Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN AIR MINUM DALAM

KEMASAN 240ml PADA PT TRIJAYA TIRTA DARMA (GREAT)


DENGAN METODE SINGLE MOVING AVARAGE DAN
EXPONENTIAL SMOOTHING

Dita Meliana*, Suharto, Putri Endah Suwarni

Progam Studi Teknik Industri Fakultas Teknik


Universitas Tulang Bawang Lampung
Jl. Gajah Mada No. 34 Kotabaru Bandar Lampung
Penulis Korespodensi :ditameliana65@gmail.com

Abstract

Companies engaged in the field of product sales or distribution services, definitely want success in
their activities in the future. This shows that every company always strives to continue to be able to
develop in its business field in the future. Forecasting is a method for estimating a value in the
future by using past data. Forecasting can also be interpreted as an art and science to predict future
events. Researchers conducted a study by taking a location in PT Trijaya Tirta Dharma bottled
water company. The author discusses forecasting sales of 240ml bottled water using two methods,
namely Single Moving Average and Exponential Smoothing. The author compares the smallest
error rate, the forecasting method chosen is Exponential Smoothing. For the Exponential
Smoothing method, the results obtained using alpha 0.2 are for February of 195,767, March
197905, April 199,527, May 213,661, June 227,287, July 238,295, August 246,234, September
263,600, October 256,923, November 266,857, December 238,762. Then the forecast is MFE
22466,593, MAD 22466.593, MSE 55522225874, MAPE 2%.

Keywords: Forecasting and sales; Single Moving Average; Exponential Smoothing

Pendahuluan produksi yang sesuai dengan perkiraan


Pada saat ini hampir semua perusahaan penjualan (Munawar,2003). Data peramalan
yang bergerak di bidang industri dihadapkan penjualan dapat digunakan sebagai dasar
pada suatu tantangan, yaitu adanya tingkat perencanaan produksi untuk mencegah
persaingan yang semakin ketat. Hal ini terjadinya over production yang
mengharuskan perusahaan untuk dapat mengakibatkan perusahaan mengalami idle
merencanakan semua parameter produksi capital maupun under production yang
dengan baik, termasuk kapasitas produksi agar menyebabkan perusahaan kehilangan
dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat kesempatan dalam menjual hasil produksinya.
waktu dan dengan jumlah yang sesuai, sehingga Dengan adanya peramalan tersebut, maka
diharapkan keuntungan perusahaan akan perusahaan dapat mencapai tujuan perusahaan
meningkat (Kurniawan dan Wiwi, 2013). serta pengambilan keputusan dalam
Peramalan atau forecasting merupakan teknik produksinya
atau cara kuantitatif dalam memperkirakan apa Air minum dalam kemasan (AMDK)
yang akan terjadi pada masa mendatang, dan mempunyai peranan yang sangat penting
tentunya membutuhkan data-data masa didalam kehidupan bermasyarakat saat ini.
lampau sebagai acuan atau data historis (Lestari Disaat kebutuhan air yang benar-benar layak
dan Wahyuningsih, 2012). Salah satu manfaat semakin sulit didapat, berbagai jenis air minum
peramalan penjualan adalah dapat dalam kemasan banyak ditawarkan oleh
memperkirakan penjualan secara akurat dari industri air minum baik yang dari skala kecil
waktu ke waktu sehingga dapat dibuat rencana hingga skala yang besar.

