TIM PENELITI
Putu Eka Purnamaningsih, SH., MAP
Kadek Wiwin Dwi Wismayanti, SE., MAP
1
RINGKASAN
Oleh
Penelitian di Desa Dangin Puri Klod untuk mengkaji, desa yang bersifat
administrative seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena
transmigrasi ataupu alasan lain yang warganya prularis, majemuk, ataupun heterogen, maka
otonomi daerah diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti
perkembangan dari desa itu sendiri. Konsep teori yang dipergunakan mengarah pada teori
otonomi daerah, otonomi desa, system administrasi kependudukan di Desa Dangin Puri
Klod.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa : Pertama, implementasi
otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Desa Dangin Puri
Klod adalah di mana otonomi desa merupakan otonomi asli dimana kewenangan yang lebih
besar serta kebebasan yang lebih luas yang didapat pada masa era otonomi daerah di
bandingkan pada masa orde baru. Kedua, system administrasi kependudukan di desa Dangin
Puri Klod dimana penduduk pendatang berkembang sangat pesat sehingga berpengaruh
kependudukan bertambah jika dikaitkan dengan penduduk pendatang yang sangat heterogen
2
serta SDM ( sumber daya manusia ) yang terbatas. Ketiga, dalam Undang-undang otonomi,
desa merupakan otonomi asli yang mempunyai berbagai kewajiban yakni kewajiban dalam
desa. Di Desa Dangin Puri Klod partisipasi masyarakat di dalam mendukung semua
kegiatan yang akan terselenggara baik yang diselenggarakan desa adat maupun desa dinas
sangat mendukung. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam melaksanakan
demokratisasi, sidak administrasi kependudukan yang diadakan desa Dangin Puri Klod
dukungan yang diberikan masyarakat sangat besar. Berdasarkan hasil peneltian diatas,
penulis mengajuan beberapa saran : Pertama, Menguatnya peran desa adat, pasca otonomi
daerah harus dibarengi dengan regulasi dan kepastian hokum yang jelas dan memadai dari
pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih terhadap fungsi dan
tugas dari masing-masing desa, disamping juga menghindari keterlibatan peran desa adat
yang berlebihan terhadap desa dinas yang justru mengambil alih fungsi dan tugas desa dinas.
Kedua, Untuk mempertahankan eksistensi desa adat, tetap mampu melakukan tugas secara
koordinatif dan konsultatif dengan desa dinas, dimasa yang akan datang sangat diperlukan
diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia. Ketiga, Aspek kelemahan dari
sangatlah rendah. Oleh karena itu disarankan agar kegiatan sosialisasi kebijakan tersebut
3
ABSTRACT
By
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatNyalah
penelitian yang berjudul “ Otonomi Desa Dan Sistem Administrasi Kependudukan Pada
Daerah Perkotaan ( Studi Kasus Pada Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur )”
dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Hasil penelitian ini dapat diharapkan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang administrasi Negara.
Berbagai pihak telah ikut aktif memberikan masukan dan bantuan kepada penulis didalam
penyelesaian laporan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
2. Bapak/ibu pimpinan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Udayana
3. Bapak Kepala desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur
4. Para narasumber yang telah membantu penelitian ini
Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu
disempurnakan kembali. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengharapkan kritik dan saran
pembaca demi menyempurnaan laporan penelitian ini dimasa yang akan mendatang. Akhir kata
kami sampaikan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaja.
Peneliti
6
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Berdasarkan ketentuan ini Desa diberikan pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemahaman Desa di atas menempatkan Desa sebagai suatu organisasi pemerintahan yang
secara politis memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur warga atau
komunitasnya. Dengan posisi tersebut desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang
kesuksesan pemerintah Nasional secara luas. Desa menjadi garda terdepan dalam menggapai
keberhasilan dari segala urusan dan program dari pemerintah.
Agar dapat melaksanakan perannya dalam mengatur dan mengurus komunitasnya, desa
berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005, diberikan kewenangan yang
mencakup :
1. Generic yaitu urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
2. Devolutif yaitu urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan
pengeturannya kepada desa (menyusun Perdes, menyelenggarakan Pilkades, membentuk
bamusdes, lembaga-lembaga desa, Bumdes, dll)
3. Distributive yaitu tugas pembantu dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota (misalnya: pembuatan KTP, pendataan, IMB di jalan desa, mengelola pasar desa,
dll)
4. Urusan pemerintah lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa
(pemungutan PBB, pemilihan umum, dll).
Pada UU No.32 tahun 2004, lembaga musyawarah desa berubah menjadi badan
permusyawaratan desa yang berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung
dan menyatukan aspirasi masyarakat. Anggota badan permusyawaratan desa adalah wakil dari
penduduk desa yang bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Selain
Badan Permusyawaratan desa menurut undang-undang ini juga dapat dibentuk lembaga
8
kemasyarakatan yang ditetapkan dengan peraturan desa yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan, lembaga ini bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam
memberdayakan masyarakat desa.
Dalam otonomi desa terdapat masalah yang Urgensi yaitu berkaitan dengan administrasi
pendudukan. Administrasi pendudukan bertujuan untuk mendata kependudukan yang berkaitan
perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas atau sementar, serta perubahan
status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan peristiwa penting, antara kelahiran,
lahirmati, perkawinan dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak,
serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama, dan peristiwa penting lainnya yang dialami
oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan
data identitas atau surat keterangan kependudukan.
Upaya serius dari pemerintah untuk menjalankan fungsi pelayanan umum, yang berkaitan
dengan pelayanan dibidang kependudukan adalah undang-undang republic Indonesia Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.Sistem administrasi kependudukan sesuai
undang-undang ini dimaksudkan untuk terselenggaranya administrasi kependudukan dalam skala
nasional yang terpadu dan tertib; terselenggaranya administrasi kependudukan yang bersifat
universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan, terpenuhinya hak penduduk di bidang administrasi
kependudukan dengan pelayanan yang professional, tersedianya data dan informasi secara nasional
mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat,
lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan
pembangunan pada umumnya. Hal ini penting khususnya bagi perencanaan pembangunan
pemerintah Kota Denpasar, yang secara langsung akan membawa dampak perubahan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat di Bali pada umumnya .
Kemajuan pembangunan Kota Denpasar khususnya pada Desa Dangin Puri Kecamatan
Denpasar Timur akan berimbas kepada tuntutan perhatian kepada masalah kependudukan. Secara
spesifik beberapa kalangan bahkan hasil penelitian telah mencermati bahwa salah satu penyebab
utama permasalahan yang terpenting dalam pembangunan Bali khususnya Desa Dangin Puri
Kelurahan Denpasar Timur ke depan adalah yang berkaitan dengan tingkat kepadatan penduduk
terutama yang disebabkan oleh adanya mobilitas penduduk pendatang secara tidak terkendali.
Seperti halnya di Desa Dangin Puri Kelod Denpasar Timur kepadatan penduduk dan kekumuhan
serta pemukiman yang tak jelas seperti rumah bedeng ini dibiarkan terus, dikhawatirkan realitasnya
9
akan berkembang limbah sosial seperti prostitusi dan kriminalitas, serta kawasan kumuh di tengah
kota. Karenanya, hukum atau aturan hendaknya menjadi acuan untuk bertindak tegas. Aparat di
tingkat kecamatan sampai lurah/desa harus proaktif bekerja sama dengan desa pakraman melakukan
penertiban.
Sanksi yang diterima jika penduduk pendatang tidak datang untuk melaporkan diri adalah
pada saat terjadinya sidak mereka akan diajak berkumpul dibalai banjar atau kantor kelurahan untuk
diberikan pengarahan tentang arti pentingnya akan wajib lapor tersebut, pada saat itu juga mereka
yang kena sidak tersebut di buatkan kipem dengan biaya Rp 106.000,- ( seratus enam ribu rupiah )
dimana uang tersebut dibagi untuk Dinas dan Desa Adat. Sidak di Desa Dangin Puri Klod ini
diadakan setiapa tiga bulan sekali. Didalam pelaksanaan otonomi desa di Desa Dangin Puri Klod di
bentuklah Badan Permusyawaratan Desa sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 4
Tahun 2007 tentang Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kota Denpasar
Nomor 4 Tahun 2007), berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa, seperti dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan
desa dan belanja desa keputusan kepala desa. Pengelolaan desa Dangin Puri Klod berhak mengatur
rumah tangganya sendiri dengan mengacu pada peraturan daerah/kota dan berpedoman pada
peratuturan menteri. Hal ini dipertegas oleh Supartha (dalam Aryana, 2005:24) yang menyatakan
bahwa Pulau Bali yang luasnya hanya 5.632,86 Km2 ini bakal tenggelam ke laut jika diserbu terus
oleh orang-orang dari luar Bali. Bali memang menjadi pilihan pertama bagi orang yang mencari
selamat serta ambisius untuk berusaha. Antropolog itu menghimbau pemerintah daerah agar tegas
dan konsekuen mencegah dan mengamankan Bali dari serbuan penduduk pendatang.
Berdasarkan fenomena atau permasalahan diatas maka sangat penting diadakan penelitian
dalam mengkaji otonomi desa dan sistem administrasi kepensusukan pada daerah perkotaan. Pada
penelitian ini difokuskan pada otomi desa dan sistem administrasi kependudukan di Kotamadya,
khususnya pada Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Timur Kota Denpasar.
10
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan tiga pokok masalah. Adapun
ketiga pokok permasalah tersebut adalah seperti berikut :
1. Bagaimanakah implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada
masyarakat desa Dangin Puri Klod Denpasar ?
2. Bagaimanakah sistem administrasi kependudukan pada masyarakat perkotaan khususnya
pada masyarkat desa Dangin Puri Klod Denpasar?
3. Bagaimanakah kewenangan dan kebijakan yang diambil pemerintah desa dalam menangani
administrasi kependudukan bagi warga pendatang di desa Dangin Puri Klod Denpasar ?
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam UU. NO.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang merupakan implementasi
lebih lanjut dari implementasi kebijakan tentang desentralisasi secara jelas dinyatakan bahwa yang
disebut dengan daerah otonom adalah provinsi dan kabupaten/ kota. Antara provinsi dan
kabupaten/kota tidak ada yang menjadi sub ordinit dan supra lokal. Artinya kabupaten/kota tidak
Dalam UU otonomi tersebut juga dinyatakan bahwa desa merupakan otonomi asli yang
demokratisasi dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat desa. Dalam penelitian ini,
peneliti akan megkaji kewenangan desa sebagai otonomi asli dalam hal keempat (4) kewenangan
desa, Demokratisasi Desa. Karena desa yang dijadikan lokasi penelitian adalah desa diperkotaan
maka pengelolaan administrasi kependudukan menjadi focus tersendiri dalam kajian ini. Efek dan
dampak dari problematika kependudukan pada desa diperkotaan akan menjadi menarik untuk dikaji
dalam kaitannya terhadap penyelenggaraan anggaran, dalam membangun modal social desa,
Otonomi desa yang merupakan otonomi asli telah diamanatkan dalam Konstitusi Republik
indonesia yakni dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18B ayat (2), yaitu sebagai berikut:
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-
undang.”
12
Selanjutnya, Rozali Abdullah dalam bukunya menjelaskan bahwa Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 yang sekarang menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, juga mengakui hak
otonomi asli yang melekat pada Desa. Dia mengatakan bahwa:
“Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa
ataupun dengan sebutan lain. Otonomi desa dijalankan bersama-sama oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa sebagai perwujudan demokrasi.”
Desa masa kini, pada dasarnya telah mengalami sejumlah perubahan, sejalan dengan
bekerjanya kekuatan eksternal yang mendorong perubahan sosial di desa. Ikatan sosial yang ketat,
sebagai contoh, telah mulai dilihat memudar seiring dengan munculnya ekonomi uang dan
industrialisasi yang memasuki desa. Pada saat itulah desa bergerak mencapai tingkat kemajuan
tertentu, yang kemudian dapat berkembang menjadi daerah kota, yang tentu saja dengan ciri yang
berbeda. Sebagai bahan bandingan, dapat disebutkan beberapa ciri masyarakat kota, yang
• Mata pencarian tidak lagi tunggal (pertanian), melainkan menjadi lebih beragam - dengan
demikian memberi pengaruh pada nilai-nilai yang dianut atau yang menjadi pegangan
masyarakat.
• Hubungan sosial lebih longgar dan terdapat toleransi yang lebih tinggi dibandingkan
desa;
• Heterogen - banyaknya pendatang dan arus keluar masuk yang tinggi; mobilitas sosial
tinggi - prestasi dan pengejaran status sosial lebih tinggi ketimbang di desa;
Dimensi kependudukan dalam pembangunan nasional dapat dilihat dalam dua sisi, yaitu: (1)
13
(2) pembangunan kependudukan itu sendiri. Sisi pertama merupakan penjabaran dari pembangunan
pembangunan ekonomi) harus memperhatikan dinamika kependudukan yang ada. Sisi kedua
merujuk pada bagaimana membangun penduduk itu sendiri agar dapat menjadi pelaku-pelaku
pembangunan yang andal. Dalam hal ini bagaimana mengendalikan pertumbuhan penduduk,
mengarahkan mobilitas penduduk, meningkatkan kualitas penduduk dan didukung dengan sistem
Tercatat beberapa publikasi penelitian terkait penyusunan otonomi desa dan sistem
administrasi kependudukan pada daerah perkotaan, penelitian dari Gede Aryawan mengenai
Implementasi Otonomi Desa Di Era Otonomi Daerah (studi komperatif antara desa pariwisata
dengan desa non pariwisata di kabupaten Badung) serta Ni Nengah Karuniati dalam penelitiannya
yang berjudul Implementasi Kebijakan Tentang Administrasi Kependudukan Kota Denpasar ( studi
tentang pelayanan public dan dampak kebijakan ). Kedua menempatkan konsep otonomi dan
administrasi kependudukan dimana dengan adanya otonomi daerah keterlibatan desa adat telah
menggeserkan pola hubungan antara desa dinas dengan desa adat membentuk pola hubungan
koordinatif dan konsultatif dan administrasi kependudukan terjadinya gap antara teori dengan
kenyataan dilapangan.
Masalah Administrasi Kependudukan merupakan hal yang sangat berperan dalam
pembangunan, dimana dari sistem Administrasi Kependudukan tersebut dapat diketahui tentang
data-data penduduk dan informasi yang sesuai dengan keadaan penduduk dan tentang kondisi daerah
dijelaskan didalam Pasal 1 ayat (1) Undang–Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
14
Dalam penyelenggaraan urusan Administrasi Kependudukan Dimana yang berperanan
penting dan yang berkewajiban menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan adalah
Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Peranan pemerintah adalah untuk
memastikan bahwa interplay kepentingan pribadi bagi setiap individu bisa dijalankan secara bebas
dan terbuka (Miftha Thoha, 2008 : 85). Mengenai peranan dari Pemeritah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana diatur didalam Pasal 5 Undang-Undang No. 23 Tahun
2006 tentang Administrasi Kependudukan yaitu :
Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi Kependudukan
secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dengan kewenangan meliputi :
15
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Dengan selesainya tulisan ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu
Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan berfikir yang
lebih luas kepada pembaca atau peneliti dalam menganalisis suatu program implementasi
2. Manfaat Praktis.
Dengan selesainya tulisan ini diharapkan dapat memberikan pedoman atau petunjuk kepada
masyarakat tetang pentingnya administrasi kependudukan guna terlaksananya otonomi desa
pada daerah perkotaan
16
BAB IV
METODE PENELITIAN
Suatu tehnik mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada
obyek penelitian untuk memperoleh data tentang Desa Adat Dangin Puri Klod
dimana peneliti telah mengetahui aspek apa saja dari aktivitas yang diamatinya yang
b. Wawancara (Interview)
Suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan pejabat,
pekerja dan pelaku yang mempunyai kaitan dengan obyek penelitian. Sedangkan jenis
wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semi structured. Wawancara semi
teknik wawancara ini dimaksudkan mendapatkan data primer mengenai realitas otonomi
desa dan administrasi kependudukan masyarakat perkotaan di desa Dangin Puri Klod
Kecamatan Denpasar Timur kota Denpasar. Informan dalam penelitian ini yaitu Badan
Dangin Puri Klod Keluran Denpasar Timur Kota Denpasar, tokoh masyarakat desa dan
17
Beberapa masyarakat dari berbagai etnis/organisasi di lingkungan Desa Dangin Puri
Klod.
C. Study Dokumentasi
Suatu tehnik pengumpulan data dengan mencatat langsung data-data dari dokumen pada
obyek penelitian seperti buku referensi, makalah, surat edaran, buku pedornan ataupun
Lokasi Penelitian ini dilakukan di desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur kota
Denpasar, adapun dasar pertimbangan melakukan penelitian di desa Dangin Puri Klod karena desa
Dangin Puri Klod merupakan desa yang berada di tengah perkotaan, desa yang bersifat
administrative seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi
ataupun karena alasan lain yang warganya pluralis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi
daerah akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari
desa itu sendiri.
Penyajian penelitian ini dilakukan dengan cara menggabungkan pengolahan data yang
diperoleh dari hasil interview informan serta dokumentasi yang diperoleh, baik yang maupun
informasi dari media pendukung lainnya (buku, internet, dll).
18
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur
Kota Denpasar yang meliputi : implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya
pada masyarakat desa Dangin Puri Klod Denpasar. Sistem administrasi kependudukan pada
masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Desa Dangin Puri Klod serta kewenangan dan
5.1 Implementasi Otonomi Desa Pada Masyarakat Perkotaan di Desa Dangin Puri Klod
pedesaan telah lebih dahulu memiliki bakat kreativitas dalam mengelola berbagai problematiknya
dalam ruang lingkup otonomi aslinya yang kelihatan ada pada pola adat istiadat mereka. Hal ini
tentunya tidak sama dengan otonomi daerah pada level kabupaten/kota dan/atau provinsi yang dari
segi waktu masih relatif lebih muda karena diberikan oleh negara sebagai bentuk strategis kebijakan
pemerintah.
Dasar hak otonomi daerah diatas sekaligus juga menjadi dasar hak pelaksanaan otonomi desa
di seluruh Indonesia. Dalam undang-undang tersebut secara jelas dinyatakan bahwa desa adalah
daerah otonom yakni memiliki daerah sebutan otonom asli. Dengan demikian pemerintahan desa
melalui kepala desa sebagai pihak eksekutif dengan BPD sebagai pihak legeslatif berhak mengatur
rumah tangganya sendiri berdasarkan kewenangan yang ada dengan memperhatikan potensi dan
Demikian juga halnya dengan Desa Dangin Puri Klod sebagai otonomi asli telah melakukan
berbagai aktifitas dengan mempergunakan kewenangan yang ada dalam kaitannya dalam otonomi
asli, pemerintah desa merasakan bahwa kewenangan yang lebih besar serta kewenangan yang lebih
19
luas yang didapat di era otonomi daerah dibandingkan dengan otonomi orde baru. Ketika ditanyakan
keluasan dan kebebasan yang luas yang didapat di era otonomi daerah ini kepada Sekretaris Desa
Dangin Puri Klod, Bapak I Gede Cipta. Beliau mengatakan bahwa saat ini kebebasan jauh lebih luas
dan kewenangan pemerintahan desa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jaman orde baru.
Sebagaimana telah berkembang pada masyarakat Bali pada umumnya, di Bali memiliki dua
(2) otoritas formal yang sama-sama memiliki hak otonom dan sekaligus menjadi otonomi asli. Dua
(2) otoritas tersebut adalah desa dinas dan desa adat. Dalam pelaksanaan otonomi, ke dua desa
tersebut nampaknya saling berkoordinasi dan saling bekerjasama. Kerjasama ini menyangkut
berbagai bidang antara lain masalah kependudukan, pembangunan, adat istiadat dan keamanan desa.
Di Desa Dangin Puri Klod hubungan antara desa adat dan desa dinas menurut Kepala Desa
“desa adat dan desa dinas di wilayah lingkungan Desa Dangin Puri Klod ini saling
bekerjasama dan saling mendukung, tetapi desa dinas tidak boleh terlalu mencampuri urusan
desa adat begitu juga sebaliknya. Antara kedua desa adat dan desa dinas mempunyai batasan-
batasan yang dimiliki keduanya. Seperti contohnya : dengan adanya pecalang di desa adat
sebagai keamanan desa itu akan di pakai jika acara-acara adat dan juga akan libatkan pada
kegiatan sidak yang diadakan desa dinas. Akan tetapi jika kegiatan di desa dinas pecalang
tersebut tidak ikut terlibat karena di desa dinas sudah ada keamanan yaitu hansip”.
Untuk urusan koordinasi dengan pemerintah supra lokal baik kecamatan maupun kabupaten
nampaknya tidak ada hambatan yang berarti. Hal ini terlihat dari lancarnya rutinitas koordinasi,
komunikasi dan sosialisasi berbagai program pembangunan. Untuk koordinasi kepada pemerintah
supra lokal di atas, pemerintahan desa tidak harus dan selalu dilakukan oleh kepala desa namun
dapat juga dilakukan oleh perangkat desa lainnya, seperti sekretaris desa dan kepala urusan yang ada
sesuai dengan bidang masing-masing. Untuk koordinasi bidang pemerintahan desa dengan
pemerintahan kabupaten pada umumnya, pemerintahan desa melakukan koordinasi dengan BPM
20
Untuk efektifitas pemerintahan di desa, perangkat desa dibantu juga oleh beberapa
organisasi. Untuk di Desa Dangin Puri Klod ada beberapa organisasi desa yang efektifitas antara
lain : Karang Taruna, PSM (pekerja sosial masyarakat ), PKK desa dan PKK kelompok. Untuk
pembinaan yang dilakukan oleh Desa Dangin Puri Klod terhadap organisasi-organisasi yang
organisasi pekerja sehingga kegiatan yang akan diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar.
Dimana para kelompok untuk memperoleh dana bantuan tersebut dengan mengajukan proposal
kegiatan kerja yang akan dilakukan oleh pekerja kepada Kepala Desa Dangin Puri Klod, jika
proposal tersebut sesuai dengan kegiatan yang akan diselenggarakan pekerja maka dana tersebut
dapat dicairkan melalui bendahara desa berdasarkan persetujuan Kepala Desa Dangin Puri Klod.
Lancarnya dan efektifitasnya pelaksanaan otonomi desa, nampaknya tidak terjadi di seluruh
bidang. Bidang keuangan merupakan salah satu bidang yang sering menjadi hambatan dalam
pelaksanaan kewenangan desa di era otonomi. Hambatan dalam bidang keuangan tersebut yaitu
membuat laporan pertanggungjawaban, dimana sumber daya manusia (SDM) yang kurang
menguasai cara-cara untuk membuat laporan SPK (Surat Pertanggungjawaban Keuangan). Maka
untuk memperlancar pemerintahan desa untuk membuat laporan, pemerintah Kota Denpasar
menyediakan pegawai khusus untuk pengadaan barang untuk membantu memberikan konsultasi
penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan
pengelolaan informasi administrasi kependudukan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, baik di
tingkat pusat maupun daerah. Pemerintah desa mendapatkan penugasan dari pemerintah
21
kabupaten/kota untuk menyelenggarakan sebagian urusan administrasi kependudukan berdasarkan
Dalam menata kependudukan di Desa Dangin Puri Klod, kepala desa dengan menata desa
dengan sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.23 tahun 2006. Dalam undang-undang
tersebut menyebutkan bahwa pemerintah desa memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
(KK), kartu tanda penduduk (KTP), dan berbagai surat pengantar serta surat keterangan lainnya
yang diminta warga untuk berbagai keperluan. Pemerintah desa juga diharuskan untuk melaporkan
kependudukan dan pencatatan sipil atau melalui perwakilannya di kecamatan. Sebagai pihak yang
dianggap paling mengetahui kondisi nyata masyarakat dalam wilayahnya, pemerintah desa juga
seringkali dimintai data kependudukan oleh instansi pemerintah di atasnya, termasuk Badan Pusat
Statistik (BPS), untuk tujuan-tujuan khusus instansi yang bersangkutan (Dewi dan Amrun, 2010).
Dari hasil wawancara dengan kepala desa Dangin Puri Klod I Made Buda Arka, beliau
mengatakan bahwa :
kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui
22
pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor-sektor lainnya. Definisi
yang di antaranya adalah pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi
administrasi kependudukanDi Desa Dangin Puri Klod dimana jumlah penduduk yang meningkat
setiap tahunnya ini dapat dilihat dari data yang di peroleh peneliti yaitu dari tahun 2009 jumlah
penduduk di Desa Dangin Puri Klod 6.608 jiwa meningkat lagi kurang lebih 10 % di tahun 2010
yaitu 7.454 jiwa. Menurut sekretaris Desa I Gede Cipta, beliau mengatakan :
“ dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya di Desa Dangin Puri Klod
sehingga timbulnya masalah dimana masyarakat cuek terhadap aturan-aturan yang ada
seperti buang sampah sembarang tidak sesuai jam yang telah di tentukan dan masyarakat
yang mempunyai bisnis rumah kos-kos an tidak mau memberikan informasi kepada anak
kosnya utuk melakukan wajib lapor administrasi ke kantor desa atau kepala dusun“.
Dari masalah kependudukan tersebut yang ditimbulkan oleh masyarakat tentunya akan
adanya sanksi yang akan dikenakan jika masyarakat melanggarnya yaitu bagi masyarakat yang
buang sampah sembarangan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka akan ditangkap,
dibawa ke kantor Satpol PP dan mengikuti sidang tipiring dengan membayar denda Rp. 50.000,-
(lima puluh ribu rupiah). Sedangkan bagi masyarakat yang tidak melaporkan diri akan diberikan
pengarahan dan wajib membuat KIPEM. Kipem untuk penduduk pendatang luar Bali ini masa
berlaku tiga (3) bulan dan biaya yang di keluarkan yaitu Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah )
sedangkan untuk penduduk di luar kota Denpasar Kipem ini berlaku enam (6) bulan dan biaya yang
di keluarkan Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ). Biaya-biaya yang diperoleh tersebut dibagi dua (2)
yaiti lima puluh persen (50%) untuk desa dinas dan lima puluh persen (50%) lagi masuk ke desa
adat.
Di Desa Dangin Puri Klod untuk menjadi penduduk yang ingin memperoleh KTP ( kartu
tanda penduduk ), mereka harus telah dua (2) kali memperpanjang Kipem, ada penjamin, memiliki
23
ketrampilan dan melengkapi surat pindah. Setalah syarat-syarat tersebut dilengkapi maka baru bisa
untuk mengurus KK ( kartu keluarga ) dan selanjutnya baru memperoleh KTP ( kartu tanda
penduduk ). Tetapi penduduk yang tidak mau melaporkan diri maka akan diserahkan ke dinas Satpol
Dalam pelaksanaan Pemerintah Desa Dangin Puri Klod senantiasa berpedoman kepada
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah
Pemerintah Desa Dangin Puri Klod dalam menjalankan tugas-tugas didukung oleh sarana
dan prasarana perkantoran, perangkat desa dan lembaga desa lainnya yang antara lain:
2. Kepala desa selaku administrator dan motovator di desa dibantu oleh perangkat
desa seperti sekrtetaris desa, lima orang kepala urusan : kaur umum, kaur kesra,
kaur pembangunan, kaur keuangan dan kaur perintahan, serta lembaga desa
24
Sistem administrasi kependudukan sesuai undang-undang ini dimaksudkan untuk
terselenggaranya administrasi kependudukan dalam skala nasional yang terpadu dan tertib;
yang professional, tersedianya data dan informasi secara nasional mengenai pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses
sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya. Hal ini
penting khususnya bagi perencanaan pembangunan pemerintah Kota Denpasar, yang secara
langsung akan membawa dampak perubahan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di Bali pada
umumnya.
Kemajuan pembangunan Kota Denpasar khususnya pada Desa Dangin Puri Kecamatan
Denpasar Timur akan berimbas kepada tuntutan perhatian kepada masalah kependudukan. Secara
spesifik beberapa kalangan bahkan hasil penelitian telah mencermati bahwa salah satu penyebab
utama permasalahan yang terpenting dalam pembangunan Bali khususnya Desa Dangin Puri
Kecamatan Denpasar Timur ke depan adalah yang berkaitan dengan tingkat kepadatan penduduk
terutama yang disebabkan oleh adanya mobilitas penduduk pendatang secara tidak terkendali.
Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Desa Dangin Puri KLod I Gede Cipta, mengatakan
“halnya di Desa Dangin Puri Klod Denpasar Timur kepadatan penduduk dan
kekumuhan serta pemukiman yang tak jelas seperti rumah bedeng ini dibiarkan terus,
dikhawatirkan realitasnya akan berkembang limbah sosial seperti prostitusi dan
kriminalitas, serta kawasan kumuh di tengah kota”.
Karenanya, hukum atau aturan hendaknya menjadi acuan untuk bertindak tegas. Aparat di
tingkat kecamatan sampai lurah/desa harus proaktif bekerja sama dengan desa pakraman melakukan
penertiban. Sanksi yang diterima jika penduduk pendatang tidak datang untuk melaporkan diri
adalah pada saat terjadinya sidak mereka akan diajak berkumpul di balai banjar atau kantor
25
kelurahan untuk diberikan pengarahan tentang arti pentingnya akan wajib lapor sidak di Desa
Hasil wawancara dengan Kepala Desa Dangin Puri Klod I Made Buda Arka, beliau
mengatakan :
Ada beberapa peran masyarakat ikut berpartisipasi dalam sistem demokratisasi desa di Desa
Dangin Puri Klod, seperti di dalam partisipasi di bidang politik dalam pelaksanaan pemilihan yang
ada di tahun 2008 dan 2009 cukup baik terbukti pelaksanaan pemilihan dengan tahapan-tahapannya
dapat dilaksanakan dengan baik, baik di tingkat banjar (TPS) maupun di tingkat desa (PPS).
Walaupun sedikit ada perbedaan, terutama perbedaan jumlah pemilih yang dari KPU dengan
kenyataan pemilih yang sebenarnya, sehingga kelihatan banyak pemilih yang tidak mempergunakan
hak pilihnya. Sebenarnya sudah berulang kali PPS melakukan pencocokan data, namun tetap saja
nama data yang lama kembali muncul, untuk jalan keluarnya kami mengadakan validasi data.
Partisipasi dalam pembangunan dimana keikut sertaan tokoh masyarakat dalam perencanaan
pembangunan melalui musyawarah pembangunan tingkat desa cukup baik sehingga dapat
pelaksanaan kegiatan kebersihan lingkungan oleh warga. masyarakat dilakukan setiap bulan sekali
pada minggu kedua di bawah koordinasi Kepala Dusun, Ketua Asrama, Kepala Desa dan Bendesa
26
BAB VI
6.1 Kesimpulan
1. Implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Desa
Dangin Puri Klod adalah dimana otonomi desa merupakan otonomi asli dimana kewenangan
yang lebih besar serta kebebasan yang lebih luas yang didapat pada masa era otonomi daerah
2. Sistem administrasi kependudukan di Desa Dangin Puri Klod dimana penduduk pendatang
dimana beban dari pada administrasi kependudukan bertambah jika dikaitkan dengan
penduduk pendatang yang sangat heterogen serta SDM (Sumber Daya Manusia) yang
terbatas.
3. Dalam undang-undang otonomi, desa merupakan otonomi asli yang mempunyai berbagai
meningkatkan partisipasi masyarakat desa. Di Desa Dangin Puri Klod partisipasi masyarakat
di dalam mendukung semua kegiatan yang akan terselenggara baik yang diselenggarakan
desa adat maupun desa dinas sangat mendukung. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi
diadakan Desa Dangin Puri Klod dukungan yang diberikan masyarakat sangat besar.
27
6.2 Saran-Saran
1. Menguatnya peran desa adat, pasca otonomi daerah harus dibarengi dengan regulasi dan
kepastian hukum yang jelas dan memadai dari pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk
menghindari tumpang tindih terhadap fungsi dan tugas dari masing-masing desa, disamping
juga menghindari keterlibatan peran desa adat yang berlebihan terhadap desa dinas yang
2. Untuk mempertahankan eksistensi desa adat, tetap mampu melakukan tugas secara
koordinatif dan konsultatif dengan desa dinas, di masa yang akan datang sangat diperlukan
3. Aspek kelemahan dari implementasi kebijakan administrasi kependudukan, yaitu pada sisi
administrasi kependudukan sangatlah rendah. Oleh karena itu disarankan agar kegiatan
sosialisasi kebijakan tersebut kesegala lapisan penduduk perlu dilakukan dengan lebih
intensif.
28
Daftar Pustaka
Mardiasno. 2002. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Good Govermence,
Democratization, Transparancy, Public Policy. Yogyakarta : ANDI
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Suasta, Putu. 2003. Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik. Denpasar : Wijaya Words.
Abdul Wahab, Solichin, 1990, Pengantar Analisi Kebijakan Negara, Rineka Cipta, Jakarta
Amirin, Tatang M, 1995. Menyusun Rencana Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Budiharjo, Eko. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima, Persiapan Membangun Budaya
Pelayanan Prima Untuk meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan, PT Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta.
Malthus, Thomas. 2007. Kependudukan : Dilema dan Solusi. Nuansa, Bandung.
Piotr, Sztompka. 1993. SosiologiPerubahan Sosial. Prenada media Group, Jakarta.
Sondang, Siagian P, 1993, Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Gunung agung, Jakarta.
Kushandajani. 2008. Otonomi Desa Berbasis Modal Sosial Dalam Perspektif Socio Legal
Jurusan ilmu Pemerintahan Fisip UNDIP. Semarang.
Winarna Surya Adi Subrata, 2003, Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia, Aneka
Ilmu, Solo
Tim Lapera, 2000, Otonomi Versi Negara, Lapera Pusaka Utama, Yogyakarta
Cahyono, Heru, dkk., 2005, Konflik Elite Politik di Pedesaan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Chabal, Patrick, and Jean Pascal-Daloz, 2006, Culture Troubles, Politics and The
Interpretation of Meaning, Hurst & Co, London
29
Haris, Syamsuddin, 2006, Demokrasi Desa, Perlukah Diatur?, kertas kerja
Hidayat, Syarif, 2000, Refleksi Realitas Otonomi Daerah dan Tantangan Ke Depan, Pustaka
Quantum, Jakarta
Noer Fauzi Dkk, 2000, Otonomi Daerah dan Sengketa Tanah, Lapera Pusaka Utama,
Yogyakarta
Suhartono Dkk, 2000, Parlemen Desa Dinamika DPR Kalurahan Dan DPRK Gotong
Royong, Lapera, Yogyakarta
Materi Pemasyarakatan Perda, Dihimpun Oleh Bagian Hukum Setda Kota Denpasar, 2008
30
LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENELITIAN
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1.
2.
3.
4.
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti,
Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID,
Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No. Tahun Sumber *) Jml (Juta Rp.)
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Dst.
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,
Sibermas, atau sumber dana lainnya.
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
2.
Dst.
32
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5
Tahun Terakhir
Dst.
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
1.
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
1. l h i k k
2.
3.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidak‐sesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
33
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
Denpasar, 28 Oktober 2013
Pengusul,
(Putu Eka Purnamaningsih, SH.,MAP)
34
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2000 Aksesibilitas Difabel dlm Pelayanan Publik Mandiri Rp. 4.000.000
2. 2011 Implementasi Kebijakan KB di Kota Denpasar PDM Rp. 7.500.000
3.
4.
35
Dst.
* ) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah Bersaing, Hibah Pekerti,
Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID,
Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No. Tahun Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2011 Katalogisasi dan Invetarisasi Koleksi Pustaka DIPA 4.000.000
2. 2012 Simulasi Mini Pemilu bagi Kalangan Pemilih DIPA 4.000.000
Pemula
3.
4.
Dst.
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,
Sibermas, atau sumber dana lainnya
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
1. ‐
2.
36
3.
4.
Dst.
37
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun
Terakhir
1. ‐ l h i k k
2.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
1. ‐
2.
3.
4.
Dst.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
Denpasar, 28 Oktober 2013
Pengusul,
(Tedi Erviantono, S.IP, .M.Si)
38
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2008 Implementasi Kebijakan Keluarga Berencana DIPA UNUD 7,5 Juta
di Kota Denpasar
2. 2009 Penerapan E Governance dalam Pelaksanaan BOPTN UNUD 10 Juta
Tata Pemerintahan Kota Denpasar
39
*) Tuliskan sumber pendanaan : PDM, SKW, Pemula, Fundamental, Hibah
Bersaing, Hibah Pekerti, Hibah Pascasarjana, Hikom, Stranas, Kerjasama Luar
Negeri dan Publikasi Internasional, RAPID, Unggulan Stranas atau sumber lainnya.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No. Tahun Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2011 Katalogisasi dan Invetarisasi Koleksi Pustaka DIPA 4.000.000
2. 2012 Simulasi Mini Pemilu bagi Kalangan Pemilih DIPA 4.000.000
3.
4.
Dst.
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI,
Sibermas, atau sumber dana lainnya
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
Pengaruh Siaran Iklan Radio terhadap tingkat Vol.1,No.1 April 2011 Jurnal Komunikasi
2.
penjualan (Studi Kasus: Margos Coffee, Jakarta)
Dst.
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
Dst.
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
1.
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
40
4.
Dst.
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun
Terakhir
1. l h i k k
2.
3.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak‐sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
Denpasar, 28 Oktober 2013
Pengusul,
(Ni Nyoman Dewi Pascrani.S.S, M.Si)
41
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
Program S‐1 S
Nama Perguruan Tinggi Unud Undiknas ‐
Bidang Ilmu Ilmu Ekonomi Administrasi publik ‐
Tahun Masuk 2005 2009 ‐
Tahun Lulus 2009 2011 ‐
Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Analisis Pengaruh, PDRB, Hegemoni dan ‐
, jumlah produksi, harga dalam Konstruksi sosial
Terhadap impor garam ke Masyarakat bali
Indonesia Terhadap partisipasi
Politik perempuan
Nama Pembimbing/Promotor Drs. I.B Indrajaya.,M.Si Dr. I Nyoman ‐
Subanda, M.Si
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1. 2012 Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Bappeda 50.000.000
Membangun Ekonomi Kreatif Guna Kotamadya
Mewujudkan Produk Unggulan Di Kota
42
2. 2012 Kajian Pengendalian PembangunanSarana Bappeda 30.000.000
Akomodasi Pariwisata di Kabupaten Kabupaten Badung
Badung
3.
4.
D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
Judul Pengabdian Kepada Pendanaan
No. Tahun Sumber *) Jml (Juta Rp.)
1.
2.
3.
4.
Dst.
*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer
Multitahun, UJI,
Sibermas, atau sumber dana lainnya
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
2.
Dst.
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar
Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
Dst.
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
43
No. Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
1.
H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun
Terakhir
1. l h i k k
2.
3.
4.
Dst.
J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
1.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak‐sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda
Denpasar, 28 Oktober 2013
Pengusul,
(Kadek Wiwin Wismayanti, SE., MAP)
44
LAMPIRAN 2. SURAT PERNYATAAN PERSONALIA PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini kami :
1. Nama Lengkap :Putu Eka Purnamaningsih
NIP/NIDN :9908419476
PS/Fakultas :Administrasi Negara/FISIP
Status dalam Penelitian / Pengabdian*) : Ketua/Anggota *)
2. Nama Lengkap :Tedi Erviantono, S.IP, M.Si
NIP/NIDN :197605022009121002/0002057608
Fakultas/P.S. :FISIP / Administrasi Negara
Status dalam Penelitian / Pengabdian*) : Ketua/Anggota *)
3. Nama Lengkap :Ni Nyoman Dewi P, S.S, M.Si
NIP/NIDN :198204212010122003/ 0021048204
PS/Fakultas :Administrasi Negara/FISIP
Status dalam Penelitian / Pengabdian*) : Ketua/Anggota *)
4. Nama Lengkap :Kadek Wiwin Dwi Wismayanti, SE.,MAP
NIP/NIDN :9908419479
PS/Fakultas :Administrasi Negara/FISIP
Status dalam Penelitian / Pengabdian*) : Ketua/Anggota *)
45
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian ini sampai tuntas sesuai
dengan persyaratan yang dituangkan dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan
Penelitian.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dan ditandatangani bersama sehingga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar , 28 Oktober 2013
(_____________________________) (________________________________)
(_____________________________) (________________________________)
46
Lampran 3. Jadwal Pelaksanaan
No. Jenis Kegiatan Bulan I Bulan Bulan Bulan Bulan V Bulan VI
(Agustus) II III IV (Oktober) (Oktober)
(Agst) (Sept) (Sept)
1. Persiapan Xxxx
2. Pengumpulan Data Xxxx xxxx
3. Pengolahan Data xxxx xxxx
4. Penulisan Draft xx xx
Laporan
5. Pembahasan/Seminar xx
6. Perbaikan Laporan xx Xx
7. Penulisan Laporan Xx
Akhir dan
Penggandaan
47