Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

Strategi Kepemimpinan Kelurahan dalam


Meningkatkan Pelayanan Publik di Kelurahan
Tonasa 1 Kabupaten Pangka’jene dan Kepulauan

Village Leadership Strategy in Improving Public Services in


Tonasa 1 Village, Pangka'jene Regency and Islands

HANA FADILLAH

1965142063

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL

Judul :Strategi Kepemimpinan Kelurahan dalam


Meningkatkan Pelayanan Publik di
Kelurahan Tonasa 1 Kabupaten Pangka’jene
dan Kepulauan

Nama : Hana Fadillah

NomorIndukMahasiswa : 1965142030

Jurusan : IlmuAdministrasi

ProgramStudi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Andi Cudai Nur, M.Si Sulmiah, S.Pd, M.AP


NIP. 19641111 198903 001 NIP. 19650522 199003 1 002

Mengetahui

Ketua Ketua
Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Prof. Dr. Haedar Akib, M.Si NIP. Dr. H.Muhammad Guntur, M.Si
19650522 199003 1 002 NIP. 19601231 198803 1 001
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemimpin pemerintahan merupakan figur yang menentukan keefektifan


dalam mencapai tujuan organisasi pemerintahan, Dengan kata lain, pencapaian tujuan
organisasi pemerintahan ditentukan oleh kemampuan, kompetensi dan kapabilitas
pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokok dan Fungsinya. Oleh
karena itu, seorang pemimpin pemerintahan harus selalu siap untuk mendengarkan
dan merasakan serta menanggapi dan mewujudkan keinginan, aspirasi, tuntutan dan
kepentingan masyarakat serta tuntuan
organisasi pemerintahan shingga kesejahteraan masyarakat terus meningkat.
Setiap pemimpin pemerintahan harus tanggap terhadap kondisi politik, baik
dalam organisasi pemerintahan maupun kondisi yang terjadi dalam
masyarakat.
Kenyataan ini yang harus dihadapi pemimpin pemerintahan dan kondisi ini
pula yang membedakannya dengan pemimpin organisasi nonpemerintahan.
Pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
menghadapi
dua situasi dan kondisi yang berbeda, di satu sisi harus menghadapi para elit
politik yang berbeda tuntutannya dan di sisi yang lain harus menghadapi
masyarakat yang berbeda pula tuntutannya. Oleh karena itu, seorang
pemimpin
pemerintahan harus tanggap terhadap kondisi kelembagaan pemerintahan,
dalam arti memberikan perhatian serta mengambil tindakan yang dianggap
perlu dalam rangka merespons kebutuhan para elit politik dan kebutuhan
organisasi pemerintahan yang dipimpinnya serta tanggap pula terhadap
kebutuhan masyarakat.
Jika seorang pemimpin sangat menyadari bahwa tugas utamanya adalah

memberikan pelayanan kepada publik, kesejahteraan masyarakat pasti akan bisa

dicapai. Karena prinsip kepemimpinan yang diterapkan akan selalu berorientasi pada

kepuasan masyarakat. Sosok pemimpin berpengaruh dalam pelayanan khususnya

dalam organisasi penyelenggara pelayanan publik, bisa dipastikan jika pemimpin

terjun langsung dalam pelayanan publik maka akan ada perbaikan pola kerja yang

mengedepankan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Pelayanan publik menurut UndangUndang Nomor 25 tahun 2009 adalah

kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan Peraturan PerundangUndangan bagi setiap warga negara dan penduduk

atas barang, jasa, dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik. Pelayanan publik yang baik, prima, dan bertanggung jawab

sangatlah di dambakan oleh masyarakat, agar semua kebutuhan masyarakat dapat

terpenuhi sehingga tercapai kesejahteraan.

Kelurahan dan Desa merupakan dasar dari satuan pemerintahan yang terkecil

dari suatu komunitas pemerintahan negara. Sehingga boleh di katakan bahwa

keberhasilan dalam melakukan pembangunan juga tergantung dari sejauh mana


partisipasi masyarakat setempat beserta aparatur pemerintahan kelurahan dalam

perencanaan pembangunan tersebut. Dalam arti masyarakat harus ikut berpartisipasi

dan diberi kepercayaan dan kewenangan yang cukup dalam mengurusi rumah tangga

kelurahannya, sehingga bisa mandiri selain sebagai pelaksana dan perencana program

pembagunan, maka para aparatur pemerintah kelurahan juga berperan sebagai

pelayanan masyarakat dalam dan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang

dimiliki daerah tersebut.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 pasal 52 menyatakan bahwa

kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang dibentuk untuk membantu atau

melaksanakan sebagian tugas camat. Kelurahan dipimpin oleh kepala kelurahan yang

disebut lurah selaku perangkat kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat.

