Anda di halaman 1dari 10

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN DI DESA

BANJAR SARI KECAMATAN WONOSOBO KABUPATEN TANGGAMUS

Popi Elawati

042531433

Email: Popielawati71@gmail.com

Fakultas UPBJJ-UT Bandar Lampung

ABSTRAK

Popi Elawati, 2023. Peran kepemimpinan Kepala Desa Dalam Pembangunan di Desa Banjar
Sari Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peran kepemimpinan
Kepala Desa dalam pembangunan di Desa Banjar Sari Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

Metode Penelitian ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data melalui penelitian
kepustakaan, penelitian lapangan berupa observasi, wawancara dan penelitian dengan narasumber
adalah Kepala Desa, Sekertaris Desa.

Fokus penelitian ini antara lain pembangunan sarana jalan, pembangunan tempat beribadahan,
pembangunan saranan TPA ( Taman Pendidikan Al-qur’an ) pembangunan gedung serba guna,
pembangunan MCK ( Mandi Cuci Kakus ), pelatihan pembinaan lembaga pemerintah desa, pelatihan
pembinaan PKK, pelatihan pembinaan kelompok tani, dan pelatihan pengelolaan sampah.

Kata kunci: Peran, Kepeminpinan, Kepala Desa, Pembangunan

1
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Kepala desa adalah penguasa tunggal dalam pemerintahan desa ia adalah pelaksana dan
penyelengara urusan rumah tangga desa dan di samping itu, ia menyelenggara urusan-urusan
pemerintahan. Kepala desa membangunan dan memelihara pekerjaan umum desa, seperti jembatan,
jalan, saluran air, got, masjid, lapangan olahraga, pengangonan (pengembalaan), taman dan
sebagainya, kepal desa wajib mengurusnya agar dapat dipergunakan dengan baik oleh masyarakat. Ia
juga harus mendorong dan meningkatkan semangat kerja pembangunan seluruh warga masyarakat
desa, sejak perencaaan, pelaksanaan sampai pemanfaatan hasil-hasil pembangunan secara terbuka dan
demokratis dengan melibatkan semua aparat

Sebagaimana yang sudah diatur dalam peratuaran pemerintahan Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2005 tentang desa, untuk tugas dan wewenang kepala desa terdapat pada pasal 14. Kepala
Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan.
Dalam melaksanakan tugas kepala desa mempunyai wewenang sebagai berikut. Memimpin
penyelenggara pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, mengajukan
rancangan peraturan desa, menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD,
menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa. Untuk di bahas dan
ditetapkan bersama BPD, membinan kehidupan masyarakat desa, membina perekonomian desa
mengkordinasikan pembangunan desa secara partisipatif, mewakili desanya di dalam dan luar
pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Kepala desa bertanggung jawab dalam urusan dan penyelenggaraan pembangunan di desanya
dan mencukupi segala kebutuhan warganya. Dalam hal ini melibatkan para pembantu-pembantunya
dengan aktif sesuai dengan tugasnya masing-masing serta memtovasi masyarakat agar mereka mau
untuk berperan aktif secara berkerja sama untuk mencapai hasil pembangunan yang telah
diprogramkan.

Pelaksanaan otonomi daerah sebagimana dimaksudkan dalam undang-undang Republik


Indonesia No 32 Tahun 2004 Tentang pemerintah Daerah, membawa konsekuensi dan implikasi yang
besar terhadap perubahan paradigma pembangunan daerah. Dengan dilaksanakan otonomi daerah,
maka daerah dituntut untuk dapat secara mandiri untuk mengurus rumah tangganya sendiri, baik dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyrakatan. Dimana untuk

2
merealisasikan hal tersebut, perlu adanya penyempurnaan pengaturan mengenai
penyelanggaran pemerintahan di tingkat kabupaten, kecamatan dan pemerintahan tingkat paling
bawah yakni desa dan

kelurahan. Kegiatan pembangunan adalah suatu kegiatan yang dimiliki dua sifat, yaitu sifat
akademis dan sifat birokratis geografi sangat diperlukan dalam kegiatan pembangunan. Aspek-aspek
antara lain meliputi aspek fisik dan non fisik.

Dalam hal pembangunan fisik atau infrastruktur, efendi (2002:48) menyebutkan bahwa
pentingnya pembangunan infrastruktur yang memadai berupa ketersediaan pelayanan publik baik
sarana pendidikan, sarana kesehatan, rumah ibadah, listrik, jalan, jembatan, transportasi, air bersih
bertujuan agar masyrakat dapat bergerak lebih dinamis dan mempermudah kegiatan ekonomi, serta
agar investor mau menanamkan modalnya di daerah, apabila tidak demikian biaya yang dikeluarkan
untuk penanaman modal menjadi lebih besar dan berpengaruh pada harga produk yang dihasilkan dan
tentu akan lebih mahal dibandingkan dengan yang lain, sehingga prudk yang dihasilkan tidak
kompetetif.

Pemerintah Desa Banjar Sari disini berperan dalam perencanaan program pembangunan di
daerah harus bekoordinasi dan bekerjasama dengan masyrakat dan menampung segala aspirasi
masyrakat, agar dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

2. Perumusan Masalah

• Bagaimana Peran Kepemimpinan Kepala Desa dalam mewujudkan pembangunan fisik di Desa
Banjar Sari Kecmatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus

3. Tujuan Penelitian

1. Untuk dapat mengetahui peran kepala desa dalam pembangunan fisik di desa banjar sari
kecamatan wonosobo kabupaten tanggamus
2. Untuk mengetahui peran kepala desa dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin untuk
keberhasilan desa banjar sari

4. Manfaat Penelitian

1. Secara praktis
Sebagai tolak ukur bagi kepala desa dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin untuk
keberhasilan desa banjar sari
2. Secara teoritis
3
Penelitian ini akan memberikan konstribusi pemikiran yang positif berkaitan dengan ilmu
pengetahuan lebih khusus ilmu pemerintahan dan kepemimpinan pemerintah desa.

B. METODE PENELITIAN

Dalam Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang suatu penelitian kotekstual
menjadikan manusia sebagai instrumen, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya
dengan pengumpulan data pada umumnya bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki sifat
fleksibel.

Fleksibel disini dinartikan sebagai peneliti bisa saja memulai mengumpulkan data di lapangan

terlebih dahulu, baru setelah itu peneliti menyusun proposal. Setelah menganalisis data yang sudah di
dapatnya di lapangan, peneliti bisa memutuskan untuk kembali lagi ke lapangan untuk mengumpulkan
data.

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu suatu metode penelitian deskriptif
kualitatif dimana penelitian bertujuan untuk memaparkan dan menggambarkan tentang peran
kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan di desa banjar sari sehingga kita dapat melihat
perkembangan desa tersebut.

Menurut Mogdan dan tylor (dalam moleong, 2000:3) merupakan prosedur meneliti yang
menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
dapat diamatai. Pendekatan kualitatif di cirikan oleh tujuan penelitian yang berupa memahami gejala-
gejala yang sedemikian rupa yang tidak memerlukan kuantifikasi, karena gejala tidak memungkinkan
untuk di ukur secara tepat.

4
a. Konsep Peran

Peran adalah suatu perilaku seseorang yang diharapkan dapat membuat sutau perubahan serta
harapan yang mengarah pada kemajuan, meskipun tidak selamanya tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan dan sebagai tolak ukur seseorang pemimpin apakah orang itu dapat meningkatkan

kinerjanya dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya sehingga akan membuat orang
tersebut dapat memaksimalkan kinerja dalam menjalankan tugasnya.

b. Konsep Kepemimpinan

Kepeimpinan berasal dari kata pimpin, mempunyai awalan “pe” dan akhiran “an” yang
menunjukan sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu. Kata pimpin mengandung pengertian
mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juva menunjukkan atau mempengaruhi.

Menurut Burns (1979) kepemimpinan adalah pemimpin membujuk pengikut untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan ini merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan aspirasi yang
diharapkan oleh pemimpin dan pengikut.

c. Konsep Kepala Desa

Kepala Desa adalah pemimpin dari desa di indonesia. Kepala desa merupakan pimpinan dari
pemerintah desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dapat diperjpanjang lagi untuk satu
kali masa jabatan berikutnya. Kepala desa tidak bertanggung jawab kepada camay, namun hanya di
koordinasikan saja oleh camat.

Kepala desa mempunyai wewenang antara lain :

1. Memimpin penyelenggara pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang di tetapkan bersama


badan permusyawarahan desa (BPD)
2. Mengajukan rancangan desa
3. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD
4. Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan
di tetapkan bersama BPD
5. Membina kehidupan masyarakat desa
6. Membinan perekonomian desa
7. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif

5
8. Mewakili desanya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menarik kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
9. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

d. Konsep Pembangunan

Pembangunan perdesaan selalu menjadi fokus perhatian pemerintah sejak awal-awal


kemerdekaan indonesia. Pada sebagian besar masyarakat, pembangunan selalu diartikan sebagai
perwujudan fisik ukurn fisik itu menjadi ukuran bagaimana anggapan bahwa pembangunan di
indonesia kini telah membawa banyak perubahan di negeri ini, baik pada kawasan perdesaan maupun
perkotaan.

Ada banyak pemikiran tentang pembangunan yang sering ditemukan perbedaan sudut pandang
(perspektif) yang beragam tergantung pada ahli memandangnya dari sudut mana ia memandang. Para
ahli memberikan definisi yang bermacam-macam. Istilah pembangunan bisa saja di artikan berbeda
oleh satu orang dengan orang lain, negara yang satu dengan negara yang lain pula.

e. Fokus Penelitian

Berdasarkan hail observasi, pengalaman dan refrensi yang ada, fokus penelitian atau indikator
yang akan dibahas oleh penulis adalah : peran kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan fisik
dan non fisik di desa banjar sari

10. Bagaimana peran kempimpinan kepala desa dalam pembangunan fisik desa
No. Pembangunan Fisik Keadaan
1. Jalan Setapak Baik
2. Masjid Baik
3. Tpa (Taman Pendidikan Al-qur’an) Baik
4. Gedung Serba Guna Baik
5. MCK (Mandi Cuci Kakus) Baik

6
11. Bagimana Peran Kepemimpinan Kepala Desa dalam pembangunan non fisik desa
No. Pembangunan Non Fisik Keadaan
1. Pelatihan Pembinaan Lembaga Pemerintahan Desa Baik
2. Pelatihan Pembinaan PKK Baik
3. Pelatihan Pembinaan Kelompok Tani Baik
4. Pelatihan Pengelolaan Sampah Baik

f. Informan

1. Kepala Desa
2. Perangkat Desa
3. Masyarakat Setempat

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Sarana Jalan

Pembangunan jalan yang telah dilakukan adalah pembangunan jalan setapak yang
menghubungkan antara rumah-rumah masyarakat dan juga menghubungkan ke arah perkebunan
masyarakat agar memudahkan masyarakat untuk melakukan aktifitas.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan narasumber diatas dapat
disimpulkan, bahwa peran kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan di desa banjar sari dari
segi sarana prasarana suda cukup baik.

b. Sarana Pendidikan

berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber bahwa pembangunan yang
telah dilakukan kepala desa dalam segi pembangunan pendidikan cukup berhasil.

Maka peran kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan di desa banjar sari dalam segi
sarana dan prasarana pendidikan cukup baik karena bisa menghasilkan gedung taman pendidikan al-
qu’ran (TPA). Dengan adanya gedung TPA ini anak-anak yang mempunyai niat untuk mempelajari al-
qur’an menjadi bersemangat untuk mempelajarinya dan tentunya ini sangat baik dalam mendudkung
untuk meningkatkan kualitas anak-anak dalam bidang agama yang memang bidang ini begitu penting
untuk bekal mereka masa depan nanti.

7
c. MCK (Mandi Cuci Kakus)

pembangunan yang dilakukan kepala desa dalam segi pembangunan sarana dan prasarana
tempat pemandian sekaligus toilet umum sudah cukup berhasil.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa
peran kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan tempat pemandian sekaligus toilet umum sudah
baik. walaupun penulis lihat dilapangan tidak banyak masyarakat yang menggunakan sarana tersebut
karena sudah banyak masyarakat yang memiliki kamar mandi dan toilet rumah sendiri.

d. Pelatihan Pembinaan Kelompok Tani

berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber dapat disimpulkan bahwa
peran kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan non fisik yang berupa pelatihan pembinaan
kelompok tani sudah baik dan berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat
dengan adanya pelatihan ini pengetahuan masyarakat tentang pertanian menjadi luas dan juga
pelatihan pembinaan kelompom tani ini bisa membantu masyarakat dengan adanya koperasi kelompok
tani.

e. Pelatihan Pengelolaan Sampah

berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan narasumber disimpulkan bahwa peran
kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan non fisik yang berupa pelatihan pengelolaan sampah
sudah cukup baik. Dengan adanya pelatihan ini masyarakat bisa sadar bahwa kebersihan itu sangat
penting terutama untuk kesehatan lingkungan dan juga karna adanya pelatihan ini maka kepala desa
membentuk petugas kebersihan dari masyarakat untuk mengambil sampah disetiap rumah warga dan
uang yang diberikan warga bisa menambah penghasilan petugas kebersihan dan setengahnya lagi
masuk ke dalam kas desa.

8
D. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

peran kepala desa dalam memimpin penyelengaraan pemerintahan dalam pembangunan fisik
dan non fisik sudah sangat baik dan perkembangan desa sudah mengalami kemajuan. Kepala desa
sangat berperan aktif dalam pembangunan didesa banjar sari. Hanya saja dari beberapa pembangunan
hanya gedung serba gunan yang masih dalam tahap pembangunan. Pembanguan-pembangunan yang
lainnya sudah terselesaikan dengan baik.

b. Saran

berdasarkan kesimpulan yang penulis paparkan diatas maka akan memberikan saran sebagai
berikut

1. Kepala desa harus bisa mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan,
baik berupa sumbangan ide, tenaga, dan juga dana agar kemajuan desa lebih bisa baik lagi
2. Bagi masyarakat penelitian ini agar kiranya memberikan cara pendang masyarakat tentang
kepemimpinan kepala desa dalam pembangunan yang tidak selalu mementingkan keinginan
masyarakat akan tetapi memahami wewenang kepala desa yang memiliki otoritas dalam
menetapkan rancangan peraturan dalam desa dan melakukan pembangunan fisik pembinaan

9
DAFTAR PUSTAKA

Aslichati, L. Bambang Prasetyo , H. I. & Irawan, P. (2004). Metode penelitian sosial.


Tangerang Selatan: Unoversitas Terbuka
Djaenuri, A. Aisyah, S. & Enceng. (20014). Sistem pemerintahan Desa.
Tanggerang Selatan. Universitas Terbuka
Enceng, Dkk. (2015) kepemimpinan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Nugraha, M.Q. (2014) Manajemen Strategis Pemerintahan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Nurchlolis, H. Kartono, D. T. & Aisyah, S. (2016) pembangunan masyarakat
Desa dan Kota. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka
Republik Indonesia (2014). Undang-undang no 6, pasal 7 tentang Penataan Desa

10

Anda mungkin juga menyukai