Anda di halaman 1dari 11

OPTIMALISASI PELAYANAN PUBLIK DALAM TATA KELOLA

PEMERINTAHAN DESA MATANG LABONG

OPTIMIZATION OF PUBLIC SERVICES IN GOVERNANCE IN


MATANG LABONG VILLAGE

Putri Novianti Lestari


Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Muhammad Farash Sadewa


Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Soni Sasotya
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Cici Lestari
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Abstract

A country was created for the welfare of its people. Therefore, the government is given confidence in
providing public services. Public services in Indonesia are often a hot topic that continues to be discussed
by the public. Many people experience and receive unpleasant and unsatisfactory services, making people
demand better public services. Therefore, research was conducted to see how government governance in
Matang Labong Village optimizes public services. This research was conducted to find out problems with
governance in the village so that improvements can be made immediately. This research uses descriptive
qualitative methods by means of interviews and observations with related parties and describes the
information received clearly.
Keywords: Governance, public services, village government

Abstrak

Sebuah negara diciptakan untuk mensejahterakan rakyatnya. oleh karena itu pemerintahan diberikan
kepercayaan dalam memberikan pelayanan publik. Pelayanan publik di Indonesia seringkali menjadi topik
hangat yang terus dibicarakan oleh masyarakat. banyak masyarakat yang mengalami dan menerima
pelayanan yang tidak menyenangkan serta tidak memuaskan , membuat masyarakat menuntut pelayanan
publik yang lebih baik. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk melihat bagaimana tata kelola
pemerintahan pada Desa Matang Labong dalam pengoptimalan pelayanan publik. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui permasalahan pada tata kelola pemerintahan yang ada di desa sehingga perbaikan bisa
dapat segera dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara wawancara
dan observasi kepada pihak terkait dan menjabarkan informasi yang diterima dengan jelas.

Kata kunci : Tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, pemerintahan desa


Pendahuluan

Pemerintahan pada dasarnya didirikan untuk melindungi, melayani,


memberdayakan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Undang-
Undang dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara wajib melayani setiap warga
Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan
umum demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demi terwujudnya tujuan tersebut,
maka pemerintahan baik pada pemerintahan pusat, pemerintahan daerah maupun
pemerintahan desa harus dapat terselenggara secara efektif, efisien dan menerapkan
prinsip tata laksana kepemerintahan yang baik (good governance). Demikian halnya
pada pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan dilaksanakan kepala desa
yang dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
Dalam kehidupan bernegara, pemerintahan sangat dibutuhkan untuk mengatur rakyat,
mengayomi rakyat, serta memenuhi kebutuhan rakyat karena sifat hakikat negara
memiliki sifat memaksa, monopoli, dan mencakup keduanya. Dengan adanya
pemerintahan, semua wilayah dan batas-batasnya dapat dikontrol dan diawasi serta dapat
diatur dengan mudah. Setiap wilayah memiliki pemerintahan dan perangkat
pemerintahannya sendiri mulai dari desa, kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan
pemerintah pusat.
Sebagai salah satu organisasi yang memberikan pelayanan publik, pemerintahan
desa sering menjadi sorotan oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai penerima
layanan tersebut. Masih sering terdengar pelayanan yang lamban dan berbelit-belit,
kurang ramah, tidak transparan menjadi perbincangan setiap saat. Pihak yang paling
bertangungjawab dan menjadi sorotan atas kondisi pelayanan seperti ini adalah
pemerintah pada semua tingkatan, mulai dari pemerintah pusat sampai dengan
pemerintah di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan sesuai dengan tugas dan
kewenangannya, sebab mereka (pemerintah) lah yang menjadi pusat penyedia
jasa/layanan publik (centre provider for public services).
Penelitian ini dilakukan di salah satu desa yang terletak di Kabupaten Sambas
yakni Desa Matang Labong, Kecamatan Tebas. Desa Matang Labong merupakan salah
satu organisasi pemerintahan yang memberikan pelayanan publik termasuk pelayanan
administrasi kepada masyarakat desa. Berdasarkan isu sosial dan hasil observasi
mengenai pelayanan yang diterima oleh masyarakat Desa Matang Labong, sebagian
masyarakat menganggap pelayanan yang diterima sudah baik, namun sebagian
masyarakat juga menganggap pelayanan yang diterima buruk karena dianggap lamban.
Dari isu tersebut peneliti menetapkan fokus penelitian pada tata kelola pemerintah Desa
Matang Labong dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Tata kelola pemerintahan desa bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan
publik, pengelolaan seluruh potensi desa, memudahkan masyarakat atau publik dalam
menerima informasi melalaui ketersediaan data, mendorong partisipasi masyarakat,
transparansi dan akuntabilitas. Dengan demikian, terwujudnya pencapaian tujuan
tersebut maka pemerintahan desa dapat melakukan perbaikan layanan masyarakat,
perbaikan sistem manajemen dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan yang
diharapkan dalam implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Tata kelola pemerintahan desa yang dilaksanakan adalah sebagai upaya dalam
mengimplementasikan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Melalui
upaya ini diharapkan dapat mewujudkan good goverment untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. (Indonesia, Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 2014)
Agar pelayanan publik yang didapatkan oleh masyarakat semakin bagus
dibutuhkan tata kelola pemerintahan yang baik dan benar yang bertujuan untuk
mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan desa, mempercepat peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa, mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik,
meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan desa dan meningkatkan daya saing desa.
Pencapaian tujuan tersebut membutuhkan tingkat kesadaran pemerintah desa untuk
melakukan perubahan di setiap bidang kehidupan. (Siti Hajar 2022)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Khaidar Ali1 tata kelola yang efektif
dan efisien dipengaruhi oleh kesiapan perangkat desa dalam memberikan pelayanan.
Ketidaksiapan perangkat desa membuat pelayanan menjadi lambat, berbelit-belit, tidak
adanya kejelasan, dan sebagainya. Akibat dari pelayanan yang buruk membuat tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah desa menurun sehingga masyarakat tidak
nyaman dalam melakukan pengurusan administrasi dan berakibat banyaknya masyarakat
yang tidak memiliki berkas untuk kepetingan administrasi seperti akta lahir, KTP, dan
Kartu Keluarga. Kebaruan dalam penelitian ini adalah memperbaiki tata kelola demi
mengoptimalkan kinerja pelayanan publik dengan menerapkan standar pelayanan secara
ideal, yang dimana dapat dilihat dengan bagaimana tata cara pemerintahnya atau pegawai
yang bekerja di Kantor Desa Matang Lambong, serta bagaimana pemerintah tersebut
dalam menyamaratakan hak masyarakat sekitar dalam memberikan pelayanan,
profesionalisme dalam memberikan layanan, tidak deskriminatif dan lain sebagainya
Uraian diatas mengingat bahwa pentingnya tata kelola pemerintahan desa yang
baik dan sumber daya manusia yang berkualitas akan mempengaruhi optimalisasi
pelayanan publik terhadap masyarakat Desa Matang Labong. Kedua aspek tersebut harus
dilaksanakan secara beriringan agar pelayanan di pemerintah desa dapat dilaksanakan
secara optimal. Maka penelitian ini terkait dengan seberapa optimal pemerintah Desa
Matang Labong dalam memberikan pelayanan.

Metode penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan


deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah sebuah cara atau metode penelitian yang
lebih menekankan analisa atau deskriptif. Dalam sebuah proses penelitian kualitatif hal-
hal yang bersifat perspektif subjek lebih ditonjolkan dan landasan teori dimanfaatkan
oleh peneliti sebagai pemandu, agar proses penelitian sesuai dengan fakta yang ditemui
di lapangan ketika melakukan penelitian. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan
desain penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan wawancara dengan Seketaris
Desa Matang labong. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata-kata,
tindakan dan sumber tertulis. Alasan peneliti menggunakan metode ini yaitu karena
teknik dari penelitian itu dilakukan dengan melakukan wawancara kepada narasumber,
dengan begitu peneliti bisa mendapatkan data dan hasil yang akurat, wawancara
dilakukan untuk memperoleh data yang sangat akurat karena bersumber langsung dari
pihak yang terkait. (Yuliani 2018)

1
Khaidir Ali and Agung Saputra, ‘Tata Kelola Pemerintahan Desa Terhadap Peningkatan
Pelayanan Publik Di Desa Pematang Johar’, Warta Dharmawangsa, 14.4 (2020), 602–14
<https://doi.org/10.46576/wdw.v14i4.891>.
Pembahasan

Menurut W.J.S Poerdwadarminta optimalisasi adalah hassil yang dicapai sesuai


dengan keinginan, jadi optimalisasimerupakan pencapaian hasil sesuai harapan secara
efektif dan efesien. (ALI 2014)
Pelayanan publik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau
birokrasi untuk memberikan pelayanan guna memehuhi keperluan orang atau masyarakat
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh birokrasi tersebut2.
Menurut (Rukayat 2017) Pelayanan publik merupakan suatu usaha yang dilakukan
kelompok atau seseorang birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu dari pelaksanaan pelayanan publik
yaitu administrasi kependudukan yang berada di suatu pemerintahan. Administrasi
kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penertiban
dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil,
pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk
pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Peningkatan kualitas pelayanan publik adalah salah satu isu yang ramai
dibicarakan oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena tuntutan masyarakat terhadap kualitas
pelayanan semakin besar sementara praktek penyelenggara pelayanan tidak mengalami
perubahan yang signifikan. Masyarakat setiap waktu menuntut pelayanan publik yang
berkualitas, karena pelayanan publik yang terjadi selama ini masih berbelit-belit, lambat,
mahal, dan melelahkan.
Peningkatan kualitas pelayanan publik harus dibarengi dengan peningkatan tata
kelola. Menurut (Putra 2017) tata kelola pemerintahan dapat dikatakan baik jika suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang
sejalan dengan prinsip demokrasi serta pasar yang efesien. Secara defisinisi tata kelola
pemerintahan atau yang lebih dikenal dengan sebutan good governance ialah segala
sesuatu yang terkait dengan tindakan atau tingkah laku yang bersifat mengarahkan,
mengendalikan serta mempengaruhi urusan publik untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut
didalam kehidupan sehari-hari.
Tata kelola pemerintahan desa (village governance) sebagai bagian dari teori
governance sendiri yang menyebutkan bahwa tata kelola pemerintahan desa berarti
proses pengambilan keputusan, pelaksanaan, dan administrasi desa yang membawa
positif perubahan dalam kehidupan desa. (Setyowati 2019)
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, prinsip-prinsip
kepemerintahan yang baik terdiri atas:
a. Profesionalitas, meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara
pemerintahan agar mampu memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat,
dengan biaya terjangkau.
b. Akuntabilitas, meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam
segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
c. Transparansi, menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjadi kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

2
Robi Cahyadi Kurniawan, ‘Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah Daerah’, FIAT
JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, 10.3 (2017), 569–86 <https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v10no3.794>.
d. Pelayanan prima, penyelenggaraan pelayanan publik yang mencakup prosedur
yang baik, kejelasan tarif, kepastian waktu, kemudahan akses, kelengkapan
sarana dan prasarana serta pelayanan yang ramah dan disiplin.
e. Demokrasi dan partisipasi, mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak
dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang
menyangkut kepentingan masyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung.
f. Efisiensi dan efektivitas, menjamin terselenggaranya pelayanan terhadap
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
g. Supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat, mewujudkan
adanya penegakkan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian,
menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat. (Indonesia, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil 2000)
(Maryam 2016) Salah satu tugas pokok terpenting pemerintah adalah memberikan
pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik merupakan pemberian jasa oleh
pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah, ataupun pihak swasta kepada
masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau kepentingan
masyarakat. Ada tiga alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk
memulai mengembangkan dan menerapkan good governance di Indonesia, yaitu:
a. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana negara diwakili pemerintah
berinteraksi dengan lembaga non pemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan
publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi.
b. Pelayanan publik adalah ranah di mana berbagai aspek clean dan good
governance dapat diartikulasikan secara mudah.
c. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance, yaitu
pemerintah, masyarakat, dan mekanisme pasar
Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah masih
dihadapkan oleh pelayanan yang kurang efektif dan efisien serta sumber daya manusia
yang kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan masyarakat terhadap
pelayanan yang mereka terima. Keluhan yang diajukan oleh masyarakat tentunya
menuntut perbaikan terhadap kualitas pelayanan publik.
Pengoptimalan dalam pemberian pelayanan publik masih menjadi masalah yang
harus dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Hal ini dikarenakan tuntutan masyarakat yang
semakin besar terhadap kualitas pelayanan namun praktek penyelenggaraan pelayanan
publik tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Tata kelola pemerintahan yang
kurang baik serta kurangnya pengetahuan perangkat pemerintahan membuat peningkatan
sulit terjadi.
Tata kelola pemerintahan desa bertujuan untuk peningkatan kualitas pelayanan
publik, pengelolaan seluruh potensi desa, memudahkan masyarakat atau publik dalam
menerima informasi melalaui ketersediaan data, mendorong partisipasi masyarakat,
transparansi dan akuntabilitas. Dengan demikian, terwujudnya pencapaian tujuan
tersebut maka pemerintahan desa dapat melakukan perbaikan layanan masyarakat,
perbaikan sistem manajemen dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan yang
diharapkan dalam implementasi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Dalam rangka mengoptimalkan kualitas pelayanan hal yang perlu diperhatikan
adalah kenyamanan dan kepuasan masyarakat sebagai penerima layanan. Salah satu hal
yang perlu diperhatikan dalam memberikan kenyamanan dan kepuasan masyarakat
adalah sarana dan prasarana yang disediakan. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan pihak terkait yaitu Sekretaris Desa Matang Labong, Kantor Desa Matang
Labong memiliki ruangan yang memadai untuk staff desa bekerja dan ruang tunggu
untuk masyarakat yang mengajukan permohonan pelayanan. Ruangan terdiri dari ruang
kepala desa, ruang staff, ruang sekretaris desa, dapur, WC, dan gudang. Adapun
perlengkapan untuk keperluan bekerja sudah tersedia komputer untuk setiap staff, kursi
ruang tunggu untuk masyarakat yang mengajukan pelayanan, dan meja pelayanan.
Tuntutan masyarakat terkait peningkatan kualitas pelayanan juga harus diimbangi
dengan kinerja perangkat desa. Kinerja yang baik dari perangkat desa dapat menciptakan
pelayanan yang mudah, cepat, jelas, tepat, dan biaya yang terjangkau. Dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat profesionalisme dalam memberikan suatu
jasa dengan segera, akurat dan memuaskan sangat diperlukan agar terciptanya kepuasan
dalam diri pelanggan. Kemampuan kantor desa sebagai pemberi layanan harus bisa
memberikan pelayanan yang berkualitas merupakan suatu elemen yang harus dimiliki
oleh kantor desa.
Untuk mengukur seberapa baik kinerja yang dilakukan oleh perangkat desa
dalam memberikan pelayanan, peneliti melakukan wawancara dengan Sekretaris Desa
Matang Labong dengan hasil sebagai berikut “pelayanan bidang administasi di Kantor
Desa Matang Labong sudah dijalankan dengan baik, semua sudah dilakukan dengan
mudah. Setiap masyarakat yang ingin melakukan pengurusan administrasi baik itu KTP,
KK, maupun akta lahir akan langsung dilayani dengan cepat oleh perangkat desa”.
Sekretaris Desa kemudian menjelaskan alur pengurusan pembuatan KTP di Kantor Desa
Matang Labong, dimana setiap masyarakat yang akan membuat KTP akan segera
diberikan surat pengantar untuk pembuatan KTP kemudian diarahkan untuk melakukan
perekaman di Kantor Camat Tebas. Setelah melakukan perekaman, pembuatan KTP
akan diurus oleh salah satu pegawai kantor desa akan mengirimkan data tersebut kepada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui aplikasi Whatapp. KTP yang sudah
jadi akan diberitahukan langsung oleh pihak DUKCAPIL Kabupaten Sambas melalui
Whatapp untuk dapat diambil dalam waktu 2 hari kemudian.
Hukum merupakan suatu hal yang penting dalam menjalankan pemerintahan.
Hukum ada untuk mengatur ketertiban dalam suatu wilayah agar tercipta suasana yang
aman dan tentram bagi setiap masyarakat yang ada dalam wilayah tersebut. Peneliti juga
telah melakukan wawancara mengenai supremasi atau penegakan hukum yang berlaku di
Desa Matang Labong. Dari hasil wawancara dengan sekretaris desa didapat hasil bahwa
penegakan hukum sudah dilakukan sebaik mungkin di Desa Matang Labong. Hal ini
dapat dibuktikan dengan ketika ada salah satu dari masyarakat yang melakukan
pelanggaran hukum akan langsung ditangani oleh perangkat desa kemudian diserahkan
kepada pihak berwajib yaitu ke kantor polisi.
Tata kelola pemerintahan yang baik juga harus dibuktikan dengan adanya
transparansi dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya spanduk APBDes di depan kantor desa. Melalui spanduk
tersebut masyarakat dapat melihat dan tau belanja dan pengeluaran desa selama setahun.
Setelah melakukan wawancara dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat sudah baik. Masyarakat mengatakan dalam prosedur
pelayanan tidak ada kendala yang berarti prosedur tersebut sudah sederhana dan dapat
dipahami oleh masyarakat. Pelayanan yang diberikan tepat waktu atau sesuai dengan
yang dijanjikan kepada masyarakat.
Struktur Organisasi

Kesimpulan

Memberikan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu alasan dibentuknya


sebuah pemerintahan. Sehingga masyarakat berhak untuk menuntut dan mendapat
pelayanan yang berkualitas baik. Melalui penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan
bahwa peningkatan kualitas pelayanan publik harus dilakukan sejalan dengan perbaikan
tata kelola pemerintahan. Pemerintah desa harus terus berupaya melakukan perbaikan
dan penginovasian dalam pengelolaan tata guna tercapainya pelayanan yang efektif dan
efisien. Pada hakekatnya negara dalam hal ini birokrasi haruslah dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual
akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat. Dalam
mewujudkan good governance ini diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat,
dan pihak ketiga yaitu swasta. Tiga pilar ini harus berjalan beriringan agar tata kelola
yang baik dapat terwujud sehingga pelayanan publik dapat dilaksanakan secara optimal.
Kantor Desa Matang Labong memiliki sarana dan sarana yang memadai dalam
memberikan pelayanan sehingga hal tersebut dapat memberikan kenyamanan dan
kepuasan terhadap masyarakat sebagai penerima layanan. Pelayanan yang diberikan oleh
perangkat desa dalam bidang administrasi juga dilakukan dengan mudah, cepat, tepat,
jelas, dan pastinya dengan harga yang terjangkau. Pemerintah Desa Matang Labong
menyelenggarakan pemerintahan yang bersifat transparan terkait belanja dan
pengeluaran desa dalam setahun, hal ini dilakukan guna menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap instansi pemerintah khususnya Pemerintah Desa Matang Labong.
Keamanan dan kenyamanan selalu menjadi prioritas bagi Pemerintah Desa Matang
Labong, pemerintah desa selalu cepat dalam menangani masyarakat yang melakukan
pelanggaran hukum agar keamanan dan ketentraman masyarakat terjamin. Dilihat dari
hasil wawancara yang peneliti lakukan, Pemerintah Kantor Desa Matang Labong sudah
memenuhi aspek prinsip-prinsip pemerintahan yang baik seperti yang disebutkan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000.
DAFTAR PUSTAKA
Ansell, Chris & Gash, Alison. 2008. “Collaborative Governance in Theory and Practice.” Journal
of Public Administration Reseacrc and Theory 555.

Apphia Rantepasang, Johannis E Kaawoan, Franky R. D. Rengkung. 2017. “Peran Lurah Dalam
Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Suatu Studi DI Kelurahan Sagerat
Kemacatan Matuari Kota Bitung.” Peran Lurah Dalam Mewujudkan Tata Kelola
Pemerintahan Yang Baik Suatu Studi DI Kelurahan Sagerat Kemacatan Matuari Kota
Bitung 1-11.

cahyadi, adi. 2015. “e government: suatu tinjauan konsep dan permasalahan .” thr winners 2.

Desi Andarwati, Zaili Rusli, Seno Andri. 2019. “EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KEPEGAWAIAN.” Jurnal Ilmu Administrasi Negara 334-340.

dhevina, ihsanira. 2018. “e govrnment: inovasi dalam strategi komunikasi .” e government, 4


april.

Indonesia, Pemerintah Pusat. 2000. “Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 Tahun 2000
tentang Pendidikan Dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil.” Peraturan Perundang-
undangan 1-21.

Indonesia, Pemerintah Pusat. 2014. “Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.”
Peraturan Perundang-undangan 1-65.

Jogiyanto, H.M,. 2005. “ANALISA DAN PERANCANGAN DESAIN SISTEM INFORMASI.” Cempaka
Warna.

karman. 2017. “sistem informasi menejemen kepegawaian .” sistem kepegawaian 1.

Khaidir Ali, Agung Saputra. 2020. “TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA TERHADAP
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DI DESA PEMATANG JOHAR.” Jurnal
Dharmawangsa 602-614.

Krisnawati, Eunike. 2020. “SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN BERBASIS WEB SEBAGAI


PENDUKUNG KEPUTUSAN PIMPINAN DI STEKOM SEMARANG .” 2-3.

Kurniawan, Robi Cahyadi. 2016. “INOVASI KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH


DAERAH.” FIAT JUSTISIA 569-586.

Maryam, Neneng Siti. 2016. “MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE MELALUI PELAYANAN


PUBLIK.” Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi 1-18.
Nia Karniawati, Romi Rahmadan. 2011. “ANALISIS KEBIJAKAN PENERAPAN E-GOVERNMENT
MELALUI SISTEM INFORMASI MAANJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) (SUATU STUDI
PADA BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT).” Majalah
Imliah UNIKOM 233-248.

nurbaity, siti. 2010. “sistem informasi kepegawaian (simpeg) berbasis web.” 25.

Putra, Hendi Sandi. 2017. “TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD
GOVERNACE DI DESA KALIBELO KABUPATEN KEDIRI.” Jurnal Politik Muda 1-19.

rianto, budi. 2012. pembahasan lengkap teori e government menurut para ahli.
https://idtesis.com.

Rukayat, Yayat. 2017. “KUALITAS PELAYANAN PUBLIK BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN


DI KECAMATAN PASIRJAMBU.” Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi (JIMIA) 56-65.

saputri, ade siska. 2019. “pengaruh efektifitas penggunaan sistem informasi kepegawaian
terhadap kinerja pegawai di badankepegawaian dan pengembangan sumber daya
manusia.” 34.

Saputri, Ade Siska. 2019. “PENGARUH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI


KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA (BKPSDM) KABUPATEN PRINGSEWU.” 20.

Setyowati, Eka. 2019. “TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA PADA PERBEDAAN INDEKS DESA
MEMBANGUN (IDM): STUDI TIGA DESA DI KABUPATEN MALANG.” JISPO Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik 170-188.

Siti Hajar, Khaidir Ali, Agung Saputra. 2022. “Optimalisasi Pelayanan Publik dalam Tata Kelola
Pemerintahan.” Jurnal Ilmiah Muqoddimah 136-142.

suaedi, falih. 2010. the world bank group. https://idtesis.com.

Sutanta, Edhy. 2003. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN . Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tri, Nugraha Joko. 2018. “E-GOVERNMENT DAN PELAYANAN PUBLIK (STUDI TENTANG ELEMEN
SUKSES PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT DI PEMERINTAHAN KABUPATEN SLEMAN).”
KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA 33-34.

Utami Reza A, dan Nurhadianto. 2017. “UPAYA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH UNTUK
MEMAKSIMALKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) DALAM
PENEMPATAN PNS DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN SANGGAU PROVINSI
KALIMANTAN BARAT.” Politik Pemerintahan 3.

widjaja, amin. 2019. “kepegawaian .” etika administrasi kepegawaian 39.


Widodo, Joko, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. 2023. “Tips Menang Pilpres 2024.” KPU
RI 56-70.

Yuliani, Wiwin. 2018. “METODE PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF DALAM PERSPEKTIF


BIMBINGAN DAN KONSELING.” QUANTA 83-91.

Ali, Khaidir, and Agung Saputra, ‘Tata Kelola Pemerintahan Desa Terhadap Peningkatan
Pelayanan Publik Di Desa Pematang Johar’, Warta Dharmawangsa, 14.4 (2020),
602–14 <https://doi.org/10.46576/wdw.v14i4.891>
Kurniawan, Robi Cahyadi, ‘Inovasi Kualitas Pelayanan Publik Pemerintah Daerah’,
FIAT JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, 10.3 (2017), 569–86
<https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v10no3.794>

Anda mungkin juga menyukai