Anda di halaman 1dari 104

STRATEGI PENGELOLAAN MODAL USAHA HOME INDUSTRI

DALAM MENINGKATKAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA


PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH (Studi Pada Usaha
Keripik Pisang IRT Desa Arasoe)

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH


GELAR SARJANA EKONOMI DALAM BIDANG EKONOMI SYARIAH
PADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN BONE

Oleh :

PUTRI AWALIA SYAM


NIM. 01165036

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2020

1
STRATEGI PENGELOLAAN MODAL USAHA HOME INDUSTRI
DALAM MENINGKATKAN EKONOMI IBU RUMAH TANGGA
PERSPEKTIF EKONOMI SYARIAH (Studi Pada Usaha
Keripik Pisang IRT Desa Arasoe)

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH


GELAR SARJANA EKONOMI DALAM BIDANG EKONOMI SYARIAH
PADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN BONE

Oleh :

PUTRI AWALIA SYAM


NIM. 01165036

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BONE
2020

2
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Putri Awalia Syam

NIM : 01165036

Jenjang : Sarjana (S1)

Program Studi : Perbankan Syariah

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bone

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di

kemudian hari terbukti bahwa merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh

orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka saya siap ditindak sesuai ketentuan

hukum yang berlaku demikian pula skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal

demi hukum.

Bone, 1 Desember 2020

Penyusun,

Putri Awalia Syam


NIM. 01165036

3
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul Strategi Pengelolaan Modal Usaha Home Industri


Dalam Meningkatkan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Perspektif Ekonomi Syariah
(Studi Pada Usaha Keripik Pisang IRT Desa Arasoe) yang disusun oleh Saudari
Putri Awalia Syam, Nim: 01165036, mahasiswa Program Studi perbankan Syariah
(PS) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bone, telah diujikan dan
dipertahankan dalam Sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari _____ __
__ _______ ___ _____ _____ ____ ____ ___, dinyatakan telah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Ekonomi
Islam.

Bone, 1 Desember 2020

DEWAN MUNAQISY :

Ketua : Dr. Syaparuddin, S.Ag., M.SI (........................................)

Sekretaris : Ismail Keri, S.Ag,, MH (........................................)

Pembimbing I : Dr. Arifin S., M.AG. (........................................)

Pembimbing II : Haslindah. SE., M.Si (........................................)

Munaqisy I : (........................................)

Munaqisy II : (........................................)

Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Dr. SYAPARUDDIN, S.Ag., M.SI


NIP. 196812202003121003

4
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah meneliti dan mengoreksi dengan seksama skripsi :

Nama : Putri Awalia Syam

NIM : 01165036

Program Studi : Perbankan Syariah

Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bone

Yang dengan judul :

“Strategi Pengelolaan Modal Usaha Home Industri Dalam Meningkatkan


Ekonomi Ibu Rumah Tangga Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Pada Usaha
Keripik Pisang IRT Desa Arasoe)”
Pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah

dan dapat disetujui untuk dimunaqasyahkan.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya.

Bone, 1 Desember 2020

Pembimbing I Pembimbing II

DR. ARIFIN S., M.AG. HASLINDAH, SE., M.Si


NIP. 197303272002121001 NIP. 197108072005012011

5
ABSTRAK
Strategi Pengelolaan Modal Usaha Home Industri Dalam Meningkatkan
Ekonomi Ibu Rumah Tangga Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Pada Usaha
Keripik Pisang IRT Desa Arasoe)
PUTRI AWALIA SYAM
01165036

Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan


kualitatif. Mengkaji tentang strategi pengelolaan modal usaha home industry dalam
meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga dalam perspektif ekonomi syariah yang
dilakukan pada usaha keripik pisang di desa Arasoe. Terdapat tiga masalah pokok
permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai strategi pengelolaan modal usaha
yang dilakukan pada usaha keripik pisang di desa Arasoe, pandangan ekonomi islam
terhadap pengelolaan modal dan hambatan apa yang dihadapi dalam pengelolaan
modal usaha ini.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah proses produksi Industri rumahan yang
memproduksi makanan tradisional di Desa Arasoe dilakukan secara sederhana. Usaha
industri rumahan yang memproduksi keripik pisang di Desa Arasoe sudah sejalan
dengan syari’at Islam karena tidak adanya hal yang melanggar dalam produksinya.
Walaupun belum mempunyai izin usaha dan label halal. Dalam memproduksi keripik
pisang yaitu bahan baku yang digunakan halal. Dalam pembuatannya juga tidak ada
yang menyimpang dari syari’at Islam. Dan usaha ini telah meningkatkan
perekonomian pengusaha di Desa Arasoe. Mekanismeproduksi secara umum melalui
proses produksi yang terdiridari input, pengelolaan, dan output. Input terdiri dari
faktor-faktor produksi yaitu: bahan baku, modal, tenaga kerja, teknologi dan
manajemen. Pengelolaannya berupa persiapan membuat adonan dan memasak sampai
matang, dan outputnya berupa makanan jadi yaitu keripik pisang dan akhirnya keripik
pisang tersebut siap di pasarkan.Faktor pendukung home industri yang memproduksi
keripik pisang adalah tingginya minat beli masyarakat serta mudah dalam
memasarkan produk industri rumahan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
masyarakat setempat, keinginan yang kuat dari masyarakat untuk meningkatkan
pendapatan serta modal untuk memulai usaha home industri. Sementara yang menjadi
faktor penghambat dalam industri rumahan adalah produk mudah rusak dan tidak
tahan lama, lemahnya jaringan usaha, terbatasnya sarana dan prasana usaha, pesaing
pasar yang begitu banyak. Dengan faktor pendukung dan penghambat tersebut usaha
industry rumahan telah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama
masyarakat yang bekerja di home industri keripik pisang tersebut.
Kata Kunci : Strategi Pengelolaan Modal, Home Industri, dan Pendapatan

6
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat yang Maha Pemberi

Segalanya, yaitu Allah swt. Sebagai pencipta dan pemilik alam semesta yang

memberikan rahmat dan anugrah kepada makhluk diseluruh alam. Shalawat dan

salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan di sepanjang zaman yaitu

Rasulullah Muhammad SAW.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas anugerah yang tiada

terkira berupa kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menuangkan sebuah

karya ilmiah (skripsi) yang berjudul “Strategi Pengelolaan Modal Usaha Home

Industri Dalam Meningkatkan Ekonomi Ibu Rumah Tangga Dalam Perspektif

Ekonomi Syariah (Studi Pada Usaha Keripik Pisang IRT Desa Arasoe)“.

Segala hambatan yang dihadapi dalam penyelesaian skripsi ini, penulis yakin

bahwa sulit terselesaikan tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan

demikian penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus serta penghargaan yang

setinggi-tingginya, kepada:

1. Kedua orang tua saya, ayahanda Muh. Syafri dan Ibunda tercinta Normawati,

yang senantiasa mendoakan serta memberikan dukungan, baik moral maupun

spiritual dengan tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini.

7
2. Rektor IAIN Bone, Prof. Dr. A.Nuzul, SH., M.Hum., yang senantiasa berupaya

meningkatkan kualitas mahasiswa di lingkungan Insitut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bone.

3. Dr. Syaparuddin, S.AG., MS.I., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam beserta staf yang telah membantu kelancaran proses penyelesaian studi

penulis.

4. Dr. ARIFIN S., M.AG. selaku pembimbing I dan HASLINDAH, SE., M.si

selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya disela-sela kesibukan

dan jadwal yang padat serta memberikan arahan dan membagikan ilmunya dalam

proses pembimbingan kepada peneliti dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

Terima kasih kepada bapak dan ibu yang selalu memberikan motivasi, semangat

dan tujuan hidup untuk menjadi orang yang bermanfaat dan kembali ke kampus

tercinta sebagai penggerak dalam mencerdaskan mahasiswa IAIN Bone

terkhususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Sungguh rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya saya berikan kepada kedua pembimbing

saya, semoga ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat untuk orang lain.

5. Bapak H. Andi Syarifuddin, A.Md selaku kepala Desa Arasoe dan Ibu Lina

selaku pemilik usaha serta karyawannya yang telah meluangkan waktu untuk

melakukan wawancara, membagi ilmu dan memberikan rekomendasi untuk

tempat penelitian.

6. Kepala perpustakaan IAIN BONE beserta seluruh stafnya.

7. Para dosen dan staf FEBI ysng telah membantu dalam proses administrasi.

8
8. Terima kasih kepada teman - teman yang telah membantu terkhusus kepada

Harmi dan Sri Wahyuni selalu menemani setiap proses dalam penulisan skripsi

ini.

9. Teman teman Perbankan Syariah 2016 yang selalu memberi dukungan dan

semangat satu sama lain sejak awal kuliah hingga menyelesaikan studi strata

satu.

10. Serta beberapa pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu hanya ucapan

terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam penulis hanturkan dan semoga

bantuan dan jasa-jasa mereka dicatat sebagai amal kebajikan dan dibalas sesuai

amal perbuatan oleh Allah SWT.

9
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDULi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iv


ABSTRAK v

HALAMAN KATA PENGANTARvi

DAFTAR ISIx

DAFTAR TABELxii

DAFTAR GAMBARxiii

TRANSLITERASI xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah1

B. Rumusan Masalah3

C. Tujuan dan Manfaa Penelitian3

D. Ruang Lingkup Penelitian 5

E. Sistematika Pembahasan 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu6

B. Kajian Teori 11

C. Kerangka Pikirn 28

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian29

10
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

C. Data dan Sumber Data 30

D. Subjek dan Objek Penelitian 30

E. Variabel Penelitian 30

F. Teknik Pengumpulan Data 30

G. Teknik Analisis Data31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian 33

B. Hasil Penelitian 35

BAB V : KESIMPULAN

A. Kesimpulan 41

B. Saran 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

11
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Pedoman Wawancara

12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 Kerangka Pikir

Gambar 2.2 Wawancara Tokoh Agama

Gambar 3.2 Wawancara Pemilik Usaha Keripik Pisang

Gambar 4.2 Proses Pencucian Bahan Baku Keripik

Gambar 5.2 Proses Penggorengan Bahan Baku Keripik

Gambar 6.2 Proses Pengemasan Keripik

13
TRANSLITERASI

A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin

berdasarkanSurat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan danKebudayaan R.I., masing-masing Nomor: 158 Tahun 1987 dan

Nomor:0543b/U/1987sebagai berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ا‬ alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

‫ب‬ B b Be

‫ت‬ Ta t Te

‫ث‬ ṡa ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ Jim j Je

‫ح‬ ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ kha kh ka dan ha

‫د‬ dal d De

‫ذ‬ żal ż zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ ra r Er

‫ز‬ zai z Zet

‫س‬ sin s Es

‫ش‬ syin sy es dan ye

‫ص‬ ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

14
‫ط‬ ṭa ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ ẓa ẓ zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ ‘ain ‘ apostrof terbalik

‫غ‬ gain g Ge

‫ف‬ fa f Ef

‫ق‬ qaf q Qi

‫ك‬ kaf k Ka

‫ل‬ lam l El

‫م‬ mim m Em

‫ن‬ nun n En

‫و‬ wau w We

‫ھ‬ hah h Ha

‫ء‬ hamzah ’ Apostrof

‫ي‬ ya y Ye

Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa

diberi tanda.Jika terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda

(’).

2. Vokal

Vokal bahasa Nama Huruf Latin Nama

Arab, seperti

vokal bahasa

Indonesia,

terdiri atas vokal

tunggalatau

15
monoftong dan

vokal rangkap

atau

diftong.Vokal

tunggal bahasa

Arab

yanglambangny

a berupa tanda

atau harakat,

transliterasinya

sebagai

berikut:Tanda
َ‫ا‬ fatḥah a a

ِ‫ا‬ Kasrah i i
ُ‫ا‬ ḍammah u u

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

antara harakatdan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

‫ىْ ﹶ‬ fatḥah danyā’ ai a dan i

‫وْ ﹶ‬ fatḥah dan wau au a dan u

Contoh:

َ‫ َك ْيف‬: kaifa

‫ هَوْ َل‬: haula

16
3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan

huruf,transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf dan


Nama Nama
Huruf Tanda
...َ ‫ ا‬.َ .. | ‫ى‬ fatḥahdan alif atau yā ā a dan garis di atas

‫ىﹺ‬ Kasrahdanyā ī i dan garis di atas

‫وﹸ‬ ḍammahdan wau ū u dan garis di atas

Contoh:

‫ قِي َْل‬: qīla

ُ ْ‫ يَ ُمو‬: yamūtu
‫ت‬

4. Tā’ marbūṭah

Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu: tā’ marbūṭah yang

hidup ataumendapat harakat fatḥah, kasrah, dan ḍammah, transliterasinya

adalah [t]. Sedangkantā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,

translitera-sinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata

yangmenggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka

tā’marbūṭahitu ditransliterasikan dengan ha (h).Contoh:

ْ َ‫ضةُ األ‬
‫طفَا ِل‬ َ ْ‫َرو‬ : rauḍah al-aṭfāl

ُ‫ضلَةُاَ ْل َم ِد ْينَة‬
ِ ‫اَ ْلفَا‬ : al-madīnah al-fāḍilah

ُ‫اَ ْل ِح ْك َمة‬ : al-ḥikmah

17
5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengansebuah tandatasydīd (_َ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan

perulanganhuruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.Contoh:

َ ‫َربَّنا‬ : rabbanā

َ ‫نَ َّجيْنا‬ : najjainā

ُّ ‫اَ ْل َح‬
‫ق‬ : al-ḥaqq

‫نُ ِّع َم‬ : nu“ima

‫َعد ٌُّو‬ : ‘aduwwun

Jika huruf ‫ ى‬ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh

huruf kasrah (‫)سي‬,maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi

ī.Contoh:

‫َعلِ ٌّى‬ : ‘Alī (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly)

‫َع َربِ ُّى‬ : ‘Arabī (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

6. KataSandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

‫( ال‬alif lamma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang

ditransliterasi seperti biasa,al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah

maupun huruf qamariyah. Kata sandangtidak mengikuti bunyi huruf langsung

18
yang mengikutinya. Kata sandang ditulisterpisah dari kata yang mengikutinya

dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).Contoh:

ُ‫ اَل َّش ْمس‬: al-syamsu (bukan asy-syamsu)

ُ‫ اَل َّز ْل َزلَة‬: al-zalzalah (az-zalzalah)

ُ‫ اَ ْلفَ ْل َسفَة‬: al-falsafah

ُ‫اَ ْلبِالَد‬ : al-bilādu

7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku

bagihamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah

terletak di awalkata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia

berupa alif.Contoh:

َ‫ تَأْ ُمرُوْ ن‬: ta’murūna

ُ ْ‫اَلنَّو‬
‫ع‬ : al-nau‘

‫َش ْي ٌء‬ : syai’un

ُ ْ‫أُ ِمر‬
‫ت‬ : umirtu

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia

Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah

ataukalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau

kalimatyangsudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa

Indonesia, atau seringditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim

digunakan dalam dunia akademiktertentu, tidak lagi ditulis menurut cara

19
transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an(dari al-Qur’ān), alhamdulillah,

dan munaqasyah. Namun, bila kata-katatersebut menjadi bagian dari satu

rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secarautuh. Contoh:

FīẒilāl al-Qur’ān

Al-Sunnah qabl al-tadwīn

9. Lafẓ al-Jalālah ((‫اهلل‬

Kata “Allah”yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf

lainnya atauberkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi

tanpa hurufhamzah.Contoh:

ِ‫ ِديْنُ هللا‬dīnullāh ِ‫بِاهلل‬billāh

Adapun tā’ marbūṭah di akhir kata yang disandarkan kepada lafẓ al-

jalālah,ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

‫ َرحْ َمةِاللًّ ِهفِ ْيهُ ْم‬hum fī raḥmatillāh

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps),

dalamtransliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang

penggunaan hurufkapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang

berlaku (EYD). Hurufkapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf

awal nama diri (orang, tempat,bulan) dan huruf pertama pada permulaan

kalimat. Bila nama diri didahului oleh katasandang (al-), maka yang ditulis

dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diritersebut, bukan huruf awal

kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, makahuruf A dari kata

20
sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yangsama juga

berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh katasandang

al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan

(CK,DK,CDK, dan DR). Contoh:

Wa mā Muḥammadun illā rasūl

Inna awwala baitin wuḍi‘a linnāsi lallażī bi Bakkata mubārakan

Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur’ān

Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī

Abū Naṣr al-Farābī

Al-Gazālī

Al-Munqiż min al-Ḍalāl

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan

Abū (bapakdari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir

itu harus disebutkansebagai nama akhir dalam daftar rujukan atau daftar

referensi.

Contoh:

Abū al-Walīd Muḥammad ibn Rusyd, ditulis menjadi:IbnuRusyd, Abū al-


WalīdMuḥammad (bukan: Rusyd, Abū al-Walīd Muḥammad Ibnu)
Naṣr Ḥāmid AbūZaīd, ditulis menjadi: AbūZaīd, Na ṣr Ḥāmid (bukan: Zaīd,
NaṣrḤamīd Abū)

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah:

21
swt. = subḥānahū wa ta‘ālā

saw. = ṣallallāhu ‘alaihi wa sallama.s. = ‘alaihi al-salām

H = Hijrah

M = Masehi

SM = Sebelum Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = QS al-Baqarah/2: 4 atau QS Ᾱli ‘Imrān/3: 4

HR = Hadis Riwayat

22
23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya usaha atau bisnis merupakan suatu kegiatan yang dapat

dilakukan oleh individu atau kelompok yang dalam prosesnya melibatkan usaha

produksi dan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Menurut Reymond W.Y

Kau dalam buku Sudrajat yang di maksud kewiraushaan adalah suatu proses

menciptakan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda

dari yang sudah ada (inovasi). Tujuannya adalah terciptanya kesejahteraan

individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada

orang yang melaksanakan penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan

merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Jadi, seorang wirausaha

adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup, kesejahteraan masyarakat, dan

lingkungannya.1

Dalam dunia usaha, membangun sebuah usaha dibutuhkan yang namanya

dana atau lebih sering kita sebut dengan modal. Kebutuhan akan modal

merupakan hal yang sangat penting, karena banyak pihak yang terlibat dalam

kegiatan tersebut. Selain berkaitan dengan banyak pihak, modal sangat

1
Sudrajat, Kiat Mengentaskan Pengangguran Dan Kemiskinan Melalui Wirausaha, Hal 28,
Cet Ke-2

1
2

menentukan kemampuan suatu usaha dalam melakukan operasionalnya

serta berpengaruh terhadap resiko usaha itu sendiri. Modal ini bisa di dapat dari

berbagai cara, misalnya dengan modal yang kita miliki, bantuan dan ataupun

modal dari pinjaman.

Dalam berusaha tentu dibutuhkan kerja keras. Tak sedikit pengusaha besar

yang melakukan hal ini untuk mengembangkan usaha mereka. Selain itu, banyak

juga yang mengawali usaha dengan membuka beberapa peluang usaha kecil yang

nantinya bisa dikembangkan. Peluang usaha tersebut merupakan usaha yang bisa

dilakukan dengan modal kecil.2

Potensi usaha merupakan salah satu faktor penting dalam usaha. Dalam

pengertiannya, potensi ialah sebuah kemampuan yang berasal dari dalam diri kita

sendiri untuk menjalankan usaha atau hal lain agar apa yang kita jalani dapat

berjalan dengan baik. Selain potensi, ada dua faktor yang dapat menunjang

kesuksesan dalam berusaha. Yang pertama ialah jiwa pengusaha. Jiwa pengusaha

wajib dimiliki oleh seorang pengusaha tangguh. Pengusaha yang tangguh harus

berani mengambil resiko agar usahanya dapat berkembang. Yang kedua ialah

modal. Dalam usaha modal ialah komponen penting dalam memulai usaha.

Namun, besar kecilnya modal tidak berpengaruh pada kesuksesan usaha kita.

Kesuksesan berasal dari kerja keras serta komitmen dari kita sendiri yang

menjalaninya. Yang ketiga ialah peluang usaha. Sebagai pengusaha, kita harus jeli

2
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : PT Raja Grapindo Persada, 2006), h. 17
3

memanfaatkan pengertian peluang usaha disini, supaya usaha yang kita bangun

tidak akan sia-sia.3

Mempertahankan bisnis harus dilakukan dengan penuh usaha, tenaga, dan

tentunya waktu yang tidak sedikit. Untuk itulah diperlukan perhatian yang tidak

setengah-setengah dalam mengelola bisnis tersebut agar bisa bertahan di

persaingan bisnis dan kerasnya kemajuan dunia bisnis. Bisnis menjadi salah satu

profesi yang dipilih sebagai salah satu pilihan terbaik ditengah ketatnya dunia

kerja. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini yang berdampak pada dunia

bisnis bagaikan dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan.4

Bisnis dengan memanfaatkan bagian dari rumah ternyata cukup

menghasilkan terutama bagi pemilik rumah tersebut. Beraneka ragam bisnis dapat

dipilih dan dilaksanakan dirumah sendiri. Pengelolaan yang professional dapat

memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi pelaku bisnis dirumah sendiri.

Bisnis dilaksanakan dengan memanfaatkan bagian tertentu dari rumah, misalnya

ruang tamu, garasi, dan bagian rumah lainnya yang dapat dimanfaatkan dengan

demikian rumah memiliki dua fungsi pokok, yaitu fungsi keluarga dan fungsi

usaha.5

3
Veithzal Rivai dkk, Islamic Transaction Law In Business Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta :
PT Bumi Aksara, 2011), h. 255
4
Suwinto Johani, studi kelayakan pengembangan bisnis, (Ed: 1, Cet: 1, Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h.6
5
Suparyanto, kewirausahaan konsep dan realita pada usaha kecil, (Bandung : Alfabeta, 2012),
h. 176-177
4

Usaha rumahan ini dianggap dapat memberikan prospek yang cerah. Hal

ini disebabkan karena usaha rumahan ini mampu menyerap banyak tenaga kerja,

ikut melancarkan peredaran perekonomian negara, dan mampu berdampingan

dengan perusahaan besar. Selain itu dapat pula dilihat dari banyaknya penjualan

dan peminat, dari beberapa yang telah penulis telusuri banyak usaha rumahan ini

semakin meningkat setiap bulannya. Semakin banyak masyarakat yan tertarik

untuk membuka usaha dirumah karena dianggap lebih hemat dan

menguntungkan, biasanya orang yang membuka usaha rumahan ini memasarkan

produknya melalui sosial media atau secara langsung.

Islam memandang bahwa berusaha atau bekerja merupakan bagian

integral dari ajaran Islam. Bahkan jika seseorang memiliki niat yang tulus ketika

bekerja semata-mata untuk mencari rezeki yang diridhai Allah SWT. Maka apa

pun yang dilakukan pada saat bekerja bernilai ibadah dan tentunya memiliki

kemuliaan di mata Allah SWT.6

Opini terkait penerapan ekonomi Islam dalam aktivitas sehari-hari dimulai

pada decade 1970-an di Indonesia, namun pilar utama perkembangan ekonomi

Islam merupakan berdirinya suatu bank syariah pada tahun 1992. Perkembangan

ekonomi Islam merupakan bentuk dari usaha mengartikan Islam sebagai

rahmatan lil ‘alamin, Islam mempunyai poin global yang dapat masuk dalam tiap

6
Nur Asnawi & Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah : Teori, Filosofi, Dan Isu-Iu
Kontemporer, (Depok : PT Rajagrafindo Persada, 2017), h. 75
5

dasar kehidupan manusia tidak saja aspek spiritual tapi ikut serta masuk dalam

aspek duniawi meliputi dalam aktivitas ekonomi masyarakat.7

Dalam meningkatkan ekonomi masyarakat, industry kecil memiliki peran

yang sangat strategis dalam meningkatkan berbagai kemampuan yang

dimilikinya. Kemampuan tersebut antara lain mencakup jumlah dan

penyebarannya, penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku, keberadaannya

di semua sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis.

Industry rumah tangga merupakan pembangunan ekonomi melalui

transformasi sumber daya yang menggunakan alat-alat bersifat sederhana.

Industry rumah tangga adalah usaha produk barang atau biasa disebut juga dengan

perusahaan kecil, dikatakan kecil karena jenis usahanya pada umumnya

memusatkan kegiatan usahanya di rumah. Yang biasanya para karyawannya

berdomisili ditempat yang tidak jauh dari rumah produksi.

Usaha rumahan yang ada di Desa Arasoe yang memproduksi makanan

berjumlah 5 orang. Walaupun demikian usaha rumahan ini mempunyai kendala,

seperti kurangnya alat-alat produksi yang memadai untuk usaha ini, keterbatasan

modal dalam mengembangkan usaha, selain itu usaha ini masih perlu dilakukan

peninjauan menurut ekonomi syariah. Akan tetapi dari pengamatan awal usaha ini

mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan ekonomi di Desa Arasoe.

7
Tati Suhartati Joesron dan M. faathorrazi, Teori Ekonomi Mikro, ( Yogyakarta : Ruko
Jambusari No. 7A, 2015), h. 5
6

Desa Arasoe merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Cina

Kabupaten Bone. Desa Arasoe dikenal sebagai desa yang memiliki banyak

industry yang memproduksi makanan. Kegiatan produksinya yang masih

tradisional dan menggunakan alat-alat sederhana, begitupunn dengan bahan

bakunya yang dijaga kehalalannya dan tentunya yang tidak membahayakan

konsumennya.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih dalam dan menjadikan dalam bentuk skripsi dengan judul

“Strategi Pengelolaan Modal Usaha Home Industi Dalam Meningkatkan

Ekonomi Ibu Rumah Tangga Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Pada Usaha

Keripik Pisang IRT Desa Arasoe).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

yang akan menjadi bahan penelitian, yaitu :

1. Bagaimana strategi pengelolaan modal usaha home industry dalam

meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga pada usaha keripik pisang IRT desa

Arasoe?

2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan modal usaha home

industri dalam meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga?

3. Bagaimana perspektif ekonomi syariah terhadap strategi pengelolaan modal

usah home indsutri?


7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang dan rumusan masalah yang diangkat

maka tujuan penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui strategi pengelolaan modal usaha home industry dalam

meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan

modal usaha home industri dalam meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga.

c. Untuk mengetahui perpektif ekonomi syariah terhadap strategi pengelolaan

modal usaha home industri.

2. Manfaat Penelitian

Dengan beberapa tujuan yang akan dicapai tentunya penelitian ini juga

diharapkan akan memberikan manfaat, beberapa manfaat yang dapat

diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Secara Teori

1) Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada kelompok

industry rumah tangga tentang pengelolaan modal usaha

2) Menambah ilmu bagi peneliti terkait bidang yang diteliti

3) Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti selanjutnya yang sejenis

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan informasi bagi masyarakat dalam mengelola modal usaha.


8

D. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup penelitian maka peneliti akan membahas

mengenai strategi pengelolaan modal usaha home industry dalam

meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga pada usaha keripik pisang ibu

rumah tangga di desa Arasoe.

