Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya serta
kesehatan, keselamatan kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik. Semata-semata untuk menyempurnakan materi kuliah Manhaj
Tafsir dalam bentuk makalah yang berjudul “ Tafsir dalam Keilmuan Islam”.

Sholawat beserta salam tidak lupa kami kirimkan kepada baginda Nabi besar
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang telah berjuang dengan segenap jiwa
dan raganya dalam menegakkan dan mendakwahkan agama Islam keseluruh penjuru
dunia, yang mana atas perjuangan beliau itu lah kita dapat mengenal agama Islam
yang merupakan salah satu nikmat yang tak terhingga dari Allah S.W.T.

Selanjutnya, penulis berharap apa yang telah penulis paparkan ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

Tak lupa pula penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak dosen yang telah
memberikan ilmunya dan pengarahannya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik, serta kepada semua teman seperjuangan atas
support dan kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat memperbaiki dari para pembaca
sangat penulis harapkan.

Atas segala perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih.

Semoga penyajian makalah penulis ini dapat diterima oleh para pembaca. Dan semoga
Allah S.W.T senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Aamiin.

Batam , 03 Februari 2023

i
Daftar isi

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 1
B. Pokok bahasan ........................................................................................................................... 2
C. Tujuan pembahasan .................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
a. Pengertian Manhaj secara umum ............................................................................................... 3
b. Manhaj menurut ulama ilmu kalam ........................................................................................... 5
c. Manhaj menurut ulama fiqih ..................................................................................................... 6
d. Manhaj menurut ulama tafsir ..................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
Kesimpulan.......................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ....................................................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Adalah sesuatu yang mutlak bahwa Al-Quran dan Hadits/Sunnah Rasulullah


adalah pegangan seorang mukmin. Tidaklah dikatakan mukmin apabila tidak
berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits. Menurut salah satu Ustad kondang
tanah air yaitu Ustad Adi Hidayat. "Untuk menelusuri kedua tuntunan (Alquran
dan Assunah) yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya
itulah, diperlukan satu jalan yang disebut dengan manhaj. Sementara, proses
penelusuran menuju manhaj dikenal dengan istilah sanad,"
Beliau mengatakan, manhaj menjadi sangat penting dalam kajian keislaman karena
tidak ada satu pun umat yang hidup pada masa sekarang ini yang bisa berjumpa
langsung dengan Ra sulullah SAW untuk belajar tentang Islam. Karena itulah,
manhaj berfungsi sebagai metodologi dalam memahami ajaran agama yang
ditinggalkan Nabi SAW kepada umatnya.

Agar seorang Muslim memperoleh manhaj yang tepat dalam beragama, diperlukan
proses penelusuran (sanad) ilmu-ilmu Islam dengan alur ri wa yat yang benar.
Mulai ulama generasi sekarang, para ulama terdahulu, para tabiut tabiin, pa ra
tabiin, para sahabat, hingga akhirnya tersambung kepada Ra sulullah SAW.
Dengan begitu, manhaj yang tepat akan mengantarkan seorang Muslim kepada
tuntunan yang benar tentang ibadah, muamalah, dan akhlak. "Jika seseorang
belajar agama tidak didasari dengan manhaj yang tepat, maka praktik beragamanya
pun akan keliru,".

Dengan memahami manhaj, ia akan dapat membimbing dan membantu seseorang


muslim itu untuk memahami serta menghayati ajaran Islam yang terdiri dari aspek
aqidah dan syariah dengan tepat dan benar seperti mana yang dikehendaki oleh Allah
dan Rasul-Nya. Dalam masa yang sama ia juga akan dapat memelihara dirinya dari
terjerumus ke dalam kefahaman yang menyeleweng yang mempunyai unsur-unsur
syirik, kufur dan bida’ah.1

1
https://www.republika.co.id/berita/qanng2483/beda-manhaj-dan-mazhab-menurut-uah

