Anda di halaman 1dari 9

GARIS KEMISKINAN

KELOMPOK 1
ARTA NAULI SITOHANG(7202341002)
DELVIA IRENE THERESIA HALOHO(7203141011)
WIDIA SURYANTINA Br NAINGGOLAN(7202441009)
PENGERTIAN GARIS KEMISKINAN
Garis kemiskinan dapat diartikan sebagai
tingkat pendapatan atau pengeluaran
yang ditetapkan, dimana bila pendapatan
seseorang berada dibawah tingkatan
tersebut, maka ia dikatakan miskin. Oleh
karena itu, garis kemiskinan sangat
berpengaruh terhadap besar kecilnya
angka kemiskinan.
GARIS KEMISKINAN ABSOLUT &
RELATIF
Garis kemiskinan absolut adalah nilai nominal yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang
meliputi kelompok makanan dan kelompok bukan
makanan. Kemiskinan, menurut pendekatan kemiskinan
absolut, akan turun ketika seluruh penduduk dalam satu
daerah mengalami peningkatan pendapatan pada tingkat
yang sama.
Garis kemiskinan relatif yang dimaksud yakni pengukuran
kemiskinan dengan menggunakan besarnya rata-rata
pendapatan atau pengeluaran masyarakat tempat seseorang
tersebut tinggal.
Bagaimana BPS Menetepkan Garis Kemiskinan di Indonesia?
Garis kemiskinan merupakan penjumlahan dari garis
kemiskinan makanan dan garis kemiskinan nonmakanan,
atau secara matematis dituliskan:
GK= GKM+GKMN
GK adalah garis kemiskinan, GKM adalah garis kemiskinan
makanan dan GKNM adalah garis kemiskinan nonmakanan.
Data GKM dan GKNM diperoleh dari hasil survei. Secara
berkala, BPS melakukan survei yang disebut dengan Survei
Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Survei dilakukan
terhadap sejumlah sampel yang dianggap dapat mewakili
seluruh populasi yaitu seluruh rakyat Indonesia.
Interpretasi Garis Kemiskinan
Setelah garis kemiskinan ditetapkan, terlepas
dari apakah secara relatif atau absolut, maka
yang perlu dibahas selanjutnya adalah makna
yang lebih luas dari garis kemiskinan tersebut.
BPS mengklasifikasikan empat kelompok
masyarakat berdasarkan garis kemiskinan,
yaitu kelompok masyarakat miskin, hampir
miskin, hampir tidak miskin, dan tidak miskin.
Perdebatan Garis Kemiskinan

Penetapan angka kemiskinan seringkali


menjadi perdebatan. Bila ditelusuri,
perdebatan tersebut berawal dari konsep
yang dianut dalam menentukan kemiskinan
itu sendiri. Konsep tersebut akhirnya
menurunkan garis kemiskinan, yaitu suatu
ambang batas yang menentukan apakah
seseorang dapat dikatakan miskin atau tidak.
Model Pengukuran Kemiskinan Lainnya

Selain konsep pemenuhan kebutuhan dasar


seperti yang digunakan oleh BPS, terdapat
beberapa model pengukuran kemiskinan
lainnya yang pernah digunakan di Indonesia,
seperti model konsumsi pangan setara beras
oleh Sayogyo, dan model kesejahteraan
keluarga yang dipelopori oleh BKKBN.
Pengukuran Kemiskinan Lembaga Internasional
Lembaga- lembaga internasional turut mengembangkan
berbagai ukuran yang dapat mencerminkan kemiskinan
yang terjadi. Ukuran-ukuran tersebut seperti, indeks
harapan hidup, indeks melek huruf, indeks kematian ibu
dan bayi, indeks pembangunan manusia, indeks
kemiskinan dan lainnya. Ukuran-ukuran tersebut
mencoba melihat kemiskinan dari sisi yang lebih luas
seperti kualitas hidup dan bukan hanya dari sisi
pemenuhan kebutuhan dasar.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai