2722-6565
ABSTRAK
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan dan kecerdasan
emosional terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Donggala. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala. Sesuai data yang diperoleh dari dinas
tersebut, jumlah pegawai sebanyak 79 orang yang terdiri dari pegawai berstatus Aparatur Sipil Negara
(ASN) sebanyak 53 orang dan pegawai honorer sebanyak 26 orang yang tersebar di berbagai unit kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut ditarik sampel sebanyak 44 orang responden dengan metode Proportional
Random Sampling, dan alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diuji baik secara serempak maupun parsial yakni
kepemimpinan dan kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pegawai
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala. Hasil penelitian ini
didukung pula oleh hasil koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,758. Nilai ini memberi arti bahwa
loyalitas pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala,
dipengaruhi oleh kepemimpinan dan kecerdasan emosional sebesar 75,8 persen, sementara selebihnya yaitu
24,2 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Kecerdasan Emosional, Loyalitas.
Kesediaan untuk mengorbankan diri ini sendirinya akan tumbuh loyalitas dari pegawai itu
melibatkan adanya kesadaran untuk mengabdikan sendiri baik kepada pimpinan maupun organisasi.
diri kepada organisasi, pengabdian ini akan selalu Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala
menyokong peran serta pegawai dalam organisasi. sebagai lembaga yang melayani masyarakat secara
Loyalitas pegawai merupakan faktor yang luas maka penerapan gaya kepemimpinan yang
memegang peran penting dalam mencapai tujuan benar akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas
organisasi baik itu organisasi swasta maupun pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika
instansi pemerintahan, maupun tujuan individu atasan tidak memotivasi dan memberi contoh
pegawai itu sendiri, tidak terkecuali bagi kepemimpinan yang baik maka pegawai pun
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah diragukan akan memberikan pelayanan yang
(DPRD) Kabupaten Donggala. Sebagai lembaga prima kepada organisasi, dampaknya akan
pemerintah, sekretariat DPRD Kabupaten dirasakan sendiri oleh instansi tersebut, seperti
Donggala dituntut untuk memberikan kinerja yang citra yang buruk dan ketidakstabilan organisasi.
optimal dalam tugas pokok dan fungsi dalam Pegawai yang dapat diberdayakan secara baik
penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, diberi arahan dan dibuat nyaman dalam bekerja
administrasi keuangan, penyelenggaraan kegiatan akan mampu menjadi pegawai yang loyal
baik DPRD dan Sekretariat DPRD, serta terhadap pimpinan dan organisasi sehingga dapat
penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli bekerja melayani dengat optimal sesuai yang
yang diperlukan oleh DPRD. Peningkatan kinerja diharapkan berbagai stakeholder.
organisasi secara optimal dapat terlihat dari Pengamatan penulis pada sekretariat
loyalitas pegawainya. DPRD Kabupaten Donggala bahwa faktor
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kepemimpinan yang dirasa masih kurang sesuai,
ditemukan fakta bahwa loyalitas pegawai di hal tersebut ditunjukan masih ditemukannya
sekretariat DPRD Kabupaten Donggala belum pekerjaan yg tidak terselesaikan karena
maksimal. Hal tersebut Nampak dari beberapa pengarahan yang kurang diberikan oleh pimpinan.
fenomena yang terkait dengan loyalitas adalah Hal tersebut tentunya akan menyebabkan
beberapa pegawai yang masih enggan dalam penilaian bawahan terhadap atasan akan turun
menjalankan tugasnya dengan baik sehingga sehingga loyalitas dari bawahan terhadap
adanya perasaan tidak peduli terhadap pekerjaan organisasi pun tak akan dapat diterima karena
maupun rekan kerja, yang ditunjukkan dengan kepemimpinan yang tidak sesuai dengan kondisi
dengan sikap ketidakpeduliaan terhadap jam-jam instansi tersebut, para pegawai menginginkan
kerja dan proses penyelesaian pekerjaan yang pimpinan mereka memberikan pengarahan yang
ditugaskan. Pegawai lebih mementingkan intensif dan perhatian yang tinggi terhadap
kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan berbagai hal.
organisasi, sehingga sering membolos dan Selain faktor kepemimpinan, faktor lainnya
meminta ijin yang tidak jelas kepada pimpinan. yang turut mempengaruhi tingkat loyalitas
Ketika hal ini tidak diatasi oleh pimpinan, maka seorang pegawai adalah faktor kecerdasan
dapat menjadi masalah yang tidak pernah emosional. Menurut Wirawan (2009; 107)
terselesaikan dalam lembaga itu sendiri dan kecerdasan emosional merupakan kemampuan
berdampak luas pada organisasi. untuk mengelola emosi diri sendiri dan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk menangani orang lain. Emosi
adanya loyalitas pegawai adalah faktor akan berpengaruh terhadap pikiran dan tindakan
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kegiatan seorang individu dimana keterkaitan antara emosi
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau dan perilaku seseorang, menuntut kemampuan
bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan individu untuk dapat mengelola emosi dengan
orang tersebut untuk membimbing orang lain baik karena melalui kemampuan mengelola
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan emosi, seorang pegawai akan merasakan dan
kelompok. Kepemimpinan yang memahami memunculkan emosi positif dari dalam dirinya
bawahannya dapat menumbuhkan loyalitas dalam sehingga individu tersebut menjadi lebih peka dan
diri karyawan (Kartono, 2013; 64). Pimpinan yang mampu memahami atau berempati kepada orang
mampu memberdayakan pegawainya dengan baik lain maupun lingkungannya, serta bisa
akan membuat pegawai merasa dihargai, menyelaraskan nilai-nilai yang dianut
dibutuhkan dan merasa puas maka dengan lingkungannya. Kecerdasan emosional juga
memainkan peranan penting dalam membantu Hasibuan (2011; 10), manajemen sumber daya
para pegawai untuk mengatasi perubahan dinamis manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan
dalam lingkungan kerjanya. dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
Loyalitas pegawai akhir-akhir ini tidak membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
hanya dilihat oleh faktor intelektualnya saja tetapi karyawan dan masyarakat.
juga ditentukan oleh faktor emosinya. Seseorang Manajemen sumber daya manusia yang
yang dapat mengontrol emosinya dengan baik efektif berhubungan dengan bentuk dan karakter
maka akan dapat memberikan tingkat loyalitas sebuah organisasi, dimana aktivitas utamanya
yang baik pula. Hal ini sesuai dengan yang adalah mendapatkan, mengelola, dan pemutusan
diungkapkan oleh Allen dan Meyer Wirawan sumber daya. MSDM dapat meningkatkan
(2009; 108) bahwa kecerdasan emosional efektivitas manajemen sumber daya manusia
merupakan faktor yang sama pentingnya dengan dengan menggunakan pendekatan empat langkah
kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk yaitu; diagnosis permasalahan, evaluasi praktik
menghasilkan loyalitas pegawai yang optimal. yang berjalan, desain sistem manajemen sumber
Sebagaimana latar belakang yang telah daya manusia dan implementasi sistem
diuraikan, adapun permasalahan dalam penelitian (Simamora, 2003; 32).
ini adalah sebagai berikut: Gomes (2001; 3) mengemukakan bahwa
1. Apakah kepemimpinan dan kecerdasan tugas MSDM berkisar pada upaya mengelola
emosional secara serempak berpengaruh unsur manusia dengan segala potensi yang
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat
DPRD Kabupaten Donggala? diperoleh sumber daya manusia yang puas
2. Apakah kepemimpinan berpengaruh (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat organisasi. Perhatian penting MSDM mencakup
DPRD Kabupaten Donggala? fungsi manajerial, fungsi operasional dan peran
3. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh serta kedudukan SDM dalam pencapaian tujuan
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat organisasi secara terpadu.
DPRD Kabupaten Donggala?
Kepemimpinan
KAJIAN PUSTAKA Kepemimpinan merupakan faktor yang
Manajemen Sumber Daya Manusia menentukan dalam suatu organisasi atau
Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Berhasil atau gagalnya organisasi
(MSDM) merupakan bagian dari manajemen dalam mencapai suatu tujuan dipengaruhi oleh
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur cara seorang pimpinan. Sosok pemimpin dalam
sumber daya manusia serta pencapaian tujuan organisasi dapat menjadi efektif apabila pemimpin
organisasi. Tugas MSDM adalah untuk mengelola tersebut mampu mengelola organisasi atau
unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga perusahaannya dan mempengaruhi perilaku
kerja yang puas akan pekerjaannya. Menurut bawahan agar mau bekerja sama dalam mencapai
Umar (2004; 3), MSDM merupakan bagian dari tujuan organisasi.
manajemen keorganisasian yang mengfokuskan Pengertian kepemimpinan menurut
diri pada unsur sumber daya manusia. Adalah Hasibuan (2011; 87) kepemimpinan adalah cara
tugas MSDM untuk mengelola unsur manusia seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas para bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja
akan pekerjaannya. secara produktif untuk mencapai tujuan
Menurut Gomes (2001; 2), manajemen perusahaan. Sedangkan menurut Rivai (2014;
sumber daya manusia adalah pengelolaan sumber 112) kepemimpinan secara luas meliputi proses
daya manusia secara keseluruhan yang tersedia mempengaruhi dalam menentukan tujuan
dalam suatu organisasi, baik swasta maupun organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
publik. SDM merupakan satu-satunya sumber mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, memperbaiki kelompok dan budayanya.
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai
daya dan karya. Semua potensi SDM tersebut kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi
sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi orang.
dalam pencapaian tujuan. Selanjutnya menurut
Menurut Mangkunegara (2013; 68) adapun tujuan membangun hubungan produktif dan
indikator kepemimpinan yang disesuaikan dengan meraih keberhasilan ditempat kerja.
kepemimpinan sebenarnya adalah: Kecerdasan emosional merupakan
1. Kerendahan hati. pembentukan emosi yang mencakup
Bakat kepemimpinan adalah seorang keterampilan-keterampilan pengendalian diri dan
pemimpin harus memiliki sifat kerendahan kesiapan dalam menghadapi ketidak pastian.
hati dan integritas. dengan bakat kerendahan Menyalurkan emosi-emosi secara efektif akan
hati seorang pemimpin diharapkan para mampu memotivasi dan menjaga semangat
pengikutnya menyadari bahwa mereka disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan.
memang bertugas sebagai suruhan pemimpin Goleman (2011; 61), mengungkapkan lima
tersebut tanpa harus menggunakan paksaan indikator kecerdasan emosional yang dapat
untuk menggerakkan mereka. menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai
2. Kejujuran dan Keadilan kesuksesan, yaitu:
Seorang pemimpin sejati punya komitmen 1. Kesadaran diri
tinggi terhadap nilai-nilai kejujuran dan Yaitu kemampuan individu yang berfungsi
keadilan. Ia akan bersikap bijaksana. Dalam untuk memantau perasaan diri waktu ke
pikirannya dipenuhi strategi dan solusi bagi waktu, mencermati perasaan yang muncul.
kemaslahatan hidup orang banyak. Ketidakmampuan untuk mencermati
3. Berkomitmen perasaan yang sesungguhnya mendadak
Berpegang teguh dan merealisasikan apa bahwa orang berada dalam kekuasaan emosi.
yang sudah diputuskan, baik untuk diri 2. Pengaturan diri
sendiri ataupun secara tim dan/atau bersama Yaitu kemampuan untuk menghibur diri
orang-orang lain. sendiri, melepas kecemasan, kemurungan
4. Kesabaran atau ketersinggungan dan akibat akibat yang
Menjadi sabar untuk seorang leader atau timbul karena kegagalan keterampilan emosi
pemimpin bukanlah hal yang mudah. Tapi dasar. Kemampuan mengelola emosi
mengatur setiap emosi harus selalu meliputi kemampuan penguasan diri dan
diterapkan. Tidak bisa dielakkan lagi, jika kemampuan menenangkan diri.
akan ada banyak masalah yang datang, tapi 3. Motivasi
bagaimana menghadapinya dengan hati sabar menjadi alat untuk mencapai tujuan dan
adalah kuncinya. menguasi diri. Seseorang yang memiliki
5. Transparan keterampilan ini cenderung lebih produktif
Setiap pegawai mengharapkan sebuah dan efektif dalam upaya apapun yang
transparansi di dalam organisasinya. Baik dikerjakannya. Kemampuan ini didasari oleh
dengan organisasi, rekan kerja maupun kemampuan mengendalikan emosi yaitu
dengan leader mereka. Transparansi ini akan menahan diri serta mengendalikan dorongan
membantu setiap pegawai untuk lebih hati.
bersemangat dalam mengabdikan dirinya 4. Mengenali emosi orang lain (empathy)
untuk organisasi. Dan membuat mereka Yaitu kemampuan yang bergantung pada
konsisten sepenuhnya terhadap apa yang kesadaran, kemampuan ini merupakan
mereka berikan kepada organisasi. keterampilan dasar dalam bersosial. Seorang
yang ber-empati lebih mampu menangkap
Kecerdasan Emosional sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang
Kata emosi berasal dari Bahasa latin yaitu mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau
emovere yang artinya bergerak menjauh. Arti kata dikehendaki orang lain.
ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak 5. Keterampilan sosial
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Yaitu merupakan keterampilan mengelola
Goleman (2011; 13) kecerdasan emosional emosi orang lain, mempertahankan
merupakan kemampuan pengendalian diri, hubungan dengan orang lain melalui
semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk keterampilan sosial, kepemimpinan dan
memotivasi diri sendiri. Menurut Tridhonanto keberhasilan hubungan antar pribadi.
(2009; 62) kecerdasan emosional berarti
mengetahui emosi secara efektif untuk mencapai Loyalitas
bermakna bahwa responden menganggap sebagian mentaati segala bentuk peraturan yang ada di
besar pegawai menjadikan pimpinan sebagai organisasi. Hal itu berarti bahwa loyalitas pegawai
panutan dalam memberikan pelayanan kepada akan lebih baik jika sikap dan perilaku didorong
pegawai baik dalam perilaku, sikap atau nilai dengan tinggi serta adanya kotrol diri yang kuat.
pribadinya. Sedangkan nilai rata-rata terendah Artinya,sikap dan perilaku untuk mentaati
berada pada item pernyataan ke sembilan sebesar peraturan organisasi muncul dari dalam pegawai
3,77 yang bermakna bahwa responden untuk peningkatan loyalitas. Selanjutnya nilai
menganggap bahwa pimpinan organisasi mampu rata-rata terendah dalam variabel loyalitas
meletakkan kepentingan pegawai diatas pegawai terdapat pada indikator atau item
kepentingannya sendiri. pernyataan ke enam dengan nilai rata-rata sebesar
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi X2 3,72 yang menyatakan bahwa menurut responden,
Hasil pengumpulan data terhadap mereka sebagai pegawai mempunyai kepedulian
tanggapan responden menunjukkan bahwa total tinggi terhadap organisasi.
nilai rata-rata skor terhadap sepuluh item
pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Hasil Uji Regresi Berganda
variabel kecerdasan emosional (X2) adalah Analisis regresi linier berganda digunakan
sebesar 4,28. Nilai rata-rata variabel kecerdasan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor
emosional ini berada pada kategori sangat baik. yang digunakan dalam model penelitian yaitu
Nilai rata-rata terbesar berada pada item kepemimpinan dan kecerdasan emosional
pernyataan ke enam sebesar 4,54 yang bermakna terhadap loyalitas pegawai. Berdasarkan data yang
bahwa responden menganggap bahwa pegawai telah dikumpulkan diperoleh hasil sebagai berikut:
merasa senang menghadapi tantangan untuk Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji
memecahkan masalah dalam pekerjaan. Hal ini Regresi Linier Berganda
memberi makna bahwa pegawai dapat mengatasi Koefisien Probabilitas
Variabel t-hitung
masalah di tempat kerja dengan memahami sedini Regresi (t-Sig)
mungkin apakah tanggung jawab yang harus Constant 0.100 0.275 0.784
pegawai pikul dalam pekerjaan tersebut. X1 0.408 4.008 0.000
Selanjutnya nilai rata-rata terendah dalam variabel X2 0.563 5.434 0.000
kecerdasan emosional terdapat pada indikator atau
item pernyataan ke sepuluh sebesar 4,11 yang Y = Loyalitas
menyatakan bahwa responden memberikan R = 0.870 F-hitung = 64.082
tanggapan bahwa pegawai berpedoman pada R-Square = 0.758 F-Sig = 0.000
etika, ketika berhubungan dengan orang lain Adjusted = 0.746
dalam bekerja. Hal ini bermakna bahwa sebagian R-Square
pegawai masih terus berupaya untuk Sumber: Hasil Olah Data SPSS
meningkatkan kesetiaan ketaatan, dan
pengabdiannya, serta terus berusaha memahami Dari nilai-nilai yang ditunjukkan pada
ketetapan dan ketentuan peraturan yang mengatur Tabel 4 di atas, diperoleh persamaan model
sikap, tingkah laku, dan perbuatan pegawai, baik regresi sebagai berikut:
di dalam maupun di luar organisasi. Y = 0,100 + 0,408 X1 + 0,563 X2 + e
Persamaan regresi di atas memberikan
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Y gambaran mengenai besarnya pengaruh variabel
Hasil pengumpulan data terhadap bebas terhadap variabel terikat, dimana dari
tanggapan responden menunjukkan bahwa total koefisien X1 (Kepemimpinan) dan X2
nilai rata-rata skor terhadap delapan item (Kecerdasan Emosional) yang bertanda positif (+)
pernyataan yang diajukan berkaitan dengan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
variabel loyalitas (Y) adalah sebesar 4,18. Nilai searah antara variabel bebas (X1 dan X2) dengan
rata-rata variabel loyalitas pegawai ini berada variabel terikat (Y). Persamaan regresi tersebut
pada kategori baik. Nilai rata-rata terbesar berada dapat pula dijelaskan sebagai berikut:
pada item pernyataan pertama sebesar 4,45 yang 1. Nilai konstanta sebesar 0,100, memberikan
bermakna bahwa menurut responden variabel arti bahwa jika variabel bebas
loyalitas pegawai akan meningkat didukung (kepemimpinan dan kecerdasan emosional)
dengan indikator jika pegawai merasa sanggup diasumsikan bernilai 0, maka loyalitas
pegawai akan naik sebesar 0,100 atau Uji-F dengan level of significance 5%. Kriteria
sebesar 10 persen apabila variabel lain pengambilan keputusan adalah jika nilai
dianggap konstan. signifikansi F < nilai α = 0,05 maka variabel bebas
2. Nilai koefisien regresi variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
kepemimpinan (X1) sebesar 0,408, Sebaliknya jika nilai signifikansi F > nilai α = 0,05
memberikan makna bahwa kepemimpinan maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
berpengaruh positif terhadap loyalitas terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi linier
pegawai, sehingga jika faktor kepemimpinan berganda sebagaimana Tabel 4, menunjukkan
semakin baik maka loyalitas pegawai akan bahwa nilai signifikansi (F-Sig) sebesar 0,000 lebih
meningkat sebesar 40,8 persen. kecil dari nilai = 0,05. Berdasarkan kaidah
3. Nilai koefisien regresi variabel kecerdasan pengambilan keputusan bahwa jika nilai
emosional (X2) sebesar 0,563, memberikan signifikansi F < nilai α = 0,05 maka variabel bebas
makna bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
berpengaruh positif terhadap loyalitas Ini berarti bahwa variabel kepemimpinan dan
pegawai, sehingga jika kecerdasan kecerdasan emosional secara serempak
emosional pegawai semakin baik maka berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai
loyalitas pegawai juga akan meningkat pada Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala.
sebesar 56,3 persen. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan
Temuan ini di dukung pula oleh hasil dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti
koefisien determinasi. Dengan nilai R-Square kebenarannya.
