Anda di halaman 1dari 45

MEMPERTAHANKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN DI TOKO SURYA

SIDENRANG KABUPATEN SINJAI

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Pendidikan
Kewirausahaan

Diajukan Oleh

Arfin (190101027)
Dina Islamiah (190101013)
Ferawati (190101017)
Hamidah (190101020)

PRPGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaiakn proposal
penelitian yang berjudul “Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan di toko surya
sidenreng Sinjai”.

Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih


kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materi
sehingga proposal penelitian ini dapat selesai, khususnya kepada Ibu R.
Nurhayati, S.Pd.I.,M. Pd.I selaku dosen pengampu yang telah mendidik dan
memberikan bimbingan selama proses penyusunan laporan ini.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan proposal penelitian ini sebaik


mungkin, penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangunh dari
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal
penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna


bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Sinjai,04 Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN SAMPUL...................................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................


B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
D. ManfaatPpenelitian...............................................................................

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................

A. Kajian Pustaka......................................................................................
B. Kajian yang Relevan.............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN................................................................

A. Jenis Penelitian.....................................................................................
B. Subjek dan Objek Penelitian.................................................................
C. Tekhnik Pengumpulan Data.................................................................
D. Instrumen Pengumpulan Data...............................................................
E. Tekhnik Analisis Data..........................................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.....................................................


B. Hasl Penelitian......................................................................................
C. Pembahasan .........................................................................................

BAB V PENUTUP..........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan sangat penting untuk dilakukan.
Hal ini dikarenakan perkembangan globalisasi pada saat ini terus melaju pesat.
Sekarang kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah wirausahawan yang ada di
indonesia masih tergolong sedikit dan mutu yang dimikinya masih belum
tergolong hebat. Dengan memperkenalkan jiwa wirausaha sejak dini maka
akan dapat untuk menberikan kesempatan yang luas bagi generasi muda
ataupum bagi masyarakat untuk dapat mandiri, berani, dalam mengambil
keputusan serta dapat berfikir kreatif dan inovatif serta memiliki peluang untuk
tampil sebagai seorang wirausahawan.
Menurut Hendro yang menyatakan bahwa penciptaan wirausaha
baru merupakan suatu kebutuhan yang mutlak untuk dapat diwujudkan.
Kondisi ini disebabkan oleh kapasitas unit usaha yang ada tidak mengalami
keseimbangan dengan jumlah penduduk pencari kerja dan mengakibatkan
tingginya angka pengangguran. Jumlah penganguran yang terus bertambah
untuk setiap tahunnya disebabkan karena sedikitnya lapangan pekerjaan yang
ada sementara jumlah lulusan SLTA maupun Perguruan Tinggi terus
mengalami peningkatan. Akibatnya terjadi ketidak seimbangan antara jumlah
lapangan pekerjaan dengan orang yang akan bekerja. Apalagi diperparah
dengan timbulnya aksi PHK dari beberapa perusahaan yang mengalami
kebankrutan.
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Nasrullah dengan judul penelitian “Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Latar
Belakang Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK An Nur
Bululawang Malang” dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa:
pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa SMK An Nur
Bululawang terlihat sangat signifikan, sehingga perlu adanya pengembngan
dari lembaga untuk lebih menumbuhkan minat yang dimiliki oleh siswa,

1
pengaruh latar belakang orag tua juga berpengaruh signifikan terhadap minat
berwirausaha yang dimiliki siswa. Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan
bahwa jiwa wirausaha memang perli untuk ditanamkan sejak usia dini baik itu
dilakukan oleh orang tua maupun lembaga pendidikan, jiwa kewirausahaan
sangat berpengaruh terhadap minat seseorang untuk memulai suatu usaha.
(Muhammad Narullah, 2016)
Banyak wirausahawan sukses muncul yang pada awalnya,
khususnya pada masa lalunya sebagai seseorang yang kurang mampu atau
dalam artian tidak memiliki banyak uang dan pendidikan yang rendah.
Tantangan yang dihadapi sejak masa kecil ini turut berkontribusi bagi
terbentuknya jiwa kewirausahaan seseorang. Seorang wirausahawan harus
memliki kemampuan pengambilan resiko yang tepat, pandai dalam beradaptasi
dengan perubahan, dan membangun kekuatan pribadi. Hal ini menunjukkan
bahwa orang yang berani mengambil resiko dan pandai dalam beradaptasi
memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam berwirausaha. Senada dengan
itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Deddy Hendrawan pada tahun 2018
yang mengatakan bahwa secara empiris bahwa jiwa kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Kondisi
ini menunjukkan bahwa jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha
mampu meningkatkan terbentuknya perilaku kewirausahaan, mendorong serta
menumbuhkan semangat bagi pelaku usaha kecil dalam menjalankan kegiatan
kewirausahaan.
Berdasarkan pada latar belakang diatas terkait jiwa
kewirausahaan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
berwirausaha, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul
“Mempertahankan Jiwa Kewirausahaan Di Toko Surya Sidenreng Kabupaten
Sinjai”.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya dalam mempertahankan jiwa kewirausahaan di toko
Surya Sidenreng?
2. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam mempertahankan
jiwa kewirausahaan di toko Surya Sidenreng?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas maka tujuan dari
peenelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan dalam mempertahankan jiwa
kewirausahaan di toko Surya Sidenreng.
2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam
mempertahankan jiwa kewirausahaan di toko Surya Sidenreng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Untuk mengkaji secara ilmiah mengenai jiwa kewirausahaan di toko
Surya Sidenreng
b. Untuk menambah bahan referensi yang dapat menjadi perbandingan
dalam melakukan penelitian terhadap masalah yang sama dimasa yang
akan datang.
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi toko Surya Sidenreng
dalam mempertahankan jiwa kewirausahaan
b. Sebagai bahan masukan bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh dan sebagai motivasi dalam memecahkan masalah.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Jiwa Kewirausahaan
a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Secara etimologi pengertian wirausaha berasal dari dua kata
yakni wira dan usaha. Definisi dari wira, yaitu manusia yang unggul,
berwatak agung, pahlawan, pejuang, memiliki budi luhur, dan juga gagah
berani. Adapun usaha adalah bekerja dan berbuat sesuatu. Usaha juga
dapat diartikan sebagai perbuatan untuk amal. (Sarfilianty Anggiani,
2018). Menurut Farid wiraswasta/wirausaha berarti pejuang yang gagah,
luhur, berani dan pantas jadi teladan dalam bidang usaha. Dengan kata
lain wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat
kewirausahaan: keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovatif
keteladanan dalam mengani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada
kemauan dan kemampuan sendiri.(Farid, 2017) Sedangkan menurut
Basrowi wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang
ada dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengelola bahan
baku baru.(Arfi Yusuf Hamali Dan Eka Sari Budihastuti, 2017).
Menurut Agus Trihatmoko dan Mugi Harsono kewirausahaan
(entrepreneurships) adalah suatu aktivitas dengan memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki seseorang atau organisasional yang bertujuan
memberikan nilai tambah pada sumber daya tersebut menuju
pertumbuhan nilai (value) ekonomi secara berkelanjutan.Agus
Trihatmoko Dan Mugi Harsono, 2017). (Brillyanes Sanawiri Dan
Mohammad Iqba, 2018) mendefinisikan kewirausahaan
(entrepreneurship) sebagai kemampuan dalam berkreasi dari hasil
pemikiran kreatif dalam rangka mewujudkan inovasi untuk
memanfaatkan peluang menuju sebuah kesuksesan

4
Menurut Sukirman jiwa kewirausahaan merupakan
kepercayaan danpenerimaan yang kuat terhadap perilaku kewirausahaan,
kemauan untuk bekerja keras, dan memeliharahubungan antar anggota,
yang berarti ada keinginan yang kuat dari anggota untuk tetap berada
dalamn ikatan psikologis terhadap perusahaan.(Sukirman, 2017).
Menurut Garjito jiwa kewirausahaan adalah dalam diri pribadi
perorangan yang memiliki sebuga tujuan yang jelas atau visi hidup dan
mampu mengubahnya menjadi sebuah kenyataan bisnis dalam mencapai
hal tersebut seseorang itu mampu mambuat sebuah keputusan dalam
membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan.(Garjito, n.d.).
Berdasarkan pengetian diatas dapat disimpulkan bahwa jiwa
kewirausahaan adalah jiwa kemandirian, inovatif serta kreatif yang miliki
oleh seseorang serta mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada.
b. Nilai-Nilai Kewirausahaan
Nilai-nilai kewirausahaan merupakan prasyarat yang
berhubungan dengan perilaku kewirausahaan.(Schidenhutte, 2005) Nilai-
nilai tersebut terdiri atas kreativitas, pengambilan resiko, inovasi,
berorientasi prestasi, ambisi, dan kemerdekaan.(Boohene, 2008) Nilai
dalam menjalangkan bisnis mengandung unsur pertimbangan yang
mengembangkan gagasan-gagasan seorang pribadi atau sosial akan lebih
dipilih dibanding dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan
perlawanan atau kebaikan. Nilai menjadi dasar dalam memahami sikap
dan motivasi serta nilai mampu mempengaruhi persepsi perilaku dalam
menjalankan bisnis, oleh karena itu nilai sangat penting untuk dipelajari
dalam mengelola perilaku organisasi.
Nilai-nilai Kewirausahaan yang dapat diterapkan sejak dini
yaitu antara lain:
1) Percaya diri, keyakinan, ketidak bergantungan, individualistis, dan
optimisme. Anak-anak diajarkan memiliki rasa percaya diri dengan
menceritakan serta memamerkan hasil karya mereka di depan guru
dan orang tua.

5
2) Berorientasi pada tugas dan hasil kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif.Anak-anak
memiliki orientasi untuk tekun mengerjakan, bekerja keras dan
energik, sehingga menanamkan sikap bahwa segala sesuatu tidak
dapat terwujud tanpa adanya kerja keras dan usaha yang tekun.
3) Pengambilan resiko, kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar
dan suka tantangan. Anak-anak diajarkan untuk mencoba hal baru dan
mendapat tantangan baru dengan membuat produk dan mengolah
sesuatu yang dapat dimanfaatkan menjadi sebuah barang berharga
jual.
4) Kepemimpinan perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang
lain, menanggapi saran-saran dan kritik. Anak-anak dapat bekerja
sama dengan baik dengan teman lainya dan dapat menjadi pemimpin
dalam kelompokya masing-masing.
5) Kedisipilanan inovatif dan kreatif serta fleksibel. Anak-anak memiliki
jiwa inovatifdan kreatif yang tinggi dan dapat dihargai.
6) Berorientasi kemasa depan dan pandangan kedepan, perspektif.
(Siwianti, 2017)
Nilai kewirausahaan mampu meningkatkan terwujudnya
perilaku kewirausahaan bagi pelaku usaha kecil. Hubungan jiwa
kewirausahaan dengan perilaku kewirausahaan. Nilai-nilai
kewirausahaan tersebut mampu menciptakan perilaku kewirausahaan
yang kuat.(Hendrawan, 2018)Salah satu sumber yang dimiliki
perusahaan skala kecil dan menengah adalah nilai kepribadian seorang
wirausaha, yaitu nilai-nilai kepribadian yang melekat pada diri seseorang
pemilik yang sekaligus pimpinan perusahaan. Nilai yang dianut dalam
menjalangkan bisnis disebut nilai-nilai kewirausahaan.(Sukirman, 2017)
Dalam suryana, nilai-nilai kewirausahaan dapat dilihat dari
perangai, watak, jiwa, perilaku, dan ukuran baku. Secara pragmati (nilai

6
pragmatik) nilai kewirausahaan dapat dilihat dari unsur-unsur sebagai
berikut:
1) Memiliki perencanaan
2) Ada prestasi yang dicapai
3) Produktivitas
4) Memiliki Kemampuan
5) Memiliki kecakapan
6) Kreativitas
7) Inovatif
8) Kualitas kerja
9) Komitmen
10) Kerja sama
11) Kesempatan
12) Bekerja keras
13) Tegas
14) Mengutamakan prestasi
15) Keberanian mengambil Resiko
16) Kemampuan mencari peluang
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko
atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang
kreatif dan inovatif
c. Upaya membagun mental kewirausahaan
Dalam membangun serta memperkuat mental berwirausaha
maka tentunya perlu untuk melalui banyak proses. Contohnya saja jiwa
kewirausahaan yang dimiliki oleh Nabi Muhammad melalalui proses
yang dimulai dari waktu kecil. Maka dari itu proses membangun atau
membentuk jiwa kewirausahaan harus dilakukan sedini mungkin. (Haris
Faulidi Asnawi, 2012)
Dalam konteks membangun mental kewirausahaan yang
menjadi perhatian utama adalah nilai kejujuran dimana nilai kejujuran
ini sering sekali diabaikan dan merupakan hal yang sangat penting untuk

7
ditanamkan. Hal ini dikarenakan dengan adanya sikap jujur maka ini
akan mengundang banyak simpati, rasa senag, dan lainnya. Begitu
pentingnya nilai kejujuran dalam melakukan suatu usaha sehingga harus
ditanamkan. Upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan mental
kewirausahaan tanpa menanamkan jiwa kejujuran hanya akan
memberikan kesuksesan dalam jangka waktu yang pendek. (Asnawi,
2012)
d. Upaya mempertahankan jiwa kewirausahaan

Dalam upaya untuk melakukan pengembangan pada diri


sendiri sebagai wirausahawan yang memiliki potensi, maka kita pertlu
untuk mengenali terlebih dahulu siapa diri kita sebenarnya dan
bagaimana orang lain dalam menilai kita. Untuk mampu untuk menilai
diri sendiri maka kita harus bisa menilai kelemahan serta kekuatan yang
ada pada diri sendiri serta kita harus melakukan pendekatan pada orang
lain. (Raihana Sari dan Mahmudah Hasanah, n.d).

Indikator Jiwa kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1) Percaya diri
2) Memiliki inisiatif
3) Memiliki motif Berprestasi
4) Memiliki jiwa kepemimpinan
5) Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan(Leonita
Siwianti, 2017)

Memiliki jiwa enterpreneur akan membuat seseorang lebih


mandiri serta tidak memiliki ketergantungan pada orang lain, mampu
untuk berfikir kreatif serta inovatif, dan akan lebih menghargai uang serta
barang. Jiwa enterpreneur haruslah untuk ditumbuhkana sejak usia dini.

1) Inovatif dan Kreatif


Yang paling utama yang harus ada dalam jiwa seorang
enterpreneurship adalah inovatif dan keatif. Sifat ini harus dilatih pada

8
diri seseseorang agar dapat membantu mereka untuk menciptakan
sesuatu yang baru. Inovasi dan kreatifitas seorang enterpreneur dapat
diibaratkan sebagai pondasi yang dapat menopang sebuah usaha. Hl
ini dikarenakan dengan adanya keberanian berinovasi serta
menuangkan ide-ide dalam bisnis yang dirintisnya maka pengalaman
serta wawasan yang terkait dengan bisnis tersebut akan dapat untuk
dirasakan oleh pelaku bisnis. Tanpa adanya kedua hal ini maka sebuah
bisnis akan kesulitan untuk terus maju serta memiliki daya saing.
Maka dari itu agar jiwa enterpreneur tetap dapat bertahan maka
seseorang harus terus menciptakan inovasi serta mengembagkan
kreatifitas yang dimilikinya.
2) Tidak mudah untuk menyerah
Kegagalan yang terjadi dalam suatu bisni merupakan suatu
hal yang tidak bisa untuk dihindari. Seseorang yang mudah untuk
meyerah akan memiliki kesulitan untuk membangun bisnis yang
dimilikinya, serta akan kesulitan dalam berkompetisi di pasar
dikarenakan tidak siap untuk menghadapi tekanan yang datang. Maka
dari itu sangat penting bagi seorang pelaku bisnis untuk memiliki
mental baja dan selalu bangkit saat gagal. Berusahalah untuk tetap
bangkit dan tetap untuk optimis setelah mengalami kegagalan dan
tetap berfikir positif.
3) Jiwa pemimpin
Kepemimpinan merupakan suatu upaya dari keorang
pemimpin agat dapat untuk merealisasikan tujuan yang ada do
organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi agar
orang lain mau untuk melaksanakannya, maka dari itu sangat
diperlukan adanya keseimbangan antara kebutuhan individu para
pelaksanan dengan tujuan perusahaan. Lingkup kepemimpinan tidak
hanya mencakup hal yang berkaitan dengan organisasi akan tetapi
juga berkaitan dengan apa yang berada di luar organisasi.
4) Mengali dan mengembangkan potensi

9
Mengikuti berbagai kegiatan akan dapat untuk membentuk
kepribadian, pengenalan potensi diri, serta dapat menguji kemampuan.
Dengan menjadikan orang lain sebagai cermin untuk diri dendiri maka
kita akan dapat untuk melihat kekurangan, kelemahan, dan akan
menjadikan bahan refleksi bagi diri sendiri untuk mencari solusinya.
Semakin intensif seseorang untuk berkomunikasi maka akan terbentuk
konsep diri. Apalagi jika orang lain itu selalu memberikan kritikan,
masukan, serta saran-saran yang dapat membangun.
5) Memiliki komitmen yang kuat
Setelah menemukan motivasi yang menggerakkan potensi
diri yang dimilikinya, maka pada langkah selanjutnya adalah memiliki
komitmen yang kuat untuk menjadi seorang raja bisnis di bidang nya.
Apabila seorang enterpreneur tidak memiliki komitmen untuk sukss
maka ini akan menyebabkan seseorang akan mudah untuk menyerah
dan beralih ke profesi yang lainya sebelum menikmati kesuksesan.
Hal ini dikarenakan motivsi saja tidak cukup akantetapi juga harus
dipagari serta dikunci kuat oleh komitmen. Maka dari itu untuk
menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat, apalagi bagi mereka
yang sedang membangun kerajaan bisnisnya, maka perlu dibangun
dimiliki komitmen terhadap perusahaan, tujuan, serta impian untuk
mencapai kerajaan bisnis. (Henrizal, 2014)
Selain itu menurut Bob Reis ketika ketika menghadiri acara
kewirausahaan di Universitas Harvard Amerika, terdapat dua belas
sikap mental yang harus dimiliki dan dijaga oleh seorang
wirausahawan agar jiwa kewirausahaan tetap tumbuh dan tidak mudah
untuk hilang. Menjaga hal ini dengan mengunakan pola pikir yang
benar maka mereka akan mendapatkan keberhasilan dalam
kewirausahaan. Kedua belas sikap mental tersebut adalah:
1) Memiliki gairah untuk bisnis
2) Menjadi orang yang dapat dipercaya
3) Menjadi fleksibel kecuali pada nilai-nilai inti

