GK seharusnya..
1. Mengambarkan penduduk miskin
2. Konsisten dan dapat dibandingkan
3. Menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan
Macam Garis Kemiskinan
Garis Kemiskinan Sept 2019 Rp324911 Rp115627 Rp440538 73.75 26.25 100
September 2020 sebesar Mar 2019 Rp335793 Rp118859 Rp454652 73.86 26.14 100
Garis kemiskinan Jakarta Rp 683.339 Jika di tahun 2020 rumah tangga miskin
Near poor sedangkan nasional Rp 458.947 memiliki 4.83 anggota maka…..
Garis kemiskinan
Poor
Garis
kemiskinan
makanan
(FPL) Garis
Populasi kemiskinan
referensi non makanan
(NFPL)
Garis
Initial poverty Garis
kemiskinan
line Kemiskinan
(PL)
Cara hitung kemiskinan
FGT Index
Kelebihan:
• Mudah dilakukan
Kekurangan:
• Tidak mampu mendeteksi siapa dan
seberapa parah kemiskinannya
Sumber: Haughton & Khandker - Handbook on Poverty and Equality
Poverty Gap Index (P1)
Indeks kedalaman kemiskinan mengukur
perbedaan rata-rata pengeluaran penduduk
miskin
Perbedaan pengeluaran penduduk miskin
terhadap garis kemiskinan:
Kelemahan:
• Mengetahui sejauh mana
25 kemiskinan seseorang
0.2 tetapi tidak
menggambarkan distribusi
pendapatan diantara orang
miskin
• Tidak mengetahui secara
pasti permasalahan di
Sumber: Haughton & Khandker - Handbook on Poverty and Equality extreme poor
Poverty Severity Index (P2)
Indeks keparahan kemiskinan memberikan
bobot yang lebih besar bagi individu yang lebih
miskin
Kelemahan:
Rumit dilakukan
25
0.2
𝛼 = 0 𝐻𝑒𝑎𝑑𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑥
Community-based targeting
• Categorical or Geographic
3 group Demographic
Fenomena Kemiskinan Di Dunia
Sumber: UN SDGs
Kondisi Kemiskinan
Indonesia
Selama 2 dekade,
proporsi penduduk
miskin terus
menurun, tetapi
masih perlu menjadi
perhatian pemerintah
Kemiskinan meningkat
disetiap provinsi maupun
pada level nasional
Sumber: UN SDGs
Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
• 4 hal yg mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yakni akumulasi
modal, pertumbuhan penduudk, kemajuan teknologi, dan system
kelembagaan
• Pertumbuhan ekonomi modern menurut Kuznet:
a. kenaikan output nasional secara terus menerus
b. kemajuan teknologi sebagai syarat perlu (necessary) untuk
merealisasi pertumbuhan
c. penyesuaian kelembagaan
Perhitungan pertumbuhan ekonomi
• Penghitungan PDB melalui 3 pendekatan:
a. pendekatan produksi
Y = (Q1.P1) + (Q2.P2) + ….. (Qn+Pn)
b. pendekatan pendapatan
Y =r+w+i+p
c. pendekatan pengeluaran
Y = C+I+G+(X-M)
• Pertumbuhan ekonomi:
𝑃𝐷𝐵𝑡 − 𝑃𝐷𝐵𝑡−1
𝑌= 𝑥 100%
𝑃𝐷𝐵𝑡−1
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Modern
Neo
Keynes klasik
Klasik
Historismus
Historismus
“4 prinsip historismus yaitu
pendekatan bersifat evolusioner,
perlu peran negara, pendekatan
induktif dan mendukung pandangan
konservatif”
kenaikan pengeluaran
masyarakat Tenaga Kerja
0 L1 L2
𝑄𝑡 = 𝑇𝑡 𝐾𝑡𝑎 𝐿𝑏𝑡 K1
I1
Tenaga Kerja
0 L3 L4 L2 L1
𝑌 = 𝑓 𝐾, 𝐻, 𝑅
Teori ini mampu menjelaskan pertumbuhan di negara maju seperti Korea Selatan dan Singapura
Pertumbuhan ekonomi SDGs
Sumber: UN SDGs
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi regional triwulan III-2020 (yoy)
• Covid-19
menurunkan
angka
pertumbuhan
disetiap
wilayah di
Indonesia
• Konsep bourguignon
2004 segitiga
konvergensi
Konvergensi kemiskinan, ketimpangan,
dan pertumbuhan ekonomi
• Menunjukkan perubahan tingkat kemiskinan, dimana sumbu x
menunjukkan kepadatan distribusi pendapatan yaitu jumlah individu pada
tiap level pendapatan dalam skala logaritma. Sumbu y menunjukkan share
penduduk pada level pendapatan tertentu terhadap seluruh jumlah
penduduk.
• Peningkatan pendapatan dan perbaikan distribusi pendapatan masyarakat
secara bersama-sama akan menggeser distribusi pendapatan ke kanan dan
mempersempit ketimpangan antar individu.
• Hal ini akan mengurangi kemiskinan sebesar daerah diarsir gelap ditambah
dengan daerah diarsir lebih terang, sehingga semakin efektif dalam
mengentaskan kemiskinan. Pada kondisi ini maka jumlah orang miskin akan
sebesar daerah terang. Hubungan pertumbuhan dan kemiskinan
• Kakwani dan Son (2006) berpendapat bahwa pertumbuhan akan
mempengaruhi tingkat kemiskinan tidak hanya melalui pertumbuhan itu
sendiri, tetapi juga melalui cara pendistribusian manfaat pertumbuhan
diantara penduduk.
