Anda di halaman 1dari 24

BAB 11

Ketimpangan Ekonomi dan


Kemiskinan

PENERBIT ERLANGGA
www.erlangga.co.id
Konsep Teoretis Kemiskinan

2
Definisi kemiskinan

Chambers
• Kemiskinan adalah suatu konsep terpadu (intergrated concept) yang memiliki 5 dimensi (kemiskinan, ketidakberdayaan,
kerentanan menghadapi situasi darurat, ketergantungan, keterasingan)

Mudrajat Kuncoro (2003:123)


• Kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk memenuhi standar hidup minimum, di mana pengukuran kemiskinan
didasarkan pada konsumsi

Bachtiar Chamsyah (2006:45)


• Kemiskinan merupakan keadaan ketertutupan, yaitu tertutup dari segala bentuk pemenuhan kebutuhan diri yang
bersifat fisik atau non-fisik

Suparlan (2000)
• Kemiskinan adalah keadaan serba kekurangan harta benda dan benda berharga yang dialami oleh seseorang atau
sekelompok orang yang hidup dalam lingkungan serba miskin atau serba kekurangan modal, uang, pengetahuan,
kekuatan sosial, fisik, hukum, maupun akses ke fasilitas pelayanan umum, kesempatan kerja, dan berusaha

Friedman
• Kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan kekuasaan sosial berupa aset, sumber
keuangan, organisasi sosial politik, jaringan sosial, barang atau jasa, pengetahuan dan keterampilan, serta informasi

Badan Pusat Statistik


• Menetapkan beberapa kriteria kemiskinan (tidak miskin, hampir tidak miskin, hampir miskin, miskin, sangat miskin) yang
mengacu pada besarnya pengeluaran tiap orang per harinya

Uni Eropa
• Penduduk miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita di bawah 50% dari median (rata-rata) 3
pendapatan
Indikator-indikator sosial untuk mengukur
tingkat indeks kehidupan seseorang

Kehidupan Fisik • gizi/nutrisi


Dasar • perlindungan/perumahan
(shelter/housing)
• kesehatan
Kebutuhan Budaya • Pendidikan
Dasar • penggunaan waktu luang dan
rekreasi
• jaminan sosial (social security)
High Income • surplus pendapatan atau melebihi
takarannya

Note: Menurut Amartya Sen (Bloom dan Canning: 2001), seseorang dapat dikatakan miskin bila mengalami
“capability deprivation” sehingga mengalami kekurangan kebebasan substantif yang mencakup dua sisi: kesempatan
dan rasa aman/keamanan. Kesempatan membutuhkan pendidikan dan rasa aman atau keamanan membutuhkan
4
kesehatan.
Dua ukuran kemiskinan oleh Bank Dunia

US$ 1 per kapita per hari di mana diperkirakan


1 ada sekitar 1,2 miliar penduduk dunia yang
hidup di bawah ukuran tersebut
US$ 2 per kapita per hari di mana lebih dari 2
2 miliar penduduk yang hidup kurang dari batas
tersebut

US dollar yang
digunakan adalah US$
PPP (Purchasing
Power Parity), bukan
nilai tukar resmi 5
(exchange rate)
Faktor-faktor penentu ketimpangan dan
kemiskinan di Indonesia

Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan


Penduduk (EDU)
Pendapatan Per Kapita Penduduk (PC)
Rasio Ketergantungan Penduduk
Pertumbuhan Ekonomi (GRW)
Persentase Tenaga Kerja Di Sektor
Pertanian (TKP)
Persentase Tenaga Kerja Di Sektor Industri
(TKI)

6
Lingkaran setan kemiskinan
(the vicious circle of poverty)

7
Faktor penyebab kemiskinan

Menurut Suharto (2009:17–18):


 Individual Explanation
 Familial Explanation
 Subcultural Explanation
 Structural Explanation
Menurut Bank Dunia:
 Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar dan prasarana
 Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor
 Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang
kurang mendukung
 Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan di antara sektor ekonomi
 Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat
 Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber
daya alam dan lingkungannya
 Tidak adanya tata kelola yang bersih dan baik (good governance)
 Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan
8
Indikator dan ukuran ketimpangan serta
kemiskinan (berlanjut)

Indikator ●
Kemiskinan absolut didefinisikan sebagai
hidup dengan pendapatan di bawah
dan Ukuran US$1/hari dan kemiskinan menengah
dengan pendapatan di bawah US$2/hari
Absolut

Indikator ●
Kemiskinan relatif merupakan kondisi
masyarakat karena kebijakan pembangunan
dan Ukuran yang belum mampu menjangkau seluruh
lapisan masyarakat sehingga menyebabkan
ketimpangan distribusi pendapatan
Relatif
9
Indikator dan ukuran ketimpangan serta
kemiskinan (lanjutan)
Indikator kemiskinan menurut Bappenas (2004):
1. Kurangnya pangan, sandang, dan perumahan yang
tidak layak
2. Terbatasnya kepemilikan tanah dan alat-alat
produktif
3. Kurangnya kemampuan membaca dan menulis
4. Kurangnya jaminan dan kesejahteraan hidup
5. Kerentanan dan keterpurukan dalam bidang sosial
dan ekonomi
6. Ketidakberdayaan atau daya tawar yang rendah
7. Akses ke ilmu pengetahuan yang terbatas
10
Konsep koefisien Gini

Koefisien Gini adalah G < 0,3 artinya ketimpangan rendah


0,3 ≤ G ≤ 0,5 artinya ketimpangan sedang
ukuran ketimpangan G > 0,5 artinya ketimpangan tinggi
distribusi yang dinyatakan
dalam bentuk rasio yang
nilainya antara 0 dan 1.
Ukuran ini pertama kali
dikembangkan oleh ahli
statistik dan ahli sosiologi
Italia bernama Corrado Gini.
G = rasio Gini
Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas-i
Xi + 1 = proporsi jumlah kumulatif rumah tangga dalam kelas-i
Yi + 1 = proporsi jumlah kumulatif pendapatan dalam kelas-i
11
GK (Garis Kemiskinan)

 Garis Kemiskinan (GK) adalah persentase penduduk miskin yang


berada di bawah garis kemiskinan, yang secara sederhana
mengukur proporsi penduduk yang dikategorikan miskin.
 GK merupakan representasi dari jumlah rupiah minimum yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum
makanan yang setara dengan 2.100 kilokalori per kapita per hari,
dan kebutuhan pokok non-makanan.

GKN
GKM GK
M

GK = Garis Kemiskinan
GKM = Garis Kemiskinan Makanan
GKNM = Garis Kemiskinan Nonmakanan
12
Distribusi pendapatan

 Distribusi pendapatan mencerminkan merata atau


timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara
di kalangan penduduknya.
 Perbedaan pendapatan timbul karena adanya perbedaan
kepemilikan sumber daya dan faktor produksi, terutama
kepemilikan barang modal (capital stock).
 Cara mengurangi perbedaan pendapatan:
• Melalui proses penyesuaian otomatis, yaitu
“penetapan” hasil pembangunan ke bawah (Trickle
Down) dan kemudian menyebarnya
• Melalui sistem perpajakan dan subsidi

13
Potret Kemiskinan Indonesia pada
Tahun 1998–2014

14
Potret rasio Gini Indonesia
paskareformasi
Rasio Gini Indonesia
Tahun 1998–2014
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 Rasio Gini
0.15
0.1
0.05
0

Note: Rasio Gini di Indonesia pada periode 1998–2014 rata-rata 0,36. Ini berarti bahwa ketimpangan yang terjadi di
Indonesia termasuk kriteria sedang karena angka koefisien Gini berada di antara 0,35 dan 0,50. Kesenjangan terbesar
15
terjadi pada tahun 2014 karena pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi tidak berkualitas.
Potret distribusi pendapatan Indonesia
paskareformasi
Persentase Perkembangan Distribusi Pendapatan
Tahun 1998–2014

Note: Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 tidak begitu mempengaruhi distribusi pendapatan.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2006 diindikasikan sebagai salah satu penyebab porsi
pendapatan kelompok 40% penduduk terendah menurun menjadi 21,4%. Distribusi pendapatan pada tahun 2014 masih 16
dikategorikan ke dalam tingkat ketidakmerataan “rendah” (low inequality).
Potret garis kemiskinan Indonesia
paskareformasi (berlanjut)
Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin
Tahun 1998–2014

17
Potret garis kemiskinan Indonesia
paskareformasi (lanjutan)
Persentase Penduduk Miskin di Indonesia
Tahun 1998–2014
60

50

40

30 Perkotaan
Pedesaan
20 Perkotaan dan
Pedesaan
10

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014).


18
Potret garis kemiskinan Indonesia
paskareformasi (lanjutan)
Grafik Garis Kemiskinan di Indonesia
Tahun 1998–2014

Note: Garis kemiskinan naik sebesar 5,72% selama Maret 2009 hingga Maret 2010. Ambang batas kemiskinan yang
semula berada di angka Rp200.262 per kapita per bulan naik ke angka Rp211.726 per kapita per bulan. Sumbangan
terbesar berasal dari beras, biaya perumahan, dan rokok kretek. 19
Analisis growth dan share kemiskinan di
Indonesia secara keseluruhan periode 1998–2014
Growth dan Share untuk Kemiskinan di Indonesia Kuadran Growth dan Share Penduduk
secara Keseluruhan Periode 1998–2014 Miskin di Indonesia secara Keseluruhan
Tahun 1998–2014

Note: Berdasarkan data di atas, kondisi penduduk miskin di Indonesia yang terendah growth dan share-nya terjadi pada tahun 2013
yang berada di kuadran III dengan tingkat pertumbuhan penduduk miskin –3,67% (baik). Kondisi penduduk miskin di Indonesia yang
tertinggi growth dan share-nya terjadi pada tahun 2006 yang berada di kuadran IV, artinya jumlah penduduk miskin di Indonesia 20
berada pada kondisi buruk yaitu sebesar 39,3 juta.
Analisis growth dan share kemiskinan di
Indonesia daerah perkotaan periode 1998–2014
Growth dan Share untuk Kemiskinan di Indonesia Kuadran Growth dan Share Penduduk
Daerah Perkotaan Periode 1998–2014 Miskin di Indonesia Daerah Perkotaan
Tahun 1998–2014

Note: Berdasarkan data di atas, tahun 2001 kondisi kemiskinan di perkotaan berada pada posisi sangat baik, yaitu terjadi
penurunan jumlah penduduk miskin di kota jika dilihat dari jumlah masyarakat miskin pada tahun 2000 yang mencapai 12,30 juta
dan menurun pada tahun 2001 menjadi 8,60 juta. Hal ini disebabkan oleh tersalurkannya pinjaman dana kredit kepada masyarakat 21
yang bertujuan meningkatkan produktivitas demi mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.
Analisis growth dan share kemiskinan di
Indonesia daerah pedesaan periode 1998–2014
Growth dan Share untuk Kemiskinan di Indonesia Kuadran Growth dan Share Penduduk
Daerah Pedesaan Periode 1998–2014 Miskin di Indonesia Daerah Pedesaan
Tahun 1998–2014

Note: Berdasarkan data di atas, tahun 2001 jumlah penduduk miskin di pedesaan justru meningkat menjadi 29,30 juta akibat
kurangnya pemerataan lapangan pekerjaan telah membuat banyak penduduk desa mengadu nasib ke kota sehingga angka 22
kemiskinan di desa menurun pada tahun 2002, sementara angka kemiskinan di kota jadi meningkat lagi menjadi 13,30 juta.
Perhitungan tren data kemiskinan di
Indonesia tahun 1998–2014
Perhitungan Tren Data Kemiskinan di   Ʃ 𝑌 610,8
𝑎= = =35,93
Indonesia Tahun 1998–2014 𝑛 17

  Ʃ 𝑌𝑡 −767,05
𝑏= = =− 0,68
Ʃ 𝑡2 1.122
Jadi, analisis trennya adalah:

Ŷ  =35,93 −0,68 𝑋
Prediksi jumlah penduduk miskin di
Indonesia pada 2045 (di mana X = 79):
 
(79)

17,56
Artinya, jumlah penduduk miskin
di Indonesia pada tahun 2045
adalah –17,56 juta jiwa. 23
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai