Anda di halaman 1dari 34

KEMISKINAN

DI KABUPATEN SANGGAU

Murohman, SST, S.E., M.Si.


Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sanggau

Photo by Tempo
DEFINISI KEMISKINAN

OUTLINE INDIKATOR KEMISKINAN

KETIMPANGAN
DEFINISI KEMISKINAN

Kondisi seseorang atau sekelompok orang yang tidak mampu


KEMISKINAN memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki


PENDUDUK MISKIN rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis
kemiskinan.

Mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan


GARIS KEMISKINAN seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama
sebulan, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan.
KEMISKINAN DALAM SDGs

Tujuan pertama dalam Sustainable Development Goals (SDGs)


1. Menurunkan jumlah orang yang hidup kurang dari US$1,25 per hari ke angka nol
2. Melindungi orang miskin dan rentan miskin dengan Program Perlindungan Sosial
PENGUKURAN KEMISKINAN BPS

Untuk mengukur kemiskinan, Badan Pusat Statistik menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic need approach).
(Handbook on Poverty and Inequality: The World Bank, 2009.)

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai


ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan 1. GK Makanan => setara dengan pemenuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kebutuhan kalori 2.100 kkal per kapita
kemiskinan (makanan & bukan makanan). perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar
makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. 2. GK Non Makanan => kebutuhan minimum
untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan
kesehatan (51 jenis komoditi di perkotaan
Metode ini sudah dipakai BPS sejak tahun 1998 agar hasil
dan 47 jenis komoditi di perdesaan)
penghitungan konsisten dan terbanding dari waktu ke waktu.
GARIS KEMISKINAN (GK)
1. GK Makanan => setara dengan pemenuhan
● ● kebutuhan kalori 2.100 kkal per kapita perhari.
Tidak Miskin ●
Paket komoditi kebutuhan dasar makanan
● ● diwakili oleh 52 jenis komoditi

● 2. GK Non Makanan => kebutuhan minimum

untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan
● kesehatan (51 jenis komoditi di perkotaan dan
● 47 jenis komoditi di perdesaan)

Hampir Miskin/Rentan Miskin

Rp363.714,- ● ●A Garis Kemiskinan Kabupaten Sanggau Tahun 2021
●B (Berbeda-beda tiap Kab/Kota)
Miskin ● ●

Sangat Miskin (kronis) ●


INDIKATOR KEMISKINAN

P0 P1 P2
Persentase Indeks Kedalaman Indeks Keparahan
Penduduk Miskin Kemiskinan Kemiskinan

Persentase Ukuran rata-rata Ukuran yang


penduduk yang kesenjangan menggambarkan
berada dibawah pengeluaran mengenai penyebaran
masing-masing pengeluaran diantara
garis kemiskinan
penduduk miskin penduduk miskin
terhadap garis
kemiskinan

7
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (P0)

Penduduk yang termasuk miskin adalah penduduk yang rata-rata pengeluaran per kapita
per bulannya berada di bawah garis kemiskinan.

𝑞 𝛼
1 𝑧 − 𝑦𝑖
Rumus Persentase Penduduk Miskin: 𝑃𝛼 = ෍
𝑛 𝑧
𝑖=1
Dimana:
𝛼=0
z = garis kemiskinan
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang dibawah garis kemiskinan
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
n = Jumlah penduduk
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1)

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1 ) merupakan ukuran rata-rata


kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk miskin dari garis
kemiskinan.

𝑞 𝛼
1 𝑧 − 𝑦𝑖
Rumus Indeks Kedalaman Kemiskinan : 𝑃𝛼 = ෍
𝑛 𝑧
𝑖=1
Dimana:
𝛼=1
z = garis kemiskinan
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang dibawah garis kemiskinan
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
n = Jumlah penduduk
INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2)

Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Indeks-P2) memberikan gambaran


mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks,
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

𝑞 𝛼
1 𝑧 − 𝑦𝑖
Rumus Indeks Keparahan Kemiskinan: 𝑃𝛼 = ෍
𝑛 𝑧
𝑖=1
Dimana:
𝛼=2
z = garis kemiskinan
yi = Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan penduduk yang dibawah garis kemiskinan
q = Banyaknya penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
n = Jumlah penduduk
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
✓ Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase
penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman
dan keparahan dari kemiskinan.
✓ Indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran
penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan
mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Kabupaten A Kabupaten B

● ●
● ●
● ● ●
● ●

● Garis ● ● ●
● ● ● Kemiskinan



Contoh: Jumlah Penduduk = 10 Contoh: Jumlah Penduduk = 10
Tingkat Kemiskinan = 30% Tingkat Kemiskinan = 30%
11
ANGKA KEMISKINAN KABUPATEN SANGGAU

Komponen Kemiskinan 2019 2020 2021


Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 328 763 346 983 363 714
Persentase penduduk miskin (%) 4,57 4,46 4,55
Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P1) 0,48 0,82 0,62
Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2) 0,09 0,21 0,16
Sumber : Survei Ekonomi Nasional (SUSENAS)
ANGKA KEMISKINAN KABUPATEN SANGGAU

Persentase Penduduk yang Berada di bawah Garis Kemiskinan di Kabupaten Sanggau Tahun 2009-2021

5,1 5,02
5

4,9

4,8 4,71
4,67 4,67
4,7 4,62
4,57 4,57 4,55
4,6 4,51 4,52
4,47 4,46
4,5
4,4
4,4

4,3

4,2

4,1

4
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
INDIKATOR KEMISKINAN SANGGAU, KALBAR, DAN INDONESIA

Persentase Penduduk Miskin (P0) P1 P2


Tahun
Sanggau Kalbar Indonesia Sanggau Kalbar Indonesia Sanggau Kalbar Indonesia

2017 4.52 7.88 10.64 0.49 1.23 1.83 0.09 0.29 0.48

2018 4.67 7.77 9.82 0.51 1.18 1.71 0.09 0.28 0.44

2019 4.57 7.49 9.41 0.48 1.14 1.55 0.09 0.26 0.37

2020 4.46 7.17 9.78 0.82 1.01 1.61 0.21 0.23 0.38

2021 4.55 7.15 10.14 0.62 1.03 1.71 0.16 0.23 0.42
PERSENTASE KEMISKINAN KABUPATEN SANGGAU, KALBAR, DAN
INDONESIA (P0)

12
10,64
10,14
9,82 9,78
10 9,41

7,88 7,77
8 7,49
7,17 7,15

6
4,52 4,67 4,57 4,46 4,55

0
2017 2018 2019 2020 2021

Sanggau Kalbar Indonesia


INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN (P1) KAB. SANGGAU, KALBAR,
DAN INDONESIA

2 1,83
1,8 1,71 1,71
1,61
1,55
1,6
1,4 1,23 1,18 1,14
1,2 1,03
1,01
1 0,82
0,8 0,62
0,6 0,49 0,51 0,48

0,4
0,2
0
2017 2018 2019 2020 2021

Sanggau Kalbar Indonesia


INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN (P2) KAB. SANGGAU, KALBAR,
DAN INDONESIA

0,6

0,48
0,5
0,44
0,42
0,37 0,38
0,4

0,29 0,28
0,3 0,26
0,23 0,23
0,21
0,2 0,16

0,09 0,09 0,09


0,1

0
2017 2018 2019 2020 2021

Sanggau Kalbar Indonesia


KETIMPANGAN

Selain pengentasan kemiskinan, salah satu tujuan pada SDGs adalah mengurangi
ketidaksetaraan. Karena, ketimpangan pendapatan penduduk juga menjadi salah satu
masalah sosial yang ada di Indonesia.
PENGUKURAN KETIMPANGAN

Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat ketimpangan pengeluaran penduduk
adalah Indeks Gini Rasio. Nilai Rasio Gini berkisar antara 0 hingga 1. Jika Rasio Gini semakin
mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan semakin tinggi. Sebaliknya, jika Rasio
Gini semakin mendekati 0 mengindikasikan pemerataan distribusi pendapatan antar
penduduk.

Rumus Indeks Gini Rasio: 𝐺𝑅 = 1 − ෍ 𝑓𝑖 [𝑌𝑖 + 𝑌𝑖−1 ]

Dimana:
fi = jumlah persen (%) penerima pendapatan kelas ke-i
Yi = jumlah kumulatif (%) pendapatan pada kelas ke-i
GINI RASIO
GINI RATIO
INDEKS GINI RATIO TAHUN 2020-2022

0,41
0,393
0,384 0,384
0,39

0,37

0,35 0,341 0,342


0,335
0,33 0,317 0,313 0,314
0,31

0,29
0,272
0,267 0,265
0,27

0,25
2020 2021 2022

Perkotaan Perdesaan Kalimantan Barat Nasional


SUDAH SELESAIKAH MASALAH KEMISKINAN?

5,1 5,02
5
4,9 Persentase penduduk miskin di Kabupaten Sanggau
4,8 4,67
4,71
4,67
telah berada dibawah angka 5 persen sejak 2011.
4,62
4,7 4,57 4,57 4,55 Namun angka tersebut selalu stagnan dikisaran 4
4,6 4,51 4,52
4,5
4,47 4,46 persen. Hal ini menunjukkan terjadinya “diminishing
4,4
4,4 return” dalam upaya pengentasan kemiskinan di
4,3 Kabupaten Sanggau. Pada kondisi demikian perlu
4,2 upaya identifikasi adanya kemiskinan kronis (chronic
4,1
4
poverty) serta adanya lingkaran setan kemiskinan.
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
LINGKARAN SETAN KEMISKINAN

Penduduk miskin yang memiliki pendapatan rendah


Produktivitas Pendapatan menghabiskan sebagian besar/seluruh pendapatannya untuk
Rendah Rendah pemenuhan kebutuhan. Tak ada yang tersisa untuk ditabung.

Tabungan yang rendah mengakibatkan penduduk miskin tak


bisa berinvestasi terhadap dirinya/anaknya (pendidikan, dll)
atau tak memiliki modal untuk memulai usaha.

Minimnya modal (baik modal kemampuan ataupun barang


modal) mengakibatkan penduduk miskin memiliki
produktivitas yang rendah.
Investasi/Modal Tabungan
Rendah Rendah
Berbagai Kebijakan telah dilakukan untuk mengentaskan
masalah Kemiskinan

Kemiskinan Tinggal Keraknya dan Sulit untuk


dihapuskan sama sekali. Siapa Mereka?

Faisal B: "Karena
mereka yang miskin ini
miskinnya miskin
banget, jadi keraknya
kemiskinan itu ya susah
dientaskan, pasti
turunnya sedikit,"
24
Deliberately Forgotten:
Buruh Tani/Gurem, Nelayan/Anak Jermal,
Buruh Pikul
• Penduduk termiskin (extreem poor,
<US$1.90PPP/cap/day)
• Tidak tersentuh bahkan terdampak
oleh pembangunan dengan berbagai
program (subsidi, yankes, pddkn,
dsbnya).
• Sustainable Development Goals
• SDG-1: Menghapus kemiskinan
• SDG-10: Pengurangan kesenjangan
➔ Kelompok ini yg harus diperhatikan
• Bagaimana mewujudkan SDG?
25
Deliberately Forgotten
Buruh Tani/Nelayan atau Gurem

Buruh tak berlahan di kebun Teh, Karet, Pinus,


26
Tebu, Sawit, …: PT Swasta, PTPN, Perhutani
Paradigma Kemiskinan: dari
Kebutuhan Dasar menjadi Hak Dasar

Sumber: Jossy_Moeis (2019)


Kemiskinan di Perdesaan
• Akar kemiskinan ada di perdesaan.
• Perlu dipahami betul penyebab kemiskinan di perdesaan
yang terutama tjd pada kelompok buruh tani-nelayan
dan petani-nelayan gurem.
• Pembangunan bersifat urban-bias, merugikan desa.
• Kemiskinan terjadi karena hak dasar petani-nelayan
dirampas atau tidak dikembalikan.
• Perjuangan pengembalian hak sebagai solusi.

28
Kurangnya Pemahaman ttg Siapa
Orang Miskin di Perdesaan
• Pemahaman tentang petani-nelayan gurem dan buruh
tani-nelayan perlu diseriusi, tidak sekedar dari
angka/jumlahnya yg besar, namun wajah dan nature nya
harus lebih dihayati.
• Kemiskinan buruh tani/nelayan dan gurem inilah yg
merupakan kunci penyebab upaya penanggulangan
kemiskinan melambat.

29
Perubahan Paradigma:
Dari Basic needs ke Basic rights

Sumber: Boesen dan Martin (2007).


30
JADI, kemiskinan bukanlah disebabkan oleh tak terpenuhinya kebutuhan
dasar, tetapi karena terampasnya hak-hak dasar.
Perubahan Paradigma:
Konsitusi UUD45: Hak WNI & Pddk
Pasal 27 ayat-2: Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yg layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28A: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pasal 28C ayat-1: Setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan, dan memperoleh manfaat dari
ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan
umat manusia.

31
Perubahan Paradigma:
Dari Basic needs ke Basic rights
➢ Dari fokus pada indikator ➔ fokus pada
determinan kemiskinan.
➢ Dari dampak jangka pendek ➔ penyebab
jangka panjang kemiskinan.
➢ Dari orang miskin sebagai beban dan objek ➔
orang miskin sebagai aset dan subjek
pembangunan
➢ Dari tampak permukaan kemiskinan ➔ akar
kemiskinan yg sering tak kelihatan
➢ Dari bantuan ➔ pemberdayaan
Dari basic needs approach ➔ basic rights 32
approach
UPAYA MENURUNKAN KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN

KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN


(INCOME, NON INCOME)
KEBIJAKAN PILAR 1 KEBIJAKAN PILAR 2 KEBIJAKAN PILAR 3
Pertumbuhan dan Perluasan Social Inclusion – Equal Acces Jaring Pengaman Sosial
Kesempatan Ekonomi: ▪ Akses ke pendidikan (KIP ▪ Rastra
▪ Pertumbuhan Ekonomi dan pendidikan vokasi) ▪ PKH
berkualitas ▪ Akses ke kesehatan (KIS) ▪ Dan lain-lain
Perluasan ▪ Akses ke infrastruktur
Kesempatan Kerja dasar (sanitasi, air bersih,
▪ Pembangunan listrik, energi,dll)
Infrastruktur

GOOD GOVERNANCE AND INSTITUTIONS


(Akuntabilitas, birokrasi yang efisien, pemberantasan korupsi)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai