PROPOSAL
xvi
Oleh:
MUH. AWAL RAMADHANI
NIM: 19111083
V. B
JURUSAN: ADMINISTRASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi pemerintah memegang peranan yang penting karena keterlibatan
pemerintah yang besar pada proses pembangunan dalam sistem administrasi. Untuk
itu agar tujuan pembangunan benar-benar dapat tercapai seperti yang diharapkan,
maka yang harus diperhatikan adalah adanya aparat pemerintah yang memiliki
kualitas yang memadai. Kualitas tersebut selain dilandasi kemampuan dan
keterampilan yang memadai juga harus disertai disiplin yang tinggi, sehingga dalam
merealisasikan tujuan-tujuan nasional sesuai dengan kebijaksanaan pembangunan
yang ditetapkan pemerintah, dengan titik berat pembangunan perlu diarahkan pada
masyarakat pedesaan karena sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di
pedesaan.
Hakekat pembangunan desa bertujuan untuk memperbaiki kondisi dan taraf
hidup masyarakat. Di samping itu pemerintah desa merupakan suatu strategi
pembangunan yang memungkinkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
dinikmati oleh rakyatnya dan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan
tercapainya stabilitas keamanan wilayah yang sehat dan dinamis. Pemerintah desa
sebagai alat untuk mencapai tujuan administrasi negara, berfungsi sebagai tangan
panjang pemerintah dalam rangka pembangunan nasional demi tercapainya
kesejahteraan rakyat yang merata di seluruh tanah air.1
Terbitnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang yang
ditetapkan pada tanggal 15 januari 2014, Dalam konsideran Undang-Undang tersebut
disampaikan bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dan berperan mewujudkan cita-cita
kemerdekaan berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintah Daerah di Indonesia (Cet. I; Sinar Grafika,
Jakarta, 2008), h. 8.
1
2
1945. Tepatlah kiranya untuk mencapai kemajuan Negara dan Pembangunan, desa
merupakan basis pemerintahan terendah dalam struktur pemerintahan Indonesia yang
sangat menentukan bagi kemajuan Negara dan Pembangunan nasional yang
menyeluruh. Mengingat untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya peningkatan
kemampuan penyelengaraan desa atau pemerintahan desa dalam pelaksanaan tugas-
tugas administrasi pemerintahan, disamping memperkuat partisipasi masyarakat dan
kelembagaannya serta aspek- aspek lainnya.2
Pemerintah Desa beserta aparatnya bertugas sebagai administrator
penyelenggara pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Oleh sebab itu
diperlukan aparat desa yang benar-benar mampu dan dapat bekerjasama dalam
pelaksanaan tugas dan memiliki tanggung jawab. Keberadaan aparat desa yang juga
diserahi tugas dibidang administrasi, menduduki posisi yang sagat penting karena
sebagai organ pemerintah yang paling bawah mengetahui segala kondisi dan
permaslahan yang ada di wilayahnaya. Informasi tersebut dikoordinasikan pada
pemerintah kecamatan karena dibutuhkan dalam pengambilan kebijaksanaan daerah
maupun nasional untuk kebutuhan pembangunan secara menyeluruh. Dengan
demikian kepala desa dalam pelaksanaan tugas dituntut untuk lebih optimal guna
mempelancar pelaksanaan tugas pemerintah.3 Penyelenggaraan administrasi desa
yang efektif diperlukan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah
kecamatan terhadap aparatur pemerintah desa dalam bidang pemerintahan, sehingga
perangkat desa dapat melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik dalam
melayani masyarakat.
Sukses tidaknya pemerintahan desa sangat tergantung dengan administrasi
desa. Administrasi desa dapat berjalan dengan baik apabila kualitas manusia sebagai
2
Aztri Fithrayani Alam STKIP Matappa Pangkep, “Peningkatan Kemapuan Pemerintah Desa
Dalam Pelaksanaan Tugas Administrsi Pemerintahan Desa” Jurnal Jurisprudentie, Vol. 5 No. 1
Februari-2018, h. 58
3
Muh.Fachri Arsjad, “Peranan Aparat Desa dalam Pelaksanaan AdministrasiPemerintahan
Desa di Desa Karyamukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo” Jurnal Of Public
Administration Studies, Vol. 1 No. 1 April-2018, h. 17
3
sumber daya insani dapat melaksanakan dengan sebaik mungkin artinya administrasi
desa sangat menentukan kedudukan pemerintahan desa. Administrasi desa merupakan
tolak ukur keberhasilan pemerintahan desa karena merupakan fondasi dalam
memperkuat dan mengembangkan pemerintahan desa. Jadi administrasi desa
merupakan prioritas utama yang harus mendapat perhatian serius oleh pemerintah
khususnya pemerintah kecamatan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di Desa Cumpiga
Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone diperoleh bahwa terdapat beberapa
permasalahan yang dijumpai pada bagian pelayanan. Fasilitas sarana dan prasarana
pelayanan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang
diberikan seperti belum lengkapnya buku-buku mengenai administrasi desa secara
keseluruhan, fasilitas pendukung penyimpanan arsip belum memadai, penggunaan
teknologi administrasi masih kurang selain itu sumber daya manusia atau kompetensi
aparat pemerintah desa kurang optimal, sehingga dapat berpengaruh terhadap
tercapinya pelayanan administrasi pemerintahan desa yang baik. Hal tersebut
berdampak pada ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan peraturan yang telah ada.
Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas menyelenggarakan
pemerintah desa, ditiap-tiap pemerintahan desa dilengkapi dengan sarana dan
prasarana serta fasilitas pendukung dan fasilitas yang lain untuk memberikan
pelayanan administrasi kepada masyarakat. Dengan kata lain mempersiapkan sumber
daya manusia yang handal dan untuk mendukung dengan fasilitas sarana dan
prasaranan yang memadai dan refresentatif sebagai upaya pelayanan prima kepada
masyarakat.
Dari gambaran masalah di atas mendorong calon peneliti untuk melakukan
penelitian lebih mendalam mengenai “Implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Kepala Desa dalam
Menjalankan Tertib Administrasi Desa di Desa Cumpiga Kecamatan Awangpone
Kabupaten Bone”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, maka dapat ditemukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja kepala desa dalam menjalankan tertib administrasi desa
berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa di Desa
Cumpiga Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone?
2. Apakah faktor-faktor yang menghambat dan mendukung implementasi
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dalam menjalankan tertib
administrasi desa di Desa Cumpiga Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kinerja Kepala Desa
Dalam melakukan suatu penilaian kerja seseorang diperlukan tolak
ukur, dan tolak ukur tersebut adalah standar. Sebuah standar dapat dianggap
sebagai pengukur yang ditetapkan, sesuatu yang harus diusahakan, sebuah
modal untuk diperbandingkan, suatu alat akan membandingkan antara satu hal
dengan hal yang lain. Dengan penentuan standar untuk berbagai penentuan
maka timbul yang disebut "standarisasi", yaitu penentuan dan penggunaan
berbagai ukuran, tipe dan gayatertentu berdasarkan suatu komposisi standar
yang telah ditentukan.
Unsur prestasi seseorang yang akan dinilai oleh setiap organisasi atau
perusahaan tidak selalu sama, tetapi pada dasarnya unsur-unsur yang dinilai
itu mencakup seperti hal-hal diatas. Dari uraian nampak bahwa faktor yang
digunakan untuk menilai tingkat prestasi seseorang tidak sama untuk semua
perusahaan, tetapi pada dasarnya apa yang telah dikemukakan merupakan
faktor-faktor yang lazim digunakan dalam menilai prestasi seseorang.
Kepala desa/Desa adat atau yang disebut dengan nama lain merupakan
kepala pemerintahan desa/desa adat yang memimpin penyelenggaraan
pemerintahan desa. Kepala desa/Desa adat atau yang disebut dengan nama
lain mempunyai peran penting dalam kedudukannya sebagai kepanjangan
tangan negara yang dekat dengan masyarakat. Kepala desa adalah pimpinan
tertinggi di sistem pemerintahan desa yang memiliki tugas dan wewenang
yang telah dituntukan oleh undang-undang. Dengan demikian itu, prinsip
pengaturan tentang Kepala desa/Desa adat.4
4
Pasal 26 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Kepala Desa
6
7
Ni'matul Huda, Hukum Pemerintahan desa (Dalam Konstitusi Indonesia sejak Kemerdakaan
5
6
Didik G. Suharto. Membangun Kemandirian Desa (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014). h. 196.
7
Pasal 26 Ayat (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
9
8
Pasal 26 Ayat (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
10
9
Pasal 26 Ayat (2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
10
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kamus bahasa Indonesia
(Cet. I; Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016), h. 22
11
Wirman Syafri, Studi Tentang Administrasi Publik (Cet. I; Glora Aksara Pratama, 2012),
h. 9
Philip M Hajon. et Syarifuddin, Hukum Administrasi Negara (Cet. I; anda Aceh: Syiah
12
14
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2006 tentang pedoman administrasi desa
15
Permendagri 47 Tahun 2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa
12
16
Wirman Syafri, Studi Tentang Administrasi Publik (Cet. I; Glora Aksara Pratama,2012),
h.12
17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
18
Wirman Syafri, Studi Tentang Administrasi Publik, h. 13
13
19
Permendagri 47 Tahun 2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa
20
Permendagri 47 Tahun 2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa
14
21
Permendagri 47 Tahun 2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa
22
Permendagri 47 Tahun 2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa
15
B. Penelitian Terdahulu
Tinjauan pustaka merupakan penelaan terhadap hasil penelitian terdahulu yang
memiliki kesamaan topik dan berguna pula untuk mendapatkan gambaran bahwa
penelitian yang dilakukan bukan merupakan plagiat. Adapun beberapa penelitian
yang terkait adalah sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Risti Yuli Prawesti (2018) dengan judul
“Kinerja Kepala Desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Perspektif Fiqh Siyasah (Studi di Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kabupaten
Lampung Selatan)”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala desa di
Desa Sidoharjo dalam menjalankan pemerintahan desa Sidoharjo belum berjalan
secara optimal, hal ini dapat dilihat dari kurang aktif, kurang berkomunikasi dan
kurang bekerjasama antara kepala desa dan aparat desa dan masyarakat desa serta
tidak adanya akses keterbukaan informasi untuk masyarakat. Dalam perspektif fiqh
siyasah kepala desa di desa Sidoharjo belum berjalan sesuai dengan fiqh siyasah
karena masih adanya keluhan dari masyarakat tentang kinerja kepala desa yang tidak
amanah dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin. 23 Adapun persamaan penelitian
Risti Yuli Prawesti dengan penelitian yang akan dilakukan yakni terletak pada
regulasi yang digunakan yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Sedangkan perbedaan terletak pada fokus penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Mei Suryani (2019) dengan judul “Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Mengenai Masa Jabatan
Ditinjau dari Fiqh Siyasah”. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan
pemilihan kepala desa di desa Way Terusan tidak dilaksanakan sesuai Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 hal ini karena Kepala Desa tersebut mantan preman,
Kepala Desa dianggap lebih berpengalaman, dan masyarakat masih mempercayai
23
Risti Yuli Prawesti, “Kinerja Kepala Desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa Perspektif Fiqh Siyasah (Studi di Desa Sidoharjo Kecamatan Way Panji Kabupaten
Lampung Selatan), Skripsi UIN Raden Intan, Lampung, 2018, h. 1-99.
16
Kepala Desa.24 Adapun persamaan penelitian Mei Suryani dengan penelitian yang
akan dilakukan yakni terletak pada regulasi yang digunakan yaitu Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sedangkan perbedaan terletak pada fokus
penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Vina Susana (2020) dengan judul “Peran
Pemerintah Desa dalam Pelayanan Administrasi Bagi Masyrakat Gampong Lamcot
Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemerintah desa telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik dalam melayani masyarakat yang mengurus administrasi kependudukan.
Meskipun ada kendala dalam pelayanan administrasi berupa tidak adanya kantor
keuchik, namun pelayanan administrasi tetap terjadi di rumah keuchik atau di rumah
sekretaris desa. Adapun sistematika pelayanan administrasi masyarakat adalah harus
menjumpai keuchik atau sekretaris desa terlebih dahulu. Selanjutnya keuchik
mengarahkan masyarakat untuk menjumpai sekretaris desa dan kemudian meminta
tanda tangan keuchik sekaligus stempel desa. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
pemerintah desa telah berupaya menjalankan perannya dengan baik yaitu melayani
masyarakat dengan membantu mengurus keperluan administrasi kependudukan. 25
Adapun persamaan penelitian Mei Suryani dengan penelitian yang akan dilakukan
yakni terletak pada regulasi yang digunakan yaitu Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa. Sedangkan perbedaan terletak pada fokus penelitian.
C. Kerangka Penelitian
24
Mei Suryani, “Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa Mengenai
Masa Jabatan Ditinjau dari Fiqh Siyasah”, Skripsi UIN Raden Intan, Lampung, 2019, h. 1-201.
25
Vina Susana, “Peran Pemerintah Desa dalam Pelayanan Administrasi Bagi Masyrakat
Gampong Lamcot Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar”, Skripsi UIN Ar-Raniry Banda
Aceh, 2020, h. 1-106.
17
Hasil
Tahun 2014 dan pengaruhnya terhadap kinerja kepala desa dalam menjalankan tertib
administrasi desa. Penelitian ini berfokus pada dua yaki kinerja kepala desa dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan penambahan data atau unsur empiris.8 Dalam metode penelitian normatif-
empiris ini juga mengenai implementasi ketentuan hukum normatif (undang-undang)
dalam aksinya disetiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Penggunaan pendekatan penelitian normatif-empiris dimaksudkan untuk
mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi mengenai implementasi
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan pengaruhnya terhadap kinerja kepala desa
dalam menjalankan tertib administrasi desa.
19
20
27
Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian (Cet. III; Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1995), h. 130.
28
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah (Cet. I; Jambi: Syari‟ah Press,
2014), h. 178.
21
29
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, h. 179.
IAIN Bone, Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa (Cet I; Watampone; Pusat
30
Husen Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Cet. II; Jakarta:
31
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Abdullah K. Tahapan dan Langkah-Langkah Penelitian, Watampone: Lukman Al-
Hakim Press, 2013.
Arival. Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kamus bahasa
Indonesia, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016.
Didik G. Suharto. Membangun Kemandirian Desa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014.
Faustino Cardoso Gomes. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi
Offset, 2003.
Husen Umar. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1999.
IAIN Bone. Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Mahasiswa, Watampone; Pusat
Penjaminan Mutu (P2m), 2016.
Kementerian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: PT.
Kumudasmoro Grafindo Semarang, 2017.
Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Perusahaan, Remaja. Rosdakarya: Jakarta,
2011.
Ni'matul Huda. Hukum Pemerintahan Desa Dalam Konstitusi Indonesia sejak
Kemerdakaan Hingga Era Reformasi, Malang: Setara Press, 2015.
Philip M Hajon. et Syarifuddin. Hukum Administrasi Negara, Banda Aceh: Syiah
Kuala Universitas Press, 2010.
Purwanto dan Sulistyastuti. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi
Kebijakan, Bumi Aksara Jakarta, 1991.
Siswanto Sunarno. Hukum Pemerintah Daerah di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta, 2008.
Suwignjo. Administrasi Pembangunan Desa Dan Sumber-Sumber Pendapatan Desa,
Jakarta: Slamet Prajudi Atmosudirjo, 1985.
Syahruddin Nawi. Penelitian Hukum Normatif Versus Penelitian Hukum Empiris, Ed
II, Makassar, Umitoha Ukhuwah Grafika, 2013.
Tatang M. Amirin. Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1995.
20
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah, Jambi: Syari‟ah Press,
2014.
Wirman Syafri. Studi Tentang Administrasi Publik, Glora Aksara Pratama, 2012.
Yeremias T. Keban. Enam Strategis Administrasi Publik Konsep Toori dan Isu, Gava
Media, Yogyakarta, 2014.
Jurnal-Jurnal
Aztri Fithrayani Alam STKIP Matappa Pangkep. “Peningkatan Kemapuan
Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Tugas Administrsi Pemerintahan Desa”
Jurnal Jurisprudentie, Vol. 5 No. 1 Februari-2018.
Mei Suryani. “Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
Mengenai Masa Jabatan Ditinjau dari Fiqh Siyasah”, Skripsi UIN Raden
Intan, Lampung, 2019
Muh.Fachri Arsjad. “Peranan Aparat Desa dalam Pelaksanaan Administrasi
Pemerintahan Desa di Desa Karyamukti Kecamatan Mootilango Kabupaten
Gorontalo” Jurnal Of Public Administration Studies, Vol. 1 No. 1 April-2018.
Risti Yuli Prawesti. “Kinerja Kepala Desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa Perspektif Fiqh Siyasah (Studi di Desa Sidoharjo
Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan), Skripsi UIN Raden
Intan, Lampung, 2018.
Vina Susana. “Peran Pemerintah Desa dalam Pelayanan Administrasi Bagi Masyrakat
Gampong Lamcot Kecamatan Kuta Cot Glie Kabupaten Aceh Besar”, Skripsi
UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2020.
Perundang-Undangan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 2014 Tetang Desa
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2006 tentang pedoman administrasi
desa
Permendagri 47 Tahun 2016 Tentang Administrasi Pemerintahan Desa
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik