Anda di halaman 1dari 57

CRITICAL BOOK REVIEW

NAMA MAHASISWA : Teguh Fachri Fahros


NIM : 7213550016
DOSEN PENGAMPU : Nelly Armayanti.SP.M.S.P
MATA KULIAH : Kepemimpinan

PROGRAM STUDI BISNIS DIGITAL


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

1
EXSECUTIVE SUMMARY

Didalam buku yang saya analisis berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan. kepemimpinan
selalu memberikan kesan yang menarik. Topik ini memberikan daya tarik yang kuat pada
setiap orang, literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan
penjelasan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan
situasi kepemimpinan dan sayarat-syarat menjadi pemimpin yang baik. Buku ini juga
bertujuan untuk memberikan uraian mengenai hal-hal yang baik tentang
kepemimpinan.Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar
ditentukan oleh seorang pemimpinnya. Ada yang mengungkapkan bahwa pemimpin lah
yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan
ungkapan uang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang
terpenting.
Pemimpin digambarkan sebagai pengembala dan setiap pengembala akan ditanyakan
tentang perilaku pengembalanya. Ungkapan ini membuktikan bahwa seorang pemimpin
apapun wujudnya , dimana pun letaknya akan selalu mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Kepemimpinan kadangkala diartikan
sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuat keputusan. Ada juga yang mengartikan
sebagai suatu inisiatif untuk bertindak menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam
rangka mencari jalan keluar dari suatu permasalahan

2
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah mengizinkan
danmemberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
critical bookreport ini. Penulisan critical book report ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas matakuliah kepemimpinan.
Dalam proses penyusunan critical book report ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan serta bantuan baik moral maupun materil. Untuk itu penulis
mengucapkan banyakterimakasih kepada semua pihak atas bantuan dan bimbingannya.
Penulis menyadari critical book report ini masih banyak kekurangan
k a r e n a keterbatasan kemampuan kami. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun untuk kesempurnaan
penyusunan yang akan datang.Semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi
amal soleh dan ibadah bagi kita semuadan mendapatkan pahala yang setimpal dari Allah
SWT , Terima Kasih .

Medan,18 November 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………………………………… 1
EXECUTIVE SUMMARY…………………………………………………………………………………………… 2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………… 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………... 4
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………… 5
1.1 RASIONALISASI………………………………………………………………………………………… 5
1.2 TUJUAN……………………………………………………………………………………………………. 5
1.3 MANFAAT……………………………………………………………………………………………….. 5
1.4 IDENTITAS BUKU…………………………………………………………………………………… 5
BAB II.RINGKASAN ISI BUKU…………………………………………………………. 7
BUKU PERTAMA……………………………………………………………………………………………. 7
BUKU KEDUA…………………………………………………………………………………………………………24
BUKU KETIGA………………………………………………………………………………………………32
BAB III. PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………… 53
A. PEMBAHASAN ISI BUKU………………………………………………………………………… 53
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU……………………………………………………55
BAB IV. PENUTUP ………………………………………………………………………………………………… 57
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………………… 57
B. REKOMENDASI…………………………………………………….................................................57
C. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 57

4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi
Critical Book Report (CBR) adalah salah satu dari 6 jenis tugas yang wajib dipenuhi dalam
kurikulum KKNI revisi yang sedang dipergunakan di beberapa universitas, salah satunya
di Universitas Negeri Medan (UNIMED). Tugas CBR adalah tugas yang mengharuskan
mahasiswa/mahasiswi mampu untuk mengkritisi sebuah buku, mampu memberikan
penilaian terhadap sebuah buku yang bersangkutan dengan mata kuliah
mahasiswa/mahasiswi tersebut

2.4 Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan,

2.4 Manfaat
Dapat memberi informasi dari setiap buku serta dapat dipahami oleh para pembaca
tentang identitas setiap buku melalui isi ringkasan yang diikuti oleh kelemahan,
kelebihan dan yang menjadi bahan pembandingnya.

5
1.4 Identitas Buku

Buku Pertama
Pemimpin Dan Kepemimpinan
Pengarang : Dr. Kartini Kartono
Penerbit : RajaWali Press
Edisi : Pertama
Tahun terbit : 2016
ISBN : 979-421-053-2

Buku Kedua

Kepemimpinan Dalam Manajeman


Pengarang : Miftah Thoha
Penerbit : RajaWali Press
Edisi : Pertama
Tahun terbit : 2015
ISBN : 979-421-018-8

Buku Ketiga

Kepemimpinan dan Organisasi


Pengarang : Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri
Penerbit : Ideas Publishing
Edisi : Pertama
Tahun terbit : 2017
ISBN : 978-602-663-543-3

6
BAB II RINGKASAN ISI BUKU

BUKU PERTAMA (PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN)


BAB 1
TATA TERTIP DAN KETERATURAN PEMIMPIN FORMAL DAN INFORMAL
Teori Dan Teknik Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan cabang dari kelompok ilmu administrasi, khususnya
ilmu administrasi negara. Teori kepemimpinan
- Teknik kepemimpinan
Teori kepemimpinan adalah :
a. Suatu penggeneralisasian dari suatu seri fakta mengenai sifat-sifat dasar dan
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinan.
b. Dengan menekankan latar belakang historis, dan sebab-musabab timbulnya
kepemimpinan serts persyaratan untuk menjadi pemimpin.
c. Sifat-sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin, tugas-tugas pokok dan
fungsinya, serta etika profesi yang perlu dipakai oleh pemimpin.
Teknik kepemimpinan adalah:
a. Kemampuan dan keterampilan teknis pemimpin dalam menerapkan teori-teori
kepemimpinan di tengah praktik kehidupan dan dalam organisasi tertentu.
b. Melingkupi konsep-konsep pemikirannya, perilaku sehari-hari, serta peralatan
yang digunakan.
Orde, Organisasi, Administrasi

Manusia pada akhirnya harus menyadari, bahwa dirinya adalah anggota dari
suatu dunia yang teratur dan mempunyai ketertiban sendiri. Maka cara untuk
memelihara, mengurus, mengelola, mengendalikan dan mengatur terhadap dunia ini
adalah administrasi. Administrasi adalah secara harfiah berasal dari “ad” dan
“ministrare”= mengelolah,mengurus, memelihara, mengendalikan, memerintah.
Pemimpin dan memimpin itu merupakan dua macam kegiatan yang berbeda, namun
kedua hal tersebut perlu si pelajari bersama-sama supaya :

1. pemimpin dapat menjadi pemimpin penuntun yang baik


2. Para pengikut bisa menjadi pihak terpimpin yang baik pula
Adapun aneka jenis kepemimpinan antara lain :

- kepemimpinan frmal dan informal

- kepemimpinan dibidang keagamaan, pendidikan, politik, ketentaraan, bisnis, teknik,


pemerintahan

7
- kepemimpinan di bidang swasta.

Pemimpin Formal dan Informal

Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi/lembaga tertentu ditunjuk


sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku
suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban yang
berkaitan dengan nya, untuk mencapai sasaran organisasi.

Pemimpin dan Organisasi

Organisasi adalah sistem kegiatan terkoordinasi dari kelompok orang yang bekerja
sama mengarah pada tujuan bersama dibawah kewenangan dan
kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan inti dari organisasi, manajemen dan
administrasi. Pola kepemimpinan setiap organisasi selalu berbeda-beda.

8
BAB 2

ARTI KERJA BAGI MANUSIA DAN KAITANNYA DENGAN KEPEMIMPINAN

Nilai bekerja / karya bagi manusia

Beberapa aspek penting dari kerja yang perlu dibahas dan diperhatikan oleh
pemimpin adalah motivasi dan lingkungan kerja. Dalam bekerja dan bekarya manusia
melaksanakan semua bakat dan potensinyasehingga dia mentansformasikan diri sendiri
dandunia ( lingkungannya) untuk membudaya.

Dapat dipahami bahwa setiap kegiatan bekerja manusia itu harus bearti
sekalisgus juga mempunyai fungsi ekonomis, yaitu untuk menghidupi manusia dan
menambah kesejahteraan. Dengan demikian individu dapat menemukan arti dari
karya/kerjanya dan bisa menghayati proses hidupnya.

Masyarakat modern dan masalah kerja

Situasi bekerja dalam masyarakat modren yang serba kompleks sekarang selalu
membutuhkan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dalam situasi bekerja
demikian selalu di butuhkan pemimpin dan kepemimpinan demi efiensi kerja.
Sehubungan dengan pembagian tugas dalam kerja koperatif itu, khususnya dalam
struktur-struktur organisasi raksasa yang amat kompleks modern, masalah koordinasi
merupakan usaha pelik yang harus disampaikan oleh setiap pemimpin.

Masalah paling gawat dalam koordinisasi adalah masalah komunikasi. Tanpa


komunikasi yang efesien tidak mungkin orang mengadakan koordinasi. Dengan
demikian dapat kita pahami, bahwa kegiatan kerja manusia, terutama dalam bentuk unit-
unit kerja yang terorganisir secara sistematis, selalu membutuhkan pemimpin dan
kepemimpinan.

9
BAB 3

KONSEP DAN TEORI MENGENAI PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

Teori Kepemimpinan

Teori kepemimpinan adalah penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin


dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis,
sebab-musabab timbulnya kepemimpinan, persyaratan menjadi pemimpin, sifat-sifat
utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya, serta etika profesi kepemimpinan.

1. Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan


2. Sebab-sebab munculnya pemimpin
3. Tipe dan gaya kepemimpinan
4. Syarat-syarat kepemimpinan
Pemimpin dan Sifat-Sifatnya
Perkataan pemimpin/leader mempunyai macam-macam pengertian. Beberapa
definisi dapat sisebutkan di bawah ini :

1. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan


khususnya kelebihan dan kecakapan di satu bidang sehingga dia mampu
mempengaruhu orang-orang lain untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu,
demi pencapaian suatu atau beberapa tujuan.
2. Henry pratt fairchild mengatakan pemimpin dalam pengertian luas adalah
seorang yag memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan
mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang
lain.
3. John Gage Alle menyatakan : “pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun,
komandan)
4. Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau tanpa
penganagkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk
melakukan usaha bersamamengarah kepada pencapaian sasaran-sasaran
tertentu

Sifat-Sifat Pemimpin
Ordway Tead mengemukakan 10 sifat yaitu :

10
1. Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energi)
2. Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction)
3. Antusiasme ( semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar)
4. Keramahan dan kecintaan ( friendliness and affection)
5. Integritas (integrity, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati)
6. Penguasaan teknis (technical mastery)
7. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)
8. Kecerdasan (intelligence)
9. Keterampilan mengajar (teaching skill)
10. Kepercayaan (faith)
Selanjutnya George R. Terry menuliskan sifat pemimpin yang unggul
1. Kekuatan
2. Stabilitas emosi
3. Pengetahuan tentang relasi insani
4. Kejujuran
5. Objektif
6. Dorongan pribadi
7. Keterampilan berkomunikasi
8. Kemampuan mengajar
9. Keterampilan sosial
10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial

11
BAB 4

KEPEMIMPINAN METODE DAN TIPE KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan dan Metode Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu bakat ysng diperoleh orang sebagai kemampuan


istimewa yang dibawa sejak lahir.

- Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus.
- Pada umumnya pemimpin itu juga memiliki beberapa sifat-sifat superior,
melebihi kawan-kawan lainnya atau melebihi para pengikutnya.
Metode kepemimpinan ialah cara bekerja dan bertingkah laku pemimpin dalam
membimbing para pengikutnya untuk berbuat sesuatu.

Ordway Tead mengemukakan metode kepemimpinan :


1. Memberi perintah
2. Memberikan celaan dan pujian
3. Memupuk tingkah laku pribadi pemimpin yang benar
4. Peka terhadap saran-saran
5. Memperkuat rasa kesatuan kelompok
6. Menciptakan disiplin-diri dan disiplin kelompok
7. Meredam kabar angin dan isu-isu yang tidak benar
8. Kepemimpinan Yang Tidak Efesien
Inteligensi rendah, sifat penakut dan pengecut, sikap yang egoistis atau
individualistis, atribut infantil, tidak bertanggung jawab, semua itu merupakan ciri-ciri
negatif yang tidak patut dimiliki oleh seorang pemimpin demokratis.
Teori Tentang Kepemimpinan

Ada beberapa teori-teori tentang kepemimpinan teori-teori yang dimunculkan


menunjukkan perbedaan dalam :

a. Pendapat dan uraiannya


b. Metodologinya
c. Interpretasi yang diberikan
d. Kesimpulan yang di tarik
G.R Terry mengemukakan sejumlah teori kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:

12
1. Teori otokratis

2. Teori psikologis

3. Teori sosiologis

4. Teori suportif

5. Teori laissez faire

6. Teori kelakuan pribadi

7. Teori sifat

8. Teori pribadi

9. Teori humanistik/populistic

Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan sebagai berikut :

1. Tipe karismatis
2. Tipe paternalistik
3. Tipe militeristis
4. Tipe otokratis
5. Tipe laissez faire
6. Tipe populistis
7. Tipe administratif atau eksekutif

13
BAB 5

ASAS DAN FUNGSI KEPEMIMPINAN TUGAS-TUGAS PEMIMPIN

Asas dan Fungsi Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan ialah memadu, menuntun, membimbing, membangun,


memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi,
menjain jaringan-jaringan komunikasi yang baik memberikan supervisi/pengawasan
yang efisien, dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin di yuju, sesuai
dengan ketentuan waktu dan perencanaan. Adapun asas-asas kepemimpinan ialah :

1. Kemanusiaan mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, yaitu pembimbingan


manusia oleh manusia, untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap
individu, demi tujuan-tujuan human.
2. Efisien, efisiensi teknis maupun sosial, berkaitan dengan terbatasnya sumber-
sumber, materi dan jumlah manusia, atas prinsip penghematan, adanya nilai-nilai
ekonomi serta asas-asas manajemen modren.
3. Kesejahteraan dan kebahagiaan yang lebih merata menuju pada taraf kehidupan
yang lebih tinggi.
Teori dan Teknik Kepemimpinan

Yang menjelaskan pemimpin dan kepemimpinan dengan menonjolkan beberapa


aspeknya antara lain :

- Latar belakang historis pemimpin dan kepemimpinan


- Sebeb-musabab munculnya pemimpin
- Tipe dan gaya kepemimpinan
- Syarat-syarat kepemimpinan

Teknik kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan teknis serta sosial


pemimpin dalam menerapkan teori-teori kepemimpinan pada praktik kehidupan serta
praktik organisasi, yaitu: melingkupi konsep-konsep pemikiran, perilaku sehari-hari dan
semua peralatan yang dipakai.

Teknik kepemimpinan ini antara lain :

14
1. Etika profesi pemimpin dan etiket
2. Kebutuhan dan motivasi
3. Dinamika kelompok
4. Komunikasi
5. Kemampuan pengambilan keputusan
6. Keterampilan berdiskusi dan “permainan” lainnya

Etika Profesi Pemimpin dan Etiket

Profesi adalah vak, pekerjaan (beroep) yang dilakukan seseorang. Jika kepemimpinan
itu harus dijadikan satu profesi dan oleh tugas-tugasnya yang berat pemimpin tersebut
mendapatkan imbalan materil dan imateril tertentu, maka sebagai konsekuensinya pada
dirinya bisa dikenakan sanksi-sanksi tertentu. Etika adalah penyelidikan filosofi
mengenai kewajiban-kewajiban manusia, dan tentang hal-hal yang baik dan buruk jadi
penyelidikan tentang bidang moral.

Etika profesi pemimpin ialah :

- Kewajiban-kewajiban pemimpin
- Tingkah laku pemimpin yang baik dan dapat dibedakan
- Tingkah laku yang buruk
- Moral pemimpin

15
BAB 6

DINAMIKA KELOMPOK ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL

Dinamika Kelompok

Kelompok itu adalah kumpulan yang terdiri dari dua atau lebih individu dan kehadiran
masing-masing individu mempunyai arti setara nilai bagi orang lain, dan ada dalam
situasi dalam mempengaruhi. Yang terpenting dalam kelompok tersebut ialah bukannya
persamaan dan perbedaan satu sama lainnya tetapi saling ketergantungan atau
interdependensinya

Fungsi kelompok bagi individu dan fungsi pemimpin

Fungsi kelompok bagi individu adalah:

1. Kelompok itu memberi wadah-sosial dan ruang hidup psikologis kepada individu,
sehingga memunculkan sense of belonging.
2. Menjadi kader-referensi untuk mengaitkan diri, sehingga muncul loyalitas,
kesetiakawanan dan esprit de corps
3. Memberikan status sosial kepada individu, sehingga dia merasa dihargai, diakui,
diterima, merasa mendapat posisi sosial, dan penghargaan dari lingkungannya.
4. Memberikan ideal-ideal, cita-cita,tujuan-tujuan(hidup) tertentu,dan asas-asas
perjuangan bagi hidupnya.
5. Kelompok dijadikan alat atau wahana untuk mencapai cita-cita hidupnya, untuk
membangun bersama-sama.
6. Di dalam kelompok individu menjadi satu bagian dari gestalt kelompok.
Organisasi Formal dan Informal

Organisasi formal adalah organisasi yang ada di atas kertas, dengan relasi-relasi logis
berdasarkan peraturan, konvensi dan kebijkandari organisasi dengan pembagian tugas
pekerjaan dan hierarki kerja. Organisasi informal ( kelompok primer atau face to face
group) adalah sistem interelasi manusiawi berdasarkan rasa suka dan tidak suka dengan
iklim psikis yang intim, kontak muka, berhadapan muka, serta moral tinggi

16
BAB 7

PEMIMPIN DAN KOMUNIKASI

Pengambilan Keputusan

Dalam kondisi ketidakpastian dengan banyak perubahan yang mendadak, maka


aktivitas pengambilan keputusan merupakan unsur yang paling sulit dalam manajemen,
namun juga merupakan usaha yang paling penting bagi pimpinan.

H.A Simon dalam bukunya Administrative Behaviour (1947) mengemukakan tiga proses
pengambilan keputusan yaitu:

- Inteligence activity yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan
inteligent
- Design activity yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman,
dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah.
- Choise activity yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif
atau kemungkinan pemecahan
Keterampilan Berdiskusi

Kemampuan berdiskusi dengan baik merupakan salah satu persyaratan yang mutlak
perlu bagi setiap unsur pempinan. Tujuan berdiskusi ialah :

- Untuk memikirkan beberapa alternatif kemungkunan pemecahan, yang


diperlukan dalam pengambilan keputusan
- Untuk mendapatkan informasi dan data selengkap mungkin dan memikirkan cara
seefisien mungkin

17
BAB 8

REKAPITULASI TUGAS-TUGAS PEMIMPIN

Rekapitulasi Tugas-Tugas Pemimpin

1. Dalam perurutan waktu yang relatif menjadi semakin pendek, kualitas pekerjaan
dan tugas pemimpin mengandung banyak sekali dimensi inovasi
2. Pemimpin harus mampu menyusun kebijakan /policy yang bijaksana
3. Pemimpin harus bisa menerjemahkan atau menjabarkan ide-ide, konsep dan
policy
4. Pada struktur piramida pemimpin tertinggi mempunyai kewibawaan tertinggi,
kekuasaam paling besar dan penanggungjawaban paling berat
5. Pemimpin harus sanggup berfikir kreatif, orisinil, otentik dan futuristik
6. Tugas pemimpin yang palig sulit ialah pengambilam keputusan
7. Oleh kekuasaan dan kewibawaannya, pemimpin juga berfungsi sebagai juri
(wasit)dan hakim bagi segala konvensi dan “permainan” organisasi
8. Seni kepemimpinan juga mencakup keseimbangan antara pelaksanaan tugas-
tugas rutin dengan kegiatan-kegiatan inovatif dan kreatif
BAB 9

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DETERMINAN DANKEKUATAN YANG


BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMIMPINAN

Manajemen dan Pemimpin

Manajemen dapat disebut sebagai pengendalian suatu usaha yaitu merupakan:

1. Proses pendelegasian/pelimpahan wewenang kepada beberapa penanggung


jawab dan tugas-tugas kepemimpinan
2. Proses penggerakan serta bimbingan-pengendalian semua sumber daya manusia
dan sumber materiil dalam kegiatan mencapai sasaran organisasi
Fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi/pengarahan,
dan pengawasan yang harus dikuasai oleh setiap pemimpin

Seorang manajer merupakan seorang pemimpin yang memancarkan kepemimpinan


sesuai dengan asas-asas kepemimpinan yang baik.

18
Determinan Kepemimpinan dan Kekuatan yang Berhubungan dengan
Kepemimpinan

Agar kepemimpinan menjadi operasional, perlu ada determinan kepemimpinan yaitu:

1. tor orang atau pribadi


2. Faktor posisi
3. Faktor situasi/tempat

Konsep Manajemen Pembangunan di Indonesia

Konsep kepemimpinan dan konsep manajemen itu sudah ada sejak masa dahulu di
bumu tanah air kita. Pemimpin dan kepemimpinan adalah inti dari manajemen maka
pemimpin dan kepemimpinan yang tepat untuk kondisi di tanah air kita akan erat
berkaitan dengan konsep manajemen indonesia yang cocok-pas dengan situasi kondisi di
indonesia.

BAB 10

KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN KEPEMIMPINAN ABNORMAL.

Pemimpin Demokratis

Pemimpin demokratis dapat digolongkan dalam :

a. Pemimpin demokratis tulen


b. Pemimpin demokratis palsu/pura-pura
Pemimpin yang demokratis itu bisa berfungsi sebagai katalisator yang bisa
mempercepat proses-proses secara wajar dan membantu pencapaian objek yang ingin
dicapai dengan cara yang paling sesuai cocok dengan kondisi kelompok tersebut.Dalam
kepemimpinan demokratis ada penekanan pada disiplin-diri, dari kelompok untuk
kelompok

Kepemimpinan Abnormal

Orang yang gila kekuasaan adalah orang yang sakit, yang ingin
mengkompensasikan sifat-sifat bawaannya yang infenrior kedalam bentuk penguasaan
terhadap orang lain. Hendaknya para pemimpin dan manajer memahami, bahwa jika
kebanyakan dari rakyatnya itu bertingkah laku menyimpang secara sosial, abnormal

19
penampilannya, dan kriminal tindakannya, supaya dicari sebab-musababnya pada
kondisi dan situasi sosial yang siciptakan sendiri oleh para pemimpin dan para manajer
itu.

BAB 11

KEPEMIMPINAN DAN MASALAH KONFLIK

Masyarakat Modren Dan Konflik

Kehidupan dalam masyarakat moderen, terutama kehidupan di kota-kota besar


sifatnya serba tergesa-gesa, dipenuhi banyak persaingan dan perlombaan hidup, karena
orang suka membandingakan diri sendiri dengan orang lain. Suasana penuh kompetisi
ini di warnai oleh tingkah lakunya yang kurang wajar dan abnormal. Selanjutnya
pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, banyak terjadi perubahan
sosial dan pertumbuhan yang tidak sama dari kebudayaan, muncullah disharmoni,
disintegrasi dan disorganisasi masyarakat yang mengandung konfik terbuka.
Sehubungan dengan semua itu maka manajemen masyarakat modren adalah identik
dengan manajemen konflik.

Dasar Filsafi Dari Konflik Dan Pendekatan Pemimpinan Pada Konflik

Untuk menangani konflik di semua bidang kehidupan orang mengembangkan tiga


macam pendekatan pemimpin yaitu :

a. Pendekatan pemimpin yang tradisional


b. Netral atau behavioral
c. Modren atau interaksional
Maka mengelola konflik ditengah masyarakat luas dan di negara yang bersangkutan ,
merupakan tugas para pemimpin, terkhususnya para pemimpin mengambil keputusan.

Alat-Alat Bagi Manajemen – Konflik

Pemimpin modren harus mamou mendorong bawahan dan pengikutnya


mengemukakan ide-ide sendiri, berpartisipasi aktif, damn mau menerima banyak
perbedaan serta keanekaragaman.lalu menciptakan kondisi yang merangsang konflik-
konflik positif yang terkendali dan bisa dijinakkan.

20
Adapun alat-alat yanguntuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi dalam organisasi
asalah :

1. Memecahkan masalah melalui sikap kooperatif


2. Mempersatukan tujuan
3. Menghindari konflik
4. Ekspansi dari sumber energi
5. Memperhalus/memperlunak konflik
6. Kompromi
7. Tindakkan otoriter
8. Mengubah struktur organisasi dan struktur individual
BAB 12

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA

Usaha Memahami Dunia Mahasiswa

Dalam GBHN Tap. MPR –RI No. IV/MPR/1978 dicantumkan peranan perguruan
tinggi dalam era pembangunan dan perlunya ada pembinaan para siswa. Para mahasiswa
yang berusia sekitar 18-27 tahun itu adalah pribadi yang sedang berkembang dan tengah
mencari jati dirinya atau identitas sendiri.

Mereka sudah melewati massa “aturm und drang” dan massa puber, akan tetapi
belum mencapai kedewasaan penuh. untuk memahami kondisi mahasiswa dengan
perbagai aktivitas dan pola kepemimpinannya kita coba melakukan pendekatan dari
beberapa segi untuk menganalisis kegiatan mereka.

Pertama, pendekatan psikologis mendasarkan analisisnya mengenai adanya


pengaruh-pengaruh yang bersifat menekan. Yaitu :

1. Pengaruh keluarga
2. Adanya tekanan-tekanan sosial dari masyarakat
3. Adanya tekanan-tekanan politik
4. Adanya tekanan dari kebudayaan masyarakat makmur
5. Oleh proses pendewasaan diri
Tipe Pemimpin Mahasiswa

21
Antara kelompok mahasiswa sebagai satu unit dengan pimpinannya selalu dapat
kaitan yang erat. Jenis kelompok akan memilih tipe pimpinannya sendiri yang cocok
dengan ambisi-ambisi kelompok. Maka tipe pemimpin mahasiswa dapat kita bagi dalam
beberapa penggolongan yaitu sebagai berikut

a. Pembagian menurut sifat kepemimpinannya, ialah otoriter atau otoritatif, yang


demokratis dan laissez faire.
b. Pembagian menurut “status” atau kedudukan
c. Pembagian menurut bidang interestnya

BAB 13

KEPEMIMPINAN MILITER

Kepemimpinan Militer Dengan Sifat-Sifatnya

Peranan militer dan kepemimpinannya itu pada hakikatnya bukan merupakan


penonjolan karakteristik sosial-militer, akan tetapi merupakan respon (reaksi) dari
struktur politik dan struktur institusional masyarakat yang belum mapan benar, yang
masih lemah, berantakan, kisruh dan kacau. Kepemimpinan militer itu sangat efisien dan
dinamis, sedangkan dalam keadaan kritis serta masa perang, kaum militer cenderung
menjadi semakin otoriter dan semakin keras.

Sifat-sifat kepemimpinan militer yang sangat menonjol antara lain :

1. Otoriter lewat komando atas efisiensi


2. Ada disiplin tinggi dan esprit de corp yang kuat, serta pengabdian penuh pada
tugas-tugas
3. Interaksi yang searah
4. Memiliki stamina fisik dan mental yang tinggi
5. Memiliki loyalitas dan integritas tinggi
6. Bersikap selalu terbuka terhadap perubahan, progres, ideide baru, inovasi dan
modrenisasi
7. Efisien secara teknis dan taktis
8. Kompetisi tersebut mengarah pada profesionalisasi

22
Kepemimpinan Militer Ditengah Masyarakat

Di massa perjuangan fisik merebut kemerdekaan negara kita, tentara rakyat


memainkan peranan besar sekali. Pada awal kemerdekaan itu “tentara rakyat”
merupakan kelompok-kelompok orang muda terpelajar, berasal dari kelas menengah
dan kelas bawah. Bagi pihak militer sendiri, asistensinya di lembaga eksekutif, legislatif,
dan politik mendorong mereka untuk memerankan kedwifungsisnnya, yaitu di sektor
pertahanan-keamanan di bidang sosial-politik.

BAB 14

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN INDONESIA KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan Pancasila

Norma-norma yang tercakup dalam pancasila merupakan sistem nilai yang perlu
dihayati dan diamalkan oleh setiap warga negara, khususnya oleh para pemimpin.
kepemimpinan pancasila ialah bentuk kepemimpinan yang selalu menyumberkan diri
pada nilai-nilai luhur dari norma-norma pancasila.

Sumber Kepemimpinan Pancasila

Hal-hal yang dianggap sebagai sumber kepemimpinan pancasila antara lain.

a. Nilai-nilai positif dan modrenisme


b. Intisari dari warisan pusaka berupa nilai-nilai dan norma-norma kepemimpinan
yang ditulis oleh para nenek moyang, raja, pejuang bangsa yang masih revlan.
c. Refleksi dan kontemplasi mengenai hakikat hidup dan tujuan bangsa pada era b

Karakteristik Kepemimpinan Indonesia

Karakteristik kepemimpinan pada umumnya dimanapun dan apapun tingkatannya


adalah jelas yaitu dia harus mempunyai kewibawaan dan kelebihan untuk
mempengaruhi serta mengajak orang lain guna bersama-sama berjuang, bekerja, dan
berusaha mencapai tujuan bersama.

23
BUKU KEDUA (KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMAN)

BAB I

PENDAHULUAN
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh
kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan
yang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting.
Sementara itu digambarkan pula bahwa pemimpin itu adalah penggembala, dan setiap
pengembala akan ditanyakan tentang perilaku pengembalaannya. Ungkapan ini
membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun wujudnya, dimanapun letaknya akan
selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.
Pemimpin seperti ini lebih banyak bekerja dibandingkan berbicara, lebih banyak
memberikan contoh-contoh baik dalam kehidupannya dibandingkan berbicara besar
tanpa bukti dan lebih banyak berorientasi pada bawahan dan kepentingan umum
dibandingkan dari orientasi dan kepentingan diri sendiri.

Membicarakan kepemimpinan memang menarik, dan dapat dimulai dari sudut mana saja
ia akan diteropong. Dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi perhatian manusia. Ada
yang berpendapat masalah kepemimpinan itu sama tuanya dengan sejarah manusia.
Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan dan kelebihan-
kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak manusia terbatas kemampuannya untuk
memimpin, di pihak lain ada orang yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk
memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan.

Kepemimpinan kadangkala, diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan


keputusan. Ada juga yang mengartikan suatu inisiatif untuk bertindak yang
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka mencari jalan pemecahan dari
suatu persoalan bersama. Lebih jauh lagi George R. Terry merumuskan bahwa
kepemimpinan itu adalah aktivitas untuk mempengaruhi orang-
orangsupayadiarahkanmencapaitujuanorganisasi.

Konsep kepemimpinan dan kekuasaan sebagai terjemahan dari power telah


menurunkan suatu minat yang menarik untuk senantiasa didiskusikan sepanjang evolusi
pertumbuhan pemikiran manajemen. Konsep kekuasaan amat dekat dengan konsep
kepemimpinan. Kekuasaan merupakan sarana bagi pemimpin untuk mempengaruhi
perilaku pengikut-pengikutnya. Dalam rangka memberikan ulasan tentang hubungan
yang integral antara kepemimpinan dan kekuasaan, Hersey, Blanchard dan Natemeyer
merasakan bahwa pemimpin-pemimpin itu hendaknya tidak hanya menilai perilaku
kepemimpinan mereka agar mengerti bagaimana sebenarnya mereka mempengaruhi
orang lain, akan tetapi mereka seharusnya juga mengamati posisi mereka dan cara
menggunakan kekuasaannya. Setiap organisasi apapun bentuk dan namanya, adalah
suatu system yang memungkinkan setiap orang dapat mengembangkan kekuasaannya

24
untuk berbuat sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Setiap manajer, atau administrator,
atau pemimpin adalah seseorang yang diharapkan melaksanakan beberapa jenis
kekuasaan di dalam atau diatas suatu organisasi.
BAB II

(LEADERSHIP DAN MANAGEMANT)

Perbedaan Leadership dan Management, management adalah suatu proses


pencapaian tujuan organuisasi lewat usaha orang-orang lain. Manajer itu dapat
diterapkan pada setiap organisasi, apakah organisasi perusahaan, pendidikan, rumah
sakit, organisasi politik, dan bahkan keluarga. Kepemimpinan dan manajemen seringkali
disamakan pengertiannya oleh banyak orang, walaupun demikian antara keduanya
terdapat perbedaan yang penting untuk diketahui. Pada hakikatnya kepemimpinn
mempunyai pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen. Manajemen
merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimpinan didalam usahanya
mencapai tujuan organisasi, kunci perbedaan antara kedua konsep pemikiran ini terjadi
setiap saat dan diamana pun asalkan ada seseorang yang berusaha untuk mempengaruhi
perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya. Dengan
demikian kepemimpinan bisa saja karena berusaha mencapai tujuan seseorang atau
tujuan kelompok dan itu bisa saja sama atau tidak selaras dengan tujuan organisasi.

Peran manager, menurut Mintzberg ada 3 peran utama yang dimainkan oleh setiap
manager dimanapun letah hierarkinya, peranan-peranan itu antara lain Peranan
Hubungan AntarPribadi, ada dua gambaran umum yang dihubungkan dengan peran ini
yaitu hal yang bertalian dengan status dan otoritas manajer, dan hal-hal yang bertalian
dengan pengembangan hubungan antarpribadi. Peranan yang berhubungan dengan
informasi, yaitu peranan interpersonal diatas meletakkan manajer pada posisi yang unik
dalam hal mendapatkan informasi. Peranan Pembuat Keputusan, yaitu peran ini
membuat manager harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi di dalam
organisasi yang dipimpinnya.

25
BAB III

(Penemuan-penemuan Klasik Tentang Kepemimpinan)

Studi Iowa, usaha untuk mempelajari kepemimpinan pada mulanya dilakukan


pada tahun 1930 oleh Ronald Lippitt dan Ralph. K. White dibawah pengarahan Kurt
Lewin di Universitas Lowa. Dalam penelitian ini klub hobi dari anak umur 10 tahun
dibentuk, setiap klub diminta memainkan tiga style kepemimpinan yaitu: kepemimpinan
Otokratis, bertindak sangat direktif selalu memberikan pengarahan dan tidak
memberikan kesempatan timbulnya partisipasi, kepemimpinan Demokratis yaitu
mendorong kelompok diskusi dan pembuat keputusan dan kepemimpinan semaunya
sendiri yaitu memberikan kebebasan yang mutlak pada kelompoknya sendiri.
Penemuan Ohio, pada tahun 1945 Biro penelitian bisnis dari Universitas Negeri
Ohio melakukan serangkaian penemuan dalam bidang kepemimpinan. Siuatu tim riset
interdisipliner mulai dari ahli psikologi, sosiologi dan ekonomi mengembangkan dan
mempergunakan Kuesioner Deskripsi perilaku pemimpin. Staf dari Ohio merumuskan
kepemimpinan itu sebagai suatu perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan
pengarahan suatu grup kerah pencapaian tujuan tertentu.
Studi Kepemimpinan Michigan, pada saat yang hampir bersamaan dengan
Universitas Ohio, kantor riset dari Angkatan Laut mengadakan kontrak kerjasama
dengan pusat Riset Survey Universitas Michigan untuk melakukan suatu penelitian.
Tujuan kerjasama penelitian itu adalah untuk menentukan prinsip-prinsip produktivitas
kelompk dan kepuasan anggota kelompok yang diperoleh dari partisipasi mereka. untuk
mencapai tujuan ini maka tahun 1947 dilakukan penelitian di Newark, New Jersey, pada
perusahaan ansuransi Prudential. Hasil-hasil dari penemuan Prudential telah banyak
dikutip untuk membuktikan teori-teori hubungan kemanusiaan. Penemuan ini kemudian
banyak diikuti ratusan penemuan-penemuan berikutnya dibidang yang luas
pada pemerintah, industri, rumah sakit dan oraganisasi lainnya.

26
BAB IV
(Teori-Teori Kepemimpinan)

Teori Sifat, teori awal tentang sifat ini dapat ditelusuri pada zaman Yunani kuno
dan zaman Roma. Pada waktu itu orang percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukannya dibuat, Teori the great man menyatakan bahwa seorang yang dilahirkan
sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia mempunyai sifat atau tidak
mempunyai sifat sebagai pemimpin. Keith Davis merumuskan empat sifat umum yang
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi yaitu,
kecerdasan, kedewasaan dan kekuasaan hubungan sosial, motivasi diri dan dorongan
berprestasi dan sikap-sikap hubungan kemanusiaan.
Teori Kelompok, teori ini beranggapan bahwa kelompok bisa mencapai tujuan-
tujuannya, maka harus dapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikutnya. Suatu contoh penemuan Greene menyatakan bahwa ketika para bawahan
tidak melaksanakan pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung menekankan
pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tugas). Barrow dalam study Laboratorium
menekankan bahwa produktivitas yang lebih besar terhadap gaya kepemimpinan
dibandingkan dengan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas.
Teori Situasional dan Model Kontijensi, tahun 1967 Fred Fiedler mengusulkan
suatu model berdasarkan situasi untuk efektivitas kepemimpinan konsep model ini
dituangkan dalam bukunya A Theoty of Leadership Effectiveness.
Model Kepemimpinan Kontijensi dari Fiedler, model ini berisi tentang
hubungan antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan. Adapun
situasi yang menyenangkan itu diterangkan dalam hubungan dimensi- dimensi empiris
yaitu, hubungan pemimpin anggota, derajat dari struktur tugas dan posisi kekuasaan
pemimpin.
Teori Jalan Kecil-Tujuan (path goal theory), secara pokok teori path-goal
berusaha untuk menjelaskan pengaruh perilaku pemimpin terhadap motivasi kepuasan
dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Teori path-goal versi house memasukkan
empat tipe atau gaya utama kepemimpinan yaitu kepemimpinan derectif, kepemimpinan
yang mendukung, kepemimpinan partisipatif dan kepemimpinan yang berorientasi pada
prestasi.

27
Pendekatan Social Learning dalam kepemimpinan, aplikasi dari
kepemimpinan ini secara lebih spesifik ialah bawahan secara aktif ikut terlibat dalam
proses kegiatan organisasi dan bersama-sama dengan pimpinan memusatkan pada
perilaku sendiri dan perilaku lainnya. Contoh pendekatan ini adalah pemimpin lebih
mengetahui dengan variable-variable mikro dan makro, pemimpin bekerjasama dengan
bawahannya, pemimpin bersama-sama dengan bawahannya menemukan cara-cara
untuk mengatur dan menguatkan organisasi.

BAB V
(Gaya Kepemimpinan)

Gaya Kepemimpinan Kontinun, gaya ini klasik menurut Robert Tennenbaum ada
dua bidang pengaruh ekstream pertama, bidang pengaruh pimpinan kedua, bidang
pengaruh kebebasan bawahan. Ada beberapa model keputusan pemimpin yaitu,
pemimpin membuat keputusan dan memberi tahu bawahan, pemimpin menjual
keputusan, pemimpin memberikan pemikiran-pemikiran atau ide-ide, pemimpin
memberikan keputusan, pemimpin meemberikan persoalan.
Gaya Managerial Grid, gaya kepemimpinan ini antara lain: manajer sedikit sekali
usahanya untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, manajer mempunyai
rasa tanggung jawab yang tinggi, gaya kepemimpinan dari manager ini adalah rasa
tanggung jawab yang tinggi, manajer menjalankan tugasnya secara otokratis, manager
mempunyai sedikit pemikiran medium baik pada produksi maupun orang-orang.
Tiga Kepemimpinan dari Reddin, dipopulerkan oleh W.J REDDIN. Gaya ini
dibedakan menjadi dua yaitu gaya kepemimpinan efektif dan tidak efektif. Ada empat
gaya kepemimpinan efektif yaitu:eksekutif, pencinta pengembangan , otokratis ,birokrat.
Dan ada empat gaya kepemimpinan tidak efektif yaitu: pencinta kompromi, missionary,
otokrat dan lari dari tugas.
Empat sistem Manajemen dari Likert, dalam penelitiannya Linkert telah
mengembangkan suatu ide dan pendekatan yang penting untuk memahami prilaku
pemimpin. Likert merancang empat kepemimpinan dalam manajemen yaitu: manajer
dalam hal ini sangat otokratis,pemimpin dinamakan otokratis yang baik hati, gaya
kepemimpinan lebih dikenal dengan sebutan manager, oleh linkert sistem ini dinamakan
pemimpin yang bergaya kelompok (berpartisipatif)

28
BAB VI
(Kepemimpinan Situasional)

Kepemimpinan ini menurut Harley dan Blanchard adalah didasarkan pada saling
berhubungan hal-hal berikut: jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh
pimpinan, jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan, tingkat
kesiapan atau kematangan para pengikut dalam melaksanakan fungsi dan tujuan
tertentu.
Gaya Dasar Kepemimpinan, dalam hubungannya dengan perilaku pimpinan ini
ada dua hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin kepada bawahan yaitu: perilaku
pengarahan dan perilaku mendukung
Perilaku Gaya Dasar Kepemimpinan dalam Mengambil keputusan, perilaku
dasar pemimpin yang mendapat tanggapan para pengikutnya sewaktu pemimpin
tersebut melakukan proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan maka empat
dasar yang telah diuraikan diatas dapat diaplikasikan dan diidentifikasikan dengan suatu
proses pengambilan keputusan tersebut.
Kematangan Para Pengikut, kematangan dalam kepemimpinan situasional
dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang untuk
bertanggung jawab dalam mengarahkan perilaku sendiri.
Gaya Kepemimpinan, adalah suatu pola perilaku yang konsisten yang kita
tunjukan dan sebagai yang diketahui oleh pihak lain ketika kita berusaha mempengaruhi
kegiatan-kegiatan orang lain. Pola umum yang biasanya terlibat antara perilaku yang
berorientasi pada tugas atau perilaku hubungan atau beberapa kombinasi dari keduanya,
dua bentuk tugas ini dan hubungan yang merupakantitik pusat dari konsep
kepemimpinan situasional. Pemimpin yang berhasil adalah mereka yang bisa
menyesuaikan perilaku dirinya sesuai tuntutan dari keunikan lingkungannya.
Penyesuaian Gaya, penyesuaian gaya ini adalah suatu derajat perilaku pemimpin
yang sesuai dengan kehendak dari suatu lingkungan tertentu. Gaya ini dapat juga
dinamakan keluwesan gaya karena dengan mudah perilaku pemimpin tersebut
menyesuaikan diri dengan lingkungan tertentu. Jika seorang pemimpin yang mempunyai
tingkat gaya yang besar tidak efektif kalau gaya perilakunya tidak sesuai dengan tuntutan
situasi.

29
BAB VII
(Kekuasaan Kepemimpinan)

Pengertian Kekuasaan, pelopor utama yang menggunakan istilah kekuasaan


adalah sosiolog yang bernama max weber. Ia merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu
kemungkinan yang membuat seorang aktor didalam suatu hubungan sosial berada dalam
suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan menghilangkan halangan.
Walter Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi aliran, energi dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang
berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Sumber dan bentuk kekuasaan, Amitai etziomi membahas bahwa sumber dalam
bentuk kekuasaan itu ada dua yakni kekuasaan jabatan dan kekuasaan pribadi.
Perbedaan keduanya ada pada konsep kekuasaan itu sendiri sebagai suatu kemampuan
untuk mempengaruhi perilaku, kekuasaan dapat diperoleh dari jabatan organisasi,
pengaruh pribadi atau keduanya. Meskipun kekuasaan dan jabatan merupakan hal yang
penting dan bermanfaat untuk menganalisa kekuasaan . French dan Raven membagi lima
sumber kekuasaan yakni Kekuasaan paksaan, kekuasaan legitimasi, kekuasaan keahlian,
kekuasaan penghargaan, kekuasaan referensi, kekuasaan informasi, kekuasaan
hubungan. Aplikasi sumber-sumber kekuasaan pada kepemimpinan situasional adalah
kekuasaan paksaan, kekuasaan hubungan, kekuasaan penghargaan, kekuasaan
legitimasi, kekuasaan referensi, kekuasaan informasi, kekuasaan keahlian. Walaupun
ketujuh sumber kekuasaan ini secara pontensial tersedia pada setiap pemimpin sebagai
sarana untuk meyakinkan atau mempengaruhi perilaku lain, akan tetapi penting pula
dicatat bahwa terdapat variasi perbedaan dalam kekuasaan.

BAB VIII
(Konfilik dan Kepemimpinan)

30
Istilah konflik akan membawa suatu kesan dalam pikiran seseorang bahwa dalam
hal tertentu terdapat suatu pertikaian. Pertentangan antara beberapa orang atau
kelompok orang-orang, tidak adanya kerja sama, perjuangan satu pihak untuk melawan
pihak lainnya, atau suatu proses yang berlawanan sebagaimana disadari bersama bahwa
dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal berikut: sejumlah kebutuhan-
kebutuhan dan peranan yang bersaing, beraneka macam cara yang berbeda yang
mendorong peran-peran dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan, banyaknya bentuk
halangan-halangan yang bisa terjadi diantara dorongan dan tujuan, terdapat aspek-aspek
yang positif dan negatif.
Konflik antar pribadi, terjadi jika ada dua orang atau lebih berinteraksi satu sama
lain dalam melaksanakan tugasnya. Johari Window salah satu kerangka yang semakin
terkenal untuk menganalisis dinamika interaksi antara diri seseorang dengan orang lain.
Berikut ringkasan empat sel dari Johari yaitu: membuka diri, menutup diri, membutakan
diri, tidak menemukan diri.
Strategi pemecahan konflik, strategi dasar menurut hasilnya dapat disebut Sama-
sama merugi yaitu bahwa kedua pihak yang sedang konflik sama-sama merugi atau
sama-sama kehilangan, Kalah menang yaiu dalam situasi konflik akan berusaha untuk
memaksakan kekuatan untuk menang dan mengalahkan pihak lain, Sama-sama
beruntung strategi pemecahan konflik menang-menang ini barangkali sesuai dengan
keinginan-keinginan manusia dan organisasi.
Konflik organisasi, ada empat sumber organisasi yaitu, Suatu situasi yang tidak
menunjukkan keseimbangan tujuan-tujuan yang ingin dicapai, terdapatnya sarana-
sarana yang tidak seimbang, terdapatnya suatu persoalan yang tidak selaras, timbulnya
persepsi yang berbeda.
Strategi pemecahan konflik dalam organisasi, secara tradisional pendekatan
konflik dalam organisasi dapat dilakukan secara sederhana dan optimistik. Pendekatan
tersebut dapat didasarkan yang menyebabkan konflik, kambing hitam diterima sebagai
suatu yang tidak dihindari. Menurut Louis Pondy dalam mengatasi konflik ada meliputi 3
pendekatan yaitu: pendekatan tawar menawar, pendekatan birokratis, pendekatan
sistim

31
BUKU KETIGA (Kepemimpinan & Perilaku Organisasi)
BAB 1

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN & ORGANISASI


Melalui hasil analisis observasi, adapun potret gaya kepemimpinan dari Kepala MTs N
1 BONBOL adalah lebih dominan pada gaya kempemimpinan demokratis ini ditandai
dengan adanya kriteria sebagai berikut:
1. Wewenang pemimpin tidak mutlak
2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4. Interaksi aktif antara pimpinan dan pegawai serta antar pegawai itu sendiri.
5. Supervisi sikap dan aktivitas para pegawai dilaksanakan sesuai dengan aturan.
6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan 1 2 7. Saling percaya,
menghargai dan menghormati setiap tindakan yang dilakukan oleh pimpinan maupun
pegawai. Dari paparan criteria diatas penulis ingin coba.
BAB 2
AZAS, STRUKTUR, DAN DESAIN ORGANISASI
Aktivitas kehidupan sehari-hari manusia selalu diperhadapkan dengan istilah organisasi
dari bentuk, dan model yang berbeda-beda. Organisasi itu antara lain organisasi
politik, organisasi olahraga, organisasi sekolah, organisasi pemerintahan, organisasi
kepemudaaan, dan organisasi keagamaan. Setiap organisasi dibentuk karena adanya
sebuah tujuan. Struktur organisasi yang tepat bagi suatu organisasi sangat bergantung
pada strategi- strategi yang dipilih oleh pemimpin atau dari pemimpin dan anggotanya.

Setelah organisasi terbentuk tentunya dilepas dari yang namanya keputusan-keputusan


dari setiap permasalahan yang dialami oleh organisasi. Karena, satu keputusan akan
menjadi penentu keberlangsungan dari organisasi tersebut.
Struktur Organisasi
“Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas
mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan
menyempurnakan organisasi”(Nancy Dixon, 1994)

32
“Inti organisasi belajar adalah kemampuan organisasi untuk memanfaatkan kapasitas
mental dari semua anggotanya guna menciptakan sejenis proses yang akan
menyempurnakan organisasi”(Nancy Dixon, 1994)

”Organisasi belajar adalah organisasi yang mampu melaksanakan proses transformasi


pengetahuan secara siklikal-berkelanjutan, dari pengetahuan pekerja sebagai hasil
belajar mandiri menjadi pengetahuan organisasi sebagai hasil belajar organisasional,
untuk menumbuh kembangkan modal organisasi”. (diana siregar, ITB)

truktur merupakan sebuah korelasi antara fungsi dalam organisasi. Dengan kata
lain, struktur organisasi ialah hubungan antar karyawan serta tugas dan fungsi mereka
sebagai personel kelompok pelaksana. Struktur organisasi yang bermutu harus
memenuhi syarat dan berdaya guna. Adapun fungsi atau kegunaan struktur dalam
organisasi: 1. Kejelasan Tanggung Jawab. Kejelasan kedudukan atau jabatan anggota
organisasi dapat membantu koordinasi dan hubungan yang disebabkan oleh munculnya
keterkaitan penyelesaian sebuah tugas yang diamanahkan pada seseorang. 3. Kejelasan
Uraian Tugas.
A. Asas Organisasi
1. Asas tujuan organisasi, harus jelas dan rasional
2. Asas kesatuan tujuan, harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai
3. Asas kesatuan perintah, bawahan menerima perintah dan
mempertanggungjawabkannya hanya kepada seorang atasan.
4. Asas rentang kendali, manajer hanya bisa memimpin secara efektif sejumlah
bawahan tertentu, misalnya 3 orang atau 9 orang.
5. Asas pendelegasian wewenang, pembagian wewenang harus jelas dan efektif.
6. Asas keseimbangan wewenang dan tanggungjawab, wewenang yang diberikan
dengan tanggungjawab yang timbul karenanya harus sama besarnya.
7. Asas tanggungjawab, harus sesuai dengan garis wewenang.
8. Asas pembagian kerja
9. Asas penempatan personalia
10. Asas jenjang berangkai, prosedur wewenang harus bersifat vertikal yang jelas,
tidak terputus-putus dengan jarak pendek.
11. Asas efisiensi

33
12. Asas koordinasi
C. Mendesain Struktur Organisasi
Terdapat enam principal yang diperlukan dalam merancang struktur organisasi
(Robbins dkk, 2003):
1. Spesialisasi Pekerjaan
2. Departemenisasi
3. Rantai Komando
4. Rentang Pengawasan
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
6. Formalisasi

D. Model Struktur Organisasi


Berikut ini tiga model struktur organisasi yang di kenal sebagai berikut:
1. Model tradisional
2. Model hubungan manusiawi
3. Model sumber daya manusia

E. Pendekatan dalam Mendesain Organisasi


1. Struktur Garis (Sederhana)
2. Struktur Fungsional
3. Struktur Staff
4. Struktur Garis dan Staff
5. Struktur Produk
6. Struktur Matriks
7. Struktur Campuran (Hibrid)

F. Faktor Penentu Struktur Organisasi


Beberapa organisasi lebih mekanistis dibandingkan organisasi lain yang mengikuti
ciri-ciri organik. Faktor-faktor inti yang menjadi penentu struktur organisasi, ialah:

. 1.Strategi
2. Ukuran organisasi
3. Teknologi

34
BAB 3

KEPEMIMPINAN KEKUASAN POLITIK DAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


(Konsep Dasar dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan)

A. Definisi Perilaku Individu dalam Organisasi


Perilaku manusia merupakan sebuah fungsi dari hubungan antara manusia dengan
lingkungan sekitarnya. Seseorang membawa rangkaian dalam organisasi meliputi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalu.

B. Perilaku Kelompok dalam Organisasi


Dalam kesehariannya, setiap manusia memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda
antar satu sama lain. Hal ini menyebabkan adaya beragam karakteristik yang secara pasti
juga akan memiliki kemampuan yang tinggi jika diwujudkan dalam suatu kebutuhan dan
tujuan bersama.

1. Pengertian Perilaku Kelompok dan Klasifikasi Kelompok


Aktivitas yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang yang saling berhubungan,
mempengaruhi dan bergantung satu sama lain untuk mencapai kinerja positif jangka
panjang dan perkembangan diri disebut dengan perilaku kelompok.
2. Dasar-Dasar Perilaku Kelompok
Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari: kondisi eksternal pada kelompok,
sumber daya anggota, sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok,
kinerja dan kepuasan, teori psikologi.
C. Saling Pengertian Antar Kelompok
1. Pengaruh konflik antar kelompok
Konflik yang terjadi dalam sebuah kelompok disebabkan oleh anggotanya yang ingin
mencapai tujuan kelompoknya sendiri. Konflik ini dapat memberikan hasil yang
bermanfaat (fungsional) untuk organisasi, maupun hasil yang negatif (disfungsional).
Selain itu, konflik juga berhubungan erat dengan kinerja kelompok yang bersifat
deskruktif atau konstruktif.
2. Hubungan antar kelompok
Jaringan dan koalisi, peran ganda, dan peran khusus manajemen merupakan bagian
dari hubungan antar kelompok.

3. Negosiasi
Kelanjutan kerjasama demi mengejar tujuan bersama dan mewujudkan nilai-nilai
yang tidak diperoleh sebelumnya dapat dilakukan dengan proses negosisasi.

35
D. Teori-Teori Pembentukan Kelompok
1. Teori kedekatan
Teori dasar yang mendeksripsikan tentang eksistensi afiliasi di sebagian orang.
2. Teori interaksi
Teori ini mengungkapkan kelompok yang dibentuk dari kegiatan, interaksi, serta
perasaan dan emosi (sentimen) yang saling berhubungan.
3. Teori keseimbangan
Teori ini menjelaskan tentang ketertarikan yang muncul dari manusia pada orang
lain dipengaruhi oleh kesamaan perilaku dalam memahami sebuah tujuan.
4. Teori pertukaran
Teori ini memiliki fungsi yang sama dengan teori motivasi dalam menyelesaikan
pekerjaan. Teori kedekatan, teori interaksi, dan teori keseimbangan juga berperan dalam
teori ini.
E. Alasan Pembentukan Kelompok
Berikut merupakan empat alasan pentingnya setiap individu untuk berkelompok:
1. Untuk pemuasan kebutuhan
Pemuasan kebutuhan manusia merupakan motivasi inti dalam berkelompok.
2. Adanya kedekatan dan daya tarik
Kedekatan dan daya tarik yang berorientasi pada persepsi, sikap, prestasi atau
kesamaan motivasi mampu menciptakan interaksi antar individu.
3. Adanya tujuan kelompok
Apabila tujuan masing-masing individu diaplikasikan dalam sebuah kelompok,
maka menyatulah tujuan kelompok tersebut dan menghasilkan kinerja yang positif.
4. Alasan ekonomi
Kekuatan yang dimiliki setiap kelompok, utamanya motif ekonomi dan kerja keras
tiap anggota akan meningkatkan proses kerja kelompok yang mampu menguntungkan
kelompok itu sendiri.

36
BAB 4
PERILAKU INDIVIDU, PERILAKU KELOMPOK DAN PERILAKU ORGANISASI
(Konsep Dasar dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan)
A. Kepemimpinan, Kekuasaan dan Politik
1. Kepemimpinan
Pemimpin adalah individu yang memimpin, dan kepemimpinan merupakan sifat yang
harus dimiliki seorang pemimpin.
a. Miftah Thoha menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan
maupun kelompok.”
b. Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau proses
mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok
dengan kemauan dan antusias”.

dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah upaya untuk mempengaruhi orang


lain dengan memberikan dorongan dan bimbingan dalam bekerjasama untuk mengejar
tujuan yang telah disepakati bersama.
2. Gaya Kepemimpinan
Prasetyo (p.28) berpendapat “gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan
dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia
inginkan”. Lebih lanjut, Flippo (1987) mengungkapkan “gaya kepemimpinan juga dapat
didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan
organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (p.394).
Menurut Rivai (2003, p.61) “kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan
yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan
pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam
organisasi”.
Robbins dan Coulter (2002) juga menyatakan “gaya kepemimpinan autokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya
sendiri, mendikte bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara
sepihak, dan meminimalisasi partisipasi karyawan” (p. 460).
Menurut Robbins dan Coulter (2002) “gaya kepemimpinan demokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan dalam
pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipasi karyawan
dalam menentukan bagaimana metode kerja dan tujuan yang ingin dicapai, dan
memandang umpan balik sebagai suatu kesempatan untuk melatih karyawan” (p. 460).
Kemudian, Jerris (1999, p.203) menyatakan “gaya kepemimpinan yang menghargai
kemampuan karyawan untuk mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk
meningkatkan servis, mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan
dapat menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja”.

“Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara


keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan

37
keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya
paling sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002, p. 460).

B. Kekuasaan
Miriam Budiardjo (2002) berpendapat “kekuasaan adalah kewenangan yang
didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan kewenangan tersebut
sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak boleh dijalankan
melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku”. Ramlan Surbakti (1992) juga menyebutkan bahwa “kekuasaan merupakan
kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang mempengaruhi”.
Pengertian kekuasaan secara umum adalah “kemampuan pelaku untuk
mempengaruhi tingkah laku pelaku lain sedemikian rupa, sehingga tingkah laku pelaku
terakhir menjadi sesuai dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan”
(Harold D. Laswell, 1984:9).
C. Politik
Politik yang berasal dari bahasa Yunani politicos berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara merupakan proses pembuatan dan penyerahan
kekuasaan dalam masyarakat yang diantaranya berwujud proses pengambilan
keputusan dalam negara.

“Politik keorganisasian adalah serangkaian tindakan yang secara formal tidak


diterima dalam suatu organisasi dengan cara mempengaruhi orang lain untuk mencapai
tujuan individu” (Greenberg dan Baron, 1997). Perlu adanya beberapa kunci dalam
memahami politik, yaitu:

kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik,


proses politik, dan seluk beluk tentang partai politik.

1. Perilaku Politik dalam Organisasi


Politikdalam organisasi lebih mengarah pada cara seseorang mengejar kekuasaan
melalui penanaman pengaruh di kalangan pegawai.
2. Taktik Memainkan Politik dalam Organisasi Kepemimpinan
a) Meningkatkan ketidakmampuan mengganti.
b) Dekat dengan manajer yang berkuasa. Pendekatan dengan manajer yang memiliki
kekuasaan.
c) Membangun koalisi. Berkoalisi dengan subunit lain yang mempunyai kebutuhan
yang berbeda dapat meraih kekuasaan untuk menyelesaikan konflik sesuai dengan
keinginannya.
d) Mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Mengendalikan agenda dan
menghadirkan ahli dari luar merupakan dua cara untuk mengatur proses pembuatan
keputusan supaya penggunaan kekuasaan terlihat legal dan sesuai kebutuhan
organisasi.

38
BAB 5
KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI
(Teori, Fungsi, Pendekatan dan Kualitas Kepemimpinan Pendidikan)
A.Teori Kepemimpinan dalam Organisasi
1) Teori sifat: kecerdasan, inisiatif, keterbukaan dan perasaan humor, antusiasme,
kejujuran, simpatik, kepercayaan pada diri sendiri /PD
2) Teori Kelompok (berskala psikologi sosial) : Pertukaran antara pemimpin dan
pengikutnya, konsep sosiologi, memperhitungkan dan membantu pengikutnya,
pemberian perhatian
3) Teori Situasional dan model kontingensi : Hubungan pemimpin dan struktur fungsi,
derajat tugas dan strukutur tugas, otorita formal (kontingensi), diterima oleh
pengikutnya, tugas dan semua berhubungan dengannya ditentukan dengan secara
jelas, penggunaan otoritas dan kekuasaan secara formal
4) Teori jalan-jalan kecil-tujuan : Kepemimpinan direktif, pemimpin mendukung
partisipatif, pemimpin berorintasi pada prestasi.

B. Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi


Melaksanaan fungsi managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan:
1. Penyusunan rencana. Penyusunan organisasi pengarahan organisasi pengendalian
penilaian atau pelaporan
2. Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan teku
3. Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara
baik
4. Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
5. Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
6. Menyusun fungsi manajemen secara baik
7. Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreativitas
8. Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar

Untuk menciptakan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus


dilaksanakan sesuai dengan fungsinya. +

C. Pendekatan-Pendekatan dalam Kepemimpinan


Terdapat empat pendekatan kepemimpinan yang dijelaskan dalam poin-poin
berikut.
1. Pendekatan Sifat

2. Pendekatan Keahlian

3. Pendekatan Perilaku
4. Pendekatan Situasional

39
BAB 6
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
Persepsi merupakan tanggapan langsung dari suatu proses dimana seseorang
mengetahui beberapa hal melalui inderanya.

A. Persepsi dalam Organisasi


1. Definisi Persepsi
Persepsi merupakan proses mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera
(sensasi) manusia agar memberi makna pada lingkungan mereka.
Luthans menjelaskan “persepsi itu lebih kompleks dan lebih luas dibanding
penginderaan. Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari kegiatan seleksi,
penyusunan dan penafsiran.
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Persepsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu:
a) Psikologi
b) Famili
c) Kebudayaan

B. Komunikasi dalam Organisasi


1. Definisi Komunikasi dalam Organisasi
Menurut Book (1980) “komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan 1. Membangun hubungan
antara sesama manusia, 2. Melalui pertukaran informasi, 3. Untuk Menguatkan sikap dan
tingkah laku orang lain, serta, 4. Berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”.
Sedangkan Rogers dan D.Lawrence mengemukakan “komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan
satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan informasi antara dua orang
atau lebih sehingga informasi tersebut dapat dimengerti.
2. Komunikasi yang Terjadi dalam Organiasi
a) Komunikasi ke bawah: komunikasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan, yang
mencakup kebijaksanaan pimpinan, instruksi, dan memo surat resmi.
b) Komunikasi ke atas: komunikasi yang terjadi dari seorang bawahan kepada tingkat
atas sebuah organisasi dan mencakup kotak saran, pertemuan kelompok, dan
prosedur keluhan.
c) Komunikasi horizontal: komunikasi yang mengalir melintasi berbagai fungsi dalam
organisasi. Bentuk ini berguna untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan
berbagai fungsi organisasi
3. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
a) Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
b) Harus ada saluran komunikasi yang formal pada setiap anggota organisasi
c) Jalur komunikasi harus langsung dan pendek

40
Adanya perbedaan pendapat dan pengertian terkait sebuah informasi disebabkan
oleh masalah mental masingmasing. Meskipun demikian, akan selalu ada upaya
untuk menemukan titik temu dari sebuah perbedaan. Pemimpin harus
merencanakan komunikasi, dan menjadikan informasi tersebut sesuai dengan
bahasa dan latar belakang anggotanya.

4. Jaringan Komunikasi dalam Organisasi


Jaringan : saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang kepada
orang lain dalam suatu organisasi. Struktur jaringan komunikasi organisasi.
a) Model Rantai
b) Model Roda
c) Model Lingkaran
d) Model Saluran Bebas/Semua Saluran
e) Model Huruf ‘Y’

BAB 7
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan adalah proses menyeleksi sejumlah alternatif pengambilan
keputusan penting bagi manajer administrator karena proses ini berperan aktif dalam
memotivasi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi. Weyne
dan Miskel (2014:490) menjelaskan “pengambilan keputusan merupakan tanggung
jawab semua penyelenggara sekolah, namun sebelum keputusan diubah menjadi
tindakan, maka keputusan tersebut tidak lebih baik dari iktikad baik”. Selain itu, Usman,
(2013:440) berpendapat “pemutusan merupakan syarat mutlak bagi administrasi
pendidikan karena sekolah, seperti halnya semua organisasi formal, pada dasarnya
berupa pengambilan keputusan”.
A. Dasar Pengambilan Keputusan
George R.Terry dan Brinckloe menyebutkan “dasardasar pendekatan dari
pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi
2. Pengalaman
3. Fakta
4. Wewenang
5. Logika/Rasional

B. Jenis – Jenis Keputusan Organisasi


Jenis keputusan organisasi dikategorikan berdasarkan jumlah waktu yang
dibutuhkan untuk mengambil keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat
melibatkan dalam mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan
tersebut difokuskan. Secara khusus terdapat dua jenis keputusan, antara lain:

41
• Keputusan Rutin : Keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang serta
biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak Rutin : Keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak
bersifat rutin.

C. Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan diartikan sebagai tahapan yang dilakukan oleh
pembuat keputusan dalam memilih alternatif yang disediakan.
1. Pengambilan keputusan .
2. Mencari alternatif pemecahan
3. Memilih alternatif:
4. Pelaksanaan alternatif
5. Evaluasi

D. Gaya Pengambilan Keputusan


1. Gaya membuat keputusan direktif. Orang dengan gaya mengambil keputusan direktif
mempunyai toleransi untuk ambiguitas dan berorientasi memerhatikan ke arah
tugas dan teknikal ketika mengambil keputusan.
2. Gaya mengambil keputusan analitikal. Gaya mengambil keputusan ini mempunyai
toleransi untuk ambiguitas dan karakteristiknya cenderung untuk terlalu
menganalisis interaksi. Orang dengan gaya ini senang untuk mempertimbangkan
lebih banyak informasi dan alternatif daripada gaya pengambilan keputusan direktif.
3. Gaya mengambil keputusan konseptual. Orang dengan gaya mengambil keputusan
konseptual mempunyai toleransi untuk ambiguitas dan cenderung untuk
memfokuskan pada orang atau aspek sosial dari situasi kerja.
4. Gaya mengambil keputusan behavioral. Gaya mengambil keputusan ini paling
berorientasi pada orang. Orang yang mempunyai gaya pengambilan keputusan ini
dapat bekerja baik dengan orang yang menyenangi interaksi sosial dimana pendapat
dikemukakan dan dipertukarkan secara terbuka.

E. Pengaruh Pengambilan Keputusan yang Efektif bagi Kemajuan Organisasi


Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Usman, Husaini (2013 : 312) “kemajuan
suatu organisasi dipengaruhi oleh cara pemimpin dalam mengambil keputusan”. Telah
dilakukan beberapa penelitian yang searah dengan pendapat Usman (2013) tersebut.
Juliyanti, Mohammad Isa Irawan, dan Imam Mukhlash (2011) melakukan penelitian
tentang Pemilihan
Guru Berprestasi Menggunakan Metode AHP-TOPSIS.
Penelitian tersebut menghasilkan temuan yaitu “suatu sistem pengambilan keputusan
dapat membantu proses pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan
sehingga bisa dilakukan proses perhitungan yang lebih efektif dan efesien”.

42
BAB 8
MOTIVASI DALAM ORGANISASI
(Teori-Teori Motivasi dan Penerapannya dalam Lembaga Pendidikan)

Istilah motivasi (motivation) merupakan istilah serapan dari bahasa latin“movere”, yang
secara harafiah berarti “menggerakkan” (to move).
A. Definisi Motivasi
Menurut RA. Supriyono, motivasi adalah “kemampuan untuk berbuat” sesuatu sedangkan
motif adalah “kebutuhan, keinginan, dorongan untuk berbuat sesuatu”.
B. Konsep Motivasi
Kajian kepustakaan mengenai efisiensi internal oleh Frantz (1988) menemukan
beberapa unsur dari efisiensi-X seperti yang disebutkan di bawah ini:
• Kajian produktifitas
• Alokasi sumber daya
• Faktor pendekatan manajemen
Dari sudut pandang ekonomi terdapat empat unsur kunci yang merupakan konsep
usaha di tempat kerja, antara lain :
1. Aktivitas (A) yang merupakan pekerjaan seseorang
2. Kecepatan (K) melakukan aktivitas
3. Presisi (P) melakukan pekerjaan yang berkualitas
4. Pola waktu (W) atau ritme melakukan pekerjaan

C. Teori yang Menjelaskan Motivasi


Untuk memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori
tentang motivasi, diantaranya :1. Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

2. Teori Mc Clelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)


3. Teori Clyton Alderfer (Teori “ERG”)
4. Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)
5. Teori Keadilan
6. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
7. Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
8. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi

43
BAB 9

STRESS DALAM ORGANISASI

(Pengertian, Akibat dan Tanda-tandanya, serta Strategi Mengelolanya dalam


Lembaga Pendidikan, Organisai, dll)

Stress merupakan kondisi psikofisik dialami setiap orang, tidak mengenal jenis
kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi.

A. Pengertian Stress
Kata stres berasal dari bahasa latin “Stringere” yang berarti ketegangan atau tekanan.
Munculnya reaksi stres, yang kemunculannya tidak diharapkan orang–orang, biasanya
disebabkan oleh tingginya tuntutan dari lingkungan sekitar terhadap seseorang sehingga
keseimbangan antara kemampuan dan kekuatan terganggu; hal ini dikenal sebagai
distress.
Penyebab distress adalah situasi menekan, berasal dari tugas berat atau yang
dilakukan dalam situasi yang tidak kondusif, yang terus-menerus dirasakan seseorang;
jenis stres seperti ini juga disebabkan oleh trauma. Sopiah (2008: 85) mengungkapkan
bahwa “stres merupakan suatu respons adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan
menantang atau mengancam kesehatan seseorang”.
1. Jenis Stres
Quick dan Quick (1984) membagi kategori stres menjadi dua, yaitu:
a. Eustress,
b. Distress,
2. Penyebab Stress
Faktor pemicu stres di antaranya adalah: (1) fisikbiologik, penyakit sulit
disembuhkan, cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2) psikologik, negatif
thinking, sikap permusuhan, iri hati, dendan dan sejenisnya; (3) sosial
Luthans (1992) membagi penyebab utama (stressor) stres menjadi empat poin
penting, yakni:
a.Extra organizational stressors
b.Organizational
c.Group stressors
d.stressors
e.Individual stressors
3. Mengelola Stress
a. Coping
b. Selalu Berfikir Positif (Positive Thinking)
4. Faktor-Faktor Penyebab Stress
Stres pada umumnya berkonotasi negatif karena adanya suatu kontra produktif.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diketahui seputar pengaruh stres dalam
konteks positif.
a) Faktor Lingkungan

44
b) Faktor Organisasional
c) Faktor Personal
d) Berasal dari kepribadiannya sendiri
5. Dampak Stress dalam Organisasi
Dalam suatu organisasi, tekanan dan gangguan adalah hal yang lumrah terjadi sehingga
cara mengantisipasi hal tersebut sangat penting agar pekerjaan tidak terganggu.
B. Akibat dan Tanda-tandanya serta Strategi Mengelolanya
dalam Lembaga Pendidikan Organisasi
1. Menghindari mekanisme pertahanan diri yang kaku
2. Menghindari (avoidance)
3. Melatih asertivitas
4. Mengalihkan stressor menjadi hal positif
5. Berkompromi
6. Mitigasi (mitigation)
7. Menyelesaikan masalah yang menyebabkan stres
8. Manajemen Stress

BAB 10
BUDAYA ORGANISASI
(Pengertian, Peranan, Serta Membangun dan Membina Budaya di Lembaga
Pendidikan)
A. Definisi Budaya Organisasi Menurut Para Ahli
1. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), “budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh
organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri”.
2. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
“budaya organisasi adalah caracara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan
pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada bagian-bagian
organisasi”.
3. Menurut Robbins (1996:289), “budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama
yang dianut oleh anggotaanggota organisasi itu”.
B. Level Budaya Organisasi
1. Artefak
Artefak adalah aspek budaya yang wujudnya nyata atau dapat dilihat. Contohnya
lisan, perilaku, dan fisik dalam manifestasi nyata dari budaya organisasi.
2. Nilai-nilai yang mendukung
Nilai adalah dasar titik berangka evaluasi yang dipergunakan anggota organisasi
untuk menilai organisasi, perbuatan, situasi dan hal-hal lain yag ada dalam
organisasi.
3. Asumsi dasar
Asumsi merujuk pada keyakinan yang dimiliki anggota organisasi mengenai diri
sendiri, orang lain, serta hubungan mereka dengan orang lain, dan juga hakekat
organisasi. Sementara, Lundberg (dalam Mohyi, 1999:196) dalam studinya yang

45
melanjutkan studi (pendapat) salah satu pakar, Schein, dan menjadikan tingkatan
budaya organisasi sebagai topik utama membagi klasifikasi budaya organisasi ke
dalam empat kelas, yaitu:
a) Artefak
b) Perspektif
c) Nilai
4. Asumsi
Asumsi ini seringkali tidak disadari lebih dalam dari artefak, perspektif dan nilai.

C. Sumber-Sumber Budaya Organsasi


Tosi, Rizzo, Carroll (1994) mengatakan bahwa “budaya organisasi dipengaruhi oleh
empat factor, yaitu: (1) pengaruh umum dari luar yang luas, (2) pengaruh dari nilai-
nilai yang ada di masyarakat (societal values), dan (3) faktor-faktor spesifik dari
organisasi, (4) nillai-nilai dari kondisi dominan”.
1. Pengaruh eksternal yang luas (broad external influences) Hal ini meliputi faktor-
faktor yang tidak mampu dikontrol organisasi, seperti lingkungan alam (adanya
empat musim atau situasi iklim yang terbatas) dan peristiwa-peristiwa sejarah yang
membentuk sebuah lingkungan sosial (sejarah para raja terdahulu dengan nilai-nilai
feodal).
2. Nilai-nilai budaya dan budaya nasional (societal values and national culture).
Keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas (contohnya kebebasan
individu, kolektivisme, kesopansantunan, dan kebersihan).
3. Unsur-unsur tertentu dari organisasi (organization specifis elements). Organisasi
selalu aktif melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar sehingga masalah yang
berasal dari dalam maupun luar organisasi dapat terselesaikan dengan baik. Upaya
penyelesaian tersebut merupakan perwujudan dari berbagai nilai dan keyakinan. Di
samping itu, kesuksesan suatu organisasi dalam mengatasi masalah merupakan
dasar berkembangnya budaya organisasi. Contohnya, saat mengalami masalah
terhadap biaya produksi dan pemasaran yang tinggi, suatu organisasi akan mencari
jalan keluar dengan melakukan penghematan di segala aspek jika memungkinkan.
Bila usaha ini berhasil, kedua anggaran ini dapat ditekan sehingga penghematan
menjadi poin utama dalam perusahaan tersebut.

D. Fungsi Budaya Organisasi


Menurut Robbins (1996 : 294), fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut :
1. Budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggotaanggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
ketimbang kepentingan pribadi atau individu.
4. Budaya merupakan perekat sosial yang mampu menyatukan organisasi itu dengan
memberikan standarstandar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku karyawan.

46
BAB 11
IKLIM ORGANISASI
(Konsep, Teori dan Strategi Menciptakan Iklim yang Kondusif di Lembaga
Pendidikan)

Iklim Komunikasi Organisasi adalah salah satu peranan penting dalam suatu
organisasi. Iklim organisasi sangat perlu dipertimbangkan oleh pimpinan organisasi
karena hal ini dapat berdampak pada efektivitas kerja anggotanya.
A. Konsep Iklim Organisasi
1. Robert G. Owens mendefinisikan ”iklim organisasi sebagai studi persepsi individu
mengenai berbagai aspek lingkungan organisasinya.”
2. Keith Davis mengemukakan pengertian iklim organisasi sebagai ”the human
environment within an organization’s employees do their work”. Pernyataan Davis
tersebut mengandung arti bahwa iklim organisasi itu adalah yang menyangkut
semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh manusia di dalam suatu
organisasi tempat mereka melaksanakan pekerjaannya”.
3. Steers menyebutkan “iklim organisasi dapat dipandang sebagai kepribadian
organisasi yang dicerminkan oleh anggota-anggotanya. Iklim organisasi tertentu
adalah iklim yang dilihat pekerjanya, tidak selalu iklim yang sebenarnya dan iklim
yang muncul dalam organisasi merupakan faktor pokok yang menentukan perilaku
pekerja”.
4. Menurut Newstrom & Davis (1996: 21), “iklim organisasi adalah lingkungan manusia
yang di dalamnya para pegawai suatu organisasi melakukan pekerjaaan mereka. Jadi,
iklim organisasi menyangkut semua lingkungan yang ada atau yang dihadapi oleh
pegawai yang berada dalam suatu organisasi yang mempengaruhi pegawai dalam
melaksanakan tugas-tugas keorganisasiannya”.

dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah kondisi terkait karakteristik yang
terjadi dalam dunia kerja yang dilihat dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anggota
organisasi tersebut.

1. Teori Iklim Organisasi


Beberapa Teori mengenai iklim organisasi yang dikemukakan antara lain:
a) Abdul aziz wahab membagi iklim organisasi menjadi beberapa macam, “(1) Iklim
organisasi terbuka, iklim organisasi semacam ini ditandai dengan seorang manajer
dan anggota organisasi yang bersikap jujur dan terbuka. Seluruh anggota organisasi
saling menghargai satu dengan lainnya. (2) Iklim Organisasi Mengikat, iklim
semacam ini memiliki beberapa unsur yang diantaranya anggota organisasi berlaku
professional tetapi kebalikannya top manajernya berlaku kurang professional (3)
iklim organisasi tidak mengikat, iklim ini yang lebih menonjol dalam aktivitas
oraganisasinya didukung oleh manajer, perhatian, fleksibel, tetapi kebalikannya
anggota berlaku kurang professional (4) iklim organisasi tertutup, hal ini ditandai
misalnya kepala sekolah yang tidak mendukung terhadap aktivitas anggota
organisasi, alih-alih malah menghambat kemajuan organisasi, serta anggota
organisasi aktivitasnya tidak jauh berbeda dengan pemimpinnya”.
b) Davis menyatakan ”iklim organisasi dapat berada di salah satu tempat pada
kontinum yang bergerak dari yang menyenangkan ke yang netral sampai dengan

47
yang tidak menyenangkan. Majikan dan karyawan menginginkan iklim yang lebih
menyenangkan karena maslahatnya, seperti kinerja yang lebih baik dan kepuasan
kerja. Unsur-unsur yang mengkontribusi terciptanya iklim yang menyenangkan
adalah: (1) kualitas kepemimpinan, (2) kadar kepercayaan, (3) komunikasi, ke atas
dan ke bawah, (4) perasaan melakukan pekerjaan yang bermanfaat, (5) tanggung
jawab, (6) imbalan yang adil, (7) tekanan pekerjaan yang nalar, (8) kesempatan, (9)
pengendalian, struktur, dan birokrasi yang nalar, dan (10) keterlibatan pegawai,
partisipasi”.
c) Halpin and Croft mengungkapkan berdasarkan anggapan bahwa ”iklim organisasi
merupakan persepsi dari anggotanya, maka ada beberapa faktor yang membentuk
iklim organisasi, yaitu : keterpisahan, rintangan, keakraban, kejauhan, tekanan pada
hasil, dorongan (motivasi) dan semangat”.
2. Iklim Organisasi Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Iklim organsiasi berpengaruh terhadap motivasi, produktivitas dan kepuasan kerja
melalui pembentukan harapan karyawan tentang segala resiko yang akan muncul dari
setiap tindakan yang dilakukan.

B. Strategi Menciptakan Iklim yang Kondusif di Lembaga Pendidikan


Seorang peneliti terkenal, Theresa Amabile menarik kesimpulan dari riset yang
selama 22 tahun dilakukannya tentang kondisi yang memungkinkan seseorang untuk
memunculkan kreativitas dalam organisasi.
1. Hubungan imbalan hukum, tingkat batas pemberian imbalan tambahan seperti
promosi dan kenaikan gaji berdasarkan prestasi dan jasa, bukan pada pertimbangan
lain seperti senioritas dan favoritisme.
2. Sentralisasi keputusan, batasan-batasan keputusan penting yang dipusatkan pada
manajemen level atas
3. Tekanan pada prestasi, keinginan pihak pekerja organisasi untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan memberikan sumbangan bagi sasaran kerja organisasi.
4. Tekanan pada latihan dan pengembangan, tingkat ketika organisasi berusaha
meningkatkan prestasi individu melalui kesiapan latihan dan pengembangan yang
cepat
5. Lingkungan sekolah yang memberikan keamanan, kenyamanan, kebersihan dan
kelengkapan sarana prasarana.
6. Keterbukaan versus ketertutupan, tingkat ketika orangorang lebih suka menutupi
kesalahan mereka dan menampilkan diri secara baik dan bekerja sama.
7. Rasa kekeluargaan yang kuat antara civitas sekolah yaitu kepala sekolah, guru,
karyawan, siswa dan orang tua.
8. Pengakuan dan umpan balik, tingkat seorang individu mengetahui apa pendapat
atasan dan manajemen terhadap pekerjaannya serta tingkat dukungan mereka atas
dirinya
9. Status dan semangat, perasaan umum diantara individu bahwa organisasi
merupakan tempat kerja yang baik”.

48
BAB 12
KEEFEKTIFAN ORGANISASI
(Pengertian, Pendekatan dan Cara-Cara Menentukan Keefektifan Lembaga
Pendidikan)

A. Pengertian Keefektifan Organisasi


fektivitas dapat diartikan sampai seberapa jauh tujuan organisasi secara keseluruhan
dapat tercapai. Sebagaimana menurut Hafid (2012:195) bahwa, efektivitas adalah
ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran (kuantitas, kualitas, waktu) telah dicapai.
Efektivitas sendiri berhubungan dengan proses, prosedur, dan ketepatgunaan semua
input yang dipakai dalam proses pendidikan di sekolah, sehingga menghasilkan hasil
belajar siswa sesuai tujuan (Purwono, 2012:25). Sedangkan menurut
Komariah dan Triatna (2005:7), Efektivitas organisasi merupakan kemampuan
organisasi untuk merealisasikan berbagai tujuan dan kemampuannya beradaptasi
dengan lingkungan dan mampu bertahan
Dari definisi menganai efektivitas yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
efektivitas lebih menekankan pada perbandingan antara rencana dan pencapaian tujuan
atau hasil dari apa yang telah direncanakan/ditetapkan sebelumnya.
James L. Gibson dalam Ema (2012), memandang konsep keefektifan organisasi dari
tiga perpektif, yaitu; 1) keefektifan individu, 2) keefektifan kelompok, dan 3) keefektifan
organisasi.
1. Keefektifan Individu
2. Keefektifan Kelompok
3. Keefektifan Organisasi

B. Berbagai Pendekatan dalam Pengukuran Keefektifan Organisasi


1. Pendekatan Berdasarkan Tujuan
2. Pendekatan Teori Sistem
3. Pendekatan Sasaran (goal approach)
4. Pendekatan Sumber (system resources approach)
5. Pendekatan Proses (internal proces approach)

C. Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Organisasi


1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi berkaitan erat dengan struktur dan teknologi yang diterapkan.
2. Karakteristik Lingkungan
Organisasi tidak berjalan sendirian melainkan bersama beberapa organisasi lain dalam
lingkungan yang lebih luas.
3. Karakteristik Pekerja
Faktor manusia (anggota organisasi) merupakan faktor yang pengaruhnya besar
terhadap efektivitas.

49
4. Kebijakan dan Praktik Manajemen
Kebijakan yang diambil seorang manajer dalam mengelola organisasi memiliki dampak
langsung terhadap keefektifan organisasi.

D. Cara Menentukan Keefektifan Organisasi


Menurut Daft (2010)
1. Pendekatan sasaran (goal attainment approach) menjelaskan bahwa efektivitas
organisasi dinilai berdasarkan pencapaian atau hasil akhir.
2. Pendekatan sistem (system approach) menitikberatkan pada sasaran jangka panjang
dengan mengindahkan interaksi antara organisasi dan lingkungannya
3. Pendekatan Stakeholder (s) terfokus pada kepuasan konstituen dalam suatu
lingkungan. Konstituen merujuk pada pemasok, pelanggan, pemilik, karyawan,
pemegang saham, dst
4. Pendekatan proses internal (internal process) mengukur kesehatan kondisi internal
organisasi. Indikator ukurannya adalah team spirit index, trust index, knowledge
sharing index, dst
5. Pendekatan nilai bersaing (completing value approach) menekankan pada penilaian
subjektif seseorang pada organisasinya.
Pendekatan Balance Score Card
1. Perspektif finansial mengukur antara revenue, profit, market share;
2. Perspektif customer, mengukur kepuasan pelanggan (seperti index kepuasan
pelanggan)
3. Perspektif internal business process mengukur produktivitas, antara lain diukur
berdasarkan input/ output, dan angka reject;
4. Perspektif learning dan growth mengukur antara lain peningkatan kompetensi
karyawan dan peningkatan motivasi karyawan.
Pendekatan Dynamic Multi-Dimensional Performance
Model (Matz, et, al, 2003).
1. Perspektif finansial pada dasarnya sama seperti goal attainment approach misalnya
revenue ROI
2. Perspektif pelanggan : misalnya index retensi pelanggan
3. Perspektif proses: mengukur efisiensi organisasi. Misalnya kesiapan berubah,
learning organization index, dst
4. Perspektif pengembangan manusia, mengukur peran utama para stakeholder dalam
keberhasilan organisasi
5. Perspektif masa depan: contohnya besarnya anggaran untuk berinvestasi dalam
bidang teknologi.

BAB 13
PENGEMBANGAN ORGANISASI
PENDIDIKAN
(Tujuan dan Langkah-Langkah Pengembangan)
Pengembangan organisasi adalah suatu proses yang berguna dalam menganalisis serta
menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam suatu organisasi.

50
a. Perkembangan konsepsi organisasi dan manjemen yang lebih bersifat manusiawi,
konsep ini mempengaruhi baik pandangan terhadap hakekat manusia dalam
organisasi, mana dari tempat kerja maupun hakikat kehidupan organisasi.
b. Perkembangan konsep tentang latihan kepekaan dan metoda laboratori.
c. Gerakan pengembangan potensi manusia.

Wendel Fench dan Cecil Bell dalam Serero (2015) mengemukakan pengembangan
organisasi sebagai “suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses
pemecahan masalah dan perubahan organisasi, terutama melalui manajemen budaya
organisasi yang lebih efektif dan kolaborasi dengan tekanan khusus pada budaya timtim
kerja formal, dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator dan penggunaan teori
dan teknologi ilmiah keperlilakuan terapan, mencakup riset kegiatan”.

A. Tujuan Pengembangan Organisasi


Tujuan utama pengembangan organisasi adalah memperbaiki fungsi organisasi.
Robbins merumuskan tujuan PO sebagai berikut”:
1. Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara anggota organisasi;
2. Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam
kelompok maupun antarkelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem
under the rug;
3. Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan
otoritas berdasarkan pengetahuan dan keterampilan;
4. Meningkatkan keterbukaan komunikasi secara horisontal, vertikal dan diagonal
5. Menaikkan tingkat antusiasme dan kepuasan personal dalam organisasi;
6. Menemukan solusi yang sinergis terhadap masalah; dan
7. Menaikkan tingkat responsibilitas diri dan kelompok dalam perencanaan dan
implementasi.

Menurut Miftah Thoha (2002:24-25) adapun tujuan pengembangan organisasi


adalah untuk:
a) Meningkatkan kepercayaan dan dukungan diantara para anggota organisasi.
b) Meningkatkan kesadaran berkonfrontasi dengan masalah-masalah organisasi
baik dalam kelompok ataupun diantara anggota-anggota kelompok.
c) Meningkatkan suatu lingkungan “kewenangan dalam tugas” yang didasarkan
atas tugas pengetahuan dan ketrampilan.
d) Meningkatkan derajat keterbukanaan dalam berkomunikasi baik vertikal,
horizontal maupun diagonal.
e) Meningkatkan tingkat kesemangatan dan kepuasan orang-orang yang ada di
dalam organisasi.
f) Mendapatkan pemecahan yang sinergetik terhadap masalah-masalah yang
mempunyai frekuensi besar.
g) Meningkatkan tingkat pertanggungjawaban pribadi dan kelompok baik di dalam
pemecahan masalah maupun di dalam pelaksanaan.

51
B. Langkah-Langkah Pengembangan
Gunawan dalam Miza (2015) membagi teknik-teknik pengembangan organisasi
(PO)ke dalam beberapa poin berikut:
Pengembangan organisasi (PO) untuk perseorangan melalui teknik latihan
1.
sensitivitas. Meningkatkan sensitivitas dan keterampilan penanganan
hubungan-hubungan antar pribadi.
2. PO untuk dua atau tiga orang. Teknik analisis transaksional akanmembina orang-
orang untuk mengirim berita yang jelas dan bertanggung jawab serta
memberikan tanggapan yang wajar dan beralasan.
3. PO untuk tim atau kelompok. Konsultasi proses dimana konsultan membimbing
anggota kelompok merubah cara bekerja sama dan mengembangkan berbagai
ketrampilan diagnostik dan pemecahan masalah yang lebih efektif.
4. PO untuk hubungan-hubungan antar kelompok. Pertemuan (rapat) untuk
memungkinkan organisasi menilai kesehatannya sendiri dan menetapkan
rencana-rencana kegiatan perbaikan.
5. PO untuk organisasikeseluruhan. Teknik survei umpan balik diguinakan untuk
meningkatkan operasi-operasi organisasi secara keseluruhan. Hasil survei
(umpan balik) berberan sebagai media dalam pemecahan masalah dan
pemanfaatan kesempatan yang ada.
Sementara itu, Pudjosumedi dalam Munar (2014) memiliki penjabaran lain
mengenai pengembangan organisasi dengan berbagai pendekatan berikut:
a. Latihan kepekaan (sensitivity training) atau dinamakan pula pendekatan “T-group”,
“T” berasal dari Training.
b. Latihan jaringan (Grid training)
c. Umpan balik (survey feedback)
d. Konsultasi proses (process consultation)
e. Perdamaian oleh pihak ketiga (Thrird Party Peacmaking)
f. Pembentukan tim (tim building)

52
BAB III. PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN ISI BUKU
a. Pembahasan Bab 1 tentang Kepemimpinan
Menurut buku Pemimpin dan Kepemimpinan, Kepemimpinan merupakan cabang dari
kelompok ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi negara.Sedanglan menurut
buku Kepemimpinan dalam Manajemen pemimpin itu adalah penggembala, dan setiap
pengembala akan ditanyakan tentang perilaku pengembalaannya. Ungkapan ini
membuktikan bahwa seorang pemimpin apapun wujudnya, dimanapun letaknya akan
selalu mempunyai beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.Dan
menurut buku Kepemimpinan dan Perilaku organisasi pemimpin ialah sebagai pembuat
keputusan, sehingga keputusan tersebut dapat menuntun pada tindakan yang perlu
dilakukan beserta pelaksana, waktu, tempat dan bagaimana pelaksanaan tindakan itu.
Berdasarkan ketiga pendapat diatas kepemimpinan bukanlah sekedar ilmu tetapi sebuah
sifat yang harus kita miliki karna Kepemimpinan menuntun kita sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam membuat keputusan sehingga keputusan tersebut dapat
menuntun pada tindakan yang perlu dilakukan beserta pelaksana, waktu, tempat dan
bagaimana pelaksanaan tindakan itu.

b. Pembahasan Bab 2 Tentang Metode,Gaya,Fungsi Kepemimpinan


Pada buku pemimpin dan Kepemimpinan memaparkan metode sedangkan pada buku
Kepemimpinan dalam manajemen menjelas beberapa gaya dalam kepemimpinan dan
pada buku Kepemimpinan perilaku organisasi menjelaskan apa saja fungsi
kepemimpinan

Dari ketiga buku tersebut kita dapat mengetahui bagaimana Metode, Gaya,dan fungsi
kepemimpinan

c. Pembahasan Bab 3 Pengambilan keputusan

pada buku Pertama mereka menjelaskan bagaimana proses pengambilan keputusan


sebagai berikut:
H.A Simon dalam bukunya Administrative Behaviour (1947) mengemukakan tiga proses
pengambilan keputusan yaitu:

- Inteligence activity yaitu proses penelitian situasi dan kondisi dengan wawasan
inteligent

53
- Design activity yaitu proses menemukan masalah, mengembangkan pemahaman, dan
menganalisis kemungkinan pemecahan masalah.
- Choise activity yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau
kemungkinan pemecahan
Pada buku ketiga mereka menjelaskan apa saja dasar dalam pengambilan keputusan
sebagai berikut: George R.Terry dan Brinckloe menyebutkan “dasardasar pendekatan
dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
6. Intuisi
7. Pengalaman.
8. Fakta
9. Wewenang
10. Logika/rasiona;

Dari pernyataan diatas kita dapat mengetahui bahwa dalam pengambilan keputusan
harus memeliki proses dan dasar yang benar

54
B . KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
Buku Pertama
▪ Kelebihan : Pada buku Dr. Kartini kartono sudah jelas dan lengkap karena
mengumpas tuntas semua materi tentang tata tertib, arti kerja, konsep, metode,
dinamika dan laying lain ia juga membahasnya satu persatu materi tersebu
sehingga pembaca puas dan teori-teori kepemimpinan dengan jelas.
▪ Kekurangan : Pada buku Dr. Kartini kartono dalam bukunya tersebut lumayan
susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu mudah untuk
dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi saat membaca
untuk dapat memahaminya dalam buku ini .

Buku Kedua
• Kelebihan : Pada buku Miftah Thoha yang berjudul Kepemimpinan dalam
Manajemen tampilan depannya (cover) sangat menarik minat pembaca karena
pada cover tersebut diberi gambar sosok pemimpin diantara oran-orang yang
dipimpinnya, warna pada covernya terang menambah minat seseorang untuk
membacanya. Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan identitas-
identitasnya sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak meresensi buku ini,
isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan jelas dan rinci . isi dari
buku ini banyak memaparkan suatu definisi-definisi para ahli sehingga
menambah pengetahuan kita berdasarkan definisi tersebut, penulis juga
memaparkan beberapa contoh yang konkret dan seakan-akan mengajak pembaca
untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. Kesimpulan dari keseluruhan
disampaikan pada Bab terakhir.
• Kekurangan : kesimpulan tidak dipaparkan pada setiap bab tetapi dibuat pada
keseluruhan kesimpulan dari bab I sampai bab terakhir, dan pengulangan
pembahasan sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.

55
Buku ketiga
• Kelebihan : Pada buku M Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri yang berjudul
Kepemimpinan dan perilaku organisasi tampilan depannya (cover) sangat
menarik minat pembaca karena pada cover tersebut diberi gambar dengan editan
yang bagus warna pada covernya yang cukup berani menambah minat seseorang
untuk membacanya. Dari aspek isi buku, buku ini sudah dilengkapi dengan
identitas-identitasnya sehingga tidak menyulitkan pembaca jika hendak
meresensi buku ini, isi dan penyampaian pada materi ini disampaikan dengan
jelas dan rinci.
▪ Kekurangan : pada buku M Syamsu Q. Badu & Novianty Djafri dalam bukunya
tersebut lumayan susah untuk dimengerti dan dicerna, kata-katanya tidak begitu
mudah untuk dipahami sehingga pembaca harus lebih serius dan berkonsentrasi
saat membaca untuk dapat memahaminya dalam buku ini .

BAB IV. PENUTUP

A.KESIMPULAN
Kepemimpinan dalam manajemen dan organisasi memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk memimpin dan mengatur sesuatu bukan
hanya berdasarkan apa yang kita inginkan, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan. Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar
seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari
kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki
dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain. Pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan

56
berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal
(leadership from the inside out).

B.REKOMENDASI
Pemimpin adalah seorang yang mampu mempengaruhi orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan sesuai yang diinginkan.
seorang pemimpin haruslah bijaksana dalam mengambil keputusan. Berhasil atau
tidaknya suatu lembaga atau organisasi terbentuk dari seorang pemimpin yang
berkualitas.

Daftar Pusaka

syamsu Q. Badu, Novianty Djafri. 2017. Kepemimpinan dan perilaku Manajemen. Gorontalo:
Ideas publishing.

Kartono , Kartini. 2017. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.

Thoha , Miftah. 2015. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

57

Anda mungkin juga menyukai