Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Ditujukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Bank Komersil Syariah

Dosen pengajar :Yana Maulana, M.E

Disusun oleh :

Alfani Rizqy Ramadhan

PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SILIWANGI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi Tugas
mata kuliah Bank Komersil syariah

Dan saya berterimakasih kepada dosen pengajar Bapak Yana Maulana, M.E yang telah
memberikan kepercayaan dengan tugas ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Bank komersil
syariah, yang penyusun sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini
disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirny amakalah ini dapat
terselesaikan.

Cimahi, 19 April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang membantu perkembangan


ekonomi suatu negara. Tumbuhnya perkembangan bank secara baik dan sehat akan
mendorong perekonomian rakyat semakin meningkat, sebaliknya, perkembangan
suatu bank mengalami krisis dapat diartikan keadaan ekonomi suatu negara dalam
keterpurukan.

Pasal 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan memberikan


definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, Bank


memberikan berbagai macam alternatif dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat, Bank memberikan kemudahan dengan mengeluarkan berbagai macam
alternatif seperti kartu kredit. Kartu kredit merupakan jenis kredit yang paling mudah
dan cepat disetujui, dan syarat yang diajukan sederhana yaitu fotocopi KTP, slip gaji
atau surat keterangan penghasilan, foto dan surat keterangan lain yang dianggap
perlu.

Perkembangan penggunaan kartu kredit terjadi dengan cepat karena ada banyak
kemudahan yang diperoleh dari penggunaan kartu kredit. Kartu kredit dinilai lebih
efektif dan efisien dibandingkan dengan alat pembayaran lain, sehingga lebih dikenal
pula di tengah masyarakat. Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang
tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa
yang diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant).
B. Rumusan masalah

1. Apa pengertian dan macam-macan aktivitas bank?


2. Bagaimana produk bank syariah?

C. Tujuan

1. mengetahui apa pengertian dan macam-macam aktivitas bank.


2. Mengetahu apa saja produk bank syariah.
BAB II

Pembahasan

A. Pengertian dan macam-macam aktifitas bank

a. Bank sentral
Bank sentral adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi
sistem keuangan pada suatu negara. Biasanya, lembaga ini dimiliki oleh
pemerintah, dan bertugas untuk menjamin kegiatan dari badan-badan
keuangan yang ada dalam negara tersebut dapat meningkatkan dan
menstabilkan perekonomian negara secara nasional. Lalu aktivitas yang
dilakukan oleh bank sentral adalah :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas ini diarahkan
dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang beredar dan /atau suku
bunga agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang,
sekaligus mendorong perekonomian nasional.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang mencakup
sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur yang digunakan
dalam mengatur peredaran uang.
3. Mengatur dan mengawasi bank. Sejak berlakunya Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, tugas
pengawasan perbankan yang dilakukan Bank Indonesia difokuskan pada
pengawasan macroprudential.
b. Bank umum atau bank syariah

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran dengan mengambil keuntungan dari bunga yang dibayarkan
nasabah atau dari investasi yang dilakukan oleh manajer investasi dari bank
tersebut.
Sedangkan bank syariah adalah bank yang beroperasi tanpa
mengandalkan bunga atau bias diartikan juga bank syariah adalah lembaga
keuangan /perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan
berdasarkan Al-qur’an dan hadist.

Bank umum ini terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Bank Devisa
Jenis-jenis bank umum yang pertama adalah bank devisa. Bank
devisa adalah bank yang telah disetujui atau ditunjuk oleh Bank
Indonesia sebagai bank sentral untuk menjalankan kegiatan usaha
perbankan dalam valuta asing (valas).
Oleh karena itu, bank devisa memiliki kelebihan yakni bisa
menawarkan produk atau jasa berkaitan dengan mata uang asing.
Misalnya melakukan transfer uang ke luar negeri, jual beli valuta asing
(valas), serta transaksi ekspor impor.
2. Bank Non Devisa
Berikutnya adalah bank non devisa. Bank non devisa adalah
jenis bank yang belum memiliki izin menjalankan transaksi sebagai
bank devisa, sehingga terbatas dalam lingkup transaksinya.
Karena belum memiliki izin, produk atau layanan dari bank
non devisa tidak dapat berkaitan dengan luar negeri. Atau dengan kata
lain, nasabah tidak bisa melakukan transaksi ekspor impor, transfer
uang ke luar negeri, jual beli valuta asing (valas), dan layanan bank
devisa lainnya.

