Anda di halaman 1dari 35

PEMERINTAH

PROVINSI
SULAWESI UTARA

POTRET
KEMISKINAN DI
SULAWESI
UTARA
Oleh:
PERENCANA AHLI UTAMA PROVINSI SULAWESI UTARA
IR. JENNY KAROUW, M.Si
Senin, 27 Maret 2023
PENGERTIAN
“Fakir miskin adalah orang yang sama “Kemiskinan adalah suatu keadaan
sekali tidak mempunyai sumber mata ketidakmampuan seseorang untuk
pencaharian dan/atau mempunyai memenuhi standar minimum
sumber mata pencaharian tetapi tidak kebutuhan dasar yang layak dan
mempunyai kemampuan memenuhi bermartabat meliputi kebutuhan
kebutuhan dasar yang layak bagi makanan maupun non-makanan”.
kehidupan dirinya dan/atau
keluarganya”.

- Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun - Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/


2011 Tentang Penanganan Fakir Miskin Sustainable Deveopment Goals (SDGs)
METODE PENGUKURAN
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga yang diberikan kewenangan oleh undang-undang untuk menghitung
dan memetakan angka kemiskinan di Indonesia.

BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini
mengacu pada handbook on poverty and inequality yang diterbitkan oleh worldbank. Dengan pendekatan
ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk dikategorikan sebagai
penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis Kemiskinan.
TEKNIK PENGUKURAN GARIS KEMISKINAN
Garis Kemiskinan (GK) mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan. GK
terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan makanan yang
disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili
oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan,
buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) merupakan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan non-
makanan berupa perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-
makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
TEKNIK PENGUKURAN RUMUS:
GARIS KEMISKINAN MAKANAN (GKM)

1) Tahap pertama adalah menentukan kelompok


referensi (reference population) yaitu 20% penduduk
yang berada di atas Garis Kemiskinan Sementara
(GKS). Kelompok referensi ini didefinisikan sebagai
penduduk kelas marginal. GKS dihitung berdasarkan
GK periode sebelumnya yang di-inflate dengan inflasi
umum (IHK). Dari penduduk referensi ini, kemudian
dihitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan
Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Selanjutnya GKMj tersebut disetarakan dengan 2100 kilokalori dengan
2) Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah jumlah mengalikan 2100 terhadap harga implisit rata-rata kalori menurut
nilai pengeluaran dari 52 komoditi dasar makanan daerah j dari penduduk referensi, sehingga :
yang riil dikonsumsi penduduk referensi, yang
kemudian disetarakan dengan 2100 kilokalori per
kapita per hari. Patokan ini mengacu pada hasil
Widyakarya Pangan dan Gizi 1978. Penyetaraan nilai
pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan
dengan menghitung harga rata-rata kalori dari 52
komoditi tersebut. Formula dasar dalam menghitung
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) adalah:
TEKNIK PENGUKURAN
GARIS KEMISKINAN NON-MAKANAN
(GKMM)
Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) merupakan
penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi
non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, RUMUS:
pendidikan dan kesehatan. Pemilihan jenis barang dan jasa non-
makanan mengalami perkembangan dan penyempurnaan dari
tahun ke tahun disesuaikan dengan perubahan pola konsumsi
penduduk. Pada periode sebelum tahun 1993, komoditi non-
makanan terdiri dari 14 komoditi di perkotaan dan 12 komoditi
di perdesaan. Kemudian sejak tahun 1998, terdiri dari 27 sub
kelompok (51 jenis komoditi) di perkotaan dan 25 sub kelompok
(47 jenis komoditi) di perdesaan. Nilai kebutuhan minimum per
komoditi /sub-kelompok non-makanan dihitung dengan
menggunakan suatu rasio pengeluaran komoditi/sub-kelompok
tersebut terhadap total pengeluaran komoditi/sub-kelompok yang
tercatat dalam data Susenas Modul Konsumsi. Rasio tersebut
dihitung berdasarkan hasil Survei Paket Komoditi Kebutuhan
Dasar (SPKKD) 2004, yang dilakukan untuk mengumpulkan
data pengeluaran konsumsi rumah tangga per komoditi non-
makanan yang lebih rinci dibandingkan data Susenas Modul
Konsumsi. Nilai kebutuhan minimum non-makanan secara
matematis dapat diformulasikan sebagai berikut :.
RUMUS:
TEKNIK PENGUKURAN
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN
Head Count Index (HCI-P0) adalah persentase penduduk yang
berada di bawah Garis Kemiskinan (GK).

TEKNIK PENGUKURAN RUMUS:


INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1)
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-
masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk
dari garis kemiskinan.

TEKNIK PENGUKURAN RUMUS:


INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2)
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di
antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin
tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
TEKNIK PENGUKURAN TEKNIK PENGUKURAN
GINI RATIO UKURAN BANK DUNIA
Dalam mengukur tingkat ketimpangan di Indonesia, BPS Ukuran Bank Dunia adalah salah satu ukuran ketimpangan yang
menggunakan data pengeluaran sebagai proksi pendapatan yang mengacu pada persentase pengeluaran kelompok 40 persen
bersumber dari Susenas. Gini ratio adalah salah satu ukuran penduduk terbawah. Adapun kriteria tingkat ketimpangan
ketimpangan pengeluaran yang digunakan. Nilai gini ratio berdasarkan Ukuran Bank Dunia adalah sebagai berikut :
berkisar antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai gini ratio yang semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin 1) Bila persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen
tinggi. penduduk terendah lebih kecil dari 12 persen, maka
dikatakan terdapat ketimpangan tinggi.
2) Bila persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen
penduduk terendah antara 12 sampai dengan 17 persen,
maka dikatakan terdapat ketimpangan
moderat/sedang/menengah.
3) Bila persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen
penduduk terendah lebih besar dari 17 persen, maka
dikatakan terdapat ketimpangan rendah.
9
10
PENYEBAB KEMISKINAN
1. Tingkat Pendidikan

2. Lapangan Pekerjaan

3. Angkatan Kerja

4. Harga Kebutuhan Tinggi

5. Beban Hidup keluarga

6. Alam maupun Modal

7. Kualitas Kesehatan
ANALISIS
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
salah satu indikasi terhadap kualitas
dan produktivitas tenaga kerja.
Semakin tinggi pendidikan
cenderung semakin tinggi juga
keahlian dan produktivitas yang
dimiliki. Saat ini, penduduk bekerja
di Sulawesi Utara masih didominasi
oleh mereka yang berpendidikan SD
ke bawah yaitu sebesar 29,57 persen
pada Agustus 2022. Sementara
penduduk bekerja tamatan Sekolah
Menengah Kejuruan hanya sebesar
11,33 persen. Distribusi penduduk
bekerja menurut pendidikan masih
menunjukkan pola yang sama baik
pada Agustus 2021 maupun Agustus
2020. Sumber: BPS Prov. Sulut, Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara, Agustus 2022
ANALISIS
Penduduk Usia Kerja

Komposisi Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja terhadap Penduduk Usia Kerja
2,500,000

1,911,722 1,931,636 1,950,758 1,968,971


2,000,000 1,891,536

64% 63% 62% 63%


1,500,000
63%
1,222,400 1,225,050 1,212,337 1,242,088
1,193,407

1,000,000

500,000 698,129 689,322 706,586 738,421 726,883


37% 36% 38% 37%
37%

-
2018 2019 2020 2021 2022

Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkata Kerja

Sumber: Diolah dari BPS Prov. Sulut, Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara, Agustus 2020-
ANALISIS
Angkatan Kerja

Komposisi Penduduk Bekerja dan Pengangguran terhadap Angkatan Kerja


1,400,000
1,222,400 1,225,050 1,212,337 1,242,088
1,193,407
1,200,000

1,134,802 1,159,965
93%
1,000,000 1,114,516 1,148,987
94% 93% 1,126,797
93%
93%

800,000

600,000

400,000
6,61% 6,01% 7,37% 7,06% 6,61%
200,000
78,891 73,413 90,248 85,540 82,123

-
2018 2019 2020 2021 2022

Angkatan Kerja Bekerja Pengangguran

Sumber: Diolah dari BPS Prov. Sulut, Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara, Agustus 2020-
ANALISIS
Lapangan Pekerjaan

Sumber: BPS Prov. Sulut, Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara, Agustus 2022
ANALISIS
Status Pekerjaan

Sumber: BPS Prov. Sulut, Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara, Agustus 2022
ANALISIS
Harga Kebutuhan Tinggi

Sumber: BPS Prov. Sulut, IHK 2022


ANALISIS
Kualitas Kesehatan
Angka
Kesakitan/Morbiditas Angka Kesakitan / Morbiditas Rate
Rate adalah Persentase 35.00

Penduduk Yang
30.00 29.01
Mempunyai Keluhan
Kesehatan. Indikator 25.00
24.98
ini dapat dimanfaatkan
untuk mengukur 20.00
tingkat kesehatan 15.32
masyarakat secara 15.00
11.69
umum yang dilihat 9.90
10.00
dari adanya keluhan
yang mengindikasikan 5.00
terkena suatu penyakit
tertentu. -
2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: BPS Prov. Sulut, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2022


PENDUDUK MISKIN DAN PENDUDUK MISKIN EKSTREM TAHUN 2022
KABUPATEN/KOTA KEMISKINAN KEMISKINAN KEMISKINAN EKSTREM KEMISKINAN P3KE P3KE P3KE P3KE Jumlah Penerima Selisih Penerima PKH Tindak Lanjut Selisih Penerima PKH
BPS (%) BPS (Jumlah) BPS (Jumlah) EKSTREM BPS Jumlah Jumlah Jumlah individu Desil 1 PKH dengan Jumlah Jiwa dengan Jumlah Jiwa Miskin Ekstrem
(%) keluarga keluarga individu Individu Miskin Ekstrem BPS BPS
Desil 1 Desil 1
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
BOLAANG MONGONDOW 7,04 17,96 3,40 1,33 17539 4125 74991 20739 1,519 (-) 1881 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
BOLAANG MONGONDOW Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
5,85 4,32 0,00 0,00 3671 967 15936 4705 (+) 270
TIMUR 270 penduduk miskin Ekstrem
BOLAANG MONGONDOW 7,31 6,01 0,47 0,57 6590 1473 27555 7259 (+) 121 Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
UTARA 591 penduduk miskin Ekstrem
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
BOLAANG MONGONDOW 11,92 8,10 1,72 2,53 7407 1759 32163 8900 (-) 928 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
SELATAN 792
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
TOMOHON 5,26 5,79 0,80 0,73 8792 1410 36440 7225 545 (-) 255 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
MANADO 5,85 25,38 8,11 1,87 32421 6717 128416 32395 1,679 (-) 6431 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
KOTAMOBAGU 5,19 6,94 0,98 0,73 6512 1692 27123 7900 456 (-) 524 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
BITUNG 6,20 14,00 0,73 0,32 17829 3196 75746 16851 1,035 (+) 305 penduduk miskin Ekstrem
Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
SANGIHE 10,50 13,89 1,04 0,79 20346 3465 72792 16132 (+) 212
1,252 penduduk miskin Ekstrem
SITARO 8,20 5,53 0,26 0,39 7652 1519 28945 6861 (+) 110 Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
370 penduduk miskin Ekstrem
Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
TALAUD 8,25 7,72 0,13 0,14 9294 1884 39182 9975 885 (+) 755 penduduk miskin Ekstrem
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
MINAHASA 7,05 24,34 3,18 0,92 32681 7082 129910 34704 2,436 (-) 744 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
MINAHASA 11,78 12,61 3,22 3,01 11760 3459 47959 16608 (-) 2178 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
TENGGARA 1,042
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
Perlu identifikasi lebih lanjut dari Jumlah
MINAHASA 6,60 13,50 2,27 1,11 16025 3165 67055 15879 (-) 1120 Individu Desil 1 Penduduk Miskin Ekstrem
UTARA 1,150
P3KE yang belum mendapat bantuan PKH
MINAHASA 9,00 19,07 0,00 0,00 19732 4459 82225 21888 (+) 1780 Asumsi Penerima PKH sudah mensasar
SELATAN 1,780 penduduk miskin Ekstrem

SULAWESI UTARA 7,28 185,14 26,32 1,03 218,251 46,372 886,438 228,021 15,802    
STRATEGI
1) Memurnikan data landas penghapusan kemiskinan ekstrem provinsi;
2) Mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin ekstrem secara
berkelanjutan;
3) Memberikan akses lebih luas bagi masyarakat miskin ekstrem untuk
mendapatkan layanan dasar;
4) Menjamin keberlanjutan peningkatan pendapatan masyarakat miskin
ekstrem;
5) Meningkatkan modal manusia sesuai dengan karakteristik kemiskinan di
wilayah atau mengatasi akar masalah/sebab kemiskinan di wilayah; dan
6) Mengidentifikasi dan memanfaatkan modal wilayah dalam perencanaan
dan penganggaran penghapusan kemiskinan ektrem.
STRATEGI DAN PROGRAM DAERAH
Uraian Urusan, Organisasi,
2022 2023 2024 2025 2026
Program, Kegiatan, dan PERANGKAT DAERAH
PENANGGUNG JAWAB
Sub Kegiatan TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU

MENGURANGI BEBAN
PENGELUARAN SECARA    
BERKELANJUTAN

PROGRAM PENGELOLAAN 100% 832.937.252.303,00 100% 735.134.470.146,51 100% 765.676.161.512,38 100% 788.142.681.606,87 100% 798.233.557.167,87 DINAS PENDIDIKAN
PENDIDIKAN

PROGRAM PERLINDUNGAN DAN


100% 2.965.000.000,00 100% 2.616.852.227,41 100% 2.725.571.239,14 100% 2.805.545.129,00 100% 2.841.465.537,12 DINAS SOSIAL
JAMINAN SOSIAL

PROGRAM PENINGKATAN
DIVERSIFIKASI DAN 94,5 1.460.000.000,00 94,5 1.288.568.044,53 94,7 1.342.102.532,59 95 1.381.482.593,03 95 1.399.170.213,89
KETAHANAN PANGAN
MASYARAKAT DINAS PANGAN

PROGRAM PENANGANAN 12,03% 280.000.000,00 10,03% 247.122.638,68 8,03% 257.389.526,80 6,03% 264.941.867,16 4,03% 268.334.013,62
KERAWANAN PANGAN

PROGRAM PENYEDIAAN DAN


PENGEMBANGAN SARANA 8,41% 3.342.449.198,00 8,57% 2.907.137.931,63 8,75% 2.985.892.806,86 8,92% 3.032.806.537,16 9,10% 3.032.894.819,67
PERTANIAN

PROGRAM PENYEDIAAN DAN


PENGEMBANGAN PRASARANA 1-2% 4.128.656.963,00 1-2% 3.643.873.581,74 1-2% 3.795.260.935,79 1-2% 3.906.621.730,82 1-2% 3.956.639.620,56 DINAS PERTANIAN
PERTANIAN

PROGRAM PENGENDALIAN DAN


PENANGGULANGAN BENCANA 0,05-1 332.441.056,00 0,05-1 293.406.110,58 0,05-1 305.595.878,90 0,05-1 314.562.693,20 0,05-1 318.590.153,03
PERTANIAN

PROGRAM STABILISASI HARGA


BARANG KEBUTUHAN POKOK 3±1 1.070.000.000,00 3±1 944.361.512,08 3±1 983.595.691,70 3±1 1.012.456.420,92 3±1 1.025.419.266,35 DINAS PERINDAG
DAN BARANG PENTING
STRATEGI DAN PROGRAM DAERAH
Uraian Urusan, Organisasi, 2022 2023 2024 2025 2026
Program, Kegiatan, dan PERANGKAT
DAERAH
PENANGGUNG
Sub Kegiatan TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU JAWAB

MEMBERIKAN AKSES YANG


LEBIH BAIK BAGI
MASYARAKAT UNTUK    
LAYANAN DASAR

PROGRAM PEMENUHAN
UPAYA KESEHATAN 100% 291.510.729.726,00 100% 257.281.788.329,94 100% 267.970.745.646,37 100% 275.833.560.821,27 100% 279.365.157.577,49 DINAS KESEHATAN
PERORANGAN DAN UPAYA
KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PENGELOLAAN DAN Dinas Pekerjaan


PENGEMBANGAN SISTEM 9% 11.800.000.000,00 10% 10.414.454.058,51 11% 10.847.130.057,95 13% 11.165.407.258,77 15% 11.308.362.002,71 Umum dan Penataan
PENYEDIAAN AIR MINUM Ruang Daerah Prov.
Sulut

PROGRAM REHABILITASI 100% 4.831.416.371,00 100% 4.264.115.579,09 100% 4.441.271.333,93 100% 4.571.587.408,38 100% 4.630.119.093,99 DINAS SOSIAL
SOSIAL
PROGRAM PERLINDUNGAN 29 955.000.000,00 28 842.864.714,06 26 877.882.136,05 24 903.641.011,20 22 915.210.653,61
PEREMPUAN
PROGRAM PENINGKATAN 12,5 700.000.000,00 15 617.806.596,69 17,5 643.473.817,00 20 662.354.667,89 25 670.835.034,06 Dinas Pemberdayaan
KUALITAS KELUARGA Perempuan dan
PROGRAM PEMENUHAN HAK Anak Daerah Prov.
ANAK (PHA) 100% 505.000.000,00 100% 445.703.330,47 100% 464.220.396,55 100% 477.841.581,84 100% 483.959.560,29 Sulut

PROGRAM PERLINDUNGAN
KHUSUS ANAK 52 500.000.000,00 65 441.290.426,21 75 459.624.155,00 85 473.110.477,07 95 479.167.881,47

Dinas Komunikasi,
PROGRAM PENGELOLAAN Informatika,
INFORMASI DAN KOMUNIKASI 95% 9.942.320.183,00 100% 8.774.901.422,10 100% 9.139.461.025,66 100% 9.407.631.689,85 100% 9.528.080.997,98 Persandian dan
PUBLIK Statistik Daerah
Prov. Sulut
STRATEGI DAN PROGRAM DAERAH
Uraian Urusan, Organisasi, 2022 2023 2024 2025 2026
Program, Kegiatan, dan PERANGKAT DAERAH
PENANGGUNG JAWAB
Sub Kegiatan TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
MENINGKATKAN PENDAPATAN
YANG MEMBERDAYAKAN    
MASYARAKAT MISKIN SECARA
BERKELANJUTAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN
10% 403.734.159,00 15,20% 356.328.038,20 20,40% 371.131.943,35 25,80% 382.021.721,14 31,30% 386.912.883,29 DINAS SOSIAL
SOSIAL
PROGRAM PERENCANAAN DINAS TENAGA KERJA
33% 75.000.000,00 46% 66.193.563,93 53% 68.943.623,25 66% 70.966.571,56 80% 71.875.182,22
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROGRAM PELATIHAN KERJA
DAN PRODUKTIVITAS TENAGA 65% 485.939.505,00 70% 428.880.902,55 75% 446.699.068,73 80% 459.806.142,07 85% 465.693.206,27
KERJA DINAS PEMBERDAYAAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
LEMBAGA KEMASYARAKATAN, DESA
100% 5.110.000.000,00 100% 4.509.988.155,85 100% 4.697.358.864,08 100% 4.835.189.075,62 100% 4.897.095.748,63
LEMBAGA ADAT DAN
MASYARAKAT HUKUM ADAT
PROGRAM PEMBERDAYAAN DAN Dinas Kependudukan
PENINGKATAN KELUARGA 30% 153.475.058,00 30% 135.454.147,51 29,80% 141.081.687,69 29,80% 145.221.315,82 29,60% 147.080.636,80 dan Catatan Sipil
SEJAHTERA (KS) Daerah Prov. Sulut
Dinas Koperasi dan
PROGRAM PENGEMBANGAN 210 579.505.786,00 220 511.460.710,59 231 532.709.714,41 243 548.340.517,75 255 555.361.119,56 Usaha Mikro, Kecil dan
UMKM Menengah Daerah
Prov. Sulut
PROGRAM PENGELOLAAN 410.000 410.380 412.431 415.000 417.075
14.047.291.248,00 12.397.870.283,79 12.912.948.739,75 13.291.841.327,66 13.462.021.575,41 Dinas Kelautan dan
PERIKANAN TANGKAP Ton ton ton ton Ton
Perikanan Daerah
PROGRAM PENGELOLAAN Prov. Sulut
561.185 4.075.907.978,00 578.02 3.597.318.337,59 595.361 3.746.771.520,48 625.129 3.856.709.535,90 656.385 3.906.088.381,77
PERIKANAN BUDIDAYA
PROGRAM PENINGKATAN DAYA 166% 5.053.232.537,00 100% 4.459.886.279,96 100% 4.645.175.469,65 100% 4.781.474.512,61 100% 4.842.693.458,66
TARIK DESTINASI PARIWISATA
PROGRAM PENGEMBANGAN
EKONOMI KREATIF MELALUI
PEMANFAATAN DAN 2% 929.453.407,00 3% 820.317.780,23 3,30% 854.398.473,60 3,50% 879.468.289,59 4% 890.728.439,92 DINAS PARIWISATA
PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN
INTELEKTUAL
PROGRAM PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA PARIWISATA DAN 19.710.000. 1.140.574.659,00 20.104.200. 1.006.649.354,78 20.506.284. 1.048.471.327,71 20.916.409. 1.079.235.642,10 21.334.737. 1.093.053.486,02
000 000 000 680 874
EKONOMI KREATIF
PROGRAM PENGELOLAAN Dinas Energi dan
100% 972.500.000,00 100% 858.309.878,97 100% 893.968.981,47 100% 920.199.877,89 100% 931.981.529,46 Sumber Daya Mineral
KETENAGALISTRIKAN Daerah Prov. Sulut
STRATEGI DAN PROGRAM DAERAH
Uraian Urusan, Organisasi, 2022 2023 2024 2025 2026
Program, Kegiatan, dan PERANGKAT
DAERAH
PENANGGUNG
Sub Kegiatan TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU JAWAB

MENINGKATKAN MODAL
MANUSIA SESUAI DENGAN
KARAKTERISTIK KEMISKINAN
DI WILAYAH ATAU MENGATASI    
MASALAH/SEBAB
KEMISKINAN DI WILAYAH
PROGRAM PENGENDALIAN 2,25 102.617.636,00 2,24 90.568.360,65 2,23 94.331.088,47 2,22 97.098.957,45 2,21 98.342.150,49 Dinas
PENDUDUK Kependudukan dan
PROGRAM PEMBINAAN Catatan Sipil Daerah
62,5% 76.292.803,00 65% 67.334.567,10 67% 70.132.030,22 69% 72.189.848,85 71% 73.114.121,57 Prov. Sulut
KELUARGA BERENCANA (KB)
555 Orang 615 Orang 660 Orang 705 Orang 750 Orang
Dinas Koperasi dan
PROGRAM PENDIDIKAN DAN Pengelola; Pengelola; Pengelola; Pengelola; Pengelola;
LATIHAN PERKOPERASIAN 3.031.669.734,00 2.675.693.658,08 2.786.857.279,45 2.868.629.428,32 2.905.357.527,52 Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
555 Orang 615 Orang 660 Orang 705 Orang 750 Orang
Daerah Prov. Sulut
Wirausaha Wirausaha Wirausaha Wirausaha Wirausaha
PROGRAM PENYULUHAN Dinas Pertanian dan
0,50% 718.846.827,00 0,50% 634.440.445,33 1% 660.798.730,87 1% 680.187.930,52 1% 688.896.622,39 Peternakan Daerah
PERTANIAN Prov. Sulut
PROGRAM PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN, PENYULUHAN
DAN PEMBERDAYAAN 25,58% 845.000.000,00 31,40% 745.780.820,29 37,21% 776.764.821,95 43,02% 799.556.706,24 48,84% 809.793.719,69 DINAS KEHUTANAN
MASYARAKAT DI BIDANG
KEHUTANAN

Uraian Urusan, Organisasi,


Program, Kegiatan, dan 2022 2023 2024 2025 2026
PERANGKAT DAERAH
PENANGGUNG JAWAB
Sub Kegiatan TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU TARGET PAGU
MEMANFAATKAN MODAL
   
WILAYAH
"MENGATASI KEMISKINAN BUKANLAH
SIKAP AMAL. INI ADALAH
PERLINDUNGAN HAK ASASI MANUSIA
YANG MENDASAR, HAK ATAS MARTABAT
DAN KEHIDUPAN YANG LAYAK."
- NELSON MANDELA
PEMERINTAH
PROVINSI
SULAWESI UTARA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai