FILSAFAT PENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan tugas “Critical Journal Review”.
CJR ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua
mengenai serta memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Apabila dalam tugas ini
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf karena sesungguhnya
pengetahuan dan pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Akhir kata saya berharap semoga journal
review ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya khususnya. Atas
perhatiannya saya mengucapkan terimakasih.
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP.................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Critical journal review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi
mahasiswa karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah
ada. Terdapat beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan
jurnal yang sesuai dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal
dan mencoba untuk menuliskan kembali dengan bahasa tersendiri pengertian dari
jurnal tersebut.
Jurnal memiliki beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh organisasi pengorganisasi yang membuat jurnal ilmiah; memiliki judul
dan nama penulis serta alamat email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang
berisi ringkasan dari isi jurnal, introducation, metodologi yang dipakai sebelumnya
dan metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan,
implementasi, kesimpulan, dan daftar pustaka.
B. Tujuan Penulisan CJR
• Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
• Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
• Mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal
• Melatih me-review suatu jurnal
C. Manfaat Penulisan CJR
• Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal.
• Menjadi bahan evaluasi bagi penulis dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan
selanjutnya.
1
BAB II
IDENTITAS JURNAL
2
BAB II
3
usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan sebagai dasar yang kokoh
bagi tegaknya sistem pendidikan. Selama masih ada pertanyaan; "Mengapa
kita mengajar? Bagaimana kita mengajar? Untuk apa kita mengajar?", maka
selama itu pula pendidikan akan selalu memerlukan filsafat khususnya filsafat
pendidikan. Esensialisme, perenialisme, progresivisme,
rekonstruksionisme dan eksistensialisme merupakan refleksi dari
pemikiran pendidikan (teori pendidikan) yang masing-masing
mendasarkan pada pemikiran filosofis, idealisme, realisme, pragmatisme,
eksistensialisme. Artinya teori-teori pendidikan terbentuk bersumber dari
aliran-aliran filsafat.
Eksistensialisme yaitu suatu usaha untuk menjadikan masalah
menjadi konkret karena adanya manusia dan dunia. Menurut Sartre
eksistensialisme yaitu filsafat yang memberi penekanan eksistensi yang
mendahului esensi. Memandang segala gejala yang ada berpangkal kepada
eksistensi. Dengan adanya eksistensi akan penuh dengan lukisan-lukisan yang
konkret dengan metode fenomenologi (cara keberadaan manusia).
Eksistensialisme, berakal dari kata "eksistensi", dalam bahasa Inggris
"existence" adalah bentuk kata benda, dengan kata kerja 'to exist" yang
berarti "the state of being..." Ia berasal dari bahasa latin "existo" dan
exister". Dalam bahasa Francis: "existo", yakni terdiri dari "ex" dan "sisto",
yang berarti to stand. Semuanya itu dalam bahasa Indonesia berarti secara
harfiah, 'berdiri' atau 'menempatkan diri'. Kata "e:x!' berarti keluar. "To exist"
di samping pengertian seperti di atas juga secara harfiah berarti: keluar,
ada, hidup, atau mengada. Akan tetapi dalam eksistensialisme, artinya lebih
kompleks, tidak cukup "ada", "mengada" atau "berada". Eksistensialisme
adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada
eksistensi. Secara umum eksistensi berarti keberadaan. Secara khusus
eksistensi adalah cara manusia berada di dalam di dunia. Cara manusia
berada di dalam dunia berbeda dengan cara berada benda-benda. Benda-
benda tidak sadar akan keberadaannya. Berbeda dengan manusia. Benda-
benda menjadi lebih berarti karena manusia. Untuk membedakan dua cara
berada ini di dalam filsafat eksistensialisme dikatakan, bahwa benda-benda
"berada, sedangkan manusia "bereksistensi". Jadi hanya manusia yang
bereksistensi.
4
Eksistensialisme sebagai filsafat sangat menekankan individulitas dan
pemenuhan diri secara pribadi. Setiap individu dipandang sebagai
makhluk unik, dan secara unik pula ia bertanggungjawab terhadap
nasibnya. Eksistensialisme berhubungan sangat erat dengan pendidikan
karena keduanya bersinggungan satu sama lain pada masalah-masalah yang
sama, yaitu manusia, hidup, hubungan antar manusia, hakikat kepribadian,
dan kebebasan (kemerdekaan). Pusat pembicaraan eksistensialisme adalah
"keberadaan" manusia, sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh
manusia.
B. Ringkasan Jurnal Pembanding
Eksistensialisme memberi individu suatu jalan berpikir mengenai kehidupan,
apa maknanya bagi saya, apa yang benar untuk saya. Epistomologi eksistensialis
menganggap bahwa individu bertanggung jawab akan pengetahuannya sendiri. Sumber
pengetahuan yang utama adalah pengalaman pribadi. Tujuan dari aliran
eksistensialisme adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu
mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri dengan memberikan bekal
pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk kehidupan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan, yaitu
dengan mengumpulkan informasi dan data secara mendalam melalui berbagai literatur,
buku, catatan, majalah, referensi lainnya, serta hasil penelitan sebelumnya yang
relevan. Dengan menerapkan aliran eksistensialisme dalam Pendidikan, harapannya
dapat membuat peserta didik tersadar bahwa dia sendirilah yang memiliki tanggung
jawab untuk menciptakan makna dan definisi dirinya sendiri.
Filsafat sebagai induk dari ilmu pengetahuan (the mother of sciences) pada
dasarnya bermaksud untuk menjawab seluruh problematika yang ada maupun yang
mungkin ada dalam kehidupan manusia. Masalah yang berkaitan dengan trilogi
metafisika, yaitu manusia, Tuhan dan alam beserta problematikanya menjadi issu
utama yang yang menjadi kajian filsafat (Kertanegara, 2005: 124 ). Seiring dengan
perkembagan dan perubahan yang terjadi di masyarakat, ternyata ada banyak berbagai
masalah kemanusiaan yang tidak mampu dijawab oleh filsafat. Maka lahirnya ilmu
pengetahuan sesungguhnya merupakan jawaban atas kegagalan filsafat dalam
menjawab problem kemanusiaan universal. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan informasi dan
5
data secara mendalam melalui berbagai literatur, buku, catatan, majalah, referensi
lainnya, serta hasil penelitan sebelumnya yang relevan.
Eksistensialisme, berakal dari kata “eksistensi”, dalam bahasa Inggris
“existence” adalah bentuk kata benda, dengan kata kerja ‘to exist” yang berarti “the
state of being...” Ia berasal dari bahasa latin “existo” dan exister”. Dalam bahasa
Prancis: “existo”, yakni terdiri dari “ex” dan “sisto”, yang berarti to stand. Semuanya
itu dalam bahasa Indonesia berarti secara harfiah, ‘berdiri’ atau ‘menempatkan diri’.
Kata “ex” berarti keluar. “To exist” di samping pengertian seperti di atas juga secara
harfiah berarti: keluar, ada, hidup, atau mengada. Akan tetapi dalam eksistensialisme,
artinya lebih kompleks, tidak cukup “ada”, “mengada” atau “berada”. (Muzairi, 2002:
28). Secara umum eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena
ketidakpuasan beberapa filosof terhadap filsafat pada masa Yunani hingga modern,
seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan spekulatif tentang
manusia. Intinya adalah penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap
kemampuan suatu kumpulan keyakinan, khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas
terhadap filsafat tradisional yang bersifat dangkal, akademik dan jauh dari kehidupan,
juga pemberontakan terhadap alam yang impersonal yang memandang manusia
terbelenggu dengan aktifitas teknologi yang membuat manusia kehilangan hakekat
hidupnya sebagai manusia yang bereksistensi. Eksistensialis menerima pernyataan
bahwa manusia hidup di suatu dunia yang ada, sebagai suatu fakta kehidupan yang
tidak menyenangkan. Kontribusi eksistentialis adalah mencari filosofi individual
tentang keteguhan manusia yang perduli terhadap kematian, hidup, cinta, dan makna.
Setiap manusia dilahirkan, hidup, memilih jalannya dan menetapkan makna
keberadaannya.
Berbeda dengan filosofi tradisional, eksistensialisme berusaha membebaskan
manusia dari belenggu alam semesta yang dikategorikan dan disistematisasi.
Eksistensialisme menggambarkan manusia sebagai makhluk yang ada di dunia, yang
memiliki tanggung jawab atas definisi dirinya berdasarkan pada penekanan
subjektivitas manusia, kebebasan pribadi, dan tanggung jawab individu. Pencarian
keaslian dilakukan dengan kesadaran bahwa dia lah yang membuat nilai-nilainya
sendiri dan menciptakan esensinya sendiri tanpa bantuan dari luar. Fokus dari
Pendidikan eksistensialis adalah kebebasan manusia. Dalam upaya menekankan
subjektivitas individu, guru eksistensialis harus mampu menumbuhkan rasa kesadaran
diri dan tanggung jawab siswa. Untuk pembuatan pilihan pribadi yang signifikan,
6
hanya siswalah yang mampu menghasilkan definisi dirinya. Setiap orang memiliki
tanggung jawab untuk pendidikannya sendiri dan tidak bisa dipaksakan oleh guru
maupun sistem sekolah.
7
BAB IV
8
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan review terhadap jurnal, dapat disimpulkan bahwa jurnal
memiliki identitas masing-masing yang lengkap. Pembahasan jurnal juga cukup
lengkap dan sangat berhubungan dengan materi yang dibahas. jurnal juga memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dimana setiap kelebihan menjadikan
sebuah sisi positif dan jurnal tersebut sedangkan kekurangan menjadi bahan perbaikan
untuk pembuatan jurnal selanjutnya.
B. Saran
Masih banyak kekurangan dalam penulisan CJR ini, maka diharapkan adanya
kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun guna menjadi perbaikan
dan pengembangan pada penulisan CJR selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Rabiatul Adawiah. Aliran Eksistensialisme dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam. AL-
BANJARI. ISSN 1412-9507. Vol 14 No 1, 2015
10