Lalu, aktivitas yang dilakukan bank umum adalah :

1. Menghimpun dana dari nasabah


Fungsi utama yang dijalankan sebagai kegiatan bank umum
adalah menghimpun dana nasabah. Bank umum menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan yaitu giro, tabungan, sertifikat
deposito, deposito berjangka, serta bentuk-bentuk lainnya.
2. Tempat penyimpanan dana dan barang berharga
Salah satu tugas bank umum adalah sebagai tempat
menyimpan dana serta barang berharga milik nasabah. Bank umum
adalah penyedia layanan tempat aman untuk menjaga aset-aset
berharga masyarakat berbentuk dana dan barang lainnya seperti surat
penting.
3. Memberikan layanan kredit
Kegiatan bank umum berikutnya yang juga merupakan produk
bank umum adalah layanan kredit. Bank umum memberikan kredit
untuk nasabah, dengan syarat dan ketentuannya tersendiri.
4. Memindahkan dana nasabah
Dalam mengelola dana yang dimiliki, bank umum melakukan
kegiatan pemindahan dana. Hal ini dilakukan baik untuk kepentingan
nasabah maupun kepentingan dari bank itu sendiri.
c. Bank perkreditan rakyat (BPR)/ Bank perkreditan rakyat syariah (BPRS)

Kegiatan usaha BPR/BPRS jauh lebih sempit bila dibandingkan dengan bank
umum, karena BPR/BPRS tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Meskipun begitu BPR/BPRS yang tersebar di seluruh Indonesia tetap berperan
penting bagi usaha mikro dan kecil (UMK) serta masyarakat berpenghasilan
rendah terutama di pedesaan sebagai penyedia jasa keuangan. Lalu apa saja
sebenarnya kegiatan usaha BPR/BPRS?

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito


berjangka, tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/ atau tabungan pada bank lain.

B. Produk Bank Syariah

Ekonomi syariah patut diberikan apresiasi, tentunya hal ini sangat


berkontribusi dalam mempengaruhi produktivitas dan profesionalisme bank
syariah itu sendiri, (3) Pemerintah, keberadaan pemerintah dalam mendukung
perkembangan ekonomi syariah khususnya dalam bidang perbankan cukup besar.
Berikut adalah produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dinikmati dan
dimanfaatkan oleh masyarakat umum diantaranya adalah :

1. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya melalui beberapa
ketentuan yang sudah dijelaskan oleh pihak bank pada nasabah. Sarana
penarikannya bisa menggunakan buku tabungan, ATM, slip penarikan dan
juga melalui metode canggih lain misalnya internet banking. Ciri khas
tabungan syariah adalah menerapkan akad wadi’ah, yang artinya tabungan
yang kita simpan tidak mendapatkan keuntungan karena cuma dititip, tidak
ada bunga yang diterima oleh nasabah akan tetapi bank memberikan hadiah
atau bonus kepada nasabah.
2. Deposito Syariah
Deposito banyak dipilih oleh masyarakat untuk berinvestasi, selain
mudah, keuntungan yang didapatkan juga lebih tinggi dari tabungan biasa.
Depositoadalahproduk simpanan di bank yang penyetorannya maupun
penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja karena bank
membutuhkan waktu untuk melakukan investasi. Bisnis atau investasi yang
dijalankan oleh bank tersebut harus masuk kategori halal menurut hukum
islam. Tenor atau jangka waktu yang ditawarkan sama dengan deposito
konvensional, antara 1 hingga 24 bulan.
Deposito syariah menggunakan akad mudharabah artinya tabungan
dengan sistem bagi hasil (nisbah) antara nasabah dan bank. Keuntungan
deposito dengan akad mudharabah ini biasanya memakai perbandingan 60 :
40 untuk nasabah dan bank. Makin besar untung yang bank dapat, makin
besar untung yang diperoleh oleh nasabah, demikian pula jika keuntungan
yang diperoleh bank sedikit maka nasabah akan mendapat keuntungan yang
sedikit pula dengan kata lain, keuntungan muncul bersama risiko.

3. Gadai Syariah (Rahn)


Akad gadai syariah yang dipraktikkan pada PT. Pegadaian adalah
meminjamkan uang kepada nasabah dengan jaminan harta yang bernilai dan
dapat dijual. Uang yang dipinjamkan adalah murni tanpa bunga. Namun
nasabah (rahin) wajib menyerahkan barang jaminan (marhum) untuk
kepentingan sebagai alat pembayaran utang manakala pemberi gadai tidak
dapat membayar utang saat jatuh tempo yang telah disepakati.
Dalam praktiknya, barang jaminan akan dijual untuk menutupi utang
manakala pemberi gadai telah dikonfirmasi. Jika barang gadai telah dijual
sesuai dengan harga pasaran maka penerima gadai hanya mengambil sesuai
dengan nilai hutangnya dan lebihnya dikembalikan kepada penggadai
4. Giro Syariah
Salah satu produk perbankan syariah yang termasuk ke dalam konsep
wadiah (titipan) adalah giro. Secara umum yang dimaksud dengan giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya atau dengan
pemindahbukuan. Adapun yang dimaksud dengan giro syariah adalah giro
yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan
Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa giro
yang dibenarkan syariah adalah giro berdasarkan prinsip wadiah dan
mudharabah.
Akad mudharabah pada giro syariah adalah akad kerjasama antara
nasabah sebagai penyimpan dana (shahibul maal) sedang bank syariah sebagai
pihak yang mengelola dana (mudharib). Ketentuan Giro Syariah
menggunakan akad mudharabah adalah sebagai berikut:
 Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana.
 Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak
lain.
 Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
 Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional giro dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
 Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan.
Sedangkan, Giro Syariah dengan akad wadiah adalah akad titipan dana
dari nasabah kepada bank syariah, dimana bank syariah dapat mengelola dana
tersebut tanpa harus memberikan imbalan kepada nasabah jika mendapat
keuntungan. Giro syariah dengan akad wadiah mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
 Bersifat titipan.
 Titipan bisa diambil kapan saja (on call).
 Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian
(athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.
 Dalam prakteknya sebagian besar bank syariah menggunakan akad wadiah
pada produk giro. Sebab kebutuhan nasabah membuka giro adalah untuk
kelancaran dan kemudahan dalam bertransaksi, bukan untuk mencari
keuntungan. Sedang akad mudharabah bisanya digunakan untuk akad
investasi untuk mencari keuntungan.
5. Pembiayaan Syariah (Ijarah)
Leasing sudah sangat familiar dalam kehidupan kita sehari-hari karena
sudah banyak masyarakat yang menggunakan jasa layanan tersebut,
contohnya dalam pembelian mobil, motor atau benda berharga lainnya. Sewa
guna usaha (leasing) pada awalnya di kenal di Amerika Serikat, yaitu berasal
dari kata lease yang berarti menyewa. Sedangkan dalam ekonomi Islam
istilah yang berkaitan dengan leasing adalah Ijarah (al ijarah) yang berasal
dari kata al ajru yang berarti al iwadhu (ganti). Berdasar SK Menteri
Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991, sewa guna
usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna usaha dengan menggunakan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
BAB III

kesimpulan

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, bisa disimpulkan bahwa ada 3 jeni bank secara garis
besar, yaitu bank sentral yang menjadi pusat daripada bank itu sendiri, lalu ada
bank umum yang bertugas untuk melakukan pengunpulan dan pengeluaran dana
atau kegaitan yang berkaitan dan menyasar masyarakat bangak sedangkan BPR
atau bank perkreditan rakyar hamper sama fungsinya dengan bank umum hanya
saja jangkauan nya lebih ke masyarakat kecil.

Lalu produk syariah yang sekarang beredar sudah ada 5, yaitu tabungan
syariah (wadiah), deposito syariah, gadai syariah, giro syariah, dan pembiayaan
syariah (ijarah) tentu saja semua produk ini didasarkan kepada al-qur’an dan
hadits yang menghindarkan bunga pada tiap transaksinya.
Daftar pustaka

Bank Syariah, Jakarta: Gema Insani. Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada

https://mncbank.co.id/post/yuk--mengenal-jenis-kegiatan-usaha-bank diakses pada 19


april 2022

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/pages/Bank-Umum.aspx diakses pada 19


april 2022

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/03/23/bank-umum-adalah diakses pada 19


april 2022

Anda mungkin juga menyukai