Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN.

2722-6565

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL


TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI PADA SEKRETARIAT
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KABUPATEN DONGGALA

Abdul Wahab1 dan Liskawati2


1
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat
2
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat
Email:
abdulwahab@unisapalu.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan dan kecerdasan
emosional terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Kabupaten Donggala. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala. Sesuai data yang diperoleh dari dinas
tersebut, jumlah pegawai sebanyak 79 orang yang terdiri dari pegawai berstatus Aparatur Sipil Negara
(ASN) sebanyak 53 orang dan pegawai honorer sebanyak 26 orang yang tersebar di berbagai unit kerja.
Untuk mencapai tujuan tersebut ditarik sampel sebanyak 44 orang responden dengan metode Proportional
Random Sampling, dan alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diuji baik secara serempak maupun parsial yakni
kepemimpinan dan kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pegawai
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala. Hasil penelitian ini
didukung pula oleh hasil koefisien determinasi (R-Square) sebesar 0,758. Nilai ini memberi arti bahwa
loyalitas pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala,
dipengaruhi oleh kepemimpinan dan kecerdasan emosional sebesar 75,8 persen, sementara selebihnya yaitu
24,2 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel yang diteliti.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Kecerdasan Emosional, Loyalitas.

LATAR BELAKANG mempengaruhi sebagai tolak ukur terhadap


Sumber daya manusia (SDM) merupakan loyalitas pegawai pada suatu organisasi. Sudah
aset yang paling dominan, karena sumber daya seharusnya organisasi tidak hanya memandang
manusia mempunyai peranan yang dapat pegawai sekedar aset organisasi, tetapi juga
mengarahkan, mengelola, dan melaksanakan memandangnya sebagai mitra terbaik dalam
segala aktifitas organisasi. Menurut (Azis, 2019) organisasi. Menurut (Rahman, 2019) lingkungan
Kelangsungan sebuah organisasi juga tak lepas kerja juga merupakan salah satu faktor yang
pada kinerja pegawai yang baik dan kinerja menyebabkan peningkatan kinerja pegawai.
pegawai yang baik juga berpengaruh dengan hasil Loyalitas seorang pegawai pada dasarnya
kerja pegawai. Oleh sebab itulah diperlukan cara merupakan kesetiaan, pengabdian dan
dan upaya untuk mendorong atau merangsang kepercayaan yang diberikan atau ditujukan kepada
setiap tenaga kerja agar bekerja seoptimal seseorang atau lembaga, yang didalamnya
mungkin sesuai bidang dan tugasnya masing- terdapat rasa cinta dan tanggung jawab untuk
masing. Selain itu sumber daya manusia juga berusaha memberikan pelayanan dan perilaku
dapat dikatakan sebagai pemasok internal yang yang terbaik. Menurut (Latoki, 2019) Indikasi
sangat berperan dalam menghasilkan suatu barang loyalitas yang sesunggunhnya diperlukan suatu
atau jasa. pengukuran terhadap sikap yang dikombinasikan
Secara umum banyak organisasi yang dengan pengukuran terhadap perilaku. Dengan
hanya memikirkan bagaimana cara memajukan demikian dapat dikatakan bahwa pegawai yang
organisasi, namun kurang memberikan perhatian loyal terhadap organisasi adalah pegawai yang
terhadap pegawai. Jadi selayaknya yang harus mempunyai kemauan dalam bekerja sama yang
diperhatikan oleh organisasi adalah bagaimana berarti kesediaan mengorbankan diri, kesediaan
cara meningkatkan loyalitas pegawai dengan melakukan pengawasan diri dan kemampuan
memperhatikan berbagai faktor yang turut untuk menonjolkan kepentingan diri sendiri.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 1


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Kesediaan untuk mengorbankan diri ini sendirinya akan tumbuh loyalitas dari pegawai itu
melibatkan adanya kesadaran untuk mengabdikan sendiri baik kepada pimpinan maupun organisasi.
diri kepada organisasi, pengabdian ini akan selalu Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala
menyokong peran serta pegawai dalam organisasi. sebagai lembaga yang melayani masyarakat secara
Loyalitas pegawai merupakan faktor yang luas maka penerapan gaya kepemimpinan yang
memegang peran penting dalam mencapai tujuan benar akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas
organisasi baik itu organisasi swasta maupun pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika
instansi pemerintahan, maupun tujuan individu atasan tidak memotivasi dan memberi contoh
pegawai itu sendiri, tidak terkecuali bagi kepemimpinan yang baik maka pegawai pun
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah diragukan akan memberikan pelayanan yang
(DPRD) Kabupaten Donggala. Sebagai lembaga prima kepada organisasi, dampaknya akan
pemerintah, sekretariat DPRD Kabupaten dirasakan sendiri oleh instansi tersebut, seperti
Donggala dituntut untuk memberikan kinerja yang citra yang buruk dan ketidakstabilan organisasi.
optimal dalam tugas pokok dan fungsi dalam Pegawai yang dapat diberdayakan secara baik
penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, diberi arahan dan dibuat nyaman dalam bekerja
administrasi keuangan, penyelenggaraan kegiatan akan mampu menjadi pegawai yang loyal
baik DPRD dan Sekretariat DPRD, serta terhadap pimpinan dan organisasi sehingga dapat
penyediaan dan pengkoordinasian tenaga ahli bekerja melayani dengat optimal sesuai yang
yang diperlukan oleh DPRD. Peningkatan kinerja diharapkan berbagai stakeholder.
organisasi secara optimal dapat terlihat dari Pengamatan penulis pada sekretariat
loyalitas pegawainya. DPRD Kabupaten Donggala bahwa faktor
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, kepemimpinan yang dirasa masih kurang sesuai,
ditemukan fakta bahwa loyalitas pegawai di hal tersebut ditunjukan masih ditemukannya
sekretariat DPRD Kabupaten Donggala belum pekerjaan yg tidak terselesaikan karena
maksimal. Hal tersebut Nampak dari beberapa pengarahan yang kurang diberikan oleh pimpinan.
fenomena yang terkait dengan loyalitas adalah Hal tersebut tentunya akan menyebabkan
beberapa pegawai yang masih enggan dalam penilaian bawahan terhadap atasan akan turun
menjalankan tugasnya dengan baik sehingga sehingga loyalitas dari bawahan terhadap
adanya perasaan tidak peduli terhadap pekerjaan organisasi pun tak akan dapat diterima karena
maupun rekan kerja, yang ditunjukkan dengan kepemimpinan yang tidak sesuai dengan kondisi
dengan sikap ketidakpeduliaan terhadap jam-jam instansi tersebut, para pegawai menginginkan
kerja dan proses penyelesaian pekerjaan yang pimpinan mereka memberikan pengarahan yang
ditugaskan. Pegawai lebih mementingkan intensif dan perhatian yang tinggi terhadap
kepentingan pribadinya dibandingkan kepentingan berbagai hal.
organisasi, sehingga sering membolos dan Selain faktor kepemimpinan, faktor lainnya
meminta ijin yang tidak jelas kepada pimpinan. yang turut mempengaruhi tingkat loyalitas
Ketika hal ini tidak diatasi oleh pimpinan, maka seorang pegawai adalah faktor kecerdasan
dapat menjadi masalah yang tidak pernah emosional. Menurut Wirawan (2009; 107)
terselesaikan dalam lembaga itu sendiri dan kecerdasan emosional merupakan kemampuan
berdampak luas pada organisasi. untuk mengelola emosi diri sendiri dan
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk menangani orang lain. Emosi
adanya loyalitas pegawai adalah faktor akan berpengaruh terhadap pikiran dan tindakan
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kegiatan seorang individu dimana keterkaitan antara emosi
atau seni mempengaruhi orang lain agar mau dan perilaku seseorang, menuntut kemampuan
bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan individu untuk dapat mengelola emosi dengan
orang tersebut untuk membimbing orang lain baik karena melalui kemampuan mengelola
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan emosi, seorang pegawai akan merasakan dan
kelompok. Kepemimpinan yang memahami memunculkan emosi positif dari dalam dirinya
bawahannya dapat menumbuhkan loyalitas dalam sehingga individu tersebut menjadi lebih peka dan
diri karyawan (Kartono, 2013; 64). Pimpinan yang mampu memahami atau berempati kepada orang
mampu memberdayakan pegawainya dengan baik lain maupun lingkungannya, serta bisa
akan membuat pegawai merasa dihargai, menyelaraskan nilai-nilai yang dianut
dibutuhkan dan merasa puas maka dengan lingkungannya. Kecerdasan emosional juga

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 2


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

memainkan peranan penting dalam membantu Hasibuan (2011; 10), manajemen sumber daya
para pegawai untuk mengatasi perubahan dinamis manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan
dalam lingkungan kerjanya. dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
Loyalitas pegawai akhir-akhir ini tidak membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
hanya dilihat oleh faktor intelektualnya saja tetapi karyawan dan masyarakat.
juga ditentukan oleh faktor emosinya. Seseorang Manajemen sumber daya manusia yang
yang dapat mengontrol emosinya dengan baik efektif berhubungan dengan bentuk dan karakter
maka akan dapat memberikan tingkat loyalitas sebuah organisasi, dimana aktivitas utamanya
yang baik pula. Hal ini sesuai dengan yang adalah mendapatkan, mengelola, dan pemutusan
diungkapkan oleh Allen dan Meyer Wirawan sumber daya. MSDM dapat meningkatkan
(2009; 108) bahwa kecerdasan emosional efektivitas manajemen sumber daya manusia
merupakan faktor yang sama pentingnya dengan dengan menggunakan pendekatan empat langkah
kombinasi kemampuan teknis dan analisis untuk yaitu; diagnosis permasalahan, evaluasi praktik
menghasilkan loyalitas pegawai yang optimal. yang berjalan, desain sistem manajemen sumber
Sebagaimana latar belakang yang telah daya manusia dan implementasi sistem
diuraikan, adapun permasalahan dalam penelitian (Simamora, 2003; 32).
ini adalah sebagai berikut: Gomes (2001; 3) mengemukakan bahwa
1. Apakah kepemimpinan dan kecerdasan tugas MSDM berkisar pada upaya mengelola
emosional secara serempak berpengaruh unsur manusia dengan segala potensi yang
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat dimilikinya seefektif mungkin sehingga dapat
DPRD Kabupaten Donggala? diperoleh sumber daya manusia yang puas
2. Apakah kepemimpinan berpengaruh (satisfied) dan memuaskan (satisfactory) bagi
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat organisasi. Perhatian penting MSDM mencakup
DPRD Kabupaten Donggala? fungsi manajerial, fungsi operasional dan peran
3. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh serta kedudukan SDM dalam pencapaian tujuan
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat organisasi secara terpadu.
DPRD Kabupaten Donggala?
Kepemimpinan
KAJIAN PUSTAKA Kepemimpinan merupakan faktor yang
Manajemen Sumber Daya Manusia menentukan dalam suatu organisasi atau
Manajemen sumber daya manusia perusahaan. Berhasil atau gagalnya organisasi
(MSDM) merupakan bagian dari manajemen dalam mencapai suatu tujuan dipengaruhi oleh
keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur cara seorang pimpinan. Sosok pemimpin dalam
sumber daya manusia serta pencapaian tujuan organisasi dapat menjadi efektif apabila pemimpin
organisasi. Tugas MSDM adalah untuk mengelola tersebut mampu mengelola organisasi atau
unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga perusahaannya dan mempengaruhi perilaku
kerja yang puas akan pekerjaannya. Menurut bawahan agar mau bekerja sama dalam mencapai
Umar (2004; 3), MSDM merupakan bagian dari tujuan organisasi.
manajemen keorganisasian yang mengfokuskan Pengertian kepemimpinan menurut
diri pada unsur sumber daya manusia. Adalah Hasibuan (2011; 87) kepemimpinan adalah cara
tugas MSDM untuk mengelola unsur manusia seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku
secara baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas para bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja
akan pekerjaannya. secara produktif untuk mencapai tujuan
Menurut Gomes (2001; 2), manajemen perusahaan. Sedangkan menurut Rivai (2014;
sumber daya manusia adalah pengelolaan sumber 112) kepemimpinan secara luas meliputi proses
daya manusia secara keseluruhan yang tersedia mempengaruhi dalam menentukan tujuan
dalam suatu organisasi, baik swasta maupun organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk
publik. SDM merupakan satu-satunya sumber mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, memperbaiki kelompok dan budayanya.
kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai
daya dan karya. Semua potensi SDM tersebut kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi
sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi orang.
dalam pencapaian tujuan. Selanjutnya menurut

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 3


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Menurut Mangkunegara (2013; 68) adapun tujuan membangun hubungan produktif dan
indikator kepemimpinan yang disesuaikan dengan meraih keberhasilan ditempat kerja.
kepemimpinan sebenarnya adalah: Kecerdasan emosional merupakan
1. Kerendahan hati. pembentukan emosi yang mencakup
Bakat kepemimpinan adalah seorang keterampilan-keterampilan pengendalian diri dan
pemimpin harus memiliki sifat kerendahan kesiapan dalam menghadapi ketidak pastian.
hati dan integritas. dengan bakat kerendahan Menyalurkan emosi-emosi secara efektif akan
hati seorang pemimpin diharapkan para mampu memotivasi dan menjaga semangat
pengikutnya menyadari bahwa mereka disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan.
memang bertugas sebagai suruhan pemimpin Goleman (2011; 61), mengungkapkan lima
tersebut tanpa harus menggunakan paksaan indikator kecerdasan emosional yang dapat
untuk menggerakkan mereka. menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai
2. Kejujuran dan Keadilan kesuksesan, yaitu:
Seorang pemimpin sejati punya komitmen 1. Kesadaran diri
tinggi terhadap nilai-nilai kejujuran dan Yaitu kemampuan individu yang berfungsi
keadilan. Ia akan bersikap bijaksana. Dalam untuk memantau perasaan diri waktu ke
pikirannya dipenuhi strategi dan solusi bagi waktu, mencermati perasaan yang muncul.
kemaslahatan hidup orang banyak. Ketidakmampuan untuk mencermati
3. Berkomitmen perasaan yang sesungguhnya mendadak
Berpegang teguh dan merealisasikan apa bahwa orang berada dalam kekuasaan emosi.
yang sudah diputuskan, baik untuk diri 2. Pengaturan diri
sendiri ataupun secara tim dan/atau bersama Yaitu kemampuan untuk menghibur diri
orang-orang lain. sendiri, melepas kecemasan, kemurungan
4. Kesabaran atau ketersinggungan dan akibat akibat yang
Menjadi sabar untuk seorang leader atau timbul karena kegagalan keterampilan emosi
pemimpin bukanlah hal yang mudah. Tapi dasar. Kemampuan mengelola emosi
mengatur setiap emosi harus selalu meliputi kemampuan penguasan diri dan
diterapkan. Tidak bisa dielakkan lagi, jika kemampuan menenangkan diri.
akan ada banyak masalah yang datang, tapi 3. Motivasi
bagaimana menghadapinya dengan hati sabar menjadi alat untuk mencapai tujuan dan
adalah kuncinya. menguasi diri. Seseorang yang memiliki
5. Transparan keterampilan ini cenderung lebih produktif
Setiap pegawai mengharapkan sebuah dan efektif dalam upaya apapun yang
transparansi di dalam organisasinya. Baik dikerjakannya. Kemampuan ini didasari oleh
dengan organisasi, rekan kerja maupun kemampuan mengendalikan emosi yaitu
dengan leader mereka. Transparansi ini akan menahan diri serta mengendalikan dorongan
membantu setiap pegawai untuk lebih hati.
bersemangat dalam mengabdikan dirinya 4. Mengenali emosi orang lain (empathy)
untuk organisasi. Dan membuat mereka Yaitu kemampuan yang bergantung pada
konsisten sepenuhnya terhadap apa yang kesadaran, kemampuan ini merupakan
mereka berikan kepada organisasi. keterampilan dasar dalam bersosial. Seorang
yang ber-empati lebih mampu menangkap
Kecerdasan Emosional sinyal-sinyal sosial tersembunyi yang
Kata emosi berasal dari Bahasa latin yaitu mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau
emovere yang artinya bergerak menjauh. Arti kata dikehendaki orang lain.
ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak 5. Keterampilan sosial
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Yaitu merupakan keterampilan mengelola
Goleman (2011; 13) kecerdasan emosional emosi orang lain, mempertahankan
merupakan kemampuan pengendalian diri, hubungan dengan orang lain melalui
semangat dan ketekunan, serta kemampuan untuk keterampilan sosial, kepemimpinan dan
memotivasi diri sendiri. Menurut Tridhonanto keberhasilan hubungan antar pribadi.
(2009; 62) kecerdasan emosional berarti
mengetahui emosi secara efektif untuk mencapai Loyalitas

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 4


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Dalam melaksanakan kegiatan kerja 3. Pengabdian.


pegawai tidak akan terlepas dari loyalitas dan Yaitu sumbangan pemikiran dan tenaga
sikap kerja, sehingga dengan demikian pegawai secara ikhlas kepada organisasi.
tersebut akan selalu melaksanakan pekerjaan 4. Kejujuran.
dengan baik. Pegawai merasakan adanya Yaitu selalu melaksanakan tugas dengan
kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan penuh keikhlasan tanpa merasa dipaksa,
yang dilakukan. Menurut Kamus Besar Bahasa tidak menyalahkan wewenang yang ada
Indonesia, loyalitas berarti patuh atau setia. padanya dan melaporkan hasil pekerjaannya
Menurut Utomo (2010; 72) loyalitas dapat kepada atasannya.
dikatakan sebagai kesetiaan seseorang terhadap
suatu hal yang bukan hanya berupa kesetiaan fisik Hubungan Kepemimpinan Dengan Loyalitas
semata, namun lebih pada kesetiaan nonfisik Setiap organisasi pasti memiliki pemimpin
seperti pikiran dan perhatian. Loyalitas para untuk mencapai tujuan dari organisasi, hal
pegawai dalam suatu organisasi itu mutlak tersebut untuk mengarahkan kinerja sekaligus
diperlukan demi kesuksesan organisasi itu sendiri. loyalitas pegawai. Hal ini sejalan dengan pendapat
Menurut Poerwadarminta (2012; 92) Thoha (2013; 28) bahwa pemimpin adalah
menyatakan bahwa loyalitas dapat diartikan seorang yang mempergunakan wewenang dan
dengan kesetiaan, pengabdian dan kepercayaan kepemimpinannya mengarahkan bawahan untuk
yang diberikan atau ditujukan kepada seseorang mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam
atau lembaga, yang didalamnya terdapat rasa cinta mencapai tujuan organisasi. Pembinaan loyalitas
dan tanggung jawab untuk berusaha memberikan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
pelayanan dan perilaku yang terbaik. Dengan kewajiban setiap pemimpin. Melakukan
demikian, loyalitas sebagai kecenderungan pembinaan loyalitas berarti menciptakan kondisi
karyawan untuk tidak pindah ke perusahaan lain kerja yang menyenangkan dan meyakinkan para
yang disebabkan adanya kesesuaian situasi dan karyawannya. Hasibuan (2013; 168) bahwa
kondisi perusahaan dengan tujuan yang ingin pelaksanaan kepemimpinan cenderung
dicapai. menumbuhkan kepercayaan, partisipasi, loyalitas,
Hasibuan (2013; 92) mengemukakan dan internal motivasi para bawahan dengan cara
bahwa loyalitas atau kesetiaan merupakan salah persuasif.
satu unsure yang digunakan dalam penilaian
karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan
pekerjaannya, jabatannya dan organisasi. Loyalitas
Kesetiaannya ini dicerminkan oleh kesediaan Menurut pendapat Wirawan (2009; 112)
karyawan menjaga dan membela organisasi bahwa loyalitas pegawai terhadap organisasi dapat
didalam maupun diluar pekerjaan dari rongrongan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain
orang yang tidak bertanggung jawab. kecerdasan emosional. Seseorang dengan
Menurut Poerwadarminta (2012; 93), kecerdasan emosional tinggi akan mampu
indikator loyalitas pegawai atau karyawan adalah memahami dan menyadari perasaannya sendiri,
sebagai berikut: dan mampu mengontrol stres serta emosi-emosi
1. Ketaatan dan kepatuhan. negatif, perasaan frustrasi yang pada akhirnya
Yaitu kesanggupan seorang pegawai untuk akan mempunyai hubungan yang lebih baik
mentaati segala peraturan di organisasi yang dengan atasan dan rekan kerja yang selanjutnya
berlaku, dan mentaati perintah yang dapat meningkatkan loyalitas pegawai terhadap
diberikan atasan yang berwenang, serta organisasi. Kecerdasan emosi akan mempengaruhi
sanggup tidak melanggar larangan yang cakupan aktivitas yang luas dalam dunia kerja
ditentukan. termasuk cara orang bekerja, kemampuan bekerja
2. Tanggung jawab. dalam tim, pemupukan bakat, inisiatif, keaslian,
Yaitu kesanggupan seorang pegawai atau kepuasan dan loyalitas (Kartono, 2013; 66).
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan
yang diserahkan kepadanya dengan baik, METODE PENELITIAN
tepat waktu serta berani mengambil resiko Jenis Penelitian
untuk keputusan yang di buat atau tindakan Penelitian ini merupakan penelitian
yang dibuat. asosiatif kausal dengan menggunakan pendekatan

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 5


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

kuantitatif. Menurut Umar (2005; 30) penelitian


asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan Definisi Operasional Variabel
untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
atau lebih. Penelitian ini menjelaskan hubungan kepemimpinan dan kecerdasan emosional,
mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel- sedangkan sebagai variabel terikat adalah loyalitas
variabel yang akan diteliti. Pendekatan kuantitatif pegawai. Dalam memperjelas variabel-variabel
digunakan karena data yang akan digunakan untuk yang digunakan dalam penelitian ini, maka
menganalisis hubungan antar variabel dinyatakan dikemukakan batasan-batasan definisi operasional
dengan angka atau skala numerik. Penelitian ini yang akan digunakan sebagai acuan dan
menganalisis pengaruh kepemimpinan dan dijabarkan dalam bentuk kuesioner. Penjelasan
kecerdasan emosional terhadap loyalitas pegawai. singkat definisi operasional variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Jenis dan Sumber Data 1. Kepemimpinan (X1)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian Kepemimpinan adalah cara seorang
ini berupa data kuantitatif yaitu data yang pimpinan dalam mempengaruhi perilaku dan
diperoleh dari Sekretariat Dewan Perwakilan mendayagunakan para bawahannya agar mau
Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Donggala bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan
yang dapat dibuktikan dengan angka-angka yang tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan
akan diolah dan dianalisa sesuai dengan metode organisasi. Menurut Mangkunegara (2013;
analisis sehingga dapat terlihat hasilnya. Serta 68) adapun indikator kepemimpinan yang
data kualitatif merupakan yang diperoleh dari disesuaikan dengan kepemimpinan
hasil wawancara dengan pihak-pihak yang sebenarnya, meliputi: kerendahan hati,
berkepentingan berupa data lisan berupa kejujuran dan keadilan, berkomitmen,
penjelasan mengenai pembahasan. Dalam kesabaran, dan transparan.
menunjang kelengkapan pembahasan dalam 2. Kecerdasan Emosional (X2)
penelitian ini. Adapun data diperoleh bersumber Kecerdasan emosional merupakan
dari data primer yang merupakan data yang kemampuan pengendalian diri, semangat dan
diperoleh secara langsung dari tempat penelitian ketekunan, serta kemampuan untuk
baik melalui observasi, wawancara, kuesioner dan memotivasi diri sendiri. Goleman (2011; 61),
dokumentasi. Serta data sekunder merupakan data mengungkapkan lima indikator kecerdasan
yang diperoleh secara tidak langsung melalui emosional yang dapat menjadi pedoman bagi
penelitian terdahulu, buku-buku referensi dan individu untuk mencapai kesuksesan, yaitu:
sumber lain yang relevan. kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi,
mengenali emosi orang lain (empathy), dan
Populasi dan Sampel Penelitian keterampilan sosial.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh 3. Loyalitas (Y)
pegawai yang bekerja di Sekretariat DPRD Loyalitas atau kesetiaan merupakan salah
Kabupaten Donggala, yaitu sebanyak 79 orang satu unsur penilaian untuk mengidentifikasi
yang terdiri dari pegawai berstatus Aparatur Sipil kesetiaan pegawai terhadap pekerjaannya,
Negara (ASN) sebanyak 53 orang dan pegawai jabatannya dan organisasi yang mana
honorer sebanyak 26 orang. selanjutnya teknik dicerminkan oleh kesediaan pegawai
pengambilan sampel menggunakan teknik random menjaga dan membela organisasi didalam
sampling dengan cara proportional random maupun diluar pekerjaan dari rongrongan
sampling yaitu teknik penarikan sampel orang yang tidak bertanggungjawab.
menggunakan cara dengan memberikan Menurut Poerwadarminta (2012; 93),
kesempatan yang sama bagi setiap anggota indikator loyalitas pegawai meliputi:
populasi untuk menjadi sampel penelitian. Adapun ketaatan dan kepatuhan, tanggung jawab,
metode penentuan jumlah sampel dengan pengabdian, dan kejujuran.
menggunakan formula Slovin. Dengan demikian,
dari sebanyak 79 populasi, diambil sebanyak 44 Uji Validitas
responden yang terdiri dari ASN sebanyak 30 Uji validitas digunakan untuk mengukur
orang dan pegawai honorer sebanyak 14 orang sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 6


