Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 2.

NAMA : INDRI ANDRIANI


NIM : 838079833

MATA KULIAH : PDGK 4401. MATERI DAN PEBELJARAN PKN SD.

1. Hakikat dan fungsi Pancasila adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Jalaskan.!

Jawaban :

Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa.

Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life,
pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia, petunjuk hidup. Pancasila sebagai
Pandangan Hidup bangsa dipergunakan sebagai petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, setiap sikap dan perilaku manusia Indonesia harus
dijiwai dan merupakan pancaran dari nilai-nilai Pancasila. Mengamalkan Pancasila sebagai
Pandangan hidup berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari- hari, dan
menggunakannya sebagai petunjuk hidup sehari-hari. Pengamalan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari ini sangat penting karena dengan demikian, diharapkan adanya tata-kehidupan
yang harmonis antara hidup kenegaraan dan hidup kemasyarakatan dalam negara. Sekalipun
pelaksanaan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tidak disertai sanksi- sanksi
hukum, tetapi secara moral mempunyai sifat mengikat untuk mewujudkannya dalam hidup
dan kehidupannya. Misalnya, seseorang yang tidak bergotong-royong atau tidak menolong
orang lain tidak akan dikenakan sanksi hukum oleh negara, tetapi orang tersebut mempunyai
kewajiban moral dan sosial untuk melakukan perbuatan positif tersebut.

Secara umum mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah apabila kita
mempunyai sikap mental, pola pikir, dan pola tindak yang dijiwai sila-sila Pancasila secara
kebulatan, bersumber kepada pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945, tidak bertentangan
dengan norma-norma agama, norma kesusilaan, norma sopan-santun dan adat berlaku.
kebiasaan, serta tidak bertentangan dengan norma hukum yang berlaku.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat disebut pengamalan Pancasila
secara subjektif (pelaksanaan subjektif Pancasila), yang meliputi bidang-bidang yang sangat
luas yaitu bidang ideologi, politik, ekonomi, social , dan kebudayaan. Selain itu, meliputi
lingkungan hidup pribadi, hidup keluarga, dan hidup kemasyarakatan.

Pancasila Sebagai Dasar Negara.

Setiap negara di dunia ini mempunyai dasar negara yang dijadikan landasan dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara. Bagi negara Republik Indonesia, Pancasila dijadikan
sebagai dasar negara atau ideologi negara yang berarti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai
dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Sebagai landasan untuk menyelenggara- kan
negara, Pancasila ditafsirkan dalam bentuk aturan, yaitu pasal-pasal yang tercantum dalam
UUD Negara RI 1945.

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara seperti diungkapkan di atas, sesuai dengan
bunyi pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa ..., maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu
susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada .... Dengan
demikian, kedudukan

Pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis- konstitusional dalam


Pembukaan UUD 1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang menguasai
hukum dasar negara Republik Indonesia dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD Negara RI
1945, kemudian diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan di bawahnya.

Pancasila sebagai dasar negara, dalam pengamalannya mempunyai sifat imperatif


(memaksa), artinya mengikat dan memaksa semua warga negara untuk tunduk kepada
Pancasila, dan siapa yang melanggar Pancasila sebagai dasar negara ia harus ditindak menurut
hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pelaksanaan Pancasila sebagai dasar
negara disertai sanksi-sanksi hukum.

Berdasarkan uraian di atas maka fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai Dasar
Negara, yang pada hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam
kehidupan bernegara Indonesia. Pengertian tersebut merupakan pengertian Pancasila yang
bersifat yuridis- arti bahwa segala bentuk hukum nasional (peraturan perundang-undangan)
Pancasila merupakan Sumber Hukum Dasar Nasional, yang mengandung secara material
harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.

( Sumber : Modul PDGK4401.Hal. 5.7 – 5.9 )

2. Pola pembelajaran VCT dianggap paling unggul untuk pembelajaran afektif sehingga sangat
cocok untuk mata pelajaran PKn. Mengapa demikian jelaskan !

Jawaban :

Metode atau model pembelajaran VCT dianggap sangat cocok diterapkan dalam
pembelajaran PKn karena mata pelajaran PKn mengemban misi untuk membina nilai, moral,
sikap dan perilaku siswa, di samping membina kecerdasan (pengetahuan) siswa.

Pola pembelajaran VCT menurut A. Kosasih Djahiri (1992) dianggap unggul untuk
pembelajaran afektif karena: Pertama, mampu membina dan mempribadikan (personalisasi)
nilai- moral. Kedua, mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi pesan nilai moral yang
disampaikan. Ketiga, mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai-moral diri siswa dan
nilai moral dalam kehidupan nyata. Keempat , mampu mengundang, melibatkan, membina
dan mengembangkan potensi diri siswa terutama potensi afektualnya. Kelima, mampu
memberikan Pengalaman belajar berbagai kehidupan Keenam, mampu menangkal,
meniadakan, mengintervensi dan menyubversi berbagai nilai-moral naif yang ada dalam
sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang. Ketujuh, menuntun dan memotivasi
hidup layak dan bermoral tinggi.

( Sumber : Modul PDGK4401.Hal. 5.49 – 5.50)


3. Apa yang menjadi pertimbangan pemerintah Indonesia mengeluarkan sejumlah peraturan
yang berkaitan dengan masalah HAM ?

Jawaban :

Istilah "hak” memiliki banyak arti. Hak dapat diartikan sesuatu yang benar, kewenangan,
kekuasaan untuk berbuat sesuatu, atau kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut
sesuatu. Sedangkan "asasi" berarti bersifat dasar, pokok atau fundamental. Sehingga hak asasi
manusia adalah hak yang bersifat dasar atau hak pokok yang dimiliki oleh manusia, seperti
hak hidup, hak berbicara, dan hak mendapat perlindungan. Karena sifatnya yang dasar dan
pokok inilah, maka hak asasi manusia sering dianggap sebagai hak yang tidak dapat dicabut
atau dihilangkan. Dengan kata lain, hak asasi manusia perlu mendapat jaminan oleh negara
atau pemerintah dan siapa saja yang melanggarnya maka harus mendapatkan sangsi yang
tegas.

Hak manusia yang paling asasi adalah hak untuk hidup. Selain itu dapat dikemukakan
sedikitnya ada lima hak asasi manusia yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat dunia,
yakni:

1. Kebebasan berbicara, berpendapat dan pers.

2. Kebebasan beragama.

3. Kebebasan berkumpul dan berserikat.

4. Hak atas perlindungan yang sama di depan hukum.


5. Hak atas pendidikan dan penghidupan yang layak.

Menurut tertib hukum di Indonesia, semua peraturan perundang- undangan yang berlaku
mengacu pada Hukum dasar atau Konstitusi baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
Hukum Dasar yang tertulis yang berlaku di Indonesia saat ini adalah Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945). Perlu dijelaskan bahwa sebelum adanya Perubahan Kedua terhadap UUD
1945 pada tahun 2000, istilah hak asasi manusia (HAM) dalam UUD 1945 secara eksplisit
tidak ada namun secara implisit kita dapat menafsirkan bahwa hak asasi manusia dapat
ditemukan pada bagian Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama dan pada bagian Batang
Tubuh UUD 1945 mulai Pasal 27 sampai dengan Pasal 31. Pembukaan UUD 1945 antara lain
menyatakan sebagai berikut.:
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.” Dari bunyi paragraf pertama Pembukaan UUD 1945 ini jelaslah bahwa hak
asasi manusia terutama hak kemerdekaan bagi semua bangsa mendapat jaminan dan dijunjung
tinggi oleh seluruh bangsa Indonesia.

Karena pertimbangan pentingnya masalah HAM di Indonesia dan situasi politik yang
tidak menentu serta sorotan dari dunia internasional terhadap banyaknya pelanggaran
HAM di Indonesia maka pada tahun 1998 dikeluarkan sejumlah peraturan tentang
HAM seperti :
(1) UU no 5 Tahun 1998
(2) UU no 39 Tahun 1999
(3) Keppres no.181 Tahun 1998
(4) Keppres no 129 Tahun1998,
(5) Inpres no 26 Tahun 1998.

Setelah Perubahan Kedua UUD 1945, jaminan hak asasi manusia dinyatakan secara khusus
pada bab tersendiri, yakni Bab XA tentang Hak Asasi Manusia sebagai uraian lebih rinci dari
Pasal 28. Oleh karena itu, Bab XA tentang HAM meliputi Pasal 28A sampai dengan Pasal
28J.

( Sumber : Modul PDGK4401.Hal. 6.4 – 6.9)

4. Latar belakang apakah yang mendasari pemerintah memandang perlunya HAM diajarkan di
sekolah ?

Jawaban :

Karena masalah HAM telah merambah di masyarakat dan telah menjadi persoalan
bersama maka para siswa di sekolah sudah seyogianya dikenalkan kepada masalah ini agar
mereka mengetahui dan sadar akan hak dan kewajiban asasi dirinya dan hak asasi orang lain
sehingga mereka akan terbiasa untuk menghormati diri dan hak-hak asasi orang lain. Warga
negara yang baik ialah warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh karena itu,
dengan memahami HAM sejak dini (di sekolah) maka mereka diharapkan dapat bersikap dan
berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip HAM.

Demikian pula ketika mereka menjalani hidup di masyarakat terutama saat menghadapi
persoalan yang ada kaitannya dengan HAM akan lebih siap. Sosok peran yang strategis untuk
menyosialisasikan konsep dan masalah HAM kepada para peserta didik sebagai harapan
bangsa di masa depan adalah guru. Siswa akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
yang fungsional dan bermanfaat bagi kehidupannya saat ini maupun kelak di kemudian hari.

( Sumber : Modul PDGK4401.Hal. 6.1 – 6.2)

5. Dalam perkembangannya, demokrasi telah mengalami pasang surut. Pada abad 20 demokrasi
konstitusional telah mengalami perubahan orientasi dimana negara tidak hanya sekedar
sebagai penjaga malam tetapi sebagai negara kesejahteraan (welfare state). Jelaskan
pernyataan di atas

Jawaban :

Pengertian demokrasi konstitusional yang ditandai oleh adanya pembatasan yuridis pada
masa itu mengandung prinsip-prinsip dan pelaksanaan yang kaku (rigid) bukan hanya di
bidang politik melainkan pula dalam bidang ekonomi. Demokrasi konstitusional yang
menjunjung tinggi supremasi hukum ditafsirkan seolah-olah negara hanya sebagai Penjaga
Malam (Nachtwachterstaat). Negara tidak mau ikut campur dalam urusan lain kecuali dalam
bidang ketertiban dan keamanan umum.

Dalam abad ke-20, definisi dan pelaksanaan dari demokrasi konstitusional telah
mengalami perubahan orientasi. Negara bukan hanya sebagai penjaga malam yang hanya
mengurus masalah keamanan dan ketertiban melainkan telah ikut serta pula menangani
masalah-masalah social dan ekonomi. Dewasa ini, pengertian demokrasi konstitusional harus
lebih luas dan berusaha secara aktif mengatur kehidupan ekonomi dan sosial. Negara
semacam ini dikenal dengan sebutan negara kesejahteraan, welfare state atau social service
state.

( Sumber : Modul PDGK4401.Hal. 7.9 )

Anda mungkin juga menyukai