10
4) Jangan biarkan rasa takut gagal menghambat anda
5) Membuat keputusan yang cepat dan tepat
6) Aset terbesar sebuah perisahaan adalah diri sendiri
7) Kendalikan ego
8) Memiliki kepercayaan yang kuat akan kesuksesan
9) Menerima kritikan dan mengakui jika melakukan kesalahan
10) Mempartahankan etos kerja yang kuat
11) Bangkit dari kemunduran
12) Secara berkala harus keluar dari zona kenyamanan untuk
mengejar sesuatu yang lebih penting. (Rosmawarni, 2019)
Secara umum sikap mental yang harus dimiliki dan
dipertahankan oleh seorang wirausawan adalah sebagai berikut:
1) Cerdas secara emosional, kecerdasan emosional merupakan suatu
landasan kekuata mental. Kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk memotivasi serta mengelola emosi yang dimiliki dengan baik
pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain. Orang yang
cerdas secara emosional akan bersikap tegas serta mampu untuk
mengendalikan perilakunya sehinggaakan dapat terbebas dari
perilaku-perilaku negatif.
2) Percaya diri, sikap percaya diri sangat penting dalam menjalangkan
sesuatu, pengusaha yang memiliki mental yang kuat akan percaya
pada kemampuan yang dimilikinya serta memiliki pengendalian
yang kuat atas keraguan dan kegelisahan. Kepercayaan diri merek
akan dapat untuk mengilhami orang lain dan membantu mereka
untuk mewujudkan sesuatu.
3) Berani berkata tidak, pengusaha yang memiliki mental yang kuat
juga mengetahui bagaimana cara untuk mengendalikan diri mereka
sendiri. Dengan mengendalikan diri sendiri dapat dilakukan dengan
cara mengatakan tidak pada diri mereka sendiri. Mereka menunda
gratifikasi dan menghadirkan tindakan impulsif yang dapat
menyebabkan bahaya.

11
4) Mampu untuk menetralisir, mereka yang berjiwa wirausaha akan
mampu untuk mempertimbangkan sudut pandang yang dimiliki
oleh orang lain dan dapat menemukan kesamaan serta solusi untuk
memecahkan masalah. Ketika sesuatunya telah berada diluar
kendali maka orang yang memiliki mental yang kuat akan dapat
membawa orang ini menjadi lebih baik tanpa harus
menjatuhkannya.
5) Tidak takut akan perubahan, pengusaha ynag memiliki jiwa yang
kuat harus memiliki pikiran yang terbuka dan dapat membuka
tangan jika ingin mengenali dan memanfaatka peluan yang akan
berubah.
6) Dapat menerima kegagalan, pengusaha yang memiliki jiwa yang
kuat akan mengetahui bahwa kegagalan bukanla akhir dari
permainan dan tidak boleh takut untuk mengalaminya. Karena
tidak ada yang mengalami kesuksesan yang sejati jika tidak pernah
mengalami kegagalan. Dengan kegagalan maka hal ini akan
membuka peluang yang lebih untuk sukses jika pelaku usaha dapat
bangkit.
7) Tidak memikirkan kesalahan, pengusaha yang memiliki mental
yang kuat akan dapat bersyukut telah pernah mengalami kegagalan,
serta tidak memikirkan kesalahan yang terjadi. Orang yang
memiliki mental yang kuat tahu dimana perhatian harus
dipokuskan. Apabila terlalu memikirkan masalah yang dihadapi
maka hal ini akan justru dapat menciptakan dan memperpanjang
rasa stres dan emosi negatif sehingga akan menghambat kinerja
yang dimilikinya.
8) Tidak membandingkan diri mereka dengan orang lain, pengusaha
yang memiliki mental yang kuat tidak akan memiliki waktu
ataupun energi untuk mengukur orang lain dan menghawatirkan
apakah orang lain mengukurnya atau tidak.

12
9) Tetap bersikap positif, dengan terus bersikap positif maka energi
positif juga akan terus muncul, sehingga tidak akan ada beban
permasalahan yang berat yang tidak bisa dihadapi. (M Anang
Firmansyah Dan Anita Rosmayani, Keirausahaan, )
e. Hambatan Mempertahangkan jiwa Interpreneur
Resiko yang dihadapi seorang interpreneur adalah adanya
hambatan dalam proses pengembangan usaha. Salah satu diantaranya
adalah minimnya ketersediaan modal dalam usaha yang pertama kali
dirintis. Akibat minimnya ketersediaan modal inilah, maka subjek yang
diteliti berusaha untuk mengakumulasi modal dengan cara banyak belajar
dan bekerja dengan gigih. Hal ini seperti yang diungkapkan Alma (2008),
bahwa bagaimana seorang interpreneur mengambil sebuah resiko dengan
penuh pertimbangan. Hal ini menjadikan seorang harus cerdas dan
pandai mengelola ketakutanya untuk membangkitkan keberanian dan
kepercayaan dirinya dalam menghadapi suatu resiko.
Selain itu teradapat hambatan-hambatan yang ditemui dalam
mengembangkan jiwa kewirausahaan. Terdapat beberapa permasalahan
yang mendasar antaralain:(Herawati, 2013)
1) Masalah Permodalan
Dipaparkan sulitnya mencari sumber permodalan dengan
syarat ringan, dengan bunga yang rendah. Disamping itu, dirasakan
pengetahuan mengenai syarat-syarat permodalan, dan jenis-jenis
permodalan masih kurang.
2) Permasalahan persaingan antara perusahaan sejenis
Maraknya tokoh-tokoh ritel nasional, dan hipermart-
cukupmempengaruhi pasar lokal khususnya usaha dagang. Bagi
perusahaan jasa masalah persaingan diakibatkan banyaknya muncul
usaha-usaha baru yang lebih modern dan memberikan harga yang
lebih murah.

13
3) Permasalahan pemasaran
Ada beberapa permasalahan yang diajukan disini, antara
lain: masalah kejenuhan pasar dan metode pemasaran yang efektif.
Hal ini sangat dirasakan untuk usaha skala mikro atau UKM,
dibandingkan dengan perusahaan yang bermodal besar dan memiliki
jaringan nasional yang telah memiliki teknik-teknik pemasaran yang
modern.
4) Permasalahan tenaga kerja
Ada beberapa perusahaan yang sering berganti-gantitenaga
kerja, yang tentu saja berakibat pada pemborosanbiaya perekrutan
maupun kualitas layanan yang dierikan.
5) Permasalahan dalam Penentuan lokasi yang strategis
6) Permasalahan mengenai teknik pendekatan pada pelanggan
f. Islam dan Kewirausahaan
Dalam pandangan islam sendiri berwirausaha merupakan sesuatu
hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan ummat islam. Hal ini
dikarenakan keberadaannya dapat memberikan kemamkmuran bagi
bumi dan akan dapat menagarak pada kebaikan. Dalam berwirausaha
maka seseorang harus bekerja dan bekerja merupakan kewajiban yang
memiliki kedudukan kedua setelah shalat. Maka dari itu apabila usaha
dilakukan dengan ikhlas dan menyerahkan segalanya kepada Allah maka
maka bekerja itu akan mendapatkan ibadah dan pahalah. (Ma’ruf
Abdullah, 2011)
Islam memberikan keleluasaan kepada manusia untuk melakukan
usaha apapun sepanjang usaha yang dilakukannya tidak bertentangan
dengan ajaran agama islam. Hal ini dikarenakan segala sesuatu yang
menjadi aktifitas manusia termasuk berwirausaha akan dipertanggung
jawabkan di akhirat. Berusaha dalam bisnis maupun dalam bidang
perdagangan merupakan suatu bentuk usaha kerja keras. Dalam kerja
keras yang dilakukan ini tersimpan kepuasan hati yang tidak didapatkan
dari pekerjaan lainnya dan hanya orang yang elakukannya yang

