Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL BOOK

REPORT

IPS TERPADU
DOSEN PENGAMPU : PEBRI HASTUTI S.PD., M.PD

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :


1.ASTRINA DOLOKSARIBU (7183341002)
2.CRISMA SIMARMATA (7183341006)
3.LORENTINA PANDIANGAN (7183141046)
4.SARIMA MANULLANG (7183141033)
5. TOGI V SITINJAK (7183141042)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya serta memberikan kelancaran proses, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Critical Book Report (CBR) mata kuliah IPS Terpadu tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen pembimbing Ibu Pebri Hastuti S.Pd.,
M.Pd yang telah memberikan dukungan serta memberikan kepercayaan kepada penulis.
Dimana dengan adanya pemberian tugas ini penulis dapat memahami dan memperdalam
pengetahuan tentang materi IPS Terpadu.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
kontribusinya dalam penyelesaian tulisan ini.Saran dan kritik dari berbagai pihak saya
harapkan untuk menyempurnakan tugas Critical Book Report ini.Sekian dan terimakasih.

Medan, Maret 2020

Penulis,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR….........................................................1

1.2. TUJUAN ..............................................................................................................1

1.3. MANFAAT ..........................................................................................................1


1.4.IDENTITAS BUKU...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.PERBANDINGAN ISI BUKU..............................................................................3
2.2.KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU.......................................................31
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN ...................................................................................................32
3.2.SARAN ...............................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................33

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Rasionalisasi Pentingnya CBR
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis
bahasa , pembahasan tentang Model Pembelajaran Terpadu.Oleh karena itu, penulis membuat
Critical Book Review ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku
referensi,terkhusus pada pokok bahasa tentang Model Pembelajaran Terpadu.

Critical Book Review penting bagi mahasiswa agar dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangan buku, bahkan membuat suatu buku. Karena sebelum mengkritik suatu buku,
penulis harus membaca dan memahami isi buku terlebih dahulu lalu membandingkan dengan
buku lain sehingga kita dapat mempelajari beberapa buku sekaligus.

1.2. Tujuan

Tujuan dibuatnya Critical Book Report yaitu:


 Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah IPS Terpadu
 Menambah pengetahuan tentang materi yang dibahas dalam buku
 Membandingkan buku tentang Model Pembelajaran Terpadu dengan buku
pembanding lainnya

1.3. Manfaat

Manfaat penulisan CBR ini yaitu untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai
Model Pembelajaran Terpadu serta menambah kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi
sebuah buku dan membandingkannya dengan buku lain.

1
1.4. Identitas Buku
Buku Utama:

1) Judul : Model Pembelajaran Terpadu


2) Pengarang :Trianto, M.Pd
3) Penerbit :PT Bumi Aksara
4) Tahun Terbit :2010
5) ISBN : 978-979-010-780—9

Buku Pembanding:

1) Judul : Strategi Pembelajaran Terpadu


2) Pengarang : Isriani Hardini, S.S., M.A.danDewi Puspitasari, MPd
3) Penerbit : Familia (Group Relasi Inti Media) Yogyakarta
4) Tahun Terbit :2015
5) ISBN : 978-602-310-085-9

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Perbandingan Isi Buku
Dalam buku utama membahas mengenai Konsep dan Kerangka Dasar Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Pengorganisasian Model Kurikulum Pembelajaran Terpadu,
Tinjauan Umum Model Pembelajaran Terpadu, Landasan Teoritis dan Empiris,
Pengembangan Perangkat Model Pembelajaran Terpadu, Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
dan Pembelajarannya, Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu di SMP, Hakikat Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Strategi Pembelajarannya serta Pengembangan Pembelajaran IPS
Terpadu.

Sedangkan dalam buku pembanding lebih membahas secara mendalam mengenai


strategi pembelajaran terpadu yang meliputi Defenisi, Strategi, Metode,dan Teknik Belajar
Mengajar, Konsep Dasar Strategi Belajar, Jenis Jenis Strategi Belajar Mengajar, Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Belajar Mengajar, Pengembangan Strategi
Pembelajaran, serta Strategi Pembelajaran Dalam Bidang Pelajaran.

Dalam buku utama pada bab 1 dipaparkan bahwa

KONSEP DASAR KERANGKA DASAR KURIKULIUM TINGKAT DASAR KE


SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi


(Baca KBK) mengandung arti bahwa KBK adalah ruh daripada KTSP. Artinya, KTSP
merupakan penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi daripada KBK pada
tingkat-tingkat satuan pepndidikan. Dengan demikian, KTSP merupakan implementasi dari
KBK pada tingkat satuan pendidikan tertentu.

Dari uraiain diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum diartikan tidak secara sempit
atau terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi lebih luas daripada itu, kurikulum merupakan
aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka memengaruhi peserta didik dalam
belajar untuk mencapai suatu tujuan, dapat dinamakan kurikulum, termasuk juga proses
belajar mengajar, mengatur strategi dalam pembelajaran, cara mengevaluasi program
pengembangan pengajaran dan sejenisnya.

KBK berorientasi pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat
dimanifestasikan sesuai dengan apa yagn diharapkan dapat diketahui, disikapi atau dilakukan
siswa dalam setiap tingkatan kelas dan sekolah sekaligus menggambarkan kemajuan siswa
yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten. Adapun cirri-ciri

3
KBK ada 4 macam diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa, baik secara individual maupun


klasikal

b) Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman

c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi

d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip


sebagai berikut:

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta


didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakan kelima pilar belajar yaitu: (1) belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan
menghayati, (3) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) Belajar
untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, (5) Belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan
menyenangkan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat


perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan
kondisi peserta didik dengan tiap memerhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta
didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividualan, kesosialan dan moral.

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang
saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri
handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (bahasa jawa yang berarti: di
belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di
depan memberikan contoh dan teladan).

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan


multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar.

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, social dan budaya


serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal.

4
PENGORGANISASIAN MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN
TERPADU

Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih


sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan
belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan prose pembelajaran serta pembelajaran
menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengkaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Curriculum shall mean here: all the experiences which students have under the
auspices of the scholl (Hand, 1958 dalam Koestantoniah, 1998). Istilah kurikulum disini
dapat berarti: semua pengalaman-pngalaman yang dimiliki peserta didik dengan bantuan
sekolah. Dari definisi tersebut, sebenarnya merupakan sesuatu pengertian yang cukup luas
menyangkut sebagian besar aspek yang berhubungan dengan kegiatan di sekolah pada
umumnya. Pengertian kurikulum yang lebih khusus disampaikan oleh Soedjadi dalam
Darwin, (2001:15), kurikulum adalah sekumpulan pokok-pokok materi ajar yang
direncanakan untuk member pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mampu mencapai
tujuan yang ditetapkan.

Menurut Nasution, S. dalam Nurdin, S. dan Usman, B. M (2003:44), dilihat dari


organisasi kurikulum, ada tiga tipe kurikulum, yaitu:

1.Separated Subject Curriculum


Tipe ini bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang sempit, dimana antara mata
pelajaran yang satu dengan yang lainnya menjadi terpisah-pisah, terlepas dan tidak
mempunyai kaitan sama sekali, sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang
lingkupnya.

2.Correlated Curriculum
Correlated Curriculum adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan adanya
suatu hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap
memerhatikan cirri (karakteristik) tiap bidang studi tersebut. Hubungan (korelasi) antar mata
pelajaran tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain:
a) Insidental, artinya secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran lainnya.
b) Hubungan yang lebih erat
c) Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan menghilangkan batasan
masing-masing mata pelajaran tersebut, disebut dengan Broad Field.

3. Integrated Curriculum
Secara istilah, integrasi memiliki sinonim dengan perpaduan, penyatuan, atau
penggabungan, dari dua objek atau lebih (Wedawaty, 1990:26). Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Poerwardarminta (1997:326), integrasi adalah penyatuan supaya menjadi
satu kebulatan atau menjadi utuh.
Dalam Integrated Curriculum, pelajaran dipusatkan pada suatu masalah atau topic tertentu.
Misalnya di mana semua mata pelajaran dirangcang mengacu pada topic tertentu.
5
Klasifikasi Pengintegrasian Tema

Pembelajaran terpadu dibedakan berdasarkan pola pengintegrasian materi atau tema.


Secara umum model pembelajaran terpadu  dikelompokkan menjadi 3 (tiga) klasifikasi
pengintegrasian kurikulum, yakni: pertama, pengintegrasian di dalam satu disiplin ilmu;
kedua, pengintegrasian beberapa disiplin ilmu; dan ketiga, pengintegrasian di dalam dan
beberapa disiplin ilmu.

1. Pengintegrasian di Dalam Satu Disiplin Ilmu


Model merupakan model pembelajaran terpadu yang menautkan dua atau lebih bidang
ilmu yang serumpun. Misalnya di bidang ilmu alam, menautkan antara dua tema dalam fisika
dan biologi yang memiliki relevansi atau antara tema dalam kimia dan fisika. Misalnya, tema
metabolisme dapat ditinjau dari biologi maupun kimia. Begitupun dengan tema-tema yang
relevan pada bidang ilmu sosial seperti antara sosiologi dan geografi. Jadi sifat perpaduan
dalam model ini adalah hanya dalam satu rumpun bidang ilmu saja (interdisipliner).

2.Pengintegrasian Beberapa Disiplin Ilmu


Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang menautkan antar disiplin
ilmu yang berbeda. Misalnya antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial dengan bidang
ilmu alam. Sebagai contoh, tema energi merupakan tema yang dapat dikaji dari bidang ilmu
yang berbeda baik dalam bidang ilmu sosial (kebutuhan energi dalam masyarakat) maupun
dalam bidang ilmu alam bentuk-bentuk energi dan teknologinya). Jadi dengan demikian jelas
bahwa dalam model ini suatu tema tersebut dapat dikaji dari dua sisi bidang ilmu yang
berbeda (antar disiplin ilmu).

3.Pengintegrasian di dalam Satu dan Beberapa Disiplin Ilmu


Model ini merupakan model pembelajaran terpadu yang paling kompleks karena
menautkan antar disiplin ilmu yang serumpun sekaligus bidang ilmu yang berbeda. Misalnya
antara tema yang ada dalam bidang ilmu sosial, bidang ilmu alam, teknologi maupun ilmu
agama. Sebagai contoh, tema rokok merupakan tema yang dapat dikaji dari berbagai bidang
ilmu yang berbeda. Di bidang ilmu sosial dapat dikaji dampak sosial merokok dalam
masyarakat (sosiologi), aspek pembiayaan ekonomi bagi perokok (ekonomi). Dalam bidang
ilmu alam, dapat dikaji bahaya rokok bagi kesehatan (biologi), kandungan kimiawi rokok
(kimia), unsur radioaktif (radon) dalam daun tembakau (fisika). Sedangkan di bidang ilmu
agama dapat dikaji bahwa rokok merupakan perbuatan yang sia-sia (makruh hukumnya)

6
TINJAUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Model Pembelajaran Terpadu

Menurut Joni, T. R (1996:3),pembelajaran trpadu merupakan suatu sistem pembelajaran


yang memungkinkan siswa,secara individual maupun kelompok,aktif mencari,menggali dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistic,bermakna,dan
otentik.Pembelajaran terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa otentik atau eksplorasi
topik/tema menjadi pengendali dalam kegiatan pembelajaran.

Senada dengan pendapat di atas menurut Hadisubroto (2000: 9), pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang
dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan
dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk (2001: 3), pengajaran terpadu pada dasarnya
dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran
dalam satu tema.

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Menurut Depdikbud (1999:6), pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai


beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu : holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

1. Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu
diamati dan dikaji.

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala isi.

2. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep.

Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh, dan keterkaitannya dengan konsep-
konsep lainnya.

3. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan yang
ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.

7
4. Aktif

Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal.

TEORI LANDASAN TEORITIS DAN EMPIRIS

Teori Perkembangan JEAN PIAGET

Menurut JEAN PIAGET (dalam Nur, 1998: 11), seorang anak mamaju melalui empat tahap
perkembangangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu tahap sensorimotor, pra
operasional, operasi kongkrit, dan operasi formal.

Perkembangan sebagaian tergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan
berinteraksi aktif dengan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan dimana
anak belajar sangat menentukan proses perkembangan kognitif anak. Pola perilaku atau
berpikir yang digunakan anak-anak dan orang dewasa dalam menengani objek-objek didunia
disebut skemata.

Adaptasi lingkungan dilakukan melalui proses asimilasi dan akomodasi. Menurut Slavin
(19994:32), asimilasi merupakan penginterpretasian pengalaman-pengalaman baru dalam
hubungannya dengan skema-skema yang telah ada.

Akomodasi adalah pemodifikasian skema-skema yang ada untuk mencocokkannya dengan


situasi-situasi baru. Proses pemulihan keseimbangan antara pemehaman saat ini dan
pengalaman baru disebut ekuilibrasi. Menurut PIAGET, pembelajaran bergantung pada
proses ini.

Teori Pembelajaran Kontruktivisme

Teori pembelajaran konruktuvisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang baru dalam
psikologi pendidikan yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks. Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahw agru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa.siswa harus membangun sendiri pengetahuan dibenaknya.

Esensi dari teori kontruktivisme adalah ide bahwa harus siswa sendiri yang menemukan dan
mentranformasikan sendiri suatu informasi kompleks apabila meraka menginginkan
informasi itu menjadi miliknya. Kontruktivisme adalah suatu pendapay yang menyatakan
bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif membangun
sistem arti dan pemahaman terhadap realita melalui pengalaman dan iteraksi meraka.

8
Teori Vygotsky

Teori vygotsky merupakan salah satu teori penting dalam psikolog perkembangan.teori
vygotsky menekankan pada hakikat sosialkultural dari pembelajaran. Menurut vygotsky
bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang
belum pernah dipelajari namaun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan
kemampuannya atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development.

Zone of proximal development adalah perkembangan sedikit diatas perkembangan seseorang.


Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam
percakapan atau kerjasama antar invidu, sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap
kedalam individu trsebut (Slavin, 1994: 49).

Dua implikasi utama teori vygotsky adalah pembelajaran sains. Pertama, dikehendakinya
susunan kelas terbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat
berinteraksi disekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan
masalah yang efektif didalam masing-masing zone of proximal development mereka.
Kedua, pendekatan vygotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding sehingga siswa
semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri (Slavin, 1994:
69).

Teori Bandura

Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert
Bandura. Menurut Bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara
selektif dan mengingat tingkah laku orang lain (Arends, 1997:69).

Bandura mengklasifikasi empat fase belajar dari pemodelan, yaitu fase perhatian, fase
retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.

Teori Bruner

Teori Bruner disebut pembelajaran penemuan (inkuiri) adalah suatu model pengajaran yang
menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu imu yang
dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemehaman sebenarnya. Menurut Bruner,
belajar akan lebih bermakna bagi siswa jika meraka memusatkan perhatiannya untuk
memehami struktur materi yang dipelajari.

9
PENGEMBANGAN PERANGKAT MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Model Pengembangan Perangkat


Menurut Sudjana (2001: 92), untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran
diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan system pendidikan. Dalam
pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model pengembangan perangkat,
yaitu Model Dick-Cary, Model Fourd, dan Model Kemp.

1.Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp


Menurut Kemp (1994) pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang
kontinum.Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas
revisi.Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut.
(Kemp, dkk., 1994: 10).
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk
dapat memulai dari komponen manapun. Namun karana kurikulum yang berlaku secara
nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan
itu dimulai dari tujuan Model Pengembangan Pembelajaran Menurut Dick & Carey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Carey, yang
dikembangkan oleh Wlter Dick & Lau Carey (1990). Menurut pendekatan ini terdapat
beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perancangan
tersebut, adalah sebagai berikut:
a.Identifikasi tujuan pengajaran
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat
melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajarannya. Definisi tujuan
pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar
tujuan sebagai hasil atau dari pengalaman praktik dengan kesulitan belajar siswa di dalam
kelas.
b.Melakukan analisis instruksional
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar
yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi ketrampilan yang
lebih khusus lagi yang harus dipelajari.
c.Mengidentifikasi tingkah laku awal/karakteristik siswa
Ketika melakukan analisis terhadap ketrampilan-ketrampilan yang perlu dilatihkan dan
tahap prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan ketrampilan apa yang telah
dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran, yang penting juga untuk diidentifikasi adalah
karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-
aktivitas pengajaran.
d.Merumuskan tujuan kinerja
Berdasarkan analisis intruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa,
selanjutkan akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa
setelah menyelesaikan pembelajaran.
10
e.Pengembangan tes acuan patokan
Berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan butir
asesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan di dalam tujuan.
f.Pengembangan strategi pengajaran
Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir.
g. Pengembangan atau memilih pengajaran
Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang
meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes, dan panduan guru.
h.Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi
bagaimana meningkatkan pengajaran.
i.Menulis perangkat
Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan.
j.Revisi pengajaran
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat.Data dari evaluasi sumatif yang
telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk
diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

IMPLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU

Eksistensi Guru Dan Peserta Didik


1.Eksistensi Guru

Di sekolah pada umumnya guru-guru yang tersedia terdiri atas guru-guru satu disiplin
ilmu seperti fisika, kimia, dan biologi. Guru dengan latar belakang tersebut tentunya sulit
untuk beradaptasi ke dalam pengintegrasian misalnya bidang kajian IPA, karena mereka yang
memiliki latar belakang fisika tidak memiliki kemampuan yang optimal pada Kimia dan
Biologi, begitu pula sebaliknya. Di samping itu, pembelajaran terpadu juga menimbulkan
konsekuensi terhadap berkurangnya beban jam pelajaran yang diemban guru-guru yang
tercakup ke dalam bidang kajian IPA, sementara ketentuan yang berkaitan dengan kewajiban
atas beban jam mengajar untuk setiap guru masih tetap.Untuk itu, dalam pembelajaran
terpadu dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: (a) team teaching, dan (b) guru tunggal

2. Peserta Didik
Dilihat dari aspek peserta didik, pembelajaran terpadu memiliki peluang untuk
pengembangan kreativitas akademik. Hal ini disebabkan model ini menekankan pada
pengembangan kemampuan analitik terhadap konsep-konsep yang dipadukan, karena dapat
mengembangkan kemampuan asosiasi konsep dan aplikasi konsep, kemampuan asosiatif,
serta kemampuan eksploratif dan elaboratif.
Selain itu, model pembelajaran terpadu dapat mempermudah dan memotivasi peserta
didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan
11
antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam beberapa indikator dan
Kompetensi Dasar. Dengan mempergunakan model pembelajaran terpadu, secara
psikologik, peserta didik digiring berpikir secara luas dan mendalam untuk menangkap dan
memahami hubungan-hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya, peserta didik
akan terbiasa berpikir terarah, teratur, utuh, menyeluruh, sistemik, dan analitik. Dengan
demikian, pembelajaran model ini menuntun kemampuan belajar peserta didik lebih baik,
baik dalam aspek intelegensi maupun kreativitas. Pembelajaran terpadu perlu dilakukan
dengan variasi metode yang tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran harus lebih banyak
berpusat pada peserta didik agar dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.
Model Evaluasi Pembelajaran

1.Pengetian Evaluasi Pembelajaran Terpadu

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan (Trianto,2009:123)

Dalam melaksanakan penilaian hendak nya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain, sebagai berikut :
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan criteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan
posisi seseorang terhadap kelompok nya
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan,
d. Berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasil nya dianalisis untuk
menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta mengetahui
kesulitan peserta didik.
e. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya dibawah criteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta
didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.
f. Sistem penilaian harus dsesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam
proses pembelajaran, misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan obsevasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan, baik pada proses ( keterampilan proses )
misalnya teknik wawancara maupun produk/hasil melakukan obsevasi lapangan yang
berupa informasi dibutuhkan.

Pada pembelajaran terpadu .peran evaluasi tidak berbeda dengan pembelajaran


konvensional, oleh karenanya berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi
kegiatan pembelajaran baik yang menggunakan pendekatan terpadu maupun konvensional
adalah sama. Evaluasi pembelajaran terpadu diarahkan pada dampak instructional effects)
dan dampak pengiring (nurturant effects), seperti halnya kemampuan bekerja sama,
menghargai pendapat orang lain. Prabowo(Trianto, 2009:124)

2. Teknik, Bentuk dan Instrumen Evaluasi


Dalam evaluasi yang dikembangkan mencakup teknik, bentuk dan instrument yang
digunakan terdapat pada lampiran. Model penilaian ini disesuaikan dengan penilaian berbasis
kelas pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Objek penilaian mencakup penilaian
terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

1) Teknik penilaian
Teknik penilaian merupakan cara yang digunakan dalam melaksanakan penilaian
tersebut. Teknik yang dapat diterpkan untuk jenis tagihan meliputi : (1) kuis dan (2) tes
harian.
Untuk jenis tagihan nontes ,teknik-teknik penilaian yang dapat diterapkan antara lain : (1)
observasi, (2) angket, (3) wawancara, (4) tugas, (5) proyek, dan (6) portofolio

2) Bentuk instrument
Merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penilaian/pengukuran/evaluasi terhadap
pencapaian kompetensi peserta didik. Bentuk-bentuk instrument yang dikelompokkan
menurut jenis tagihan dan penilaian adalah :
 Tes
Digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, sikap , bakat khusus (bakat bahasa, bakat teknik, dan sebagainya) dan bakat
umum (intelegensi)
Contohnya : isian, benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, uraian dan unjuk kerja.

 Nontes
untuk menilai sikap, minat, dan kepribadian siswa.
Contohnya : panduan observasi, kuesioner, panduan wawancara dan rubric.

3) Instrumen
Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
ketercapaian kompetensi. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk
kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek , harus disertai rubric penilaian.
Jenis penilaian terpadu terdiri atas tes dan bukan tes. Sistem penilaian dengan
menggunakan tes merupakan sistem penilaian konvensional. Sistem ini kurang dapat
menggabarkan kemampuan peserta didik secara menyeluruh, sebab hasil belajar digambarkan
dalam bentuk angka yang gambaran maknanya sangat abstrak. Oleh karena itum untuk
melengkapi gambaran kemajuan belajar secara menyeluruh maka dilengkapi dengan nontes.
Penilaian nontes ini dapat dilakukan dengan menganalisis masalah dan memaparkan
pemecahan (problem solving). Dalam pemaparan ini dapat ditekankan pentingnya
penggunaan kosa kata yang tepat, sistematika penyajian dan pengetahuan lain untuk
memecahkan masalah tersebut.
13
Melalui observasi dan inferensi,mperkembangan kemampuan berpikir kritis dan
kreatif serta keterampilan berikuiri peserta didik dapat dievaluasi juga. Sebagai contoh, siswa
ditugaskan mengamati dua sampai tiga fenomena,kemudian disuruh guru menarik
kesimpulan. Respon-respon mereka dievaluasi dari segi kecermatan observasi, dan bobot
inferensi yang mendukung observasi tersebut.
Dalam kelas pembelajaran terpadu, siswa sibuk, aktif dan terlibat. Guru hendaknya
sadar akan aksi dan reaksi siswa dan selalu membuat catatan yang kemudian akan dianalisis.
Hasil analisis ini juga dapat dipakai sehingga bahan pertimbangan dalam menilai proses
pembelajaran terpadu, Oleh karena itu ,dalam pembelajaran terpadu perlu dirancang
instrument yang sesuai untuk mengevaluasi proses dan produk dari pembelajaran tersebut.

HAKIKAT ILMU PENGETTAHUAN ALAM DAN


PEMBELAJARANNYA

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan alam

1.pengertian ilmu pengetahuan alam

Sejak peradaban manusia orang telah berusaha untuk medapatkan sesuatu dari alam
sekitarnya .Mereka juga telah mempergunakan pengamatan, dan juga aptaksi.

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi, di dalam perut
bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati
dengan indera. Menurut H.W Fowler (2010), IPA adalah pengetahuan yang sistematis dan
dirumuskan yang berhubungan dengan gelaja-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas
pengamatan dan dedukasi. Sedangkan Marsetio (2013) mengatakan bahwa IPA atau ilmu
kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang
diamati. Adapun menurut Wahana (2012), IPA adalah suatu kumpulan pengetahuaan yang
tersusun secara sistematis dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala
alam.berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu
ilmu yang mempelajari tentang segala kehidupan yang ada di alam baik yang bersifat biotik
dan abiotik.

Dari uraian hakekat IPA diatas, dapat dipahami bahwa pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa
terhadap konsep-konsep IPA sehingga pembelajaran IPA disekolah dilakukan dengan
penyeledikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Dengan
kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui
pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Sehingga menumbuhkan sikap ilmiah
siswa yang diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga
mampu berfikir kritis melalui pembelajaran IPA.
14

TUJUAN MELATIH KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA.

Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang dilaksanakan dengan


menuangkan pengetahuan kepada siswa Wahana (2012). Bila pembelajaran dipandang
sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru
dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut dimulai dari merencanakan progam
pengajaran tahunan, semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut
persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan alat-alat evaluasinya
Hamalik (2013). Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah
suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar,
pembelajaran juga merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan mereka
untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DI SMP/MTS

A. Karakteristik Bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui


pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu
penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA
yaitu: (1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati, (2) kemampuan untuk
memprediksi apa yang belum diamati, dan kemampuan untuk menguji tindak lanjut hasil
eksperimen, (3) dikembangkannya sikap ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup
pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, memahami
jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” tentang
gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-cara sistematis yang akan
diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan tersebut dikenal dengan kegiatan
ilmiah yang didasarkan pada metode ilmiah. Metode ilmiah dalam mempelajari IPA itu
sendiri telah diperkenalkan sejak abad ke-16 (Galileo Galilei dan Francis Bacon) yang
meliputi mengidentifikasi masalah, menyusun hipotesa, memprediksi konsekuensi dari
hipotesis, melakukan eksperimen untuk menguji prediksi, dan merumuskan hukum umum
yang sederhana yang diorganisasikan dari hipotesis, prediksi, dan eksperimen.

Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik
dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA di
sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan
pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu
memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu
15

peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Keterampilan dalam
mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan keterampilan proses penyelidikan atau
“enquiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan
pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab pertanyaan,
mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru,
menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara,
yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya. Melalui keterampilan proses
dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar, terbuka, tidak
percaya tahyul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap lingkungan,
memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan orang lain.

Startegi Pelaksanaan Pembelajaran Ipa Terpadu

A. PERENCANAAN

Secara konseptual yang dimaksud terpadu pada pengembangan pembelajaran IPA dapat
berupa contoh, aplikasi, pemahaman, analisis, dan evaluasi dalam mata pelajaran IPA.

Konsep-konsep yang dapat dipadukan pada semester yang berlainan pembelajarannya dapat
dilaksanakan pada semester yang sama (tertentu) dengan tidak meninggalkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada semester lainnya.

Keberhasilan pembelajaran terpadu akan lebih optimal jika perencanaan mempertimbangkan


kondisi dan potensi peserta didik (minat, bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik sudah tercantum dalam
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA.

MODEL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Awal/Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik
pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu. Fungsinya terutama untuk menciptakan
suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan,
karena waktu yang tersedia relatif singkat yaitu antara 5-10 menit. Dengan waktu yang relatif
singkat tersebut, diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik
sehingga peserta didik siap mengikuti pembelajaran dengan seksama.
16

B. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran terpadu yang menekankan pada
proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik (learning experience). Pengalaman
belajar dapat terjadi melalui kegiatan tatap muka dan kegiatan non-tatap muka. Kegiatan

tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang peserta didik dapat berinteraksi
langsung dengan guru maupun dengan peserta didik lainnya. Kegiatan nontatap muka
dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik dengan sumber
belajar lain di luar kelas atau di luar sekolah.

Kegiatan Akhir/Penutup dan tindak lanjut

Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk
menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan
kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan
hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena
itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin. Secara umum kegiatan
akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu di antaranya:

a) Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian tugas atau latihan yang
harus dikerjakan di rumah, menjelaskan kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta
didik, membaca materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi atau bimbingan belajar.

c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN STRATEGI PEMBELAJARANNA

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian Bmu Pengetahuan Sosial

Imu Pengetahuan Sosial (PS) merupakan integrasi dari berbagai cabang imu- imu sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Iimu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner
dari aspek dan cabang- cabang imu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geograf, ekonomi, poitik, hukum,
dan budayal. IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi
materi cabang-cabang imu-imu sosial: sosiologi, Sejarah, geograf, ekonomi, politik, antropolog),
filsafat, dan psikologi sosial.
17

Geograf, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin imu yang memiliki keterpaduan yang tinggi.
Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah,

sedangkan sejarah memberikan wawasán berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode.
Actropolog) meliput studi-stud komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur
sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekpresiekspresi dan spiritual, teknologi, dan
benda benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu
tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuat keputusan. Sosiologi dan
psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang periaku.seperti konsep peran, kelompok, institusi,
proses interaksi dan kontrol sonial

2. Karakteristik Mata Pelajaran llmu Pengetahuan Sosial

Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan olen Hamid Hasan (1990),
merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoelle 1987) mengatakan bahwa pembelajaran
Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek "pendidikan" daripada "transfer konsep", karena dalam
pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral,n keterampilannya berdasarkan konsep
yang telah dimilikinya.

Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk memepersiapkan mahasiswa
menjadi warga negara yang baik am kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan "to
prepare bents to be well functioning citizens in a democratic society. Tujuan lain dari pendidikan IPS
adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan penalaran dalam mengambil
keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross, 1978). pengetahuan sosial juga membahas
hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada
mahasiswa. Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin yang bersifat monolitik.
Ilmu Pengetahuan Sosial OPSI merupakan inte dari berbagai disiplin ilmu-limu sosial, seperti
sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan limu Pengetahuan Sosial
berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipiner

3. Tujuan Pembelajaran llmu Pengetahuan Sosial

Tujuan utama limu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka
terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam Puskur, 2006b: 4).

a.Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungar nya.

b.Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari
ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

18
c.Mampu menggunakan modelmodel dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk
menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

d.Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis
yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive
yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

f. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

g. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

h. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan- nya "to prepare students
to be well-functioning citizens in a democratic society" dan mengembangkan kemampuan siswa
mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

i.Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan SISwa terhadap materi
Pembelajaran IPS yang diberikan.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU

A. Konsep dasar pengembangan pembelajaran ips terpadu

2. Konsep Pembelajaran Terpadu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan pendekatan


interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok
aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan
otentik (Depdikbud, 1996:3). Salah satu di antaranya adalah memadukan Kompetensi Dasar.
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung,
sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-
kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari.

1. Model Integrasi Berdasarkan Topik

Dalam pembelajaran IPS keterpaduan dapat dilakukan berdasarkan topik yang terkait,
misalnya ‘Kegiatan ekonomi penduduk’. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang
dikembangkan ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan
ekonomi penduduk dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang
tercakup dalam disiplin Geografi.

19
Secara sosiologis, Kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi interaksi sosial di
masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu kegiatan ekonomi penduduk
selalu mengalami perubahan. Selanjutnya penguasaan konsep tentang jenis-jenis kegiatan
ekonomi sampai pada taraf mampu menumbuhkan krteatifitas dan kemandirian dalam
melakukan tindakan ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan
dengan ekonomi.

2. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama

Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada potensi utama
yang ada di wilayah setempat; sebagai contoh, “Potensi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisata”.
Dalam pembelajaran yang dikembangkan dalam Kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari
faktor alam, historis kronologis dan kausalitas, serta perilaku masyarakat terhadap aturan.
Melalui kajian potensi utama yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat
memahami kondisi daerahnya juga sekaligus memahami Kompetensi Dasar yang terdapat
pada beberapa disiplin yang tergabung dalam IPS .

• Potensi objek wisata

• Memupuk aspirasi terhadap kesenian

• Perkembangan masyarakat Azas manfaat terhadap

setempat kesejahteraan penduduk.

3. Model Integrasi Berdasarkan Permasalahan

Model pembelajaran terpadu pada IPS yang lainnya adalah berdasarkan permasalahan yang
ada, contohnya adalah “Pemukiman Kumuh”. Pada pembelajaran terpadu, Pemukiman
Kumuh ditinjau dari beberapa faktor sosial yang mempengaruhinya. Di antaranya adalah
faktor ekonomi, sosial, dan budaya. Juga dapat dari faktor historis kronologis dan kausalitas,
serta perilaku masyarakat terhadap aturan/norma.

Sedangkan dalam buku pembanding memaparkan mengenai materi sebagai berikut

DEFENISI, STRATEGI, METODE,DAN TEKNIK BELAJAR MENGAJAR

Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau
Ilmu.

20
Menurut para ahli:

a) Menurut Gabe: belajar adalah proses dimana suatu organisme berubah perilaku nya
akibat dari pengalaman.

b) Menurut Skinner : belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku
yang berlangsung secara progresif.

c) Menurut Robert M Gagne: belajar adalah suatu proses yang kompleks dan hasil
belajar berupa kapabilitas.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah bicara tentang
perilaku seseorang berubah akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan.

Tujuan belajar adalah sebagai berikut (A.M.1986.28-31)

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

2) Penanaman konsep dan pengetahuan

3) Pembentukan Sikap

Robert M Gagne membedakan pola pola belajar peserta didik dalam 8 tipe:

1. Signal learning(belajar isyarat)

2. Stimulas respon learning (belajar stimulus respon)

3. Chaining (rantai atau rangkaian)

4. Verbal Association (assosiasi verbal)

5. Descriminition Learning (belajar diskriminasi)

6. Consep Learning (belajar konsep)

7. Rule Learning (belajar aturan)

8. Problem solving (pemecahan masalah)

Mengajar meliputi segala sesuatu yang Guru lakukan dikelas . Pembelajaran adalah suatu
usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki
guru untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan.

21
DEFENISI STRATEGI MENGAJAR

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis garis besar haluan untuk bertindak
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar
yang meliputi hal-hal berikut (Djamarah dan Aswan Zain, 2010: 5-6).

1.Mengidentifikasi serta menerapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup
masyarakat.

3.Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap
paling tepat dan efektif

4.umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara


keseluruhan.

DEFENISI METODE BELAJAR MENGAJAR

Metode belajar mengajar merupakan cara cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi
pembelajaran yang menyenangkandan mendukung bagi kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

Beberapa metode pembelajaran:

 Metode ceramah

 Metode tanya jawab

 Metode diskusi

 Metode kerja kelompok

 Metode pemberian tugas

 Metode demonstrasi

 Metode simulasi

 Metode inkuiri

 Metode sosiodrama dan bermain peranan

 Metode sistem regu (team teaching)

 Metode latihan (drill)

 Metode karya wisata

22
DEFENISI TEKNIK BELAJAR MENGAJAR

Teknik belajar mengajar adalah cara yang dilakukan seseorang dalam pengimplementasian
suatu metode secara spesifik.

Beberapa teknik penyaji belajar mengajar (Iskandarwassid dan Dadang sunendar 2008-67-70)

a. Teknik penyajian diskusi

b. Teknik penyajian kerja kelompok

c. Teknik penyajian penemuan

d. Teknik penyajian simulasi

e. Teknik penyajian unit teaching

f. Teknik penyajian sumbang saran

g. Teknik penyajian inkuiri

h. Teknik penyajian eksperimen

i. Teknik penyajian demonstrasi

j. Teknik penyajian karya wisata dll

Bab 3 konsep dasar strategi belajar

Konsep dasar strategi belajar mengajar ini meliputi (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan Iperilaku belajar; (2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap
masalah belajar mengajar, memilihprosedur, metode dan teknik belajar mengajar; dan (3)
norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Strategi dapat diartikan sebagai
suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dikaitkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola- pola
umum kegiatan pengajar/guru, peserta didik/siswa dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Menurut Newman dan Mogan (dalam
Sagala, 2010: 222), strategi dasar setiap usaha meliputi empat masalah masing-masing.

1. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dan kualifikasi hasil yang harus dicapai dan
menjadi sasaran usaha tersebut, dengan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang
memerlukannya.

2. Pertimbangan dan pemilihan pendekatan utama yang ampuh untuk mencapai sasaran.

3.Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak awal sampai akhir.

4. Pertimbangan dan penetapan tolok ukur dan ukuran baku yang akan digunakan untuk
menilai keberhasilan usaha yang dilakukan.

23
SASARAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atautujuan. Tujuan itu bertahap dan
berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran
khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai pada tujuan
yang bersifat universal. Persepsi guru atau persepsi peserta didik mengenai sasaran akhir
kegiatan belajar mengajar akan memengaruhi persepsi mereka terhadap sasaran antara serta
sasaran kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke dalam ciri- ciri perilaku kepribadian
yang didambakan. Pada tingkat sasaran atau tujuan yang universal, manusia yang diidamkan
tersebut harus memiliki kualifikasi (1) pengembangan bakat secara optimal; (2) hubungan
antarmanusia; (3) efisiensi ekonomi; dan (4) tanggung jawab selaku warga negara.

TAHAPAN MENGAJAR

Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi mengajar yaitu
(1) tahapan mengajar; (2) penggunaan model atau pendekatan mengajar; dan (3) penggunaan
prinsip mengajar. Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar, yakni tahap
permulaan (prainstruksional) tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak
lanjut.

JENIS JENIS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Berbagai jenis strategi belajar mengajar dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai


pertimbangan sebagai berikut:

1.Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan

 Strategi deduktif

 Strategi induktif

2.Atas dasar pertimbangan pihak pengelola an pesan

 Strategi ekspositorik

 Strategi heuristik

3.Atas dasar pertimbangan pengaturan guru

 Strategi seorang guru

 Strategi pengajaran beregu

4.Atas dasar pertimbangan jumlah siswa

 Strategi klasikal

 Strategi kelompok kecil

 Strategi individual
5.atas dasar pertimbangan guru dengan siswa

 Strategi tatap muka

 Strategi pengajaran melalui media

Dalam mengimplementasikan kurikulum yang berbasis Kompetensi, E. Mulyasa (2003)


mengetengahkan lima strategi pembelajaran yang dianggap sesuai dengan tuntutan
Kurikukum Berbasis Kompetensi, yaitu (1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
Learning); (2) Bermain Peran (Role Playing);(3) Pembelajaran Partisipatif (Participative
Teaching and Learning);(4) Belajar Tuntas (Mastery Learning); dan (5) Pembelajaran dengan
Modul (Modular Instruction). Sementara itu, Gulo (2005) memandang pentingnya strategi
pembelajaran inkuiri (inquiry).

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar mengajar (r
(Iskandarwassid dan Dadang sunendar 2008:169-175)

1.Karakteristik peserta didik

2.kompetensi dasar yang diharapkan

3.bahan ajar

4.waktu yang tersedia

5, Sarana/prasarana belajar

6. kemampuan atau kecakapan pengajar memilih dan menggunakan strategi belajar mengajar

Kriteria pemilihan strategi belajar mengajar menurut Gerlach dan Ely

1.Efisiensi

2.efektivitas

3.kriteria lain

25
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN PAKEM

PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) yang dapat dijelaskan
scbagai berikut (Ardiansyah, 2011).

1.Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih banyak


melibatkan aktivitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan
untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas schingga mereka mendapatkan
berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.

2) Pembelajaran Kreatif

Pembelajaran kreatif mengharuskan guru dapat memotivasidan memunculkan kreativitas


peserta didik selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode atau
strategi yang bervariasi misalnya kerja kelompok, bermain peran dan memecahkan masalah.

3) Pembelajaran Efektif

Pembelajaran dapat dikatakan efektifjika mampu memberikan pengalaman baru, membentuk


kompetensi peserta didik,serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara
optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan peserta didik dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.

4)Pembelajaran Menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan (joy instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang di


dalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada
perasaan terpaksa atau tertekan.

STRATEGI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

1.Taksonimi pemecahan masalah

2.strategi pemecahan masalah solso

3.strategi pemecahan masalah wankat dan oreovocz

4.strategi pemecahan masalah sistematis

5.Strategi pembelajaran inkuiri biologi

6.Straregi pembelajaran inquiri juris Prudential

26
7, strategi latihan inquiri

8.strategi pembelajaran inquiri sosial

9.Strategi pemecahan Masalah ideal

10.Sttategi belajar berbasis Masalah

STRATEGI PEMBELAJARAN RANAH MOTORIK

Strategi pembelajaran ranah motorik terbagi atas beberapa strategi berikut (Wena 2011)

1.strategi pembelajaran pelatihan industri

2.strategi pembelajaran model pelatihan

3.strategi pembelajaran pelatihan laboratorium

STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF, PEMBELAJARAN


BERBASIS PROYEK, DAN PEMBELAJARAN KUANTUM

1. STRATEGI PEMBELAJARAN KREATIF PRODUKTIF

Kreativitas terkait langsung dengan produktivitas dan merupakan bagian esensial dalam
pemecahan masalah. Dalam usaha mendorong agar siswa menjadi kreatif, dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut.

A)Mengembangkan beberapa pemecahan masalah yang kreatif untuk suatu masalah.

b) Memberikan beberapa cara dalam memecahkan suatu masalah

c) Membuat daftar beberapa kemungkinan solusi untuk suatu masalah

2.STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan


kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja
proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan
masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. Tujuannya adalah agar siswa mempunyai
kemandirian dalam menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

27
3.STRATEGI PEMBELAJARAN KUANTUM

Pembelajaran kuantum merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang
memadukan unsur seni dan pencapaian yang terarah, untuk segala mata pelajaran (Wena,
2011: 160). Pembelajaran kuantum adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala
nuansanya, aksi dan perbedaan yang yang menyertakan segala kaitan, int memaksimalkan
momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang
mendirikan landasan dalam kerangka untuk belajar (DePorter, Mark Reardon, dan Sarah
Singer-Nourie, 2004:

Pembelajaran kuantum bersandar pada suatu konsep, yaitu "bawalah dunia siswa ke dunia
guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa".

STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS, PEMBELAJARAN GENERATIF,


BELAJAR TUNTAS, DAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1.STRATEGI PEMBELAJARAN SIKLUS

Pembelajaran siklus merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan


konstruktivis. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science
Curriculum Improvement Study/SCIS (Wena, 2011)

2.STRATEGI PEMBELAJARAN GENERATIF

Terdiri dari 4 tahap:

1.pendahuluan atau eksplorasi

2.pemfokusan

3.tantangan atau tahap pengenalan konsep

4.penerapan konsep(Ma

3.STRATEGI BELAJAR TUNTAS (MASTERY LEARNING)

Terdiri dari Lima tahap:

1.Orientasi

2.Penyajian

3.Latihan terstruktur

4.latihan terbimbing

5.Latihan mandiri
4.STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING)

Elemen-elemen pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Lie, 2004).

A. Saling ketergantungan positif

B. Interaksi tatap muka

C. Akuntabilitas individual

D. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi

STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DAN PEMBELAJARAN


BERBASIS ELEKTRONIK (E-LEARNING)

1.Pembelajaran berbasis komputer

Merupakan pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu.

2.pembelajaran elektronik (E-learning)

Sebuah inovasi model pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi.

BAB 7 STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM BIDANG PELAJARAN

1.STRATEGI PEMBELAJARAN IPA

Beberapa teknik penyajian dalam pembelajaran IPA, ya sebagai berikut.

1)Inquiry atau menemukan

2)SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat

3)Pemecahan Masalah

4)Diskusi

5)Tanya-jawab

6)Penugasan

7)Karya wisata

8)Demonstrasi

29
2.STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,


mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BSNP, 2006). Matapelajaran Matematika perlu
diberikan kepadasemuapeserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

3.STRATEGI PEMBELAJARAN IPS

Strategi pembelajaran IPS dapat dikembangkan dengan hal hal berikut:

1.pembelajaran kemampuan berpikir

2.pembelajaran kemampuan proses

3.pembelajaran koperatif

4.pembelajaran nilai

5.pembelajaran peta dan globe

6.pemnelajaran aksi sosial

4.STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA

1.strategi pembelajaran keterampilan menyimak

2.strategi pembelajaran keterampilan berbicara

3.strategi pembelajaran keterampilan membaca

5.STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Secara lebih terperinci, strategi pengembangan PAI dalam mewujudkan budaya religius
sekolah, menurut Muhaimin dapat dilakukan melalui empat pendekatan, yaitu sebagai
berikut:

1.pendekatan struktural

2.pendekatan formal

3.pendekatan mekanik

30
2.2.Kelebihan Dan Kelemahan Buku
2.2.1.Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama

2.2.2.Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding

a.Kelebihan buku:

 Materi yang dipaparkan dalam buku cukup mudah dipahami


 Dalam buku dicantumkan berbagai contoh dan gambar yang memudahkan pembaca
memahami isi buku
 Tampilan sampul buku cukup bagus dan dapat menarik minat pembaca untuk
membaca buku tersebut

b.Kelemahan buku:

 Penulisannya kurang menarik dan tata penulisan masih ada yang salah

a.Kelebihan buku:

 Buku tersebut menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga memudahkan


pembaca memahami isi buku
 Materi yang dibahas di dalam buku sudah cukup lengkap mengenai strategi
pembelajaran terpadu
 Buku tersebut memiliki konsep, uraian materi, dan keterkaitan materi yang baik
karena penjelasan uraiannya.
 Penjelasan tidak diragukan lagi kebenarannya karena sudah disertai dengan
keterangan para ahli serta memiliki contoh yang dapat menambah tingkat pemahaman
pembaca.
 Inti sari dalam materi tersebut dapat diserap dengan mudah dan dipahami.

b.Kelemahan buku:

 Penampilan buku kurang menarik sehingga kurang menarik perhatian pembaca


 Pendapat para ahli yang ada dalam buku cukup terbatas
 Tidak terdapat soal latihan atau masalah dalam kehidupan sehari-hari atau yang sering
terjadi di lingkungan sekitar.

31
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Setelah penulis melakukan kritik serta membandingkan buku utama dengan buku
pembanding lainnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa buku ini cocok untuk dijadikan
sebagai modul yang dapat digunakan siswa dalam proses pembelajaran maupun dalam
kegiatan lainnya.Materi-materi yang disampaikan dalam buku sudah cukup lengkap dan jelas
sehingga dapat digunakan mahasiswa untuk belajar serta untuk memahami bagaimana
Strategi dan Model Pembelajaran tersebut.Buku pembanding tersebut juga dapat digunakan
sebagai buku pegangan dan pelengkap agar mahasiswa dapat lebih paham mengenai Model
Pembelajaran sehingga dapat menambah referensi materinya.

3.2.Saran
Penulis buku sebaiknya lebih memperhatikan isi buku seperti penulisan, tata bahasa,
gambar serta bagan yang terdapat dalam buku sehingga dapat menambah keunggulan buku
dan semakin menarik minat pembaca untuk membaca buku tersebut serta dapat membuat
pembaca lebih memahami materi yang disampaikan dalam buku.

32
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2010 .Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Hardini,Isriani dan Dewi Puspita Sari.2011.Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep,
& Implementasi). Yogyakarta:Familia

33

Anda mungkin juga menyukai