• Kombinasi antara pertumbuhan dan redistribusi pendapatan dalam porsi
yang tepat diperlukan untuk membuat pertumbuhan dapat bermanfaat
bagi penduduk miskin sehingga proses pengurangan kemiskinan menjadi
optimal
Konvergensi kemiskinan, ketimpangan,
dan pertumbuhan ekonomi
“Growth really does help the poor: in fact it raises their
incomes by about as much as it raises the incomes of
everybody else.. In short, globalization raises incomes, and the poor participate fully” (The
Economist, May 27, 2000, p. 94).
Martin Ravallion membuktikan apakah pertumbuhan ekonomi selalu berdampak positif pada
penurunan kemiskinan?
Perdebatan lama
terkait data kemiskinan
Kesimpulannya:
inequality berpengaruh pada penurunan kemiskinan
Hubungan income, inequality,
poverty reduction:
Efek penurunan kemiskinan berbeda disetiap wilayah, bergantung pada pertumbuhan
ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan
• Ketika kontraksi ekonomi individu miskin akan lebih menderita dari kelompok non
miskin (Ravallion, 2001)
• Apakah jika inequality tidak naik akan tetap mengambat penurunan kemiskinan
dan pro-poor growth?
• Untuk mengetahuinya menggunakan rumus:
Growth-effect Inequality-effect
• Perubahan pengukuran kemiskinan dari waktu ke waktu didefinsikan dalam P21 = P2-P1 dimana P21 = GE + IE
• Perubahan pendapatan rata-rata (naik/turun) antar 2 periode waktu dituliskan sebagai g21
• Elastisitas kemiskinan terhadap pertumbuhan pendapatan rata-rata dituliskan dengan notasi 𝜂 = P21/g21
• Elastisitas pertumbuhan kemiskinan dinotasikan dengan 𝜂𝑞 = GE/g21
• Elastisitas ketimpangan 𝜂𝑖 = IE/g21
• Bandingkan nilai IE dan GE (Harmáček et al., 2017
Selanjutnya, perhitungan pro-poor growth index yang dirumuskan oleh Kakwani et al., (2000) sebagai
berikut:
𝜂
PPGI = 𝜂
𝑔
PPGI
Kakwani et al. (2000) dalam Harmáček et al. (2017) mengelompokkan hasil perhitungan
PPGI dalam rentang indeks kurang dari nol hingga lebih dari 1, yaitu:
1) Jika PPGI > 1 atau nilai 𝜂𝑖 < 0 maka kemiskinan dan ketimpangan menurun sebagai Namun, jika
akhibat dari pertumbuhan ekonomi (pro-poor growth). pertumbuhan negatif
maka gunakan rumus:
𝜂𝑔
2) Jika PPGI ≥ 0 − 1 atau nilai 𝜂𝑖 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝜂𝑖 < 𝜂𝑔 maka kemiskinan menurun tetapi PPGI = 𝜂
ketimpangan meningkat sebagai akhibat dari pertumbuhan ekonomi (trickle down effect)
karena pertumbuhan ekonomi lebih banyak dirasakan oleh kelompok non-marginal.
3) Jika PPGI < 0 atau nilai 𝜂𝑖 > 0 𝑑𝑎𝑛 𝜂𝑖 > 𝜂𝑔 maka kemiskinan dan ketimpangan
meningkat sebagai akhibat dari pertumbuhan ekonomi (anti pro-poor growth) karena
pertumbuhan ekonomi hanya berfokus pada peningkatan utilitas kelompok masyarakat
kaya, sedangkan kaum miskin semakin terbelakang.
PEGR
Poverty equivalent growth rate (Kakwani & Son, 2008; Harmáček et al., 2017)
Penghitungan ini dari perkalian PPGI terhadap pertumbuhan pendapatan rata-rata (g), diperoleh:
PEGR = g x PPGI
g = ∆ ln 𝜇
Untuk mengetahui suatu wilayah memiliki pertumbuhan pro-poor atau tidak, bandingkan nilai PEGR dan nilai g
Pertumbuhan ekonomi dikatakan pro-poor jika nilai g > 0 dan PPGI > 1 pada pertumbuhan ekonomi yang
positif, serta jika nilai g < 0 dan PPGI < 1 jika pertumbuhan ekonominya bernilai negatif (resesi).
𝜂
𝑃𝑃𝐺𝐼 ∗ =
𝜂∗𝑔
• Hanya Rwanda
(2005-2010) dan
Kenya yang pro-
poor meskipun
dengan
pertumbuhan
yang berbeda
Hanya Rwanda
dan Kenya
(Sebagian)
yang pro-poor
growth
Dollar, D., & Kraay, A. (2004). Growth is Good for the Poor. Journal of Economic Growth, 7, 195–225. Fosu, A. K. (2017). Growth, inequality, and
poverty reduction in developing countries: Recent global evidence. Research in Economics, 71(2), 306–336.
Harmáček, J., Syrovátka, M., & Dušková, L. (2017). Pro-poor growth in East Africa. Quarterly Review of Economics and Finance, 64, 82–93.
Kakwani, N., Pernia, E., Economic, N., & Authority, D. (2000). What is Pro-poor Growth? Asian Development Review, 18(1), 2–17.
Kakwani, N., & Son, H. H. (2008). POVERTY EQUIVALENT GROWTH RATE by N anak K akwani. The Review of Income and Wealth,
54(4), 643–656.
Ravallion, M. (1997). Can high-inequality developing countries escape absolute poverty? Economics Letters, 56(1), 51–57
TERIMA KASIH