14
merasakan. Dalam melakukan wirausaha maka yang paling diperlukan
adalah prestasi yang mana dapat diraih dengan jalan bekerja keras dalam
segala bidang. (Buchari Alma, 2008)
Semangat untuk bekerja keras merupakan inti dari berwirausaha.
Bekerja keras adalah sesuatu hal yang penting dan merupakan usaha
yang nyata agar mendaparkan kesuksesan yang diinginkan. Akan tetapi
tentunya memiliki banyak resiko dan penuh dengan tantangan.
Rasulullah Saw juga merupakan seorang wirausawan yang dapat
dijadikan sebagai teladan serta dapat dijadikan sebagai aset berharga
dalam melakukan usaha berbasis syariah, dimana terdapat nilai-nilai
kejujuran, amanah, kecerdasan, komunikatif, dimana hal-hal itu
merupakan pilar utama yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.
Sebagai nabi dan rasul Muhammad Saw tidak pernah untuk berhenti
memberikan himbauan kepada ummatnya agar berwirausaha dengan
tujuan untuk mencari rezeki allah yang halal. Hal ini dikarenakan islam
mengajarkan bahwa rezeki tidak ditunggu akan tetapi dicari bahkan
dijemput. Allah akan memberikan rezeki kepada makhluknya sesuai
dengan apa yang diusahakan dan sesuai dengan yang dicontohkan oleh
rasulnya kepada mereka. (Sukamdani Sahid Gitosardjono, 2009)
Pada dasarnya setidaknya terdapat dua hal yang harus diperhatikan
ummat islam ketika melakukan suatu usaha yakni mendatangkan
kemaslahatan dan menghilangkan kemudharatan. Hal ini dapat diatrikan
melakukan wirausaha dalam islam tidak bisa dibebas-besaskan. Hal ini
dikarenakan terdapat batasan-batasan yang harus diperhatikan seperti
mematikan sektor ril atau dalam artian tidak produktif dan praktik usaha
yang melanggar keasusilaan serta norma sosial. (Abdullah, 2011)

B. Kajian Relevan
Kajian relevan merupakan deksripsi tentang suatu penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya seputar masalah yang akan diteliti. Dengan
demikian, penelitian yang akan dilakukan merupakan suatu kajian atau

15
pengembangan dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan telaah yang sudah
dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, ada beberapa pembahasan
mengenai jiwa kewirausahaan yang sebelumnya telah dibahas, diantaranya:
1. Penelitian Neta Dian Lestari dan Muhammad Toyib tahun 2017 telah
mengkaji tentang Limba Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Untuk
Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Mahasiswa Universitas PGRI
Palembang. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif ini
menjelaskan bahwa setelah mahasiswa membuat produk dari limbah
kemudian dilakukan bazar produk kreativitas mahasiswa selama satu
minggu tersebut, dalam mengelola limbah mahasiswa mengalami kesulitan,
namun semangat dan jiwa kewirausahaan mereka sangat tinggi. Karena itu
hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa meskipun mengalami kesulitan
dalam mengelolah limbah untuk menghasilkan suatu pruduk, jiwa
kewirausahaan yang miliki oleh mahasiswa tetap tinggi. Perbedaan dari
hasil penelitian ini terlihat bahwa penelitian terdahulu lebih menitikberatkan
pada bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Sedangkan pada
penelitian penulis memfokuskan pada bagaimana upaya-upaya yang
ditempuh untuk mempertahankan jiwa kewirausahaan.
2. Kajian dalam penelitian Nur Zaytun Hasanah dan Nurafni tahun 2021
tentang Education Management In Elementtary Schools In Teh
Development Of Entrepreneurship, penelitian yang digunakan yakni
penelitian kualitatif dengan menggunak dekriptrif kualitatif.(Nurafni, 2021)
Penelitian ini menyimpulkan pengembangan kewirausahaan yang
dilaksanakan di SD Muhammadiyah Pakem dilakukan dengan berbagi cara,
diantaranya 1) membekali guru dengan materi kewirausahaan; 2)
mengintegrasikan dalam muatan pelajaran; 3)menyediakan saran dan
fasilitas pendukung; 4) membuat kegiatan berbasis kewirausahaan, serta 5)
bekerja dengan orang tua. Persamaan antara penelitian terdahulu dan
penelitian saat ini yakni fokus pada pembahasan kewirausahaan. Adapun
perbedaanya terletak pada objek yang akan diteliti serta tujuan akan dicapai.
Dimana tujuan penelitian terdahulu ialah untuk menginterpretasikan

16
pentingnya manajemen pendidikan dalam pengembangan kewirausahaan
sedangkan tujuan yang akan dicapai pada pada penelitian ini
mendeskripsikan upaya dalam mempertahankan jiwa kewirausahaan.
3. Penelitian Yaya Sunarya, dkk tentang strategi pengembangan dan
keberlanjutan usahatani aren melalui penguatan jiwa kewirausahaan di
salawu kabupaten tasikmalaya tahun 2021. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan
Threats).(Nur arifah qurota ’ayunin, dkk). Penelitian yang dilakukan oleh
yaya sunaryaa dkk ini memfokuskan pembahasan pada bagaimana strategi
pengembangan melalui penguatan jiwa kewirausahaan, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menitikberatkan pada
mempertahakan jiwa kewirausahaan melalui berbagai upaya yang dilakukan
oleh pengusaha toko yang ada Kabupaten Sinjai (Surya Sidenreng).

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian


kualitatif merupakan pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti sebagai
instrument kunci, dimana hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.(Setiawan, 2018) Penelitian kualitatif lebih menekankan
kepada penelitian yang dilakukan dalam setting tertentu yang dalam kehiduan
ini riil dengan maksud menginvestigasi dan memahami fenomena apa yang
terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya.(Hakim, 2017) Prosedur
pada penelitian kualitatif menggunakan data dskripsi berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang atau pelaku yang diamati.(Umrati dan Hengki
Wijaya, 2020) Jadi pada hakiktnya penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan
yang sistematis utuk melakukan eksplorasi atas teori dai fakta di dunia nyata,
bukan untuk menguji teori atau hipotesis.(Rukajat, 2018)
Pendekatan yang digunakan dalam peneltitia ini yaitu pendekatan
fenomenologi. Melalui pendekatan ini, peneliti melakukan pengumpulan data
dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan
dalam pengalaman hidupnya.(Ramdhan, 2021) Peneliti dalam pandangan
fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.(Rukin, 2021)
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah
pemilik toko Surya Sidenreng
2. Objek penelitian
Objek penelitian dalam penelitian yang akan dilakukan adalah jiwa
kewirausahaan

18
C. Tekhnik pengumpulan data
1. Tekhnik observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti turun kelapangan mengamatai hal-hal yang berkaitan dengan
ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.
(Anwar, 2015) Observasi juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang
melibatkan seluruh kekuatan pendengaan, penglihatan, perasa, sentuhan,
dan cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta peristiwa empiris.(Setiawan,
2018)
2. Tekhnik wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpaln data yang
dilakukan guna mendapatkan informasi dari responden dengan bertanya
langsung bertatap muka. Namun, dengan perkembangan telekomunikasi
maka kita dapat melakukan teknik wawancara dengan telepon atau
internet.(Anwar, 2015) Senada dengan itu (Suwendra, 2018) menjelaskan
bahwa wawancara merupakan percakapan yang memiliki tujuan untuk
mendapatkan kontruksi yang terjadi sekarang mengenai orang, kejadian,
aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan dan sebagainya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan
mencari data mengenai hal-hal atau veriabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, Koran, agenda dan sebagainya.(Siyoto, 2015)
Teknik domuntasi digunakan apabila peneliti akan menggunakan data
sekunder dalam penelitiannya. Teknik dokumentasi dalam hal ini diartikan
sebagai cara pengumpulan data dengan mencatat atau mengambil data
yang sudah ada dalam bentuk dokumen atau arsip (Djaali, 2020).
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa
lembar observasi, lembar wawancara, dan dokumentasi.

19
D. Tekhnik Analisis Data
Tekhnik analisis data dalam penelitian ini adalah mereduksi data,
Display Data, Verivikasi data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,
pemutusan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan dan
transformasi data. Tujuan reduksi data adalah untuk merepresentasikan
data dengan lebih baik (Neni Purwati, Hendra Kurniawan, 2021).
Mereduksi data dilaksanakan dengan merangkum atau membuat
ringkasan, menelusuri masalah, membuat satu satuan data yang lebih kecil
sesua dengan masalah yang dikaji.(I Made Wiguna, 2021)
Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan ,pemisahan, dan pentranformasian data “mentah” yang
terlihat dalam catatn tertulis lapangan. Oleh karena itu, reduksi data
berlangsung selama kegiatan penelitian dilaksanakan.(Yusuf, 2017)
2. Display Data
Penyajian data merupakan suatu proses penyusunan
informasi yang kompleks (Sutiah, 2015) dan disusun berdasarkan kategori
atau pengelompokkan yang dibutuhkan. Penyajian data dapat berupa
tulisan atau kata-kata, gambar, grafik dan table (Eko Sudarmanto, Yenni,
Ima Rahmawati, 2022)
3. Penarikan Kesimpulan/verifikasi
Tahapan terakhir dari rangkaian analisis data adalah menarik
kesimpulan dan melakukan verifikasi kesimpulan dan melakukan
verifikasi kesimpulan-kesimpulan selama penelitian berlangsung (Julia,
2018). Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua laporan hasil
penelitian dilakukan. Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti
didasarkan pada data-data yang telah dikumpulkan. Kesimpulan yang
diambil harus berupa jawaban dan permasalahan (Ayumi, 2021). Kegiatan
ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan
mencari hubunagn, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa

20
dilakukan dengan jalan mendeksripsikan dan atau membandingkan
kesesuaian pernyataan dari subyek penelitian dengan makna yang
terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian (Ahmad Farhan,
2021).