adalah sebesar 0,758. Nilai ini memberi arti Pengujian Hipotesis Kedua dan Ketiga
bahwa loyalitas pegawai pada Sekretariat DPRD Hipotesis kedua dalam penelitian ini
Kabupaten Donggala dipengaruhi oleh variabel menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh
kepemimpinan dan kecerdasan emosional sebesar signifikan terhadap loyalitas pegawai pada
75,8 persen, sementara selebihnya yaitu 24,2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah
persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel (DPRD) Kabupaten Donggala. Pengujian
yang diteliti. hipotesis kedua ini dianalisis dengan
Selanjutnya nilai koefisien korelasi (R) menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji
menunjukkan keeratan atau hubungan antara kelayakan model akan dianalisa dengan
faktor atau variabel kepemimpinan dan membandingkan nilai probabilitas pada output
kecerdasan emosional dengan loyalitas pegawai Uji-t dengan level of significance 5%. Penerimaan
pada Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala. atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
Membuktikan bahwa nilai koefisien korelasi (R) jika nilai signifikansi atau t-Sig lebih besar dari
adalah sebesar 0,870. Nilai ini memberikan arti nilai α = 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika nilai
bahwa antara kepemimpinan dan kecerdasan signifikansi atau t-Sig lebih kecil dari nilai α = 0,05
emosional dengan loyalitas pegawai, terdapat maka hipotesis diterima. Hasil uji regresi linear
hubungan sebesar 0,870 atau 87 persen. Dengan berganda sebagaimana Tabel 4, menunjukkan
demikian maka terdapat hubungan yang sangat bahwa nilai signifikansi t variabel kepemimpinan
kuat (87%) antara variabel kepemimpinan dan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai = 0,05.
kecerdasan emosional dengan variabel loyalitas Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan
pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan
bahwa jika nilai signifikansi t < nilai α = 0,05
Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Donggala.
maka variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. Ini membuktikan bahwa
Pengujian Hipotesis Pertama
secara parsial variabel kepemimpinan
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai
menyatakan bahwa kepemimpinan dan
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah
kecerdasan emosional secara serempak
(DPRD) Kabupaten Donggala. Dengan demikian
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai
hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima dan
pada Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala.
terbukti kebenarannya.
Pengujian hipotesis pertama dianalisis dengan
Selanjutnya hasil uji regresi linier berganda
menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji
sebagaimana Tabel 4, juga menunjukkan bahwa
kelayakan model akan dianalisa dengan
nilai signifikansi variabel kecerdasan emosional
membandingkan nilai probabilitas pada output
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai = 0,05.
Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan dengan dibuktikan nilai koefisien regresi paling
bahwa jika nilai signifikansi t < nilai α = 0,05 besar yaitu 0,563. Penelitian ini telah memberikan
maka variabel bebas berpengaruh signifikan gambaran secara serempak pada tingkat
terhadap variabel terikat. Ini membuktikan bahwa kepercayaan 95% diketahui secara serempak
secara parsial variabel kecerdasan emosional kepemimpinan dan kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah loyalitas pegawai. Hal ini berarti loyalitas pegawai
(DPRD) Kabupaten Donggala. Dengan demikian akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pihak
hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima dan organisasi Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala
terbukti kebenarannya. memberikan dan menerapkan kepemimpinan dan
tingkat kecerdasan emosional yang baik dari
PEMBAHASAN seluruh pegawai. Komitmen pegawai terhadap
Pengaruh Kepemimpinan dan Kecerdasan organisasi ditunjukan melalui kesetiaan dan
Emosional Terhadap Loyalitas Pegawai Pada loyalitas. Pegawai dengan sungguh-sungguh
Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala memberikan usaha terbaik demi kemajuan
Berdasarkan hasil regresi berganda, organisasi. Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi
diketahui bahwa secara serempak variabel bersedia bekerja melebihi kondisi biasa, bangga
kepemimpinan dan kecerdasan emosional menceritakan organisasi mereka kepada orang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap lain, bersedia menerima berbagai tugas, merasa
loyalitas pegawai pada Sekretariat DPRD ada kesamaan nilai dengan organisasi, merasa
Kabupaten Donggala. Hasil analisis menunjukkan terinspirasi, dan memperhatikan kemajuan
bahwa kepemimpinan dan kecerdasan emosional organisasi.
memiliki pengaruh terhadap loyalitas pegawai
sebesar 75,8 persen, sedangkan sisanya sebesar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Loyalitas
24,2 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang Pegawai Pada Sekretariat DPRD Kabupaten
tidak disebutkan dalam penelitian ini. Hal ini Donggala
memberikan makna bahwa jika kedua variabel Hasil uji hipotesis secara parsial
bebas tersebut diperlakukan dalam waktu yang menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan
bersamaan, maka hal tersebut menimbulkan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
peningkatan loyalitas pegawai pada Sekretariat pegawai, hal ini diketahui dalam hasil analisis uji-
DPRD Kabupaten Donggala. t di mana nilai probabilitas variabel
Hasil pengujian ini juga didukung oleh kepemimpinan (X1) sebesar 0,000 lebih kecil dari
data analisis deskriptif dari masing-masing nilai α = 0,05 (tsig < α). Kepemimpinan adalah
variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional cara seorang pimpinan dalam mempengaruhi
dan loyalitas yaitu sebagian besar responden yang perilaku dan mendayagunakan para bawahannya
menyatakan sangat setuju dan setuju lebih banyak agar mau bekerja sama dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan responden yang menyatakan dan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. organisasi. Makna lain dari kepemimpinan adalah
Hal ini berarti rata-rata pegawai memberikan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
penilaian yang baik dan tinggi terhadap mau bekerja sama yang didasarkan pada
kepemimpinan dan kecerdasan emosional kemampuan orang tersebut untuk membimbing
sehingga menumbuhkan loyalitas yang tinggi orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
pula. Kepemimpinan dan kecerdasan emosional diinginkan kelompok dalam organisasi. Hipotesis
merupakan dimensi yang cukup penting dalam dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
peningkatan loyalitas pegawai. Apalagi jika kepemimpinan mempunyai pengaruh yang
bersama-sama untuk peningkatan loyalitas signifikan terhadap loyalitas pegawai terbukti.
pegawai. Responden dalam penelitian ini
Dari hasil uji regresi linear berganda memberikan pernyataan yang baik terhadap
diketahui bahwa kedua variabel bebas yakni variabel kepemimpinan. Hal ini dapat dilihat dari
kepemimpinan dan kecerdasan emosional, nilai rata-rata kepemimpinan sebesar 4,09 yang
menunjukkan bahwa variabel kecerdasan berarti berdasarkan rentang skala termasuk
emosional merupakan variabel bebas yang paling kategori baik. Persepsi yang baik terhadap
dominan berpengaruh terhadap loyalitas pegawai kepemimpinan ini terbentuk karena pimpinan
Gomes. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Yogyakarta: Andi Offset Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Sumantri, Suryana. 2017. Pengaruh Kepemimpinan
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Dan Motivasi Terhadap Loyalitas Perawat
__________________. 2013. Manajemen Sumber Rumah Sakit Swasta Tipe B Di Kota
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Bandung. Jsk Vol. 3 No. 1 Hal. 1 – 7
Kartono, Kartini. 2013. Pemimpin Dan Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan Dalam
Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Grafindo Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Tridhonanto. 2009. Melejitkan Kecerdasan Emosi
Latoki, L. (2019). Pengaruh Kepuasan Konsumen (Eq) Buah Hati. Jakarta: Elex Media
Terhadap Loyalitas Merek Kartu Prabayar Komputindo
Im3 Pada Pegawai Kantor Gubernur Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya Manusia
Sulawesi Tengah. Jurnal Ekonomi Trend, Dalam Organisasi, Cetakan Keempat.
7(1), 1–11. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.169 _____________ 2005. Metode Penelitian. Jakarta:
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Salemba Empat
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Utomo. 2010. Analisis Pemotivasian Dan Loyalitas
Bandung: Remaja Rosdakarya Karyawan Bagian Pemasaran Pt Palma
Poerwadarminta, W.J.S. 2012. Loyalitas Dalam Abadi Sentosa Di Palangka Raya. Jurnal
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra Ekonomi Dan Manajemen Bisnis.
Balai Pustaka. Universitas Kristen Petra Volume 1, No. 2
Poerwopoespito. 2014. Komitmen Dalam Sumber Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Daya Manusia. Jakarta: Management Manusia Teori Aplikasi Dan Penelitian.
Student Jakarta: Salemba Empat
Rahman, A. (2019). Pengaruh Hubungan
Interpersonal, Lingkungan Kerja, Dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor Komisi Pemilihan
Umum Daerah (Kpud) Kabupaten Parigi
Moutong. Jurnal Ekonomi Trend, 7(1), 58–
70.
Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.173
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika, Cetakan
Ketiga. Bandung: Alfabeta