114
PT Trijaya Tirta Dharma adalah produsen Trijaya Tirta Darma (Great) dengan metode
air minum dalam kemasan yakni dengan merek Single Moving Avarage dan Exponential
Great, berdiri pada tanggal 14 Juni 2000. Smoothing, mengetahui forcast error dari hasil
Kualitas merupakan salah satu faktor penting peramalan dengan ke dua metode tersebut dan
yang harus dijaga oleh PT Trijaya Tirta Dharma untuk mengetahui metode peramalan yang
untuk menjaga loyalitas konsumen sehingga PT tepat dalam menentukan besarnya penjualan
Trijaya Tirta Dharma menghasilkan produk air produk air minum kemasan gelas di PT.
minum Great yang diproduksi dengan higienis Trijaya Tirta Darma (Great).
dan steril serta memenuhi standar SNI sehingga
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Metode Penelitian
Peramalan adalah seni atau ilmu untuk 1. Metode Moving Average
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini Rata-rata bergerak (Moving Average)
dapat dilakukan dengan melibatkan adalah suatu metode peramalan yang dilakukan
pengambilan data historis dan dengan mengambil sekelompok nilai
memproyeksikannya ke masa mendatang pengamatan, mencari nilai rata-rata tersebut
dengan suatu bentuk model sistematis, Atau sebagai ramalan untuk periode yang akan
bisa juga dengan menggunakan kombinasi dating (Subagyo, 2008). Metode Moving
model matematis yang disesuaikan dengan Average mempunyai
pertimbangan yang baik dari seorang manajer Karakteristik khusus yaitu ;
(Render & Heizer, 2009). Peramalan biasanya 1. Untuk menentukan ramalan pada
diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu periode yang akan datang memerlukan
masa depan yang dilingkupinya. Peramalan
data historis selama jangka waktu
biasanya diklarifikasikan berdasarkan horizon tertentu. Misalnya, dengan 3 bulan
waktu masa depan yang dilingkupinya. moving average, maka ramalan bulan
Peramalan diperlukan perhitungan yang akurat ke 5 baru dibuat setelah bulan ke 4
sehingga diperlukan peramalan yang tepat.
selesai/berakhir. Jika bulan moving
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan umum averages bulan ke 7 baru bisa dibuat
untuk mengatasi semua model keputusan untuk setelah bulan ke 6 berakhir.
meramal (Nasution, 2008): 2. Semakin panjang jangka waktu moving
average, efek pelicinan semakin
1. Peramalan kualitatif yaitu peramalan yang terlihat dalam ramalan atau
menggabungkan faktor faktor seperti menghasilakan moving average yang
intuisi pengambilan keputusan, emosi, semakin halus.
pengalaman pribadi, dan system nilai Persamaan matematis single moving
2. Peramalan kuantitatif yaitu peramalan averages adalah sebagai berikut:
yang menggunakan satu atau lebih model
matematis dengan data masa lalu dan (1)
variabel sebab akibat untuk meramalkan
permintaan. Ada lima metode peramalan
kuantitatif, yaitu metode pendekatan naif, n = Jumlah batas dalam moving average
metode rata-rata bergerak, metode
Dalam model moving average dapat
penghalusan eksponential, penghalusan
dilihat bahwa bahwa semua data observasi
tren, dan regresi linear.
memiliki bobot yang sama yang membentuk
Untuk memenuhi kebutuhan pasar maka rata-ratanya. Padahal data observasi terbaru
PT Trijaya Tirta Dharma harus mengetahui seharusnya memiliki bobot yang lebih besar
berapa peramalan penjualan yang akan datang dibandingkan dengan data observasi dimasa
sehingga perusahaan dapat memproduksi lalu. Hal ini dipandang sebagai kelemahan
barang yang dihasilkan, karena dengan dalam metode moving average. Tujuan utama
mengetahui beberapa penjualan pada periode dari penggunaaan rata-rata bergerak adalah
berikutnya, perusahaan dapat memproduksi untuk menghilangkan atau mengurangi acakan
barang secara tidak berlebihan. Tujuan dari dalam deret waktu. Teknik rata-rata bergerak
penelitian ini adalah untuk mengetahui dalam deret waktu terdiri dari pengambilan
peramalan penjualan produk air minum suatu kumpulan nilai-nilai yang diobservasi,
kemasan gelas tahun 2018 dan 2019 di PT. mendapatkan rata-rata dari nilai ini, dan

115
kemudian menggunakan nilai rata-rata tersebut 0 memberi penekanan pada titik data
sebagai ramalan untuk periode yang akan sebelumnya (Herjanto, 2009).
datang (Assauri, 1984). Peramalan dengan Menurut Garpersz (2005:97) untuk
teknik moving average melakukan perhitungan penetapan nilai α yang diperkirakan tepat,
terhadap nilai data yang paling baru sedangkan kita dapat menggunakan panduan berikut:
data yang tua/lama akan dihapus. Nilai rata-
rata dihitung berdasarkan jumlah data, yang 1. Apabila pola historis dari data aktual
angka rata-rata bergeraknya ditentukan dari permintaan sangat bergejolak atau tidak
harga 1 sampai nilai N data yang dimiliki. stabil dari waktu ke waktu, kita memilih
nilai α yang mendekati satu. Biasanya
1. Metode Rata-rata Bergerak Tunggal dipilih nilai α = 0,9; namun pembaca dapat
(Single Moving Averages). mencoba nilai-nilai α yang lain yang
Metode rata-rata bergerak tunggal mendekati satu, katakanlah: α = 0,8; 0,95;
menggunakan sejumlah data aktual 0,99, dan lain-lain, tergantung pada sejauh
permintaan yang baru untuk mana gejolak dari data itu. Semaikin
membangkitkan nilai ramalan untuk bergejolak, nilai α yang dipilih harus
permintaan di masa yang akan datang. semakin tinggi menuju ke nilai satu.
Metode ini akan efektif diterapkan apabila 2. Apabila pola historis dari data aktual
kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan tidak berfluktuasi atau relatf
permintaan pasar terhadap produk akan tetap stabil dari waktu ke waktu, kita memilih
stabil sepanjang waktu (Gaspersz, 2005:87). nilai α yang mendekati nol. Biasanya
Bila permintaan berubah secara signifikan dipilih nilai α = 0,1; namun pembaca dapat
dari waktu ke waktu, ramalan harus cukup mencoba nilai- nilai α yang lain yang
agresif dalam mengantisipasi parubahan mendekati satu, katakanlah: α= 0,2; 0,15;
tersebut, sehingga nilai N yang kecil akan 0,05, dan lain-lain, tergantung pada sejauh
lebih cocok dipakai. Sebaliknya, bila mana kestabilan dari data itu. Semaikin
permintaan cenderung stabil selama jangka stabil, nilai α yang dipilih harus semakin
waktu yang panjang, sebaiknya dipakai nilai kecil menuju ke nilai nol.
N yang besar (Nasution, 2005:247). Secara Secara metematis, persamaan penulisan
sistematis, penulisan persamaan Single Eksponensial adalah sebagai berikut:
Moving Averages adalah sebagai berikut:

Rumus untuk Simple exponential


smoothing adalah sebagai berikut:
Keterangan:
Dimana:
𝐹𝑡−1 = ramalan untuk periode ke t + 1
St = peramalan untuk periode t.
𝑋𝑡 = data untuk periode ke t Xt + (1-α) = nilai aktual time series
N = jangka waktu rata-rata bergerak Ft-1 = peramalan pada waktu t-1 (waktu
2. Exponentials Smoothing sebelumnya)
Metode ini digunakan untu peramalan α = konstanta perataan antara 0 dan 1
jangka pendek. Model mengasumsikan bahwa
data berfluktuasi di sekitar nilai mean yang Metode Exponential Smoothing cocok
tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan untuk data yang bergerak acak ke atas
konsisten. Tidak seperti Moving Average, dan ke bawah secara terus menerus
Exponential Smoothing memberikan berarti tidak ada tren maupun musiman.
penekanan yang lebih besar kepada time series
saat ini melalui penggunaan sebuah konstanta Ada empat model dari metode
smoothing (penghalus). Konstanta smoothing exponential smoothing yang
mungkin berkisar dari 0 ke 1. Nilai yang dekat mengakomodasi asumsi mengenai
dengan 1 memberikan penekanan terbesar pada trend dan musiman:
nilai saat ini sedangkan nilai yang dekat dengan 1. Simpel (tunggal), model ini
mengasumsikan bahwa seri

116
pengamatan tidak memiliki trend 2. Cara lain untuk menghindari
dan variasi musiman. penyimpangan nilai positif dan
2. Holt, model ini mengasumsikan penyimpangan negatif saling meniadakan
bahwa seri pengamatan memiliki adalah dengan mengkuadratkan nilai
trend linier namun tidak memiliki kesalahan tersebut. MSE merupakan ukuran
variasi musiman. penyimpangan ramalan dengan merata-
3. Winters, model ini ratakan kuadrat error (penyimpangan semua
mengasumsikan bahwa seri ramalan).
pengamatan memiliki trend linier
dan variasi musiman. Persamaannya adalah sebagai berikut:
4. Custom, model ini memungkinkan ( 𝑌−𝑌 ′ 𝑡)2
untuk melakukan penetapan MSE =∑ 𝑛
komponen trend dan variasi
Yt = Nilai observasi
musiman.
Ada pula ukuran-ukuran ketepatan lain Y’t = Nilai peramalan
yang sering digunakan untuk mengetahui
ketepatan suatu metode peramalan dalam Tujuan optimalisasi statistik seringkali
memodelkan data deret waktu , yaitu nilai dilakukan untuk memilih suatu model agar nilai
MAPE (Mean Absolute Percentage Error), MSE minimal, tetapi ukuran ini mempunyai
MSE (Mean Squared Error), MAD (Mean dua kelemahan. Pertama ukuran ini
Absolute Deviation) menunjukkan pencocokkan (fitting) suatu
model terhadap data historis. Pencocokan
1. Rata–rata persentase kesalahan absolut seperti ini tidak selalu mengimplikasikan
(Mean Absolute Persentage Error = peramalan yang baik. Suatu model yang terlalu
MAPE) cocok (over fitting) dengan deret data berarti
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif, sama dengan memasukkan unsur random
MAPE biasanya lebih berarti bila sebagai bagian proses bangkitan, adalah sama
dibandingkan dengan MAD karena MAPE buruknya dengan dengan tidak berhasil
menyatakan persentase kesalahan hasil mengenai pola non acak dalam data.
peramalan terhadap permintaan aktual Kekurangan kedua dalam MSE sebagai ukuran
selama periode tertentu yang akan ketepatan model adalah berhubungan dengan
memberikan informasi persentase kenyataan bahwa metode berbeda akan
kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah. menggunakan prosedur yang berbeda pula
Secara sistematis, MAPE dinyatakan dalam fase pencocokan.
sebagai berikut: Dalam fase peramalan penggunaan MSE
dan MAD sebagai suatu ukuran ketepatan juga
100 ( 𝑌𝑡−𝑌 ′ 𝑡)
MAPE = ∑𝑁
𝑡=1 dapat menimbulkan masalah. Ukuran ini tidak
𝑁 𝑌𝑡
memudahkan perbandingan antar deret berskala
Yt = Nilai observasi yang berbeda dan untuk selang waktu yang
berlainan, karena MSE dan MAD merupakan
Y’t = Nilai peramalan ukuran absolut yang sangat tergantung pada
1. Rata–rata deviasi mutlak (Mean skala dari data deret waktu. Lagi pula,
Absolute Deviation = MAD) interpretasi nilai MSE tidak bersifat intuitif,
MAD merupakan rata–rata kesalahan karena ukuran ini menyangkut pengkuadratan
mutlak selama periode waktu tertentu tanpa sederetan nilai. Karena alasan tersebut dalam
memperhatikan apakah hasil peramalan hubungan dengan keterbatasan MSE dan MAD
lebih besar atau lebih kecil dibandingkan sebagai ukuran ketepatan peramalan, maka
dengan faktanya. Secara sistematis, MAD dipakai ukuran alternatif sebagai salah satu
dirumuskan sebagai berikut indikasi ketepatan dalam peramalan, yaitu
( 𝑌−𝑌 ′ 𝑡) MAPE.
MAD =∑
𝑛
Yt = nilai observasi Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada
Y’t = nilai peramalan
penelitian ini adalah penelitian yang bersifat
explanatory (explanatory research)

117
Analisis Data untuk menentukan metode peramalan apa
Dalam bab ini penulis akan menganalisis yang tepat dilakukan. Metode untuk data yang
mengenai peramalan penjualan produk air stasioner akan berbeda dengan metode
minum 240 ml untuk memprediksi penjualan peramalan untuk data yang bersifat tidak
pada periode yang akan datang. Dalam stasioner.
perhitungan peramalan penjualan produk Berikutnya, perlu dipastikan bahwa data
penulis menggunakan data penjualan tahun tersebut memiliki pola trend atau tidak dengan
2019 untuk dianalisis. Sebagai pembuktian melakukan uji autokorelasi. Dengan begitu data
penulis menganalisis terlebih dahulu data tahun yang stasioner atau data yang tidak stasioner
2018 untuk diramalkan sebagai pembuktian. pun dapat diketahui. Dengan uji autokorelasi
Metode yang digunakan penulis adalah Single dapat diketahui grafik autokorelasi sebagai
Moving Avarage dan Exponential Smoothing. berikut:
Dengan membandingkan hasil peramalan dari Autocorrelation Function for time series value (y)
(with 5% significance limits for the autocorrelations)
kedua metode, diharapkan memperoleh tingkat 1 .0

kesalahan atau eror terkecil, sehingga dapat 0.8

0.6
dijadikan pedoman untuk melakukan 0.4

Autocorrelation
peramalan periode mendatang. 0.2

0.0

-0.2

Alur Penelitian -0.4

-0.6

-0.8

-1 .0

1 2 3
Lag

Gambar 2. Grafik Autokorelasi


Dari grafik autokorelasidiatas,
terdapat dua garis warna merah. Itu adalah
garis upper dan lower dari angka korelasi
yang tidak menunjukan adanya
autokorelasi. Hal ini ditunjukan dari tidak
adanya garis-garis warna biru yang
melebihi garis merah yang berada di atas
atau di bawah. Dengan demikian dapat
disimpulkan tidak ada korelasi sehingga
terbukti tidak ada trend dan data bersifat
random, serta pada saat bersamaan data
tersebut bersifat stasioner. Dengan pola
grafik seperti itu dimana data bersifat
stasioner, sehingga dilakukan pengolahan
data peramalan tersebut dengan
Gambar 1. Alur Penelitian menggunakan dua metode peramalan,
yaitu : metode peramalan moving average
Hasil Dan Pembahasan dan single exponential smoothing.

 Pengujian Data Setelah dilakukan peramalan penjualan


Pada data time series yang berbasis waktu, produk air minum dalam kemasan 240ml
diperlukan pengujian terlebih dahulu sebelum menggunakan metode Single Moving Average
data tersebut diolah, yang disebut uji pola data. telah didapatkan hasil peramalan periode tahun
Uji pola data intinya adalah menguji apakah 2019 yaitu untuk forecast bulan Januari
dikatakan stasioner atau tidak. Jika pada data (262.770), Febuari (225.289), Maret (222.525),
terdapat trend, seasonal atau siklis, maka dapat April (203.748), Mei (228.892), Juni (252.688),
dikatakan data tersebut tidak stasioner. Begitu Juli (278.104), Agustus (280.702), September
juga sebaliknya, jika pada data tidak ada trend, (297.794), Oktober (280.425), November
seasonal ataukah siklis, maka data tersebut (289.959), Desember (221.064).
bersifat stasioner. Stasioneritas data penting

118
Lalu untuk forecast error yang didapat 6 275.788 282.327
yaitu MFE sebesar 2180.777, MAD sebesar 7 284.378 277.990
8 305.985 333.066
50250, MSE sebesar 4164474008, MAPE
9 326.890 230.218
sebesar 25%. 10 329.537 306.594
Untuk metode Exponential Smoothing 11 319.446 126.380
hasil yang didapatkan dengan menggunakan 12 268.918 265.918
alpha 0.2 yaitu untuk bulan Febuari sebesar
(195.767), Maret (197.905), April (199.527), Tabel 2. Ramalan 2019 dan data actual real
Mei (213.661), Juni (227.287), Juli (238.295),
Agustus (246.234), September (263.600), metode Exponential Smoothing 0.2
Oktober (256.923), November (266.857), no Ramalan penjualan 2019 Data penjualan
Desember (238,762). Lalu forecast yang menggunakan data 2018 2019 real
didapat yaitu MFE 22.466,593 , MAD sebesar 1 268.351 194.767
22.466,593, MSE sebesar 55.522.225874, 2 158.717 210.460
MAPE sebesar 2%. 3 160.492,4 206.017
Untuk metode Exponential Smoothing
4 177.810,32 270.198
hasil yang didapatkan dengan menggunakan
5 196.780,25 281.788
alpha 0.5 yaitu untuk bulan Febuari sebesar
(195.767), Maret (202.613), April (204.315), 6 218.948,60 282.327
Mei (237.256), Juni (259.522), Juli (270.924), 7 229.729,48 277.990
Agustus (274.457), September (303.761), 8 251.279,78 333.066
Oktober (266.989), November (286.791), 9 275.091,22 230.218
Desember (206.585). Lalu forecast yang 10 276.231,58 306.594
didapat yaitu MFE 7542,72345, MAD sebesar 11 282.427,26 126.380
7542,72345, MSE sebesar 62.581.9448, MAPE
12 269.692,4 265.918
sebesar 4%.
Dari hasil peramalan diatas angka angka Tabel 3. Ramalan 2019 dan data actual real
yang diperoleh maka dipilih metode yang tepat
yaitu metode Exponential Smoothing dengan metode Exponential Smoothing 0.5
alpha 0.2, karena metode tersebut memiliki no Ramalan penjualan 2019 Data penjualan
tingkat error yang kecil dibandingkan dengan menggunakan data 2018 2019 real
metode yg lain. Peramalan yang baik adalah 1 244.193
194.767
peramalan yang memiliki tingkat error terkecil. 2 158.717 210.460
3 163.155.5 206.017
Kesimpulan 4 205.118.75 270.198
Berdasarkan analisis hasil dan 5 238.889375 281.788
pembahasan yang telah lakukan, maka dapat 6 273.255.6875 282.327
disimpulkan sebagai berikut : 7 273.054.3438 277.990
8 305.267.6719 333.066
9 337.802.3359 230.218
1. Jumlah penjualan tahun 2018 dan 2019 10 309.297.668 306.594
berdasarkan metode Single Moving 11 308.253.834 126.380
Average dan Exponential Smoothing 12 263.503.417 265.918
adalah sebagai berikut : a. Metode Single Moving Average tahun
2019
Tabel 1. Ramalan 2019 dan data actual real 1. Mean Forecast Error (MFE) =
metode Single Moving Average 2180.777
2. Mean Absolute Error (MAE) = 50250
3. Mean Squared Error (MSE) =
No Ramalan penjualan 2019 Data penjualan 4164474008
menggunakan data 2018 2019 real
4. Mean Absolute Percentage Error =
1 262.770,333 194.767
2 122.818,367 210.460
25%
3 173.289,9 206.017
4 191.131 270.198 b. Metode Exponential Smoothing alpha 0.2
5 229.112 281.788 tahun 2019

119
1). Mean Forecast Error 22466,59313 M. Nasution (2005). Total Quality Management, PT
2). Mean Absolute Error 22466,59313 Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
3). Mean Absolute Error 5552225874 Makridakis, S., Wheelright, S.C., & McGee, V. E.
4). Mean Absolute Percentage Error 2% (1999). Metode dan Aplikasi Peramalan,
(U.S. Andriyanto dan A. Basith, terj.).
Jakarta: Erlangga.
c. Metode Exponential Smoothing alpha 0.5 Malikus, Saleh. (2015). Analisis peramalan air
tahun 2019 minum dalam kemasan pada PT. XYZ
1). Mean Forecast Error 7542.723455 dengan metode least square dan standar
2). Mean Absolute Error 7542.723455 error of estimate. Journal Industrial
3). Mean Square Error 625819448.3 Engineering, 4 (1), 42-27
4). Mean Absolute Percentage 4% Munawar, A. 2003. Penerapan Metode Peramalan
Penjualan Sebagai Dasar Penetapan
Daftar Pustaka Rencana Produksi (Studi Kasus di PT Varia
Industri Tirta). Jurnal Ilmiah Kesatuan, 1-
Assauri, Sofyan. 1984. Teknik dan Metode 2(4) : 1-6.
Peramalan. Penerbit Fakultas Ekonomi Prasetio. (2014). Inventory Control Using Statistics
Universitas Indonesia: Jakarta Forecasting On Manufacture Company.
Aritonang,Vicktor. 2009. Evaluasi Pengendalian Jurnal Informatika. Vol. II No. 2, September
Kualitas Produk Air Minum Dalam 2014.
Kemasan (AMDK) dan Air Minum Isi Rachman, Rizal. (2018). Penerapan Metode Moving
Ulang (Refill) Di Kabupaten Sleman. Average dan Exponential Smoothing pada
Yogyakarta :Universitas Islam Indonesia Peramalan Produksi Industri Garment.
Bowerman, B. L. & O’Connell, R.T. (1987). Time Journal Informatika, 5 (1), 211-220
Series Forecasting. Boston: Duxbury Rizal, (2018) Penerapan Metode Moving Average
Press. dan Exponential Smoothing pada Peramalan
Hamka . (2013). Peramalan penjualan roti kenari Produksi Industri Garment
arjuns bakery di kita Ternate provinsi Silitonga, Sinta (2009). Analisis peramalan
Maluku Utara pemakaian obat antibiotic golongan B-
Haryadi. irwan . (2013) Prediksi jumlah tamu Laktam di puskesmas gedong air. Bandar
menginap di hotel karlita international, Lampung : Universitas Tulang Bawang
tegal, jawa tengah Sutrisno, Totok. 2010. Teknologi Penyediaan Air
Herjanto (2009), Manajemen Operasi dan Produksi. Bersih. Jakarta : Rineka Cipta
Grasindo, Jakarta. Syah, (2015) Analisis permintaan air minum dalam
Heizer, J., Rander, B. (2006). Manajemen Operasi. kemasan pada PT.XYZ dengan metode
Judul Asli: Operation Management, Least Square dan standard of estimate
diterjemahkan oleh: Dwianoegrahwati Vincent Gaspersz. 2002. Production Planing and
dan Indra Almadhy. Buku 1. Edisi Inventory Control. PT. Gramedia
ketujuh. Jakarta: Salemba Empat. Pustaka Utama: Jakarta
Iwan, Agus, Eneng (2018) Analisa peramalan Wardah, Siti. (2016). Analisis peramalan penjualan
permintaan mobil Mitsubishi Xpander produk kripik pisang kemasan bungkus.
dengan tiga Metode Forecasting Journal Teknik Industri, 10 (23), 135-136
J. Jonnius, (2012) Analisis forecasting penjualan Wardani. (2015) Peramalan penjualan elektronik
produk perusahaan menggunakan metode single exponential
Kartini, Puspatika. (2018) Peramalan harga cabai smoothing dan double exponential
dengan metode Arima Arch Garch dan smoothing pada toko lina mandiri
Single Moving Average di kota Semarang. elektronik cunda
Kurniawan, M. F. A, dan U. Wiwi. 2013. Analisis
Kapasitas Mesin Untuk Mengantisipasi
Perkembangan Permintaan Produk
Benang Dengan Metode Rccp (Rought
Cut Capacity Planning). Jurnal Teknik
Mesin, 2(1) : 86-93.
LM. Tanjung (2017). Perhitungan peramalan
pengadaan obat menggunakan metode
single exponential smoothing dan single
moving average pada unit farmamin dinas
kesehatan provinsi jawa tengah.

120
106

Anda mungkin juga menyukai