Narasumber Penyusun
___________________ ____________________
______________________
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Syariat islam mengajarkan kita bahwa setiap orang di dunia ini akan
mengalami kematian. Akan tetapi, kita tidak ada yang tahu kapan kita akan
mengalami hal tersebut. Manusia ditempatkan pada derajat yang tinggi, maka
dari itu islam sangat menghormati seseorang yang meninggal dunia.
1. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang
yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur
ulama adalah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini dibebankan kepada seluruh
mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang maka
gugurlah kewajiban seluruh mukallaf. Adapun dalil yang menjelaskan kewajiban
memandikan jenazah ini terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah SAW,
yakninya:
َّ َ ل ا
ن ُ صلَى للاهَّ َر
َُّ س ْو َّ علَ ْي هَّه
َ ُللا َ سل ََّم ََّ َ صتْ َّهُ الذهى ْال ُمحْ هر هَّم فهى قا
َ ل َو َ ُرواه(و هسدْرَّ به َماءَّ اه ْغ هسلُ ْوَّه
َ َوق: َ البخار1208
ومسلم1206
2. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.
Dalam sebuah hadist diriwayatkan sebagai berikut:
ت ما من فمنا للا على جرنا ا قع فو لل ا جه و كلتمس سلم و عليه لل ا صلى لل ا ل سو ر سع نا جر ها
ة د بر ال ا لكفنه ما نجد فلم حد ا م يو قتل عمير بن ا مصعب منهم شأ ه جر ا من كل يأ لم, أ ر بها غطينا ذا ا
ه جال ر جت خر سه, نغطي ن ا سلم و عليه لل ا صلى لنبي ا نا مر فأ سه أ ر ج حر جليه ر بها غطينا ذا ا و
)ى ر لبخا ا رواه( خر ذ ال ا من جليه ر على نجعل ن ا و سه أ ر
Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih
dan menutupi seluruh tubuh mayat.
Kain kafan hendaknya berwarna putih.
Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis,
sedangkan bagi mayat perempuan 5 lapis.
Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau
mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian
terlebih dahulu.
Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
3. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum penyelenggaraan shalat jenazah adalah fardhu
kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi:
)جه ما ابن رواه( كم تا مو على ا صلو
Artinya: “Shalatilah orang yang meninggal dunia diantara kamu”
Orang paling utama untuk melaksanakan shalat jenazah yaitu:
Orang yang diwasiatkan si mayat dengan syarat tidak fasik atau tidak
ahli bid’ah.
Ulama atau pemimpin terkemuka ditempat itu.
Orang tua si mayat dan seterusnya ke atas.
Anak-anak si mayat dan seterusnya ke bawah.
Keluarga terdekat.
Kaum muslimim seluruhnya.
Rukun shalat jenazah ialah:
Berniat menshalatkan jenazah.
Takbir empat kali.
Berdiri bagi yang kuasa.
4. Menguburkan Jenazah
Para pengiring tidak dibenarkan untuk duduk sebelum jenazah diletakkan, sebab
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah melarangnya.
Disunnahkan mendalamkan lubang kubur, agar jasad si mayit terjaga dari
jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar.
Lubang kubur yang dilengkapi liang lahad lebih baik daripada syaq. Dalam
masalah ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain
kita (non muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani
dalam “Ahkamul Janaaiz” hal. 145)
Lahad adalah liang (membentuk huruf U memanjang) yang dibuat khusus di
dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
(membentuk huruf U memanjang).
– Jenazah siap untuk dikubur. Allahul musta’an.
– Jenazah diangkat di atas tangan untuk diletakkan di dalam kubur.
– Jenazah dimasukkan ke dalam kubur. Disunnahkan memasukkan jenazah ke
liang lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara
perlahan. Jika tidak memungkinkan, boleh menurunkannya dari arah kiblat.
– Petugas yang memasukkan jenazah ke lubang kubur hendaklah mengucapkan:
“BISMILLAHI WA ‘ALA MILLATI RASULILLAHI (Dengan menyebut Asma Allah dan
berjalan di atas millah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam).” ketika
menurunkan jenazah ke lubang kubur. Demikianlah yang dilakukan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassalam.
Disunnahkan membaringkan jenazah dengan bertumpu pada sisi kanan
jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas tali-talinya
selain tali kepala dan kedua kaki.
– Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah ataupun batu di bawah kepalanya,
sebab tidak ada dalil shahih yang menyebutkannya. Dan tidak perlu menyingkap
wajahnya, kecuali bila si mayit meninggal dunia saat mengenakan kain ihram
sebagaimana yang telah dijelaskan.
– Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu
bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping).
– Lalu sela-sela batu bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar
menghalangi sesuatu yang masuk sekaligus untuk menguatkannya.
– Disunnahkan bagi para pengiring untuk menabur tiga genggaman tanah ke
dalam liang kubur setelah jenazah diletakkan di dalamnya. Demikianlah yang
dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Setelah itu ditumpahkan
(diuruk) tanah ke atas jenazah tersebut.
Setiap shalat dan ibadah lainnya kalo tidak ada niat dianggap tidak sah,
termasuk niat melakukan Shalat jenazah. Niat dalam hati dengan tekad dan
menyengaja akan melakukan shalat tertentu saat ini untuk melakukan
ibadah kepada Allah SWT.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5).
Hadits Rasulullah SAW dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya. Setiap orang
mendapatkan sesuai niatnya.” (HR. Muttafaq Alaihi)
2. membaca alfatihah
PENUTUP