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Sejarah Toko Surya Sidenreng
Toko Surya Sidenreng Memiliki 2 Show Room yang berbeda
Tempat. Toko pertama terletak di Jalan Persatuan Raya Kompleks Ruko,
Kelurahan Balangnipa. Toko ke 2 terletak di jalan Gunung Lompobatang
No. 37 Kelurahan Bongki Kecamatan Sinjai Utara Kota Sinjai. Toko ini
menjual berbagai macam sepeda untuk usia anak-anak hingga kalangan
dewasa. Toko ini juga menyediakan alat olahraga berupa bola kaki, bola
basket, raket, dan juga Sepeda listrik. Tersedia juga Baby Walker, Stroller
(Kereta bayi). Awal mula berdiri pada tahun 2007 dulunya hanya
merupakan toko bahan campuran. Bapak Ibrahim Salam sebagai pemilik
usaha banting stir merubah haluan Dagang karena merasa bahwa peluang
menjual sepeda begitu besar akan meraup keuntungan di masa itu. Namun
setahun kemudian, tepatnya 2008 pemilik toko ini, yakni bapak Ibrahim
salam meninggal dunia. Dan Usaha Ini dilanjutkan oleh sang Istri yang
bernama Sitti Hafsah. Setelah hampir 12 menjalankan usaha di satu toko,
manajemen Toko Surya Sidenreng membuka 1 Toko lagi di jalan gunung
lompobatang di 2020 yang dinahkodai bapak Rizky Anshari Putra dan
sang Istri bernama Ibu R. Nurhayati. Toko ini tidak hanya fokus pada
penjualan sepeda, tapi juga menerima jasa servis dan perawatan sepeda.
Akibat dari kerja keras, ketekunan dan semangat pantang menyerah dari 2
sejoli ini, tetap komitmen untuk mengembangkan usaha mereka di bidang
olahraga dan hiburan. Toko tersebut terus berkembang sampai saat ini.
toko ini telah memiliki 4 karyawan, masing-masing 2 sales dan 2
mekanik. Toko ini juga telah memiliki pelanggan tetap dari berbagai
daerah utamanya dari Kelurahan/Desa yang ada di Kab. Sinjai, bahkan
ada beberapa pula dari kab. Bulukumba dan Kab. Bone. Toko ini juga
memiliki Sosial media yaitu Facebook dan Instagram, di mana secara

22
rutin mempromosikan produk dagang baik yang sedang ready maupun
yang Purchase Order atau PO. (R. Nurhayati, Wawancara tanggal 4 Juli
22 pukul 23.47 Wita)
2. Visi dan Misi
a. Visi
Warga sinjai sehat dengan gemar bersepeda
b. Misi
Memberikan pelayanan terbaik agar pelanggan kembali berbelanja.
B. Hasil Penelitian
Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yakni dengan
melalui metode wawancara. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini yakni
Bapak Rizky Anshari Putra dan Ibu R. Nurhayati selaku pemilik toko Surya
Sidenreng, Kecamatatn Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai. Pengumpulan data
penelitian dilakukan secara online dengan melalui aplikasi WhatsApp pada 03
Juli 2022 dan 04 Juli 2022. Hasil penelitian yang telah dilakukan diuraikan
berdasarkan pertanyaan berikut:
1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam mempertahankan nilai-nilai
percaya diri dalam berwirausaha?
Setelah memulai suatu usaha, nilai percaya diri sangat perlu
untuk dimiliki guna dalam pengelolaan usaha berjalan dengan baik
sehingga dapat berkembang dan bertahan lebih lama. Terkait cara atau
upaya yang dilakukan dalam mempertahankan nilai percaya diri di toko
Surya Sidenreng yaitu yakin bahwa setiap usaha yang dilakukan akan
memberikan hasil yang baik jika dilakukan dengan baik pula serta mampu
memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Seperti yang diungkapkan oleh
informan:
“Kami yakin dalam berwirausaha, setiap usaha yang
dilakukan pasti ada yang menentukan, dalam artian setiap usaha yang
dilakukan tidak akan ada yang sia-sia dan semua itu sudah diatur sama
yang Maha Kuasa. Seperti yang telah dikatakan bahwa jika kamu mau
mengubah hidupmu ubah dulu apa yang ada dalam dirimu. Selain itu,
kami juga berusaha untuk tetap melihat peluang usaha dengan semaksimal

23
mungkin serta dekatkan dan yakinkan bahwa Allah akan selalu menolong
hamba-hambanya.” (Rizky Anshari Putra, wawancara 03 Juli 2022).
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan informan
kedua bahwa “Cara mempertahangkan kepercayaan diri dalam
berwirausaha diantaranya: Memahami arti penting kepercayaan diri,
bahwa kepercayaan diri adalah awal kesuksesan, selanjutnya tidak
membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dalam artian rejeki itu
telah ditakar bagi masing-masing manusia, disisi lain, cara
mempertahangkan kepercayaan diri itu bisa berupa tetap berusaha/ikhtiar
walaupun saat usaha lagi lesu, dan selanjutnya mencari support sistem
(berada dalam lingkungan positif/berada ditengah-tengah pengusaha
sukses) agar jiwa wirausaha tetap kuat dalam diri.” (R.Nurhayati,
wawancara 04 Juli 2022)
2. Bagaimana bentuk inisiatif yang Bapak/Ibu miliki dalam mengelolah
usaha kedepannya?
Banyak orang memulai bisnis dengan melihat peluang dari
lingkungan sekitar. Selain itu, dalam mengelolah suatu usaha dibutukan
inisiatif guna mendukung berbagai nilai-nilai kewirausahaan lain yang
telah dijalankan. Ada beberapa bentuk inisiatif yang dilakukan pada toko
Surya Sidenreng, seperti yang diungkapkan oleh informan:
“Usaha yang kami jalankan ini bergerak dalam bidang
olahraga. Selain untuk olahraga juga digunakan sebagai alat transportasi.
Menurut kami usaha ini memiliki peluang yang besar dengan adanya
program-program dari pemerintah yaitu mengurangi penggunaan BBM
serta meminimalisir populasi udara. Oleh karena itu, kami semakin
percaya diri untuk menyetok barang-barang yang dibutuhkan, seperti saat
ini yang marak dan digemari oleh anak-anak di Sinjai yakni dengan
hadirnya sepeda listrik. Jadi, untuk saat ini kami memfokuskan menyetok
atau menyediakan barang-barang semacam itu.” (Rizky Anshari Putra,
wawancara 03 Juli 2022).
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk
inisiatif yang dilakukan yakni dengan adanya berbagai program
pemerintah memberikan peluang yang besar bagi toko Surya Sidenreng
untuk mewujudkan dan mengembangkan toko yang dimiliki. Senada
dengan itu, seperti yang diungkapkan oleh informan kedua, bahwa:
“Cara mempertahankan inisiatif dalam diri wirausaha adalah
dengan melatih kepekaan diri terhadap lingkungan. Kepekaan ini tidak
lepas dari kemampuan untuk berempati. Baik itu kebutuhan usaha maupun
peluang usaha yang ada disekitar lingkungan usaha yang kami punyai.”
(R.Nurhayati, wawancara 04 Juli 2022)

24
3. Bagaimanakah bentuk motif-motif prestasi yang Bapak/Ibu capai
dalam menjalankan usaha yang dilakukan?
Dalam berwirausaha dibutuhkan semangat atau motivasi
yang tinggi. Dengan motivasi itu akan memberikan dorongan untuk
mencapai hasil yang baik. Terkait dengan itu sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh informan:
“Seperti pada niat awal kami dalam membuka usaha ini yakni
bagaimana orang-orang yang berada disekitar kami dapat kami bantu demi
mendapatkan kemakmuran. Kami ingin semakin banyak orang yang
mampu kami pekerjakan semakin banyak orang dapat kami makmurkan.
Dengan kata lain, kami ingin berusaha untuk memperbanyak cabang agar
dapat membantu orang banyak pula.” (Rizky Anshari Putra, wawancara 03
Juli 2022).
Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh informan
kedua bahwa “Motif prestasi yang ingin kami capai diantaranya adalah
mencari keberkahan hidup, menjalankan sunah Nabi Muhammad,
mencapai kemapanan finansial, dan yang paling penting adalah bisa
bermanfaat bagi orang lain (membuka lapangan pekerjaan bagi banyak
orang). (R.Nurhayati, wawancara 04 Juli 2022).

