Anda di halaman 1dari 16

DISTRIBUSI PENDAPATAN

Kelompok 4:
Dina Nada Kuranita (9)
Humaira Agni R.A (15)
Intan Regita Cahyani (17)
Muh. Raffirajna P (24)
Niha Ameliya (27)
Winda Lestari (34)
Zakiatur Rahmi Azaria (35)
DISTRIBUSI PENDAPATAN
= pembagian pendapatan
 Menggambarkan bagian dari pendapatan yang
diterima oleh para pemilik faktor produksi.
 Menggambarkan variabilitas atau dispersi
(penyebaran) pendapatan.

2
Indikator Ketimpangan

 Koefisien Gini (Gini Ratio)


 Kurva Lorenz
 Kurva Lorenz adalah kurva yang menunjukkan
distribusi pendapatan setiap keluarga secara
akumulatif.
 Koefisien Gini adalah rasio yang menunjukkan tingkat
ketimpangan yang terjadi melalui analisis kurva lorenz.
Kategori ketimpangan ditentukan dengan
menggunakan kriteria seperti berikut :

ketimpangan pendapatan tinggi


ketimpangan pendapatan sedang
ketimpangan pendapatan rendah
Kurva Lorenz
 Menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan
nasional di kalangan-kalangan lapisan penduduk, secara
kumulatif pula. Kurva ini terletak di dalam sebuah bujur
sangkar yang sisi tegaknya melambangkan persentase
kumulatif pendapatan nasional, sedangkan sisi datarnya
mewakili persentase kumulatif penduduk. Kurva Lorenz
yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus)
menyiratkan distribusi pendapatan nasional yang
semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin
jauh dari diagonal, maka ia mencerminkan keadaan yang
semakin bururk.
 Kurva Lorenz semakin berimpit dengan
garis pemerataan sempurna: makin
merata
 Kurva Lorenz semakin jauh dengan garis
pemerataan sempurna: makin timpang
 KG=0, amat merata sekali
 KG=1, dist pendapatan hanya dinikmati 1
orang
 Negara maju vs NSB?
 Negara sedang berkembang (NSB)
adalah sebuah negara dengan rata-rata
pendapatan yang rendah, infrastruktur
yang relative terbelakang, dan indeks
perkembangan manusia yang kurang
dibandingkan dengan norma global.
Koefisien Gini

 Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan


(pendapatan/ kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang
angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu
(ketimpangan yang sempurna).
 Angka ketimpangan untuk negara-negara yang ketimpangan
pendapatan di kalangan penduduknya dikenal tajam berkisar antara
0,50 hingga 0,70.
Untuk negara-negara yang distribusi pendapatannya dikenal relatif
paling baik (paling merata), berkisar antara 0,20 sampai 0,35.

 koefisien yang berkisar dari angka 0 hingga 1(NILAI EKSTRIM),


menjelaskan kadar kemerataan (ketimpangan) distribusi pendapatan
nasional. Semakin kecil (semakin mendekati nol) koefisiennya, pertanda
semakin baik atau merata distribusi. Begitu pula untuk sebaliknya.
Koefisien Gini
 Oshima  Kriteria ketimpangan distribusi
pendapatan menggunakan Keofisien Gini:

Ketim pangan
Koefisien Gini Distribusi
Pendapatan
– 0.3 Ringan
0.3 – 0.5 Sedang
> 0.5 Berat

9
Tabel berikut ini memperlihatkan angka kemiskinan
di Indonesia, baik relatif maupun absolut

10
Keterangan, Gini Ratio
 Tabel di atas menunjukkan penurunan kemiskinan
nasional secara perlahan dan konsisten. Namun,
pemerintah Indonesia menggunakan persyaratan
yang tidak ketat mengenai definisi garis kemiskinan,
sehingga yang tampak adalah gambaran yang lebih
positif dari kenyataannya. Tahun 2016 pemerintah
Indonesia mendefinisikan garis kemiskinan dengan
perdapatan per bulannya (per kapita) sebanyak Rp.
354,386 (atau sekitar USD $25) yang dengan demikian
berarti standar hidup yang sangat rendah, juga buat
pengertian orang Indonesia sendiri.

11
SUMBER-SUMBER KETIMPANGAN

Ketidak merataan dalam:


 Kepemilikan kekayaan
 Labor Income, karena: kemampuan dan
keahlian, intensitas kerja, bidang pekerjaan,
dan faktor lainnya(lingkungan,gizi buruk,
tingkat pendidikan, dsb).
 Property Income, karena: life cycle saving,
kewirausahaan (entrepreneurship), warisan
dan lain-lain.
12
Kemiskinan

 Kondisi dimana seseorang tidak memiliki cukup


pendapatan, utamanya untuk membeli barang-barang
kebutuhan dasar seperti makan, minum, pakaian, papan
dsb.
 Menurut kriteria Bank Dunia penghasilan minimal per
hari $2.

13
Upaya Mengatasi Peningkatan Biaya Hidup

 .Melakukan tambahan pekerjaan


 .Menambah modal usaha
 .Menambah jumlah jam kerja
 Menyuruh anak untuk bekerja
 Menyuruh ART lain untuk bekerja
KESIMPULAN

 Tidak dapat dipungkiri bahwa yang menjadi musuh utama dari


bangsa ini adalah kemiskinan. Sebab, kemiskinan telah menjadi
kata yang menghantui negara-negra berkembang. Khususnya
Indonesia. Mengapa demikian?
 karena selama ini pemerintah belum memiliki strategi dan
kebijakan pengentasan kemiskinan yang jitu. Kebijakan
pengentasan kemiskinan masih bersifat pro buget, belum pro
poor. Sebab, dari setiap permasalahan seperti kemiskinan,
pengangguran, dan kekerasan selalu diterapkan pola kebijakan
yang sifatnya struktural dan pendekatan ekonomi semata.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai