Anda di halaman 1dari 30

DISTRIBUSI

PENDAPATAN DAN
KEMISKINAN

Oleh:

Mahyuddin
PSKMP-UNHAS
POKOK BAHASAN

 Pendahuluan
 Isu Sentral dalam
Pembangunan
 Defenisi Distribusi
Pendapatan dan Kemiskinan
 Distribusi Pendapatan
 Penyebab Kemiskinan
 Indikator Kemiskinan
 Kebijakan Penanggulangan
Kemiskinan
 Contoh Kasus IDT/JPS
 Penutup
Latar Belakang
 Kemiskinan adalah masalah yang
dihadapi manusia yang usianya
sama tua dengan usia
kemanusiaan
 Kemiskinan merupakan masalah
yang dihadapi oleh semua negara di
dunia, bukan hanya negara
berkembang tapi juga negara-
negara maju.
 Negara miskin menghadapi
masalah klasik, “pertumbuhan
versus distribusi pendapatan”.
 Bagaimana Meningkatkan
pertumbuhan GNP dan siapa yang
membuat “kue nasional”, segelintir
orang ataukah banyak orang.
 Pertumbuhan disumbang oleh
golongan kaya
Tujuan Pembangunan
Nasional
 GBHN menegaskan bahwa
hakekat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh
masyarakat Indonesia.
 Segala Usaha pembanguan harus
dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan kesejahteraan
rakyat, dan hasilnya dinikmati
merata oleh seluruh rakyat
sesuai nilai baktinya
Isu Sentral Dalam
Pembangunan
 Kemiskinan yang banyak terjadi
saat ini mempunyai penyebaran
yang tidak seimbang baik antar
negara maupun wilayah-wilayah
yang ada dalam suatu negara.
 Hampir disetiap negara,
kemiskinan selalu terpusat di
tempat-tempat tertentu,
dipedesan, atau daerah-daerah
yang kekurangan sumberdaya.
 Berkaitan dengan masalah lain,
lingkungan.
 Beban kemiskinan pada
kelompok-kelompok tertentu,
Kaum Wanita, anak-anak, dan
minoritas tertentu.
Defenisi Distribusi
Pendapatan dan Kemiskinan

 Kemiskinan berbeda dengan


ketimpangan distribusi
pendapatan.
 Kemiskinan berkaitan erat
dengan standar hidup yang
absolut dari bagian masyarakat
tertentu, sedangkan
ketimpangan mengacu pada
standar hidup relatif dari seluruh
masyarakat.
 Kemiskinan di definisikan
sebagai ketidak mampuan untuk
memenuhi standar hidup
minimum.
Distribusi Pendapatan

 Determinan Distribusi
Pendapatan  Faktor sosial,
Ekonomi dan Politik
Dua Faktor Utama Yang sangat
Ekonomis  Distribusi Sumber-
sumber Produktif
dan Harga sumber-sumber produktif
yang digunakan
 Trend Distribusi Pendapatan
– Perbedaan ekstrim dalam Distribusi
Penduduk dan sumberdaya alam
– Perbedaan value added sektor
produksi
– Keterbelakangan relatif sebagai
akibat dari rencana strategis yang
belum efektif
Trend Dalam Distribusi
Pendapatan

 Kesenjangan Kota dan Desa


 Kesenjangan Regional,
kesenjangan ekonomi antar
daerah. (kemoderenan, Kawasan,
dan Etnis)
 Kesenjangan Interpersonal
 Antar Kelompok Sosial Ekonomi
Profesionalisme Vs Pegawai
Negeri
Pekerja yang berpendidikan
tinggi Vs yang berpendidikan
rendah.
Pengukuran Distribusi
Pendapatan

 Kriteria Bank Dunia


– Penduduk dibagi kedalam tiga Kelompok
 40% pendapatan rendah dan mengah
dan 20% penduduk yang berpendapatan
tinggi
– Jika Kelompok 40% penduduk
berpendapatan rendah
 Menerima pendapatan kurang 12%
disebut ketimpangan tinggi
 Menerima pendapatan 12% - 17%
disebut ketimpangan Sedang
 Menerima pendapatan lebih17%
disebut ketimpangan Rendah
 Gini Ratio (Koefisien Gini)
– Mempunyai selang nilai antara 0 - 1
– Rumus Gini ratio 1 - (Pi Pi-1)(Yi-1 + Yi)
Jika GR kurang 0,4 = Ketimp. rendah
GR 0,4 - 0,5 = Ketimp moderat
Gr lebih 0,5 = Ketimp tinggi
•Potret Kemiskinan

 Kemiskinan dintandai dengan


tingkat hidup yang rendah yang
dicirikan kekurangan materi
dibandingkan standar umum
 Kekurangan bukan dikehendaki,
tapi tidak dapat dihindari
 Jumlah penduduk miskin thn 1976
sebanyak 54,4 juta jiwa (40%)
Tahun 1990 27,2 juta jiwa (15%) dan
tahun 1996 22,5 juta jiwa (32% di kota
dan 68% di daerah pedesaan)
 Tim-Tim, Kalbar, Irian Jaya,
Maluku, Kalteng, Ntt, NTB, dan
Kalsel, merupakan daerah yang
persentase penduduk miskinnya
tinggi (BPS 1993)
•Kemiskinan di Pedesaan

 Generalisasi mengenai penduduk


miskin, umumnya bertempat
tinggal di daerah-daerah
pedesaan.
 Kegiatan di sektor pertanian, atau
sektor-sektor ekonomi tradisional
(buruh).
 Kaum Wanita dan
Kemiskinan
 Kemiskinan lebih banyak diderita
oleh kaum wanita dan anak-anak.
(70% dari total orang miskin di
dunia)
 Etnik Minoritas, Penduduk
Pribumi
Ciri -Ciri Kemiskinan

 Staf World Bank) Dengan


menggunakan Susenas 78
– Anggota rumah tangga banyak, Pendidikan
kepala rumah tangga rendah, Kepala rumah
tangga sebagai pekerja keluarga,
Pendapatan dari sektor pertanian, Tanah
sangat marginal, Alokasi pendapatan untuk
makanan (karbohidrat, Rumah tangganya
terbatas air bersih dan penerangan.
 Laporan Word Bank 1990
– Anggota rumah tangga banyak, Pendapatan
dari sektor pertanian, Tanah sangat
marginal, Alokasi pendapatan untuk
makanan (karbohidrat, Bekerja di sektor
informal dengan upah rendah.
Ciri -Ciri Kemiskinan

 Emil salim (1982) mengemukakan lima


ciri
– Tidak memiliki faktor produksi
– Tidak dapat memiliki kekuatan sendiri
untuk memiliki asset produksi
– Pendidikan rendah
– tinggal di pedesaan (buruh tani, pekerja
musiman, upah rendah)
– Di daerah kota (berusia muda dan tidak
memiliki keterampilan memadai)
JADI APA ITU KEMISKINAN

 Kompleks/rumit
 Berdimensi banyak
 Menyedihkan

Seorang miskin dari GHANA mengatakan:


“Kemiskinan itu rumit, sehingga anda
tidak akan memahaminya kecuali……..
ANDA MENGALAMINYA SENDIRI”

(It is complicated, you can’t understand


it, unless
you go through it)
Penyebab Kemiskinan
 Banyak sekali faktor yang
menyebabkannya.
 Dilihat dari sudut pandang
Ekonomi:
1. Secara mikro, kemiskinan
muncul karena adanya ketidak
samaan pola kepemilikan
sumberdaya yang menimbulkan
distribusi pendapatan yang
timpang.
2. Muncul akibat perbedaan dalam
kualitas SDM. Efek pada
produktivitas yang rendah, upah
rendah, karena pendidikan yang
rendah.
3. Akibat perbedaan akses dalam
modal.
 Vicious Cycle of Poverty
Vicious Cycle of Poverty

Demand Side
PRODUKTIVITAS

MODAL PENDAPATAN

INVESTASI PERMINTAAN
Vicious Cycle of Poverty

Supply Side
PRODUKTIVITAS

MODAL PENDAPATAN

INVESTASI TABUNGAN
Cycle of Poverty

PRODUKTIVITAS

K.A.S.
dan PENDAPATAN
MODAL

PENDIDIKAN AKSES PADA


RENDAH SDA DAN SDB
Pola Kemiskinan &
Penyebabnya
 Kemiskinan Individual;
Kekurangan yang melekat/dimiliki
pada diri individu.
 Kemiskinan Relatif; Perbandingan
antara satu RT denga RT lainnya
dalam satu komunitas.
 Kemiskinan Absolut (garis
kemiskinan)
 Kemiskinan Struktural; Struktur
Sosial Permanen, contoh Sawi.
 Kemiskinan Budaya; SDA
melimpah, kebudayaan &
peradaban yang tertinggal
 Budaya Kemiskinan; Nasib yang
tidak perlu dirubah.
Indikator Kemiskinan

 Garis kemiskinan, semua ukuran


kemiskinan dipertimbangkan
berdasarkan pada norma
tertentu.
 Garis kemiskinan yang
didasarkan pada konsumsi
terdiri dari 2 elemen:
1. Pengeluaran yang diperlukan
untuk membeli standar gizi
minimum dan kebutuhan
mendasar lainnya;
2. Jumlah kebutuhan lain yang
sangat bervariasi, yang
mencerminkan biaya partisipasi
dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari. (subyektif).
Garis Kemiskinan BPS

 Batas garis kemiskinan yang


dipergunakan ber beda-beda,
karena lokasi dan standar
kebutuhan hidup.
 Kebutuhan makanan minimum,
patokan 2.100 kalori per hari.
 Pengeluaran untuk perumahan,
sandang, serta aneka barang dan
jasa.
 Prof. Sajogyo berdasarkan Harga
Beras
 Prof. Hendra Esmara, dipandang
dari sudut pengeluaran aktual
pada kelompok barang dan jasa
esensial (kota dan desa).
• Tahun 1990, Batas garis
kemiskinan Rp 20.614 per
kapita/bulan untuk daerah kota,
dan Rp 13.295 desa.
• Jumlah Penduduk Miskin 9,4 juta
(kota), 17,8 juta (desa)
• Tahun 1993, Rp 27.905 per
kapita/bulan untuk daerah kota,
dan Rp 18.244 desa.
• Jumlah Penduduk miskin 8,7
juta (kota) dan 17,2 juta (desa)
• Tahun 1996, Rp 38.246 per
kapita/bulan (kota), dan Rp
27.890 untuk desa.
• Jumlah penduduk miskin 7,2
juta (kota) dan 15,3 juta (desa).
UNIT UNIT KEMISKINAN

 Unit Individu:
1. Desa: Miskin (320 kg beras /
tahun)
Miskin Sekali (240 KG)
Paling Miskin (180 Kg)
2. Kota: Miskin (480 Kg
beras/tahun)
Miskin Sekali (380 Kg)
Paling Miskin (240 Kg)
 Unit Rumah Tangga:
Perangkat & Fasilitas tempat
tinggal yang terbatas, yang
dihuni sekelompok orang
UNIT UNIT KEMISKINAN

 Unit Keluarga Inti; Bapak, Ibu


dan Anak. Digunakan oleh
BKKBN untuk program
“pengembangan keluarga
sejahtera”.
 Unit Daerah (Desa); digunakan
oleh BPS dalam menentukan
apakah suatu desa tertinggal
atau tidak. Kriteria yang
digunakan adalah Kriteria Fisik,
seperti: listrik, sekolah, dll
 Unit Komunitas; sekelompok
manusia yang bertempat tinggal
secara menetap disuatu daerah.
Golongan yang berprofesi sama.
Indikator yang digunakan adalah
IPC.
Infrastruktur
Pengentasan
Kemiskinan
 Infrastruktur Budaya; berisikan
sikap hidup, sistem nilai dan
sistem kaidah sosial yang dimiliki
suatu masyarakat dan sudah
meresap terinternalisasi kedalam
jiwa para warganya.
 Infrastruktur Pendidikan; tidak
terbatas pada formal disekolah,
tapi juga non-formal. Akan
memberikan kecerdasan berpikir
serta informasi yang penting.
 Infrastruktur Fasilitas; Sarana
dan prasarana fisik. Teknologi
yang lebih baik, pasar, bank dll.
Dinamika Kebijakan
Pengentasan Kemiskinan
di Indonesia
 Kebijakan Tidak langsung; dibuat
dan diimplemetasikan untuk
mendorong dan menciptakan
pertumbuhan ekonomi dan
didalamnya pengentasan
kemiskinan diharapkan otomatis
akan berlangsung. (Trickle down
effect).
 Kebijakan Langsung; memenuhi
kebutuhan dasar masy.
Penyediaan pangan, kesehatan.
Dll
 Kebijakan khusus, dirancang
khusus untuk memberi
pendelegasian wewenang kepada
masyarakat dalam mengentaskan
kemiskinan dan
ketertinggalannya
(pemberdayaan).
Meningkatkan
Perlindungan Sosial Bagi
Masyarakat Kurang
Mampu
 Dampak Krisis Ekonomi
 Penajaman prioritas program JPS; (1)
penajaman kelompok sasaran
penerima program JPS. (2)
pemberdayaan masy. Miskin.
 Arah Penyempurnaan;
a. Pemberian Bantuan Pangan bagi
Penduduk Miskin
1998/99, bantuan beras lewat OP (10
kg bagi sekitar 9,3 juta keluarga
miskin). 99/00 20Kg (10,5 juta)
Kendala yang dihadapi, 1) penentuan
kelompok sasaran, 2) mekanisme kerja
kelompok tidak ada.
B. Pemberian Gizi Tambahan

 Sasaran, kelompok yang rentan


menderita kekurangan gizi. (ibu
hamil dan menyusui, anak 6bulan
- 2 tahun). Sarana yang ada,
Posyandu. Kendala, memburuknya
fisik bangunan posyandu.
C. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Memberikan kartu pelayanan
cuma-cuma. Kendala, masy.
Miskin tetap membayar, dan masy.
Miskin datang pada saat sudah
sakit.
D. Bantuan Pendidikan, beasiswa.
E. Peningkatan Lapangan Kerja
Daerah
PENUTUP

 Pembangunan Pedesaan, untuk


mengurangi dan menghapuskan
kemiskinan.
Aktor utama pembangunan ada
dikota
Pelaksanaan Pembangunan
direncanakan dikota.
 Keinginan Pemerintah untuk
menanggulangi Kemiskinan.
(tercermin dari program)
3 tahun IDT (20.000-an desa) 1,3 T
Vs 1,7T (Edy Tanzil)

 PERLU REORIENTASI
PENDEKATAN KEBIJAKAN
PENGENTASAN KEMISKINAN
Poverty is a mistery,

It is complicated,
you can’t understand it,
unless …..
you go through it !!!

Anda mungkin juga menyukai