Anda di halaman 1dari 17

Tipologi Kitab Mushannaf

Oleh:

Muh. Afib Syam (30700121013)

Irsan (30700121040)

A.Nurfaaizatil Ilmi (30700121050)

PRODI ILMU HADIS

FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK

UNIVERSITAS UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

‫الر ِحيم‬ َّ ‫س ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الرحْ َم ِن‬ ْ ‫ِب‬

‫ نَبِ ِينَا َو َح ِب ْيبِنَا‬، َ‫س ِل ْين‬ ِ ‫ف األ َ ْن ِب َي‬


َ ‫اء َوالـ ُم ْر‬ ِ ‫ع َلى أَش َْر‬ َّ ‫ص ََلةُ َوال‬
َ ‫س ََل ُم‬ َّ ‫ َوال‬، َ‫ـم ْين‬ِ َ‫ب ال َعال‬
ِ ‫الـ َح ْم ُد لل ِه َر‬
‫ أ َ َّما بَ ْع ُد‬، ‫الدي ِْن‬
ِ ‫ان إِلَى يَ ْو ِم‬
ٍ ‫س‬ َ ْ‫ َو َم ْن ت َ ِبعَ ُه ْم ِب ِإح‬، َ‫علَى آ ِل ِه َوصَحْ ِب ِه أَجْ ـ َم ِع ْين‬َ ‫ُمـ َح َّم ٍد َو‬
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Tipologi Kitab Mushannaf”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ustadz. Dr.H. Muhammad Ali Ngampo, M.Ag Selaku dosen mata kuliah
Membahas Kitab Hadis 2 yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga
berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami harapkan dari
pembaca sekalian, sehingga dapat dijadikan koreksi pada kami untuk melakukan
perbaikan selanjutnya.

Samata, 27 Maret 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... 2

Daftar Isi ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A. Latar belakang .................................................................................. 4


B. Rumusan masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan ............................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 6

A. Pengertian Kitab Mushannaf ............................................................. 6


B. Biografi Penulis Kitab-Kitab Mushannaf .......................................... 6
C. Tabel Perbandingan Daftar Isi Kitab Sunan Muwatta’
dan Mushannaf ................................................................................. 11

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 16

A. Kesimpulan ....................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................. 16

Daftar Pustaka................................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

hadis adalah setiap sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik
perkataan, perbuatan, ketetapan (taqrir). Dari definisi hadis versi ilmu ushul fiqih
ada tiga hal yang masuk kategori dari hadis Nabi, yaitu: 1) perkataan 2) perbuatan 3)
ketetapan. Sebagai sumber ajaran agama dan pedoman hidup setelah al-Qur’an,
eksistensi hadis sangat dijaga dengan baik oleh para sahabat dan generasi-generasi
setelahnya. Di dalam mempertahankan eksistensinya supaya tidak punah, penjagaan
terhadap hadis-hadis nabi dilakukan setidaknya dengan lima hal; 1) menghafal, 2)
mengamalkan, 3) menulis, 4) meriwayatkan, 5) membukukan atau
mengkodifikasinya menjadi sebuah kitab atau buku.

Mengingat kedudukan dan unrgensinya dalam agama, umat Islam terus menjaga
hadis-hadis Nabi dalam dada mereka secara individu, sehingga pada abad ke satu
hijriyah ada gagasan besar dari khalifah Umar bin Abdul Aziz untuk mengumpulkan
hadis-hadis Nabi. Maka sejak itu pemerintahan Islam di bawah khalifah Umar bin
Abdul Aziz meminta kepada para ulama untuk memotori pengumpulan hadis-hadis
Nabi. Dengan adanya dukungan dari pihak pemerintah dan keikhlasan para ulama
dalam menjaga sumber ajaran Islam yang kedua ini, penghimpunan hadis berjalan
dengan baik, bahkan di abad kedua dan ketiga hijriyah terjadi pembukuan hadis
secara besar-besaran yang dilakukan oleh ulama-ulama besar hadis. Dengan tipologi
yang berbeda-beda dalam mengkodifikasi hadis-hadis Nabi, maka ratusan ribu
hadis-hadis nabi dengan sanad-sanadnya berhasil dijaga oleh para ulama dalam
bentuk kitab atau buku. Maka sejak itu pula para pengkaji hadis lebih banyak
memfokuskan kajian hadisnya melalui kitab-kitab hadis yang sudah ada karena
kitab-kitab yang dikarang di abad ke dua, ketiga dan kempat dianggap sebagai kitab
induk hadis. Oleh karena itu kitab-kitab hadis tersebut menjadi rujukan primer
dalam kajian ilmiah tentang hadis.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kitab Mushannaf?
2. Jelaskan Biografi Penulis Kitab-Kitab Mushannaf?
3. Bagaimana Tabel Perbandingan Daftar Isi Kitab Sunan Muwattha’, Dan
Mushannaf?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan mampu menyebutkan pengertian Kitab Mushannaf
2. Mampu menjelaskan biografi penulis Kitab-kitab Mushannaf
3. Mampu menjelaskan mengenai tabel perbandingan Daftar isi Kitab
Sunan Muwattha’, dan Mushannaf

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kitab Mushannaf

Secara bahasa kata musannaf berarti sesuatu yang disusun. Di dalam bukunya,
idri menjelaskan kata musannaf sama artinya dengan muwatta’ yaitu tipe
pembukuan hadis berdasarkan klasifikasi hukum islam dengan mencantumkan
hadis-hadis marfu’, mauquf, dan maqthu.

‫ باإلضافة إلى الحديث‬،‫كتب مرتبة على األبواب لكنها تشتمل على الحديث الموقوف والحديث المقطوع‬
‫المرفوع‬.

Artinya: Kitab-kitab yang disusun berdasarkan bab-bab hanya saja hadis yang
dimuat juga mencakup pada hadsi mauquf dan maqthu’ di samping hadis marfu’.

Kitab mushannaf dalam studi kitab-kitab hadis memiliki maksud yang sama
dengan kitab muwatta’, yaitu kitab yang disusun berdasarkan kajian ilmu fiqih dan
koleksi hadisnya tidak hanya terbatas pada hadis-hadis marfu’ saja, tetapi juga
banyak mengoleksi hadis-hadis mauquf dan maqtu’. perbedaan keduanya hanyalah
pada penamaan saja.1

B. Biografi Penulis Kitab-Kitab Musannaf


a. Kitab Mushannaf Karya Abdurrazaq

Nama lengkap penulis adalah Abd ar-Razzaq ibn Hammam ibn Nafi’, Abu Bakr
al-Himyari as-San’ani, seseorang ulama besar dan al-hafz asal yaman. Melakukan
perjalanan intelektual ke Hijaz dan Iraq. Ia dilahirkan pada tahun 126 H, tepatnya
pada akhir pemerintahan dinasti Bani Umayyah, pada masa khalifah al-Wahid ibn
Yazid ibn Abd al-malik.

Abd ar-Razzaq dibesarkan dalam keluarga yang dikenal sebagai


ilmuwan,ayahnya seorang Muhaddis ,menurut Ishak ibn Mansur, Yahya ibn Ma’in
dan IbnuHibban ayahnya adalah perawi yang siqah. Ia mulai menuntut ilmu sejak
usiadua puluh tahun, tepatnya pada tahun 146 H, belajar kepada ulama-ulama
Yaman, dan paling banyak meriwayatkan hadis dari Ma’mar ibn Rasyid. Abd ar -

1
Moh Jufriyadi Sholeh, Studi Kitab Hadis:Tipologi Kitab Sunan Muwatta’ dan Musannaf.
Volume 4, No. 2, Juli – Desember 2020. Hal 246
6
Razzaqmenuturkan bahwa ia telah menulis hadis dari Ma’mar sebanyak 10.000
hadis, dan berguru kepadanya selama delapan tahun. Ia berguru dan meriwayatkan
hadis dari Hisyam ibn Hassan, Ibnu Juraij,Ma’mar, al-Auza’i, Hajjaj ibn Artaah,
Ikrimah ibn ‘Ammar, Israil ibn Yunus, Sufyan as-Sauri, Sufyan ibn ‘Uyainah, Malik
ibn Anas, juga dari ayahnya(Hammam ibn Nafi’) dan selain mereka. Yang berguru
dan meriwayatkan hadis dari Abd ar-Razzaq antara lain,Sufyan ibn Uyainah,
Muktamir ibn Sulaiman, Ahmad ibn Hanbal, Ibnu Rahuyah,Yahya ibn Ma’in, Ali
al-Madini, Abd ibn Humaid, Yahya ibn Jakfar al-Bikandi,Ahmad ibn Mansur ar-
Ramadi dan al-Hasan ibn Abi ar-Rabi’.

Para ulama hadis telah memberikan pujian kepada Abd ar-Razzaq atas ilmudan
hafalannya. Az-Zahabi berkata “Abd ar -Razzaq termasuk gudang ilmu, dinilai
Siqah oleh banyak ulama, ia termasuk rawi dalam kitab-kitab sahih namun dalam
hal hafalan, ia belum mampu menyamai Waki’ dan Ibnu Mahdiy”.Ahmad ibn Salih
al-Misri bertanya kepada Ahmad ibn Hambal, adakah orang yang lebih bagus
hadisnya dari pada Abd ar-Razzaq, Ahmad menjawab,tidak. Abd al-Wahhab ibn
Hammam meriwayatkan ucapan Ma’mar tentang and Ar razzaq, bahwa seandainya
ia berusia panjang maka ia layak didatangi penuntut ilmu dari berbagai penjuru.
Ibnu Ma’in berkata,Abd ar-Razzaq lebih kuat dari pada Hisyam ibn Yusuf dalam
meriwayatkan hadis dari Ma’mar Ibn rasyid.

Metode Abd ar-Razzaq dalam Memaparkan Sanad

Dalam menjelaskan jalur-jalur hadis, Abd ar-Razzaq menempuh beberapa cara


yaitu,

Pertama, dengan cara menyebutkan dua guru atau lebih, keduanya dihubungkan
dengan huruf penghubung (huruf ‘ataf ) cara ini dikenal dengan‘atfu asy-Syuyukh.
Tujuan dari cara ini terkadang untuk lebih singkat (ikhtisar ), ada pula bertujuan
untuk memperkuat kualitas sanad yang diriwayatkan oleh guruyang pertama (at-
taqwiyah).

Kedua, menyebutkan dua sanad, keduanya dihubungkan dengan huruf


penghubung (huruf ‘ataf ) cara ini dikenal dengan‘atfu al –Isnad.

Ketiga, menyebutkan mutaba’at hadis, meliputi mutaba’at tammah

Keempat, menyebutkan sanad yang lain berupa syawahid bagi hadis yang
pertama disebutkan.

7
Terkadang Abd ar-Razzaq melakukan ta’liq sanad hadis dengan tujuan agar
lebih singkat, dengan menjadikan hadis yang bersanad untuk menjadi hadis
mu’allaq. Contoh hadis nomor 534, Abd ar-Razzaq ‘an az-Zuhri ‘an ‘Urwah ‘an
Aisyah

b. Ibnu Abi Syaibah

Nama asli Abu Bakar bin Abi Syaibah adalah Abdullah bin Muhammad bin
Ibrahim bin Usman al-Abasi. Ia dilahirkan di Kufah pada tahun 159 H .
Namun sebutan (laqab) Abu Bakar bin Abi Syaibah kemudian menjadi lebih
populer ketimbang nama aslinya. Nama Abu Syaibah sendiri sebenarnya
bukanlah nama ayah dari Abu Bakar, akan tetapi nama julukan dari Ibrahim
bin Usman al-Abasi yang tidak lain adalah kakek Abu Bakar sendiri. Kendati
sejauh ini penulis belum mendapatkan informasi yang memadai tentang masa
kecil Abu Bakar bin Abu Syaibah namun jika dilihat dari silsilahnya, maka
tampak jelas bahwa Ibnu Abi Syaibah terlahir dari keluarga yang mencintai
ilmu pengetahuan, khususnya di bidang hadis. Hal ini dapat dilihat dari
demikian populernya keluarga Abu Syaibah di kalangan ahli hadis di masanya.Abu
Syaibah, kakek Abu Bakar bin Abi Syaibah, di zamannya dikenal luas
sebagai seorang ulama yang mempunyai kapasitas pengetahuan dan integritas
kepribadian. Mengenai hal ini, Yazid bin Harun berkomentar bahwa ia tidak
pernah menjumpai seorang hakim yang menetapkan hukum di tengah-tengah
manusia seadil Abu Syaibah. Orang tua Abu Bakar bin Abu Syaibah sendiri,
Muhammad bin Ibrahim merupakan seorang Hakim yang dapat dipercaya
dalam meriwayatkan hadis. Sementara Usman bin Muhammad bin Ibrahim bin Abi
Syaibah126adalah orang yang termasyhur kuat hafalannya. Dari beberapa
informasi ini, tampak bahwa sejatinya Abu Bakar bin Abi Syaibah dilahirkan
di lingkungan keluarga yang memiliki kepedulian terhadap ilmu keislaman,
khususnya di bidang fiqh dan hadis. Tidak heran jika kemudian Abu Bakar bin Abi
Syaibah tumbuh dan berkembang sebagai seorang ulama` besar, mewarisi darah
ke-ulama-an keluarga Abu Syaibah.Karir Keilmuan Ibnu Abi SyaibahKarir
keilmuan Abu Bakar bin Abi Syaibah dimulai sejak kecil. Disamping belajar
dari dalam lingkungan keluarganya sendiri, Abu Bakar bin Abi Syaibah
sudah berguru ilmu hadis kepada sejumlah ahli Hadis yang berada di Kufah.
Di kota kelahirannya ini ia belajar kepada sejumlah ulama besar ahli hadis
sepertisejumlah ulama besar hadis yang memiliki integritas kepribadian dan
keilmuan seperti Syarik, Ibnu al-Mubarak, Abu al-Ahwash dan sejumlah ulama
lain Komentar Para UlamaPada umumnya, para ahli hadis bersepakat bahwa
8
Ibn Abi Syaibah adalah satu dari sekian figur yang dapat dipercayaserta
memiliki kemampuan pengetahuan yang luas. Banyak ulama`-ulama` besar yang
memuji terhadap Abu Bakar bin Abi Syaibah, terutama pada kekuatan hafalan
Ibnu Abi Syaibah yang menjadikannya menonjol dibandingkan dengan ahli
hadis semasanya.2

Karya Intelektual Ibnu Abi SyaibahS ebagai ulama' yang memiliki kapasitas
pengetahuan yang luas, Ibnu Abi Syaibah menulis sejumlah karya dari berbagai
jenis ilmu pengetahuan. Al-Baghdadi, umpamanya, meriwayatkanbahwa
selama hidupnya Abu Bakar bin Abi Syaibah menulis sejumlah kitab yang
terdiri dari kitab Musnad, kitab Hukum dan kitab Tafsir. Namun sayang, tidak
banyak informasi mengenai jumlah kitab yang disusun oleh Abu bakar bin
Abi Syaibah dan judul kitab-kitab tersebut. Bahkan Sa`id al-Liham, ketika
memberikan pengantar kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibahpun tidak
menyebutkan judul dari kitab-kitab yang dikarang oleh Abu Bakar bin Abi
Syaibah. Di dalam pengantarnya tersebut Sa`id al-Liham hanya menukil dua
riwayat yang dapat diajukan sebagai bukti bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah
memiliki sejumlah karya namun tidak menyebutkan judul masing-masing kitab
tersebut kecuali Mushannaf Ibnu Abi Syaibah. Kedua riwayat tersebut antara
lain; Riwayat pertama, Khatib pernah berkata: "Ibnu Abi Syaibah adalah orang
yang dapat dipercaya dan kuat hafalannya. Ia mengarang kitab mushannaf,
kitab musnad, kitab hukum, dan kitab tafsir". Riwayat kedua, Ibnu Nadim
pernah berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar bin Abi Syaibah termasuk ahli hadis
yang produktif menulis, salah satu kitabnya adalah kitab al-Sunan dalam ilmu
Fiqh".Namun terlepas dari keterbatasan informasi tersebut, diantara seluruh
karya-karyanya, kitab "Mushannaf" yang dikaji dalam tulisan ini merupakan
karya monumentalnya mengenai ensiklopedi hadis dan atsar. Bisa dikatakan,
kitab "Mushannaf " sebagai karya masterprieceIbnu Abi Syaibah yang masih
tersisa sampai saat ini.3

Metodologi Ibnu Abi Syaibah sebenarnya tidak banyak memberikan kritik


terhadap hadis-hadis yang diterimanya dari guru-gurunya. Dalam memandang
mana hadis atau atsar yang pantas untuk dimasukkannya ke dalam Mushannaf-
nya, Ibnu Abi Syaibah lebih bertumpu pada kriteria tsiqah dan `adalah menurut
subyektifitas dirinya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sa`id al-Liham,

2
Tafsil Saifuddin Ahmad, Mushanaaf Ibnu Abi Syaibah. Hal 122
3
Tafsil Saifuddin Ahmad, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah. Hal 130
9
bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah memiliki pandangan bahwa seluruh Tabi`
al-Tabi`insemuanya dipandang adil (`udul). Oleh karena itu ia tidak melakukan
kritik terhadap mereka dan tidak menentukan kualitas hadis-hadis mereka
dengan hukum-hukum tertentu. Namun sikap Ibnu Abi Syaibah yang relatif
longgar dalam mengkritik Tabi` al-Tabi`inini jangan serta merta dipandang
sebagai kelemahan metodologi Ibn Abi Syaibah di bidang ilmu hadis, karena
ada beberapa faktor historis yang seharusnya juga diketahui terkait dengan
tradisi penulisan hadis di masa itu. Sejumlah Literatur Ilmu hadis
menyebutkan bahwa di abad pertama dan kedua hijriyah metode kritik hadis
dan rawi belum terbangun secara mapan. Baru setelah generasi Bukhari dan
Muslim, metodologi penilaian hadis dan rawi semakin menemukan
bentuknya.4

Metode penulisan dalam kitab ini adalah membagi pasal-pasal dan bab-bab,
dengan metode seperti ini akan memudahkan pembaca dalam mencari sesuatu yang
sedang dibutuhkan.

Sistematika Kitab Mushannaf Abu Bakar bin Abi Syaibah disusun berdasarkan
bab-bab fikih yang dimulai dari kitab al-Thaharah dan diakhiri kitab al-Jamal (wa
al-Shiffin wa al-Khawarij).

Karakteristik Mushannaf Ibnu Abi Syaibah Terdapat beberapa pendapat dan


atsar yang berbeda dalam satu masalah, bahkan terkadang bertentangan satu sama
lain.

Terkadang Ibnu Abi Syaibah memasukkan pandangan-pandangan fiqhiyah ke


dalam Mushannaf-nya yang dianggapnya secara pribadi sudah memenuhi standar
sahih, tsiqah dan ‘adil. Setiap riwayat yang berasal dari guru-gurunya yang
menurutnya tsiqah maka beliau mendahuluinya dengan kalimat akhbarahu atau
anba’ahu. Terkadang beliau juga menyebutkan hadis tanpa didahului kalimat
akhbarahu atau anba’ahu. Terdapat bab khusus yang menolak pandangan hukum
Abu Hanifah. Salah satu hal yang membuatnya menolak pandangan-pandangan
hukum Abu Hanifah karena beliau memandang terdapat perbedaan yang signifikan
antara pandangan hukum Abu Hanifah dengan hadis-hadis Rasulullah.

Ibnu Abi Syaibah merupakan satu dari sejumlah ahli Hadis yang memiliki
intergitas kepribadian tinggi di bidang Hadis dan Fikih. Kendati terdapat beberapa

4
Tafsil Saifuddin Ahmad, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah. Hal 133
10
ulama yang memandangnya banyak berbuat kesalahan akan tetapi dengan
penerimaan al-Bukhari dan Muslim atas riwayat yang disampaikannya maka
seluruh prasangka minus atas Ibnu Abi Syaibah sudah terbantah dengan sendirinya.

Walaupun Ibnu Abi Syaibah secara pribadi memiliki integritas yang tinggi akan
tetapi bukan berarti seluruh riwayat hadis yang ada di dalam kitab Mushannafnya
secara otomatis bisa disebut sahih. Banyak di antara riwayat hadis Ibnu Abi Syaibah
yang secara kualitas lemah karena secara historis metodologi kritik sanad dan
matan baru mencapai bentuknya pada generasi al-Bukhari, sehingga kelemahan
dalam hadis yang terdapat dalam Mushannaf tidak bisa dipikulkan kepada Ibnu Abi
Syaibah. Kitab Mushannaf li Ibni Abi Syaibah adalah salah satu karangan terbaik
Imam Ibnu Abi Syaibah. Kitab ini mencakup 40.754 hadis yang berkenaan dengan
ahkam, bab-bab fikih. Riwayat Imam Bukhari, Ibn Abi Syaibah wafat pada bulan
Muharram tahun 235 H. al-Khathib al-Bagdadi menambahkan dengan wafat di
waktu Isya yang akhir.5

C. Tabel Perbandingan Daftar Isi Kitab Sunan Muwattha’, Dan


Mushannaf

Untuk memperjelas persamaan kitab Sunan, kitab Muwattha’, dan kitab


Mushannaf, berikut sampel daftar isi dari kitab-kitab tersebut. Dalam sampel
ini penulis mengambil sampel dari kitab Muwattha’ Imam Malik,kitab Sunan
Abi Daud, kitab Sunan Nasa’i, dan kitab Mushannaf Abdurrazzaq.6

‫أسماء الكتب وموضوعاتها‬


Nama Kitab & Daftar Isinya
‫الرقم‬

‫مصنف‬ ‫سنن‬ ‫سنن‬ ‫موطأ‬


‫عبد الرزاق‬ ‫النسائي‬ ‫أبي داود‬ ‫اإلمام مالك‬
‫كتاب الطهارة‬ ‫كتاب الطهارة‬ ‫كتاب الطهارة‬ ‫ وقوت الصالة‬١
‫كتاب الحيض‬ ‫كتاب المياه‬ ‫كتاب الصالة‬ ‫ كتاب الطهارة‬٢

5
Tuti Luthfiyah Hidayah, Imam Ibnu Abi Syaibah dan Mushannafnya
6
Moh. Jufriyadi Sholeh, Studi Kitab Hadis:Tipologi Kitab Sunan Muwatta’dan Musannaf
Volume 4, No. 2, Juli – Desember 2020. Hal 248.
11
‫كتاب الحيض‬
‫كتاب الصالة‬ ‫كتاب اإلستسقاء‬ ‫‪ ٣‬كتاب الصالة‬
‫واالستحاضة‬
‫كتاب الجمعة‬ ‫كتاب الغسل والتيمم‬ ‫كتاب صالة السفر‬ ‫‪ ٤‬كتاب السهو‬
‫كتاب صالة العيدين‬ ‫كتاب الصالة‬ ‫كتاب التطوع‬ ‫‪ ٥‬كتاب الجمعة‬
‫كتاب الصالة في‬
‫كتاب فضائل القرآن‬ ‫كتاب المواقيت‬ ‫كتاب شهر رمضان‬ ‫‪٦‬‬
‫رمضان‬
‫كتاب الجنائز‬ ‫كتاب األذان‬ ‫كتاب سجود القرآن‬ ‫‪ ٧‬كتاب صالة الليل‬
‫كتاب صالة‬
‫كتاب الزكاة‬ ‫كتاب المساجد‬ ‫كتاب الوتر‬ ‫‪٨‬‬
‫الجماعة‬
‫كتاب قصر الصالة‬
‫كتاب الصيام‬ ‫كتاب القبلة‬ ‫كتاب الزكاة‬ ‫‪٩‬‬
‫في السفر‬
‫كتاب العقيقة‬ ‫كتاب اإلمامة‬ ‫كتاب اللقطة‬ ‫كتاب العيدين‬ ‫‪١١‬‬
‫كتاب االعتكاف‬ ‫كتاب الجمعة‬ ‫كتاب المناسك‬ ‫كتاب صالة الخوف‬ ‫‪١١‬‬
‫كتاب تقصير‬ ‫كتاب صالة‬
‫كتاب المناسك‬ ‫كتاب النكاح‬ ‫‪٢١‬‬
‫الصالة في السفر‬ ‫الكسوف‬

‫‪12‬‬
‫كتاب الجهاد‬ ‫كتاب الكسوف‬ ‫كتاب الطالق‬ ‫كتاب االستسقاء‬ ‫‪٣١‬‬
‫كتاب المغازي‬ ‫كتاب االستسقاء‬ ‫كتاب الصوم‬ ‫كتاب القبلة‬ ‫‪٤١‬‬
‫كتاب أهل الكتاب‬ ‫كتاب صالة الخوف‬ ‫كتاب الجهاد‬ ‫كتاب القرآن‬ ‫‪٥١‬‬
‫كتاب النكاح‬ ‫كتاب صالة العيدين‬ ‫كتاب الضحايا‬ ‫كتاب الجنائز‬ ‫‪٦١‬‬
‫تاب قيام الليل‬
‫كتاب الطالق‬ ‫كتاب الصيد‬ ‫كتاب الزكاة‬ ‫‪٧١‬‬
‫وتطوع النهار‬
‫كتاب البيوع‬ ‫كتاب الجنائز‬ ‫كتاب الوصايا‬ ‫كتاب الصيام‬ ‫‪٨١‬‬
‫كتاب الشهادات‬ ‫كتاب الصيام‬ ‫كتاب الفرائض‬ ‫كتاب االعتكاف‬ ‫‪٩١‬‬
‫كتاب المكاتب‬ ‫كتاب الزكاة‬ ‫كتاب الخراج‬ ‫كتاب الحج‬ ‫‪١٢‬‬
‫كتاب األيمان‬
‫كتاب مناسك الحج‬ ‫كتاب الجنائز‬ ‫كتاب الجهاد‬ ‫‪١٢‬‬
‫والنذور‬
‫كتاب األيمان‬ ‫كتاب النذور‬
‫كتاب الوالء‬ ‫كتاب الجهاد‬ ‫‪٢٢‬‬
‫والنذور‬ ‫واأليمان‬
‫كتاب الوصايا‬ ‫كتاب النكاح‬ ‫كتاب البيوع‬ ‫كتاب الضحايا‬ ‫‪٣٢‬‬
‫كتاب المواهب‬ ‫كتاب الطالق‬ ‫كتاب اإلجارة‬ ‫كتاب الذبائح‬ ‫‪٤٢‬‬
‫كتاب الصدقة‬ ‫كتاب الخيل‬ ‫كتاب األ َقضية‬ ‫كتاب الصيد‬ ‫‪٥٢‬‬
‫كتاب المدبر‬ ‫كتاب األحباس‬ ‫كتاب العلم‬ ‫كتاب العقيقة‬ ‫‪٦٢‬‬
‫كتاب األشربة‬ ‫كتاب الوصايا‬ ‫كتاب األشربة‬ ‫كتاب الفرائض‬ ‫‪٧٢‬‬
‫كتاب العقول‬ ‫كتاب النحل‬ ‫كتاب األطعمة‬ ‫كتاب النكاح‬ ‫‪٨٢‬‬
‫كتاب اللقطة‬ ‫كتاب الهبة‬ ‫كتاب الطب‬ ‫كتاب الطالق‬ ‫‪٩٢‬‬
‫كتاب الفرائض‬ ‫كتاب الرقبى‬ ‫كتاب العتق‬ ‫كتاب الطالق‬ ‫‪١٣‬‬
‫كتاب الحروف‬
‫كتاب أهل الكتابين‬ ‫كتاب العمري‬ ‫كتاب البيوع‬ ‫‪١٣‬‬
‫والقراءات‬
‫كتاب األيمان‬
‫كتاب الحمام‬ ‫كتاب القراض‬ ‫‪٢٣‬‬
‫والنذور‬
‫كتاب المزارعة‬ ‫كتاب اللباس‬ ‫كتاب المساقاة‬ ‫‪٣٣‬‬

‫‪13‬‬
‫كتاب عشرة النساء‬ ‫كتاب الترجل‬ ‫كتاب كراء األرض‬ ‫‪٤٣‬‬
‫كتاب تحريم الدم‬ ‫كتاب الخاتم‬ ‫كتاب الشفعة‬ ‫‪٥٣‬‬
‫كتاب قسم الفيء‬ ‫كتاب الفتن‬ ‫كتاب األقضية‬ ‫‪٦٣‬‬
‫كتاب البيعة‬ ‫كتاب المهدى‬ ‫كتاب الوصية‬ ‫‪٧٣‬‬
‫كتاب العقيقة‬ ‫كتاب المالحم‬ ‫كتاب العتق والوالء‬ ‫‪٨٣‬‬
‫كتاب الفرع‬
‫كتاب الحدود‬ ‫كتاب المكاتب‬ ‫‪٩٣‬‬
‫والعتيرة‬
‫كتاب الصيد‬
‫كتاب الديات‬ ‫كتاب المدبر‬ ‫‪١٤‬‬
‫والذبائح‬
‫كتاب الضحايا‬ ‫كتاب السنة‬ ‫كتاب الحدود‬ ‫‪١٤‬‬
‫كتاب البيوع‬ ‫كتاب األدب‬ ‫كتاب األشربة‬ ‫‪٢٤‬‬
‫كتاب القسامة‬ ‫كتاب العقول‬ ‫‪٣٤‬‬
‫كتاب قطع السارق‬ ‫كتاب القسامة‬ ‫‪٤٤‬‬
‫كتاب اإليمان‬
‫كتاب الجامع‬ ‫‪٥٤‬‬
‫وشرائعه‬
‫كتاب الزينة‬ ‫كتاب القدر‬ ‫‪٦٤‬‬
‫كتاب آداب القضاة‬ ‫كتاب حسن الخلق‬ ‫‪٧٤‬‬
‫كتاب االستعاذة‬ ‫كتاب اللباس‬ ‫‪٨٤‬‬
‫كتاب صفة النبي‬
‫كتاب األشربة‬ ‫صلى الله عليه و‬ ‫‪٩٤‬‬
‫سلم‬
‫كتاب العين‬ ‫‪١٥‬‬
‫كتاب الشعر‬ ‫‪١٥‬‬
‫كتاب الرؤيا‬ ‫‪٢٥‬‬
‫كتاب السالم‬ ‫‪٣٥‬‬
‫كتاب االستئذان‬ ‫‪٤٥‬‬

‫‪14‬‬
‫كتاب البيعة‬ ٥٥
‫كتاب الكالم‬ ٦٥
‫كتاب جهنم‬ ٧٥
‫كتاب الصدقة‬ ٨٥
‫كتاب العلم‬ ٩٥
‫كتاب دعوة المظلوم‬ ١٦
‫كتاب أسماء النبي‬
‫صلى الله عليه و‬ ١٦
‫سلم‬

Dari tabel perbandingan daftar isi dari kitab-kitab tersebut, maka dapat
diketahui bahwa kitab-kitab sunan, muwatta’ dan musannaf memiliki tipe
sebagai berikut, 1) Disusun berdasarkan bab fiqih, 2) Mengoleksi hadis-hadis
hukum (ahadits al- ahkam) saja, 3) Kitab sunan lebih banyak mengoleksi
hadis-hadis marfu’, 4) Kitab muwatta’ dan musannaf tidak hanya mengoleksi
hadis-hadis marfu’saja, tetapi juga banyak mengoleksi hadis-hadis mauquf dan
maqtu’.7

7
Moh. Jufriyadi Sholeh, Studi Kitab Hadis:Tipologi Kitab Sunan Muwatta’dan Musannaf
Volume 4, No. 2, Juli – Desember 2020. Hal 251

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang kami buat ini ada tiga pembahasan yang di
kutip antara lain :
1. Kitab mushannaf dalam studi kitab-kitab hadis
memiliki maksud yang sama dengan kitab muwatta’, yaitu kitab yang
disusun berdasarkan kajian ilmu fiqih dan koleksi hadisnya tidak
hanya terbatas pada hadis-hadis marfu’ saja, tetapi juga banyak
mengoleksi hadis-hadis mauquf dan maqtu’. perbedaan keduanya
hanyalah pada penamaan saja.
2. Nama lengkap penulis adalah Abd ar-Razzaq ibn
Hammam ibn Nafi’, Abu Bakr al-Himyari as-San’ani, seseorang
ulama besar dan al-hafz asal yaman. Melakukan perjalanan intelektual
ke Hijaz dan Iraq. Ia dilahirkan pada tahun 126 H, tepatnya pada akhir
pemerintahan dinasti Bani Umayyah, pada masa khalifah al-Wahid ibn
Yazid ibn Abd al-malik.
3. tabel perbandingan daftar isi dari kitab-kitab tersebut
dapat diketahui bahwa kitab-kitab sunan, muwatta’ dan musannaf
memiliki tipe sebagai berikut, 1) Disusun berdasarkan bab fiqih, 2)
Mengoleksi hadis-hadis hukum (ahadits al- ahkam) saja, 3) Kitab
sunan lebih banyak mengoleksi hadis-hadis marfu’, 4) Kitab muwatta’
dan musannaf tidak hanya mengoleksi hadis-hadis marfu’saja, tetapi
juga banyak mengoleksi hadis-hadis mauquf dan maqtu’.
B. Saran

Dalam pembuatan makalah kami tentu saja tidak terlepas dari bantuan teman
teman kelompok kami baik bersifat material maupun immaterial. Kami menyadari
bahwa makalah kami mungkin tidak sempurna. Namun kami merasa puas dapat
menyelesaikan makalah kami dengan baik. Semoga pembaca memiliki wawasan yang
lebih luas lagi setelah membaca materi yang kami paparkan. Wassalam.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, T. L. (2022). Imam Ibnu Abi Syaibah dan Mushannafnya.

Iswadi, R. (2014). Metodologi Abdu ar-Razzaq Dalam Kitab al-Musannaf.

Prof. Dr H. Abustani Ilyas, M. &. epistemologi kritik sanad antara normativitas,


historitas dan aplikasi.

Sholeh, M. J. (2020). Studi Kitab Hadis: Tipologi Kitab Sunan Muwatta' dan
Mushannaf. El Waroqoh .

Sholeh, M. J. (2020). Tipologi Kodifikasi Hadis-Hadis Nabi Muhammad Saw.


Dirosat , 5.

17

Anda mungkin juga menyukai