4. Bagaimana bentuk jiwa kepemimpinan yang diterapkan dalam


menjalankan usaha ini?
Dalam menjalankan suatu usaha jiwa kepemimpinan sangat perlu
untuk dimiliki, karena dengan adanya jiwa kepemimpinan seorang
pengusaha mampu untuk memanajemen aktivitas atau berbagai kegiatan
dalam pengelolaan toko yang dimiliki. Adapun bentuk jiwa kewirausahaan
yang diterapkan dalam toko Surya Sidenreng yakni dengan tidak
mengambil keputusan dengan sepihak melaikan berdiskusi terlebih dahulu.
Seperti yang diungkapkan oleh informan bahwa :
“Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan, kami selalu
berusaha untuk berdiskusi atau bermusyawarah dengan karyawan.
Misalnya mengenai barang apa saja yang menjadi kebutuhan-kebutuhan
yang mendesak dan harus diadakan secepatnya. Selain itu hal yang
diperhatikan juga terkait hubungan dengan konsumen, bagaimana
menejemen dalam bekerja yang paling baik, sehingga semua dapat
berjalan dengan sistematis.” (Rizky Anshari Putra, wawancara 03 Juli
2022).
Senada dengan itu diungkapkan oleh informan terkait motof
prestasi yang dicapai bahwa: “Konsep jiwa kepemimpinan dalam

25
menjalangkan usaha ini diantaranya dengan mengadakan rapat untuk
memutuskan hal-hal yang urgent/penting demi kemajuan usaha, berani
mengambil resiko terhadap keputusan yang telah diambil, mengontrol
laju/perkembangan usaha, dan yang terakhir adalah selalu mengevaluasi
keputusan-keputusan yang telah dijalangkan bersama.” (R.Nurhayati,
wawancara 04 Juli 2022)
5. Bagaimana bentuk keberanian dalam mengambil resiko dengan
penuh perhitungan dalam menjalankan usaha ini?
Seorang wirausaha harus berani dalam mengambil resiko.
Hal ini merupakan suatu tantangan yang harus dilalui untuk mencapai
sebuah kesuksesan. Keberanian dalam mengambil resiko juga dilakuka
oleh pemilik toko surya sidenreng, seperti yang diungkapkan oleh
informan:
“Salah satu bentuk keberanian dalam mengambil resiko yakni
mengorder atau membeli barang untuk kembali dijual. Namun, sebelum
itu kita melihat sikap atau perilaku masyarakat yang selalu ingin mencoba
hal yang baru. Misalnya saat ini adanya produk terbaru yakni sepeda listrik
yang menjadi fokus perhatian masyarakat untuk memiliki barang tersebu.”
(Rizky Anshari Putra, wawancara 03 Juli 2022).
Sependapat dengan itu informan kedua mengatakan bahwa:
“Cara mempertahangkan keberanian dalam berwirausaha adalah dengan
selalu mengasah keberanian tersebut dengan berani memprediksi peluang
dan keuntungan yang didapatkan, menjadikan keberanian sebagai modal
utama untuk mencapai keuntungan/pendapatan yang lebih besar.”
(R.Nurhayati, wawancara 04 Juli 2022)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan
bahwa seorang wirausaha harus beranian mengambil resiko dalam
menjalankan suatu usaha, hal tersebut merupakan suatu tantangan yang
akan mengantarkan kepada kesuksesan.

6. Apa saja faktor pendukung yang Bapak/Ibu alami dalam


mengembangkan usaha ini?
Dalam mengembangkan suatu usaha tetunya akan hadir
berbagai faktor yang akan mendukung dalam perealisasian atau
mencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sama halnya dalam toko surya
Sidenreng yang mampu mengklasifikasikan berbagai faktor pendukung

26
dalam mengembangkan usahanya, seperti yang di ungkapkan oleh
informan bahwa:
“Faktor pendukung dalam menjalankan usaha ini yakni
dengan adanya karyawan yang memiliki kemampuan dalam bidang
tersebut, memiliki kolega yang selalu siap menyediakan atau mengadakan
barang, letak toko yang strategis berdekatan dengan pasar sentral Sinjai
serta hadirnya media sosial yang mampu memperluas jaringan penjualan.”
(Rizky Anshari Putra, wawancara 03 Juli 2022).
Letak toko yang strategis merupakan faktor pendukung yang
sangat mendukung dalam mengembangkan usaha ini, karena dengan
letaknya yang berdekatan dengan pasar sentral di Kabupaten Sinjai ini,
maka dengan mudah masyarakat untuk mengetahui toko yang
menyediakan alat transporasi dan olahraga berupa sepeda ini.
“Faktor-faktor pendukung dalam berwirausaha adalah letak
toko yang berada dijalan poros rute/mobil dari daerah bone dan kelurahan
lappa, yang memungkinkan toko untuk bisa lebih dikenal, meiliki modal
sosial berupa kolega bisnis yang besar dan menganggap kami sebagai
keluarga sendiri, memiliki 2 mekanik sepeda dan motor yang ahli
dibidangnya, sudah ada edukasi tentang bersepeda mampu mengobati sakit
jantung, dan sebagian besar masyarakat sinjai yang cinta dan
menggandrungi Gowes.” (R.Nurhayati, wawancara 04 Juli 2022).
7. Apa saja faktor penghambat yang Bapak/Ibu alami dalam
mengembangkan usaha ini?
Dalam berwirausaha seringkali dijumpai hal-hal yang
menjadi penghambat untuk maju dan berkembang. Hal serupa juga dialami
oleh pemilik toko Surya Sidenreng seperti yang diungkapkan oleh
informan:
“Faktor penghambat yang dialami dalam mengembangkan
usaha ini yakni masyarakat yang memiliki hobi meniru. Namun, setelah
beberapa waktu mereka akan bosan dan menjual sepeda yang dimiliki
kepada orang. Inilah yang menjadi faktor penghambat dalam
mengbangkan kewirausahaan yang dijalankan saat ini. Selain itu, faktor
alam dalam artian penghasilan masyarakat yang bisa dikatakan lebih dari
50 % dari nelayan maupun petani. (Rizky Anshari Putra, wawancara 03
Juli 2022).
Selain pendapatan atau penghasilan masyarakat yang menjadi
faktor penghambat, mobilitas tinggi yang menyebabkan pengiriman
barang yang membutuhkan waktu beberapa hari juga menjadi faktor

27
penghambat dalam usaha toko tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
informan, bahwa:
“Faktor-faktor penghambat dalam menjalangkan wirausaha
adalah pendapatan masyarakat sinjai yang tergolong musiman (tergantung
sumber daya alam, hasil panen cengkeh, sawah dll), selanjutnya mobilitas
tinggi/pemesanan yang melimpah dari berbagai daerah sehingga distribusi
barang dari Makassar yang kadang bertahan di ekspedisi selama 2 malam,
selanjutnya iklim atau curah hujan yang tinggi yang bisa membuat pihak
ekspedisi meliburkan perjalanan ke daerah.” (R.Nurhayati, wawancara 04
Juli 2022).

C. Pembahasan
1. Upaya Dalam Mempertahankan Jiwa Kewirausahaan Di Toko Surya
Sidenreng?
Upaya dalam mempertahankan jiwa kewirausahaan diartikan
sebagai cara, langkah-langkah, tips serta metode yang dilakukan agar
mampu mengatur dan memanajeman pengelolaan usaha yang dilakukan.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemiliki toko Surya Sidenreng agar
mampu mempertahankan jiwa kewirausahaan, diantaranya:
a. Percaya diri
Banyak orang yang memiliki cita-cita menjadi pengusaha
sukses. Namun, tidak semuanya mampu untuk mewujudkan mimpinya.
Menjadi pengusaha yang sukses tidak hanya memiliki modal semata,
namun juga harus memiliki mental kuat yang bersiap untuk meghadapi
tantangan atau probelam serta memiliki rasa percaya diri. Percaya diri
merupakan faktor yang sangat penting dalam berwirausaha. Adanya
kepercayaan diri yang dimiliki oleh seorang pengusaha maka mereka
akan yakin terhadap kemampuan yang dimiliki. Berdasarkan hasil
wawancara dengan informan terkait upaya yang dilakukan guna
mempertahankan nilai-nilai percaya diri di toko Surya Sidenreng
pertama, yakni dengan memahami arti sebuah percaya diri dan yakin
bahwa setiap usaha yang dilakukan pasti akan memberikan suatu hasil.
Namun, hasil yang dapatkan sesuai dengan harapan ataupun tidak
bergantung dari usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, pencapaian

