TENTANG
Oleh :
cara mengembangkan sutu visi masa depan, kemudian mereka menyatukan orang-orang
suatu kelompok agar mampu mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang telah
ditetapkan ditetapkan. Tiga hal yang terlibat kepemimpinan yaitu: (1) kepemimpinan
itu melibatkan orang lain yaitu bawahan maupun pengikut, (2) kepemimpinan
seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, (3) adanya kemampuan
untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku
anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-
kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara dipilih dan dipergunakan pemimpin
dalam mempengaruhi pikran, perasaan, sikap dan perilaku anggota organisasi atau
bawahannya. Menurut Malayu S.P Hasibuan, gaya kepemimpinan adalah seni seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara
1. GAYA KEPEMIMPINAN
a. Autocratic
merupakan pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri yang selalu menganggap
organisasi, menganggap bawahan sebagai alat semata, tidak mau menerima kritik dan
saran, terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya, dala tindakan pergerakannya sering
Tipe kepemimpinan ini digambarkan sebagai tipe kempimpian grid 9.1 dalam
usaha peningkatan efisensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa
tanggung jawab terhadap bawahn. Pemimpin lebih peduli tentang produksi dan
diperhatikan dan mereka hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Pemimpin
percaya efisiensi dapat dihasilkan hanya melalui organisasi yang tepat dari sistem kerja
dan mengeliminir keterlibatan orang sedapat mungkin. Gaya ini dengan sendirinya
meningkatkan output dari organisasi dalam jangka pendek namun karena kebijakan dan
prosedur yang ketat, maka perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak bisa dihindari.7,8
yang bersifat terpusat pada pemimpin sebagai satu-satunya penentu, penguasa, dan
pengendali anggota organisasi dan kegiatannya dalam usaha mencapai tujuan
organisasi. Dalam tipe kepemimpinan ini, pemimpin menentukan sendiri kebijakan dan
kesalahan
- Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya
- Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau
pendapat
bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman
- Tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak bertele-tele dalam membuat dan
- Tipe ini baik digunakan pada bawahan yang kurang disiplin, kurang inisiatif dan
tergantung pada atasan saja, bawahan yang relative bodoh, kurang cakap
(unskilled).
- Pemusatan kekuasaan, tanggung jawab serta membuat keputusan terletak pada satu
tindakan, maka bawahan tersebut tidak dapat belajar mengenai hal tersebut.
tersebut.
- Bawahan kurang mampu menerima tanggung jawab dan tergantung pada atasan
saja.
b. Bureucratic
berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum
akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak
ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja
diberikan kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak boleh
melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku. Adapun beberapa ciri gaya
berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan akan memerintahkan semua bawahan untuk
bawahan akan melakukan tugas; Adanya sanksi yang sangat jelas kalau seorang
bawahan tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan standar kinerja yang sudah
ditentukan.10
baik tugas maupun hubungan kerja. Pemimpin yang birokratis pada umumnya membuat
fleksibilitas. Semua kegiatan hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasan
orang lain untuk berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang
ada.7
- Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh pekerjaan dan
c. Particivative
berada di tengah-tengah para bawahan sehingga ia terlibat dan berpartisipasi aktif dalam
loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa
ikut memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin ialah ”pemimpin (dia) adalah untuk
Menurut Likert, pemimpin dapat berhasil jika bergaya participative. Gaya ini
menetapkan bahwa keberhasilan pemimpin adalah jika berorientasi pada bawahan, dan
mendasar pada komunikasi. Selain itu semua pihak dalam komunikasi menerapkan
7
hubungan yang mendukung. Kepemimpinan dengan gaya participative ini bisa
diterapkan untuk kondisi bawahan yang memiliki kemampuan namun tidak memiliki
keinginan, sebagaimana tergambar pada gambar di bawah ini :
- Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan
- Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian
partisipatif 12:
- Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya dan
mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa
d. Paternalistic
sikap seorang bapak yaitu bersifat melindungi, mengayomi, dan menolong anggota
organisasi atau bawahan yang dipimpinnya. Pemimpin dalam gaya paternalistik ini
merupakan tempat bertanya dan menjadi tumpuan harapan bagi pengikutnya dalam
primordinal (b) extended family system (c) kehidupan masyarakat yang kumunalistik (d)
peran atau istiadat yang sangat kuat dalam masyarakat (e) hubungan pribadi dan rasa
Menurut Gibson dalam Farera Erlangga dkk, tipe pemimpin yang paternalistik banyak
extended family system, kehidupan masyarakat yang komunalistik, peranan adat istiadat
yang lainnya. 14
- Menuntut alur atau proses pekerjaan sesuai dengan apa yang telah ada dan
dijalankan.
- Mengutamakan kebersamaan
dapat berakibat bahwa para bawahan itu takut bertindak karena takut berbuat
kesalahan
gaya kepemimpinan otokratis dan demokratis. Perilaku otokratis, pada umumnya dinilai
bersifat negatif, di mana sumber kuasa atau wewenang berasal dari adanya pengaruh
pimpinan. Jadi otoritas berada di tangan pemimpin, karena pemusatan kekuatan dan
pengambilan keputusan ada pada dirinya serta memegang tanggung jawab penuh,
keputusan cepat, dapat memberikan kepuasan pada pimpinan serta memberikan rasa
aman dan keteraturan bagi bawahan. Selain itu, orientasi utama dari perilaku otokratis
ini adalah pada tugas. Perilaku demokratis; perilaku kepemimpinan ini memperoleh
sumber kuasa atau wewenang yang berawal dari bawahan. Hal ini terjadi jika bawahan
mengutamakan kerjasama dan team work untuk mencapai tujuan, di mana si pemimpin
senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritik dari bawahannya. Kebijakan di sini
kepemimpinan ini tidak mengacu pada dua model perilaku kepemimpinan yang ekstrim
di atas, melainkan memiliki kecenderungan yang terdapat di antara dua sisi ekstrim
tersebut.15
Orang yang pertama kali mengenalkan gaya kepemimpinan ini ialah Robert
Tannenbaum dan Warren Schmidt. Kedua ahli ini menggambarkan gagasannya sebagai
Ada dua bidang pengaruh yang ekstrem. Pertama, bidang pengaruh pimpinan dan
kedua pemimpin menunjukkan gaya yang lebih demokratis. Kedua bidang pengaruh ini
keputusan. Ada tujuh model gaya pembuatan keputusan yang dilakukan pemimpin.
Ketujuh model ini masih dalam kerangka gaya otokratis dan demokratis di atas. Ketujuh
b) Pemimpin menjual keputusan. Dalam hal ini pemimpin masih terlihat banyak
menggunakan otoritas yang ada pada padanya sehingga persis dengan model
keputusan.
penggunaannya.
batas yang telah dirumuskan oleh pimpinan. Model ini terletak pada titik
adapun titik ekstrem penggunaan otoritas pada model nomor satu di atas.
Jadi, berdasarkan teori kontinuum, perilaku pemimpin pada dasarnya bertitik tolak
dari dua pandangan dasar : berorientasi kepada pemimpin dan berorientasi kepada
bawahan. Stogdill menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang
membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab,
partisipasi, status dan situasi . Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak
konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak
manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi yang telah
dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal yang dibutuhkan oleh
pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara
itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial
ditingkatkan, bila atasan bersifat ramah dan memahami, menawarkan pujian untuk
kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat
1. Work assignment
dapat dipakai dalam semua situasi. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi. Maka, gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh
seorang pemimpin yang lebih berorientasi pada tugas atau produksi yaitu gaya
Sebagaimana tergambar pada manajerial grid menurut Blake & Moutun dibawah ini :
Pada gambar diatas, terdapat 5 gaya kepemimpinan yaitu 7 :
- Pada Grid 1.1 (Impoverished Leadership) manajer sedikit sekali usahanya untuk
dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas manajer dalam grid ini
- Pada Grid 1.9 (Country Club Leadership), Gaya kepemimpinan dari manajer grid ini
ialah mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan orang-orang
Manajer seperti ini dinamakan pemimpin klub (The country club management).
Manajer ini berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias
- Pada Grid 9.1 (Authority Compliance Leadership), manajer disebut sebagai manajer
pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya pada
- Pada Grid 5.5 (Middle of road leadership), Manajer mempunyai pemikiran yang
medium baik pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha menciptakan
dan membina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang dipimpinnya,
dan produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak
menciptakan target yang tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong
- Pada Grid 9.9 (Team Leadership), manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang
memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya. Manajer yang termasuk dalam Grid ini dikatakan sebagai manajer
Tim yang riil (the real team manajer). Dia mampu memadukan kebutuhan-kebutuhan
Menurut Hilgard kepribadian dalam arti luas dimaksudkan sebagai pola pikir,
emosi dan perilaku yang berbeda serta karakteristik yang mendefinisikan gaya pribadi
kepada organisasi. 18
Hubungan pemimpin dengan anggota berkaitan dengan derajat kualitas emosi dari
terhadap pimpinannya. Pengelolaan sumber daya manusia yang tepat sangat penting
berbeda-beda.
Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin, ada dua hal yang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahan, yakni : perilaku mengarahkan dan perilaku
komunikasi satu arah antara lain, menetapkan peranan yang seharusnya dilakukan
yaitu bawahan yang tidak memiliki kemampuan yang kompeten dan tidak mau
dengan hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan. Instruksi memberikan
pengarahan yang jelas dan spesifik, sehingga dianggap cukup efektif untuk
R2, yaitu bawahan yang tidak memiliki kemampuan secara kompeten namun mau
mengemban tanggung jawab pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Gaya
yaitu bawahan yang memiliki kemampuan namun tidak mau atau tidak yakin untuk
memikul tanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan. Dalam kasus seperti ini,
pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendengar dan
yaitu bawahan yang memilik kemampuan dan kemauan dalam mengemban tanggung
dari Agus Maulana, sikap kerja karyawan adalah cara kerja karyawan didalam
dilakukan. Loyal adalah patuh, setia (Wjs. Poerwadarminta, 2002:609). Dari pengertian
perusahaan lain. Apabila karyawan bekerja pada suatu perusahaan, dan perusahaan
tersebut telah memberikan fasilitas – fasilitas yang memadai dan diterima oleh
karyawannya, maka kesetiaan karyawan terhadap perusahaan akan semakin besar, maka
timbul dorongan yang menyebabkan karyawan melakukan pekerjaan menjadi lebih giat
lagi. Fasilitas – fasilitas yang diterima oleh karyawan sehingga karyawan mau bekerja
sebaik mungkin dan tetap loyal pada perusahaan, hendaknya perusahaan memberikan
imbalan yang sesuai kepada karyawannya. Semua itu tergantung pada situasi dan
Sikap karyawan terhadap pimpinan adalah keadaan dalam diri manusia yang
cenderung untuk bertindak yang disertai dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi
gaya kepemimpinan yang telah terbentuk atas dasar pengalaman dan pengetahuan yang
didapat sebelumnya. Adapun komponen-komponen yang terkandung di dalamnya
adalah kognitif, afektif, dan konatif. Sangat penting bagi pemimpin untuk bergerak
Hal ini sangat penting, agar perusahaan dapat diterima dan tetap dipercaya oleh
usahanya, mengingat semakin ketatnya kompetisi bisnis. Atasan yang etikal diharapkan
Walaupun sebenamya banyak hal yang dapat mempengaruhinya, namun diyakini atasan
negara yang memiliki budaya paternalistik, kiranya akan lebih mudah bagi atasan untuk
menjadi panutan bagi bawahannya karena bawahan juga mencari figur yang bisa
menjadi panutan. Istilah panutan sendiri sudah sangat familiar bagi orang Indonesia.
Hampir semua orang menganggap bahwa orang Indonesia itu mencari panutan. Dan
- Bawahan harus bersikap hormat pada atasannya, dengan kata lain penghormatan
- Garis tanggung jawab adalah dari bawah keatas, yakni bawahan bertanggung jawab
salah berakibat kesimpulan dan keputusan yang salah pula, yang pada akhirnya
sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan unjuk kerja dan sikap kerja,
- Seorang atasan harus menjadi panutan bagi bawahannya, tingkah laku atasan harus
Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah
satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang
sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi
bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu
Menurut Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan keluar dari dalam hati dan keluar
untuk melayani orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin itu haruslah mampu
memimpin bawahannya untuk mencapi tujuan organisasi dan juga mampu untuk
menangani hubungan antar karyawan. Seorang manajer mempunyai peran yang sangat
menyimpulkan bahwa manajer memainkan 10 peranan yang berbeda yang terbagi atas 3
20,21
kategori dasar, yaitu :
Untuk melakukan peranan tersebut seorang manajer harus memiliki sifat dan perilaku
yang mencerminkan sikap kepemimpinan yang baik, kemampuan yang harus dimiliki
seorang manager dalam memimpin bawahanya amatlah penting karena sifat ini
adala sifat paling dasar bagi seorang manajer yaitu mampu memimpin orang lain
menurut saya sifat tanggung jawab seorang manajer perlu di tekankan pada diri
seseorang yang kelak ingin menjadi seorang manajer, karena seorang manajer harus
dikarnakan demi mencapai tujuan yang ingin di capai seorang manajer harus
tujuan yang diinginkan serta dapat bekerja dengan lebih giat lagi
5. Disiplin. Sikap disiplin perlu diterapkan dalam diri seoarang manajer sebab dia
adalah contoh bagi bawahanya/karyawan yang nanti akan menjadi penentu baik
hal yang sangat dibutuhkan demi menganalisa suatu permasalahan dan memberikan
seorang manajer tetapi kreativitas seorang manajer harus lebih baik dibandingkan
dengan orang lain, dikarnakan seorang manajer dipilih agar mampu menciptakan
suatu hal yang jauh lebih baik dibandingkan orang lain dengan kreativitasnya.
dengan baik agar mudah dipahami oleh bawahanya serta menghasilkan hubungan
telah dimiliki oleh seorang manager, maka secara otomatis dia sudah mampu
10. Mudah Bergaul. Seorang manajer harus mampu berbaur dengan karyawanya agar
konsep, ide, dan gagasan haruslah dimiliki oleh manajer tingkat atas (top manager)
untuk membuat rencana kerja, karena proses penjabaran ide ini biasanya juga
juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berhubungan dengan orang lain atau
dihargai dan selanjutnya akan bersikap lebih terbuka dengan komunikasi yang
13. Technical Skill (Keterampilan Teknis). Keterampilan teknis merupakan bekal wajib
bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini adalah
dimilikinya. Setiap menit yang terbuang sia-sia akan sangat merugikan perusahaan.
Tentu saja, mayoritas manajer harus menjadikan waktu tetap sebagai aset yang
produktivitas perusahaan.
utama. Terutama bagi kelompok manajer tingkat atas (top manager). Dalam
pembuatan keputusan, ada tiga langkah yang bisa dilakukan oleh seorang manajer,
yaitu seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan menemukan berbagai
alternatif yang bisa diambil untuk penyelesaian masalah tersebut. Kedua, manajer
harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang
dipilihnya tersebut serta mengawasi dan mengevaluasi agar selalu berada pada jalur
yang tepat.
Tabalong, secara khusus dapat diamati oleh penulis melalui kegiatan dan proses kerja
sehari-hari terutama pada seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Gaya
kepemimpinann yang dijalankan oleh Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan
lebih cenderung bergaya Partisipatsi, dan bergaya gabungan antara otokratis dan
partisipasi. Kepemimpinan dengan gaya gabungan antara otokratis dan partisipasi ini
bergaya continuum ini berorientasi kepada 2 (dua) hal yaitu : berorientasi kepada
Setiap keputusan yang diambil oleh atasan adakalanya diambil tanpa berdiskusi
dengan bawahan ketika dihadapkan pada kondisi genting dan diharuskan mengambil
keputusan secara cepat. Pada kondisi lain, atasan melibatkan bawahan dalam
meskipun keputusan akhir tetap berada di tangan atasan, dan pada kondisi lain yang
lebih besar akibat dari keputusan tersebut Kepala Seksi berkonsultasi dengan Kepala
bagaimana seharusnya gaya kepemimpinann yang efektif agar organisasi dapat berjalan
antara lain:
1. Tugas pekerjaan
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan merupakan salah satu seksi yang
memiliki tugas yang cukup banyak daripada seksi-seksi lainnya yang ada pada Dinas
Puskesmas berada dibawah seksi pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, Tugas
Kesehatan Teladan, dan banyak hal yang berkaitan dengan pelayanan Puskesmas.
Sehingga dengan beban tugas ini, Kasi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
harus berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang ada, tidak
sebagai tim. Tujuannya adalah agar setiap pekerjaan dapat diselasikan tepat waktu
dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama dalam waktu yang telah
ditentukan.
Rujukan hanya mendelegasikan tugas apa saja yang harus dikerjakan tanpa
menjelaskan lebih rinci apa-apa saja yang perlu dipersiapkan. Karena pimpinan
Namun karena kemampuan staf masih belum terlalu matang, sehingga staf selalu
Kepala Seksi Kesehatan Dasar dan Rujukan melakukan instruksi dengan jelas
tentang apa dan bagaimana tugas akan di kerjakan, dana bagaimana cara
Sikap karyawan terhadap pimpinan adalah keadaan dalam diri manusia yang
cenderung untuk bertindak yang disertai dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi
gaya kepemimpinan yang telah terbentuk atas dasar pengalaman dan pengetahuan yang
didapat sebelumnya.19 Sikap bawahan terhadap atasan dalam pembahasan ini yaitu
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan, secara umum sikap bawahan atau staf Seksi
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan cukup kooperatif, mau saling bekerja sama,
menghargai waktu, disiplin dan senang berkonsultasi dengan atasan, meskipun terdapat
juga sikap-sikap negative. Sikap-sikap bawahan ini juga mempengaruhi terhadap gaya
kepemimpinan yang bagaimana yang akan di ambil oleh Kepala Seksi Pelayanan
demokratis. Gaya otokratis perlu dipraktekan oleh Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
jika didapkan pada kondisi dimana apabila salah satu bawahan tidak menurut dengan
peraturan yang telah dibuat oleh Kepala Seksi, seperti datang terlambat, terlambat
menyelesaikan laporan. Sementara pada satu sisi konidis lainnya, Kepala Seksi
untuk mencapai tujuan, di mana si pemimpin senang menerima saran, pendapat dan
membina hubungan dengan bawahan diperlukan kepribadian yang ramah dan terbuka
agar bawahan memiliki rasa perduli dan terbuka pula terhadap atasan, selain daripada
itu pimpinan juga mampu berkomunikasi dan memiliki cara komunikasi yang baik
partisipatif dan continuum karena dua gaya kepemimpinan ini bersifat melibatkan
bawahan dalam prosesn penyelesaian tugas dan pengambilan keputusan, sehingga bagi
Dalam kegiatan sehari-hari, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
menempatkan diri sebagai pimpinan yang sangat peduli dan mensejajarkan dirinya
dengan bawahan, dan bekerja dalam tim dengan bawahan. Bawahan merasa sangat
nyaman bekerja dalam kondisi kerja yang demikian, sehingga segala permasalahan yang
dihadapi dalam hal pekerjaan selalu di komunikasikan secara terbuka dengan Kepala
Seksi. Kemampuan Kepala Seksi dalam memposisikan dirinya terhadap bawahan dan
terhadap atasan baik itu Kepala Bidang maupun Kepala Dinas merupakan suatu
kemampuan yang tidak dimiliki oleh semua orang, kemampuan ini menjadikan suasana
kerja yang harmonis dan mudah bagi bawahan yang baru untuk menyesuaikan diri
dengan ritme kerja pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, dan
menjadikan motivasi dalam diri bawahan meningkat karena rasa memiliki yang besar
3. Hasibuan S.P Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Jakarta :
Bumi Aksara, 2008
19. Anonim. Loyalitas dan sikap kerja karyawan : definisi dan indikasi turunnya
loyalitas karyawan. Sumber : http://jurnal-sdm.blgospot.co.id. Diaskes tanggal 8
April 2016