Anda di halaman 1dari 19

PRODUK DAN JASA BANK SYARIAH

Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bank
dan Lembaga Keuangan Non Bank pada Program Studi
Perbankan Syariah

OLEH:
RENALDI
NIM. 01185127

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


IAIN BONE
2019

i
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada kita. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Baginda Rasullullah Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan
umatnya,  Amin.
            Alhamdulillah Penulis dapat menyelesaikan tugas dari dosen pengampu mata
kuliah Perbankan dan Bisnis Syariah dengan judul “ Produk dan Jasa Perbankan
Syariah ”.
            Makalah ini disusun berdasarkan apa yang Penulis dapat dari dosen pengampu
mata kuliah  Perbankan dan Bisnis Syariah dan sumber–sumber  literatur lain yang
relevan. Namun demikian Penulis menyadari jika adanya kekurangan–kekurangan di
dalam makalah ini dan oleh karena kekurangan itu untuk dapat terlengkapi melalui
diskusi serta bimbingan dan arahan dari dosen pengampu. Cukup sekian yang dapat
Penulis ungkapkan dalam kata pengantar ini, semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
            Demikian dan terima kasih.

Watampone, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Bank Syariah 3
B. Produk Bank Syariah 4
C. Jasa dan Pelayanan Bank Syariah 8
D. Perbankan Umum 9
E. Jasa dan Pelayanan Bank Umum 10
BAB III PENUTUP 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 15
Daftar Pustaka 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan
berbagai kegiatan,seperti telah dijelaskan sebelumnya. Sebagai lembaga
keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan.
Kegiatan perbanakan yang paling pokok adalah membeli uang denagn cara
,menghimpun dana dari masyarakat luas. Kemudian menjual uang yang berhasil
dihimpun dengan cara menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui
pemberian pinjaman atau kredit.1
Dalam praktik kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut.
Setiap jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan
kegiatannya,misalnya dilihat dari segi fungsi bank yaitu antara kegiatan bank
umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat,jelas memiliki tugas atau kegiatan
yang berbeda.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bank syariah ?
2. Apa saja produk-produk bank syariah dan produk perbankan ?
3. Apa saja Jasa dan layanan bank syariah dan perbankan umum ?

1
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2013), h. 136

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari bank syariah
2. Untuk mengetahui produk dan jasa dan layanan bank syariah dan perbankan
umum

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bank Syari’ah


Bank syari’ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
operasionalissinya pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa
bunga, adalah lembaga keuangan/perbangkan yang operasional dan produknya
dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata
lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam. Menurut
Antonio dan perwata admadja membedakannya menjadi dua pengertian, yaitu
Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariat Islam. Bank
Syari’ah adalah:2
1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’at Islam
2. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentun Al
qur’an dan Hadits.
Sementara Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syari’ah Islam
adalah Bank yang dalam operasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syari’at
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah  secara Islam.
Dikatakan lebih lanjut, dalam tata cara bermuamalah itu harus dijahui oleh hal-hal
dan praktek-praktek yang dikhawatirkan mengandung unsure riba untuk diisi
dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan pembiayaan
perdagangan.

2
Kautsar Riza Salman, Akuntansi Perbankan Syariah, (Padang:Akademia Permata, 2012),
h. 173

3
B. Produk Bank Syariah
Dari berbagai kegiatan yang dilaksanakan, maka produk perbankan
Syariah yang ditawarkan kepada masyarakat dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:3
1. Pembiayaan Murabahah.
Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal sebagai murabahah.
Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual-beli di
mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli.
2. Salam.
Transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada.
Oleh karena itu barang diserahkan secara tangguh, sedang pembayaran secara
tunai. Bank bertindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.
Ketentuan umum Salam:
a. Pembelian hasil produksi harus diketahui spesifikasinya secara jelas
seperti jenis, macam, ukuran, mutu dan jumlahnya. Misalnya jual beli 100
kg mangga harum manis kualitas “A” dengan harga Rp5000 / kg, akan
diserahkan pada panen dua bulan mendatang.
b. Apabila hasil produksi yang diterima cacat atau tidak sesuai dengan akad
maka nasabah (produsen) harus bertanggung jawab dengan cara antara
lain mengembalikan dana yang telah diterimanya atau mengganti barang
yang sesuai dengan pesanan.
c. Mengingat bank tidak menjadikan barang yang dibeli atau dipesannya
sebagai persediaan (inventory), maka dimungkinkan bagi bank untuk
melakukan akad salam kepada pihak ketiga (pembeli kedua) seperti bulog,
pedagang pasar induk atau rekanan. Mekanisme seperti ini disebut dengan
paralel salam.
3. Istishna
3
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h.113.

4
Menyerupai salam, namun pembayaran dapat dilakukan oleh bank
dalam beberapa termin pembayaran.
Ketentuan umum: Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis,
macam ukuran, mutu dan jumlah. Harga jual yang telah disepakati di-
cantumkan dalam akad istishna dan tidak boleh berubah selama berlakunya
akad.
4. Ijarah (Sewa-Menyewa).
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun
perbedaannya terletak pada objek transaksinya.
5. Musyarakah.
Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang
bekerja sama untuk meningkatkan nilai aset yang mereka miliki secara
bersama-sama.
Ketentuan umum:
1) Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan
dikelola bersama-sama. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam
menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek.
2) Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah tidak
boleh melakukan tindakan seperti:
a) Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi.
b) Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik
modal lainnya.
c) Memberi pinjaman kepada pihak lain.
d) Setiap pemilik modal dapat mengalihkan penyertaan atau digantikan
oleh pihak lain.
3) Setiap pemilik modal dianggap mengakhiri kerjasama apabila:
a) Menarik diri dari perserikatan
b) Meninggal dunia,

5
c)   Menjadi tidak cakap hukum
Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek
harus diketahui bersama. Keuntungan dibagi sesuai kesepakatan sedangkan
kerugian dibagi sesuai dengan porsi kontribusi modal. Proyek yang akan
dijalankan harus disebutkan dalam akad. Setelah proyek selesai nasabah
mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk
bank.
6. Mudharabah.
Adalah bentuk kerja sama antara 2 (dua) atau lebih pihak dimana
pemilik modal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
Ketentuan umum:
a. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal;
harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan
nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap,
harus jelas tahapannya dan disepakati bersama.
b. Hasil dan pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat
diperhitungkan dengan dua cara:
1) Perhitungan dari pendapatan proyek (revenue sharing)
2) Perhitungan dari keuntungan proyek (profit sharing)
Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada setiap
bulan atau waktu yang disepakati. Bank selaku pemilik modal menanggung
seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah,
seperti penyeleweng-an, kecurangan dan penyalahgunaan dana. Bank berhak
melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak mencampuri
urusan pekerjaan/usaha nasabah. Jika nasabah cidera janji dengan sengaja
misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewa-
jiban, dapat dikenakan sanksi administrasi.
7. Hiwalah (alih piutang).

6
Fasilitas ini lazim untuk membantu sup-plier mendapatkan modal
tunai agar dapat melanjutkan produksi.
8. Rahn (gadai).

Untuk memberi jaminan pembayaran kembali kepada Bank dalam


memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria :
a. Milik nasabah sendiri.
b. Jelas ukuran, sifat, dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai riil pasar.
c. Dapat dikuasai namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank. Atas izin
bank, nasabah dapat menggunakan barang tertentu yang digadaikan
dengan tidak mengurangi nilai dan merusak barang yang digadaikan.
Apabila barang yang digadaikan rusak atau cacat, maka nasabah harus
bertanggungjawab.
9. Qard

Adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya


dalam empat hal, yaitu:
a. Sebagai pinjaman talangan haji
b. Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah
c. Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil
d. Sebagai pinjaman kepada pengurus bank
10. Wakalah (perwakilan).

Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah


memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan
jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer uang.
11. Kafalah (Bank Garansi).

Diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu


kewajiban pembayaran.
C. Jasa Layanan Bank Syariah

7
Bank Syari’ah memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary)
antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan
unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit).4
Dalam Bank Syari’ah hubungan antara bank dengan nasabahnya bukan
hubungan debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan (partnership)
antara penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh
karena itu tingkat laba bank Syari’ah tidak saja berpengaruh terhadap tingkat hasil
untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yan
gdapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana (Zainul Arifin).
Untuk memenuhi kebutuhan pemodalan dan memenuhi kebutuhan
pembiayaan bank Syari’ah memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda dengan
bank konvensional. Adapun piranti syari’ah yang digunakan untuk memenuhhi
kebutuhan bank Syari’ah dapat dibagi menjadi tiga produk, yaitu:
1. Penyaluran dana
Penyaluran dan bank Syari’ah terdiri dari: jual beli, bagi hasil,
pembiayaan, pinjaman dan investasi khusus. Dalam penyaluran dana nasabah,
secara gari besar produk pembiayaan Syari’ah terbagi dalam tiga kategori
yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu:
a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan
dengan prinsip jual-beli.
b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan
dengan prinsip sewa.
c. Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna
mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.
Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan banyak
ditentukan didepan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang
dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang
menggunakan prinsip jual beli, seperti: murabahah, salam, dan istishna serta
4
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran, (Bandung:Alfabeta, 2012, h. 57.

8
produk yang menggunakan prinsip sewa (ijarah). Sedangkan pada kategori
ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha
sesuai dengan prinsip bagi hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan
ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan
yang termasuk dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah.
2. Sumber Dana
Sumber dana bank Syari’ah terdiri dari empat jenis, yaitu: modal,
titipan, investasi dan investasi khusus. Modal titipan bisa dalam bentuk
wadiah yad dhamanah yang diteraspkan pada produk rekening giro dan
wadiah amanah merupakan harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang
dititipi. Sedangkan modal investasi diaplikasikan dalam bentuk
tabungan/depositi (al-Mudharabah Mutlaqah) dan tabungan bersyarat (al-
Mudharabah Muqayyadah).

D. Produk Perbankan
Guna menghasilkan profit dari usaha yang dilaksanakan,seperti bank
memiliki produk masing-masing yang mereka tawarkan kepada calon nasabah.
Diantara berbagai produk-produk Bank Umum adalah antara lain:5
1. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.
2. Simpanan Tabungan (Saving deposit)
Simpanan tabungan merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai
dengan persyaratan yang ditetapka oleh bank. Penarikan tabungan dilakukan
menggunakan buku tabungan,slip penarikan,kuitansi atau kartu Anjungan
Tunai Mandiri (ATM)
3. Simpanan Deposito (Time Deposit)

5
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,2013), h. 334.

9
Simpanan Deposit merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu tetentu
(jatuh tempo). Penarikanpun dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Dalam
praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka,sertifikat deposito
dan deposit on call.
4. Kredit Investasi merupakan kredit yang diberikan kepada pengusaha yang
melakukan investasi atau penanaman modal.
5. Kredit Modal Kerja melakukan kredit yang digunakan sebagai modal usaha.
6. Kredit Perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para pedagang
dalam rangka memperlancar atau memperluas atau memperbesar kegiatan
perdagangan.
7. Kredit Produktif merupakan kredit yang dapat berupa investasi,modal kerja
atau perdagangan.
8. Kredit Konsumtif merupakan kredit yang diguanakn untuk keperluan pribadi
misalnya keperluan konsumsi,baik panagan,sandang maupun papan
9. Kredit Profesi merupakan kredit yang diberikan kepada para kalangan
professional seperti dosen,dokter atau pengacara.

E. Jasa dan Layanan Perbankan Umum


Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan,
sebagai lembaga yang memperlancar peredaran uang serta sebagi lembaga yang
memberikan jaminan kepada nasabahnya.6
Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka
akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan bank serta
kesiapan banak dalam menyediakan SDM yang handal. Dalam praktiknya jasa-
jasa bank yang ditawarkan meliputi:
1. Kiriman Uang (Transfer)
6
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 300.

10
Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang
ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima
transfer. Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank
termasuk hasil inkaso yang ditagih melalui bank tersebut yang akan
diteruskan kepada bank lain untuk dibayarkan kepada nasabah (transfer).
Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya
hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang
mendebet cabang lain mengkredit. Khusus untuk pengiriman keluar Negeri
harus melalui bank devisa.
2. Kliring (Clearing)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga) yang berasal dari
dalam kota. Proses penagihan lewat kliring hanya memakan waktu 1 (satu)
hari. Besarnya biaya penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan.
3. Inkaso (Collection)
Inkaso adalah pemberian kuasa pada bank oleh nasabah (baik
perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap surat-
surat berharga (baik yang berdokumen maupun yang tidak berdokumen) yang
harus dibayar setelah pihak yang bersangkutan (pembayar atau tertarik)
berada ditempat lain (dalam atau luar negeri) menyetujui pembayarannya.
4. Safe Deposit Box
Safe Deposit Box atau kotak simpan aman fasilitas pengaman barang
berharga dalam bentuk kotak yang disediakan oleh suatu bank untuk
kepentingan nasabahnya,kotak tersebut hanya dapat dibuka oleh bank dan
nasabah secara bersama-sama. Biasanya surat-surat atau barang berharga yang
disimpan dalam box tersebut aman dari pencurian dan kebakaran. Kepada
nasabah penyewa box dikenal biaya sewa yang besarnya tergantung dari
ukuran box serta jangka waktu penyewaan.
5. Bank Card (Kartu kredit)

11
Bank Card atau lebih dikenal dengan sebutan kartu kredit atau juga
uang plastic. Kartu ini dapat dibelanjakan di berbagai tempat perbelanjaan
atau tenpat-tempat hiburan.
6. Bank Notes
Merupakan jasa pertukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes
bank menggunakan kurs.
7. Bank garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini si pengusaha
memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya engan pihak lain.
Tentu sebelum jaminan bank dikeluarkan bank telebih dahulu mempelajari
kredibilitas nasabahnya.
8. Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para
nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan apabila nasabah
membutuhkannya.
9. Letter of Credit (L/C)
Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit
Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka
pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli
sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian.
Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC
terbatas hanya pada perjanjian jual - beli, sedangkan fasilitas yang diberikan
adalah berupa penangguhan pembayaran.
10. Cek wisata
Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau
wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran berbagai
tempat pembelanjaan atau hiburan seperti hotel dan supermarket. Cek wisata
juga dapat digunakan sebagai hadiah kepada relasinya.

12
11. Menerima setoran-setoran
Dalam hal ini bank membantu nasabah dalam rangka menampung
setoran dari berbagai tempat antara lain:
a. Pembayaran pajak
b. Pembayaran telepon
c. Pembayaran air
d. Pembayaran listrik
e. Pembayaran uang kuliah
12. Melayani pembayaran-pembayaran
Sama halnya seperti dalam hal menerima setoran,bank juga melakukan
pembayaran seperti yang diperintahkan oleh nasabah antaralain:
a. Membayar gaji/pension/honorarium
b. Pembayaran deviden
c. Pembayaran bonus/hadiah
13. Bermain di dalam pasar modal
Kegiatan bank dapat memberikan atau bermain surat-surat berharga di
psar modal. Bank dapat berperan dalam berbagai kegiatan seperti menjadi:
a. Penjamin emisi (underwriter)
b. Penjamin (guarantor)
c. Wali amanat (trustee)
d. Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
e. Perusahaan pengelola dana (investment company)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pruduk Bank Umum dan Bank Syariah
Produk Perbankan Umum Produk Perbankan Syariah

13
  Simpana Giro   Pembiayaan Murabahah
  Simpanan Tabungan   Salam
  Simpanan Deposito   Istishna
  Krdit Investasi   Ijarah
  Krdit Modal Kerja   Musyarakah
  Kredit perdagangan   Mudharabah
  Kredit produktif, dsb   Hiwalah
   Rahn
  Qard,dsb

2. Jasa dan Layanan Bank Umum dan Bank Syariah


Jasa dan Layanan Bank Umum Jasa dan Layanan Bank Umum
  Kiriman unag   Penyaluran dana
  Kliring   Sumber dana
  Inkaso   Jasa perbankan
  Safe deposit box
  Bank card
  Bank notes
  Bank garansi
  Bank draft
  Letter of credit, dsb

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadaraio masih banayknya
terdapat kesalahn dan kekurangan. Oleh sebab itu,penulis mengaharap kan saran
dan kritik dari para pembaca demi memperbaiki penulisan yang akan dating.
Semoga malakah ini dapat bermanfaat untuk pembaca terutama penulis.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Dicki. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Aswaja Pressindo,
Yogyakarta
Mardani, 2013. Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Kautsar Riza Salman, 2012, Akuntansi Perbankan Syariah, Padang: Akademia
Permata
M. Nur Rianto Al Arif, 2012. Dasar-Dasar Pemasaran, Bandung: Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai