Anda di halaman 1dari 16

TAJHIYUL MAYYIT

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Pejamkanlah matanya dan mohonkanlah ampun kepada Allah Swt.

atas segala dosanya.


Buka seluruh pakaian yang melekat di badannya

Tutuplah seluruh badannya dengan kain sebagai penghormatan

dan agar tidak kelihatan auratnya


Tempatkan di tempat yang aman dari jangkauan binatang

Bagi keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya tidak dilarang

mencium si mayat
Yang Berhak Memandikan
Apabila jenazah itu laki-laki, yang memandikannya hendaklah laki-
laki pula. Perempuan tidak boleh memandikan jenazah laki-laki,
kecuali istri dan mahram-nya.
Apabila jenazah itu perempuan, hendaklah dimandikan oleh
perempuan pula, laki-laki tidak boleh memandikan kecuali suami
atau mahram-nya
Apabila jenazah itu seorang istri, sementara suami dan mahram-nya
ada semua, maka suami lebih berhak memandikan istrinya
Apabila jenazah itu seorang suami, sementara istri dan mahram-nya
ada semua, maka istri lebih berhak memandikan suaminya
Kalau mayat anak laki-laki masih kecil, perempuan boleh
memandikannya. Begitu juga kalau mayat anak perempuan masih
kecil, laki-laki boleh memandikannya
Langkah-langkah Memandikan
1. Siapkan kain kafan untuk janazah
2. Buka seluruh pakaian janazah dan tutupi janazah dengan kain panjang
3. Letakkan janazah di atas dipan
4. Basuh bagian kanan janazah dari kepala sampai kaki 3 kali sambil mengucapkan niat

‫هلل َت َعاىَل‬ ِ ‫ت (ه ِذ ِه الْميِّت ِة) لِرفْ ِع احْل َد‬


ِ ‫ث ااْل َ ْك ِ َفرض‬ ِ
ُ ْ ‫رَب‬ َ َ َ َ َ ِّ‫ت الْغُ ْس َل َعلَى َه َذا الْ َمي‬
ُ ْ‫َن َوي‬
Artinya : Saya niat memandikan mayyit ini untuk menghilangkan hadats besar wajib karena Allah ta’ala
5. Ratakan air ke seluruh badan mayyit
6. Gosokkan sabun mandi ke seluruh badan mayyit
7. Pakaikan sampho pada rambut mayyit
8. Lakukan istibroh, yaitu mengurutkan perut mayyit secara perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang ada
dalam perutnya dan menghilangkan kotoran/najis yang keluar pada bagian duburnya
9. Bersihkan najis yang ada pada qubul dan dubur dengan menggunakan sarung tangan karet / potongan kain
kafan
10. Masukkan air ke dalam mulut mayyit untuk membersihkan gigi dan hidung
11. Bersihkan kuku tangan dan kaki dengan menggunakan cotton bath sambil membersihkan sela-sela jari
tangan dan kaki
12. Miringkan tubuh mayyit ke kanan dan kiri untuk membersihkan kotoran pada bagian
punggung
13. Guyurkan air campuran kapur barus dari kepala sampai kaki
14. Guyurkan air campuran kembang 3 rupa dari kepala sampai kaki
15. Guyurkan air campuran daun pandan dari kepala sampai kaki
16. Ambilkan air wudhu, dengan niat :

‫هلل َت َعاىَل‬ ِ ‫ت (ه ِذ ِه الْميِّت ِة) لِرفْ ِع احْل َد‬


ِ ‫ث اْالَصغَ ِر‬ ِ
ْ َ َ َ َ َ ِّ‫ض ْوءَ َعلَى َه َذا الْ َمي‬ُ ‫ت الْ ُو‬
ُ ْ‫َن َوي‬
Artinya : Saya niat mewudhukan mayyit ini untuk menghilangkan hadats kecil karena Allah
ta’ala
17. Keringkan tubuh mayyit dengan handuk
18. Ganti kain penutup aurat mayyit dengan kain panjang yang masih kering dengan
memperhatikan agar aurat mayyit jangan sampai terlihat
19. Angkat mayyit ke tempat kain kafan yang sudah tersedia
20. Mayyit siap dipakaikan kain kafan
Langkah-langkah mengafani mayyit
1. Gunakan kain kafan untuk mayyit laki-laki 3 lapis dan 5 lapis untuk
mayyit perempuan
2. Potong kain kafan seukuran tinggi mayyit dengan melebihkan ukuran
bagian atas kepala dan bawah kaki masing-masing 30 cm
3. Sobek bagian pinggir kain kafan (untuk tali pocong) dan potong
menjadi 9 helai
4. Buatkan baju/jubah untuk mayyit
5. Buatkan sarung
6. Buatkan celana dalam
7. Buatkan sorban untuk mayyit laki-laki
8. Buatkan imamah untuk mayyit laki-laki
9. Buatkan jilbab untuk mayyit perempuan
10. Buatkan bantal
14. Bungkus tubuh mayyit bagian atas dengan kapas diutamakan membungkus auratnya
terlebih dahulu
15. Pakaikan celana dalam
16. Pakaikan sarung
17. Pakaikan baju
18. Pakaikan sorban dan imamah untuk laki-laki
19. Pakaikan jilbab untuk perempuan
20. Lipat kain kafan pertama
21. Lipat kain kafan kedua
22. Lipat kain kafan ketiga dengan menyisakan bagian muka
23. Ikatkan tali pocong bagian pundak, pinggang, lutut dan bawah kaki
24. Tutup muka mayyit dengan kapas
25. Ikatkan tali pocong atas kepala
26. Lipatkan tikar pandan dan ikat dengan tali pocong
27. Janazah siap untuk di shalatkan
Menguburkan
Segera menguburkan janazah. Hal ini sesuai dengan sabda Rasul

‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬


َ ِّ ‫يِب‬َ‫الن‬ ِ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ْ َ ‫ي‬ ِ
ُ ُ َ َ َ ْ َ ُ َ‫َع ْن ا‬
‫ه‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫اهلل‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫ة‬
َ‫ر‬ ‫ي‬‫ر‬ ‫ه‬ ‫ىِب‬
)‫ (رواه البخارى ومسلم‬... ‫قَ َال اَ ْس ِرعُ ْوا بِاجْلَنَ َازِة‬
Artinya: “dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. Bersabda:
Segerakanlah menguburkan jenazah....” (H.R. Bukhari Muslim)
Sebaiknya menguburkan jenazah pada siang hari.
Dianjurkan meluaskan lubang kubur.
Rasulullah saw. pernah mengantar jenazah sampai di kuburnya. Lalu,
beliau duduk di tepi lubang kubur, dan bersabda, “Luaskanlah pada
bagian kepala, dan luaskan juga pada bagian kakinya. Ada beberapa
kurma baginya di surga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud
Boleh menguburkan dua sampai tiga janazah dalam satu liang
kubur.
Hal itu pernah dilakukan Rasulullah sewaktu usai perang Uhud.
Rasulullah saw. bersabda, “Galilah dan dalamkanlah. Baguskanlah
dan masukkanlah dua atau tiga orang di dalam satu liang kubur.
Dahulukanlah (masukkan lebih dulu) orang yang paling banyak
hafal al-Qur’ān.” (HR. Nasai dan Tirmidzi dari Hisyam bin Amir
ra.)
Letakkan janazah ke dalam kubur dengan hati-hati. Ketika
meletakkan mayat dalam kubur, Rasulullah saw. membaca:
ِ ‫اهلل وعلَى ِملَّ ِة رسوِل‬
‫اهلل‬ ِ ‫بِس ِم‬
ُْ َ ََ ْ
Artinya: Dengan nama Allah dan nama agama Rasulullah
Dilarang memperindah kuburan. Jabir ra. menerangkan,
“Rasulullah saw. melarang mengecat kuburan, duduk, dan
membuat bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)
Sebelum dikubur, ahli waris atau keluarga hendaklah bersedia
menjadi penjamin atau menyelesaikan atas hutang-hutang si
mayat jika ada, baik dari harta yang ditinggalkannya atau dari
sumbangan keluarganya.
Nabi Muhammad saw. bersabda: “Diri orang mu’min itu
tergantung (tidak sampai ke hadirat Tuhan), karena
hutangnya, sampai dibayar dahulu utangnya itu (oleh
keluarganya).”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Hurairah ra.)
Takziah
Adalah mengunjungi orang yang sedang tertimpa
musibah kematian salah seorang keluarganya dalam
rangka menghibur atau memberi semangat.

Orang yang berta’ziyah laki-laki disebut mu’azziyyin


Orang yang berta’ziyah perempuan disebut mu’azziyāt
Adab Takziah
1. Menyampaikan doa kebaikan dan ampunan terhadap
orang yang meninggal serta kesabaran bagi orang yang
ditinggal.
2. Hindarilah pembicaraan yang menambah sedih keluarga
yang ditimpa musibah.
3. Hindarilah canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak.
4. Usahakan turut menshalati mayat dan turut
mengantarkan ke pemakaman sampai selesai
penguburan.
5. Membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa
musibah.
Zaiarah Kubur
Ziarah artinya berkunjung. Kubur artinya kuburan.
Ziarah kubur artinya berkunjung ke kuburan.
Awalnya Rasulullah saw. melarang umat Islam untuk
berziarah kubur karena dikhawatirkan akan melakukan
sesuatu hal yang tidak baik, misalnya menangis di atas
kuburan, bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya
adalah mengkultuskan mayat yang ada di kuburan. Akan
tetapi, karena mengingat mati itu penting, maka
Rasulullah memerintahkan untuk berziarah
‫كم َعن ِزيارِة‬ ‫ت‬ ‫ي‬‫ه‬ ‫ت‬ ِ‫ ا‬: ‫وسلَّم‬ ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه‬ ِ ِ ‫عن عب ِد‬
َ َ‫اهلل بْ ِن بَُريْ َد َة ق‬
ُ
َ َ ْ ْ ُْ َ َ ‫ىِّن‬ َ ََ َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬ َْ ْ َ
)‫الْ ُق ْبوِر َف ُزْوُرَها (رواه النسائى‬
“Dari Abdullah bin Buraidah berkata, Rasulullah saw.
bersabda: “Aku pernah melarang kalian berziarah
kubur, maka sekarang berziarahlah kalian ke kubur.”
(HR. Nasā’i
Hikmah Ziarah Kubur
1. Mengingat kematian.
2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat
keduniawian).
3. Selalu ingin berbuat baik sebagai bekal kelak di
alam kubur dan hari akhir.
4. Mendoakan si mayat yang muslim agar diampuni
dosanya dan diberi kesejahteraan di akhirat.
Adab Ziarah Kubur
1. Ketika mau berziarah, niatkan dengan ikhlas karena Allah Swt., tunduk hati dan merasa diawasi oleh Allah Swt.
2. Sesampai di pintu kuburan, ucapkan salam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw:

ِ ِ‫لس اَل م علَي ُكم يآاَهل الْ ُقبوِر ِمن الْمس ل‬


َ ‫اَ َّ ُ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ُ ْ نْي‬
‫م‬
‫اهلل‬ ‫اء‬ ‫ش‬ ‫ن‬
ْ ِ
‫ا‬ ‫ا‬ َّ
‫ن‬ ِ
‫ا‬َ‫ف‬ ِ
‫ات‬ ‫ن‬ ِ
‫م‬ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬‫و‬ ِ‫ن‬‫م‬ِ ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬‫و‬ ‫ات‬ِ ‫م‬ِ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ل‬
ْ ‫ا‬
‫و‬
ُ َ َ َ ‫ْؤ‬ ُ َ َ ‫نْي‬ ‫ْؤ‬ ُ َ َ ُْ َ
‫بِ ُك ْم اَل ِح ُق ْو َن‬
)‫(رواه الرتمذى‬
“Keselamatan semoga tetap bagimu wahai ahli kubur dan Insya Allah kami akan bertemu dengan kamu semua.”
(HR. Tarmidy)
3. Tidak banyak bicara mengenai urusan dunia di atas kuburan.
4. Berdoa untuk ampunan dan kesejahteraan si mayat di alam barzah dan akhirat kelak.
5. Diusahakan tidak berjalan melangkahi kuburan atau menduduki nisan (tanda kuburan).

Anda mungkin juga menyukai