Anda di halaman 1dari 7

ESSAY

PENTINGNYA KUALITAS APARATUR DESA DALAM


PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Dosen Pengampu :
Dr. Ike Wanusmawatie, S.Sos, M.AP.

Disusun Oleh :
Shalmadinah Safitri
NIM. 225030101111054
Administrasi Pemerintahan Desa (F)

Program Studi Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
2023
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Penyelenggaraan pemerintahan di desa tidak dapat dipisahkan dari
pemerintahan otonomi daerah. Pemerintah memberikan serta mendidik desa sebagai sebuah
otonomi agar desa mampu mengatur serta mengelola pemerintahan secara mandiri namun
tetap dibawah pengawasan pemerintah. Tuntutan atas kemandirian, membuat desa harus
menyelenggarakan pemerintahan yang baik dengan memperhatikan aspek sumber daya
manusia atau kesejahteraan masyarakat. Menurut Jihan (2020) Pemerintahan desa bisa
digambarkan sebagai suatu organisasi pemerintahan, organisasi ini memiliki fungsi dalam
penyusunan kebijakan dan pengkoordinasian dalam pelaksanaan tugas satuan kerja perangkat
desa sehingga keberadaannya memiliki peranan yang cukup penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan pada suatu desa.

Pemerintahan desa merupakan bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintah


daerah. Maka dalam rangka mewujudkan upaya membentuk pemerintahan desa yang baik
diperlukan unsur yang paling mendasar yakni unsur sumber daya manusia yang menjalankan
pemerintahan di desa atau bisa disebut sebagai aparatur desa. Karena aparatur desa yang
menjalankan serta membantu kegiatan pemerintahan desa. Berbeda dengan perangkat desa
yang menjadi unsur staf yang membantu kepala desa mengurusi pemerintahannya, membuat
kebijakan dan koordinasi. Aparatur desa lebih menekankan pada keterlibatan seseorang
dalam penyelenggaraan pemerintah desa. Jadi aparatur desa lebih dekat dengan masyarakat
serta harus mengetahui kebutuhan masyarakat, Dan lain lain. Menurut Aisyah (2017)
Penyelenggaraan pemerintahan desa akan tersusun dan terarah dengan baik apabila kinerja
aparatur desa dalam melaksanakan apa yang menjadi tugas pokok, fungsi, kewenangan, dan
tanggung jawabnya, utamanya dalam memberikan pelayanan publik dapat berjalan sesuai
dengan peraturan yang ada. Maka dari itu, aparatur desa sangat berperan penting dalam
sistem penyelenggaraan pemerintah.

Kualitas aparatur desa menjadi kunci terselenggaranya kinerja pemerintahan desa


yang baik. Kualitas yang dimaksud ialah ketika aparatur desa dalam menyelenggarakan
pemerintahannya dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat untuk mencapai
kesejahterannya. Ketika melihat kasus di pemerintahan desa saat ini seperti pelayanan yang
buruk kepada masyarakat, kode etik yang dilanggar, dan bentuk pelanggaran lainnya
menyebabkan permasalahan dalam kualitas kinerja aparatur desa. Sehingga banyak
masyarakat yang merasa dirugikan dan menyebabkan kebutuhannya tidak terpenuhi secara
maksimal. Maka dari itu penulis ingin menguraikan pentingnya kualitas aparatur desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa dari berbagai sudut pandang seperti kedudukan, status,
tingkat pendidikan, penghasilan, kesejahteraan hingga konsistensi aparatur dalam
menjalankan pemerintahan di desa.

Dalam menciptakan pemerintahan desa yang baik tentu saja memerlukan sumberdaya yang
berkualitas di dalamnya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Apabila kualitas aparatur
desa dalam pemerintahan desa memburuk hingga dikritik oleh masyarakat, maka
kesejahteraan masyarakat akan terganggu. Oleh karenanya begitu penting kualitas aparatur
desa dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan di desa. Penulis akan menguraikan kualitas
aparatur desa jika dilihat dari beberapa aspek, baik dari internal maupun eksternal.

1. Dilihat dari aspek kedudukan aparatur desa


Pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem pemerintahan daerah.
Kedudukan pemerintah desa pastinya menjadi satuan badan hukum yang paling kecil.
Namun desa merupakan tanggungjawab dari pemerintahan daerah atau bupati.
Sedangkan pemerintah pusat hanya memberikan otonomi kepada desa. Kedudukan
desa sebagai bagian dari pemerintahan daerah tentunya membawa dampak terhadap
kualitas aparatur dalam menjalankan pemerintahan di desa. Maka dari itu, desa
seringkali menjadi sasaran utama pemerintah dalam membuat kebijakan atau program
programnya. Untuk mendukung keberhasilan program program pemerintah tersebut
kualitas aparatur desa harus diperhatikan. Selain kedudukan pemerintahan desa tadi,
kedudukan aparatur desa juga harus ditingkatkan. Karena setiap aparatur di desa
tersebut pastinya memiliki tugas dan wewenang masing masing untuk melayani
masyarakat. Oleh karenanya, peran kedudukan aparatur desa sangat penting. Seperti
contoh kepala desa memiliki tugas untuk memimpin pemerintahan di desa maka yang
ia lakukan ialah sesuai dengan tugas dan wewenangnya apabila kepala desa
menyimpang dari hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa kedudukan kepala desa
telah disalahgunakan sehingga kesejahteraan masyarakat juga terganggu. Dalam
rumusan Pasal 1 angka 3 UU Desa, kedudukan Perangkat Desa adalah ‘pembantu’
bagi Kepala Desa dalam menjalankan fungsi pemerintahan. Dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia, kedudukan ‘pembantu’ juga dilekatkan kepada Wakil
Presiden dan menteri-menteri. Maka semakin tinggi kedudukan dalam pemerintahan
desa semakin tinggi pula kualitas diri yang harus dimiliki oleh seoran aparatur desa.
Apabila pemimpin kepala desa tidak memiliki kualitas dalam dirinya secara otomatis
menyebabkan bawahannya menjadi tidak memiliki kualitas. Maksud dari kualitas
ialah kemampuan perangkat desa untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang
cukup memadai. Menurut Turmudi (2021) Di balik tugas dan tanggung jawab yang
sangat besar yang di bebankan kepada perangkat desa dari Kepala Desa, bagi
sebagian personal perangkat desa merasa bangga dan senang jika yang bersangkutan
dapat menjadi pegawai dan bagian dari pemerintahan desa. Hal demikian di
karenakan masih banyaknya anggapan bahwa perangkat desa yang menurut sebagian
banyak warga merupakan aparatur pemerintahan dengan kedudukan terpandang dan
merupakan warga masyarakat yang terpilih.

2. Dilihat dari aspek status aparatur desa


Desa merupakan badan pemerintahan yang diakui oleh pemerintah pusat. Namun desa
juga merupakan subsistem dari sistem pemerintahan daerah sehingga wewenang
pemerintahan desa ada di dalam pemerintahan daerah. Selain itu pemerintahan desa
disebut dengan pemerintahan semu, artinya mereka menjalankan pemerintahan di
desa sama persis dengan pemerintahan di pusat. Hal inilah yang membuat aparatur di
desa berstatus Non ASN sehingga aparatur desa bukan tanggungjawab pemerintah
pusat melainkan tanggungjawab pemerintah daerah atau kabupaten. Karena cara kerja
mereka tidak sama dengan ASN di pemerintah pusat, namun masih ada kemiripan
seperti atribut, pengelolaan administrasi desa dan masih banyak lagi. Status aparatur
desa sebagai Non ASN membuat kualitas yang dimiliki oleh setiap aparatur desa
menjadi berubah ubah. Karena statusnya Non ASN otomatis tidka ada jam kerja yang
mengikat serta aturan yang sangat ketat seperti ASN di pemerintah pusat. Maka dari
itu, kepala desa benar benar harus memilih kandidat aparatur desa yang amanah serta
bertanggung jawab dalam mengelola pemerintahan desa. Karena seperti yang
dikatakan dalam kedudukan tadi bahwa bagi sebagian orang menjadi aparatur desa
merupakan hal yang bisa dibanggakan dan disegani. Maka dari itu penting untuk
memahami bahwa kualitas aparatur desa sangat dibutuhkan demi terciptanya
kesejahteraan masyarakat desa. Meskipun status aparatur desa Non ASN namun tugas,
wewenang serta fungsinya sudah memiliki landasan hukum yang kuat untuk
menjamin perlindungan aparatur desa.
3. Dilihat dari aspek tingkat pendidikan aparatur desa
Tingkat pendidikan seorang aparatur desa menjadi aspek paling penting dalam
menentukan kualitas aparatur desa. Karena jika seseorang semakin tinggi tingkat
pendidikannya maka semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
Syarat untuk menjadi sebuah aparatur desa salah satunya ialah minimal berpendidikan
SMA dan di usia 20 tahun. Syarat minimal yang diajukan ini menurut penulis
merupakan suatu hal yang tepat karena tidak semua dari masyarakat desa mampu
untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi atau jenjang perkuliahan. Karena
masyarakat desa pastinya juga memiliki adat istiadat serta beberapa aspek yang
membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Namun, ada
satu hal yang menjadi sorotan bahwa etika yang dimiliki oleh seorang aparatur desa
membuat pemerintahan desa berjalan dengan baik. Hal inilah yang disebut dengan
kualitas aparatur desa yang baik. Namun, maksud dari tingkat pendidikan
mempengaruhi kualitas aparatur desa dalam pengelolaan pemerintahan desa. Seperti
contoh ketika salah satu masyarakat desa melanjutkan pendidikan di perkuliahan
dengan jurusan administrasi publik, maka prospek kerjanya di pemerintahan desa
sangat tinggi, karena pemerintahan desa membutuhkan ilmu atau pengetahuannya
untuk mengelola administrasi pemerintahan desa. Hal inilah yang mempengaruhi
kualitas dari aparatur desa tersebut. Sehingga kebutuhan masyarakat menjadi
terpenuhi.

4. Dilihat dari aspek penghasilan aparatur desa


Aparatur desa dalam keterlibatannya mengelola pemerintahan desa, tentunya tidak
dilakukan secara sukarela. Karena salah satu aspek yang membuat seseorang menjadi
aparatur desa ialah aspek penghasilan yang didapatkannya. Penghasilan aparatur desa
berasal dari Anggaran Dana Desa yang dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah. Penghasilan yang ditetapkan pun berbeda beda nominalnya. Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 81 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Bupati/Wali kota menetapkan besaran penghasilan tetap Kepala Desa, Sekretaris


Desa, dan Perangkat Desa lainnya, dengan ketentuan:
a) Besaran Penghasilan Tetap Kepala Desa Paling Sedikit Rp2.426.640,00
Setara 120% Dari Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil Golongan Ruang II/A
b) Besaran Penghasilan Tetap Sekretaris Desa Paling Sedikit Rp2.224.420,00
Setara 110% Dari Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil Golongan Ruang II/A
c) Besaran Penghasilan Tetap Perangkat Desa Lainnya Paling Sedikit
Rp2.022.200,00 Setara 100% Dari Gaji Pokok Pegawai Negeri Sipil
Golongan Ruang II/A.

Selain nominal penghasilan yang setara dengan gaji PNS tersebut, aparatur desa juga
menerima tunjangan atas kinerja yang telah ia lakukan.

Pemberian penghasilan yang sama rata ini dapat menumbuhkan motivasi aparatur
desa dalam meningkatkan kualitas pengelolaan penyelenggaraan pemerintahan desa.
Di sisi lain, juga masih banyak yang menganggap bahwa penghasilan aparatur desa
ini tergolong minim. Sehingga menyebabkan aparatur desa tidak bertanggungjawab
atas tugas dan wewenang yang ia miliki. Inilah salah satu faktor terbesar menurunnya
kualitas aparatur desa dalam penyelenggaraan pemerintahan. Karena tidak mungkin
jika seseorang bekerja atau melakukan sesuatu tapi tidak ada imbalannya, hanya orang
orang tertentu saja yang mau bekerja seperti itu. Begitu pula aparatur desa, karena
aparatur desa yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan itu membutuhkan
tenaga yang ekstra karena karakteristik masyarakat yang berbeda beda.

5. Dilihat dari aspek kesejahteraan aparatur desa


Pemerintahan desa dibentuk dengan tujuan agar masyarakat desa terjamin
kebutuhannya sehingga mencapai kesejahteraannya. Namun dalam kesejahteraan
masyarakat desa, aparatur desa juga harus dijamin kesejahteraannya utuk
meningkatkan kualitas pelayanannya. Jika aparatur desa bekerja dengan hati karena
mereka sejahtera dalam menjalankan tugas tersebut maka penyelenggaraan
pemerintahan di desa sudah dapat dikatakan baik dan berkualitas. Menurut United
Nations (1966) membagi tiga model sistem kepegawaian daerah yakni separated
personnel system, unified local government personel system dan integrated natonal
and local personnel system. Pemerintahan desa masuk ke dalam separated system
karena setiap kegiatan pemerintahan dilakukan oleh daerah itu sendiri dan memiliki
otonomi daerah sendiri. Kesejahteraan aparatur desa bergantung pada beberapa aspek
yang dijelaskan sebelumnya seperti penghasilan, tingkat pendidikan, status
kepegawaian dan kedudukan aparatur desa. Selain empat aspek tersebut yang
mempengaruhi kesejahteraan aparatur desa terdapat beberapa aspek lain seperti
keahlian yang dimiliki oleh perangkat desa untuk mengelola pemerintahan desa serta
partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan program program pemerintahan desa.
Dengan demikian apabila kesejahteraan aparatur desa dapat terjamin maka kualitas
yang dimiliki oleh aparatur desa dalam menyelenggarakan pemerintahan di desa juga
akan meningkat. Karena mereka akan merasa bahwa pekerjaan sebagai aparatur desa
memberikan manfaat bagi masyarakat desa.

Pemerintahan desa harus memiliki aparatur yang berkualitas. Karena sikap aparatur desa
dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat desa seperti etika, pelayanan publik yang
ditawarkan, dan jenis jenis pengelolaan pemerintahan lainnya. Hal hal yang mempengaruhi
kualitas aparatur desa diantaranya ialah terlihat pada aspek kedudukan aparatur desa, sta

Anda mungkin juga menyukai