Soni Sasotya
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura
Cici Lestari
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura
Abstract
A country was created for the welfare of its people. Therefore, the government is given confidence in
providing public services. Public services in Indonesia are often a hot topic that continues to be discussed
by the public. Many people experience and receive unpleasant and unsatisfactory services, making people
demand better public services. Therefore, research was conducted to see how government governance in
Matang Labong Village optimizes public services. This research was conducted to find out problems with
governance in the village so that improvements can be made immediately. This research uses descriptive
qualitative methods by means of interviews and observations with related parties and describes the
information received clearly.
Keywords: Governance, public services, village government
Abstrak
Sebuah negara diciptakan untuk mensejahterakan rakyatnya. oleh karena itu pemerintahan diberikan
kepercayaan dalam memberikan pelayanan publik. Pelayanan publik di Indonesia seringkali menjadi topik
hangat yang terus dibicarakan oleh masyarakat. banyak masyarakat yang mengalami dan menerima
pelayanan yang tidak menyenangkan serta tidak memuaskan , membuat masyarakat menuntut pelayanan
publik yang lebih baik. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana tata kelola
pemerintahan pada Desa Matang Labong dalam pengoptimalan pelayanan publik. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui permasalahan pada tata kelola pemerintahan yang ada di desa sehingga perbaikan bisa
dapat segera dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara wawancara
dan observasi kepada pihak terkait dan menjabarkan informasi yang diterima dengan jelas.
Metode penelitian
1
Khaidir Ali and Agung Saputra, ‘Tata Kelola Pemerintahan Desa Terhadap Peningkatan
Pelayanan Publik Di Desa Pematang Johar’, Warta Dharmawangsa, 14.4 (2020), 602–14
<https://doi.org/10.46576/wdw.v14i4.891>.
Pembahasan
2
Robi Cahyadi Kurniawan, ‘Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah Daerah’, FIAT
JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, 10.3 (2017), 569–86 <https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v10no3.794>.
d. Pelayanan prima, penyelenggaraan pelayanan publik yang mencakup prosedur
yang baik, kejelasan tarif, kepastian waktu, kemudahan akses, kelengkapan
sarana dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan disiplin.
e. Demokrasi dan partisipasi, mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak
dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang
menyangkut kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
f. Efisiensi dan efektivitas, menjamin terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
g. Supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat, mewujudkan
adanya penegakkan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian,
menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat. (Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil 2000)
(Maryam 2016) Salah satu tugas pokok terpenting pemerintah adalah memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik merupakan pemberian jasa oleh
pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah, ataupun pihak swasta kepada
masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan
masyarakat. Ada tiga alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk
memulai mengembangkan dan menerapkan good governance di Indonesia, yaitu:
a. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana negara diwakili pemerintah
berinteraksi dengan lembaga non pemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan
publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi.
b. Pelayanan publik adalah ranah di mana berbagai aspek clean dan good
governance dapat diartikulasikan secara mudah.
c. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance, yaitu
pemerintah, masyarakat, dan mekanisme pasar
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah masih
dihadapkan oleh pelayanan yang kurang efektif dan efisien serta sumber daya manusia
yang kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan masyarakat terhadap
pelayanan yang mereka terima. Keluhan yang diajukan oleh masyarakat tentunya
menuntut perbaikan terhadap kualitas pelayanan publik.
Pengoptimalan dalam pemberian pelayanan publik masih menjadi masalah yang
harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat yang
semakin besar terhadap kualitas pelayanan namun praktek penyelenggaraan pelayanan
publik tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Tata kelola pemerintahan yang
kurang baik serta kurangnya pengetahuan perangkat pemerintahan membuat peningkatan
sulit terjadi.
Tata kelola pemerintahan desa bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan
publik, pengelolaan seluruh potensi desa, memudahkan masyarakat atau publik dalam
menerima informasi melalaui ketersediaan data, mendorong partisipasi masyarakat,
transparansi dan akuntabilitas. Dengan demikian, terwujudnya pencapaian tujuan
tersebut maka pemerintahan desa dapat melakukan perbaikan layanan masyarakat,
perbaikan sistem manajemen dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan yang
diharapkan dalam implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Dalam rangka mengoptimalkan kualitas pelayanan hal yang perlu diperhatikan
adalah kenyamanan dan kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan. Salah satu hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan kenyamanan dan kepuasan masyarakat
adalah sarana dan prasarana yang disediakan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan pihak terkait yaitu Sekretaris Desa Matang Labong, Kantor Desa Matang
Labong memiliki ruangan yang memadai untuk staff desa bekerja dan ruang tunggu
untuk masyarakat yang mengajukan permohonan pelayanan. Ruangan terdiri dari ruang
kepala desa, ruang staff, ruang sekretaris desa, dapur, WC, dan gudang. Adapun
perlengkapan untuk keperluan bekerja sudah tersedia komputer untuk setiap staff, kursi
ruang tunggu untuk masyarakat yang mengajukan pelayanan, dan meja pelayanan.
Tuntutan masyarakat terkait peningkatan kualitas pelayanan juga harus diimbangi
dengan kinerja perangkat desa. Kinerja yang baik dari perangkat desa dapat menciptakan
pelayanan yang mudah, cepat, jelas, tepat, dan biaya yang terjangkau. Dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat profesionalisme dalam memberikan suatu
jasa dengan segera, akurat dan memuaskan sangat diperlukan agar terciptanya kepuasan
dalam diri pelanggan. Kemampuan kantor desa sebagai pemberi layanan harus bisa
memberikan pelayanan yang berkualitas merupakan suatu elemen yang harus dimiliki
oleh kantor desa.
Untuk mengukur seberapa baik kinerja yang dilakukan oleh perangkat desa
dalam memberikan pelayanan, peneliti melakukan wawancara dengan Sekretaris Desa
Matang Labong dengan hasil sebagai berikut “pelayanan bidang administasi di Kantor
Desa Matang Labong sudah dijalankan dengan baik, semua sudah dilakukan dengan
mudah. Setiap masyarakat yang ingin melakukan pengurusan administrasi baik itu KTP,
KK, maupun akta lahir akan langsung dilayani dengan cepat oleh perangkat desa”.
Sekretaris Desa kemudian menjelaskan alur pengurusan pembuatan KTP di Kantor Desa
Matang Labong, dimana setiap masyarakat yang akan membuat KTP akan segera
diberikan surat pengantar untuk pembuatan KTP kemudian diarahkan untuk melakukan
perekaman di Kantor Camat Tebas. Setelah melakukan perekaman, pembuatan KTP
akan diurus oleh salah satu pegawai kantor desa akan mengirimkan data tersebut kepada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui aplikasi Whatapp. KTP yang sudah
jadi akan diberitahukan langsung oleh pihak DUKCAPIL Kabupaten Sambas melalui
Whatapp untuk dapat diambil dalam waktu 2 hari kemudian.
Hukum merupakan suatu hal yang penting dalam menjalankan pemerintahan.
Hukum ada untuk mengatur ketertiban dalam suatu wilayah agar tercipta suasana yang
aman dan tentram bagi setiap masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut. Peneliti juga
telah melakukan wawancara mengenai supremasi atau penegakan hukum yang berlaku di
Desa Matang Labong. Dari hasil wawancara dengan sekretaris desa didapat hasil bahwa
penegakan hukum sudah dilakukan sebaik mungkin di Desa Matang Labong. Hal ini
dapat dibuktikan dengan ketika ada salah satu dari masyarakat yang melakukan
pelanggaran hukum akan langsung ditangani oleh perangkat desa kemudian diserahkan
kepada pihak berwajib yaitu ke kantor polisi.
Tata kelola pemerintahan yang baik juga harus dibuktikan dengan adanya
transparansi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya spanduk APBDes di depan kantor desa. Melalui spanduk
tersebut masyarakat dapat melihat dan tau belanja dan pengeluaran desa selama setahun.
Setelah melakukan wawancara dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat sudah baik. Masyarakat mengatakan dalam prosedur
pelayanan tidak ada kendala yang berarti prosedur tersebut sudah sederhana dan dapat
dipahami oleh masyarakat. Pelayanan yang diberikan tepat waktu atau sesuai dengan
yang dijanjikan kepada masyarakat.
Struktur Organisasi
Kesimpulan
Apphia Rantepasang, Johannis E Kaawoan, Franky R. D. Rengkung. 2017. “Peran Lurah Dalam
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Suatu Studi DI Kelurahan Sagerat
Kemacatan Matuari Kota Bitung.” Peran Lurah Dalam Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik Suatu Studi DI Kelurahan Sagerat Kemacatan Matuari Kota
Bitung 1-11.
cahyadi, adi. 2015. “e government: suatu tinjauan konsep dan permasalahan .” thr winners 2.
Desi Andarwati, Zaili Rusli, Seno Andri. 2019. “EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KEPEGAWAIAN.” Jurnal Ilmu Administrasi Negara 334-340.
Indonesia, Pemerintah Pusat. 2000. “Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.” Peraturan Perundang-
undangan 1-21.
Indonesia, Pemerintah Pusat. 2014. “Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.”
Peraturan Perundang-undangan 1-65.
Jogiyanto, H.M,. 2005. “ANALISA DAN PERANCANGAN DESAIN SISTEM INFORMASI.” Cempaka
Warna.
Khaidir Ali, Agung Saputra. 2020. “TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA TERHADAP
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI DESA PEMATANG JOHAR.” Jurnal
Dharmawangsa 602-614.
nurbaity, siti. 2010. “sistem informasi kepegawaian (simpeg) berbasis web.” 25.
Putra, Hendi Sandi. 2017. “TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNACE DI DESA KALIBELO KABUPATEN KEDIRI.” Jurnal Politik Muda 1-19.
rianto, budi. 2012. pembahasan lengkap teori e government menurut para ahli.
https://idtesis.com.
saputri, ade siska. 2019. “pengaruh efektifitas penggunaan sistem informasi kepegawaian
terhadap kinerja pegawai di badankepegawaian dan pengembangan sumber daya
manusia.” 34.
Setyowati, Eka. 2019. “TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA PADA PERBEDAAN INDEKS DESA
MEMBANGUN (IDM): STUDI TIGA DESA DI KABUPATEN MALANG.” JISPO Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik 170-188.
Siti Hajar, Khaidir Ali, Agung Saputra. 2022. “Optimalisasi Pelayanan Publik dalam Tata Kelola
Pemerintahan.” Jurnal Ilmiah Muqoddimah 136-142.
Tri, Nugraha Joko. 2018. “E-GOVERNMENT DAN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG ELEMEN
SUKSES PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI PEMERINTAHAN KABUPATEN SLEMAN).”
KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA 33-34.
Utami Reza A, dan Nurhadianto. 2017. “UPAYA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH UNTUK
MEMAKSIMALKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DALAM
PENEMPATAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SANGGAU PROVINSI
KALIMANTAN BARAT.” Politik Pemerintahan 3.
Ali, Khaidir, and Agung Saputra, ‘Tata Kelola Pemerintahan Desa Terhadap Peningkatan
Pelayanan Publik Di Desa Pematang Johar’, Warta Dharmawangsa, 14.4 (2020),
602–14 <https://doi.org/10.46576/wdw.v14i4.891>
Kurniawan, Robi Cahyadi, ‘Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah Daerah’,
FIAT JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, 10.3 (2017), 569–86
<https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v10no3.794>