28
atau perolehan hasil yang baik sangat didukung oleh rasa percaya diri.
Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Apriyanti, 2020)
bahwa dengan kepercayaan diri dapat memprioritaskan diri menjadi
sanggup dan bisa menjalani setiap usaha tanpa merasa malu untu
memulainya dari kecil. Kedua, berhenti membandingkan diri dengan
orang lain merupakan upaya selanjutnya yang harus dilakukan, perlu
diketahui bahwa setiap orang memiliki kekuatan, kelebihan dan
potensi yang berbeda-beda. Ketiga, berusaha dan berikhtiar. Tingginya
rasa percaya diri juga harus diserta dengan doa dan usaha. Karena
dengan berdoa seorang pengusaha yakin bahwa segala kegiatan atau
aktivitas akan diberikan kelancaraj jika menyerahkan sepenuhnya
kepada Allah swt.
Berdasarkan kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa
nilai percaya diri sangat penting untuk miliki oleh seorang pengusaha
guna memperlancar kegiatan kewirausahaan yang dilakukan. Hal ini
juga menjadi kelebihan bagi pengusaha untuk terus mencoba sesuatu
yang baru tanpa ada rasa takut untuk gagal.

b. Memiliki inisiatif
Kepekaan terhadap lingkungan merupakan bentuk
inisiatif yang lakukan oleh pemilik toko Surya Sidenreng. Inisiatif
dalam berwirausaha merupakan suatu kemampuan untuk memutuskan
sesuatu dan peka terhadap lingkungan tanpa harus diberi tahu,
berusaha untuk terus bergerak aktif dalam kondisi yang semakin tidak
memungkinkan atau sulit. Dalam buku yang ditulis oleh (Juliansyah
Noor, Habib Rizky Zakaraiah, 2020) mengemukakan bahwa adanya
inisiatif dalam berwirausaha akan mengacu pada kemampuan individu
untuk mengubah berbagai ide yang dimiliki menjadi aksi atau
tindakan.
Inisiatif mencakup kreativitas, inovasi dan pengambilan
resiko serta kapasitas dalam merencakanan dan mengelola suatu

29
proyek agar mencapai tujuan. Tekait hal itu, kreativitas dan inovasi
yang dimiliki pemilik toko Surya Sidenreng sehinggan mampu
memanfaatkan peluang yang ada, dengan melihat apa yang booming
dikalangan masyarakat sehingga mampu mengahadirkan barang-
barang tersebut. Misalnya sepeda listrik yang saat ini menjadi pusat
perhatian anak-anak sehingga berkeinginan untuk memiliki sepeda
tersebut.
c. Memiliki motif berprestasi
Membantu dan bermanfaat bagi orang orang bayak demi
kemakmuran merupakan niat awal bagi pemilik toko Surya sidenreng
dalam membuka usaha ini. Selain itu juga untuk mencari keberkahan
hidup serta mampu menjalankan snnah Nabi Muhammad untuk
mencapai kemapanan finansial.
Seorang wirausaha selalu memegang prinsip bahwa setiap
kegiatan yang dilakukan merupakan suatu usaha yang telah dilakukan
dengan sebaik mungkin, tidak gegabah, memiliki komitmen,
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakonnya.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan
Agar usaha yang dijalankan dapat teroganisir dengan baik
maka diperlukan adanya kepemimpinan yang baik. Seorang wirausaha
yang yang memiliki jiwa kepemimpinan selalu ingin mencari peluang,
terbuka menerima kritik dan menjadikan saran sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan perbaikan.(Brahim, n.d.) Berkaitan
dengan itu, bentuk jiwa kepemimpinan yang diterapakan oleh pemilik
toko yakni tidak memutuskan suatu perkara dengan sepihak. Dalam
artian pemilik toko akan berdiskusi dengan karyawan terkait hal-hal
yang berhubungan dengan usaha yang dijalankan. Selain itu, pemilik
toko akan tetap mengontrol bagaimana perkembangan usaha yang
dijalankan serta mengevaluasi terkait keputusan-keputusan yang telah
dibuat guna mengetahui apakah ada perkembangan atau malah
sebaliknya.

30
Jiwa kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh seorang
wirausahawan yang sukses. Seorang yang memiliki jiwa
kepemimpinan lebih mudah dalam bergaul untuk mendapatkan
sumber-sumber informasi baru guna megembangkan usahanya, mereka
juga lebih bisa menerima kritik dan masukan yang kemudian
dijadikan peluang.(Jeni Irnawati, Yuan Badrianto, Muhammad Hasan,
2021).
e. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan
Berani mengambil resiko merupakan salah satu upaya
yang dilakukan dalam upaya mempertahankan jiwa kewirausahaan.
Seorang wirausaha yang tidak mampu megambil resiko akan sukar
memulai atau berinisiatif. Namun, seorang yang berani mengambil
resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dengan cara baik.
(Muhammad Hasan, Astil Harli Roslan, Eka Hendrayani, 2021)
Melihat sikap dan perilaku masyarakat yang selalu
berkeinginan untuk mencoba hal yang baru menjadi dasar bagi pemilik
toko Surya Sidenreng untuk berani dalam mengambil resiko. Namun,
hal tersebut tidak dilakukan dengan semena-mena. Sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan oleh pemilik toko yang mengungkapkan
bahwa keberanian dalam mengambil resiko dilakukan dengan
memprediksi terlebih dahulu peluang dan keuntunga yang akan
didapatkan nantinya sehingga dapat memperolah pendapan yang lebih
besar.
Resiko dalam berwirausaha akan memberikan sebuah
pelajaran dan menjadi pendorong bagi pengusaha untuk mencoba hal
yang baru sehingga kedepannya tidak takut untuk berinovasi dan terus
menciptakan hal-hal yang baru guna meningkatkan produktivitas
usaha. Dengan keberanian mengambil resiko akan membuat indovidu
atau pengusaha untuk bersiap menghadapi berbagai kemungkinan yang
kana terjadi seperti gagal, jatuh dan lain-lain. Namun, setelah kejadian
seperti itu akan memberikan pelajaran dan dapat dijadikan sebagai

31
bahan evaluasi untuk perbaikan dalam mengembangkan usaha
kedepannya.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Mempertahankan Jiwa


Kewirausahaan Di Toko Surya Sidenreng?
Faktor pendukung dan penghambat sangat berpengaruh
terhadap kelancaran usaha seseorang, karena apabila seseorang mampu
meningkatkan faktor pendorong maka usahanya akan sukses, begitu pula
sebaliknya apabila seseorang memiliki faktor penghambat dan tidak
menemukan solusi maka usaha tersebut akan mengalami kegagalan.
Oleh karena itu, setiap tokoh dan seorang wirausaha memiliki
pandangan dan cara tersendiri dalam mengembangkan usahanya. Seperti
dalam pengembangan usaha di toko surya sidenreng terdapat berbagai
faktor pendukung yang dimiliki dalam mengembangkan usahanya yaitu
dengan adanya karyawan yang memiliki kemampuan di bidang tersebut,
memiliki kolega yang selalu siap menyediakan atau mengadakan barang,
letak toko yang strategis , serta adanya media social yang dianggap mampu
memperluas jaringan penjualan di toko surya sidenreng. Karena dengan
bantuan media social mereka memiliki jangkauan yang lebih luas, tentunya
hal tersebut berpngaruh terhadap omset dan keuntungan usaha.
Disamping faktor pendukung yang menjadi pendorong dalam
berwirausaha, juga terdapat berbagai faktor yang menjadi penghambat
dalam mempertahangkan kewirausahaan di toko surya sidenreng
diantaranya yaitu: masyarakat yang memiliki kebiasaan mengikuti orang
lain, serta pendapatan masyarakat yang tergolong musiman (tergantung
hasil sumber daya alam yang diperoleh), dan mobilitas tinggi atau
pemesanan yang datang dari berbagai daerah. Hal itulah yang menjadi
faktor penghambat dalam menjalangkan kewirusahaan di toko surya
sidenreng.

32
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian dan hasil penelitian yang dilakukan maka
diperoleh kesimpulan:
1. Upaya yang dilakukan oleh pemilik toko Surya Sidenreng dalam
mempertahankan jiwa kewirausahaan diantaranya meningkatkan percaya
diri, memiliki inisiatif yang baik, merancang bentuk motif-motif prestasi
yang akan dicapai, memiliki jiwa kepemimpinan, berani dalam mengambil
resiko.
2. faktor pendukung yang dimiliki dalam mengembangkan usahanya yaitu
dengan adanya karyawan yang memiliki kemampuan di bidang tersebut,
memiliki kolega yang selalu siap menyediakan atau mengadakan barang,
letak toko yang strategis , serta adanya media social yang dianggap
mampu memperluas jaringan penjualan di toko surya sidenreng. Adapun
faktor yang menjadi penghambat diantaranya yaitu: masyarakat yang
memiliki kebiasaan mengikuti orang lain, serta pendapatan masyarakat
yang tergolong musiman (tergantung hasil sumber daya alam yang
diperoleh), dan mobilitas tinggi atau pemesanan yang datang dari berbagai
daerah. Hal itulah yang menjadi faktor penghambat dalam menjalangkan
kewirusahaan di toko surya sidenreng.

