Anda di halaman 1dari 19

PELAYANAN PUBLIK

PENGANTAR SOSIOLOGI

“Analisis Dimensi Good Goverance di Kelurahan Tanjung Barat”

Dosen Pengampu : Tantan Hermansyah S.Ag.,M.Si

DISUSUN OLEH

Muhammad Abyan (11180541000103)

SEMESTER 2
JURUSAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Mengapa gejala sosial ini penting ditulis diteliti


Kelurahan merupakan wilayah gabungan dari beberapa Rukun Warga (RW).
Pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan merupakan unsur pemerintahan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat. Kelurahan adalah pembagian wilayah
administratif di Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah di
Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten atau kota. Dengan begitu, pembagian wilayah serta pembagian kerjanya pun
juga jelas..
Kualitas dalam penyelenggaraan pelayanan kelurahan terhadap masyarakat seperti
pelayanan publik, pemerintahan, pemberdayaan masyarakat, ekonomi pembangunan
lingkungan hidup, dan sarana prasarana sebagai landasan awal bagi terwujudnya
peningkatan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Secara
umum dapat menjadi suatu nilai timbulnya sebuah rasa kepercayaan dalam pola
hubungan antara pemerintah dan masyarakat,sehingga pemerintah berkewajiban harus
memberikan jaminan pelayanan yang maksimal berkaitan dengan proses kegiatan
pelayanan kelurahan agar setiap masyarakat dapat memsperoleh ketanggapan,
kehandalan, jaminan, empati dan berwujud dalam memberikan pelayanan sehingga dapat
timbulnya rasa kenyamanan bagi masyarakat dalam proses kepengurusan administrasi.
Tuntutan masyarakat akan perubahan pelayanan publik memaksa pemerintah harus
berupaya keras untuk melakukan perubahan terhadap kualitas pelayanan. Penyebabnya
adalah masyarakat sering dikecewakan pada kualitas pelayanan yang kurang maksimal
serta partisipasi masyarakat yang rendah. Masalah yang selama ini menjadi sorotan
adalah upaya pemerintah memaksimalkan fasilitas terhadap pengaduan dan penyelesaian
masalah rendahnya kualitas
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan upaya pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa dan pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

2
Disadari bahwa kondisi penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada
sistim pemerintahan yang belum efektif dan efesien serta kualitas sumber daya manusia
aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari masih banyaknya keluhan dan
pengaduan dari masyarakat baik secara langsung maupun melalui media massa,
menyangkut birokrasi, tidak ada kepastian jangka waktu penyelesaian, biaya yang harus
dikeluarkan, persyaratan yang tidak transparan, sikap petugas yang kurang responsif,
sehingga menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pemerintah

B. Landasan teori sosiologi


Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas. ia
membedakan antara dua tipe utama solidaritas: solidaritas mekanik dan solidaritas
organik. solidaritas mekanik merupakan suatu tipe solidaritas yang didasarkan atas
persamaan. Menurut Durkheim solidaritas mekanik dijumpai pada masyarakat yang
sederhana, pada masyarakat seperti ini belum trdapat pembagian kerja yang berarti. Apa
yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat biasanya dapat dilakukan pula
oleh orang lain. Dengan demikian tidak terdapat kesalingketergantungan antara
kelompok berbeda, karena masing-masing kelompok dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri dan masing-masing kelompok pun terpissah satu dengan yang lainnya. tipe
solidaritas yang didasarkan atas kepercayaan dan kesetia kawanan ini diikat oleh apa
yang dinamakan Durkheim sebagai Conscience Collective yaitu suatu sistem
kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.
Durkheim menekankan pada arti penting pembagian kerja dalam masyarakat, karena
berkembang pada masyarakat dengan solidaritas mekanik tiddak mengakibatkan
disintegrasi masyarakatyang bersangkutan, tetapi justru meningkatkan solidaritas karena
bagian masyarakat menjadi saling tergantung. masyarakat, maka setiap puskesmas yang
ada harus dapat memenuhi standar, baik sebagai puskesmas rawat jalan mauppun sebagai
puskesmas rawat inap.

3
C. Metode
Metode wawancara atau metode interview ialah metode yang bertujuan untuk
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari responden dengan
mewawancarai orang itu. Metode wawancara ini mempunyai dua macam wawancara
yang pada dasarnya berbeda sifatnya. Yakni wawancara untuk mendapatkan keterangan
data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi dan sikap dalam
wawancara yakni pertama, memperhatikan lapisan individu. Kedua, memperhatikan
metode sampling dalam hubungan yang erat dengan tujuan dari penelitian. Ketiga,
memperhatikan masa senggang dari subyek wawancara, dan berusaha supaya jangan
mengganggunya dalam kesibukan sehari-hari. Keempat, memperkenalkan diri kemudian
menguraikan maksudnya dari wawancara sederhana tapi terang. Pada umumnya, ada dua
macam wawancara yang dikenal oleh para peneliti, yakni wawancara berencana atau
standart dizert interview dan wawancara atau unstandart dizert interview.
Wawancara berencana ialah suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan
disusun sebelumnya. Sedangkan wawancara tak berencana ialah metode yang tidak
mempunyai persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan susunan kata
dengan tata urut tetap yang harus dipatuhi oleh para peneliti secara ketet. Metode
wawancara tak berencana secara khusus terbagi menjadi dua golongan, yakni metode
wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur ini juga dapat dibedalan menjadi
dua golongan, yakni wawancara yang berfokus dan wawancara bebas. Dalam melakukan
wawancara, peneliti menghindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang.
Peneliti juga menyesuaikan bahasa subjek individu yang akan diwawancarai.
Wawancara berstruktur ialah wawancara untuk pengumpulan data individu dengan
metode analogis yang akan dibicarakan dalam seksi dan bab lain. Sedangkan wawancara
berfokus biasanya terkendali oleh batas waktu akibat lelah karena jemu. Untuk
menghindari gejala kehabisan bahan pertanyaan, peneliti mempersiapkan diri suatu daftar
dari pokok-pokok yang ditanyakan hubungannya dengan materi yang akan diteliti.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM
1. Geografis
Kelurahan Tanjung Barat merupakan salah satu kelurahan yang berada di wiliyah
Kecamatan Jagakarsa. Kelurahan ini memiliki Stasiun KA yang cukup ramai yakni
Stasiun Tanjung Barat. Di kecamatan Jagakarsa, posisi kelurahan Tanjung Barat
berada di sisi timur laut. dengan luas wilayah seluas (364,64 Ha) yang terdiri dari 6
Rukun Warga (RW) dan 95 Rukun Tetangga (RT). Adapun batas-batas wilayah
kelurahan Tanjung Barat sebagai berikut :
 Utara : Kel. Pejaten Timur (Kec. Pasar Minggu)
 Timur : Kali Ciliwung Kel. Kalisari Jakarta Timur
 Selatan : Kel. Lenteng Agung Kec. Jagakarsa
 Barat : Rel Kereta Api Kel. Kebagusan
Visi Kelurahan Tanjung Barat adalah terselenggaranya tata kelola pemerintahan
dan pemberdayaan masyarakat yang efisien dan berkualitas
Misi Kelurahan Tanjung Barat :
1. Mengembangakan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat
2. Mengembangkan koordinasi yang sinergis antar lintas program dan lintas
sektoral
3. Memberikan pelayanan informasi yang cepat dan akurat
4. Mengembangkan SDM kelurahan
5. Mengembangkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance)
Prestasi yang dicapai Kelurahan Tanjung Barat :
1. Juara II Lomba Kelurahan Tk. Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
2. Juara I Lomba Volly Ball antar Karyawan Tk. Kecamatan Jagakarsa Tahun
2016
3. Juara II Lomba Administrasi RT (Rt. 006/06 Tk. Kecamatan Jagakarsa Tahun
2018
4. Juara II lomba Tenis Meja antar Karyawan Tk. Kecamatan Jagakarsa Tahun
2013

5
5. Juara III Lomba Taman dan Penghijauan Lingkungan Tk. Kec. Jagakarsa
Tahun 2015
6. Juara III Lomba Catur antar Karyawan Tk. Kecamatan Jagakarsa Tahun 2016
7. Juara II Lurah Terbaik Tk. Provinsi DKI Jakarta Tahun 2014

MOBILITAS PENDUDUK
 Jumlah Penduduk : 39.312 Jiwa / 5.845 KK
 Penduduk Wajib KTP : 29.056 Jiwa
 Karakteristik Penduduk : Heterogen
 Kepadatan Penduduk : 92 jiwa/m²

Struktur Organisasi Kelurahan Kutoanyar

KEPALA KELURAHAN
LUKMAN WIDIONO, SH
SEKRETARIS KELURAHAN
DJUBAIDI, SH

PELAYANAN PUBLIK
SELLA RIA, S.Sos

KEPEGAWAIAN
PINUDJI,SE

BENDAHARA
SUPARMI, SE

1.
KASI KASI KASI EKONOMI
PEMERINTAHAN PEMBERDAYAAN PEMBANGUNAN
SUNARMI SH MASYARAKAT LINGKUNGAN HIIDUP
HASYIM, S.Sos FATONI, SE

KASI SARANA DAN


PRASARANA
ERMAN R, S.Sos

6
BAB II
HASIL ANALISIS
Dalam hasil analisis ini saya memformulasikan objek wawancara saya di kelurahan
Tanjung Barat diantaranya, yaitu
1. Kasi Pemerintahan
2. Kasi Pelayanan Publik
3. Kasi Pemberdayaan Masyarakat
4. Kasi Ekonomi Pembangunan Lingkungan Hidup
5. Kasi Sarana dan Prasarana
Formulasi objek wawancara ini berangkat dari rasa penasaran saya dan menjadi alasan
saya ingin mengetahui secara mendelik mengenai aktualisasi kinerjanya dan implikasinya
dengan masyarakat. Baik, selanjutnya akan saya jabarkan semuanya sebagai berikut:
1. Kasi Pemerintahan
Hasil wawancara saya dengan Ibu Sunarmi, SH selaku Kasi Pemerintahan saya dapat
mengetahui fungsi Kasi Pemerintahan yaitu sebagai berikut:
1. Bahwasanya Kasi Pemerintahan membantu Lurah dalam merencanakan dan
mengontrol perumusan kebijakan tugas-tugas pemerintahan di Kelurahan,
pembinaan Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT)
2. Memberi petunjuk dan memberi tugas serta membimbing bawahan,
memeriksa dan mengoreksi hasil kerja bawahan, dan membuat laporan Seksi
Tata Pemerintahan, sehingga berhasil guna dan berdaya guna, efektif dan
efisien, dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Rinci
3. Merencanakan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan dari hasil perumusan
program dengan menyusun kegiatan agar terencana dengan baik
4. Membagi tugas kepada bawahan melalui pendistribusian untuk kelancaran
tugas
5. Memberi petunjuk kepada bawahan mengenai pelaksanaan tugas masing-
masing dengan memberikan arahan agar terlaksana secara baik dan benar
6. Membimbing bawahan dalam menyelesaikan tugas dengan memberikan
arahan untuk meningkatkan motivasi kerja
7. Memeriksa dan mengecek pekerjaan bawahan meliputi pelaksanaan kebijakan
teknis dan operasional Seksi Tata Pemerintahan, pelaksanaan pengumpulan,
pengolahan, penganalisaan data pada Seksi Tata Pemerintahan, penyiapan
7
bahan pelayanan penyelenggaraan di bidang tata pemerintahan, pelaksanaan
tugas-tugas pemerintahan di Kelurahan, pelaksanaan pembinaan administrasi
pemerintahan, pelaksanaan administrasi pertanahan, pelaksanaan administrasi
kependudukan, serta pelaksanaan pembinaan Rukun Warga (RW) dan Rukun
Tetangga (RT), dengan teliti sehingga tugas dapat dilaksanakan secara benar
8. Mengontrol setiap pekerjaan meliputi pelaksanaan kebijakan teknis dan
operasional Seksi Tata Pemerintahan, pelaksanaan pengumpulan, pengolahan,
penganalisaan data pada Seksi Tata Pemerintahan, penyiapan bahan pelayanan
tata pemerintahan, pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan di Kelurahan,
pelaksanaan pembinaan administrasi pemerintahan, pelaksanaan administrasi
pertanahan, pelaksanaan administrasi kependudukan, serta pelaksanaan
pembinaan Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT), dengan
mengawasi agar efektif dan efisien
9. Melaporkan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan kepada Lurah dengan
menyusun laporan untuk diketahui tingkat kinerja yang telah dilaksanakan

Hasil wawancara saya dengan salah satu perangkat RW yaitu efikasi kebijakan Seksi
Tata Pemerintahan dalam pembinaan RW sangat dapat dirasakan. Karenanya, ada aktualisasi
atas kebijakan-kebijakan tersebut dan juga kentalnya sosialisasi. Salah satu pembinaannya
ialah rutin sebulan sekali mengadakan acara pertemuan antara perangkat RW beserta
jajarannya dan juga dari pihak aparatur. Acara ini merupakan motivasi dalam upaya
peningkatan kapasitas dan kapabilitas ketua RW beserta jajarannya untuk melayani warga
lingkungannya dengan baik, seperti melayani dengan baik dalam hal warga meminta surat
pengantar dari RT/RW. Karena sejatinya dalam setiap dokumen pemerintahan pastinya
meminta pengantar dari RT/RW.

2. Kasi Pemberdayaan Masyarakat


Selanjutnya Seksi Pemberdayaan Masyarakat menurut Kepala Seksi Pemberdayaan
Masyarakat yang dimaksud pemberdayaan masyarakat adalah “mengembangkan,
memandirikan, dan memperkuat posisi masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-
kekuatan penekanan di segala bidang dan sektor kehidupan”. –Hasyim, S.Sos
Jadi, menurut saya pemberdayaan masyarakat sangatlah amat penting mobilisasinya di
lingkungan sekitar kelurahan. Karena pemberdayaan masyarakat merupakan pengembangan

8
dalam bentuk upaya mendorong terjadinya perubahan sosial yang sistematik, terencana, dan
terkontrol.
Dengan demikian pemberdayaan dapat dilihat sebagai proses dan tujuan. Sebagai proses,
pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan yang memperkuat kekuatan atau keberdayaan
kelompok lemah dalam masyarakat.
Kemudian Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat juga menjabarkan tentang kegiatan-
kegiatan yang disusun dan direncakan secara optimal yaitu :
1. Verifikasi Data Sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan (PPLS 2018)
2. Penyaluran Raskin 2019 kepada 328 RTS-PM (Rumah Tangga Sasaran Penerimaan
Manfaat)
3. Verifikasi dan Validasi Data Guru Ngaji, Amil, dan Marbot
4. Pembinaan sosial kemasyarakatan di kelurahan Tanjung Barat dilakukan terhadap
organisasi :
a) Karang Taruna
b) Remaja Masjid
c) LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)
d) TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
e) UPZ (Unit Pengelola Zakat)
f) BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat)
g) Forum Majelis Ta’alim
h) PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)
i) Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)
5. Peningkatan Kesehatan Dan Lingkungan Hidup
6. Monitoring ke Posyandu se Kelurahan Tanjung Barat
7. Menghadiri Peringatan Hari Besar Agama Islam
Setelah saya mendapatkan pengetahuan dari Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan
juga mengetahui apa saja kegiatan-kegiatan yang dijabarkan. Selanjutnya, saya ingin
mengkonfirmasikan kepada warga lingkungan sekitar kelurahan Tanjung Barat. Yang saya
konfirmasikan mengenai kegiatan-kegiatan yang dijabarkan, salah satunya ialah “Pembinaan
Sosial Keagaaman dan Kemasyarakatan di Kelurahan Tanjung Barat” yang dituju ialah
“Remaja Masjid Al-Ma’mur.

9
Pembinaan yang dilakukan Seksi Pemberdayaan Masyarakat yakni :
a) Melakukan motivasi remaja masjid agar terus aktif membagikan kemaslahatan
b) Mendukung segala bentuk program remaja masjid
c) Mengadakan beragam pelatihan salah satunya seperti desain grafis
Salah satu agenda yang terpenting juga di tingkat masyarakat sekitar kelurahan Tanjung
Barat terkait pelaksanaan pemberdayaan masyarakat adalah lembaga pemberdayaan
masyarakat (LPM) yang berfungsi sebagai :
a) Menyusun rencana pembangunan yang partisipatif.
b) Menggerakan swadaya gotong royong masyarakat.
c) Melaksanakan dan mengendalikan pembangunan.
Lalu munculnya kesadaran atau potensi dan kemampuan sangat penting untuk
meningkatkan derajat maka tumbuhlah semangat untuk melakukan perubahan ini adalah
sebuah proses sekaligus sebuah tujuan.
Kegiatan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) di lingkungan sekitar kelurahan
Tanjung Barat yakni :
a) Pengembangan kemitraan : pengembangan kemitraan di lingkungan RW
sekitar kelurahan Tanjung Barat meliputi UKM di bidang kuliner, seperti
laksa betawi, soto betawi, dan makanan khas betawi lainnya
b) Pengembangan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat
setempat : kelurahan Tanjung Barat didominasikan pengaruh suku betawi,
kegiatan khas di kelurahan ini bertajuk seni pertunjukan khas suku betawi
yang sering masyarakat sangat kenal yaitu ondel-ondel. Para pegiat seni
pertunjukan ini diakomodir oleh LPM kelurahan Tanjung Barat untuk terus
dirawat dan dikembangkan

3. Kasi Ekonomi Pembangunan Lingkungan Hidup

Di sub analisis 3 ini Bapak Fatoni, SE selaku Kasi Ekonomi Pembangunan Lingkungan
Hidup menjabarkan kegiatan yang telah dilaksanakan Seksi Ekonomi Pembangunan
Lingkungan Hidup di tahun 2019 tepatnya bulan Juli, berikut kegiatannya :
1. Pelaksanaan tugas Seksi Ekonomi Pembangunan Lingkungan Hidup mempunyai
kegiatan pelayanan yang diantaranya Surat Pengantar/Rekomendasi Ijin Mendirikan
Bangunan dan ijin usaha

10
2. Melaksanakan monitoring kegiatan pekerjaan APBD Tahun Anggaran 2019 dan
dilaporkan hasilnya.
3. Pencapaian hasil monitoring “Pekerjaan Fisik APBD” yang ada di Wilayah
Kelurahan Tanjung Barat antara lain :
a) Perbaikan gorong-gorong perbatasan kelurahan Tanjung Barat dan kelurahan
Pejaten Timur 100 m2. Di RW 014
b) Pembangunan pagar Masjid Arroyan RW 025
c) Pembuatan Jaring Futsal di RW 04
d) Pengecoran Jalan Palem Raya sepanjang 200 m2
e) Pembangunan dan pemagaran Taman Jl.Belimbing RW 05
Pembangunan wilayah perlu penataan ruang. Secara substansi masalah ruang wilayah
atau daerah tidak dapat lepas dari lingkungan hidup, karena lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya (Pasal 1 UU No. 32 Tahun 2009).
Lingkungan hidup dalam pengertian ekosistem tidak mengenal batas wilayah, baik
wilayah negara (nasional) maupun wilayah administratif daerah Provinsi, Kabupaten,
maupun Kota yang bersifat otonomisa untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan manusia.
Pembangunan berkelanjutan memastikan bahwa dengan upaya pembangunan,
kesejahteraan generasi mendatang mempunyai potensi dan peluang ekonomi baik sumber
daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan sama dengan peluang yang
diperoleh generasi sekarang.
Dalam pembuatan keputusan pengelolaan lingkungan hidup termasuk penataan ruang
wilayah memerlukan pendekatan yang komprehensif dan multidisiplin dalam proses yang
menterpadukan pertimbangan lingkungan dan ekonomi serta sosial..
Baik selanjutnya untuk keindahan lingkungan dan kenyamanan lingkungan pada tahun
2019 ditanam pohon jumlahnya 2.887 pohon, kemudian lubang biopori jumlahnya 1.148
lubang, dan ruang terbuka hijau berjumlah 2 taman
Saya mencoba mengkonfirmasi apakah benar semua kegiatan ini telah terealisasikan,
lalu saya mewawancarai ketua RW 012, menurut beliau bahwasanya pihak kelurahan
melalui Seksi Ekonomi Pembangunan Lingkungan Hidup telah benar-benar faktual dalam
mewujudkan semua kegiatan-kegiatannya untuk RW 012. Responsivitas warga sangat baik

11
dalam menerima beragam kegiatan ini dan juga mengapresiasinya. Bahkan, warga RW 012
membantu proses keberlangsungan kegiatan-kegiatan tersebut.

4. Kasi Pelayanan Publik


Hasil wawancara saya dengan Ibu Sella Ria, S.Sos selaku Kepala Seksi Pelayanan
Publik, kesimpulannya ialah bahwasanya sebagai kelurahan yang berada di kawasan ibu kota
di bawah naungan provinsi DKI Jakarta kinerja para ASN mempunyai kredibilitas, dengan
penuh ramah tamah melayani warga tanpa ada pungutan liar.
Pemerintah Kelurahan Tanjung Barat sebagai ujung tombak dalam memberikan sebuah
kualitas pelayanan publik kepada masyarakat melalui Seksi Pelayanan Publik yang mengurus
keperluan administrasi seperti halnya surat rekomendasi kartu keluarga, KTP, dan surat-surat
keperluan lainnya. Seksi Pelayanan Publik sangat berperan penting dalam proses membantu
menyediakan keperluan-keperluan administrasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan telah
diatur dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor.25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor.73 Tahun 2005 Tentang
Kelurahan, dan Peraturan Daerah Kota Administratif Jakarta Selatan Nomor. 6 Tahun 2008
Tentang Tata Kerja Pemerintah Kelurahan.
Ketanggapan dari petugas dalam memberikan pelayanan secara cepat dalam pengurusan
surat rekomendasi kartu keluarga dan pencetakkan KTP yang sesuai dengan standar
oprasional prosedur dan juga tepat waktu.
PELAYANAN KEPENDUDUKAN TAHUN 2019
 Pembuatan Kartu Keluarga WNI/WNA = 3.650 KK
 Pelayanan KTP = 5.379
 SK. Kelahiran = 199
 SK. Tempat Tinggal = 59
 SKCP = 26
 SK. Kematian = 180
 SK. Pindah = 238
Baik selanjutnya saya mengkonfirmasikan dengan salah satu warga atas nama Bapak
Yudi, ketika beliau meminta layanan untuk SK. Kematian. Bahwasanya beliau, merasa puas
atas pelayanan publik yang diberikan Kelurahan Tanjung Barat, atas kenyamanan
pelayanannya, ketepatan waktunya, dan tidak ada sama sekali ada pungutan biaya.

12
Konsep kualitas pelayanan dapat pula dipahami melalui “consumer behaviour” (perilaku
konsumen) yaitu perilaku yang dimainkan oleh konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan dan mengevaluasi suatu produk pelayanan yang diharapkan mampu memenuhi
kebutuhannya. Keputusan-keputusan konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak
mengkonsumsi suatu barang/jasa dipengaruhi berbagai faktor, antara lain persepsinya
terhadap kualitas pelayanan. Hal ini menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara
kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan. (Harbani Pasolong, 2007:135)
Pelayanan yang berkualitas atau pelayanan prima yang berorientasi pada pelanggan
sangat tergantung pada kepuasan pelanggan. Lukman (2000:8) menyebut salah satu ukuran
keberhasilan menyajikan pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada tingkat
kepuasan pelanggan yang dilayani. Pendapat tersebut artinya menuju kepada pelayanan
eksternal, dari perspektif pelanggan, lebih utama atau lebih didahulukan apabila ingin
mencapai kinerja pelayanannya
Kasmir (Harbani Pasolong, 2007:133), mengatakan bahwa pelayanan yang baik adalah
kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan. Sementara itu Gerson(Harbani Pasolong,
2007:134)) menyatakan pengukuran kualitas internal memang penting, tetapi semua itu tidak
ada artinya jika pelanggan tidak puas dengan yang diberikan. Untuk membuat pengukuran
kualitas lebih berarti dan sesuai, “tanyakan” kepada pelanggan apa yang mereka inginkan,
yang bisa memuaskan mereka.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa kedua sudut pandang tentang pelayanan itu
penting, karena bagaimanapun pelayanan internal adalah langkah awal dilakukannya suatu
pelayanan. Akan tetapi pelayanan tersebut harus sesuai dengan keinginan pelanggan yang
dilayani. Artinya bagaimanapun upaya untuk memperbaiki kinerja internal harus
mengarah/merujuk pada apa yang diinginkan pelanggan (eksternal). Kalau tidak demikian,
bagaimanapun performa suatu organisasi tetapi kalau tidak sesuai dengan keinginan
pelanggan atau tidak memuaskan, citra kinerja organisasi tersebut akan dinilai tetap tidak
bagus (Harbani, 2007:133).
Kualitas harus dimulai dari konsumen dan berakhir pada konsumen. Artinya spesifikasi
kualitas layanan harus dimulai dengan mengidentifkasi kebutuhan dan keinginan konsumen
yang dituangkan ke dalam harapan konsumen dan penilaian akhir diberikan oleh konsumen
melalui informasi umpan balik yang diterima perusahaan.

13
Sehingga peningkatan kualitas layanan harus dilakukan dengan komunikasi yang efektif
dengan konsumen (Purnama N, 2006: 39).
Adapun pelayanan yang diharapkan oleh masyarakat menurut Moenir (2006:41-44)
adalah sebagai berikut:
a) Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam
arti tanpa hambatan yang kadangkala dibuat-buat
b) Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran atau hal-hal yang bersifat
tidak wajar.
c) Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama,
tertib, dan tidak pandang bulu.
d) Pelayanan yang jujur dan terus terang, artinya apabila ada hambatan karena suatu
masalah yang tidak dapat dielakkan hendaknhya
e) diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu-nunggu sesuatu yang tidak jelas.
Dalam pelayanan publik, kepuasan masyarakat merupakan faktor penentu kualitas, maka
setiap organisasi penyedia layanan publik diharapkan mampu memberikan kepuasan kepada
pelanggannya. Dan untuk mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang
tercermin dari (Sinambela, 2010:42-43) :
a) Transparansi, yakni pelayanan bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua
pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti;
b) Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c) Kondisional, yakni pelayanan yang dapat sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas;
d) Partisipatif, yakni pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat;
e) Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek
apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, dan lain-lain;
f) Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek
keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan public

14
g) Pelayanan pribadi
Pelayanan pribadi berkaitan dengan ruang/tempat pelayanan kemudahan,
ketersediaan, data/Informasi dan petunjuk – petunjuk.
h) Variasi model pelayanan
Variasi model pelayanan berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola baru
pelayanan.
i) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan
Kenyamanan pelayanan berkaitan dengan ruang tunggu/tempat pelayanan,
kemudahan, ketersediaan data dan Informasi dan petunjuk- petunjuk.
j) Atribut pendukung pelayanan
Yang dimaksud atribut pendukung pelayanan dalam hal ini adalah sarana dan
prasarana yang di berikan dalam proses pelayanan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003
tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publik, standar kualitas pelayanan
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk
pengaduan.
b) Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampaidengan
penyelesaian termasuk pengaduan.
c) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat sesuai
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan prilaku yang dibutuhkan.

15
5. Kasi Sarana dan Prasarana
Hasil wawancara saya dengan Bapak Erman R, S.Sos selaku Kepala Seksi
Sarana dan Prasarana, kesimpulannya ialah bahwasanya kegiatan Seksi Sarana dan
Prasarana, yaitu:
a) Pengecetan bahu jalan
b) Renovasi gedung sarana umum dan peribadatan
c) Pengerahan anggota PPSU
Bidang Sarana dan Prasarana Kelurahan Tanjung Barat, terdiri dari :
- Sarana Pendidikan
a) PAUD = 4
b) TK = 12
c) SD/Ibtidaiyah = 15
d) SMP/Tsanawiyah = 6
e) SMA/SMK/Aliyah = 4
f) Akademi/Perguruan Tinggi = 4
- Sarana Umum
a) Stasiun Tanjung Barat = 1
b) Halte = 4
- Sarana Peribadatn
a) Masjid = 19 Unit
b) Mushola = 20 Unit
c) Majelis Ta’lim = 39 MT
d) Gereja = 3 Unit
e) Pura = -
f) Vihara = -

Konfirmasi warga terkait kenyamanan sarana dan prasarana mendapatkan respon


yang baik, bahwasanya pemeliharaan sarana umum dan renovasi sarana lainnya yang
terus digencarkan.

16
KESIMPULAN
Kelurahan Tanjung Barat merupakan kelurahan yang sangat mengedepankan
akuntabilitas yang tinggi terhadap masyarakat. Letak geografisnya yang berada di provinsi
DKI Jakarta juga sangat cukup memadai untuk melayani masyarakat, dan juga diakomodasi
dengan baik oleh pemprov DKI Jakarta. Lalu sebagai kelurahan yang berada di kawasan ibu
kota di bawah naungan provinsi DKI Jakarta kinerja para ASN mempunyai kredibilitas,
dengan penuh ramah tamah melayani warga tanpa ada pungutan liar.
Responsivitas warga sekitar lingkungan kelurahan Tanjung Barat juga sangat baik dan
puas terhadap kinerja ASN tersebut. Seksi Sarana Prasarana turut aktif dalam pemeliharaan
sarana umum dan renovasi sarana lainnya yang terus digencarkan, dalam Seksi Ekonomi
Pembangunan Lingkungan Hidup telah benar-benar faktual dalam mewujudkan semua
kegiatan-kegiatannya dan juga bahkan warga membantu proses keberlangsungan kegiatan-
kegiatan tersebut. Motivasi dari Seksi Tata Pemerintahan dalam acara pertemuan dengan
perangkat RW juga berupaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas ketua RW beserta
jajarannya untuk melayani warga lingkungannya dengan baik. Pengembangan kemitraan di
dalam UKM bidang kuliner juga cukup baik dan ditambah juga pengembangan kegiatan
kondisi masyarakat di kelurahan ini, yang bertajuk seni pertunjukan khas suku betawi yang
sering masyarakat sangat kenal yaitu ondel-ondel.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://jagad.id/definisi-kelurahan/
http://kuliahtantan.blogspot.com/2015/12/uas-sosiologi-pelayanan-publik-terhadap.html
Bharata, A. 2005. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media. Hardjasoemantri, K.
2005. Good Governance Dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Bali.Kurniawan,
A. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta. Lukman,S.2008. Manajemen Kualitas
Pelayanan. STIA LAN Jakarta
https://www.academia.edu/31455392/Hubungan_Lingkungan_Hidup_dengan_Pembangunan
https://media.neliti.com/media/publications/159887-ID-pemberdayaan-masyarakat-
perkotaan-di-kel.pdf
https://www.materibelajar.id/2015/12/tugas-dan-fungsi-lembaga-pemberdayaan.html#
Sinambela, Lijan Poltak, dkk.2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : Bumi Aksara
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa/Kelurahan Pasal 98 ayat (2) dan
Pasal 102 tentang sistem pengawasan dan penyelenggaraan pemerintahan di Desa/Kelurahan

18
LAMPIRAN

19

Anda mungkin juga menyukai