Aparat kelurahan sebagai birokrat di tingkat kelurahan dituntut untuk mampu

menagani kendala-kendala yang dihadapi dalam usaha-usaha pembangunan yang

digalakkan pemerintah. Aparat kelurahan harus mampu melaksanakan fungsi

utamanya yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, cekatan,

efektif dan efisen. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya, kepemimpinan Lurah sangatlah berperan penting

dalam seluruh kegiatan birokrasi yang ada di kelurahan, serta berperan dalam
meningkatkan kinerja aparatur dalam mencapai suatu tujuan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Kelurahan sebagai tingkat paling rendah dalam struktur pemerintahan, harus

dapat memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Para aparatur juga

harus dapat memperlihatkan kinerja yang baik, Namun kenyataan di lapangan sering

di jumpai rendahnya mutu pelayanan publik merupakan citra buruk di tengah

masyarakat. Dan bagi masyarakat yang pernah berurusan dengan birokrasi selalu

mengeluhkan, dan kecewa terhadap pelayanan pemerintah yang masih kurang

maksimal. Masyarakat juga mengelukan prosedur pelayanan serta fasilitas, sarana dan

prasarana, dengan demikian peran seorang Lurah sangatlah berperan penting terlebih

khusus dalam Kepemimpinan di Kelurahan Lewaja dalam meningkatkan kinerja

parah aparatur kelurahan.

Penelitian terdahulu yang telah lakukan oleh Nur Aini Mayasiana (2020)

dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kepemimpinanan Kepala Kelurahan

Perempuan Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Di Kelurahan

Sumbersari Kabupaten Jember”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya

pengaruh karakteristik pekerjaan dengan kepemimpinan perempuan. Secara umum

kepemimpinan yang digunakan oleh Kepala Kelurahan perempuan di kelurahan

Sumbersari adalah kepemimpinan demokratis dengan karakter kepribadian yang

layak menjadi panutan. Tipe dan Metode kepemimpinan kepala kelurahan perempuan

kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang digunakan


kepala kelurahan perempuan dalam menjalankan kepemimpinanya adalah tipe peka

terhadap saran – saran.

Wais Alqorni (2019) dengan judul penelitian ”Kepemimpinan Lurah dalam

Meningkatkan Pelayanan Publik di Kelurahan Pasie Nan Tigo”. Hasil penelitian ini

menujukkan bahwa Lurah Pasie Nan Tigo dalam kepemimpinannya sebagai lurah

menggunakan teknik kepemimpinan yang sesuai dengan teknik kepemimpinan yang

dikemukakan oleh Pamudji (1985:114) namun, pada pelaksanaannya masih ada

beberapa teknik yang belum dilaksanakan dengan maksimal sehingga pelaksanaan

pelayanan publik belum berjalan maksimal sesuai dengan apa yang diinginkan

masyarakat. Secara umum pelaksanaan pelayanan publik di Kelurahan Pasie Nan

Tigo dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat masih terdapat

hambatanhambatan yang ditemui di lapangan diantaranya adalah kurangnya

partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan public tersebut, kurangnya

sarana dan prasarana kelurahan serta kurangnya jumlah pegawai yang ada di

kelurahan tersebut.

Sukowati Mudji Rahayu (2021) dengan judul penelitian “Peranan

Kepemimpinan Lurah Dalam Menjalankan Pemerintahan Pada Kantor Kelurahan

Samofa Kabupaten Biak Numfor. Kepemimpinan Kepala Kelurahan Sebagai

Katalisator di Kelurahan Samofa Kabupaten Biak Numfor sudah cukup baik dalam

mendorong dan menggerakkan bawahannya, hal ini nampak dari tanggapan informen

2 (sekretaris Kelurahan), dan informen dari unsur pegawai yang mengatakan bahwa
Kepala Kelurahan selalu memberikan arahan kepada bawahannya, dan arahan ini

menyangkut tugas bawahan masing-masing. Kepemimpinan Kepala Kelurahan

Sebagai Fasilitator di Kelurahan Samofa Kabupaten Biak Numfor sudah memberikan

arahanyang baik kepada bawahan, dan arahan itu sesuai dengan tupoksi

masingmasing bawahan, juga memberikan contoh sesuai dengan keterampilan terkait

dengan pekerjaan, dan tetap menjaga hubungan yang baik dengan semua bawahannya

secara adil..

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti terdorong untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Strategi Kepemimpinan Kepala Kelurahan Dalam

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Public Di Kelurahan Tonasa 1 Kabupaten

Pangka’jene Dan Kepulauan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dirumuskan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaiamana Strategi Kepemimpinan Kepala Kelurahan Dalam

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Di Kelurahan Tonasa 1

Kabupaten Pangka’jene Dan Kepulauan?

2. Bagaimana evektivitas pelayanan di Kelurahan Tonasa 1 Kabupaten

Pangka’jene dan Kepulauan

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi kepemimpinan kepala Kelurahan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kelurahan Tonasa 1

Kabupaten Pangkaje’ne dan Kepulauan

2. Untuk mengetahui evektifitas pelayanan di Kelurahan Tonasa 1

Kabupaten Pangka’jene dan Kepulauan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan

keilmuan dan pengetahuan, karena akan menambah khasanah

keilmuan dan pengetahuan yang ada terutama yang berkaitan dengan

bagaimana seorang pemimpin meningkatkan pelayanan publik.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat pula memberikan kontribusi yang cukup

bermanfaat bagi Kelurahan Tonasa 1 Kabupaten Pangka’jene dan

Kepualauan untuk meningkatkan palayanan publik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP

A.Kajian Pustaka

a. Konsep Strategi

Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai

program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan implementasi

misinya. Artinya, bahwa para manajer memainkan peranan penting yang aktif, sadar

dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Berdasarkan perspektif kedua,

strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap

lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki

strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit.

Pandangan ini diterapkan bagi para manajer yang bersifat reaktif,yaitu hanya

menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala

dibutuhkan.

James Brian Quinn (dalam M.Grant 2000 : 10) berpendapat bahwa strategi

Yaitu:

Suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama,

kebijakan-kebijakan,dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi

suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang diformulasikan dengan baik akan
membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang dimiliki

perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang

baik disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan

perusahaan,antisipasi perubahan dalam lingkungan,serta kesatuan pergerakan

yang dilakukan oleh mata-mata musuh.

Alfred D. Chandlee Jr (dalam M.Grant 2000 : 10) mendefinisikan strategi

sebagai penentuan tujuan jangka panjang suatu perusahaan dan penerapan

serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai

tujuan tersebut.

Griffin (dalam Trisnawati 2005 : 132) berpendapat strategi sebagai sebagai

berikut:

Strategi merupakan rencana kommprehensif untuk mencapai tujuan

organisasi (Strategy ia acomprehensive plan for accomplishing an

organizations goals). Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi

juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi di

lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya. Bagi

organisasi bisnis, strategi dimaksudkan untuk mempertahankan

keberlangsungan bisnnis perusahaan dibandingkan para pesaingnya dalam

memenuhi kebutuhan konnsumen.


Kenneth Andrews(dalam M.Grant 2000 : 10) mengemukakan strategi

sebagai berikut:

Srategi sebagai bentuk dari tujuan-tujuan,kebijakan utama,dan rencana untuk

mencapai tujuan tersebut, yang dipaparkan sedemikian rupa sehingga dapat

menerangkan dalam usaha apa organisasi tersebut bergerak atau

seharusnya,dan apa jenis perusahaan tersebut atau apa macamnya.

Hamel dan Prahalad (1995) mengemukakan strategi sebagai berikut:

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat)

dan terus menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang

diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan

strategi hampir selalu dimulai dari "apa yang dapat terjadi", bukan di mulai dari

"apa yang terjadi" .Terjadinya kecepatan inovasi pasar bar dan perubahan pola

konsumen memerlukan kompetisi inti (core competencies).Perusahaan perlu

mencari kompetensi initi didalam bisnis yang dilakukan.

Michael Armstrong (dalam Cahyati 2005 : 25) mengatakan bahwa ada tiga

konsep utama strategi,yaitu Keunggulan kompetitif,kapabilitas khusus, diperhatikan,

dan kesesuaian stratejik. Ketiga konsep tersebut hasrus diperhatikan agar strategi

yang dipilih tau dibuat oleh suatu perusahaan dapatefektif . Uraian penjelasannya

sebagai berikut :

1. Keunggulan kompetitif suatu organisasi timbul dari adanya nilai yang

diciptakan untuk pelanggannya.Agar memiliki keunggulan


kompetitif,organisiasi harus mengembangkan tiga strategi generic, yaitu

inovas,kualitas,sertakepemimpinan.

2. Kapabilitas khusus adalah hal penting agar organisasi bias memiliki

keunggulan kompetitif.kapabilitas khusus atau kompetensi bias memberika

superioritas bagi organisasi,karena sesuatu yang disebut kapabilitas khusus

memiliki sifat sulit ditiru atau bahkan tida dapat ditiru pesaingnya.

3. Kesesuaian stratejik adalah perusahaan menyesuaikan kapabilitas dan

sumber daya yang ada dengan peluang yang tersedia,sehingga keunggulan

kompetitif perusahaan dapat maksimal.

b.Konsep Kepemimpinan

Menurut Young Kartono (2003) Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang

didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain

untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki

keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Sebagai tingakat paling rendah

dalam struktur pemerintahan, harus dapat memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat.

Kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri

seorang pemimpin, yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal maupun

faktor eksternal. Menurut Siagian (2003:47)


Menurut Siagian (2003:47 )fungsi-fungsi kepemimpinan adalah sebagai

berikut:

1. Pemimpin selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha

pencapaian tujuan,

2. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di

luar organisasi,

3. Pemimpin selaku komunikator yang efektif,

4. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama

dalam menangani situasi konflik,

5. Pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, obyektif dan netral.

C. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 73 Tahun 2005 tentang

Kelurahan, Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai perangkat daerah

kabupaten/kota dalam wilayah Kecamatan.

D.Pelayanan Publik

Dalam kamus Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik dirumuskan

sebagai berikut:

a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani.

b. Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli

barang dan jasa


c. Pelayanan medis merupakan pelayanan yang diterima seseorang dalam

hubungannya dengan pensegahan, diagnosa dan pengobatan suatu

gangguan kesehatan tertentu.

d. Publik berarti orang banyak (umum).

Pendapat lain mengenai pelayanan menurut Gronross:

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak

kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal- hal lain disediakan oleh perusahaan pemberi

pelayanan yang dimaksudkan untuk pemberi pelayanan yang di masudkan untuk

memcahkan permasalahan konsumen/ pelanggan.

Secara Teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan

masyarakat untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang

tercermin dari asas- asas pelayanan publik berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :63/KEP/M.PAN/7/2003, yaitu:

1. Transparansi, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti

2. Akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang- undangan.


3. Kondisional, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektivitas

B.Kerangka Konsep
.1
E
6
4
:)f-S
(C
A
M
/c
p
sb
jL
k
y
w
l,d
K
g
5
0
2
T
3
7
o
N
ih
m
n
tu
ra
e
P
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif

karena hanya akan memaparkan segala informasi yang digali dari responden tentang

strategi kepemimpinan lurah dalam meningkatkan pelayanan publik di Kelurahan

Tonasa 1 Kabupaten Pangkaje’ne yang tujuannya memaparkan (mendeskripsikan)

sesuatu. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan dan menggambarkan apa

adanya, menganalisis data yang diperoleh dengan harapan dapat mengetahui tentang

kepemimpinan lurah dalam meningkatkan pelayanan di Kelurahan Tonasa 1

Kabupaten Pangka’jene dan Kepulauan.

B. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan judul yakni di

Kelurahan Tonasa 1 Kabupaten Pangka’jene dan Kepulauan

C.Deskripsi Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah bagaimana strategi kempimpinan kepala

Kelurahan dalam meningkatkan pelayanan publik di Kelurahan Tonasa 1 Kabupaten

Pangka’jen dan Kepulauan.

D. Tahap – Tahap Penelitian


1. Analisis sebelum pengumpulan data di lapangan

Analisis sebelum pengumpulan data di lapangan dilakukan terhadap

penelitian terdahulu atau data sekunder yang kemudian digunakan untuk

menentukan fokus penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan penelaahan

terhadap penelitian – penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

bagaimana strategi kepemimpinan Kelurahan dalam meningkatkan pelayanan

publik

2. Analisis saat berada di lokasi penelitian model Miles dan Huberman

Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan pada saat dilakukan

spengumpulan data dan setelah seluruh data terkumpul. Analisis data berada

di lokasi penelitian dilakukan dengan memberikan pertanyaan tersebut dapat

dikembangkan sehingga menjadi pertanyaan yang tidak terstruktur apabila

dirasa jawaban yang diberikan oleh informan kurang memenuhi kebutuhan

data

E.Jenis dan Sumber Data

1.Jenis

Fokus penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif merupakan data

yang berbentuk kata-kata atau verbal. Cara memperoleh data kualitatif dapat

di lakukan melalui wawancara.

2.Sumber Data
a. Data Primer

Ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung

dari sumber pertama (tidak melalui perantara),baik individu maupun

kelompok. Jadi data yang di dapatkan secara langsung.Data primer secara

khusus di lakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penulis

mengumpulkan data primer dengan metode survey dan juga metode observasi.

Metode survey ialah metode yang pengumpulan data primer yang

menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.Penulis melakukan wawancara

kepada kepala Kelurahan Tonasa 1 untuk mendapatkan data atau informasi

yang di butuhkan. Kemudian penulis juga melakukan pengumpulan data

dengan metode observasi. Metode observasi ialah metode pengumpulan data

primer dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan kejadian tertentu

yang terjadi. Jadi penulis datang ke Kantor Lurah Tonasa 1 untuk mengamati

aktivitas yang terjadi pada usaha tersebut untuk mendapatkan data atau

informasi yang sesuai dengan apa yang di lihat dan sesuai dengan

kenyataanya.

b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di

peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (di peroleh atau

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder itu berupa bukti,catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter. Penulis
mendapatkan data sekunder ini dengan cara melakukan permohonan ijin yang

bertujuan untuk meminjam bukti-bukti transaksi pada usaha woodshouse dan

buku yang di gunakan untuk pencatatan transaksi setiap harinya.

F.instrumen Penelitian

Peneliti memiliki peran sebagai instrumen pengumpulan data. Dalam

pengumpulan data tersebut juga digunakan perangkat Bantu. Perangkat Bantu yang

digunakan adalah panduan wawancara (interview guide). Sesuai dengan uraian di atas

peneliti melakukan wawancaraa dengan para informan yakni:

1.Kepala Keluarahan Tonasa 1

2. Pegawai Kelurahan Tonasa 1

3.Masyarakat sekitar Kantor Lurah Tonasa 1

G. Prosedur Pengumpulan Data

Adapun prosedur penelitian yakni :

1. Observasi.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

penulisan terhadap subjek maupun objek penulisan sehingga dapat diperoleh data

atau keterangan serta informasi yang jelas tentang hal yang diteliti.

2.Wawancara.
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menggali

informasi dari informan secara mendalam dengan cara tanya jawab sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan narasumber dengan menggunakan alat yang

dinamakan interview guide (paduan wawancara)

3. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah suatu cara mendapatkan informasi dengan

mengumpulkan data dan mempelajari dokumen resmi, catatan, surat-surat dan

bagiannya yang ada hubungannya dengan permasalahan yang ditelit

H. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif faktor keabsahan data juga sangat diperhatikan

karena suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak mendapat pengakuan atau

terpercaya. Untuk memperkuat keabsahan data hasil temuan serta mempertahankan

validitas data penelitian, peneliti menggunakan empat kriteria sebagai acuan standar

validitas seperti yang disarankan oleh Lincoln dan Guba yang meliputi: “(a)

Cradibility, (b) Tranferability, (c) Dependability, dan (d) Comfirmability. Untuk lebih

jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Cradibility (Kepercayaan)

Setelah peneliti melakukan penelitian maka peneliti meneliti kembali

penelitian dengan turut serta dalam proses komunikasi dalam proses pengumpulan

data dari pihak sekolah atau tempat/lokasi penelitian yakni Kantor LurahTonasa 1

Kabupaten Pangka’jene dan Kepulauan hingga data yang dibutuhkan benar-benar

telah diperoleh dengan baik agar tidak terjadi perbedaan atau perbandingan pendapat
antara pihak sekolah dan guru-guru di tempat. Kemudian menggambarkan tingkat

kepercayaan terhadap penelitian terutama terhadap data dan informasi yang

diperoleh dan peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan kesaksian dari

seseorang atau suatu lembaga selama penelitian, sehingga data diperoleh dengan

baik dan dapat dipercaya sebagai bukti dari sebuah penelitian. Untuk mempercayai

dan menyakini suatu yang terkait dengan ketepatan dari kesaksiannya sendiri

terhadap logika, kebenaran, dan kejujuran di tempat penelitian.

3. Tranferability (Keteralihan)

Dalam melakukan pemeriksaan dan pengecekan data peneliti

melakukan keteralihan dengan mengusahakan pembaca laporan penelitian

ini agar mendapat gambaran yang jelas tentang penelitian sehingga kita

dapat mengetahui situasi hasil penelitian ini untuk diberlakukan dan

diterima. Dan penelitian strategi kepemimpinan kepala Kelurahan dalam

meningkatkan Pelayana Publik ini diharapkan dapat dipahami oleh

pembaca lain, sebab dengan memahami tujuan yang dilakukan maka

penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti yang akan

datang.

4. Dependability (Ketergantungan)

Disini peneliti berupaya untuk bersikap konsisten terhadap

seluruh proses penelitian seluruh kegiatan penelitian ditinjau ulang

dengan memperhatikan data yang telah diperoleh dengan tetap


mempertimbangkan kesesuaian dan kepercayaan data yang ada.

Ketergantungan ditujukan terhadap sejauh mana kualitas proses dalam

membuat penelitian, dimulai dari pengumpulan data, analisis data,

perkiraan temuan dan pelaporan yang diminta oleh pihak-pihak atau para

ahli yang berhubungan dengan strategi kepemimpinan kepala Kelurahan

Tonasa 1 Kabupaten Pangka’jene dan Kepulauan.

5. Comfirmability (Kepastian)

Peneliti harus memastikan bahwa seluruh data yang diperoleh dalam

penelitian ini terjamin kepercayaannya sebagai gambaran objektivitas atau

suatu penelitian dan sebagai suatu proses akan mengacu pada hasil

penelitian. Untuk mencapai kepastian suatu temuan dengan data

pendukungnya, peneliti menggunakan teknik mencocokkan atau

menyesuaikan temuan-temuan penelitian dengan data yang diperoleh. Jika

hasil penelitian menunjukkan bahwa data cukup berhubungan dengan

strategi kepemimpinan kepala Kelurahan dalam meningkatkan pelayanan

publik di Kelurahan Tonasa 1, tentu temuan penelitian dipandang telah

memenuhi syarat sehingga kualitas data dapat diandalkan dan dapat

dipertanggung jawabkan.

I.Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui prosedur atau melalui beberapa tahap sebagai

berikut:
1. Pengumpulan data Dilakukan dengan mengumpulkan data dari sumber

yaitu hasil wawancara dan dokumen-dokumen yang diperoleh di lapangan.

2. Reduksi data Data yang telah diperoleh atau yang telah dikumpulkan

diseleksi mana yang betul-betul dibutuhkan atau sebagai data utama dan

mana yang sebagai data pelengkap serta data yang tidak diperlukan

kemudian data tersebut ditulis atau diketik dalam bentuk uraian atau

laporan yang terperinci. Laporan tersebut dipilih hal-hal yang pokok,

difokuskan pada hal-hal yang penting dengan sistematis sehingga lebih

mudah dikuasai (Moleong, 2002: 190).

3. Klasifikasi data Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokan,

misalnya tentang pelaksanaan transparansi pelayanan publik, kendala yang

dihadapi dalam proses pelaksanaan transparansi pelayanan publik.

4. Penyajian data (Display Data) Penyajian data dimaksudkan agar

memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau

bagianbagian tertentu dari penelitian. Dengan kata lain, merupakan

pengorganisasian data kedalam bentuk tertentu sehingga kelihatan dengan

sosok yang lebih utuh.

5. Pengambilan kesimpulan/Verifikasi Verfikasi data dalam penelitian

kualitatif ini dilakukan secara terusmenerus sepanjang proses penelitian

berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses

pengumpulan data, peneliti berusaha menganalisis dan mencari makna dari

data yang dikumpulkan. Dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan,


hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Lalu dituangkan

dalam kesimpulan yang dapat disajikan dalam bentuk uraian dengan

menggunakan kalimat kata-kata yang mudah dimengerti.


BAB IV

BAGIAN AKHIR

A. Jadwal Penelitian

No. Keterangan Tahun 2022/ 2023

Bulan ke- 1 Bulan ke-2 Bulan ke- 3

I II III IV I II III IV I II III IV

1. Persiapan

2. Pengumpulan Data

3. Pengolahan dan Analisis Data

4. Penulisan Skripsi dan

Konsultasi

B. Rencana Biaya Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan

1. Pembelian bahan abis pakai Rp.400.000,00

2. Akomodasi Rp. 300.000,00

3. Perjalanan Rp.150.000,00

4. Sewa Peralatan Rp.200.000,00

5. Pengeluaran Lainnya Rp.250.000,00

Jumlah Rp.1.300.000,00

Anda mungkin juga menyukai