1
B. Pokok bahasan

Adapun pokok pembahasan dalam tulisan ini adalah a


a. Pengertian manhaj secara umum
b. Pengertian manhaj menurut ahli kalam
c. Pengertian manhaj menurut ahli fiqih
d. Pengertian manhaj menut ahli tafsir

C. Tujuan pembahasan

a. Untuk mengetahui pengertian manhaj secara umum


b. Untuk mengetahui pengertian manhaj menurut ahli kalam
c. Untuk mengetahui pengertian manhaj menurut ahli fiqih
d. Untuk mengetahui pengertian manhaj menut ahli tafsir

2
BAB II
PEMBAHASAN

a. Pengertian Manhaj secara umum

Manhaj menurut bahasa artinya adalah jalan yang jelas dan terang. Allah berfirman
dalam surat Al-Maidah di potongan ayat sebagai berikut

ْ ِ ‫ﲁ َج َعلْنَا ِم ُ ْﲂ‬
....‫ﴍ َ ًة َو ِمﳯْ َا ً ا‬ ٍّ ُ ِ
"untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang"

(QS, Al-Maidah : 48)

Ibnu Abbas r.a berkata; Yang dimaksud dengan “minhaaja” disini adalah jalan dan
syari'at.

Sedangkan menurut istilah, manhaj ialah kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang


digunakan bagi setiap pembelajaran ilmiah seperti kaidah-kaidah bahasa Arab, ushul
aqidah, ushul fiqih, dan ushul tafsir, dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam
Islam beserta pokok-pokok menjadi teratur dan benar.2

Manhaj ialah kaidah-kaidah & ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap


pelajaran ilmiah melalui proses penelusuran (sanad) ilmu-ilmu Islam dengan alur
riwayat yang benar yang bersambung sampai kepada Nabi Muhammad. Mulai dari
ulama generasi sekarang, para ulama terdahulu, para tabiut tabiin, para tabiin, para
sahabat, hingga akhirnya tersambung kepada Rasulullah.

Dengan begitu, manhaj yang tepat akan mengantarkan seorang Muslim kepada
tuntunan yang benar tentang ibadah, muamalah, dan akhlak. Jika seseorang belajar
agama tidak didasari dengan manhaj (sanad) yang tepat, maka praktik beragamanya
pun akan keliru. Seperi kaidah-kaidah bahasa arab, ushul ‘aqidah, ushul fiqih, & ushul
tafsir. Dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam islam beserta pokok-
pokoknya menjadi teratur & benar. Dan manhaj yang benar adalah jalan hidup yang
2
https://www.rasiyambumen.com/2017/01/maknapengertian-manhaj-salaf-dan-ulama.html

3
lurus & terang dalam beragama menurut pemahaman para sahabat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab yang telah terbukti menempuh metodologi yang
benar di dalam beragama adalah Rasulullah yang diikuti para sahabat, terutama para
Khulafaur Rasyidin. Sebab, jalan hidup dan pemahaman mereka terhadap Islam sesuai
dengan jalan hidup dan pemahaman Rasulullah SAW. Bahkan, mereka beragama di
atas ittiba’ ( mengikuti jalan hidup) secara total terhadap Rasulullah SAW, sehingga
Sunnah mereka menjadi pedoman sebagaimana Sabda Nabi SAW:

‫يﲂ ِبتَ ْق َوي ا ٰ ّ ِ َوالس ْمع ِ َوالطا َ ِة َوا ْن َع ْبدً ا َ َ ِش يا فَ َٕان ُه َم ْن ي َ ِع ْش ِم ْ ُ ْﲂ ب َ ْع ِدى‬
ْ ُ ‫ْو ِص‬
‫فَ َس َ َﲑى ا ْخ ِ َﻼ فَ ًا کَثِ ْ ًﲑا فَ َعلَ ْي ُ ْﲂ ُِس ِﱵ َو ُس ن ِة الْ ُ لَ َفا ِءالْ َمهْ ِد ِي ّ ِ َﲔ الر ِاش ِد ْ َن تَ َمس ُُوا ﲠِ َا‬
‫ﰻ‬ِ ُ ‫ﰻ ُم ْ دَ ثَ ٍة ِبدْ َ ٌة َو‬
ّ ِ ُ ‫َو َعضوا َلَﳱْ َا ِ لن َوا ِ ِذ َ ٕو َا ُ ْم َو ُم ْ دَ َ ِت ا ْ◌ ُمو ِر فَ َٕان‬
ٌ َ ‫ِبدْ َ ٍة ضَ َﻼ‬
” Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, patuh dan taat
walaupun dipimpin budak Habasyi, karena siapa yang masih hidup dari kalian, maka
akan melihat perselisihan yang banyak. Maka berpegang teguhlah kepada Sunnahku
dan Sunnah para Khulafaur Rasyidin yang memberi petunjuk, berpegang teguhlah
kepadanya dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Waspadalah terhadap perkara-
perkara baru, karena setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah
adalah sesat.” ( HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam Majmu’ Fatawa ( 1/182) berkata:

“Sunnah para Khulafaur Rasyidun yang mereka laksanakan atas perintah Nabi berarti
termasuk Sunnahnya karena tidak ada di dalam agama suatu kewajiban, kecuali yang
telah beliau wajibkan, tidak ada keharaman kecuali perkara yang diharamkannya,
tiada perkara Sunnah melainkan sesuatu yang telah disunnahkannya, dan tiada perkara

4
makruh kecuali yang dimakruhkannya serta tiada sesuatu yang mubah melainkan yang
telah beliau anggap mubah.”

Pada hakikatnya jalan hidup para sahabat adalah jalan hidup Rasulullah SAW karena
orang yang paling semangat di dalam mengamalkan Sunnah Nabi SAW dan paling
menjauhkan diri dari perkara-perkara bid’ah sekecil apapun.

Abdullah bin Mas’ud RA berkata:

“Barangsiapa di antara kalian yang ingin meneladani, hendaklah meneladani para


sahabat Rasulullah SAW karena sesungguhnya mereka adalah umat yang paling baik
hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit bebannya, dan paling lurus petunjuknya,
serta paling baik keadaannya. ( Mereka ) adalah suatu kaum yang dipilih Allah untuk
menemani Nabi-Nya, untuk menegakkan agama-Nya, maka kenalilah keutamaan
mereka serta ikutilah mereka di dalam jejaknya, karena mereka berada di jalan yang
benar dan lurus.” ( Ibnu Abdul Bar di dalam Jami Bayanil Ilmi wa Fadhluhu). 3

b. Manhaj menurut Ulama ilmu kalam

Seperti yang telah diterangkan diatas, manhaj adalah sebuah jalan, cara ataupun
metode. Epistimologi/ Metode Ilmu Kalam sebagai sebuah disiplin ilmu pasti
memiliki sistematika dan metode tersendiri. Metode yang digunakan ilmu kalam
adalah metode Jidal (debat). A. Razak menyebutnya dengan metode Keagamaan.
Alasannya, karena para mutakallimun (teolog) untuk mempertahankan keyakinan dan
argumentasinya selalu dengan perkataan atau pembicaraan dan perdebatan, sehingga
orang yang ahli di bidang kalam disebut mutakallimun. Sebagai sebuah diskusi
keagamaan, wacana kalam yang menjadi objek kajiannya adalah keyakinan kebenaran
tentang ajaran Agama Islam, bukan mencari suatu kebenaran yang dibicarakan oleh
filsafat.

3
http://kingilmu.blogspot.com/2013/04/kedudukan-qoul-dan-manhaj-dalam-aswaja.html

5
Dengan batasan di atas, ada perdebatan yang sangat mencolok antara ilmu kalam dan
filsafat. Ilmu kalam ingin mempertahankan kebenaran keyakinan keagamaan secara
logis dan argumentasi. Dengan kata lain, kalam didahului oleh keyakinan kemudian
dilakukan sebuah pembuktian. Sementara filsafat ingin mencari kebenaran dengan
argumen dan pembuktian secara rasional untuk dijadikan sebagai suatu pegangan dan
keyakinan.

c. Manhaj menurut ulama fiqih

Manhaj dalam ilmu fiqih adalah cara atau jalan yang diambil oleh para fuqaha dalam
mengambil hukum-hukum fiqih. Atau aturan-aturan yang digunakan dalam
memahami dua sumber hukum yaitu Al-Quran dan Al-Hadits. Adapun metode
penemuan hukum dalam fikih/usul fikih disebut thuruq al - istinbath yaitu cara –
cara yang ditempuh seorang mujtahid dalam mengeluarkan hukum dari
dalilnya, baik dengan menggunakan kaidah-kaidah bahasa (linguistik) maupun
dengan menggunakan kaidah ushuliyah dan kaidah fiqhiyah.

Mungkin disini akan muncul pertanyaan, lalu apa bedanya manhaj dengan madzhab ?.
Secara sederhananya, manhaj itu adalah metode atau cara menjalankan agama sesuai
dengan Alquran dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan sesuai dengan
pemahaman para sahabat dan generasi salafussaleh.
Atau kalau boleh dibahasakan Manhaj itu adalah sebuah aliran dalam beragama yang
bersifat prinsip dan mendasar. Contoh manhaj itu seperti Ahlussunnah wal jama’ah/
sunni, kemudian ada Syi’ah, Ahmadiyah, Khawarij, dan Murji’ah.
Dari beberapa yang disebutkan diatas, manhaj yang benar yang sesuai dengan Al-
Quran dan Sunnah adalah Ahlussunnah wal wajam’ah/sunni. Adapaun manhaj yang
selainnya adalah sesat.
Sedangkan Madzhab, adalah kumpulan kesimpulan/hasil ijtihad dari orang yang
bermanhaj.

6
Karena ini adalah hasil ijtihad, maka ada perbedaan pemahaman dari orang-orang
yang berijtihad tersebut karena faktor keterbatasan akses pada dalil yang shahih,
perbedaan makna Bahasa dan lainnya.
Namun perbedan disini bukanlah sesuatu hal yang prinsip seperti pemahaman aqidah,
melainkan bersifat praktek, atau perbedaan tafsir atas suatu dalil dan cara mereka
berijtihad (menganalisa dan mengambil kesimpulan) dalam hukum-hukum fiqih.
Seperti yang kita ketahui ada 4 madzhab yang yang bermanhaj Ahlussunnah
waljama’ah yaitu Madzhab Maliki, Hambali, Syafi’i dan Hanafi.
Dalam perkembangan pemikiran ushul fiqh sebagaimana terlihat dalam pemikiran
ushul fiqh kontemporer, bahwa istilah sumber hukum, dalil hukum dan manhaj dalam
istinbath hukum dibedakan. Sebab, baik istilah sumber hukum, dalil hukum atau
manhaj merupakan istilah-istilah teknis yang dipakai oleh para ulama ushul untuk
menyatakan segala sesuatu yang dijadikan alasan atau dasar dalam istinbath hukum di
mana dalam penerapannya mencakup al-Qur’an, al-Sunnah dan dalil-dalil atau
sumber-sumber selain keduanya. Dari beberapa kajian, baik dalam kitab-kitab klasik
yang dihasilkan oleh para ulama salaf, ulama fiqh maupun ulama ushul fiqh, dalam
pembahasan mereka sebahagian kecil saja yang memberikan batasan antara sumber
dan dalil secara jelas, karena pada umumnya mereka hanya memberikan batasan
dengan menggunakan istilah dalil-dalil syara’ terhadap sumber maupun dalil.4
Jumhur ulama berpendapat bahwa ijma‘ merupakan hujah yang bersifat qath’i (pasti).
Artinya, ijma‘ merupakan dasar penetapan hukum yang bersifat mengikat dan wajib
dipatuhi serta diamalkan. Dengan demikian jumhur ulama menempatkan ijma‘ sebagai
dalil hukum yang ketiga setelah al-Qur’an dan al-Sunnah, alasannya ijma‘ merupakan
dalil yang pasti.5

Dalam kaitan pembahasan di atas, manhaj setidaknya harus mendapat perhatian


khusus. Oleh sebab itu, dalam konteks menemukan hukum, posisi ijma‘ sangat
penting dibahas untuk mengetahui sisi pergeserannya dalam istinbath hukum.

4
1Fathurrahman Jamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),
hal. 81

5
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 148

7
d. Manhaj menurut ulama Tafsir

Didalam kitab al-tafsir wal mufassirun, Muhammad husen Al Zubair juz I halaman I
disebutkan bahwa : “Manhaj-manhaj adalah jalan-jalan atau cara-cara yang ditempuh
oleh seorang mufassir dalam tafsirny. Termasuk ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
dalammenafsirkan, serta metode-metode yang menjadi pilihannyadan syarat-syarat
khusus dalam tafsirnya.6
Manhaj dalam tafsir juga dijelaskan oleh Muhammad Ali Iyazi yang mengutip
pengertian dari Ibn Jarir at Tabari dalam memberikan pengetian manhaj sebagai
berikut :
“Jalan yang ditempuh seorang mufassir dalam menjelaskan makna-makna dan
istinbathnya (hokum-hukum yang dikeluarkan) dari lafaz, menghubungkan sebagian
dengan sebagian lain, menyebutkan apa yang telah sampai dari atsar mengeluarkan
apa yang dikandungnya dari dalil-dalil, hukuk-hukum, warisan-warisan agama, adab
dan lain-lain, yang mengikuti pemikiran dan madzhab mufassir, serta sesuai dengan
kebudayaan dan keperibadiannya. 7

6
Drs.H. Muhammad Amanuddin, MA, Ulumul Qur’an (Manhaj Tafsir) hal 4
7
Drs.H. Muhammad Amanuddin, MA, Ulumul Qur’an (Manhaj Tafsir) hal 5

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Manhaj menurut bahasa artinya adalah jalan yang jelas dan terang.
Sedangkan menurut istilah, manhaj ialah kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang
digunakan bagi setiap pembelajaran ilmiah seperti kaidah-kaidah bahasa Arab, ushul
aqidah, ushul fiqih, dan ushul tafsir, dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam
Islam beserta pokok-pokok menjadi teratur dan benar.

Manhaj adalah sesuatu yang sangat penting dalam kajian keislaman karena tidak
ada satu pun umat yang hidup pada masa sekarang ini yang bisa berjumpa
langsung dengan Ra sulullah SAW untuk belajar tentang Islam. Karena itulah,
manhaj berfungsi sebagai metodologi dalam memahami ajaran agama yang
ditinggalkan Nabi SAW kepada umatnya.

Agar seorang Muslim memperoleh manhaj yang tepat dalam beragama, diperlukan
proses penelusuran (sanad) ilmu-ilmu Islam dengan alur ri wa yat yang benar.
Mulai ulama generasi sekarang, para ulama terdahulu, para tabiut tabiin, pa ra
tabiin, para sahabat, hingga akhirnya tersambung kepada Ra sulullah SAW.
Dengan begitu, manhaj yang tepat akan mengantarkan seorang Muslim kepada
tuntunan yang benar tentang ibadah, muamalah, dan akhlak. "Jika seseorang
belajar agama tidak didasari dengan manhaj yang tepat, maka praktik beragamanya
pun akan keliru,".

9
Daftar Pustaka

- Fathurrahman Jamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997),
hal. 81

- Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 148

- Drs.H. Muhammad Amanuddin, MA, Ulumul Qur’an (Manhaj Tafsir) (Yogyakarta : Penebar Media
Pustaka 2020)

Sumber referensi

- https://www.rasiyambumen.com/2017/01/maknapengertian-manhaj-salaf-dan-ulama.html
- https://www.rasiyambumen.com/2017/01/maknapengertian-manhaj-salaf-dan-ulama.html
- http://kingilmu.blogspot.com/2013/04/kedudukan-qoul-dan-manhaj-dalam-aswaja.html
- https://www.republika.co.id/berita/qanng2483/beda-manhaj-dan-mazhab-menurut-uah

10

Anda mungkin juga menyukai