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu Y.8 0,556 Valid


yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji Sumber: Hasil Olah Data
validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan uji Moment Product Correlation Uji Reliabilitas
atau lebih dikenal dengan nama Pearson Selain valid sebuah instrumen juga harus
Correlation. Uji validitas dilakukan dengan reliabel (dapat dipercaya). Instrumen yang reliabel
membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel untuk adalah instrumen yang bila digunakan beberapa
tingkat signifikansi 5 persen dari degree of kali untuk mengukur objek yang sama, akan
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah menghasilkan data yang sama. Artinya, bahwa
sampel. Jika r-hitung > r-tabel maka pertanyaan atau instrumen selain harus sesuai dengan kenyataan
indikator tersebut dinyatakan valid, demikian juga harus memiliki nilai ketepatan, dimana
sebaliknya bila r-hitung < r-tabel maka pertanyaan apabila instrumen ini diberikan pada kelompok
atau indikator tersebut dinyatakan tidak valid yang sama dengan waktu yang berbeda akan sama
(Ghozali, 2005). Untuk menguji validitas terlebih hasilnya. Pengujian reliabilitas dengan
dahulu menentukan besaran nilai r-tabel. Semua menggunakan metode Alfa Cronbach, dengan
sampel sejumlah (n) = 44, maka besarnya df = 44 kriteria Alfa Cronbach dari masing-masing
– 2 = 42. Dengan nilai α = 0,05 maka diperoleh variabel > 0,60 maka alat ukur dalam penelitian
nilai r-tabel sebesar 0,2973. Berikut adalah ukuran ini dapat dikatakan reliabel, (Ghozali, 2005; 42).
validitas tiap item pernyataan setiap variabel Hasil uji reliabilitas dilakukan terhadap setiap
dalam kuesioner penelitian ini. variabel penelitian ini terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas


Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Alpha
Item Keterangan
Variabel r-hitung r-tabel Ket. Penelitian Cronbach
Kuesioner
X1 0,788 Reliabel
X1.1 0,510 Valid
X1.2 0,604 Valid X2 0,774 Reliabel
X1.3 0,540 Valid Y 0,736 Reliabel
X1.4 0,707 Valid Sumber: Hasil Olah Data
X1.5 0,634 Valid
0,2973
X1 X1.6 0,702 Valid Uji Asumsi Klasik
X1.7 0,627 Valid Pengujian asumsi klasik atau di sebut
X1.8 0,474 Valid asumsi regresi bertujuan mengetahui kelayakan
X1.9 0,528 Valid model persamaan regresi yang dihasilkan. Jika
X1.10 0,579 Valid model persamaan memenuhi asumsi tersebut
X2.1 0,641 Valid maka persamaan regresi terbebas dari penyakit
X2.2 0,647 Valid regresi. Beberapa asumsi klasik yang terdiri dari
X2.3 0,518 Valid normalitas, heterokedastisitas, autokorelasi, dan
X2.4 0,560 Valid multikolinearitas.
X2.5 0,626 Valid
0,2973 Analisis Regresi Berganda
X2 X2.6 0,565 Valid
X2.7 0,531 Valid Model analisis yang dipergunakan pada
X2.8 0,614 Valid penelitian ini adalah dengan teknik analisis regresi
X2.9 0,501 Valid berganda, teknik ini digunakan untuk menentukan
X2.10 0,549 Valid ketepatan prediksi dari keseluruhan variabel bebas
Y.1 0,555 Valid terhadap variabel terikat. Model persamaan dalam
penelitian adalah:
Y.2 0,649 Valid
Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + e
Y.3 0,723 Valid
Dimana:
Y.4 0,598 0,2973 Valid
Y Y = Loyalitas
Y.5 0,572 Valid X1 = Kepemimpinan
Y.6 0,603 Valid X2 = Kecerdasan Emosional
Y.7 0,535 Valid bo = Konstanta