E. Sistematika Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika

pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memuat uraian tentang kajian penelitian terdahulu, kajian

teori, dan kerangka pikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini memuat secara rinci metode penelitian yang digunakan oleh

peneliti beserta justifikasi alasannya, jenis pendekatan penelitian, lokasi dan

waktu penelitian, data dan sumber data, subjek dan objek penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.


9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang diperoleh, berupa jawaban

dari pertanyaan masalah yang telah diajukan pada bagian rumusan masalah

pada bagian pemabahasan, hasil penelitian yang telah ditampilkan sebelumnya

diuraikan, dibahas sesuai dengan kajian teori yang telah ditentukan pada Bab

II dan analisis dengan menggunakan teknik analisis yang telah ditentukan

pada Bab III.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulann dan saran-saran atau rekomendasi.

Kesimpulan menyajikan secara ringkas seluruh penemuan penelitian yang ada

hubungannya dengan masalah penelitian. Kemudian diperoleh berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan yang dibahas bab sebelumnya


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Penelitian Terdahulu

Salah satu cara yang harus dipenuhi seorang peneliti untuk menunjukkan

keaslian suatu penelitian yang dilakukannya yaitu menegaskan bahwa

perbedaannya penelitian ini dengan hasil-hasil penelitian sebenarnya yang sejenis

dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun hasil penelitian yang terkait dengan hasil-hasil penelitian terdahulu

yang sejenis dengan penelitian yang dilakukan antara lain :

No. Nama Tahun Judul Hasil Penelitian

1. Alwallidin.S 2019 Tinjauan ekonomi Hasil penelitian yang

islam terhadap usaha berhasil penulis analisa

rumahan dalam melalui berbagai tekhnik

meningkatkan pengumpulan data dan

ekonomi masyarakat analisa data adalah

di Desaa Tamatto bahwa mengenai

Kec Ujungloe Kab pemahaman dan

Bulukumba perkatek ekonomi Islam

sebagian besar penjual

10
11

Sudah memahami dan

menjalankan sesuai

dengan syariat Islam.

Mereka menjalankan

bisnisnya dengan tetap

memakai aturan yang

diperbolehkan oleh

ajaran Islam. Adapun

faktor pendukung usaha

rumahan ialah tingginya

minat beli masyarakat

karena sudah menjadi

kebutuhan sehari-hari.

Dan faktor

penghambatnya ialah

beberapa produk yang

dipasarkan mudah rusak

dan tidak tahan lama.8

2. Julaiha 2013 Peran usaha keripik Berdasarkan hasil

jagung dalam penelitian penulis


8
Alwalidin. S, Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Usaha Rumahan Dalam Meningkatkan
Ekonomi Masyarakat di Desa Tamatto Kec Ujungloe Kab Bulukumba, (skripsi, Makassar: UIN, 2019)
12

meningkatkan tentang peranan usaha

perekonomian keripik jagung di

masyarakat ditinjau Kecamatan Teluk

menurut ekonomi meranti, dapat diketahui

islam ( studi kasus di bahwa sesungguhnya

kecamatan Teluk usaha keripik jagung ini

Meranti Kabupaten mampu meningkatkan

Pelalawan ) perekonomian

masyarakat khususnya

perekonomian keluarga.

Tinjauan ekonomi Islam

tentang usaha keripik

jagung di Kecamatan

Teluk Meranti baik itu

dari segi memproduksi

dan distribusi tidak ada

yang melanggar syariat

Islam.9

3. Nur Inayatai 2019 peran home industri Penelitian ini merupakan

9
Jualaiha, Peranan Usaha Keripik Jagung Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat
Ditinjau Menurut Ekonomi Islam (Studi Kasus di Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan,
(skripsi, Pekanbaru: UIN, 2013)
13

terhadap pendapatan penelitian lapangan

ibu rumah tangga (field research)

(study kasus EL-Lisa menggunakan metode

Hijab desa kualitatif. Dengan

Pendosawalan menggunakan

Kecamatan pendekatan studi kasus

Kalinyamatan yaitu di Home Industri

Kabupaten Jepara) EL-Lisa Hijab Kec.

Kalinyamatan Kab.

Jepara sebagai objek

penelitian. Sumberdata

primer dari penelitian ini

adalah hasil wawancara

dan observasi langsung

dengan pemilik usaha,

bagian administrasi dan

para ibu rumah tangga

ditunjang dengan

datadata sekunder, data-

data yang diperoleh dari

hasil penelitian,
14

dokumendokumen home

industri el-lisa hijab

jepara dan referensi/

teori terkait dengan

peran, home industri,

pendapatan dan ibu

rumah tangga.10

B. Kajian Teori

1. Strategi

Johan A. Byne mendefenisikan, strategi adalah sebuah pola mendasar

dari sasaran yang berjalan dan yang direncanakan, penyebaran sumberdaya

dan interaksi organisasi pasar, pesainng dan faktor-faktor lingkungan. Ini dari

strategi adalah bagaimana bertahan hidup dalam dunia kompetitif, bagaimana

membuat persepsi yang baik di benak konsumen, menjadi berbeda, mengenali

kekuatan dan kelemahan pesaing, menjadi spesialisasi, menguasai satu kata

sederhana di kepala, kepemimpinan yang memberi arah dan memahami

realitas pasar dengan menjadi yang pertama dari pada menjadi yang lebih

baik.

10
Nur Inayati, Peran Home Industri Terhadap Pendapatan Ibu Rumah Tangga (Study Kasus
El-Lisa Hijab Desa Pendosawalan Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara), (skripsi, Semarang:
UIN, 2019)
15

Untuk menguat daya saing produk yang diperlukan strategi pemasaran

yang mendukung, karena strategi pemasaran merupakan tanggapan terhadap

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Hal ini sejalan

dengan defenisi strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,

kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran

perusahaan dari waktu kewaktu, pada masing-masing tingkatan dan acungan

serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi

lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.11

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi,

likuidasi dan joint venture.

Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan

berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan dengan

tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

dari perusahaan dapat dicaapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh

organisasi.

Pengertian strategi umum dan khusus sebagai berikut :

a. Pengertian umum strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin

puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai

11
Tri Weda Raharjdo, Straegi Pemasaran dan Penguatan Daya Saing Produk Batik UMKM,
(Surabaya: CV, Jakad Publishing, 2018), h. 4-5.
16

penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat

dicapai.

b. Pengertian khusus. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental

(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan sudut pandang

tentang apa yang diharpkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan

demikian, strategi hamper selalu di mulai dari apa yang dapat terjadi dan

bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar

yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti

(core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam

bisnis yang dilakukan.12

2. Home Industri

a. Pengertian Home Industri

Home industri, industri rumahan atau industri rumah tangga adalah

suatu unit usaha yang tidak berbentuk badan hukum dan dilaksanakan oleh

seseorang atau beberapa orang anggota rumah tangga yang mempunyai

tenaga kerja sebanyak empat orang atau kurang, dengan kegiatan

mengubah bahan dasar menjadi barang jadi atau setengah jadi atau dari

yang kurang nilainya menjadi yang lebih tinggi nilainya dengan tujuan

untuk dijual atau ditukar dengan barang lain dan ada satu orang anggota

keluarga yang menanggung resiko.

12
Listiawati, Pertumbuhan dan Pendidikan Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2016), h.138
17

Home industri adalah perusahaan dalam skala kecil, biasanya

perusahaan ini hanya menggunakan satu atau dua rumah sebagai pusat

produksi, administrasi dan pemasaran sekaligus secara bersamaan. Bila

dilihat dari modal usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap tentu lebih

sedikit daripada perusahaan-perusahaan besar pada umumnya.

Home industri pada umumnya adalah unit-unit usaha yang sifatnya

lebih tradisional, dalam arti menerapkan sistem organisasi dan manajemen

yang baik seperti lazimnya dalam perusahaan modern, namun tidak ada

pembagian kerja dan sistem pembukuan yang jelas.Menurut Undang-

Undang No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, home industri atau

industri kecil adalah industri yang memiliki kekayaan bersih maksimal Rp

200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Hasil

penjualan tahunan kurang lebih Rp 4 Milyar dalam 1 tahun. Merupakan

usaha sendiri, bukan anak perusahaan dari bentuk usaha perseorangan.13

b. Fungsi Home Industri

Home industri mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan

pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dapat berperan dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat serta pendapatan keluarga

mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Suryana (2006), fungsi home industri adalah sebagai berikut:

13
N Gregory Mankiw, dkk, Pengantar Ekonomi Mikro, Terj. Barlev Nicodemus Hutagalung,
(Jakarta: Salemba Empat, 2014), h.270
18

1) Memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai

keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur,

dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha

kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang

mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang.

2) Meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap

sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena dapat

menyerap tenaga kerja dan sumber daya lokal serta

meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi

wirausaha yang tangguh.

3) Sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat

pemerataan berusaha dan pendapatan, karena jumlahnya tersebar

di perkotaan maupun pedesaan.14

c. Manfaat Home Industri

Home industri sangat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya

golongan ekonomi lemah karena sebagian besar pelaku industri kecil

adalah penduduk golongan tersebut. Adapun beberapa manfaat adanya

home industri adalah:

1) Memberikan lapangan kerja pada penduduk yang umumnya tidak

bekerja secara utuh.

14
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Jakarta : Alvabeta,
2010), h. 278
19

2) Memberikan tambahan pendapatan tidak saja bagi pekerja atau

kepentingan keluarga, tetapi juga anggota anggota keluarga lain.

3) Mampu memproduksi barang-barang keperluan penduduk

setempat dan daerah sekitarnya secara lebih efisien dan lebih

murah dibanding industri besar.

Selain itu, home industri juga mempunyai kedudukan yang penting dalam

sektor perekonomian yaitu memberi manfaat dari segi sosial yang sangat berperan

aktif dalam perekonomian. Berikut beberapa manfaat lain home industri bagi

perekonomian:

1) Menciptakan peluang usaha yang luas namun dengan pembiayaan

yang relatif murah.

2) Mengambil peranan dalam peningkatan dan mobilisasi tabungan

domestik.

3) Mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

sedang.
4) Mendorong munculnya kewirausahaan domestik sekaligus menghemat

sumber daya negara.

5) Menggunakan teknologi padat karya, sehingga dapat menciptakan

lebih banyak kesempatan kerja dibandingkan yang disediakan oleh

perusahaan berskala besar.


20

6) Mendorong proses desentralisasi inter regional dan intra regional,

karena usaha kecil home industri dapat berlokasi di kota-kota kecil dan

pedesaan.15

d. Jenis Usaha Home Industri

Menurut Harimurti, berbagai jenis usaha dalam home industry antara

lain sebagai berikut :

1) Usaha Perdagangan

a) Keagenan: agen Koran dan majalah, sepatu pakaian dan lain-lainn

b) Pengecer: minyak, kebutuhan sehari-hari, buah-buahan, dan lain-

lain.

c) Ekspor/impor: berbagai produk loka maupun internasional.

d) Sektor informal: pengumpulan barang bekas, kaki lima, dan lain-

lain.

2) Usaha Pertanian

a) Pertanian pangan maupun perkebunan: bibit dan peralatan

pertanian, buah-buahan, dan lain-lain.

b) Perikanan darat/laut: tambak udang, pembuatan kerupuk ikan dan

produk lain dari hasil perikanan darat dan laut.

15
Mohamad Ikrom, Pemikiran Ekonomi Al Ghazali, Al-Iqtishadi, Vol 2, No. 1, Oktober
(2015), h. 51
21

c) Peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan

departemen pertanian: produsen telur ayam, susu sapi, dan lain-

lain produksi hasil peternakan.

3) Usaha Industri

a) Industry logam/kimia: perajin logam, perajin kulit, keramik,

marmer, dan lain-lain.

b) Makanan/minuman: produsen makanan tradisional. Minuman

ringan, catering, produk lainnya.

c) Pertambangan, bahan galian, serta aneka industry kecil: pengrajin

perhiasan, batu-batuan, dan lain-lain.

d) Konveksi produsen garment, batik, teun-ikat, dan lain-lain.

4) Usaha Jasa

a) Konsultan: konsultan hukum, pajak, manajemen, dan lain-lain.

b) Perencana: perencaa teknis, perencana sistem, dan lain-lain.

c) Perbengkelan: bengkel mobil. Elektronik, jam.

d) Transportasi: travel, taxi, angkutan umum.

e) Restoran: rumah makan, coffe shop, cafeteria.

5) Usaha Jasa Konstruksi


22

Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengaliran dan

usaha-usaha lainnya yang berkaitan dengan teknis konstruksi

bangunan.16

e. Keunggulan dan Kelemahan Home Industri

Adapun keuntungan yang dapat diperoleh dari mengelola bisnis di

rumah sendiri adalah:

1) Relatif tidak ada biaya transportasi ke tempat bisnis, sehubungan

dengan bisnis yang di lakukan di rumah sendiri maka kita dapat

menghemat sebagian biaya berupa biaya transportasi. Hal ini berbeda

jika bisnis yang dijalankan di tempat lain yang jauh Dari rumah, akan

ada biaya transportasi untuk berangkat menuju tempa bisnis dan

pulang dari tempat bisnis. Walaupun demikian bila dianggap perlu kita

dapat menggarkan biaya transportasi ini yang nantinya akan digunakan

untuk kebutuhan yang lainya bagi perkembangan bisnis itu sendiri.

2) Waktu bisnis relatif fleksibel, pada saat tertentu kita dapat melayani

konsumen pagi hari atau malam hari. Hal ini tidak menjadi masalah

karena kita tinggal di rumah sendiri yang sekaligus menjadikan rumah

tersebut sebagai tempat usaha.Konsumen datang untuk memberikan

rizki kepada kita mengapa ditolak, lebih baik diterima dengan senang

hati. Kita mendapatkan pemasukan dan konsumen merasakan

16
Mulyadi Nitisusastro, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, (Jakarta : Alvabeta,
2010), h. 250
23

kepuasan karena mendapakan pelayanan yang ramah dan

menyenangkan. Jadi antara pemilik bisnis dan konsumen sama-sama

mendapatkan kepuasan.

3) Dapat sambil melaksakan tugas atau memonitor urusan keluarga,

sehubungan dengan bisnis tersebut dilaksanakan di rumah sendiri

maka pada saat tertentu khususnya di luar jam sibuk, kita dapat

melaksanakan pekerjaan keluarga, seperti mengasuh anak-anak,

memasak, dan lain-lain.

4) Tidak ada kewajiban mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan

kepada bos, pada bisnis ini kita menjadi pemilik sekaligus manajer

bahkan bisa juga merangkap sebagai karyawan. Dengan demikian

tidak perlu direpotkan dengan urusan pertanggungjawaban kepada

atasan karena kita adalah bos dari bisnis sendiri. Hal ini tentunya

berbeda jika kita bekerja kepada orang lain, maka setiap aktivitas kerja

akan dimonitor oleh atasan dan pada saat tertentu diminta laporan

pertanggungjawaban atas semua hasil kerja sehari-hari.

5) Keuntungan bersih menjadi milik sendiri, anda adalah pemilik bisnis

yang merangkap manejer dan karyawan, dengan demikian keuntungan

bersih dari bisnis yang dijalankan di rumah sendiri akan menjadi milik

sendiri pula.

6) Merasa aman dan nyaman, terutama bagi perempuan mengelolah

bisnis di rumah sendiri akan merasa lebih aman dan nyaman jika
24

dibandingkan bisnis di tempat yang jauh dari rumah. Apalagi kalau

harus naik turun angkutan kota yang pada kondisi tertentu banyak

dilakukan demonstrasi oleh elemen masyarakat yang menuntut

perbaikan ekonomi rakyat, penegakan hak asasi manusai, menuntut

keadilan atau vonis hokum yang dirasa tidak adil dan lain-lain, dan

semua kondisi diluar rumah yang akan mengganggu keamanan dan

kenyamanan.

7) Lebih merasakan kepuasan, berbeda dengan ketika kita bekerja kepada

orang lain, tingkat kepuasaan yang diterima jauh lebih kecil

dibandingkan kepuasaan yang diperoleh dengan mengelolah bisnis di

rumah sendiri. Tingkat kepuasaan mengelolah bisnis di rumah sendiri

relatif lebih tinggi karena, kita terliba sepenuhnya dalam aktivitas

bisnis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koreksi

bahkan sebagian dari rumah kita digunakan untuk berputarnya roda

bisnis tersebut. Keberhasilan bisnis di rumah sendiri tentu memberikan

kepuasan yang luar biasa kepada pemilik sekaligus menjadi

pengelolanya.17

Meskipun demikian usaha rumahan masih memiliki beberapa kelemahan

yaitu:

a) Masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia.

17
Suparyanto, Kewirausahaan Konsep dan Realita pada Usaha Kecil, h. 178-181.
25

Kendala pemasaran produk sebagian besar pengusaha industri kecil lebih

memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi

pemasaran kurang mampu dalam mengakseskannya, khususnya dalam

informasi pasar dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya

berfungsi sebagai tukang saja.


b) Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk industri

kecil.

Kendala permodalan usaha sebagian besar industri kecil memanfaatkan

modal sendiri dalam jumlah yang relatif kecil. Di samping itu mereka

menjual produknya secara pesanan dan banyak terjadi penundaan

pembayaran.

c) Tantangan Industri Kecil meliputi : Iklim usaha yang tidak kondusif, iklim

usaha yang kondusif diwujudkan dalam adanya monopoli dalam bidang

usaha tertentu, pengusaha industri dari hulu ke hilir oleh industri besar

berbagai peraturan yang tidak mendukung (Retribusi, perijinan dan lain-

lain). Pemberlakuan berbagai standar nasional maupun internasional.18

3. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

18
Suwinto Johani, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, (Ed: 1, Cet: 1: Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h.6
26

Pendapatan adalah arus kesempatan atau sering disebut penambahan

asset pada perusahaan/usaha yang akan meningkatkan pendapatan pemilik

perusahaan. Pendapatan merupakan jumlah uang yang diperoleh

perusahaan atas aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjual

barang dan jasa. Pendapatan berperan dalam menentukan tiga tingkat

konsumsi masyarakat.

Pendapatan adalah balas jasa yang diterima seseorang atau sebagai

tenaga kerja atau keikutsertaannya dalam proses produksi barang dan jasa,

teori pendapatan di bagi menjadi dua, yaitu pendapatan absolut merupakan

pendapatan yang diterima individu dalam satu variabel yaitu jumlah uang

dan pendapatan relative yang merupakan pendapatan yang diterima

individu dalam dua variabel yaitu jumlah uang dan waktu.19

Pendapatan bagi business di peroleh dari pembelian yang dilakukan

oleh masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa yang dihasilkan atau

di produksi oleg pihak business. Menurut Milton Friedman Teiri

Pendapatan masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

1) Pendapatan permanen (permanent income), yaitu pendapatan yang

orang harapkan untuk terus bertahan dimasa depan.

2) Pendapatan sementara (transitory income), ialah pendapatan yang

tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

19
Ni Made Mary Dwitasari dan Gusti Bagus Indrajaya, “Analisis Produksi Terhadap
Pendapatan Pengrajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kebupaten Gianyar”, Universitas Udayana, Vol 6,
No.5, Mei 2017, h.865-866.
27

b. Sumber Pendapatan

Pendapatan seseorang harus dapat digunakan untuk menentukan

tingkatbkesejahteraan sebab dengan pendapatan seseoarang akan dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari-baik secara langsung maupaun

tidak langsungsumber pendapatan masyarakat terdiri dari:

1) Dari sektor formal berupa gaji dan upah yang diperoleh secara tetap dan

jumlahnyayang telah di tentukan

2) Disektor informal berupa pendapatan yang bersumber dari perolehan atau

penghasilan tambahan seperti penghasilan dagang,tukang, buruh,dan lain-

lain

3) Disektor subsistem merupakan pendapatan yang bersumber dari hasil

usaha sendiri berupa tanaman ,ternak,kiriman,dan pemberian orang lain.

c. Jenis Pendapatan

Menurut Jaya, secara garis besar pendapatan di golongkan menjadi

tiga golongan :

1) Gaji dan upah, yaitu imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut

melakukan pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalm waktu satu

hari, satu minggu, atau satu bulan.

2) Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total dari hasil produksi

yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini menjadikan

usaha mulik sendiri atau kelurga sendiri, nikai sewa pakai milik sendiri

dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.


28

3) Pendapatan dari usaha laian, yaiatu pendapatan yang diperoleh tanpa

mecurahkan tenaga kerja dan ini merupakan pendapatan samapaingan

antara lain pendapatan dari hasil penyewaaan asset yang dimiliki, bunga

dari uang sumbangandrai pihak lain,pendaptan pension, dan lain-lain.20

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan diatas maka dibutuhkan sebuah kerangka pikir yan


menggambarkan alur pikir, model konseptual tentang keterkaitan teori dan
menjelaskan hubungan variabel independent dan variabel dependen yang akan
diteliti, dirangakai melalui kerangka logis yang mampu menangkap, menjelaskan dan
menggambarkan perspektif terhadap masalah penelitian.21

Usaha Home Industri


Keripik Pisang

Strategi D.
Pengelolaan Modal : Perspektif Ekonomi Hambatan-hambatan :
1. Perolehan Modal Syariah 1. Perolehan
E.
2. Produk Modal
3. Tenaga Kerja 2. Produk
4. Pemasaran 3. Pemasaran

Meningkatkan Ekonomi Ibu


Rumah Tangga
Usaha home industry merupakan usaha dengan skala kecil, dimana

kegiatannya baik produksi maupun pengelolaan bahan bakunya dapat memanfaatkan

halaman rumah dari pemilik usaha. Dengan pemanfaatan tersebut dianggap dapat
20
Budi Wahyono, “Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Di
Pasar Bantul Kebupaten Bantul”, (Skripsi Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2017), h.35.
21
Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif (Cet. 1; Jakarta:
Rajawali Pres, 2008), h. 74.
29

menekan jumlah modal yang dikeluarkan. Mengingat usaha home industry adalah

sebuah usaha yang berskala kecil, modalnya pun tidaklah terlalu banyak. Oleh karena

itu untuk mengantisipasi persaingan bisnis yang ketat dengan usaha yang lainnya,

maka usaha home industry keripik pisang yang ada di desa Arasoe ini harus memiliki

strategi-strategi khusus agar dapat mempertahankan usahanya. Bebicara mengenai

usaha ataupun sebuah bisnis pasti akan menemukan dan mengelami sebuah kendala

atau hambatan dalam usaha yang dijalankannya, tidak terkecuali pada usaha home

industry yang ada di desa Arasoe ini. Selain itu, hal yang perlu di garis bawahi adalah

dalam pengelolaan modal pada usaha home industry keripik pisang tersebut tentunya

harus sesuai syariat Islam agar dapat menghindari unsur penipuan dan ketidakhalalan

dalam proses produksinya. Sehingga usaha yang dijalankan dapat bernilai ibadah,

selain itu masyarakat atau para calon konsumen nantinya dapat memilih produk dari

usaha home industry dari desa Arasoe.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan tempat penelitiannya, penelitian ini termasuk ke dalam

penelitian lapangan. Penelitian lapangan yang dimaksud disini yaitu penelitian

yang dilakukan secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap sesuatu objek

yang ada di lapangan untuk memperoleh informasi dan data sesuai permasalahan

penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti turun ke tempat penelitian secara

langsung melihat subjek penelitian tentang pengelolaan modal usaha home

industri keripik pisang di desa Arasoe. Dan dilihat dari analisis datanya, jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Dimana peneliti

akan berusaha untuk mendeskripsikan tentang strategi pengelolaan modal usaha

home industry dalam meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga perspektif

ekonomi syariah di desa Arasoe.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan analisa data kualitatif dimana menarik

kesimpulan. Kesimpulan di awal yang dikemukakan masih bersifat sementara,

dan akan berubah apabila ada bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap

pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan

pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

30
31

kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelti dapat menangkap

keadaan yang sebenarnya dari obyek yang akan diteliti. Adapun lokasi penelitian

ini bertempat di Desa Arasoe Kecamatan Cina Kabupaten Bone dengan waktu

penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 25 September 2020 sampai dengan

tanggal 7 Oktober 2020.

C. Data dan Sumber Data

Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta, serangkaian bukti-bukti, sesuatu

yang secara pasti diketahuin atau serangkaian informasi yang ada di sekitar kita.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan

dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam hal ini, jenis data yang

digunakan yaitu data primer dan sekunder. Adapun data yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari dua, anatara lain :

1. Data Primer

Adapun yang dimaksud dengan data primer adalah jenis data yang

diperoleh dari sumber utama (sumber asli), baik berupa data kualitatif maupun

kuantitatif. Sesuai dengan asalnya dari mana data tersebut diperoleh, maka

dari data ini sering pula disebut dengan istilah data mentah (taw data).
32

Karena penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan

pendekatan kualitatif maka data primer yang diperoleh dari penelitian ini

adalah informasi yang diperoleh langsung dari pemilik usaha dari penelitian

ini adalah informasi yang diperoleh langsung dari tempat usaha home industri

keripik pisang.

2. Data Sekunder

Data sekunder juga disebut dengan penelitian meja (desk study)

peneliti tidak perlu mencari data melalui survey. Data sekunder adalah data

yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka seperti artikel, jurnal, buku, dll,

yang relevan dengan penelitian. Adapun data sekunder pada penelitian ini

adalah dokumentasi, artikel, jurnal, buku-buku yang terkait dengan penelitian

ini.

D. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu pemilik usaha sebagai

orang yang mengelola usaha untuk meningkatkan pendapatan ibu rumah tangga.

Dan peneliti mengambil objek usaha home industri keripik pisang dalam

meningkatkan pendapatan.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah penjabaran variabel terhadap indikator yang

membentuknya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang saling terikat yaitu

strategi pengelolaan modal dan peningkatan ekonomi ibu rumah tangga.


33

F. Tektik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat berupa teks, foto, angka, cerita, gambar artifacts. Data

penelitian kualitatif biasanya berbentuk teks, foto, gambar, artifacts dan bukan

berupa angka hitung-hitungan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah sebagai bagian dalam mengumpulkan data.

Observasi berarti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Data observasi

dapat berupa gambaran tantang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan,

keseluruhan interaksi antara manusia. Peneliti melakukan observasi langsung

di tempat pengolahan keripik pisang yang berada di Desa Arasoe.

2. Wawancara

Wawancara (interview) dilakukan untuk mendapatkan informasi, yang

tidak dapat diperoleh melalui observasi. Wawancara merupakan teknik

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan–pertanyaan kepada orang–

orang yang bersangkutan dengan objek penelitian. Peneliti melakukan

wawancara langsung di tempat pengolahan keripik pisang yang berada di

Desa Arasoe.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dimana dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah terlalu. Dokuen biasa dibentuk

tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dari sini


34

mengumpulkan data dengan mengambil gambar yanyg releven dengan

penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data-data yang telah dikumpulkan maka diperlukan

alat analisis. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian lapangan

dengan pendekatan kualitatif. Dan teknik analisis yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar,

dan bukan angka-angka.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Geografis Desa Arasoe

Arasoe adalah desa yang berada di kecamatan Cina, Kabupaten Bone

yang mempunyai luas wilayah +15,15 km. Terdiri dari permukiman 1351 Ha,

persawahan 101 Ha, perkebunan 71 Ha, perkuburan 1 Ha, perkantoran 2 Ha,

dan selebihnya digunakan untuk sarana umum, dengan jumlah penduduk 3119

jiwa yang terdiri dari 1358 laki-laki dan 1561 perempuan.

Desa Arasoe mempunyai enam (6) dusun, yaitu (1) Dusun Arasoe, (2)

Dusun Lacuco, (3) Dusun Kompleks Pabrik Gula, (4) Dusun Kompleks Pasar,

(5) Dusun Ujung, dan (6) Dusun Bance yan terbagi menjadi 14 RT.

Desa Arasoe terdapat dua (2) induk perusahaan, yaitu perushaan gula

dan perusahaan alkohol dan beberapa usaha kecil dan menengah yang tengah

di kembangkan. Di tahun 2016 desa Arasoe memulai pembinaan kepada

masyarakat desa Arasoe terkhususmya pada usaha kecil dan menengah. Dan

diawal tahun 2017 didirikanlah suatu usaha rumahan yang di kelola oleh ibu

rumah tangga yakni usaha keripik pisang.22

2. Sejarah Singkat Usaha Keripik Pisang Desa Arasoe


22
Dokumentasi Kantor Desa Arasoe, Profile Desa Arasoe, Kecamatan Cina Kabupaten Bone

35
36

Makanan tradisional adalah sebuah makanan warisan yang diturunkan

dari nenek moyang yang telah membudaya di kalangan masyarakat,

khususnya keripik pisang yang merupakan makanan ringan.

Awal mula adanya usaha home industri ini pada tahun 2017 oleh ibu

Herlina selaku pemilik usaha tersebut. Berdirinya home industri keripik

pisang di desa Arasoe berawal dari hasil perkebunan milik sendiri yang begitu

banyak. Dengan adanya hasil panen yang begitu banyak membuat Ibu Herlina

berfikir bagaimana caranya meningkatkan pendapatan selain dari sektor

pertanian saja, maka timbullah ide untuk membuat home industri makanan

tradisional yaitu dengan membuat keripik pisang.23

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Herlina, berikut

penuturannya :

“Awalnya saya hanya coba–coba membuatkeripik, dikarenakan pada saat


itu kebetulan hasil kebun sedang melimpah. Bingung harus diolah menjadi
apa dan takut hasil kebun yang terbuang sia-sia, akhirnya saya terpikirkan
membuat keripik pisang. Alasan saya lanjut sampai buka usaha karna
banyak yang suka, dan mulai banyak yang minta (pesan). Hasilnya
lumayan untuk tambahan keperluan sehari-hari”24

Tenaga kerjanya berasal dari keluarganya sendiri dan ada juga dari

tetangganya. Tenaga kerja merupakan faktor penentu dalam faktor produksi

suatu usaha. Dengan demikian keberhasilan suatu usaha dipengaruhi oleh

jumlah tenaga kerja yang digunakan. Tenaga kerja yang digunakan ada 5
23
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe 25 September 2020
24
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe 25 September 2020
37

orang karena dalam pengelolaan yang dilakukan tidak begitu sulit.banyak

faktor lain juga yang membuat Ibu Herlina tertarik membuat usaha home

industri keripik pisang karena ingin memiliki pekerjaan sampingan selain

mengurus rumah tangga, supaya dapat menambah penghasilan untuk biaya

hidup, alasan lainnya dilihat juga dari segi bahan baku untuk membuat keripik

begitu mudah didapat. Tapi sebelum itu beliau sering kali mendapat pesanan

keripik dari orang-orang untuk acara tertentu. Kemampuan beliau dalam

membuat keripik pisang tersebut dipelajari secara otodidat dengan seiring

melihat dan membantu orang tuanya dulu.25

Hal ini sesuai dengana hasil wawancara penulis dengaan Ibu Herlina,

berikut penuturannya :

“Karna masih terbilang usaha kecil-kecilan atau rumahan, tenaga kerjanya


pun masih tidak banyak, Hanya dari keluarga dan biasa juga meminta
bantuan dari tetangga-tetangga yang rumahnya tidak terlalu jauh dari
tempat produksi.”26

Untuk bahan baku produsen memperoleh bahan baku dari membeli di

pasar dan atau hasil dari kebun sendiri. Dalam memproduksi produsen

menggunakan alat tradisional. Faktor yang penting dalam pengelolaan suatu

usaha ini adalah tersedianya pasar untuk pendistribusian produk kepada

konsumen. Mengenai pemasaran produk keripik pisang dipasarkan di daerah

dan lokal saja.

25
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe 25 September 2020
26
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe 25 September 2020
38

Bahan yang digunakan adalah bahan yang higienis dan tidak

mengandung zat yang berbahaya. Cara pengolahannya masih tradisional yaitu

digoreng dengan minyak yang berkualitas kemudian dikemas menggunakan

kemasan yang baik. Bisnis makanan ringan merupakan bisnis rumah tangga

yang memiliki peluang yang sangat bagus untuk saat ini dan yang akan

datang. Permintaan pasar untuk makanan ringan terus mengalir melihat

penikmat makanan ringan tidak hanya anak-anak, ada juga remaja, dewasa

dan juga orang tua. Maka tidak heran jika bisnis ini banyak diminati oleh

kalangan pelanggan.27

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan Ibu Herlina,

berikut penuturannya:

“Untuk bahan bakunya sendiri, kami mencari bahan baku pisang dengan
kualitas yang baik dan tentunya yang halal sebelum di olah dan dipasarkan.
Karena kami sangat menjaga kualitas dari produk kami”28

Usaha keripik pisang di daerah sering dikaitkan dengan masalah-

masalah ekonomi daerah itu sendiri. Seperti tingkat kemiskinan yang tinggi,

jumlah pengangguran yang besar, terutama bagi golongan masyarakat yang

berpendidikan rendah, ketimpangan distribusi pendapatan, serta proses

pembangunan yang tidak merata. Antara kota dengan desa keberadaan usaha

keripik pisang di daerah diharapkan dapat memberikan suatu kontribusi positif


27
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe, tanggal 27
September 2020
28
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe, tanggal 27
September 2020
39

yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah

tersebut.

Alasan dari beberapa tenaga kerja yang membantu di usaha pembuatan

keripik pisang diantaranya menurut Ibu Suhaema yang menyatakan bahwa

upah yang di dapatkan dari sini lumayan untuk tambahan keluarga, beliau

adalah seorang ibu rumaah tangga. Pekerjaan disini juga hanya mengupas dan

mengiris pisang itupun dalam sehari membutuhkan waktu kurang lebih satu

jam.29

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Suhaema, berikut

penuturannya:

“Upah yang saya dapatkan dari bekerja di tempat ini bisa menambah untuk
kebutuhan sehari-hari, karna kalau hanya mengandalkan dari yang biasanya
saja hasilnya juga tidak menentu”30

Disamping itu karyawan lainnya seperti Ibu Harianti yang memiliki

pekerjaan sebagai buruh pabrik, yang bekerja ketika pabrik sedang berjalan.

Oleh karena itu selain waktu tersebut maka dimanfaatkan untuk membantu

dalam proses pembuatan keripik pisang. Seperti yang dikatakan oleh pemilik

home industri mengatakan bahwa hasil usaha yang dihasilkan langsung

29
Ibu Suhaema, Tenaga Kerja Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe 29 September
2020
30
bu Suhaema, Tenaga Kerja Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe 29 September
2020
40

diantar ketempat-tempat penjual seperti ke pasar-pasar atau toko warung-

warung yang ada dalam menjalankan usahanya

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden dari

tenaga kerja di usaha keripik pisang Desa Arasoe Kecamatan Cina Kabupaten

Bone dapat diketahui bahwa sistem kerjaannya adalah harian.

B. Pembahasan

1. Strategi Pengelolaan Modal Usaha Keripik Pisang IRT Desa Arasoe

a. Perolehan Modal

Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan modal

berupa uang dan tenaga berupa keahlian. Modal dalam bentuk uang

diperlukan untuk membiayai segala keperluan usaha nantinya. Sedangkan

modal keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola dan

menjalankan suatu usaha.

Modal yang pertama kali dikeluarkan untuk membiayai pendirian

usaha, mulai dari persiapan yang diperlukan sampai usaha tersebut berdiri.

Setelah biaya awal dikeluarkan, selanjutnya adalah biaya untuk membeli

sejumlah peralatan yang akan digunakan. Besaran modal yang diperlukan

tergantung dari jenis usaha yang akan dijalankan, mulai dari usaha kecil,

menengah, dan usaha besar. Jadi, jenis usaha menentukan besarnya jumlah

modal yang diperlukan. Suatu modal usaha bukan hanya berbentuk uang

saja. Ada beberapa jenis modal yang perlu diketahui oleh seorang pebisnis

untuk direncakan kedepannya.


41

Sama halnya dengan usaha keripik pisang yang didirikan oleh Ibu

Herlina. Modal yang dibutuhkan bukan hanya modal berupa uang saja,

melainkan juga modal berupa bahan baku untuk produksi. Jika seorang

produsen akan melakukan produksi suatu barang atau jasa, maka salah

satu yang harus dipikirkan adalah bahan baku. Karena jika bahan baku

dapat tersedia dengan baik, maka produksi akan berjalan dengan lancar

pula. Jika sebaliknya akan menghambat jalannya produksi.

Dalam pandangan Islam terhadap masalah bahan baku untuk proses

produksi diukur dari manfaat ekonomi yang dihasilkan oleh suatu produk

dan kehalalan bahan baku.

b. Produk

Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi baik yang

berupa barang maupun jasa yang dapat diperjualbelikan pada pasar.

Sumber bahan baku dalam pembuatan kripik pisang pada home

industry ini diperoleh dari daerah sendiri dan juga membeli di pasar

tradisional untuk mendapatkan kualitas bahan baku yang baik untuk diolah

menjadi kripik dan untuk menjaga kekurangan stok bahan baku ini selalu

bermitra dengan para petani yang mengusahakan tanaman pisang. Menurut

Ibu Harianti bahan baku yang diperoleh dalam pembuatan keripik pisang ini

kadang mudah kadang juga susah dalam artian tidak stabil.31

31
Ibu Harianti, Tenaga Kerja Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 30
September 2020
42

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Harianti, berikut

penuturannya:

“Pengadaan bahan bakunya kami peroleh dari kebun sendiri, namun jika
hasil kebun tidak sedang melimpah, kami biasanya membeli dipasar
tradisional, terlebih jika stok bahan baku kami benar-benar kosong dan
masih banyak pesanan yang belum diselesaikan”32

Dalam memproduksi kripik pisang dibutuhkan 5 orang

tenaga kerja untuk setiap produksi membutuhkan bahan baku sebanyak 5

karung dan industri ini berproduksi setiap hari serta dalam sekali produksi

menghasilkan 250 pcs. Harga kripik ini terjangkau yaitu mulai dari Rp. 5000,

Rp. 10.000, dan Rp. 15.000 tergantung dari ukurannya. Sehari bisa

menghasilkan kripik pisang kurang lebih sekitar 250 pcs.33

Hal ini sesuai denga hasil wawancara dengan Ibu Herlina, berikut

penuturannya:

“Untuk penentuan harganya sendiri, kami memberikan harga yang sesuai


dengan besar ukuran dari kemasannya, ada harga 5000 untuk yang
berukuran kecil, 10000 untuk ukuran yang sedang, dan atau 15000 untuk
ukuran yang paling besar, kami menyesuaikan dengan kemasannya saja.
Dan harga tersebut sudah sangat terjangkau”34

32
Ibu Harianti, Tenaga Kerja Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 30
September 2020
33
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 27
September 2020
34
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 27
September 2020
43

Alat yang digunakan dalam proses produksi setiap industri atau

perusahaan selalu menggunakan peralatan produksi untuk berproduksi. Maka

peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pisau digunakan untuk mengupas pisang

b. Pengaduk digunakan untuk mengaduk dan mengangkat pisang yang

telah digoreng

c. Skap atau alat pengiris, digunakan untuk mempermudah dalam proses

pengirisan pisang

d. Loyang, digunakan sebagai tempat pisang yang sudah di skap

e. Wajan digunakan untuk menggoreng pisang

f. Mesin pres digunakan untuk membantu proses pengemasan, karena

sebelum dipasarkan terlebih dahulu kripik pisang dimasukkan ke

dalam plastik lalu di pres menggunakan mesin.

Proses produksi pada usaha keripik pisang di Desa Arasoe Kecamatan Cina

Kabupaten Bone. Berdasarkan hasil beberapa pelaksanaan pengelolaan pisang

menjadi produk olahan kripik pisang didapatkan beberapa hasil.

Cara produksi kripik pisang dapat dilihat penjelasannya dibawah ini:

a. Proses perajangan atau pengirisan

Setelah dilakukan pengupasan dan pencucian pisang selanjutnya

dilakukan perajangan pisang menjadi bentuk tipis-tipis dengan ketebalan


44

tertentu. Dalam perkembangannya dengan tuntutan pasar yang lebih banyak

maka penggunaan alat untuk mempercepat produksi kripik pisang yaitu

menggunkan pengiris pisang tradisional terbuat dari kayu yang ada pisaunya,

kemudian mencampurkan kapur sirih dengan air secukupnya dan diaduk

dengan larut hal ini berfungsi untuk memberi rasa renyah pada hasil olahan

kripik pisang. Selanjutnya memasukkan rajangan pisang kedalam larutan

kapur sirih dan direndam selama kurang lebih 30 menit kemudian dibilas

beberapa kali dengan air hingga bersih lalu ditiriskan.

b. Proses penggorengan

Tahap selanjutnya adalah penggorengan sampai berubah warna

menjadi agak kuning keemasan maka siap diangkat.

c. Proses penirisan

Proses penggorengan produk ini akan membuat olahan semakin enak

karena bisa menghasilkan olahan yang memiliki rasa yang kering dan gurih

tetapi masih mengandung minyak, cara mengurangi minyak dengan cara di

ditiriskan di wadah sampai benar-benar minyaknya berkurang dan

dimasukkan kedalam plastik putih besar untuk diberi garam.35

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Harianti, berikut

penuturannya:

“Proses yang kita lakukan seperti biasa, kami mencuci terlebih duhulu
bahan baku pisangnya, lalu pisangnya dikupas dan di iris tipis-tipis, lalu di
35
Ibu Harianti, Tenaga Kerja Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arassoe Tanggal 30
September 2020
45

cuci lagi dan ditiriskan, sambil menunggu airnya ditiriskan,panaskan


minyak setelah minyak sudah irisan pisang tadi di goreng sampai berubah
warna, setelah berubah warna waktunya di angkat dan ditiriskan lagi
minyaknya, lebih cepat lagi jika proses penirisan minyak dilakukan dengan
alat”36

d. Pengemasan produk

Selanjutnya setelah proses menggoreng dan pemberian rasa pada

kripik pisang selesai, maka selanjutnya adalah proses mewadahi produk

kedalam bungkus berupa bungkus plastik yang telah diberi lebel produk

dengan ukuran bedanya 1 cm dan beda harga juga. Sebelum kripik pisang

dimasukan kedalam kemasan terlebih dahulu dilakukan penyortiran yakni

pemisahan kripik yang rusak atau hangus. Hal ini dilakukan agar mudah

dalam proses pemasarannya selain itu juga dapat sebagai identitas produk,

dalam hal ini kemasan dapat dijadikan sebagai alat komunikasi melalui label

pada kemasan. Hasil produksi yang dihasilkan dari alat ini sehari bisa

menghasilkan 250 pcs kripik pisang.

Proses produksi keripik pisang pada home industri biasanya memakan

waktu selama 8 jam dengan jumlah tenaga kerja 5 orang. Kelima pekerja

tersebut memiliki tugas masing-masing, ada yang bertugas mengupas pisang,

ada yang bertugas menyekap atau mengiris pisang ada yang bertugas

menggoreng dan ada yang bertugas mengemas yang sudah jadi, apabila salah

satu tugas masing - masing pekerja sudah selesai dijalankan mereka diarahkan

Ibu Harianti, Tenaga Kerja Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arassoe Tanggal 30
36

September 2020
46

untuk membantu tugas yang belum terselesaikan hingga semua pekerjaan

sudah selesai.37

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan

untuk menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebuthuan

sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja merupakan asset dalam

keberhasilan suatu usaha.

Dalam suatu usaha kualitas dari tenaga kerja sangat mempengaruhi

perkembangan usaha tersebut dan tujuan dari pendirian suatu usaha.

Tenaga kerja dalam usaha keripik pisang ini merupakan tenaga kerja

terampil dan tenaga kerjanya dari ibu-ibu yang rumahnya tidak jauh dari

tempat usaha, yang kebanyakan dari mereka adalah ibu rumah tangga.

Dalam Islam, menyerukan agar kita bekerja dan tidak bermalas-

malasan, karena sangat merugi dan menyia-nyiakan waktu. Walaupun ibu-

ibu mendapatkan penghasilan dari sang suami tapi bukan berarti mereka

tidak bekerja untuk mambantu menambah pendapatan keluarga.

d. Pemasaran

Dalam suatu usaha manajemen pemasaran bertujuan untuk

menggerakkan produk barang dan jasa dari produsen kepada konsumen

atau pengguana akhir. Dalam pemasaran, ada beberapa tahap yang harus

37
Ibu Harianti, Tenaga Kerja Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 1
Oktober 2020
47

diperhatikan, diantaranya memilih tujuan penetapan harga, menentukan

permintaan dam memperkirakan biaya-biaya yang mencakup pengiklanan

atau promosi, penjualan, dan pengiriman produk ke konsumen.

Adapun fungsi dari pemasaran melalui promosi ini yaitu sebagai

bentuk pengenalan produk kepada para calon konsumen. Produsen haru

memperlihatkan keunggulan dari produk yang dipasarkannya, sehingga

lebih menarik perhatian dari konsumen. Sama halnya yang dilakukan oleh

usaha keripik pisang di desa Arasoe. Ibu Herlina melakukan proses

promosi pada produk yang di hasilakn dengan cara pemberian label

makanan pada kemasan. Selain itu promosi yang dapat dikatakan hemat

baaya adalah dengan promosi dari mulut ke mulut. Promosi ini dilakukan

bukan hanya Ibu Herlina saja, melainkan dilakukan juga oelh par atenaga

kerja, keluarga dan tetangga yang tidak jauh dari rumah produksi.

2. Perspektif Ekonomi Syariah Terhadap Strategi Pengelolaan Modal Usaha

Home Industri

Usaha makanan tradisional bukan sesuatu hal yang mudah

dilaksanakan akan tetapi usaha ini harus penuh ketelitian, ketekunan dan kerja

keras. Bukan hanya sekedar memasak saja tetapi harus diperhatikan juga

semua bidang yang berkaitan. Pengadaan peralatan, perlengkapan, bahan

mentah, kualitas bahan, pengolaan dan resep yang pas merupakan faktor yang

penting bagi keberhasilan usaha.


48

Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan usaha ini

adalah selera atau minat beli masyarakat, promosi penjualan, keterampilan,

pegetahuan tenaga kerja, pendanaan, penetapan harga, cita rasa, serta

keinginan kuat untuk meningkatkan pendapatan.

Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengusaha keripik

pisang merupakan potensi yang dapat dikembangkan agar bisa lebih

produktif. Berdasarkan penelitian di lapangan keahlian Ibu Herlina sebagai

pemilik usaha keripik pisang ini diperoleh dari keahlian turun temurun dari

orang tuanya. Begitu juga dengan adanya faktor keinginan kuat untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Arasoe.

Usaha keripik pisang ini melakukan persiapan yang matang terutama

dalam bidang produksi dengan menyiapkan peralatan yang akan digunakan

terlebih dahulu, menyiapkan bahan baku yang akan digunakan dan lain

sebagainya. Para tenaga kerja keripik pisang dalam melakukan aktivitas pada

aspek produktifitas berdasarkan hasil observasi, tidak begitu banyak yang

perlu dipersiapkan diantaranya, sebelum melakukan aktifitas produksi keripik

pisang terlebih dahulu mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan

yaitu:

a. Sterilisasi Kehalalan

Sebagai usaha yang memproduksi makanan, tentu yang pertama kali

yang harus di perhatikan iyalah sterilisasi kehalalan bahan baku hingga alat-

alat produksi sebelum digunakan. Steril yang di maksudkan baik dari bahan
49

baku hingga ke alat-alat produksi harus bersih dari segala sesuatu yang

mungkin akan membahayakan pelanggan

Islam mengajarkan agar selalu menerapkan prinsip kehati-hatian

dalam setiap bermuamalah. Kemudian Islam juga mengatakan bahwa bersih

itu merupakan sebagian dari iman, dengan cara selalu menjaga kesterilan. Hal

ini di maksudkan untuk menjaga hak pemilik agar tercapai suatu kebaikan

dalam setiap kegiatan produksinya.

Adapun ayat yang membahas tentang kehalalan terdapat dalam Q.S

Al-Baqarah : 168

‫ت ال َّشي ْٰط ۗ ِن اِنَّهٗ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُّمبِي ٌْن‬ َ ‫ض َح ٰلاًل‬


ِ ‫طيِّبًا ۖ َّواَل تَتَّبِعُوْ ا ُخطُ ٰو‬ ٓ
ِ ْ‫ٰياَيُّهَا النَّاسُ ُكلُوْ ا ِم َّما فِى ااْل َر‬

Terjemahannya: “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik

dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah mengikuti langkah-langkah

setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian” (Q.S Al-

Baqarah: 168).38

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Amir Basri, berikut

penuturnnya:

“Peran manusia dalam memanfaatkan alam sangatlah besar. Karena telah


kita ketahui bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini
untuk mengatur dan mengelola alam dengan baik agar alam tersebut bisa
dimanfaatkan sehingga menjadi sebuah penghasilan”39
b. Modal Produksi
38
https://islam.nu.or.id/post/read/112683/makna--halalan-thayyiban--dalam-al-qur-an
39
Bapak Muh. Amir Basri S.Esy ., M.E , Tokoh Agama, Wawancara, Watampone Tanggal 2
Oktober 2020
50

Dalam kegiatan usaha apapun, modal wajib dipersiapkan terlebih

dahulu. Begitu juga dalam kegiatan usaha keripik pisang ini sangat

dibutuhkan untuk menunjang aktifitas produksinya. Modal awal yang

dibutuhkan pemilik home industry ini sekitar 1.000.000 begitu pula cara

pemilik usaha memperoleh modal awal dari tabungan pribadi.

Islam mengajarkan agar modal usaha harus terbebas dari unsur riba.

Kemudian Islam juga mengatur cara memperoleh modal yang baik, dengan

cara kerja sama mudharabah dan musharakah. Hal ini untuk menjaga hak

pemilik modal agar tercapai suatu kebaikan dalam suatu aktifitas produksi

yang akhirnya akan berimplikasi pada adanya suatu mashlahah dalam suatu

kerjasama yang dilakukan oleh masing masing pihak.

Namun dalam perolehan modal pengusaha keripik pisang ini belum

ada yang menerapkan sistem kerjasama mudarabah atau musharakah karena

belum ada yang mengenal istilah tersebut. Modal yang dibutuhkan untuk

memproduksi keripik pisang setiap harinya menggunakan uang dari hasil

penjualan kemarin, sistem yang digunakan adalah sistem rolling atau memutar

modal.

c. Tenaga Kerja

Di berbagai jenis produksi, tenaga kerja merupakan aset bagi

keberhasilan suatu perusahaan. Kesuksesan suatu produksi terletak ada kinerja

sumber daya manusia yang ada didalamnya. Tenaga kerja dalam usaha keripik

pisang ini merupakan tenaga kerja terampil dan tenaga kerjanya dari ibu-ibu
51

yang rumahnya tidak jauh dari rumah usaha, mereka berprofesi sebagai ibu

rumah tangga, buruh tani dan buruh pabrik.

Bekerja sebagai buruh tani pun musiman, biasanya mereka bekerja

pada saat musim tanam dan musim panen tiba. Hal seperti ini merupakan

sesuatu yang disukai oleh agama Islam. Karena dalam Islam, menyerukan

kepada umat Muslim agar bekerja tidak boleh bermalas-malasan dan

berpangku tangan, karena sangat merugi bagi orang yang menyia-nyiakan

waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat. Walaupun ibu-ibu sudah

memperoleh penghasilan dari suaminya tapi mereka tetap bekerja untuk

membantu menambah pendapatan keluarga.

d. Bahan Baku

Bahan baku juga merupakan hal pokok dalam pembuatan keripik

pisang. Jika bahan baku tersedia dengan baik, maka produksi akan berjalan

dengan lancar. Begitu pula sebaliknya jika bahan baku sulit didapat akan

menghambat proses produksi. Oleh karena itu, pengendalian persediaan bahan

baku harus benar benar di perhatikan, seperti sebagaimana jumlah bahan baku

yang tersedia tidak kurang tidak lebih dan bagaimana agar biaya ekstra yang

digunakan untuk memesan bahan baku yang kurang tidak terlalu merugikan

dan sebagainya.40

40
Bapak Muh. Amir Basri S.Esy ., M.E , Tokoh Agama, Wawancara, Watampone Tanggal 2
Oktober 2020
52

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan bapak Amir Basri,

berikut penuturannya :

“Ketika berbicara bahan yang bisa di manfaatkan di bumi ini. Sangatlah


banyak, dan semua itu boleh di manfaatkan oleh manusia sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing. Namun, manusia harus lebih berhati-hati
dalam mengambil bahan tersebut karena setiap bahan di bumi ini tidak
semua memiliki manfaat yang sama, khususnya terkait dengan bahan untuk
makanan”41

Adapun bahan baku yang digunakan untuk membuat keripik pisang ini

adalah:

1) Pisang

2) Kapur sirih

3) Garam halus

4) Gula pasir

5) Bawang putih

6) Minyak goreng

Bahan baku yang tertera di atas merupakan bahan-bahan yang mudah

di dapatkan di pasar-pasar tradisional, kecuali pisang yang diperoleh harus

memesan dulu atau membeli ditempat tersedia pisang. Ibu Herlina membeli

bahan baku pisang di pasar tradisional Arasoe atau biasa juga membeli di

tetangganya.

41
Bapak Muh. Amir Basri S.Esy ., M.E , Tokoh Agama, Wawancara, Watampone Tanggal 2
Oktober 2020
53

Islam juga memperhatikan dari produk yang dihasilkan apakah

makanan yang di produksi sudah baik dan halal menurut Islam. Disini produk

yang dihasilkan adalah keripik pisang, pada dasarnya makanan menjadi haram

disebabkan karena dua hal yaitu diharamkan karena dzatnya dan diharamkan

karena cara memperolehnya.

Pada usaha ini telah menggunakan bahan baku yang baik dan halal,

dengan kata lain tidak ada campuran dari bahan-bahan yang berbahaya jika

dikonsumsi, seperti pengawet makanan, pemanis buatan dan pewarna pakaian.

Cara memperoleh bahan baku pun juga terbilang cukup baik dan membeli

ditempatnya langsung.

Kemudian dalam pembuatan kripik singkong setiap harinya

membutuhkan bahan baku sebanyak 6-8 sisir untuk setiap tandan dengan

harga Rp. 4000 per kg untuk menghasilkan keripik pisang sebanyak 250 pcs,

bisa juga lebih tergantung pesanan yang diperoleh biasanya orang memesan

untuk acara lamaran, tahlilan, nikahan dan acara lainnya.

e. Peralatan Produksi

Peralatan yang digunakan oleh pemilik usaha keripik pisang ini masih

sederhana dan menggunakan alat tradisional ada juga yang menggunakan

peralatan modern seperti alat untuk mengiris singkong supaya lebih

mempermudah dan mempercepat dalam proses pembuatannya. Jika tidak


54

menggunakan mesin tersebut akan memperlambat dalam proses pembuatan

yang pasti bisa menjadikan proses produksi tidak efektif dan efisien.

Begitu pula dengan pemeliharaan dan penggantian peralatan,

merupakan hal yang penting demi berlangsungnya produksi. Seperti peralatan

mesin dan alat-alat lainya perlu diganti atau hanya cukup dipelihara saja, hal

ini biasanya tergantung pada kerusahan dan ketika hasil dari kualitas produksi

menurun. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa peralatan merupakan sesuatu

yang bisa rusak dan memiliki nilai ekonomi yang semakin lama semakin

menurun.

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi keripik pisaang di

Desa Arasoe ini masih sangat sederhana diantaranya : wajan besar, pisau,

tandan, plastik putih besar, kayu bakar, mesin pengiris pisang dan lain lain.

f. Manajemen Produksi

Manajemen merupakan sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran

yang efektif dan efisien. Perencanaan produksi yang dilakukan pemilik home

industry keripik pisang Desa Arasoe adalah membuat produk baru dan

menambah penampilan dalam kemasan.

Manajemen produksi yang dilakukan oleh pemilik home industry

keripik pisang ini adalah dengan melaksanakan fungsi manajemen organizing

dan controlling. Pengorganisasian dilakukan dengan cara memberikan


55

pembagian tugas kepada para tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian yang

mereka miliki. Sedangkan pengawasan dilakukan dengan menerapkan sistem

kedisiplinan yang tinggi terhadap tenaga kerjanya. Setiap tenaga kerja diberi

target untuk menyelesaikan pekerjaanya dengan tepat waktu agar tidak

menghambat pekerjaan yang lain.

Dalam Islam, seorang manajer Muslim memiliki banyak kewajiban,

salah satunya adalah memberi gaji yang layak dan tepat kepada karyawanya.

Di sini, pemilik usaha telah menerapkan hal tersebut pemberian upah

diberikan pada karyawannya setiap hari sesuai dengan apa yang dikerjakan,

namun ada juga karyawan yang menolak dikasih upah setiap hari mereka

lebih memilih sendiri kadang 2 hari sekali, kadang juga sampai satu minggu

mereka baru mengambil upahnya.42

3. Hambatan – Hambatan Dalam Meningkatkan Perekonomian

a. Lemahnya Jaringan Usaha

Distribusi keripik ini hanya di wilayah Kabupaten Bone saja karena

keterbatasan pengetahuan jaringan usaha. Usaha kecil pada umumnya

merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat

terbatas dan kemampuan pasar yang rendah, ditambah lagi produk yang

dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang

kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang

42
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 25
September 2020
56

sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau

Internasional dan promosi yang baik.43

b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha

Alat-alat yang digunakan masih sederhana dan tempat usaha juga

masih dikatakan belum baik. Kurangnya informasi yang berhubungan dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana prasarana

yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung

kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan.

c. Ketahanan Jangka Pendek

Dikarenakan pengemasan yang masih manual jadi keripik mudah layu

dalam waktu 1 bulan. Sebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau

karakteristik sebagai produk-produk dan kerajinan-kerajinan dengan

ketahanan yang berjangka pendek. Dengan kata lain, produk-produk yang

dihasilkan mudah rusak dan tidak tahan lama. Adanya persaingan pasar yang

cukup ketat. Sekarang sudah banyak jumlah produsen keripik pisang yang

sudah banyak dipasaran, sehingga kita dituntut untuk menghasilkan cita rasa

yang lezat dan melengkapinya dengan kemasan yang menarik perhatian

konsumen.

Dalam setiap usaha pasti ada hambatan yang dilalui, berikut

pemaparan dari Ibu Herlina pemilik home industry keripik pisang untuk

43
Ibu Herlina, Pemilik Usaha Keripik Pisang, Wawancara, Desa Arasoe Tanggal 27
September 2020
57

mengatasinya yaitu dengan cara mengenalkan keripik pisang ke luar daerah

seperti ke desa-desa lainnya, meningkatkan kualitas produk dan pengemasan

sehingga lebih menarik pembeli, dengan menambah varian rasa dan

mengemas kripik pisang dengan unik, memperbaiki sumber daya manusia

dengan merekrut tenaga kerja dari luar keluarga yang lebih mengerti dengan

teknologi sehingga dapat memudahkan proses produksi ataupun proses

pemasaran seperti memasarkan produk dengan online dan menggunakan alat

modern untuk kelangsungan produksi sehingga lebih efektif dan efisien,

menambah teknologi produksi sehingga lebih canggih lagi dan mengahasilkan

kripik pisang lebih banyak lagi. Meningkatkan kualitas produk dengan cara

menerima saran dari konsumen.

Walaupun usaha ini masih ada penghambat, dilihat dari hasil

wawancara dengan Ibu Suhaema dan Ibu Harianti bahwa usaha home

industry keripik pisang ini sangat berperan dan memberikan kontribusi dalam

meningkatkan perekonomian tenaga kerjanya diantaranya adalah membentuk

lapangan kerja dan membuka lapangan pekerjaan baru.

Ibu Suhaema dan Ibu Harianti yang hanya sebagai ibu rumah tangga

bisa membantu suami dalam menambah pendapatan keluarga, meskipun tidak

terlalu banyak, dan dari hasil tani yang tidak menentu terkadang susah untuk

dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setelah adanya usaha keripik pisang

ini mereka mendapat peluang kerja baru yang dapat membantu memenuhi

kebutuhan mereka. Hal ini juga di pacu oleh faktor usia dan pendidikan yang
58

tergolong rendah yang tidak memungkinkan mereka untuk dapat diterima atau

bekerja diterima atau bekerja di tempat lain yang memerlukan kemampuan

dan pekerjaan yang khusus.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah banyaknya pemaparan yang telaah diuraikan pada bab sebelumnya,

maka penulis dapat menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Mengenai strategi pengelolaan modal pada usaha keripik pisang di desa

Arasoe, bahwa dalam hal ini proses produksi bahan baku pisang sebagai

modal utama dalam pembuatan keripik pisang telah di proses dengan baik.

Ha ini terbukti dari pemilihan bahan baku oleh Ibu Herlina sebagai

pemilik usaha. Dimulai dari proses perajangan atau pengirisan yang sesuai

dengan selera pelanggan, proses penggorengan dengan menggunakan

minyak yang berkualitas, proses penirisan dengan menggunakan alat

penirisan yang selalu dijaga kebersihannya hingga pada proses pegemasan

produknya.

2. Usaha kripik pisang untuk meningkatkan ekonomi pengusaha

dalamperspektif ekonomi Islam pada usaha di Desa Arasoe memproduksi

kripik pisang sudah sejalan dengan syari’at Islamkarena tidak adanya hal

yang melanggar dalam produksinya.Walaupun belum mempunyai izin

usaha dan label halal. Dalam memproduksi kripik pisang yaitu bahan baku

yang digunakan halal. Dalam pembuatannya juga tidak ada yang

menyimpang dari syari’at Islam. Dan usaha ini telah meningkatkan

59
60

perekonomian masyarakat di Desa Arasoe Kecamatan Cina Kabupaten

Bone.Mekanisme produksi secara umum melalui proses produksi

yangterdiri dari input, pengelolaan, dan output.Input terdiri dari faktor -

faktor produksi yaitu: bahan baku, modal, tenaga kerja, teknologi

danmanajemen. Pengelolaannya berupa persiapan membuat adonan

danmemasak sampai matang, dan outputnya berupa makanan jadi yaitu

kripik pisang dan akhirnya kripik pisang tersebut siap dipasarkan.

3. Adapun hambatan-hambatan dlam meningkatkan perekonomian yang di

hadapi oleh usaha ini yaitu (1) lemahnya jaringan usaha, (2) terbatasnya

srana dan prasarana usaha, dan (3) ketahanan dari produk yang tidak tahan

lama. Namun, dengan adanya hambatan tersebut tidak menurunkan niat

dan semangat bagi ibu Herlina sebagai pemilik dari usaha ini untuk

menyerah, mengingat para tenaga kerja yang telah mambatunya dapat

memperoleh penghasilan tambahan diluar dari pendapatan yang lainnya.

B. Saran

Setelah peneliti mengadakan penelitian terhadap produksi home industry

usaha kripik pisang dalam meningkatan ekonomi ibu rumah tangga Desa Arasoe

Kecamatan Cina Kabupaten Bone, peneliti memberikan saran-saran yang

kemungkinan dapat menjadi masukan, adapun saran-saran penulis sebagai

berikut:

1. Kepada pengusaha kripik pisang diharapkan semakin banyak berkreatifitas

dalam mengembangkan usaha, dan tetap mempertahankancita rasa, jaringan


61

konsumen, dan kehalalan serta kemasan yang unik agar kripik pisang tetap

eksis di dunia kuliner.

2. Kepada pemerintah setempat, diharapkan memberikan perhatian yang lebih

terhadap seluruh kegiatan usaha kecil, sebab mereka merintis usaha tersebut

dengan tidak mudah, selain itu usaha tersebut juga telahmembantu pemerintah

dalam mengurangi tingkat pengangguran.


DAFTAR PUSTAKA

Alwalidin. S, Tinjauan Ekonomi Islam terhadap Usaha Rumahan Dalam


Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Desa Tamatto Kec Ujungloe Kab
Bulukumba, (skripsi, Makassar: UIN, 2019)

BapakMuh. Amir BasriS.Esy ., M.E , Tokoh Agama,


Wawancara,WatamponeTanggal 2 Oktober 2020

IbuSuhaema, TenagaKerja Usaha KeripikPisang, Wawancara, DesaArasoe 29


September 2020

IbuHarianti, TenagaKerja Usaha KeripikPisang, Wawancara, DesaArasoeTanggal 1


Oktober 2020

IbuHerlina, Pemilik Usaha KeripikPisang, Wawancara, DesaArasoeTanggal 27


September 2020

Ikrom, Mohamad, PemikiranEkonomi Al Ghazali, Al-Iqtishadi, Vol 2, No. 1,


Oktober 2015

Inayati, Nur, Peran Home IndustriTerhadapPendapatanIbuRumahTangga (Study


Kasus El-Lisa Hijab
DesaPendosawalanKecamatanKalinyamatanKabupatenJepara), (skripsi,
Semarang: UIN, 2019)

Johani, Suwinto, StudiKelayakanPengembanganBisnis, Ed: 1, Cet: 1: Yogyakarta:


GrahaIlmu, 2011

Jualaiha, Peranan Usaha


KeripikJagungDalamMeningkatkanPerekonomianMasyarakatDitinjauMen
urutEkonomi Islam (StudiKasus di
KecamatanTelukMerantiKabupatenPelalawan, (skripsi, Pekanbaru: UIN,
2013)
Listiawati, PertumbuhandanPendidikanEkonomi Islam, Jakarta: Kencana, 2016

Mankiw, N Gregory, dkk, PengantarEkonomiMikro, Terj. Barlev Nicodemus


Hutagalung, Jakarta: SalembaEmpat, 2014

Muhammad, MetodologiPenelitianEkonomi Islam PendekatanKuantitatif Cet. 1;


Jakarta: RajawaliPres, 2008

Ni Made Mary DwitasaridanGustiBagusIndrajaya,


“AnalisisProduksiTerhadapPendapatanPengrajinDulang Fiber di
DesaBreselaKebupatenGianyar”, UniversitasUdayana, Vol 6, No.5, Mei
2017

Nitisusastro, Mulyadi, KewirausahaandanManajemen Usaha Kecil, Jakarta


:Alvabeta, 2010

Raharjdo, Tri Weda, StraegiPemasarandanPenguatanDayaSaingProduk Batik


UMKM, Surabaya: CV, Jakad Publishing, 2018

Suparyanto, KewirausahaanKonsep Dan RealitaPada Usaha Kecil, (Bandung


:Alfabeta, 2012), h. 176-177

SuwintoJohani, StudiKelayakanPengembanganBisnis, (Ed: 1, Cet: 1, Yogyakarta:


GrahaIlmu, 2011), h.6

Wahyono, Budi, “AnalisiFaktor-Faktor Yang MempengaruhiPendapatanPedagang


Di PasarBantulKebupatenBantul”, Skripsi Program
StudiPendidikanEkonomi, FakultasEkonomi, UniversitasNegeri
Yogyakarta, 2017
Daftar
Lampira
n-
Lampira
n
Lampiran 1 PedomanWawancara
A. Pedoman Wawancara
Tabel 2.1 PedomanWawancara

No Pertanyaan
1 Strategi pengelolaan modal usaha home industri dalam
meningkatkan ekonomi ibu rumah tangga pada usaha keripik
pisang IRT desa Arasoe :
a. Perolehan Modal
b. Produk
c. Tenaga Kerja
d. Pemasaran
2 Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan modal
usaha home industry :
a. Perolehan Modal
b. Produk
c. Pemasaran
B. Daftar Wawancara
1. Strategi pengelolaan modal usaha home industri dalam meningkatkan
ekonomi ibu rumah tangga pada usaha keripik pisang IRT desa Arasoe:
a. Modal
1) Berasal dari manakah modal awal untuk membuka usaha ?
2) Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan modal ?
3) Apakah Ibu pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah
setempat mengenai modal ?
4) Bagaimana perkembangan tingkat pengelolaan modal yang sudah
diterapkan, apakah sudah dapat menunjukkan bahwa dalam usaha
Ibu sudah efektif ?
5) Apakah Ibu membuat pembukuan atau laporan keuangan dalam
menjalani usaha ini ?
b. Produk
1) Dari mana Ibu mendapatkan bahan baku untuk produksi ?
2) Bagaimana cara Ibu mengolah bahan baku ?
3) Berapa rata-rata jumlah produksi per hari ?
c. Tenaga Kerja
1) Dari mana sajakah tenaga kerja yang bekerja di home industry
Ibu?
2) Apakah ada spesifikasi dalam pemilihan tenaga kerja di tempat
Ibu?
3) Bagaimana sistem pemberian gaji untuk tenaga kerja ?
4) Berapa gaji yang diperoleh tenaga kerja ?
5) Adakah bonus yang diberikan kepada tenaga kerja ?
d. Pemasaran
1) Bagaimana strategi Ibu dalam menjual produk ?
2) Dimana saja produk Ibu di pasarkan ?
3) Apakah Ibu melakukan promosi dalam penjualan produk ?
4) Berapa biaya yang Ibu keluarkan dalam melakukan promosi ?
5) Berapa harga produk yang telah ditetapkan ?
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan modal usaha home
industry :
a. Perolehan Modal
1) Apakah Ibu mengalami kesulitan permodalan dalam meningkatkan
usaha ?
2) Upaya-upaya apa yang Ibu lakukan agar pengelolaan modal dapat
berjalan dengan baik ?

b. Produk
1) Adakah hambatan yang Ibu alami dalam memperoleh bahan baku
produk ?
2) Apakah Ibu memiliki mitra dalam memperoleh bahan baku produk
?
3) Berapa lama ketahan produk yang di hasilkan ?
c. Pemasaran
1) Bagaimana sistem promosi yang Ibu lakukan ?
2) Bagaimana distribusi produk yang dijalankan ?
3) Bagaimana strategi penjualan terhadap produk yang dihasilkan?
3. Pandanganekonomisyariahterhadapstrategipengelolaan modal usaha home
industry di desaArasoe :
1) Apakah semua bahan yang terdapat di bumi ini bisa di manfaatkan
oleh manusia?
2) Adakah dalil yang menyebutkannya ?
3) Bagaimana peran manusia sebagai makhluk hidup dalam
memanfaatkan alam ?
4) Bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan alam yang sesuai
dengan hukum islam ?
Lampiran2 :Hasil Wawancara

Data Informan

NamaResponden :Herlina

Pekerjaan :Pemilikusahakeripikpisang

Fokuspertanyaan :Perolehan Modal, Produk, TenagaKerja, danPemasaran

1. Strategi pengelolaan modal usaha home industry dalam meningkatkan

ekonomi ibu rumah tangga pada usaha keripik pisang IRT desa Arasoe :

a. Modal

1) Berasal dari manakah modal awal untuk membuka usaha ?

Jawaban : modal sendiri. Baik modal yang berupa uang atau pun

bahan baku pembuatan keripik pisang

2) Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan modal ?

Jawaban : tentunyahargabahanbakupisangnya yang kadangtiba-

tibanaikharganya.

Karenatidakselamanyajugasayamenggunakanhasilkebunsendiri.

3) Apakah Ibu pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat

mengenai modal ?

Jawaban : iyaa pernah. Bantuan dari pemerintah desa. Bantuan modal

berupa uang sebesar 3 juta rupiah.


4) Bagaimana perkembangan tingkat pengelolaan modal yang sudah

diterapkan, apakah sudah dapat menunjukkaan bahawa dalam usaha

Ibu sudah efektif ?

Jawaban :kalaumenurutsayakurangefektif,

karenasayapernahsalahdalammembelanjakanuang modal.

5) Apakah Ibu membuat penbukuan atau laporan keuangan dalam

menjalani usaha ini ?

Jawaban : Iyaa. Tapi hanya sekedar pembukuan sederhana saja.

Seperti nota pembelian atau pembelanjaan.

b. Produk

1) Dari mana Ibu mendapatkan bahan baku untuk produksi ?

Jawaban :darihasilkebunsendiri,

tidakjarangjugakalauhasilkebunkurangkitabeli di pasar

2) Bagaimana cara Ibu mengolah bahan baku ?

Jawaban :pertamakitapilihdulupisang yang bagus, laludikupaskulitnya,

lalu di cucidengan air yang bersihdanmengalir, lalu di iris tipis

dandigoreng.

3) Berapa rata-rata jumlah produksi per hari ?

Jawaban :tergantungdaribahanbaku yang tersedia. Biasanya 250 pcs

per hari, kadangjugalebih.

c. Tenaga Kerja

1) Dari mana sajakah tenaga kerja yang bekerja di home industry Ibu?
Jawaban : Tenaga kerja yang bekerja disini hanya keluarga dan

tetangga dekat rumah.

2) Apakah ada spesifikasi dalam pemilihan tenaga kerja di tempat Ibu?

Jawaban : Karena tenaga kerja disini hanya kerluarga dan tetangga,

jadi tidak ada spesifikasi tertentu. Yang terpenting dia pekerja keras,

tekun, rajin bekerja, jujur.

3) Bagaimana sistem pemberian gaji untuk tenaga kerja ?

Jawaban : sistemnya harian. Setiap sudah produksi diberikan gaji yang

sudah ditetapkan.

4) Berapa gaji yang diperoleh tenaga kerja ?

Jawaban : Karena sistem pemberian upahnya harian, jadi upah yang

diterima tergantung dari hasil produksi. Minimal100 ribu per hari.

5) Adakah bonus yang diberikan kepada tenaga kerja ?

Jawaban : iyaada, jikaadakelebihanhasildaripenjualan, tujuan agar

tenagakerjatetapsemangat.

d. Pemasaran

1) Bagaimana strategi Ibu dalam menjualproduk ?

Jawaban :pertama yang

kitaperhatikankualitasdarihasilproduksamakemasanjugakitaperhatikan,

karenakalaukemasaannyabaikakantertarikkonsumen.

2) Dimana saja produk Ibu di pasarkan ?


Jawaban : di pasar-pasartradisional, toko-tokokueoleh-oleh,

dantetangga.

3) Apakah Ibu melakukan promosi dalam penjualan produk ?

Jawaban :iyakitajugamelakukanpromosi

4) Berapa biaya yang Ibu keluarkan dalam melakukan promosi ?

Jawaban :untukbiayanyatidakmahal,

selaindaripromosimelaluikemasan,

kitajugamelakukanpromosidengancara out to door ataupintukepintu

yang dimanaakanberlanjutdarimulutkemulut.

5) Berapa harga produk yang telah ditetapkan ?

Jawaban :harga yang murah yang pastinyaterjangkaudarikisaran 5

ribuansampai 15 ribuansaja

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan modal usaha home

industry :

a. Perolehan Modal

1) Apakah Ibu mengalami kesulitan dalam pengelolaan modal

meningkatkan usaha ?

Jawaban : Iyaa pernah. Awalnya sudah semua saya hitung-hitung

semua modal yang kembali, tapi karena semua diluar perkiraan

terlebih harga bahan baku tiba-tiba mahal, jadi saya pernah minus di

modal.
2) Upaya – upaya apa yang Ibu lakukan agar pengelolaan modal dapat

berjalan dengan baik ?

Jawaban : Melakukan pengontrolan dalam pengeluaran modal

b. Produk

1) Adakah hambatan yang Ibu alami dalam memperoleh bahan baku

produk ?

Jawaban :iyaada, hambatannyaitukurangnyabahanbakuproduksi

2) Apakah Ibu memiliki mitra dalam memperoleh bahan baku produk?

Jawaban :iyapunya, kitakerjasamadenganpenjualpisang, kalaukitasebut

di sinipakampaspisang

3) Berapa lama ketahanan produk yang dihasilkan ?

Jawaban : paling lama 1 bulan, kalaulebihdari 1

bulanrasanyasudaahberbedameskipunkitasimpandalamtempat yang

tertutup.

c. Pemasaran

1) Bagaimana sistem promosi yang Ibu lakukan ?

Jawaban

:menurutsayasudahefektifkarenakitaterjunlangsungkelapanganketemus

amacalonkonsumen

2) Bagaimana distribusi produk yang dijalankan ?

Jawaban :masihkurang, karenapenjualannyamasihdaerahlokalsaja

3) Bagaimana strategi penjualan terhadap produk yang dihasilkan ?


Jawaban :sejauhinimasihsesuaisamasistempromosi yang dilakuakan
NamaResponden :Suhaema

Pekerjaan : Tenaga Kerja


Fokus Pertanyaan : Pendapatan dan Alasan Ikut Bekerja
1. Apa motif atau alasan responden untuk ikut bekerja pada usaha home industri ?

Jawaban : Untuk tambahbiayahidup. Karna kalau dari yang biasanya saja yang di

tunggu kadang juga tidak pasti.

2. Berapa penghasilan responden dari yang di kerjakan ?

Jawaban : tidak banyak tapicukup. Kadang 100ribuatau 150 ribu

3. Bagaimana peran usaha home industri yang di kerjakan terhadap ekonomi

keluarga ?

Jawaban : Bersyukur dek denganadanyausahaini. Memangtidakbanyakyang di

dapat tapi kalau banyak juga di produksi banyak juga didapat. Apalagi kalau

setiap hari, Alhamdulillah sekali.


Nama Responden : Harianti
Pekerjaan : Tenaga Kerja
Fokus Pertanyaan : Pendapatan dan Alasan Ikut Bekerja
4. Apa motif atau alasan responden untuk ikut bekerja pada usaha home industri ?

Jawaban : tambah-tambah pendapatandek. Kalau hasil kebun yang di tunggu tidak

pasti juga, untung kalau bagus hasilnya kebun tapi kalau tidak bagus

kitatidakbisaapa-apa. Mana lagi banyak yang mau di bayar, uang jajannya anak.

5. Berapa penghasilan responden dari yang di kerjakan ?

Jawaban : tidak sampai 200ribu dek, tergantung banyaknya juga yang diproduksi.

6. Bagaimana peran usaha home industri yang di kerjakan terhadap ekonomi

keluarga ?

Jawaban : sangat bersyukur dek. Alhamdulillah karena ibu Lina buka

usahadanorang dekat-dekat rumah yang diapekerjakan


Nama Responden : Muh. Amir BasriS.Esy ., M.E
Pekerjaan : Tenaga Kerja
Fokus Pertanyaan :Perspektif Ekonomi Syariah Terhadap Strategi Pengelolaan
Modal Usaha
1. Apakah semua bahan yang terdapat di bumi ini bisa di manfaatkan oleh manusia?
Jawaban : Ketika berbicara bahan yang bisa di manfaatkan di bumi ini. Sangatlah

banyak, dan semua itu boleh di manfaatkan oleh manusia sesuai dengan

kebutuhannya masing-masing. Namun, manusia harus lebih berhati-hati dalam

mengambil bahan tersebut karena setiap bahan di bumi ini tidak semua memiliki

manfaat yang sama, khususnya terkait dengan bahan untuk makanan.

2. Adakah dalil yang menyebutkannya ?


Jawaban : Peran manusia dalam memanfaatkan alam sangatlah besar. Karena

telah kita ketahui bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini

untuk mengatur dan mengelola alam dengan baik agar alam tersebut bisa

dimanfaatkan sehingga menjadi sebuah penghasilan.

3. Bagaimana peran manusia sebagai makhluk hidup dalam memanfaatkan alam ?


Jawaban : Ketika seseorang menyalahgunakan manfaat alam, baik itu

menghancurkan atau menyia-nyiakan alam yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Merupakan tindakan fesed yang dikecam oleh Allah SWT. Dan melanggar aturan

pemerintah yang telah diatur dalam perundang-undangan.

4. Bagaimana seharusnya manusia memanfaatkan alam yang sesuai dengan hukum


islam ?
Jawaban : Menggunakan sumber daya alam untuk kepentingan bersama, bukan

untuk segelintir orang, dan setiap manusia harus mencari sumber-sumber daya
alam yang besar dan jujur dengan cara yang telah ditetapkan oleh Allah SWT

melalui Al-quran dan sunnah Nabi SAW.


Lampiran3 :DokumentasiWawancara

Gambar 2.1 WawancaraTokoh Agama

KegiatanwawancarabersamabapakMuh. Amir BasriS.Esy ., M.E selakutokoh agama

padatanggal 4 Oktober 2020 pukul 13:46 WITA bertempat di jl. Mt. Haryono,

mewawancaraitentangperspektifekonomisyariahterhadapstrategipengelolaan modal

usaha.
Gambar 3.2 WawancaraPemilik Usaha KeripikPisang

KegiatanwawancarabersamaibuHerlinaselakupemilikusahakeripikpisangDesaArasoep

adatanggal 25 September 2020 pukul 09:57 WITA bertempat di

DusunKomplekPasarDesaArasoeKecamatanCinaKabupaten Bone

(tempatataurumahproduksikeripikpisang),

mewawancaraimengenaistrategipengelolaan modal danhambatan yang dialami.


Lampiran4 :Dokumentasi Proses Pembuatan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BiodataPribadi

1. Nama Lengkap : Putri Awalia Syam

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bulo, 23 MEI 1998

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : BTN Menara Biru Blok A8 No. 12

5. Nama Orangtua :

Ayah : MUH. Syafri

Ibu : Normawati

Pendidikan

1. SD Negeri 2 Watampone Lulus Tahun 2010

2. SMP Negeri 4 Watampone Lulus Tahun 2013

3. SMA Negeri 2 Watampone Lulus Tahun 2016

4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone 2016 – 2020

Demikiandaftarriwayathidupinisayabuatdengansebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai