Disusun Oleh :
Nama : Adie turmundi
Nim : 191240000968
Prodi /Smt : Teknik Informatika /3
i
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Ketika berbicara tentang amaliyah ahlussunah wal jam’ah yang berkembang di mayarakat kita
khususnya di indonesia secara umum seperti Ziarah Kubur, Istighasah dan Wasilah, Maulid Nabi
Muhammad SAW. Manaqiban dan Haul dan lainnya. . Amaliah keagamaan seperti itu tetap
dipertahankan karena kaum Nahdliyyin meyakini bahwa ritual-ritual dan amaliyah yang bercorak lokal
tersebut. Hanyalah sebatas teknis atau bentuk luaran saja, sedangkan yang menjadi substansi didalamnya
murni ajaran-ajaran Islam. Dengan kata lain, ritual-ritual yang bercorak tradisi lokal hanyalah bungkus
luar, sedangkan isinya adalah nilai-nilai ibadah yang dianjurkan oleh Islam.
akan muncul dalam ingatan mengenai warga masyarakat Nahdiyah. Sebab praktik amaliyah khususiyah
Aswaja semacam itu berkembang ditengah masyarakat. Tetapi disisi lain, komentar miris selalu
terdengar ketika meneyebut tahlilan, khaul, upacara selamatan kelahiran, ritual empat dan tujuh bulan
Kandungan, peringatan maulid Nabi, qunut dalam sholat. Sebagian kalangan tanpa menyebut nama-
nama kelompoknya menuding bahwa praktik amaliyah khususiyah aswaja semacam itu tidak termasuk
sunnah Nabi, tidak berdasarkan dalil-dalil yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan, bahkan
dikategorikan sebagai sesuatu yang bid’ah. Singkatnya, warga nahdiyin yang melakukan amaliyah-
amaliyah tersebut dianggap sesat dan menyesatkan.
Tudingan semacam ini mungkin tidak akan menjadi masalah bagi warga nahdiyin dilevel elit.
Barangkali mereka bisa membantah tudingan miris itu dengan argumentasi yang tidak kalah kuatnya.
Tetapi, jika tudingan tersebut mengarah pada masyarakat awam, bukan tidaak mungkin mereka justru
akan sulit membantah. Persoalan berikutnya akan muncul jika masyarakat muslim yang semula
“mengamini” amaliyah-amaliyah itu, justru mulai meninggalkannya karena lasan ketidakjelasan dalil
dan dasar syar’i.
Fenomena semacam itu bukan semata-mata kesalahan masyarakat awam yang tidak mengerti mengenai
dalail dan dasar syar’I terhadap amaliyah khususiyah aswaja yang selama ini mereka lakukan. Namun,
mau tidak mau harus diakui bahwa situasi ini juga dipengaruhi oleh kelalaian dan keacuhan kalangan
elit agama, khususnya dikalangan Nahdlatul Ulama, yang tidak memberi pengetahuan keislaman
mengenai amaliyah-amaliyah yang selama ini telah berkembang dan melekat dimasyarakat secara turun
temurun.
Oleh karena itu makalah ini membawa petunjuk bagi semua pihak tanpa terkecuali mengenai keabsahan
amaliyah masyarakat nahdiyin secara syar’i. Dengan kata lain makalah ini berisi amaliyah-amaliyah
aswaja seperti tahlilan, Ziarah Kubur, Istighasah dan Wasilah, Maulid Nabi Muhammad SAW.
melenceng dari aqidah dan termasuk bagian dari sunnah Rasulullah.
4
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dituliskan, maka kita dapat mengambil beberapa rumusan
masalah yang layak dibahas, yaitu sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari amaliyah khususiyah Aswaja ?
2. Apa amaliyah khususiyah Aswaja ?
C. Tujuan Penulis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui definisi amaliyah khususiyah Aswaja
2. Untuk mengetahui amaliyah khususiyah Aswaja
5
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Amaliyah Aswaja
1. Ziarah Kubur
Ziaroh kubur adalah berkunjung ke makam untuk membersihkan makam ataupun dengan tujuan untuk
mendoakan orang yang sudah meninggal.
Hadits diriwayatkan imam Muslim, imam Ahmad.
“ Benar-benar Rosululloh keluar ke Baqi untuk ziarah orang-orang mati, kemudian beliau
berkata ;keselamatan atas mu kampungnya orang-orang mukmin (ahli kubur), dan sesungguhnya kami
akan menyusun kalian apabila telah di kehendaki alloh dan saya memohon kepada Alloh kebahagiaan
bagiku dan bagimu, dan beliau bersabda saya pernah melarang kamu berziarah, maka berziarah kamu,
sesungguhnya ziarah kubur mengingatkan engkau kepada kematian”.(diriwayatkan oleh muslim)
2. Haul dan munaqiban
َم ْن َو َّر َخ ُم ْؤ ِم ًن ا َفَك َأَّنَم ا َأْح َي اُه َو َم ْن َق َر َأ َتاِر َخ ُه َفَك َأَّنَم ا َز اَر ُه َفَق ْد: َو َقْد َو َر َد ِفى اَأْلَثِر َعْن َسِّيِد اْلَبَش ِر َص َلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأَّن ُه َق اَل
اْس َتْو َج َب َر ْض َو اَن ِهللا ِفى ُح ُرْو ِراْلِج ّنِة.
Yang artinya:
Rosululloh bersabda :siapa membuat sejarah orang mukmin (yang sudah meninggal) sama
artinya menghidupkannya kembali : siapa membacakan sejarahnya seolah-olah ia sedang
mengunjunginya , siapa yang mengunjungiya Alloh akan member surga.
Hadis lain yaitu
َع َلى َأَّنُه َقْد َج َر ى اْسِتْح َس اُن ذاِلَك اْلِقَياُم َتْعِظ ْيًم ا َلُه َص ّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع ِم َل َم ْن َيْع َتُّد ِبَعَم ِلِه ِفى َأْغ َلِب اْلِبَلِد اِأْل ْس اَل ِمَّيِة َو ُه َو َم ْبِنٌّي َم ا
: َو ِفى اَأْلْنَو اِر َع َلى َع ْقِد اْلَج ْو َهِر َم ا َنُّص ُح. ِلَّنَوِو ّي َم ْن َج َعَل اْلِقَياَم َأِلْه ِل اْلَفْض ِل ِم ْن ُقَبْيَل اْلُم ْس َتَح َّبا ِت ِاْنَك اَن ِلِأْلْح َر اِم اَل ِلِّر َياِء
َو هَذ ا اْلِقَيُم ِبْدَع ٌة اَل َأْص َل َلَها َلِكَّنَها ِبْدَع ٌة َح َس َنٌة َأِلْج ِل الَّتْعِضْيِم َو ِلَذ ا ِفْيَل ِبَنْد ِبَها َك َم ا َتَقَّد َم.
6
BAB III
DALIL TENTANG AMALIYAH
ASWAJA
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Huroiroh bahwa Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah memiliki
para Malaikat yang berkeliling di jalanan untuk mencari orang-orang ahli dzikir. Dan ketika
mereka mene- mukan sekelompok orang yang senantiasa berdzikir kepada Allah, para Malaikat
ini kemudian memang- gil, “ Ambillah kebutuhan kalian.” (HR. Muttafakun Alaihi. Tirmidzi dan
Ahmad)
2. ZIARAH KUBUR
Kita telah diperintah untuk ziarah kubur, Ra- sulullah SAW dan para sahabat juga pernah
ziarah kubur. Jadi tidak ada dasar sama sekali untuk me- larang ziarah kubur, karena kita semua
tahu bahwa Rasulullah pernah ziarah ke makam Baqi’ dan men- gucapkan kata-kata yang ditujukan
kepada para ahli kubur di makam Baqi’ tersebut.
Dalil-dalil tentang ziarah kubur
Artinya :
Rasulullah SAW bersabda: Dahulu aku telah mela- rang kalian berziarah ke kubur. Namun
sekarang, berziarahlah kalian ke sana. (HR. Muslim)
7
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari sekian banyak amaliyah aswaja dapat diambil kesimpulan bahwa setiap yang telah menjadi
kebiasaan aswaja memang telah ada sebelumnya sejak zaman Rasulullah dan sahabat. Walaupun
tidak semua amaliyah dilakukan oleh Rasulullah dan hanya sahabat melakukan tersebut, itupun
berdasrkan penafsiran yang dilakukan setelah Nabi wafat. Praktik amaliyah aswaja berdasarkan ayat-
ayat Al-Qur’an, Al-Hadist, para sahabat, keluarga Rasulullah SAW, tabi’in dan para ulama ahli hadis.
Dan kita sebagai warga aswaja sepatutnya melaksanakan amaliyah tersebut..
B. KRITIK DAN SARAN
Segala puji bagi Tuhan semesta alam, dalam waktu yang minimal singkat, dan dengan kekuatan
yang maksimal makalah ini dapat diselesaikan. Dalam mengerjakan makalah ini, kami merasa
sedikit kesulitan tetapi inilah proses belajar yaitu untuk menghilangkan kebodohan sehingga
menjadi sebuah penemuan dan pemahaman baru. Tetapi kami percaya, bahwa makalah ini tidaklah
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami butuhkan guna untuk
memperbaiki makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Munawwir Abdul Fattah, Tradisi Orang-Orang NU,2012.Yogyakarta :PUSTAKA PESANTREN
Drs.KH.A.N.Nuril Huda, Ahlussunnah Wal Jamaah Menjawab Persoalan Tradisi & Kekinian,2007,
Jakarta Pusat:PP Lembaga Dakwah NU
H. Soeleiaman Fadli & Moh Subhan,S.Sos,Antologo Sejarah Istilah Aaliah Uswah NU,2010 ,
Surabaya:KHALISTA