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 7


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

b1-b2 = Koefisien Regresi Gambar 2. Grafik Scatterplot


e = Error Dari grafik Scatterplot menunjukkan
bahwa nilai-nilai sebaran data penelitian tersebar
HASIL PENELITIAN secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu
Hasil Uji Normalitas yang jelas, tersebar baik di atas maupun di bawah
Uji normalitas bertujuan untuk menguji angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
apakah dalam sebuah model regresi, variabel terjadi heterokedastisitas pada model regresi,
independen, variabel dependen atau keduanya sehingga model regresi layak digunakan.
mempunyai distribusi normal. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati Hasil Uji Multikolinearitas
normal. Normalitas data dapat dilakukan dengan Multikolinearitas adalah keadaan dimana
melihat probability plot (P-Plot), dimana pada model regresi ditemukan adanya korelasi
normalitas data dapat dideteksi dengan cara yang sempurna atau mendekati sempurna antar
melihat peyebaran data (titik) pada sumbu variabel independen (Priyatno, 2012; 151). Uji
diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau
dan sebaliknya (Ghozali, 2005; 91). Hasil uji nilai VIF lebih kecil dari 10, maka model regresi
normalitas terlihat dalam grafik berikut: dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinear
(Ghozali, 2005; 91). Berdasarkan hasil output
SPSS, dapat dilihat hasil uji multikolinearitas
untuk masing-masing variabel bebas pada tabel
berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
Gambar 1. Grafik Normal P-Plot (Constant)
X1 0,577 1,734
Dari grafik Normal P-Plot terlihat bahwa X2 0,577 1,734
titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta
Sumber: Hasil Olah Data SPSS
penyebarannya mengikuti garis diagonal maka
dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam
Dari nilai pada tabel 3, dapat dilihat nilai
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Tolerance seluruh variabel independen lebih besar
dari 0,10, yang berarti tidak ada korelasi antar
Hasil Uji Heterokedastisitas
variabel bebas. Hasil perhitungan nilai Variance
Uji heterokedastisitas dimaksudkan untuk
Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal yang
mengetahui apakah dalam model regresi linear
sama, seluruh variabel bebas memiliki nilai VIF di
berganda terjadi ketidaksamaan varians terhadap
bawah dari angka 10, maka dapat dikatakan bebas
residual dari satu pengamatan ke pengamatan
dari gejala multikolinearitas. Dengan demikian
yang lain (Santoso, 2011; 210). Dasar keputusan
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
menyangkut asumsi heterokedastisitas didasarkan
multikolinearitas antar variabel independen dalam
pada grafik scatterplot. Hasil analisis uji
model regresi.
heteroskedastisitas ditunjukkan dalam grafik
berikut:
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi X1
Hasil pengumpulan data terhadap
tanggapan responden menunjukkan bahwa total
nilai rata-rata skor terhadap sepuluh item
pernyataan yang diajukan berkaitan dengan
variabel kepemimpinan (X1) adalah sebesar 4,09.
Nilai rata-rata variabel kepemimpinan ini berada
pada kategori baik. Nilai rata-rata terbesar berada
pada item pernyataan ketiga sebesar 4,29 yang

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 8


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

bermakna bahwa responden menganggap sebagian mentaati segala bentuk peraturan yang ada di
besar pegawai menjadikan pimpinan sebagai organisasi. Hal itu berarti bahwa loyalitas pegawai
panutan dalam memberikan pelayanan kepada akan lebih baik jika sikap dan perilaku didorong
pegawai baik dalam perilaku, sikap atau nilai dengan tinggi serta adanya kotrol diri yang kuat.
pribadinya. Sedangkan nilai rata-rata terendah Artinya,sikap dan perilaku untuk mentaati
berada pada item pernyataan ke sembilan sebesar peraturan organisasi muncul dari dalam pegawai
3,77 yang bermakna bahwa responden untuk peningkatan loyalitas. Selanjutnya nilai
menganggap bahwa pimpinan organisasi mampu rata-rata terendah dalam variabel loyalitas
meletakkan kepentingan pegawai diatas pegawai terdapat pada indikator atau item
kepentingannya sendiri. pernyataan ke enam dengan nilai rata-rata sebesar
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi X2 3,72 yang menyatakan bahwa menurut responden,
Hasil pengumpulan data terhadap mereka sebagai pegawai mempunyai kepedulian
tanggapan responden menunjukkan bahwa total tinggi terhadap organisasi.
nilai rata-rata skor terhadap sepuluh item
pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Hasil Uji Regresi Berganda
variabel kecerdasan emosional (X2) adalah Analisis regresi linier berganda digunakan
sebesar 4,28. Nilai rata-rata variabel kecerdasan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor
emosional ini berada pada kategori sangat baik. yang digunakan dalam model penelitian yaitu
Nilai rata-rata terbesar berada pada item kepemimpinan dan kecerdasan emosional
pernyataan ke enam sebesar 4,54 yang bermakna terhadap loyalitas pegawai. Berdasarkan data yang
bahwa responden menganggap bahwa pegawai telah dikumpulkan diperoleh hasil sebagai berikut:
merasa senang menghadapi tantangan untuk Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji
memecahkan masalah dalam pekerjaan. Hal ini Regresi Linier Berganda
memberi makna bahwa pegawai dapat mengatasi Koefisien Probabilitas
Variabel t-hitung
masalah di tempat kerja dengan memahami sedini Regresi (t-Sig)
mungkin apakah tanggung jawab yang harus Constant 0.100 0.275 0.784
pegawai pikul dalam pekerjaan tersebut. X1 0.408 4.008 0.000
Selanjutnya nilai rata-rata terendah dalam variabel X2 0.563 5.434 0.000
kecerdasan emosional terdapat pada indikator atau
item pernyataan ke sepuluh sebesar 4,11 yang Y = Loyalitas
menyatakan bahwa responden memberikan R = 0.870 F-hitung = 64.082
tanggapan bahwa pegawai berpedoman pada R-Square = 0.758 F-Sig = 0.000
etika, ketika berhubungan dengan orang lain Adjusted = 0.746
dalam bekerja. Hal ini bermakna bahwa sebagian R-Square
pegawai masih terus berupaya untuk Sumber: Hasil Olah Data SPSS
meningkatkan kesetiaan ketaatan, dan
pengabdiannya, serta terus berusaha memahami Dari nilai-nilai yang ditunjukkan pada
ketetapan dan ketentuan peraturan yang mengatur Tabel 4 di atas, diperoleh persamaan model
sikap, tingkah laku, dan perbuatan pegawai, baik regresi sebagai berikut:
di dalam maupun di luar organisasi. Y = 0,100 + 0,408 X1 + 0,563 X2 + e
Persamaan regresi di atas memberikan
Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Y gambaran mengenai besarnya pengaruh variabel
Hasil pengumpulan data terhadap bebas terhadap variabel terikat, dimana dari
tanggapan responden menunjukkan bahwa total koefisien X1 (Kepemimpinan) dan X2
nilai rata-rata skor terhadap delapan item (Kecerdasan Emosional) yang bertanda positif (+)
pernyataan yang diajukan berkaitan dengan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
variabel loyalitas (Y) adalah sebesar 4,18. Nilai searah antara variabel bebas (X1 dan X2) dengan
rata-rata variabel loyalitas pegawai ini berada variabel terikat (Y). Persamaan regresi tersebut
pada kategori baik. Nilai rata-rata terbesar berada dapat pula dijelaskan sebagai berikut:
pada item pernyataan pertama sebesar 4,45 yang 1. Nilai konstanta sebesar 0,100, memberikan
bermakna bahwa menurut responden variabel arti bahwa jika variabel bebas
loyalitas pegawai akan meningkat didukung (kepemimpinan dan kecerdasan emosional)
dengan indikator jika pegawai merasa sanggup diasumsikan bernilai 0, maka loyalitas

