Ditujukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Bank Komersil Syariah
Disusun oleh :
PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARI’AH
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi Tugas
mata kuliah Bank Komersil syariah
Dan saya berterimakasih kepada dosen pengajar Bapak Yana Maulana, M.E yang telah
memberikan kepercayaan dengan tugas ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Bank komersil
syariah, yang penyusun sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini
disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirny amakalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan penggunaan kartu kredit terjadi dengan cepat karena ada banyak
kemudahan yang diperoleh dari penggunaan kartu kredit. Kartu kredit dinilai lebih
efektif dan efisien dibandingkan dengan alat pembayaran lain, sehingga lebih dikenal
pula di tengah masyarakat. Kartu kredit merupakan alat pembayaran pengganti uang
tunai yang dapat digunakan oleh konsumen untuk ditukarkan dengan barang dan jasa
yang diinginkannya di tempat-tempat yang dapat menerima pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit (merchant).
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Pembahasan
a. Bank sentral
Bank sentral adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi
sistem keuangan pada suatu negara. Biasanya, lembaga ini dimiliki oleh
pemerintah, dan bertugas untuk menjamin kegiatan dari badan-badan
keuangan yang ada dalam negara tersebut dapat meningkatkan dan
menstabilkan perekonomian negara secara nasional. Lalu aktivitas yang
dilakukan oleh bank sentral adalah :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas ini diarahkan
dalam rangka mengendalikan jumlah uang yang beredar dan /atau suku
bunga agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang,
sekaligus mendorong perekonomian nasional.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang mencakup
sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur yang digunakan
dalam mengatur peredaran uang.
3. Mengatur dan mengawasi bank. Sejak berlakunya Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, tugas
pengawasan perbankan yang dilakukan Bank Indonesia difokuskan pada
pengawasan macroprudential.
b. Bank umum atau bank syariah
1. Bank Devisa
Jenis-jenis bank umum yang pertama adalah bank devisa. Bank
devisa adalah bank yang telah disetujui atau ditunjuk oleh Bank
Indonesia sebagai bank sentral untuk menjalankan kegiatan usaha
perbankan dalam valuta asing (valas).
Oleh karena itu, bank devisa memiliki kelebihan yakni bisa
menawarkan produk atau jasa berkaitan dengan mata uang asing.
Misalnya melakukan transfer uang ke luar negeri, jual beli valuta asing
(valas), serta transaksi ekspor impor.
2. Bank Non Devisa
Berikutnya adalah bank non devisa. Bank non devisa adalah
jenis bank yang belum memiliki izin menjalankan transaksi sebagai
bank devisa, sehingga terbatas dalam lingkup transaksinya.
Karena belum memiliki izin, produk atau layanan dari bank
non devisa tidak dapat berkaitan dengan luar negeri. Atau dengan kata
lain, nasabah tidak bisa melakukan transaksi ekspor impor, transfer
uang ke luar negeri, jual beli valuta asing (valas), dan layanan bank
devisa lainnya.
Kegiatan usaha BPR/BPRS jauh lebih sempit bila dibandingkan dengan bank
umum, karena BPR/BPRS tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Meskipun begitu BPR/BPRS yang tersebar di seluruh Indonesia tetap berperan
penting bagi usaha mikro dan kecil (UMK) serta masyarakat berpenghasilan
rendah terutama di pedesaan sebagai penyedia jasa keuangan. Lalu apa saja
sebenarnya kegiatan usaha BPR/BPRS?
1. Tabungan Syariah
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya melalui beberapa
ketentuan yang sudah dijelaskan oleh pihak bank pada nasabah. Sarana
penarikannya bisa menggunakan buku tabungan, ATM, slip penarikan dan
juga melalui metode canggih lain misalnya internet banking. Ciri khas
tabungan syariah adalah menerapkan akad wadi’ah, yang artinya tabungan
yang kita simpan tidak mendapatkan keuntungan karena cuma dititip, tidak
ada bunga yang diterima oleh nasabah akan tetapi bank memberikan hadiah
atau bonus kepada nasabah.
2. Deposito Syariah
Deposito banyak dipilih oleh masyarakat untuk berinvestasi, selain
mudah, keuntungan yang didapatkan juga lebih tinggi dari tabungan biasa.
Depositoadalahproduk simpanan di bank yang penyetorannya maupun
penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja karena bank
membutuhkan waktu untuk melakukan investasi. Bisnis atau investasi yang
dijalankan oleh bank tersebut harus masuk kategori halal menurut hukum
islam. Tenor atau jangka waktu yang ditawarkan sama dengan deposito
konvensional, antara 1 hingga 24 bulan.
Deposito syariah menggunakan akad mudharabah artinya tabungan
dengan sistem bagi hasil (nisbah) antara nasabah dan bank. Keuntungan
deposito dengan akad mudharabah ini biasanya memakai perbandingan 60 :
40 untuk nasabah dan bank. Makin besar untung yang bank dapat, makin
besar untung yang diperoleh oleh nasabah, demikian pula jika keuntungan
yang diperoleh bank sedikit maka nasabah akan mendapat keuntungan yang
sedikit pula dengan kata lain, keuntungan muncul bersama risiko.
kesimpulan
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, bisa disimpulkan bahwa ada 3 jeni bank secara garis
besar, yaitu bank sentral yang menjadi pusat daripada bank itu sendiri, lalu ada
bank umum yang bertugas untuk melakukan pengunpulan dan pengeluaran dana
atau kegaitan yang berkaitan dan menyasar masyarakat bangak sedangkan BPR
atau bank perkreditan rakyar hamper sama fungsinya dengan bank umum hanya
saja jangkauan nya lebih ke masyarakat kecil.
Lalu produk syariah yang sekarang beredar sudah ada 5, yaitu tabungan
syariah (wadiah), deposito syariah, gadai syariah, giro syariah, dan pembiayaan
syariah (ijarah) tentu saja semua produk ini didasarkan kepada al-qur’an dan
hadits yang menghindarkan bunga pada tiap transaksinya.
Daftar pustaka
Bank Syariah, Jakarta: Gema Insani. Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada