PENYELENGGARAAN JENAZAH
Oleh:
Tahun 2022
Materi Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah
Oleh: Rafikah1
Ketika orang baru meninggal, maka dianjurkan bebrapa hal, antara
lain:
َّ دخل رسو ُل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّ َم على أبي سلمةَ وقد
شق
البصر
ُ إن الرو َح إذا قُبِض تبِعه
َّ ثم قال. ضهَ فأغم. بصرهُ
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika mendatangi Abu Salamah yang
telah meninggal, ketika itu kedua matanya terbuka. Maka Nabi shalallahu ‘alaihi
wa salam pun memejamkan kedua mata Abu Salamah dan bersabda:
“Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya mengikutinya”
(HR. Muslim no. 920).
1Dosen UIN Jambi, disampaikan pada pelatihan bagi ibuk-ibuk BKMT seKabupaten
Merangin.
3. Mengikat dagunya agar tidak terbuka
و شد حلييه و ذلك خمافة أن يبقى فمه مفتوحا حالة غسله و حالة جتهيزه
فيشد حىت ينطبق فمه مع أسنانه
“Ketika mayit meninggal ditutup mulutnya] yaitu karena dikhawatirkan mulutnya
terbuka ketika dimandikan dan ketika dipersiapkan. Sehingga hendaknya ditutup
sampai bersatu antara gigi dan mulutnya”
Adapun tata caranya longgar, biasanya dengan menggunakan kain yang lebar
dan panjang diikat melingkar dari dagu hinggake atas kepalanya, sehingga agar
mulutnya tertahan dan tidak bisa terbuka.
ٍي بب ُْر ٍد ِحبَ َرة َ ِأن رسو َل هللاِ صلَّى هللاُ عليه وسلَّم ِحينَ ت ُ ُوف
َ ي سُ ِج َّ
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau wafat, beliau ditutup
dengan kain hibrah (sejenis kain Yaman yang bercorak)” (HR. Bukhari no. 5814,
Muslim no. 942).
“Dari Abu Hurairah [diriwayatkan] dari Nabi saw. beliau bersabda: Siapa saja
yang menshalatkan jenazah, maka baginya pahala satu qirath dan siapa yang
mengantarnya hingga jenazah itu diletakkan di liang kubur, maka baginya pahala
dua qirath. Saya bertanya: Wahai Abu Hurairah, seperti apakah qirath itu? Ia
menjawab: Yaitu seperti gunung Uhud” [HR. Muslim].
Empat hal yang mesti dilakukan terhadap mayit oleh yang hidup adalah:
1. Memandikan;
- Beragama Islam
Hukum ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam dalam hadis Abu
Daud dan Baihaqi yang berbunyi, "Jika seorang meninggal di tempat laki-laki dan
tidak ada perempuan lain atau laki-laki meninggal di tempat perempuan-
perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya, maka kedua jenazah itu
ditayamumkan, lalu dikuburkan karena kedudukannya sama seperti tidak
mendapat air." (H.R Abu Daud dan Baihaqi)
tangan karet.
• Menutup aurat jenazah menggunakan kain.
• Bersihkan tubuh jenazah. Mulai dari gigi, lubang hidung, ketika, sela-sela
jari tangan dan kaki, serta rambutnya.
• Bersihkan pula kotoran di dalam tubuh jenazah. Agar kotoran dalam perut
jenazah keluar, tekan perutnya sampai kotoran tidak keluar lagi.
• Jika sudah, siram tubuh jenazah menggunakan air sabun sampai merata
ke seluruh bagiannya.
• Bilas tubuh jenazah yang sudah disiram air sabun dengan air bersih.
Sambil membaca niat sesuai dengan jenis kelamin jenazah yang sedang
dimandikan.
• Setelah membaca niat, siram dan basuh jenazah dari kepala hingga ujung
kaki menggunakan air bersih. Siram mulai dari bagian tubuh sebelah
kanan, kemudian sebelah kiri masing-masing tiga kali.
• Miringkan jenazah ke kiri untuk membersihkan bagian lambung kanan
sampai belakang.
• Miringkan jenazah ke kanan untuk membersihkan bagian lambung kiri
sampai belakang.
• Siram jenazah menggunakan air kapur barus secara merata dari ujung
kepala hingga kaki.
• Wudukan jenazah seperti orang yang mengambil wudu sebelum salat.
• Keringkan rambut. Jika perempuan, buka sanggulnya dan keringkan
menggunakan handuk, kemudian dikepang.
• Beri wewangian yang tidak mengandung alkohol, kemudian mulai
dikafani.
Mayit disiram dengan bilangan ganjil, yaitu boleh tiga, lima kali
siraman atau lebih dari itu. Namun jika mayit disiram dengan sekali siraman
saja ke seluruh badannya, maka itu sudah dikatakan sah. Pada siraman
pertama diperintahkan diberi daun sider (bidara) dan saat ini boleh diganti
dengan air sabun. Sedangkan pada siraman terakhir diberi kapur barus.
2. Mengafani Mayit
a. Mayit laki-laki:
- Menyiapkan 3-5 utas tali pengikat kain kafan. Tali ini kemudian diletakan secara
vertikal di bawah kain kafan lapis pertama. Sebelumnya, kain kafan sudah dipotong
terlebih dulu sesuai dengan ukuran tubuh jenazah.
- Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama. Lalu, bentangkan kain kafan lapis
kedua.
- Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua. Lalu, bentangkan kain kafan lapis
ketiga.
- Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga. Lalu, letakan jenazah di tengah-tengah
kain kafan lapis ketiga.
- Tutup jenazah menggunakan kain kafan dari bagian kanan, kemudian yang bagian
kiri.
b. Mayit Perempuan
• Menyiapkan 3-5 utas tali pengikat kain kafan. Tali ini kemudian diletakan secara
vertikal di bawah kain kafan lapis pertama. Sebelumnya, kain kafan sudah
dipotong terlebih dulu sesuai dengan ukuran tubuh jenazah.
• Bentangkan dua lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran
tubuh jenazah.
• Letakan sarung pada bagian badan, yakni antara pusar sampai lutut.
• Siapkan gamis dan kerudung untuk jenazah.
• Siapkan kapas yang sudah diberi wewangian. Letakan di anggota badan tertentu,
seperti telinga dan hidung.
• Letakan jenazah di atas kain yang sudah disiapkan.
• Pakaikan jenazah gamis, sarung dan kerudung.
• Tutup jenazah menggunakan kain kafan dari bagian kanan, kemudian yang bagian
kiri. Kemudian, ikat kain kafan menggunakan tali yang sudah disiapkan.
3. MenShalatkan/Menyolatkan Mayit
َوا ْغ يس ْلهُ يَبلْ َم ياء َوالثَّ ْل يج،ُ َوَو ييس ْع َم ْد َخلَه،ُ َوأَ ْك يرْم نُُزلَه،ُف َعْنه ي ي
ُ اَللَّ ُه َّم ا ْغف ْر لَهُ َو ْار ََحْهُ َو َعاف يه َو ْاع
، َوأَبْ يدلْهُ َد ًارا َخ ْ ًريا يم ْن َدا يرهي،س َّ ض يم َن
الدنَ ي َ َب اْألَبْي َ ت الث َّْو
َ اَي َك َما نَقَّْي
َ َاْلَطْ َونَييق يه يم َن،َوالْ ََْبيد
وأَعي ْذهُ يم ْن َع َذ ي،َاْلَنَّة
اب الْ َق ْيْب و َع َذ ي
اب ي يي ي ي يي
َ َ ْ ُ َوأ َْدخلْه، َوَزْو ًجا َخ ْ ًريا م ْن َزْوجه،َوأ َْهالً َخ ْ ًريا م ْن أ َْهله
النَّا ير
“Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia
(dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat
yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es.
Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang
putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah
keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri
(atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia
ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”
Do’a di atas berlaku untuk mayit laki-laki. Jika mayit perempuan, maka
kata –hu atau –hi diganti dengan –haa. Contoh “Allahummaghfirla-haa warham-
haa …”. Do’a di atas dibaca setelah takbir ketiga dari shalat jenazah.
Do’a khusus untuk mayit anak kecil:
“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta
pahala buat kami”.
Do’a setelah takbir keempat:
ُاللَّ ُه َّم الَ تَحْ ِر ْمنَا أَجْ َرهُ َوالَ تَ ْفتِنَّ بَ ْعدَهُ َوا ْغفِرْ لَنا َ َولَه
Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu
“Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan
jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”.
Untuk mayit perempuan, kata –hu diganti –haa.
4. Menguburkan Mayit
Wassalam