Anda di halaman 1dari 8

Khutbah Jum’at

MUHASABAH DIRI & TAUBAT


Dr. Adnan Mahdi, S.Ag., M.S.I.

،‫امر ححـ َم لن‬ ‫ اَ ّيمرلححيلم ّي‬،‫ّيان‬


‫ اَمح َك لرَـلم امحمـن ل‬،‫ان‬ ‫امدَـّي ل‬
‫ّي‬ ‫ِل امحمكل ل‬ ‫اَ حْلم ُد لٰل‬
َ ‫ح‬ َ ّ ‫َح‬
‫ َوأَ حش ُكـُرهُ َعكَى‬،‫َْحَ ُدهُ ُسحب َحانَهُ َوتَـ َع َاَل َْحح ًدا ََ ُد حوُم َعكَى امد َّيولام‬ ‫أح‬
،ُ‫ أَ حش َه ُد أَ حن الَ إلٰم َه إلالّي هللاُ َو حح َدهُ الَ َش لرَح َ مَه‬،‫اْلَحلْي َواح للنحـ َع لام‬ ‫ح‬
‫ اَم ٰكّ ُه ّيم‬.ُ‫َّي عَـ حع َده‬
‫َن َسيلّ َدنَـا ُمـ َح ّيم ًدا َعـحب ُدهُ َوَر ُس حومُهُ الَ نَل ّي‬ ‫َوأَ حش َه ُد أ ّي‬
‫َْاًَ َو‬ ‫ه‬ ‫َْحاعل‬ ‫أ‬‫و‬ ‫فَص لل وسكلّم عكَى سيل لد ََن ََم ّيم ٍد وعكَى آملل‬
‫ه‬
َ َ‫َ ح‬ َ َ َ َّ َ ‫َ ّ َ َ ح‬
‫ْي متَُاَ لزمْي عكَى مـم لر امكّيـي لاِل وام ـّيزم ل‬
.‫ان‬ ‫ل‬ ‫م‬‫سَاَما دائل‬
َ َ ‫َ َّ َ ح‬ َ َ ‫ح‬ َ َ َ َ ً َ ‫ح‬
‫هللا َو‬‫هللا أُو لْي ُكم ونَـ حف لسي علتـ حْو ل‬ ‫أ ّيَما عـع ُد؛ فَـيا لعباد ل‬
َ
َ ‫َح َ َ َ ح ح َ ح‬ ‫ح‬
.‫اعـتلـ له مَ َعكّيـ ُك حم تـُ حفكل ُح حو َن‬
َ َ‫ط‬
Kaum Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Alhamdulillah, atas curahan nikmat dan limpahan rahmat Allah
SWT, saat ini kita telah berada di Bulan Sya’ban, bulan yang mulia
dan agung, karena di dalamnya bertabur syafa’at, kemenangan,
karomah, kebaikan, kasih sayang dan cahaya dari Allah SWT.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Mu’adz bahwa
Sya’ban terdiri dari lima huruf yaitu syin, ‘ain, ba’, alif, nun
dan masing-masing bermakna sebagai berikut. Pertama: Syin,
syarafatun atau syafa’atun yang berarti kemuliaan dan syafa’at.

1
Kedua: ‘Ain, al-’izzah wa karomah yang berarti kemenangan dan
karomah. Ketiga: Ba’, al-Birru yang berarti kebaikan. Keempat:
Alif, Ulfah yang berarti rasa belas kasihan. Kelima: Nun, Nur yang
berarti cahaya.

Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan


kepada manusia agung, insan teladan, yakni Nabi Muhammad
SAW, semoga kita sebagai umatnya akan mendapatkan syafaat
Beliau di Hari Pembalasan, âmîn ya Rabbal ‘alamîn.
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Munculnya wabah corona yang berawal dari Kota Wuhan, Cina,
cukup mengagetkan dan membuat panik masyarakat dunia, ter-
masuk kita. Virusnya sangat cepat berkembang dan menjangkiti
siapa saja yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung
pada penderita, karena cara penularannya tidak hanya melalui
mulut semata, tapi juga bisa melalui hidung, mata atau semua
jenis makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh-
nya. Berdasarkan data yang diperoleh, penyebaran virus corona
saat ini sudah merambah ke 190 negara, dan negara yang paling
parah terpapar adalah Italia, Cina, Iran, Korea Selatan dan Prancis.
Berdasarkan data di Website Kementerian Kesehatan Indonesia
tanggal 25 Maret 2020, jumlah yang terkonfirmasi Covid 19 di
dunia sudah mencapai 372.757 orang, dan 16.231 orang atau se-
besar 4,3% telah meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia saat
ini, jumlah kasus yang terkonfirmasi sebanyak 790 orang dengan
kasus meninggal sejumlah 58 orang.

Semua negara waspada terhadap penyebaran penyakit tersebut.


Acara atau kegiatan yang mengumpulkan massa besar di satu
tempat mulai dihindari, termasuk di dalamnya kegiatan ibadah.
Arab Saudi mulai tanggal 27 Februari lalu menutup penerbangan
untuk ibadah umrah, bahkan di Indonesia, Majelis Ulama Indonesia
juga sudah mengeluarkan fatwa, di antaranya berbunyi:
2
1. Orang yang telah terpapar virus corona, wajib menjaga dan
mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain.
Baginya salat Jumat dapat diganti dengan salat zuhur di tempat
kediaman, karena salat Jumat merupakan ibadah wajib yang
melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya pe-
nularan virus secara massal.
2. Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak
terpapar COVID-19, harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi pe-
nularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan
pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat
Jumat dan menggantikannya dengan salat zuhur di tempat
kediaman, serta meninggalkan jamaah salat lima waktu
atau rawatib, tarawih, dan ied di masjid atau tempat umum
lainnya.
b. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi pe-
nularannya rendah berdasarkan ketetapan pihak yang
berwenang maka ia tetap wajib menjalankan kewajiban
ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar
tidak terpapar virus corona. Seperti tidak kontak fisik
langsung (bersalaman, berpelukan, cium tangan), mem-
bawa sajadah sendiri dan sering membasuh tangan dengan
sabun.
3. Dalam kondisi penyebaran Covid-19 tidak terkendali di suatu
kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menye-
lenggarakan salat jumat di kawasan tersebut, sampai keadaan
menjadi normal kembali dan wajib menggantikannya dengan
salat zuhur di tempat masing-masing.
4. Dalam kondisi penyebaran Covid-19 terkendali, umat Islam
wajib menyelenggarakan shalat Jumat.
5. Pengurusan jenazah (tajhiz janazah) terpapar Covid-19, ter-
utama dalam memandikan dan mengkafani harus dilakukan
3
sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang ber-
wenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat.
Sedangkan untuk mensalatkan dan menguburkannya dilaku-
kan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak ter-
papar Covid-19.
6. Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah
dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar, dzikir, mem-
baca Qunut Nazilah di setiap shalat fardhu, memperbanyak
shalawat, memperbanyak sedekah, dan senantiasa berdoa
kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan
dari musibah dan marabahaya (doa daf'u al-bala'), khusus-
nya dari wabah Covid-19.
7. Tindakan yang menimbulkan kepanikan dan atau menyebab-
kan kerugian publik, seperti memborong dan menimbun bahan
kebutuhan pokok dan menimbun masker hukumnya haram.

Berdasarkan data dan fatwa MUI di atas, kita harus lebih waspada.
Namun hadirin, jangan sampai kewaspadaan kita melebihi dari
batas-batas kewajaran. Jangan pula wabah seperti ini dijadikan
lelucon atau meme-meme yang tidak mendidik, karena perilaku
seperti itu malahan melahirkan kesombongan dan menganggap
remeh peringatan atau warning dari Allah SWT. Mestinya yang
kita lakukan segera adalah bermuhasabah diri, merenungi ke-
salahan untuk dijadikan i’tibar dalam kehidupan ini. Bukankah
Allah SWT telah mengingatkan kepada kita di dalam al-Qurân
surah ar-Rûm ayat 41:
َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ ۡ ۡ َ ََۡ َ َۡ ََ َ
َّ َ
َ ‫ب َ َوٱۡلح يَر َبيماَكسبت َأي يديَٱنل ي‬
َ ‫اس َ يِل يَذيَه‬ َ‫ظه َر َٱلفسادَ َ يِف َٱل ي‬
َ
َ َ٤١َ‫جعون‬ ‫ر‬ۡ َ‫َب ۡع َضَ َّٱَّلييَ َع يملواَْلَ َع َّله ۡ َي‬
‫ي‬
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka

4
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah


Berdasarkan ayat di atas, Allah telah memberikan peringatan
keras bahwa berbagai kerusakan yang terjadi di darat dan di
laut adalah akibat dari perbuatan tangan manusia. Peringatan
tersebut mengandung pesan agar manusia selalu mengoreksi
atau bermuhasabah diri. Dalam skala kecil, muhasabah ini juga
sangat diperlukan agar kita cepat sadar diri, mengapa selama
hidup yang sudah kita jalani ini tidak ada keberkahan di dalam-
nya. Kita sudah bekerja siang dan malam, kita juga sudah ber-
amal ibadah, tapi mengapa kehampaan, ketidaktenangan, dan
kekurangan selalu menyelimuti kehidupan kita sehari -hari?

Boleh jadi kekayaan kita banyak, jabatan naik melesat, usaha


untung berlipat-lipat, bahkan mampu gonta-ganti kendaraan
yang mengkilap, tetapi mengapa kesenangan yang kita rasakan
selalu diiringi ketakutan dan kecemasan? Bila kondisi ini yang
dirasakan, berarti ada yang salah dalam hidup kita.

Akar masalah tersebut bisa kita telusuri dari sikap kita kepada
Allah, boleh jadi apapun yang kita lakukan selama ini bukan di-
tujukan hanya karena dan untuk Allah? Bisa pula sumber per-
masalahan tersebut akibat dari kedurhakaan kita kepada orang
tua? Sebab:

‫اِل ل ي َس َخ لط امح َوامل َدَح لن‬


‫ط ٰل‬ ‫ل‬
ّ ُ ‫ضى امح َوام َدَح لن َو َس َخ‬
‫لرضى ٰل‬
َ ‫اِل ل ي لر‬
ّ َ
Ridha Allah tergantung pada ridha kedua orangtua, kemurkaan
Allah tergantung pada kemurkaan kedua orangtua (HR. Tirmidzi,
Ibnu Hibban dan Al-Hakim).
Betapa banyak anak yang tak merasa durhaka, ia hidup dalam
kemewahan, sementara orangtuanya bersusah payah untuk
5
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada pula anak yang sering
berkata kasar, memperlakukan orangtuanya seperti anak kecil,
bahkan sangat pelit untuk berbagi rezeki dengan orangtuanya.
Atau ada pula anak melupakan orangtuanya yang telah wafat,
jangankan menziarahi makamnya, berkirim doa pun tak pernah.
Bagimana ia bisa mendapatkan keberkahan Allah bila perilaku
dan adabnya kepada orangtua seperti ini?
Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah
Masih banyak lagi perbuatan lain yang bisa menjadi penyebab
terhalangnya keberkahan Allah dalam hidup kita, bisa terkait
dengan halal atau haramnya harta yang kita miliki, bisa pula
karena kedzaliman kita pada orang lain, atau boleh jadi disebab-
kan oleh kesombongan dalam diri kita sendiri.

Untuk itulah hadirin, perlunya kita bermuhasabah diri, agar kita


cepat mengetahui kesalahan yang telah kita perbuat dalam hidup
ini. Bila sudah kita ketahui, maka segeralah bertaubat kepada
Allah SWT. Syarat diterimanya taubat seorang hamba, Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani di dalam kitabnya al-Ghuniyah menyebut-
kan ada tiga tahapan: Pertama, menyesali kesalahan yang telah
diperbuat; Kedua, meninggalkan setiap kesalahan dimana pun
dan kapan pun; Ketiga, berjanji untuk tidak mengulangi dosa
dan kesalahan. Taubat yang kita lakukan di Bulan Rajab dan di-
lanjutkan dengan peningkatan ketaatan di Bulan Sya’ban ini
sejalan dengan pendapat Syaikh Dzunnun Al-Misri, bahwa Bulan
Rajab adalah bulan untuk meninggalkan kejelekan, bulan Sya’ban
adalah bulan menambah ketaatan, bulan Ramadhan adalah bulan
untuk menjemput kemuliaan. Jika seseorang tidak meninggalkan
kejelekan, tidak meningkatkan ketaatan, tidak menjemput kemulia-
an, maka ia adalah pengikut setan. Na‘ûdzu billâhi min dzâlik.
Kaum Muslimin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

6
Ketika muhasabah diri sudah dilakukan, tahapan taubat telah
dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yang perlu kita update
dan upgrade di Bulan Sya’ban ini adalah memperbanyak ibadah,
berpuasa sunnah, dzikrullah dan terus bermunajat kepada Allah
agar kita, keluarga kita dan bangsa Indonesia selalu mendapat
curahan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT, serta kita di -
jauhkan dari wabah virus corona yang telah menghantui hidup
kita dan umat manusia sejagat raya ini, amîn yâ Rabbal ‘alamîn.
‫لل‬ ‫ل ل‬ ‫أَقُـو ُل قَـولِل ه َذا أ ل‬
َ ‫اِلَ لِل َومَ ُك حم َوم َسائ لر امح ُم حسكم ح‬
‫ْي‬ ّٰ ‫َستَـ حغف ُر‬ ‫ح ح َ ح‬
.‫امرلححي لم‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ف‬ُ ‫غ‬
َ ‫م‬
‫ح‬ ‫ا‬ ‫و‬‫ه‬ُ ُ‫ه‬‫ّي‬
‫ن‬ ‫استَـ حغ لفروهُ إل‬
‫ح‬ َ‫ف‬ ‫وامحمسكلم ل‬
‫ات‬
ّ ُ‫َ ح‬ ‫ح‬ ُ َ‫َ ُح‬
Khutbah Kedua:

‫ْي َعكَى أ ُُم حولر ام ندنحـيَا‬ ‫ل ل‬ ‫ل‬ ‫اَ حْلم ُد ل‬


‫هلل ر ل‬
ُ ‫ َوعله نَ حستَع ح‬،‫ْي‬ َ ‫ب امح َعامَم ح‬ َّ ‫َح‬
‫ َوأَ حش َه ُد‬،ُ‫ أَ حش َه ُد أ حَن الَ إلمهَ إلالّي هللاُ َو حح َدهُ الَ َش لرَح َ مَه‬.‫َوام ّلدَح لن‬
‫ْ لّل َعكَى َسيلّ لد ََن َُمَ ّيم ٍد َو َعكَى‬ ‫ّي‬ ‫ه‬‫ك‬
ّٰ ‫ اَم‬.‫َن َُم ّيم ًدا عب ُده ورسومُه‬
َ ُ ُ ‫أ ّي َ َح ُ َ َ ُ ح‬
‫م‬
.‫ان إل ََل ََـ حولم ام ّلدَح لن‬ ٍ ‫َْجعلْي ومن تَبلعهم ِبللحس‬
‫ح‬
َ ‫ََ ح ح‬ ُ َ َ ‫ح‬ َ ‫ح‬ ‫أ‬ ‫أملله وأَْحاعلل‬
‫ه‬ َ‫َ ح‬
‫هللا أُو لْي ُكم ونَـ حف لسي علتـ حْو ل‬
‫هللا فَـ َْ حد‬ ‫ فَـيا لعباد ل‬،‫أ ّيَما عـع ُد‬
َ
َ ‫ح َ ح‬ ‫ح‬ ‫ح‬ َ َ َ ‫َح‬
.‫اعتل له مَ َعكّي ُك حم تـُحر َْحُحو َن‬
َ َ‫َحثن ُك حم َعكَى ط‬ ُ ‫ َوأ‬،‫فَ َاز امح ُمتّيـ ُْ حو َن‬

7
‫ل لل‬ ‫ل‬
‫ّياس حاعبُ ُدوا‬ ‫قَ َال هللاُ تَـ َع َاَل ح ي احم ُْحرآن امح َكرحْي‪ََ :‬يأََـن َها امن ُ‬
‫َن لم حن قَـحبكل ُك حم مَ َعكّي ُك حم تَـتّيـ ُْو َن‪َ ،‬وقاَ َل‬ ‫ذ‬
‫َ حَ َ‬
‫رعّي ُكم امّي لذي خكَ َْ ُكم وامّي ل‬
‫َ ُ‬
‫ت َوأَتحبل حع‬ ‫ن‬‫ح‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫ث‬ ‫ـ‬‫ي‬ ‫ح‬ ‫هللا ْكّيى هللا عكَي له وسكّيم‪ :‬اتّي لق ّيل‬
‫اِل‬ ‫رسو ُل ل‬
‫َح َ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ ُ َح ََ َ‬ ‫َ ُح‬
‫اْلسنَ َة َتَححها وخامل لق امنّياس ل‬
‫هللا‬
‫ُ‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ْ‬‫ََ َ‬ ‫‪.‬‬‫ن‬‫ٍ‬ ‫س‬ ‫ح‬ ‫ق‬ ‫ٍ‬ ‫ك‬
‫ُ‬‫ُ‬‫ِب‬ ‫َ‬ ‫امسيلّئَ َة حَ َ ُ َ َ َ‬ ‫ّي‬
‫ّيَّي امح َك لرحْيُ َوَحَن ُن َعكَى ذمل َ لم َن‬ ‫ل‬‫ن‬ ‫ام‬ ‫ه‬ ‫ُ‬
‫َ حُ َ َ َ ُح ُ ن‬‫م‬‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ق‬‫َ‬ ‫د‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬‫ظ‬‫امحع ل‬
‫ْي ‪.‬‬ ‫هلل ر لب امحعامَ ل‬
‫م‬ ‫اْلم ُدل ل‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫َ‬‫ل‬
‫ر‬ ‫ّياه لدَن وامشّياكل‬‫امش ل‬
‫َ ّ َ حَ‬ ‫ح َ َ َح‬ ‫حَ َ‬
‫ات‬‫ات واحمـمسكل لمْي واحمـمسكلم ل‬ ‫اَمكه ّيم ا حغ لفر ملحكمؤلمنلْي واحمـمؤلمنَ ل‬
‫َ ُ ح حَ َ ُ ح َ‬ ‫ُ ح ُح حَ َ ُح‬
‫ب َو َش حعبَا َن‬ ‫ج‬ ‫ر‬ ‫ل‬
‫ ي‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ـ‬
‫َ‬‫م‬ ‫ك‬‫ح‬ ‫ل‬
‫ر‬ ‫َب‬ ‫م‬
‫ّي‬ ‫ه‬‫ّ‬‫ات‪ .‬أَم ٰ‬
‫ك‬ ‫اَالَحيآء لمحنـهم واحالَمو ل‬
‫ح ََ َ‬ ‫َ‬ ‫ُ َ‬ ‫ح ُ ُ ح َ حَ‬
‫آلخَرلً َح َسنَ ًة‬ ‫وع ـكلّ حغنَا رمضا َن‪ .‬رعّيـنَا آتلناَ لِف ام ندنحـيا حسنَ ًة ولِف اح ل‬
‫َ ََ َ‬ ‫َ َ ََ َ َ‬
‫اب امنّيا لر‪.‬‬ ‫ذ‬‫َ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫وقل‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫آء لذي‬ ‫ان وإلَت ل‬ ‫هللا! إل ّين هللا َيحمرََن لَبحمع حد لل واح للحس ل‬ ‫لعباد ل‬
‫َ َ ُُ َ َ ح َ َ ح‬ ‫ََ‬
‫شآء َواحمـ ُمحن َك لر َواحمبَـ حغي‪ََ ،‬علظُ ُك حم مَ َعكّي ُك حم‬‫احم ُْرىب وَـحنـهى ع لن احم َفح ل‬
‫ح َ ََ َ َ ح‬
‫كى نل َع لم له‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬‫و‬‫ر‬ ‫ك‬‫ُ‬ ‫ش‬
‫ح‬ ‫ا‬
‫و‬
‫ُح َ ُ َ َ ح َ َ ح ح َ ُح ُ َ‬ ‫م‬ ‫ك‬
‫ُ‬‫ر‬ ‫ك‬
‫ُ‬ ‫ذ‬
‫ح‬ ‫َ‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫تَ َذ ّيكرو َن واذح ُكروا هللا احمع ل‬
‫ظ‬
‫َ لزحد ُكم ومَ لذ حكر ل‬
‫هللا أَ حكبَـحر‪.‬‬ ‫َ حَ ُ‬
‫‪8‬‬

Anda mungkin juga menyukai