B. Saran
Jiwa kewirausahaan sangat penting untuk diperhatikan dalam
berwirausaha, karena dengan adanya jiwa kewirausahaan yang miliki akan
memudahkan individu atau seseorang untuk mecapai suatu tujuan tertentu.
Oleh karena itu, peneliti menyajikan litaratur terkait upaya yang dilakukan
untuk mempertahankan jiwa kewirausahaan.

33
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2011). Wirausaha Berbasis Syariah. Antasari Press.

Ahmad Farhan, Aan Supian. (2021). Pemahaman Hadis Dan Implikasinnya


Dalam Praktek Keagamaan Jamaah Tabligh Di Kota Bengkulu. Samudra
Biru (Anggota Ikapi).

Alma, B. (2008). Kewirausahaan. Alfabeta.

Anggiani, S. (2018). Kewirausahaan Pola Pikir, Pengetahuan Dan Keterampilan.


Prenadamedia Group.

Anwar, C. (2015). Metodologi Kualitatif. Zifatama Publisher.


Apriyanti, M. E. (2020). Pentingnya Manajemen Diri Dalam Berwirausaha.
Jurnal Usaha, 1(1).

Asnawi, H. F. (2012). Refitalisasi Nilai-Nilai Islam Dalam Membangun Jiwa


Kewirausahaan. Jurnal Studi Ekonomi, 3(3), 75–84.

Ayumi, V. (2021). Konsep Dan Struktur Penulisan Karya Ilmiah. Cv Jejak.


Boohene, Sheridan & Kotey. (2008). Gender, Personal Values, Strategis And
Small Business Performance. Equal Opportunities Internasional, 27(3), 237.

Brahim, M. N. E. (N.D.). Produk Kreatif Dan Kewirausahaan Akuntansi


Lembaga Dan Keuangan Lembaga. Andi (Anggota Ikapi).

Budihastuti, Arfi Yusuf Hamali Dan Eka Sari. (2017). Pemahaman


Kewirausahaan Strategi Mengubah Pola Pikir “Orang Kantoran” Menuju
Pola Pikir “Wirausahaan” Sukses. Kencana.

Djaali. (2020). Metodologgi Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara.


Eko Sudarmanto, Yenni, Ima Rahmawati, D. (2022). Metode Riset Kuantitataif
Dan Kualitatif. Yayasan Kita Menulis.
Farid. (2017). Kewirausahaan Syariah. Kencana.

Garjito. (N.D.). Berani Berwirausaha. Akmal Publishing.

34
Gitosardjono, S. S. (2009). Bisnis Dan Kewirausahaan Syariah, Upaya Menuju
Kesejahtraan Ummat Islam. Stait Modern Sahid.

Hakim, A. (2017). Metodologi Peneltian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas,


Syudi Kasus. Cv Jejak.
Harsono, A. T. Dan M. (2017). Kewirausahaan Membentuk Dan Mengembangkan
Unit Bisnis Handal Dan Mapan. Upp Stim Ykpn.

Hasanah, R. S. Dan M. (19 C.E.). Pendidikan Kewirausahaan. K-Media.

Hasbiansyah, O. (2008). Pendekatan Fenomenologi : Pengantar Praktik Penelitian


Dalam Ilmu Sosial Dan Komunikasi. Mediator, 9(1), 163–180.

Hendrawan, D. (2018). Menumbuhka Jiwa Perilaku Dan Nilai Kewirausahaan


Dalam Meningkatkan Kemandirian Bisnis. Mbia, 17(2), 65.

Henrizal, E. M. (2014). Membangun Jiwa Enterpreneur. La Goods Publishing.

Herawati, Nyoman Trisna. (2013). Analisis Kompetensi Pendidikan


Kewirausahaan Ditinjau Dari Perspektif Pengusaha Di Kabupaten Buleleng.
Media Komunikasi Fpips, 12(1), 64–65.

I Made Wiguna, I Komang Wisnu Budi Wijaya. (2021). Analisis Multikultur


Dalam Pembelajaran Agama Hindu Di Smp Negeri 1 Panebel. Nilacakra
Publishing House.
Iqbal, B. S. Dan M. (2018). Kewirausahaan. Ub Press.

Jeni Irnawati, Yuan Badrianto, Muhammad Hasan, Eka Hendrayani. (2021).


Wirausaha Berbasis Digital. Media Sains Indonesia.

Julia. (2018). Orientasi Estetik Gaya Pirigan Kecapi Indung Dalam Kesenian
Tembang Sunda Cianjuran Di Jawa Barat. Upi Sumedang Press.
Juliansyah Noor, Habib Rizky Zakaraiah, G. R. (2020). Kewirausahaan. La Tansa
Publisher.

Leonita Siwianti. (2017). Menanamkan Jiwa-Jiwa Kewirausahaan Market Day

35
Embedding The Enterpreneurship Values Throught Market Day Activity.
Jurnal Pendidikan Usia Dini, 1(1), 88.

Muhammad Hasan, Astil Harli Roslan, Eka Hendrayani, Acai Sudriman. (2021).
Kewirausahaan. Media Sains Indonesia.

Muhammad Narullah. (2016). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan Dan Latar Belakang


Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Smk An Nur Bululawang
Malang. Skripsi, Xvii.

Neni Purwati, Hendra Kurniawan, Sri Karnila. (2021). Data Mining. Cv. Zt
Corpora.
Nurafni, Nur Zaytun Hasanah Daqn. (2021). Education Management In
Elementtary Schools In Teh Development Of Entrepreneurship. Jurnal
Ilmiah Kontekstual, 3(1), 78.

Ramdhan, M. (2021). Metode Penelitian. Cipta Media Nusantara.


Rosmawarni, M. A. F. Dan A. (2019). Kewirausahaan ( Dasar Dan Konsep ).
Qiara Media.

Rosmayani, M. Anang Firmansyah Dan Anita. (N.D.). Keirausahaan (Dasar Dan


Konsep).

Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian Kualitatif. Cv Budi Utama.


Rukin. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Jv. Jakad Media
Publishing.
Schidenhutte, M. &. (2005). Enrterpreneural Values And The Ethnis Enterprise:
Anexaminination Of Six Subcultures. Jurnal Of Small Business
Management, 43(4), 453.

Setiawan, Albi Anggito Dan Johan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Cv


Jejak.
Sidiq, U., Choiri, M., & Mujahidin, A. (2019). Metode Penelitian Kualitatif Di
Bidang Pendidikan. Cv. Nata Karya.

36
Siwianti, L. (2017). Menanamkan Nilai Kewirausahaan Melalui Market Dau
Embedding The Entrepreneurship Values Throught Market Day Activity.
Jurnal Pendidikan Usia Dini, 1(1), 88.

Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.


Sukirman. (2017a). Jiwa Kewirausahaan Dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan
Kemandirian Usaha Melalui Perilaku Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 20(1), 116.

Sutiah. (2015). Pendidikan Agama Islam Di Desa Multikultural; Studi Kasus Di


Desa Pancasila. Nizamia Learning Center.
Suwendra, I Wawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu
Sosial, Pendidikan, Kebudayaan Dan Keagamaan. Nilacakra Publishing
House.
Umrati Dan Hengki Wijaya. (2020). Analisis Data Kualitatif
Yaya Sunarya, Candra Nuraini, Nur Arifah Qurota ’Ayunin. (14 C.E.). Strategi
Pengembanagn Dan Keberlanjutan Usahatani Aren Melalui Penguatan Jiwa
Kewirausahaan Di Salawu Kabupate Tasikmalaya. Jurnal Agrica, 1, 91.

Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitain


Gabungan. Kencana.

37
LAMPIRAN

A. Lembar Wawancara

Indikator : 1. Percaya diri


2. Memiliki inisiatif
3. Memiliki motif Berprestasi
4. Memiliki jiwa kepemimpinan
5. Berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan
Pertanyaa : 1. Bagaimanakah cara Bapak/Ibu dalam memepertahankan
n nilai-nilai percaya diri dalam verwirausaha?
2. Bagaimanakah bentuk inisiatif yang Bapak/Ibu miliki
dalam mengelola usaha kedepannya?
3. Bagaimanakah bentuk motif-motif prestasi yang ingin
Bapak/Ibu capai dalam menjalankan usaha ini?
4. Bagaimanakah bentuk jiwa kepemimpinan yang diterapkan
dalam menjalankan usaha ini?
5. Bagaimana bentuk keberanian dalam mengambil resiko
dengan penuh perhitungan dalam menjalankan usaha ini?
6. Apa saja faktor pendukung yang Bapak/Ibu alami dalam
menjalankan usaha ini?
7. Apa saja faktor penghambat yang Bapak/Ibu alami dalam
menjalankan usaha ini?

38
B. Dokumentasi

39
Pertanyaan Wawancara s
Wawancara Informan 1

Wawancara Informan 2 Foto Bersama Informan 1

40
Lokasi Penelitian Produk Sepeda Elektronik

41

Anda mungkin juga menyukai