1
EXSECUTIVE SUMMARY
Didalam buku yang saya analisis berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan. kepemimpinan
selalu memberikan kesan yang menarik. Topik ini memberikan daya tarik yang kuat pada
setiap orang, literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan
penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan
situasi kepemimpinan dan sayarat-syarat menjadi pemimpin yang baik. Buku ini juga
bertujuan untuk memberikan uraian mengenai hal-hal yang baik tentang
kepemimpinan.Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar
ditentukan oleh seorang pemimpinnya. Ada yang mengungkapkan bahwa pemimpin lah
yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan
ungkapan uang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang
terpenting.
Pemimpin digambarkan sebagai pengembala dan setiap pengembala akan ditanyakan
tentang perilaku pengembalanya. Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin
apapun wujudnya , dimana pun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Kepemimpinan kadangkala diartikan
sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuat keputusan. Ada juga yang mengartikan
sebagai suatu inisiatif untuk bertindak menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam
rangka mencari jalan keluar dari suatu permasalahan
2
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mengizinkan
danmemberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
critical bookreport ini. Penulisan critical book report ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas matakuliah kepemimpinan.
Dalam proses penyusunan critical book report ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan serta bantuan baik moral maupun materil. Untuk itu penulis
mengucapkan banyakterimakasih kepada semua pihak atas bantuan dan bimbingannya.
Penulis menyadari critical book report ini masih banyak kekurangan
k a r e n a keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun untuk kesempurnaan
penyusunan yang akan datang.Semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi
amal soleh dan ibadah bagi kita semuadan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah
SWT , Terima Kasih .
Penulis
3
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………………………………… 1
EXECUTIVE SUMMARY…………………………………………………………………………………………… 2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………… 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………... 4
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………… 5
1.1 RASIONALISASI………………………………………………………………………………………… 5
1.2 TUJUAN……………………………………………………………………………………………………. 5
1.3 MANFAAT……………………………………………………………………………………………….. 5
1.4 IDENTITAS BUKU…………………………………………………………………………………… 5
BAB II.RINGKASAN ISI BUKU…………………………………………………………. 7
BUKU PERTAMA……………………………………………………………………………………………. 7
BUKU KEDUA…………………………………………………………………………………………………………24
BUKU KETIGA………………………………………………………………………………………………32
BAB III. PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………… 53
A. PEMBAHASAN ISI BUKU………………………………………………………………………… 53
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU……………………………………………………55
BAB IV. PENUTUP ………………………………………………………………………………………………… 57
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………… 57
B. REKOMENDASI…………………………………………………….................................................57
C. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 57
4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi
Critical Book Report (CBR) adalah salah satu dari 6 jenis tugas yang wajib dipenuhi dalam
kurikulum KKNI revisi yang sedang dipergunakan di beberapa universitas, salah satunya
di Universitas Negeri Medan (UNIMED). Tugas CBR adalah tugas yang mengharuskan
mahasiswa/mahasiswi mampu untuk mengkritisi sebuah buku, mampu memberikan
penilaian terhadap sebuah buku yang bersangkutan dengan mata kuliah
mahasiswa/mahasiswi tersebut
2.4 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan,
2.4 Manfaat
Dapat memberi informasi dari setiap buku serta dapat dipahami oleh para pembaca
tentang identitas setiap buku melalui isi ringkasan yang diikuti oleh kelemahan,
kelebihan dan yang menjadi bahan pembandingnya.
5
1.4 Identitas Buku
Buku Pertama
Pemimpin Dan Kepemimpinan
Pengarang : Dr. Kartini Kartono
Penerbit : RajaWali Press
Edisi : Pertama
Tahun terbit : 2016
ISBN : 979-421-053-2
Buku Kedua
Buku Ketiga
6
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
Manusia pada akhirnya harus menyadari, bahwa dirinya adalah anggota dari
suatu dunia yang teratur dan mempunyai ketertiban sendiri. Maka cara untuk
memelihara, mengurus, mengelola, mengendalikan dan mengatur terhadap dunia ini
adalah administrasi. Administrasi adalah secara harfiah berasal dari “ad” dan
“ministrare”= mengelolah,mengurus, memelihara, mengendalikan, memerintah.
Pemimpin dan memimpin itu merupakan dua macam kegiatan yang berbeda, namun
kedua hal tersebut perlu si pelajari bersama-sama supaya :
7
- kepemimpinan di bidang swasta.
Organisasi adalah sistem kegiatan terkoordinasi dari kelompok orang yang bekerja
sama mengarah pada tujuan bersama dibawah kewenangan dan
kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, manajemen dan
administrasi. Pola kepemimpinan setiap organisasi selalu berbeda-beda.
8
BAB 2
Beberapa aspek penting dari kerja yang perlu dibahas dan diperhatikan oleh
pemimpin adalah motivasi dan lingkungan kerja. Dalam bekerja dan bekarya manusia
melaksanakan semua bakat dan potensinyasehingga dia mentansformasikan diri sendiri
dandunia ( lingkungannya) untuk membudaya.
Dapat dipahami bahwa setiap kegiatan bekerja manusia itu harus bearti
sekalisgus juga mempunyai fungsi ekonomis, yaitu untuk menghidupi manusia dan
menambah kesejahteraan. Dengan demikian individu dapat menemukan arti dari
karya/kerjanya dan bisa menghayati proses hidupnya.
Situasi bekerja dalam masyarakat modren yang serba kompleks sekarang selalu
membutuhkan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dalam situasi bekerja
demikian selalu di butuhkan pemimpin dan kepemimpinan demi efiensi kerja.
Sehubungan dengan pembagian tugas dalam kerja koperatif itu, khususnya dalam
struktur-struktur organisasi raksasa yang amat kompleks modern, masalah koordinasi
merupakan usaha pelik yang harus disampaikan oleh setiap pemimpin.
9
BAB 3
Teori Kepemimpinan
Sifat-Sifat Pemimpin
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat yaitu :
10
1. Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energi)
2. Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction)
3. Antusiasme ( semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar)
4. Keramahan dan kecintaan ( friendliness and affection)
5. Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati)
6. Penguasaan teknis (technical mastery)
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
8. Kecerdasan (intelligence)
9. Keterampilan mengajar (teaching skill)
10. Kepercayaan (faith)
Selanjutnya George R. Terry menuliskan sifat pemimpin yang unggul
1. Kekuatan
2. Stabilitas emosi
3. Pengetahuan tentang relasi insani
4. Kejujuran
5. Objektif
6. Dorongan pribadi
7. Keterampilan berkomunikasi
8. Kemampuan mengajar
9. Keterampilan sosial
10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial
11
BAB 4
- Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus.
- Pada umumnya pemimpin itu juga memiliki beberapa sifat-sifat superior,
melebihi kawan-kawan lainnya atau melebihi para pengikutnya.
Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam
membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu.
12
1. Teori otokratis
2. Teori psikologis
3. Teori sosiologis
4. Teori suportif
7. Teori sifat
8. Teori pribadi
9. Teori humanistik/populistic
Tipe Kepemimpinan
1. Tipe karismatis
2. Tipe paternalistik
3. Tipe militeristis
4. Tipe otokratis
5. Tipe laissez faire
6. Tipe populistis
7. Tipe administratif atau eksekutif
13
BAB 5
14
1. Etika profesi pemimpin dan etiket
2. Kebutuhan dan motivasi
3. Dinamika kelompok
4. Komunikasi
5. Kemampuan pengambilan keputusan
6. Keterampilan berdiskusi dan “permainan” lainnya
Profesi adalah vak, pekerjaan (beroep) yang dilakukan seseorang. Jika kepemimpinan
itu harus dijadikan satu profesi dan oleh tugas-tugasnya yang berat pemimpin tersebut
mendapatkan imbalan materil dan imateril tertentu, maka sebagai konsekuensinya pada
dirinya bisa dikenakan sanksi-sanksi tertentu. Etika adalah penyelidikan filosofi
mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan tentang hal-hal yang baik dan buruk jadi
penyelidikan tentang bidang moral.
- Kewajiban-kewajiban pemimpin
- Tingkah laku pemimpin yang baik dan dapat dibedakan
- Tingkah laku yang buruk
- Moral pemimpin
15
BAB 6
Dinamika Kelompok
Kelompok itu adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu dan kehadiran
masing-masing individu mempunyai arti setara nilai bagi orang lain, dan ada dalam
situasi dalam mempengaruhi. Yang terpenting dalam kelompok tersebut ialah bukannya
persamaan dan perbedaan satu sama lainnya tetapi saling ketergantungan atau
interdependensinya
1. Kelompok itu memberi wadah-sosial dan ruang hidup psikologis kepada individu,
sehingga memunculkan sense of belonging.
2. Menjadi kader-referensi untuk mengaitkan diri, sehingga muncul loyalitas,
kesetiakawanan dan esprit de corps
3. Memberikan status sosial kepada individu, sehingga dia merasa dihargai, diakui,
diterima, merasa mendapat posisi sosial, dan penghargaan dari lingkungannya.
4. Memberikan ideal-ideal, cita-cita,tujuan-tujuan(hidup) tertentu,dan asas-asas
perjuangan bagi hidupnya.
5. Kelompok dijadikan alat atau wahana untuk mencapai cita-cita hidupnya, untuk
membangun bersama-sama.
6. Di dalam kelompok individu menjadi satu bagian dari gestalt kelompok.
Organisasi Formal dan Informal
Organisasi formal adalah organisasi yang ada di atas kertas, dengan relasi-relasi logis
berdasarkan peraturan, konvensi dan kebijkandari organisasi dengan pembagian tugas
pekerjaan dan hierarki kerja. Organisasi informal ( kelompok primer atau face to face
group) adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa suka dan tidak suka dengan
iklim psikis yang intim, kontak muka, berhadapan muka, serta moral tinggi
16
BAB 7
Pengambilan Keputusan
H.A Simon dalam bukunya Administrative Behaviour (1947) mengemukakan tiga proses
pengambilan keputusan yaitu:
- Inteligence activity yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan
inteligent
- Design activity yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman,
dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah.
- Choise activity yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif
atau kemungkinan pemecahan
Keterampilan Berdiskusi
Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan yang mutlak
perlu bagi setiap unsur pempinan. Tujuan berdiskusi ialah :
17
BAB 8
1. Dalam perurutan waktu yang relatif menjadi semakin pendek, kualitas pekerjaan
dan tugas pemimpin mengandung banyak sekali dimensi inovasi
2. Pemimpin harus mampu menyusun kebijakan /policy yang bijaksana
3. Pemimpin harus bisa menerjemahkan atau menjabarkan ide-ide, konsep dan
policy
4. Pada struktur piramida pemimpin tertinggi mempunyai kewibawaan tertinggi,
kekuasaam paling besar dan penanggungjawaban paling berat
5. Pemimpin harus sanggup berfikir kreatif, orisinil, otentik dan futuristik
6. Tugas pemimpin yang palig sulit ialah pengambilam keputusan
7. Oleh kekuasaan dan kewibawaannya, pemimpin juga berfungsi sebagai juri
(wasit)dan hakim bagi segala konvensi dan “permainan” organisasi
8. Seni kepemimpinan juga mencakup keseimbangan antara pelaksanaan tugas-
tugas rutin dengan kegiatan-kegiatan inovatif dan kreatif
BAB 9
18
Determinan Kepemimpinan dan Kekuatan yang Berhubungan dengan
Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan dan konsep manajemen itu sudah ada sejak masa dahulu di
bumu tanah air kita. Pemimpin dan kepemimpinan adalah inti dari manajemen maka
pemimpin dan kepemimpinan yang tepat untuk kondisi di tanah air kita akan erat
berkaitan dengan konsep manajemen indonesia yang cocok-pas dengan situasi kondisi di
indonesia.
BAB 10
Pemimpin Demokratis
Kepemimpinan Abnormal
Orang yang gila kekuasaan adalah orang yang sakit, yang ingin
mengkompensasikan sifat-sifat bawaannya yang infenrior kedalam bentuk penguasaan
terhadap orang lain. Hendaknya para pemimpin dan manajer memahami, bahwa jika
kebanyakan dari rakyatnya itu bertingkah laku menyimpang secara sosial, abnormal
19
penampilannya, dan kriminal tindakannya, supaya dicari sebab-musababnya pada
kondisi dan situasi sosial yang siciptakan sendiri oleh para pemimpin dan para manajer
itu.
BAB 11
20
Adapun alat-alat yanguntuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam organisasi
asalah :
Dalam GBHN Tap. MPR –RI No. IV/MPR/1978 dicantumkan peranan perguruan
tinggi dalam era pembangunan dan perlunya ada pembinaan para siswa. Para mahasiswa
yang berusia sekitar 18-27 tahun itu adalah pribadi yang sedang berkembang dan tengah
mencari jati dirinya atau identitas sendiri.
Mereka sudah melewati massa “aturm und drang” dan massa puber, akan tetapi
belum mencapai kedewasaan penuh. untuk memahami kondisi mahasiswa dengan
perbagai aktivitas dan pola kepemimpinannya kita coba melakukan pendekatan dari
beberapa segi untuk menganalisis kegiatan mereka.
1. Pengaruh keluarga
2. Adanya tekanan-tekanan sosial dari masyarakat
3. Adanya tekanan-tekanan politik
4. Adanya tekanan dari kebudayaan masyarakat makmur
5. Oleh proses pendewasaan diri
Tipe Pemimpin Mahasiswa
21
Antara kelompok mahasiswa sebagai satu unit dengan pimpinannya selalu dapat
kaitan yang erat. Jenis kelompok akan memilih tipe pimpinannya sendiri yang cocok
dengan ambisi-ambisi kelompok. Maka tipe pemimpin mahasiswa dapat kita bagi dalam
beberapa penggolongan yaitu sebagai berikut
BAB 13
KEPEMIMPINAN MILITER
22
Kepemimpinan Militer Ditengah Masyarakat
BAB 14
Kepemimpinan Pancasila
Norma-norma yang tercakup dalam pancasila merupakan sistem nilai yang perlu
dihayati dan diamalkan oleh setiap warga negara, khususnya oleh para pemimpin.
kepemimpinan pancasila ialah bentuk kepemimpinan yang selalu menyumberkan diri
pada nilai-nilai luhur dari norma-norma pancasila.
23
BUKU KEDUA (KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMAN)
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan
yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting.
Sementara itu digambarkan pula bahwa pemimpin itu adalah penggembala, dan setiap
pengembala akan ditanyakan tentang perilaku pengembalaannya. Ungkapan ini
membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun wujudnya, dimanapun letaknya akan
selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.
Pemimpin seperti ini lebih banyak bekerja dibandingkan berbicara, lebih banyak
memberikan contoh-contoh baik dalam kehidupannya dibandingkan berbicara besar
tanpa bukti dan lebih banyak berorientasi pada bawahan dan kepentingan umum
dibandingkan dari orientasi dan kepentingan diri sendiri.
Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja
ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada
yang berpendapat masalah kepemimpinan itu sama tuanya dengan sejarah manusia.
Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-
kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk
memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk
memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.
24
untuk berbuat sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Setiap manajer, atau administrator,
atau pemimpin adalah seseorang yang diharapkan melaksanakan beberapa jenis
kekuasaan di dalam atau diatas suatu organisasi.
BAB II
Peran manager, menurut Mintzberg ada 3 peran utama yang dimainkan oleh setiap
manager dimanapun letah hierarkinya, peranan-peranan itu antara lain Peranan
Hubungan AntarPribadi, ada dua gambaran umum yang dihubungkan dengan peran ini
yaitu hal yang bertalian dengan status dan otoritas manajer, dan hal-hal yang bertalian
dengan pengembangan hubungan antarpribadi. Peranan yang berhubungan dengan
informasi, yaitu peranan interpersonal diatas meletakkan manajer pada posisi yang unik
dalam hal mendapatkan informasi. Peranan Pembuat Keputusan, yaitu peran ini
membuat manager harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam
organisasi yang dipimpinnya.
25
BAB III
26
BAB IV
(Teori-Teori Kepemimpinan)
Teori Sifat, teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri pada zaman Yunani kuno
dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukannya dibuat, Teori the great man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan
sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak
mempunyai sifat sebagai pemimpin. Keith Davis merumuskan empat sifat umum yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu,
kecerdasan, kedewasaan dan kekuasaan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan
berprestasi dan sikap-sikap hubungan kemanusiaan.
Teori Kelompok, teori ini beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuan-
tujuannya, maka harus dapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikutnya. Suatu contoh penemuan Greene menyatakan bahwa ketika para bawahan
tidak melaksanakan pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung menekankan
pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tugas). Barrow dalam study Laboratorium
menekankan bahwa produktivitas yang lebih besar terhadap gaya kepemimpinan
dibandingkan dengan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas.
Teori Situasional dan Model Kontijensi, tahun 1967 Fred Fiedler mengusulkan
suatu model berdasarkan situasi untuk efektivitas kepemimpinan konsep model ini
dituangkan dalam bukunya A Theoty of Leadership Effectiveness.
Model Kepemimpinan Kontijensi dari Fiedler, model ini berisi tentang
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun
situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungan dimensi- dimensi empiris
yaitu, hubungan pemimpin anggota, derajat dari struktur tugas dan posisi kekuasaan
pemimpin.
Teori Jalan Kecil-Tujuan (path goal theory), secara pokok teori path-goal
berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi kepuasan
dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Teori path-goal versi house memasukkan
empat tipe atau gaya utama kepemimpinan yaitu kepemimpinan derectif, kepemimpinan
yang mendukung, kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan yang berorientasi pada
prestasi.
27
Pendekatan Social Learning dalam kepemimpinan, aplikasi dari
kepemimpinan ini secara lebih spesifik ialah bawahan secara aktif ikut terlibat dalam
proses kegiatan organisasi dan bersama-sama dengan pimpinan memusatkan pada
perilaku sendiri dan perilaku lainnya. Contoh pendekatan ini adalah pemimpin lebih
mengetahui dengan variable-variable mikro dan makro, pemimpin bekerjasama dengan
bawahannya, pemimpin bersama-sama dengan bawahannya menemukan cara-cara
untuk mengatur dan menguatkan organisasi.
BAB V
(Gaya Kepemimpinan)
Gaya Kepemimpinan Kontinun, gaya ini klasik menurut Robert Tennenbaum ada
dua bidang pengaruh ekstream pertama, bidang pengaruh pimpinan kedua, bidang
pengaruh kebebasan bawahan. Ada beberapa model keputusan pemimpin yaitu,
pemimpin membuat keputusan dan memberi tahu bawahan, pemimpin menjual
keputusan, pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide, pemimpin
memberikan keputusan, pemimpin meemberikan persoalan.
Gaya Managerial Grid, gaya kepemimpinan ini antara lain: manajer sedikit sekali
usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, manajer mempunyai
rasa tanggung jawab yang tinggi, gaya kepemimpinan dari manager ini adalah rasa
tanggung jawab yang tinggi, manajer menjalankan tugasnya secara otokratis, manager
mempunyai sedikit pemikiran medium baik pada produksi maupun orang-orang.
Tiga Kepemimpinan dari Reddin, dipopulerkan oleh W.J REDDIN. Gaya ini
dibedakan menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan efektif dan tidak efektif. Ada empat
gaya kepemimpinan efektif yaitu:eksekutif, pencinta pengembangan , otokratis ,birokrat.
Dan ada empat gaya kepemimpinan tidak efektif yaitu: pencinta kompromi, missionary,
otokrat dan lari dari tugas.
Empat sistem Manajemen dari Likert, dalam penelitiannya Linkert telah
mengembangkan suatu ide dan pendekatan yang penting untuk memahami prilaku
pemimpin. Likert merancang empat kepemimpinan dalam manajemen yaitu: manajer
dalam hal ini sangat otokratis,pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati, gaya
kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manager, oleh linkert sistem ini dinamakan
pemimpin yang bergaya kelompok (berpartisipatif)
28
BAB VI
(Kepemimpinan Situasional)
Kepemimpinan ini menurut Harley dan Blanchard adalah didasarkan pada saling
berhubungan hal-hal berikut: jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh
pimpinan, jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan, tingkat
kesiapan atau kematangan para pengikut dalam melaksanakan fungsi dan tujuan
tertentu.
Gaya Dasar Kepemimpinan, dalam hubungannya dengan perilaku pimpinan ini
ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahan yaitu: perilaku
pengarahan dan perilaku mendukung
Perilaku Gaya Dasar Kepemimpinan dalam Mengambil keputusan, perilaku
dasar pemimpin yang mendapat tanggapan para pengikutnya sewaktu pemimpin
tersebut melakukan proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan maka empat
dasar yang telah diuraikan diatas dapat diaplikasikan dan diidentifikasikan dengan suatu
proses pengambilan keputusan tersebut.
Kematangan Para Pengikut, kematangan dalam kepemimpinan situasional
dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk
bertanggung jawab dalam mengarahkan perilaku sendiri.
Gaya Kepemimpinan, adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita
tunjukan dan sebagai yang diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi
kegiatan-kegiatan orang lain. Pola umum yang biasanya terlibat antara perilaku yang
berorientasi pada tugas atau perilaku hubungan atau beberapa kombinasi dari keduanya,
dua bentuk tugas ini dan hubungan yang merupakantitik pusat dari konsep
kepemimpinan situasional. Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang bisa
menyesuaikan perilaku dirinya sesuai tuntutan dari keunikan lingkungannya.
Penyesuaian Gaya, penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin
yang sesuai dengan kehendak dari suatu lingkungan tertentu. Gaya ini dapat juga
dinamakan keluwesan gaya karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut
menyesuaikan diri dengan lingkungan tertentu. Jika seorang pemimpin yang mempunyai
tingkat gaya yang besar tidak efektif kalau gaya perilakunya tidak sesuai dengan tuntutan
situasi.
29
BAB VII
(Kekuasaan Kepemimpinan)
BAB VIII
(Konfilik dan Kepemimpinan)
30
Istilah konflik akan membawa suatu kesan dalam pikiran seseorang bahwa dalam
hal tertentu terdapat suatu pertikaian. Pertentangan antara beberapa orang atau
kelompok orang-orang, tidak adanya kerja sama, perjuangan satu pihak untuk melawan
pihak lainnya, atau suatu proses yang berlawanan sebagaimana disadari bersama bahwa
dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal berikut: sejumlah kebutuhan-
kebutuhan dan peranan yang bersaing, beraneka macam cara yang berbeda yang
mendorong peran-peran dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan, banyaknya bentuk
halangan-halangan yang bisa terjadi diantara dorongan dan tujuan, terdapat aspek-aspek
yang positif dan negatif.
Konflik antar pribadi, terjadi jika ada dua orang atau lebih berinteraksi satu sama
lain dalam melaksanakan tugasnya. Johari Window salah satu kerangka yang semakin
terkenal untuk menganalisis dinamika interaksi antara diri seseorang dengan orang lain.
Berikut ringkasan empat sel dari Johari yaitu: membuka diri, menutup diri, membutakan
diri, tidak menemukan diri.
Strategi pemecahan konflik, strategi dasar menurut hasilnya dapat disebut Sama-
sama merugi yaitu bahwa kedua pihak yang sedang konflik sama-sama merugi atau
sama-sama kehilangan, Kalah menang yaiu dalam situasi konflik akan berusaha untuk
memaksakan kekuatan untuk menang dan mengalahkan pihak lain, Sama-sama
beruntung strategi pemecahan konflik menang-menang ini barangkali sesuai dengan
keinginan-keinginan manusia dan organisasi.
Konflik organisasi, ada empat sumber organisasi yaitu, Suatu situasi yang tidak
menunjukkan keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, terdapatnya sarana-
sarana yang tidak seimbang, terdapatnya suatu persoalan yang tidak selaras, timbulnya
persepsi yang berbeda.
Strategi pemecahan konflik dalam organisasi, secara tradisional pendekatan
konflik dalam organisasi dapat dilakukan secara sederhana dan optimistik. Pendekatan
tersebut dapat didasarkan yang menyebabkan konflik, kambing hitam diterima sebagai
suatu yang tidak dihindari. Menurut Louis Pondy dalam mengatasi konflik ada meliputi 3
pendekatan yaitu: pendekatan tawar menawar, pendekatan birokratis, pendekatan
sistim
31
BUKU KETIGA (Kepemimpinan & Perilaku Organisasi)
BAB 1
32
“Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas
mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan
menyempurnakan organisasi”(Nancy Dixon, 1994)
truktur merupakan sebuah korelasi antara fungsi dalam organisasi. Dengan kata
lain, struktur organisasi ialah hubungan antar karyawan serta tugas dan fungsi mereka
sebagai personel kelompok pelaksana. Struktur organisasi yang bermutu harus
memenuhi syarat dan berdaya guna. Adapun fungsi atau kegunaan struktur dalam
organisasi: 1. Kejelasan Tanggung Jawab. Kejelasan kedudukan atau jabatan anggota
organisasi dapat membantu koordinasi dan hubungan yang disebabkan oleh munculnya
keterkaitan penyelesaian sebuah tugas yang diamanahkan pada seseorang. 3. Kejelasan
Uraian Tugas.
A. Asas Organisasi
1. Asas tujuan organisasi, harus jelas dan rasional
2. Asas kesatuan tujuan, harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai
3. Asas kesatuan perintah, bawahan menerima perintah dan
mempertanggungjawabkannya hanya kepada seorang atasan.
4. Asas rentang kendali, manajer hanya bisa memimpin secara efektif sejumlah
bawahan tertentu, misalnya 3 orang atau 9 orang.
5. Asas pendelegasian wewenang, pembagian wewenang harus jelas dan efektif.
6. Asas keseimbangan wewenang dan tanggungjawab, wewenang yang diberikan
dengan tanggungjawab yang timbul karenanya harus sama besarnya.
7. Asas tanggungjawab, harus sesuai dengan garis wewenang.
8. Asas pembagian kerja
9. Asas penempatan personalia
10. Asas jenjang berangkai, prosedur wewenang harus bersifat vertikal yang jelas,
tidak terputus-putus dengan jarak pendek.
11. Asas efisiensi
33
12. Asas koordinasi
C. Mendesain Struktur Organisasi
Terdapat enam principal yang diperlukan dalam merancang struktur organisasi
(Robbins dkk, 2003):
1. Spesialisasi Pekerjaan
2. Departemenisasi
3. Rantai Komando
4. Rentang Pengawasan
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
6. Formalisasi
. 1.Strategi
2. Ukuran organisasi
3. Teknologi
34
BAB 3
3. Negosiasi
Kelanjutan kerjasama demi mengejar tujuan bersama dan mewujudkan nilai-nilai
yang tidak diperoleh sebelumnya dapat dilakukan dengan proses negosisasi.
35
D. Teori-Teori Pembentukan Kelompok
1. Teori kedekatan
Teori dasar yang mendeksripsikan tentang eksistensi afiliasi di sebagian orang.
2. Teori interaksi
Teori ini mengungkapkan kelompok yang dibentuk dari kegiatan, interaksi, serta
perasaan dan emosi (sentimen) yang saling berhubungan.
3. Teori keseimbangan
Teori ini menjelaskan tentang ketertarikan yang muncul dari manusia pada orang
lain dipengaruhi oleh kesamaan perilaku dalam memahami sebuah tujuan.
4. Teori pertukaran
Teori ini memiliki fungsi yang sama dengan teori motivasi dalam menyelesaikan
pekerjaan. Teori kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan juga berperan dalam
teori ini.
E. Alasan Pembentukan Kelompok
Berikut merupakan empat alasan pentingnya setiap individu untuk berkelompok:
1. Untuk pemuasan kebutuhan
Pemuasan kebutuhan manusia merupakan motivasi inti dalam berkelompok.
2. Adanya kedekatan dan daya tarik
Kedekatan dan daya tarik yang berorientasi pada persepsi, sikap, prestasi atau
kesamaan motivasi mampu menciptakan interaksi antar individu.
3. Adanya tujuan kelompok
Apabila tujuan masing-masing individu diaplikasikan dalam sebuah kelompok,
maka menyatulah tujuan kelompok tersebut dan menghasilkan kinerja yang positif.
4. Alasan ekonomi
Kekuatan yang dimiliki setiap kelompok, utamanya motif ekonomi dan kerja keras
tiap anggota akan meningkatkan proses kerja kelompok yang mampu menguntungkan
kelompok itu sendiri.
36
BAB 4
PERILAKU INDIVIDU, PERILAKU KELOMPOK DAN PERILAKU ORGANISASI
(Konsep Dasar dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan)
A. Kepemimpinan, Kekuasaan dan Politik
1. Kepemimpinan
Pemimpin adalah individu yang memimpin, dan kepemimpinan merupakan sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin.
a. Miftah Thoha menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan
maupun kelompok.”
b. Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses
mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok
dengan kemauan dan antusias”.
37
keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya
paling sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002, p. 460).
B. Kekuasaan
Miriam Budiardjo (2002) berpendapat “kekuasaan adalah kewenangan yang
didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan
melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku”. Ramlan Surbakti (1992) juga menyebutkan bahwa “kekuasaan merupakan
kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang mempengaruhi”.
Pengertian kekuasaan secara umum adalah “kemampuan pelaku untuk
mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku
terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan”
(Harold D. Laswell, 1984:9).
C. Politik
Politik yang berasal dari bahasa Yunani politicos berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara merupakan proses pembuatan dan penyerahan
kekuasaan dalam masyarakat yang diantaranya berwujud proses pengambilan
keputusan dalam negara.
38
BAB 5
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
(Teori, Fungsi, Pendekatan dan Kualitas Kepemimpinan Pendidikan)
A.Teori Kepemimpinan dalam Organisasi
1) Teori sifat: kecerdasan, inisiatif, keterbukaan dan perasaan humor, antusiasme,
kejujuran, simpatik, kepercayaan pada diri sendiri /PD
2) Teori Kelompok (berskala psikologi sosial) : Pertukaran antara pemimpin dan
pengikutnya, konsep sosiologi, memperhitungkan dan membantu pengikutnya,
pemberian perhatian
3) Teori Situasional dan model kontingensi : Hubungan pemimpin dan struktur fungsi,
derajat tugas dan strukutur tugas, otorita formal (kontingensi), diterima oleh
pengikutnya, tugas dan semua berhubungan dengannya ditentukan dengan secara
jelas, penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal
4) Teori jalan-jalan kecil-tujuan : Kepemimpinan direktif, pemimpin mendukung
partisipatif, pemimpin berorintasi pada prestasi.
2. Pendekatan Keahlian
3. Pendekatan Perilaku
4. Pendekatan Situasional
39
BAB 6
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Persepsi merupakan tanggapan langsung dari suatu proses dimana seseorang
mengetahui beberapa hal melalui inderanya.
40
Adanya perbedaan pendapat dan pengertian terkait sebuah informasi disebabkan
oleh masalah mental masingmasing. Meskipun demikian, akan selalu ada upaya
untuk menemukan titik temu dari sebuah perbedaan. Pemimpin harus
merencanakan komunikasi, dan menjadikan informasi tersebut sesuai dengan
bahasa dan latar belakang anggotanya.
BAB 7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah proses menyeleksi sejumlah alternatif pengambilan
keputusan penting bagi manajer administrator karena proses ini berperan aktif dalam
memotivasi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi. Weyne
dan Miskel (2014:490) menjelaskan “pengambilan keputusan merupakan tanggung
jawab semua penyelenggara sekolah, namun sebelum keputusan diubah menjadi
tindakan, maka keputusan tersebut tidak lebih baik dari iktikad baik”. Selain itu, Usman,
(2013:440) berpendapat “pemutusan merupakan syarat mutlak bagi administrasi
pendidikan karena sekolah, seperti halnya semua organisasi formal, pada dasarnya
berupa pengambilan keputusan”.
A. Dasar Pengambilan Keputusan
George R.Terry dan Brinckloe menyebutkan “dasardasar pendekatan dari
pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
2. Pengalaman
3. Fakta
4. Wewenang
5. Logika/Rasional
41
• Keputusan Rutin : Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta
biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak Rutin : Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.
42
BAB 8
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
(Teori-Teori Motivasi dan Penerapannya dalam Lembaga Pendidikan)
Istilah motivasi (motivation) merupakan istilah serapan dari bahasa latin“movere”, yang
secara harafiah berarti “menggerakkan” (to move).
A. Definisi Motivasi
Menurut RA. Supriyono, motivasi adalah “kemampuan untuk berbuat” sesuatu sedangkan
motif adalah “kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu”.
B. Konsep Motivasi
Kajian kepustakaan mengenai efisiensi internal oleh Frantz (1988) menemukan
beberapa unsur dari efisiensi-X seperti yang disebutkan di bawah ini:
• Kajian produktifitas
• Alokasi sumber daya
• Faktor pendekatan manajemen
Dari sudut pandang ekonomi terdapat empat unsur kunci yang merupakan konsep
usaha di tempat kerja, antara lain :
1. Aktivitas (A) yang merupakan pekerjaan seseorang
2. Kecepatan (K) melakukan aktivitas
3. Presisi (P) melakukan pekerjaan yang berkualitas
4. Pola waktu (W) atau ritme melakukan pekerjaan
43
BAB 9
Stress merupakan kondisi psikofisik dialami setiap orang, tidak mengenal jenis
kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi.
A. Pengertian Stress
Kata stres berasal dari bahasa latin “Stringere” yang berarti ketegangan atau tekanan.
Munculnya reaksi stres, yang kemunculannya tidak diharapkan orang–orang, biasanya
disebabkan oleh tingginya tuntutan dari lingkungan sekitar terhadap seseorang sehingga
keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu; hal ini dikenal sebagai
distress.
Penyebab distress adalah situasi menekan, berasal dari tugas berat atau yang
dilakukan dalam situasi yang tidak kondusif, yang terus-menerus dirasakan seseorang;
jenis stres seperti ini juga disebabkan oleh trauma. Sopiah (2008: 85) mengungkapkan
bahwa “stres merupakan suatu respons adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan
menantang atau mengancam kesehatan seseorang”.
1. Jenis Stres
Quick dan Quick (1984) membagi kategori stres menjadi dua, yaitu:
a. Eustress,
b. Distress,
2. Penyebab Stress
Faktor pemicu stres di antaranya adalah: (1) fisikbiologik, penyakit sulit
disembuhkan, cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2) psikologik, negatif
thinking, sikap permusuhan, iri hati, dendan dan sejenisnya; (3) sosial
Luthans (1992) membagi penyebab utama (stressor) stres menjadi empat poin
penting, yakni:
a.Extra organizational stressors
b.Organizational
c.Group stressors
d.stressors
e.Individual stressors
3. Mengelola Stress
a. Coping
b. Selalu Berfikir Positif (Positive Thinking)
4. Faktor-Faktor Penyebab Stress
Stres pada umumnya berkonotasi negatif karena adanya suatu kontra produktif.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diketahui seputar pengaruh stres dalam
konteks positif.
a) Faktor Lingkungan
44
b) Faktor Organisasional
c) Faktor Personal
d) Berasal dari kepribadiannya sendiri
5. Dampak Stress dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi, tekanan dan gangguan adalah hal yang lumrah terjadi sehingga
cara mengantisipasi hal tersebut sangat penting agar pekerjaan tidak terganggu.
B. Akibat dan Tanda-tandanya serta Strategi Mengelolanya
dalam Lembaga Pendidikan Organisasi
1. Menghindari mekanisme pertahanan diri yang kaku
2. Menghindari (avoidance)
3. Melatih asertivitas
4. Mengalihkan stressor menjadi hal positif
5. Berkompromi
6. Mitigasi (mitigation)
7. Menyelesaikan masalah yang menyebabkan stres
8. Manajemen Stress
BAB 10
BUDAYA ORGANISASI
(Pengertian, Peranan, Serta Membangun dan Membina Budaya di Lembaga
Pendidikan)
A. Definisi Budaya Organisasi Menurut Para Ahli
1. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), “budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh
organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri”.
2. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
“budaya organisasi adalah caracara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi”.
3. Menurut Robbins (1996:289), “budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama
yang dianut oleh anggotaanggota organisasi itu”.
B. Level Budaya Organisasi
1. Artefak
Artefak adalah aspek budaya yang wujudnya nyata atau dapat dilihat. Contohnya
lisan, perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi.
2. Nilai-nilai yang mendukung
Nilai adalah dasar titik berangka evaluasi yang dipergunakan anggota organisasi
untuk menilai organisasi, perbuatan, situasi dan hal-hal lain yag ada dalam
organisasi.
3. Asumsi dasar
Asumsi merujuk pada keyakinan yang dimiliki anggota organisasi mengenai diri
sendiri, orang lain, serta hubungan mereka dengan orang lain, dan juga hakekat
organisasi. Sementara, Lundberg (dalam Mohyi, 1999:196) dalam studinya yang
45
melanjutkan studi (pendapat) salah satu pakar, Schein, dan menjadikan tingkatan
budaya organisasi sebagai topik utama membagi klasifikasi budaya organisasi ke
dalam empat kelas, yaitu:
a) Artefak
b) Perspektif
c) Nilai
4. Asumsi
Asumsi ini seringkali tidak disadari lebih dalam dari artefak, perspektif dan nilai.
46
BAB 11
IKLIM ORGANISASI
(Konsep, Teori dan Strategi Menciptakan Iklim yang Kondusif di Lembaga
Pendidikan)
Iklim Komunikasi Organisasi adalah salah satu peranan penting dalam suatu
organisasi. Iklim organisasi sangat perlu dipertimbangkan oleh pimpinan organisasi
karena hal ini dapat berdampak pada efektivitas kerja anggotanya.
A. Konsep Iklim Organisasi
1. Robert G. Owens mendefinisikan ”iklim organisasi sebagai studi persepsi individu
mengenai berbagai aspek lingkungan organisasinya.”
2. Keith Davis mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai ”the human
environment within an organization’s employees do their work”. Pernyataan Davis
tersebut mengandung arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang menyangkut
semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu
organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya”.
3. Steers menyebutkan “iklim organisasi dapat dipandang sebagai kepribadian
organisasi yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya. Iklim organisasi tertentu
adalah iklim yang dilihat pekerjanya, tidak selalu iklim yang sebenarnya dan iklim
yang muncul dalam organisasi merupakan faktor pokok yang menentukan perilaku
pekerja”.
4. Menurut Newstrom & Davis (1996: 21), “iklim organisasi adalah lingkungan manusia
yang di dalamnya para pegawai suatu organisasi melakukan pekerjaaan mereka. Jadi,
iklim organisasi menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh
pegawai yang berada dalam suatu organisasi yang mempengaruhi pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas keorganisasiannya”.
dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah kondisi terkait karakteristik yang
terjadi dalam dunia kerja yang dilihat dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anggota
organisasi tersebut.
47
yang tidak menyenangkan. Majikan dan karyawan menginginkan iklim yang lebih
menyenangkan karena maslahatnya, seperti kinerja yang lebih baik dan kepuasan
kerja. Unsur-unsur yang mengkontribusi terciptanya iklim yang menyenangkan
adalah: (1) kualitas kepemimpinan, (2) kadar kepercayaan, (3) komunikasi, ke atas
dan ke bawah, (4) perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, (5) tanggung
jawab, (6) imbalan yang adil, (7) tekanan pekerjaan yang nalar, (8) kesempatan, (9)
pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar, dan (10) keterlibatan pegawai,
partisipasi”.
c) Halpin and Croft mengungkapkan berdasarkan anggapan bahwa ”iklim organisasi
merupakan persepsi dari anggotanya, maka ada beberapa faktor yang membentuk
iklim organisasi, yaitu : keterpisahan, rintangan, keakraban, kejauhan, tekanan pada
hasil, dorongan (motivasi) dan semangat”.
2. Iklim Organisasi Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Iklim organsiasi berpengaruh terhadap motivasi, produktivitas dan kepuasan kerja
melalui pembentukan harapan karyawan tentang segala resiko yang akan muncul dari
setiap tindakan yang dilakukan.
48
BAB 12
KEEFEKTIFAN ORGANISASI
(Pengertian, Pendekatan dan Cara-Cara Menentukan Keefektifan Lembaga
Pendidikan)
49
4. Kebijakan dan Praktik Manajemen
Kebijakan yang diambil seorang manajer dalam mengelola organisasi memiliki dampak
langsung terhadap keefektifan organisasi.
BAB 13
PENGEMBANGAN ORGANISASI
PENDIDIKAN
(Tujuan dan Langkah-Langkah Pengembangan)
Pengembangan organisasi adalah suatu proses yang berguna dalam menganalisis serta
menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam suatu organisasi.
50
a. Perkembangan konsepsi organisasi dan manjemen yang lebih bersifat manusiawi,
konsep ini mempengaruhi baik pandangan terhadap hakekat manusia dalam
organisasi, mana dari tempat kerja maupun hakikat kehidupan organisasi.
b. Perkembangan konsep tentang latihan kepekaan dan metoda laboratori.
c. Gerakan pengembangan potensi manusia.
Wendel Fench dan Cecil Bell dalam Serero (2015) mengemukakan pengembangan
organisasi sebagai “suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses
pemecahan masalah dan perubahan organisasi, terutama melalui manajemen budaya
organisasi yang lebih efektif dan kolaborasi dengan tekanan khusus pada budaya timtim
kerja formal, dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator dan penggunaan teori
dan teknologi ilmiah keperlilakuan terapan, mencakup riset kegiatan”.
51
B. Langkah-Langkah Pengembangan
Gunawan dalam Miza (2015) membagi teknik-teknik pengembangan organisasi
(PO)ke dalam beberapa poin berikut:
Pengembangan organisasi (PO) untuk perseorangan melalui teknik latihan
1.
sensitivitas. Meningkatkan sensitivitas dan keterampilan penanganan
hubungan-hubungan antar pribadi.
2. PO untuk dua atau tiga orang. Teknik analisis transaksional akanmembina orang-
orang untuk mengirim berita yang jelas dan bertanggung jawab serta
memberikan tanggapan yang wajar dan beralasan.
3. PO untuk tim atau kelompok. Konsultasi proses dimana konsultan membimbing
anggota kelompok merubah cara bekerja sama dan mengembangkan berbagai
ketrampilan diagnostik dan pemecahan masalah yang lebih efektif.
4. PO untuk hubungan-hubungan antar kelompok. Pertemuan (rapat) untuk
memungkinkan organisasi menilai kesehatannya sendiri dan menetapkan
rencana-rencana kegiatan perbaikan.
5. PO untuk organisasikeseluruhan. Teknik survei umpan balik diguinakan untuk
meningkatkan operasi-operasi organisasi secara keseluruhan. Hasil survei
(umpan balik) berberan sebagai media dalam pemecahan masalah dan
pemanfaatan kesempatan yang ada.
Sementara itu, Pudjosumedi dalam Munar (2014) memiliki penjabaran lain
mengenai pengembangan organisasi dengan berbagai pendekatan berikut:
a. Latihan kepekaan (sensitivity training) atau dinamakan pula pendekatan “T-group”,
“T” berasal dari Training.
b. Latihan jaringan (Grid training)
c. Umpan balik (survey feedback)
d. Konsultasi proses (process consultation)
e. Perdamaian oleh pihak ketiga (Thrird Party Peacmaking)
f. Pembentukan tim (tim building)
52
BAB III. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN ISI BUKU
a. Pembahasan Bab 1 tentang Kepemimpinan
Menurut buku Pemimpin dan Kepemimpinan, Kepemimpinan merupakan cabang dari
kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara.Sedanglan menurut
buku Kepemimpinan dalam Manajemen pemimpin itu adalah penggembala, dan setiap
pengembala akan ditanyakan tentang perilaku pengembalaannya. Ungkapan ini
membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun wujudnya, dimanapun letaknya akan
selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.Dan
menurut buku Kepemimpinan dan Perilaku organisasi pemimpin ialah sebagai pembuat
keputusan, sehingga keputusan tersebut dapat menuntun pada tindakan yang perlu
dilakukan beserta pelaksana, waktu, tempat dan bagaimana pelaksanaan tindakan itu.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas kepemimpinan bukanlah sekedar ilmu tetapi sebuah
sifat yang harus kita miliki karna Kepemimpinan menuntun kita sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam membuat keputusan sehingga keputusan tersebut dapat
menuntun pada tindakan yang perlu dilakukan beserta pelaksana, waktu, tempat dan
bagaimana pelaksanaan tindakan itu.
Dari ketiga buku tersebut kita dapat mengetahui bagaimana Metode, Gaya,dan fungsi
kepemimpinan
- Inteligence activity yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan
inteligent
53
- Design activity yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman, dan
menganalisis kemungkinan pemecahan masalah.
- Choise activity yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecahan
Pada buku ketiga mereka menjelaskan apa saja dasar dalam pengambilan keputusan
sebagai berikut: George R.Terry dan Brinckloe menyebutkan “dasardasar pendekatan
dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
6. Intuisi
7. Pengalaman.
8. Fakta
9. Wewenang
10. Logika/rasiona;
Dari pernyataan diatas kita dapat mengetahui bahwa dalam pengambilan keputusan
harus memeliki proses dan dasar yang benar
54
B . KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Buku Pertama
▪ Kelebihan : Pada buku Dr. Kartini kartono sudah jelas dan lengkap karena
mengumpas tuntas semua materi tentang tata tertib, arti kerja, konsep, metode,
dinamika dan laying lain ia juga membahasnya satu persatu materi tersebu
sehingga pembaca puas dan teori-teori kepemimpinan dengan jelas.
▪ Kekurangan : Pada buku Dr. Kartini kartono dalam bukunya tersebut lumayan
susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk
dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membaca
untuk dapat memahaminya dalam buku ini .
Buku Kedua
• Kelebihan : Pada buku Miftah Thoha yang berjudul Kepemimpinan dalam
Manajemen tampilan depannya (cover) sangat menarik minat pembaca karena
pada cover tersebut diberi gambar sosok pemimpin diantara oran-orang yang
dipimpinnya, warna pada covernya terang menambah minat seseorang untuk
membacanya. Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-
identitasnya sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini,
isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci . isi dari
buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi para ahli sehingga
menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis juga
memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca
untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Kesimpulan dari keseluruhan
disampaikan pada Bab terakhir.
• Kekurangan : kesimpulan tidak dipaparkan pada setiap bab tetapi dibuat pada
keseluruhan kesimpulan dari bab I sampai bab terakhir, dan pengulangan
pembahasan sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
55
Buku ketiga
• Kelebihan : Pada buku M Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri yang berjudul
Kepemimpinan dan perilaku organisasi tampilan depannya (cover) sangat
menarik minat pembaca karena pada cover tersebut diberi gambar dengan editan
yang bagus warna pada covernya yang cukup berani menambah minat seseorang
untuk membacanya. Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan
identitas-identitasnya sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak
meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan
jelas dan rinci.
▪ Kekurangan : pada buku M Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri dalam bukunya
tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu
mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi
saat membaca untuk dapat memahaminya dalam buku ini .
A.KESIMPULAN
Kepemimpinan dalam manajemen dan organisasi memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk memimpin dan mengatur sesuatu bukan
hanya berdasarkan apa yang kita inginkan, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan. Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki
dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
56
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).
B.REKOMENDASI
Pemimpin adalah seorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan.
seorang pemimpin haruslah bijaksana dalam mengambil keputusan. Berhasil atau
tidaknya suatu lembaga atau organisasi terbentuk dari seorang pemimpin yang
berkualitas.
Daftar Pusaka
syamsu Q. Badu, Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan dan perilaku Manajemen. Gorontalo:
Ideas publishing.
57