, dan kebun penghuni surga.
Alloh berfirman:
129
rasa, aroma, bentuk dan warnanya. Keduanya tidak
pernah habis, dan penghuninyapun tidak akan pernah
bosan menikmatinya.
Alloh berfirman:
130
“Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan
dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan.
Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala
(gelas) yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata
yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan
dosa.” (QS. ath-Thur [52]: 22-23)
Di dalam Shohih Muslim riwayat Jabir
diceritakan bahwa Rosululloh bersabda, “Penghuni
surga makan dan minum tanpa beringus, buang air
besar, atau buang air kecil. Makanan yang mereka
santap akan berubah menjadi peluh seperti tetes-tetes
kesturi. Mereka mengalunkan tasbih dan takbir
seiring dengan irama napas”.
Di dalam Musnad Imam Ahmad, diriwayatkan
oleh Zaid bin Arqom bahwa seorang lelaki dari
Ahlul Kitab mendatangi Rosululloh . Ia berkata,
“Wahai, Abul-Qosim, engkau berkata bahwa penghuni
surga itu makan dan minum?” Rosululloh menjawab,
“Ya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya,
sesungguhnya setiap orang dari mereka akan diberikan
kekuatan 100 lelaki dalam hal makan minum, dan
menggauli istri.”
Beliau melanjutkan, “Karena makan dan
minum, mereka punya hajat. Hajat mereka adalah
keluarnya keringat dari badan seperti tetes-tetes
minyak kesturi.”
(20) Sutra halus yang tebal dan tipis akan menjadi pakaian
yang sangat dibanggakan oleh penghuni surga,
pakaian yang akan menambah keserasian ketampanan
dan kecantikan wajah-wajah mereka.
131
“Mereka memakai sutera yang halus dan sutera
yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan.” (QS. ad-
Dukhon [44]: 53)
132
akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.”
(QS. al-Insan [76]: 19)
(22) Wanita surga terdiri dari dua jenis, ada para bidadari
surga yang langsung Alloh ciptakan di sana tanpa
melalui proses hidup di dunia, dan ada wanita
Mukminah yang Alloh masukkan ke dalam surga.
Jenis pertama sering disebut “Hurun „Iin” atau
bidadari surga, sedangkan jenis kedua sering disebut
“Nisa Ahlil Jannah” atau wanita penghuni surga.
Alloh berfirman:
“Dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang
suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-
Baqoroh [2]: 25)
Maksud istri-istri yang disucikan di dalam ayat ini
adalah istri yang suci dari haid, buang air kecil, buang air
besar, nifas, dan semua kotoran yang dialami wanita
dunia. Batinnya suci dari akhlak buruk, lidahnya suci
dari kata-kata kotor, dan pandangannya tidak ditujukan
kepada lelaki selain suaminya. Pakaiannya pun suci dari
segala kotoran.
Alloh berfirman dalam ayat yang lainnya:
“Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka
bidadari.” (QS. ad-Dukhon [44]: 54)
133
Huurun „Iin (bidadari) ialah wanita muda yang
sangat cantik berkulit putih yang sangat lembut, pada
putih matanya sangat putih dan pada hitam matanya
sangat hitam.
Wanita surga akan senantiasa muda dan gadis,
setiap kali sang suami selesai menggaulinya maka
ketika itu pula Alloh mengembalikan kegadisan
sang wanita surga sebagai tambahan kelezatan bagi
para hamba-Nya yang ta‟at.
Alloh berfirman:
“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan.
Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. al-
Waqi’ah [56]: 36-37)
Setiap penghuni surga minimal akan mendapat-
kan dua istri yang sangat cantik, Rosululloh bersabda:
َّ ُ
ًُ َشي ُم ُّخ ُظى ِك ِه َما ِم ًْ َو َس ِاء الل ْح ِم، (( َوِلي ِ ّل َو ِاح ٍذ ِم ْن ُه ْم َص ْو َح َخ ِان
ْ
)) ً ِم ًَ ال ُح ْع،
“Dan untuk setiap penghuni surga memiliki dua
orang istri, sum-sum kakinya terlihat dari balik
daging karena begitu cantiknya bidadari itu.”
134
“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka
(manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.”
(QS. ar-Rum [30]: 14-15)
Yahya ibn Abi Katsir mengatakan, “Al-Hibr
(masdar dari yuhbarun) adalah suara yang merdu
yang nikmat didengar di surga nanti.”
135
Kedua dalil di atas menunjukan tentang satu hal
yang sama, yaitu melihat Alloh di surga.
Begitulah kenikmatan yang diperuntukkan bagi
para penghuni surga, mereka akan kekal di dalamnya.
B. Gambaran Neraka
Neraka adalah tempat yang sangat panas sebagai
balasan dari Alloh „bagi orang-orang yang kufur kepada-
Nya. Kita harus mengenal neraka dan mengetahui sifat-
sifatnya untuk dijadikan sebagai keyakinan dalam hati.
Untuk itu mari kita perhatikan hal-hal berikut:
(1) Neraka adalah sejelek-jeleknya tempat tinggal dan
seburuk-buruknya tempat kembali.
Dari sahabat Anas bin Malik , Rosululloh
bersabda; “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya,
seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya
kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para
sahabat bertanya; “Apa yang engkau lihat ya Rosululloh”
Beliau menjawab; “Saya melihat surga dan Neraka.”
(HR. Muslim No. 426)
(2) Neraka Memiliki keluasan yang amat luas yang daya
tampungnya tidak akan penuh meskipun dimasuki oleh
orang-orang durhaka sejak zaman Nabi Adam
sampai hari kiamat.
Alloh berfirman:
“Pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam:
“Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab:
“Masihkah ada tambahan?” (QS. Qof [50]: 30)
ُ َ َْ َ َ َْ
(( ًُاحى ِب َج َه َّى َم ًَ ْى َم ِئ ٍز ل َها َظ ْب ُعىن ؤلف ِص َم ٍام َم َع و ِ ّل ِص َم ٍام
136
َ َ َْ َ
)) َظ ْب ُعىن ؤلف َمل ًٍ ًَ ُج ُّش َون َها
Dari Ibnu Mas‟ud ia berkata bahwa Rosululloh
bersabda; “Pada hari kiamat Neraka Jahannam itu
akan didatangkan dengan tujuh puluh ribu kendali,
tiap-tiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu
malaikat.” (HR. Muslim)
(3) Dalamnya jurang neraka adalah seperti sebuah batu
yang dilempar di tebing jahannam dan batu itu akan
terus meluncur ke dasar neraka selama 70 tahun.
Abu Huroiroh berkata; “Kami pernah bersama
Rosululloh, tiba-tiba kami mendengar sesuatu yang
jatuh, lalu beliau bersabda; “Tahukah kalian apakah
itu?” Kami (para sahabat) menjawab; “Alloh dan
Rosul-Nya lebih tahu”. Kemudian beliau bersabda;
“Ini adalah sebuah batu yang dilemparkan dari atas
Neraka sejak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang
batu itu baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim No.
2844)
(4) Neraka memiliki 7 (tujuh) pintu yang akan dilewati
oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa
dan maksiat yang mereka lakukan di dunia.
Alloh berfirman:
“Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat
yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-
pengikut setan) semuanya. Jahannam itu
mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah
ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari
mereka.” (QS. al-Hijr [15]: 43-44)
137
(5) Alloh juga menyediakan belenggu-belenggu yang
sangat berat dan menyiksa, sehingga para penghuni
Neraka tidak dapat lari dan mengelak, mereka pasti
akan merasakan hukuman dan siksaan.
Alloh berfirman:
“Kalian akan melihat orang-orang yang berdosa pada
hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.”
(QS. Ibrohim [14]: 49)
(6) Alloh juga telah menyiapkan penjaga yang siap me-
ngawasi dan menyiksa para penghuni Neraka. Alloh
memilih penjaga itu dari kalangan malaikat.
Alloh berfirman:
“Kami tidak menjadikan penjaga neraka melainkan
dari malaikat.” (QS. al-Mudatstsir [74]: 31)
(7) Perlu diketahui bahwa Neraka itu adalah suatu tempat
tinggal yang memiliki daya panas yang dahsyat. Kadar
terpanas yang ada di dunia ini belum seberapa
dibandingkan dengan panasnya api neraka.
Alloh berfirman:
“Maka, Kami akan memperingatkan kalian dengan
Neraka yang menyala-nyala.” (QS. al-Lail [92]: 14)
Hal itu telah digambarkan oleh Rosululloh
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan sahabat Abu
Huroiroh : “(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam)
nyalakan di dunia ini merupakan satu bagian dari
tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.”
Para sahabat bertanya; “Demi Alloh, apakah itu sudah
138
cukup wahai Rosululloh” Beliau bersabda; “(Belum),
sesungguhnya panasnya sebahagian yang satu
melebihi sebahagian yang lainnya sebanyak enam
puluh kali ganda.” (HR. Muslim No. 2843)
(8) Sifat-sifat api neraka:
a. Api neraka melontarkan bunga-bunga api. Sebe-
rapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut?
Alloh telah gambarkan hal tersebut dalam al-
Qur'an:
“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api
sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti
iringan unta yang kuning.” (QS. al-Mursalat
[77]: 32-33)
Berkata as-Sa‟di dalam tafsir ayat ini:
“Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan
sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir
Rohman)
b. Api Neraka mengeluarkan suara yang mengerikan.
Alloh berfirman:
“Apabila neraka melihat mereka dari tempat yang
jauh, mereka mendengar kegeramannya dan
suara yang menyala-nyala.” (QS. al-Furqon
[25]: 12)
c. Ketahuilah, untuk menunjukkan semakin ngerinya
dan pedihnya siksaan di neraka, maka Alloh
menjadikan bahan bakar api neraka itu dari
manusia dan batu.
139
Alloh berfirman:
“Jagalah diri kalian dari (lahapan api) neraka
yang bahan bakarnya dari manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS.
al-Baqoroh [2]: 24)
(9) Penghuni jahannam mendapatkan hidangan makanan
dan minuman yang menyakitkan berupa adzab dan siksa.
a. Makanan yang Berduri,
Alloh berfirman:
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan
dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.”
(QS. al-Ghosiyah [88]: 6-7)
Alloh berfirman:
“Makanan yang menyumbat di kerongkongan serta
azab yang pedih.” (QS. al-Muzzammil [73]: 13)
b. Pohon Zaqqum,
Alloh berfirman:
140
Apakah pohon zaqquum itu? Apakah pohon itu
enak lagi lezat? Tentu tidak, bahkan pohon itu hanya
akan menambah kepedihan dan kesengsaraan pula.
Alloh mensifati lebih lanjut tentang pohon
Zaqqum dalam ayatnya yang lain:
141
sengaja disiapkan untuk menambah kesengsaraan
bagi para penghuni neraka.
Alloh berfirman:
“Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan
muka mereka ditutup oleh api neraka.” (QS.
Ibrohim [14]: 50)
Alloh berfirman:
...
“Maka orang-orang kafir akan dibuatkan untuk
mereka pakaian-pakaian dari api neraka…,” (QS.
al-Hajj [22]: 19)
(11) Demikian juga mereka telah disiapkan tempat tidur
dan selimut yang sengaja dibuat untuk menambah
kepedihan adzab bagi mereka.
Alloh berfirman:
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan
di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
zholim.” (QS. al-A’rof [7]: 41)
(12) Perlu diketahui bahwa penghuni Neraka adalah dari
kalangan jin dan manusia.
Alloh berfirman:
142
“Sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka
Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Alloh) dan mereka
mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Alloh), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak diper-
gunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Alloh).
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.” (QS. al-A’rof [7]: 179)
143
Alloh berfirman:
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap
pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang
tertentu dari mereka.” Q(S. al-Hijr [15]: 44)
Ayat ini menjelaskan bahwa neraka bertingkat-
tingkat.
(14) Harapan hampa penduduk neraka.
Alloh berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati se-
dang mereka tetap dalam kekafirannya, maka
tidaklah akan diterima dari seseorang di antara
mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus
diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka
itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak
memperoleh penolong.” (QS. Ali-‘Imron[3]: 91)
Alloh berfirman:
“Dan sekiranya orang-orang yang zholim mempunyai
apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula)
sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan
menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk
pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari
Alloh yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS.
az-Zumar [39]: 47)
144
10. Ahlussunnah beriman kepada qodarullah, bahwasanya
seluruh yang baik maupun yang buruk sudah ditentukan oleh
Alloh .
Beriman kepada qodar sama halnya dengan beriman
kepada hal-hal ghaib lainnya, yaitu harus sebatas yang
diterangkan oleh wahyu Ilahi (al-Kitab dan as-Sunnah).
“Ingatlah selalu nikmat-nikmat Alloh atas kalian dan ki-
tab serta al-hikmah yang diturunkan-Nya, yang dengan-
nya Alloh memberi petunjuk untuk kalian. Bertakwalah
kalian kepada Alloh dan ketahuilah bahwa sesungguh-
nya Alloh itu Maha mengetahui tentang segala sesuatu.”
(QS. al-Baqoroh [2]: 231)
“Alloh telah menjelaskan pada kalian supaya kalian tidak
sesat dan sesungguhnya Alloh Maha mengetahui tentang
segala sesuatu.” (QS. an-Nisa’ [4]): 176)
145
“Akan tetapi nampaklah pada mereka apa-apa yang me-
reka sembunyikan sebelumnya. Sekiranya mereka di-
kembalikan (ke dunia) maka mereka akan mengulangi
lagi pelanggaran apa-apa yang mereka dilarang menger-
jakannya. Sesungguhnya mereka adalah para pendusta.”
(QS. al-An’am [6]: 28)
َ اَّلل َع َل ُْ ِه َو َظ َّل َم َع ًْ َؤ ْو َال ِد ْاْلُ ْؽش ِه َين َف َل
ٌا ُ َّ ص َّلى َّ ُ ُ
َ اَّلل
ِ ٌ(( ظ ِئ َل َسظى
ُ
ِ
ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َّ
)) اَّلل ِبر خلل ُه ْم ؤ ْعل ُم ِب َما واهىا َع ِام ِل َين
“Rosululloh ditanya tentang anak-anak kaum musyrikin
(yang mati sejak kecil), maka beliau bersabda: “Alloh
Maha Tahu apa yang akan mereka perbuat (kalau mereka
tidak mati kecil).” (HR. Bukhori No. 1294, Muslim
No. 4810, Nasa’i No. 1925, Abu Dawud No. 4088 dan
Ahmad No. 1748)
Pengetahuan Alloh tentang apa-apa yang akan
terjadi, menunjukan dengan pasti bahwa hal-hal yang akan
terjadi sudah ditentukan.
146
b) Rukun kedua: Meyakini bahwa Alloh telah menulis-
kan semua hal-hal yang akan terjadi di Lauhul Mahfudz.
147
terwujud, apabila berlainan dengan kehendak-Nya.
Apa-apa yang dikehendaki Alloh pasti terwujud
dan apa-apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan
pernah terwujud.
“Tidaklah kalian berkehendak melainkan Alloh Robb se-
kalian alam juga berkehendak.” (QS. at-Takwir [81]: 29)
“Sekiranya kami menurunkan Malaikat pada mereka ke-
mudian mereka berbicara dengan yang telah meninggal
kemudian kami bangkitkan segala sesuatu tidaklah me-
reka beriman melainkan dengan kehendak Alloh, akan
tetapi bebanyakan mereka adalah orang-orang bodoh.”
(QS. al-An’aam [6]: 111)
“Sesungguhnya bila Ia menghendaki sesuatu, maka Ia
akan mengatakan padanya ”jadilah” maka hal itu pun
jadi.” (QS. Yasin [36]: 82)
148
d) Rukun keempat: Meyakini bahwa Alloh adalah pen-
cipta segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang bukan
ciptaan Alloh termasuk manusia, kehendak dan amal
perbuatannya.
“Alloh yang menciptakan segala sesuatu dan Dia yang
menanggung segala sesuatu.” (QS. az-Zumar [39]: 62)
149
ْ َ َ َ َ ُ َ َّ َ َّ َ ْ ْ َ َ َ
ىث َعلى َع َم ٍل ِم ًْ ؤ ْع َم ِاٌ ؤ ْه ِل ال َج َّى ِت بعمل ؤهل الجى ِت حتى ًم
ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َّ َ ْ ُ َّ ِ ُ َ ِ ْ ُ َ ِ
فُذ ِخله اَّلل الجىت وِبرا خلم العبذ ِللى ِاس اظخعمله ِبعم ِل ؤه ِل
ُ َّ الىاس َف ُُ ْذخ َل ُه
اَّلل َّ ىث َع َلى َع َمل م ًْ َؤ ْع َماٌ َؤ ْهل
َ الىاس َح َّتى ًَ ُمَّ
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ
)) الى َاسَّ
“Berkata „Umar bin al-Khoththob, aku mendengar Ro-
sululloh ditanya tentang ayat ini (QS. Al-A‟rof: 172)
maka beliau bersabda: Setelah Alloh menciptakan Adam,
maka Dia mengusap punggungnya dengan tangannya,
maka dikeluarkan darinya keturunannya. Kemudian
Alloh pun berfirman: aku ciptakan mereka untuk
Jannah dan dengan amal Ahlul Jannah mereka
beramal. Kemudian Alloh mengusap lagi punggung
Adam, maka dikeluarkannya darinya keturunannya,
kemudian Alloh pun berfirman: Aku ciptakan mereka
untuk Neraka dan dengan amal penghuni Neraka
mereka beramal. Maka seorang laki-laki bertanya: Jadi
apa dasarnya amal-amal kita ini? Maka Rosululloh pun
menjawab: Orang-orang yang diciptakan sebagai Ahlul
Jannah, akan dipekerjakan dengan amal Ahlul Jannah,
sampai dia mati di atas amal-amal Ahlul Jannah dan
masuklah dia ke jannah. Orang-orang yang Alloh
ciptakan sebagai penghuni Neraka, Alloh pun
mempekerjakannya dengan amal-amal penghuni
Neraka sampai dia mati di atas amal-amal penghuni
Neraka, maka masuklah dia karenanya (amal-amal itu)
ke Neraka.” (HR. Malik No. 1395, Tirmidzi No.
3001, Abu Dawud No. 4081 dan Ahmad No. 294)
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan bahwa Nabi
bersabda; “Ketika menciptakan Adam, Alloh memukul
pundak kanannya, maka keluarlah keturunannya dengan
warna putih seakan-akan Addar. Kemudian dipukul
pundak kirinya, maka keluarlah keturunannya dengan
warna hitam seakan-akan arang. Maka Alloh pun
150
berfirman kepada yang di sebelah kanan: Masuklah ke
Jannah dan aku tidak peduli. Kemudian berkata lagi
kepada yang di sebelah kiri: Masuklah ke Jahannam dan
aku tidak perduli.”
2) Alloh yang menciptakan manusia. Dia pula yang men-
ciptakan amal-amal dan kehendak-kehendak mereka, se-
muanya tercipta sesuai kehendak dan ilmu (pengetahuan)
Alloh , tidak ada sesuatu pun yang terjadi atau terwujud
tanpa sekehendak dan sepengetahuan-Nya.
Manusia diberikan kehendak, dengan kehendak itulah
mereka beramal. Tetapi kehendak manusia adalah ciptaan
Alloh dan tercipta menurut kehendak-Nya. Amal
manusia yang dikerjakan dengan kehendaknya sendiri dan
hasil dari amal itu pun adalah ciptaan Alloh dan
menurut kehendak-Nya.
Alloh pencipta segala sesuatu, tentunya termasuk
manusia, amal perbuatan dan kehendaknya (karena
kehendak adalah bagian dari diri manusia itu sendiri).
“Alloh yang menciptakan segala sesuatu dan Ia yang
menanggung segala sesuatunya itu.” (QS. az-Zumar [39]:
62)
151
“Sesungguhnya ini adalah peringatan, maka barang-
siapa berkehendak ia akan mengambil jalan Robb-Nya
(petunjuknya).” (QS. al-Insan [76]: 29)
152
“Barangsiapa diberi petunjuk Alloh maka ia berada da-lam
petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan (Alloh) maka
tidak ada baginya penunjuk.” (QS. al-Kahfi [18]: 17)
Alloh tidak memaksa manusia untuk berbuat
sesuatu. Manusia pun merasa dengan pasti bahwa dia
mengerjakan sesuatu dengan kehendaknya sendiri, tanpa
paksaan. Tetapi Alloh-lah yang menjadikan manusia
berkehendak, Alloh-lah yang mengizinkan atau tidak
mengizinkan suatu amal perbuatan terwujud, Alloh
pulalah yang memberi petunjuk dan Alloh pulalah yang
menyesatkan.
Semua itu harus kita imani, karena semuanya ada
153
dalam al-Qur‟an dan Hadits.
Kemudian akal pun ingin memberontak, ingin
mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
banyak sekali, walaupun dalilnya sudah jelas bahwa kita
harus beriman hanya berdasarkan sebatas wahyu dan
kabar ghaib hanya sebagian saja yang dikabarkan kepada
kita. Sedangkan sebagian lainnya tetap merupakan
“sirrulloh” (rahasia Alloh). Ingin mencari kepuasan! Ingin
mengangkat dirinya tanpa batas!
Pertanyaan terbesar adalah: Bukankah itu suatu
kezholiman? Setelah Alloh menentukan segala
sesuatunya, lantas seseorang disiksa karena amalnya?
Jawab:
Seperti kita beriman dengan hal-hal di atas karena
didukung oleh dalil-dalil yang kuat maka kita pun sebagai
Ahlus Sunnah wal Jama‟ah, Firqoh Najiyyah yang me-
ngikuti wahyu Alloh dengan pemahaman shahabat,
harus beriman pula bahwa Alloh tidaklah zholim.
“Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa yang
telah engkau kerjakan, dan sesungguhnya Alloh tidak
menzholimi hamba-hamba-Nya.” (QS. al-Anfal [8]: 51)
“Sesungguhnya hal tersebut adalah dari apa-apa yang
telah engkau kerjakan, dan sesungguhnya Alloh tidak
mendzholimi hamba-hamba-Nya.” (QS. al-Hajj [22]: 10)
“Barangsiapa yang berbuat amal shaleh, sesungguhnya hal
tersebut untuk dirinya dan barangsiapa berbuat amal buruk
154
maka itu pun bagi dirinya. Tidaklah Robbmu menzholimi
hamba-hamba-Nya.” (QS. Fushshilat [41]: 46)
“Sesungguhnya Alloh tidak mendholimi seberat biji sawi
pun, setiap kebaikan Ia menggenapkannya kemudian Ia
mendatangkan pahala yang besar dari sisi-Nya.” (QS. an-
Nisa’ [4]: 40)
155
orang tersebut diciptakan untuk masuk Jannah
sedangkan yang satunya lagi masuk neraka. Semua itu
terjadi dengan hikmah yang tinggi dan mulia sekali.
“Alloh berfirman: „Wahai Nuh sesungguhnya ia,
bukanlah dari keluargamu, sesungguhnya ia amal
buruk, maka janganlah engkau menanyakan kepada-
Ku tentang apa-apa yang engkau tak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Aku mengingatkan engkau
agar engkau tidak termasuk orang-orang yang jahil.”
(QS. Hud [11]: 46)
Ilmu dalam ayat di atas adalah ilmu yang
terlarang untuk dicari pengetahuannya, yaitu ilmu
ghaib yang tidak dikabarkan. Sebab ilmu ada dua
macam: Ilmu yang terlarang penuntutannya dan ilmu
yang diperintah penuntutannya.
156
157
mengetahui sesuatu kecuali setelah terjadi, dengan
sendirinya yang menciptakan hal itu bukanlah dia.
Mereka akan berkata: Ya! Si pelakulah yang meng ”ada”
kan hal tersebut, baik si pelaku itu manusia atau
lainnya. Jadi di sini kita dapati adanya banyak pencipta.
Syirik!! Tak ada nama lain untuk akidah seperti ini!
Sebagai penutup masalah qodar, perlu diketahui
bahwa Alloh mempunyai dua hukum:
1) Hukum qodari (kauni): hukum ini pasti terlaksana
dan terwujud atas makhluk-makhluk-Nya. Kita tidak
mengetahui tentang hukum ini, kecuali setelah
terlaksana. Kewajiban kita terhadap hukum ini adalah
beriman kepadanya dan menerimanya. Kita tidak
boleh berdalih dengan hukum ini sebelum hukum ini
terjadi, karena sebelumnya kita tidak mengetahui.
Apabila yang terjadi adalah kebaikan, maka
kita mensyukurinya. Apabila yang datang adalah
keburukan, maka kita terima dan kita sabari serta
tidak menyalahkan Sang Pencipta. Semuanya berasal
dari Alloh . Hukum ini adalah kehendak Alloh
atas kita. Kita tidak dituntut untuk memikirkan dan
melaksanakan kehendak ini. Kita hanya harus pasrah
ketika hal itu telah terjadi.
2) Hukum syari‟ah: yaitu hukum-hukum agama yang
harus kita laksanakan. Hukum ini adalah kehendak
(tuntutan) Alloh kepada kita.
Kewajiban kita terhadap hukum ini adalah meng-
imani dan melaksanakannya dengan semaksimal
mungkin, tanpa berdalih dengan qodar untuk
meninggalkannya.
●●●●●
158