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 9


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

pegawai akan naik sebesar 0,100 atau Uji-F dengan level of significance 5%. Kriteria
sebesar 10 persen apabila variabel lain pengambilan keputusan adalah jika nilai
dianggap konstan. signifikansi F < nilai α = 0,05 maka variabel bebas
2. Nilai koefisien regresi variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
kepemimpinan (X1) sebesar 0,408, Sebaliknya jika nilai signifikansi F > nilai α = 0,05
memberikan makna bahwa kepemimpinan maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan
berpengaruh positif terhadap loyalitas terhadap variabel terikat. Hasil uji regresi linier
pegawai, sehingga jika faktor kepemimpinan berganda sebagaimana Tabel 4, menunjukkan
semakin baik maka loyalitas pegawai akan bahwa nilai signifikansi (F-Sig) sebesar 0,000 lebih
meningkat sebesar 40,8 persen. kecil dari nilai  = 0,05. Berdasarkan kaidah
3. Nilai koefisien regresi variabel kecerdasan pengambilan keputusan bahwa jika nilai
emosional (X2) sebesar 0,563, memberikan signifikansi F < nilai α = 0,05 maka variabel bebas
makna bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
berpengaruh positif terhadap loyalitas Ini berarti bahwa variabel kepemimpinan dan
pegawai, sehingga jika kecerdasan kecerdasan emosional secara serempak
emosional pegawai semakin baik maka berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai
loyalitas pegawai juga akan meningkat pada Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala.
sebesar 56,3 persen. Dengan demikian hipotesis pertama yang diajukan
Temuan ini di dukung pula oleh hasil dalam penelitian ini dapat diterima dan terbukti
koefisien determinasi. Dengan nilai R-Square kebenarannya.
adalah sebesar 0,758. Nilai ini memberi arti Pengujian Hipotesis Kedua dan Ketiga
bahwa loyalitas pegawai pada Sekretariat DPRD Hipotesis kedua dalam penelitian ini
Kabupaten Donggala dipengaruhi oleh variabel menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh
kepemimpinan dan kecerdasan emosional sebesar signifikan terhadap loyalitas pegawai pada
75,8 persen, sementara selebihnya yaitu 24,2 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah
persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel (DPRD) Kabupaten Donggala. Pengujian
yang diteliti. hipotesis kedua ini dianalisis dengan
Selanjutnya nilai koefisien korelasi (R) menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji
menunjukkan keeratan atau hubungan antara kelayakan model akan dianalisa dengan
faktor atau variabel kepemimpinan dan membandingkan nilai probabilitas pada output
kecerdasan emosional dengan loyalitas pegawai Uji-t dengan level of significance 5%. Penerimaan
pada Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala. atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
Membuktikan bahwa nilai koefisien korelasi (R) jika nilai signifikansi atau t-Sig lebih besar dari
adalah sebesar 0,870. Nilai ini memberikan arti nilai α = 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika nilai
bahwa antara kepemimpinan dan kecerdasan signifikansi atau t-Sig lebih kecil dari nilai α = 0,05
emosional dengan loyalitas pegawai, terdapat maka hipotesis diterima. Hasil uji regresi linear
hubungan sebesar 0,870 atau 87 persen. Dengan berganda sebagaimana Tabel 4, menunjukkan
demikian maka terdapat hubungan yang sangat bahwa nilai signifikansi t variabel kepemimpinan
kuat (87%) antara variabel kepemimpinan dan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai  = 0,05.
kecerdasan emosional dengan variabel loyalitas Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan
pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan
bahwa jika nilai signifikansi t < nilai α = 0,05
Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Donggala.
maka variabel bebas berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat. Ini membuktikan bahwa
Pengujian Hipotesis Pertama
secara parsial variabel kepemimpinan
Hipotesis pertama dalam penelitian ini
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai
menyatakan bahwa kepemimpinan dan
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah
kecerdasan emosional secara serempak
(DPRD) Kabupaten Donggala. Dengan demikian
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai
hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima dan
pada Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala.
terbukti kebenarannya.
Pengujian hipotesis pertama dianalisis dengan
Selanjutnya hasil uji regresi linier berganda
menggunakan analisis regresi linier berganda. Uji
sebagaimana Tabel 4, juga menunjukkan bahwa
kelayakan model akan dianalisa dengan
nilai signifikansi variabel kecerdasan emosional
membandingkan nilai probabilitas pada output
sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai  = 0,05.

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 10


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Berdasarkan kaidah pengambilan keputusan dengan dibuktikan nilai koefisien regresi paling
bahwa jika nilai signifikansi t < nilai α = 0,05 besar yaitu 0,563. Penelitian ini telah memberikan
maka variabel bebas berpengaruh signifikan gambaran secara serempak pada tingkat
terhadap variabel terikat. Ini membuktikan bahwa kepercayaan 95% diketahui secara serempak
secara parsial variabel kecerdasan emosional kepemimpinan dan kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pegawai memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah loyalitas pegawai. Hal ini berarti loyalitas pegawai
(DPRD) Kabupaten Donggala. Dengan demikian akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana pihak
hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima dan organisasi Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala
terbukti kebenarannya. memberikan dan menerapkan kepemimpinan dan
tingkat kecerdasan emosional yang baik dari
PEMBAHASAN seluruh pegawai. Komitmen pegawai terhadap
Pengaruh Kepemimpinan dan Kecerdasan organisasi ditunjukan melalui kesetiaan dan
Emosional Terhadap Loyalitas Pegawai Pada loyalitas. Pegawai dengan sungguh-sungguh
Sekretariat DPRD Kabupaten Donggala memberikan usaha terbaik demi kemajuan
Berdasarkan hasil regresi berganda, organisasi. Pegawai yang memiliki loyalitas tinggi
diketahui bahwa secara serempak variabel bersedia bekerja melebihi kondisi biasa, bangga
kepemimpinan dan kecerdasan emosional menceritakan organisasi mereka kepada orang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap lain, bersedia menerima berbagai tugas, merasa
loyalitas pegawai pada Sekretariat DPRD ada kesamaan nilai dengan organisasi, merasa
Kabupaten Donggala. Hasil analisis menunjukkan terinspirasi, dan memperhatikan kemajuan
bahwa kepemimpinan dan kecerdasan emosional organisasi.
memiliki pengaruh terhadap loyalitas pegawai
sebesar 75,8 persen, sedangkan sisanya sebesar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Loyalitas
24,2 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang Pegawai Pada Sekretariat DPRD Kabupaten
tidak disebutkan dalam penelitian ini. Hal ini Donggala
memberikan makna bahwa jika kedua variabel Hasil uji hipotesis secara parsial
bebas tersebut diperlakukan dalam waktu yang menunjukkan bahwa faktor kepemimpinan
bersamaan, maka hal tersebut menimbulkan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
peningkatan loyalitas pegawai pada Sekretariat pegawai, hal ini diketahui dalam hasil analisis uji-
DPRD Kabupaten Donggala. t di mana nilai probabilitas variabel
Hasil pengujian ini juga didukung oleh kepemimpinan (X1) sebesar 0,000 lebih kecil dari
data analisis deskriptif dari masing-masing nilai α = 0,05 (tsig < α). Kepemimpinan adalah
variabel kepemimpinan, kecerdasan emosional cara seorang pimpinan dalam mempengaruhi
dan loyalitas yaitu sebagian besar responden yang perilaku dan mendayagunakan para bawahannya
menyatakan sangat setuju dan setuju lebih banyak agar mau bekerja sama dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan responden yang menyatakan dan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan
kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. organisasi. Makna lain dari kepemimpinan adalah
Hal ini berarti rata-rata pegawai memberikan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar
penilaian yang baik dan tinggi terhadap mau bekerja sama yang didasarkan pada
kepemimpinan dan kecerdasan emosional kemampuan orang tersebut untuk membimbing
sehingga menumbuhkan loyalitas yang tinggi orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang
pula. Kepemimpinan dan kecerdasan emosional diinginkan kelompok dalam organisasi. Hipotesis
merupakan dimensi yang cukup penting dalam dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
peningkatan loyalitas pegawai. Apalagi jika kepemimpinan mempunyai pengaruh yang
bersama-sama untuk peningkatan loyalitas signifikan terhadap loyalitas pegawai terbukti.
pegawai. Responden dalam penelitian ini
Dari hasil uji regresi linear berganda memberikan pernyataan yang baik terhadap
diketahui bahwa kedua variabel bebas yakni variabel kepemimpinan. Hal ini dapat dilihat dari
kepemimpinan dan kecerdasan emosional, nilai rata-rata kepemimpinan sebesar 4,09 yang
menunjukkan bahwa variabel kecerdasan berarti berdasarkan rentang skala termasuk
emosional merupakan variabel bebas yang paling kategori baik. Persepsi yang baik terhadap
dominan berpengaruh terhadap loyalitas pegawai kepemimpinan ini terbentuk karena pimpinan

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 11


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

memiliki sifat kerendahan hati dan integritas, Saran


pemimpin sejati punya komitmen tinggi terhadap Berdasarkan kesimpulan dan hasil
nilai-nilai kejujuran dan keadilan, pimpinan penelitian ini dapat dikemukakan saran-saran
berpegang teguh dan merealisasikan apa yang sebagai berikut:
sudah diputuskan, baik untuk diri sendiri ataupun 1. Dalam usaha meningkatkan loyalitas
secara tim dan/atau bersama orang-orang lain, pegawai terhadap organisasi, hendaknya
pimpinan mengedepankan nilai-nilai transparansi pimpinan mampu menumbuhkan sikap
dalam setiap pengelolaan kebijakan dalam kepada bawahan agar bangga terhadap
organisasi. organisasi tempat pegawai bekerja, yaitu
dengan memperhatikan kesejahteraan para
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap pegawai dengan baik sehingga hal itu tentu
Loyalitas Pegawai Pada Sekretariat DPRD akan diceritakan kepada orang lain bahwa
Kabupaten Donggala organisasi tersebut merupakan organisasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang baik untuk bekerja.
ada pengaruh antara kecerdasan emosional 2. Pimpinan organisasi sebaiknya dapat lebih
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat DPRD aktif dan giat dalam memberikan perhatian
Kabupaten Donggala. Hal ini dibuktikan dengan kepada para pegawai yang membutuhkan
hasil statistik uji t dengan nilai t-hitung sebesar perhatian khusus berkaitan dengan pekerjaan
5,434 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih guna penigkatan loyalitas pegawai.
kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai koefisien 3. Bagi peneliti lainnya yang akan meneliti
mempunyai nilai positif sebesar 0,563. Hal ini dengan obyek yang sama, diharapkan dapat
menunjukkan bahwa secara parsial mempunyai menambah variabel-variabel lain yang turut
pengaruh yang signifikan antara kecerdasan mempengaruhi loyalitas pegawai.
emosional terhadap loyalitas pegawai. Oleh
karena itu, pegawai yang mempunyai kecerdasan DAFTAR PUSTAKA
emosional yang baik akan menghasilkan loyalitas
yang baik, dan semakin rendahnya tingkat Agus, Prayanto. 2008. Pengaruh Kepemimpinan
kecerdasan emosional pegawai dalam sebuah Dan Kecerdasan Emosi Terhadap
organisasi maka akan menghasilkan loyalitas yang Loyalitas Karyawan Di Koperasi ”Sae”
kurang maksimal. Pujon Malang. Skripsi. Fakultas Ekonomi
– Universitas Islam Negeri (Uin) Malang
KESIMPULAN DAN SARAN Azis, A. (2019). Pengaruh Fasilitas, Kemampuan
Kesimpulan Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Berdasarkan pembahasan atas hasil Pegawai Kantor Kecamatan Tinombo
penelitian ini, dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu Kabupaten Parigi Moutong. Jurnal
sebagai berikut: Ekonomi Trend, 7(2), 30–41.
1. Kepemimpinan dan kecerdasan emosional Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i2.178
secara serempak berpengaruh positif dan Cooper, R.K. & Sawaf, A. 2002. Executive Eq:
signifikan terhadap loyalitas pegawai pada Kecerdasan Emosional Dalam
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kepemimpinan Dan Organisasi. Jakarta:
(DPRD) Kabupaten Donggala. Gramedia Pustaka Utama
2. Kepemimpinan berpengaruh signifikan Cushway, Barry. 1996. Human Resource
terhadap loyalitas pegawai pada Sekretariat Management, Edisi Terjemahan. Jakarta:
Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Pt. Elex Media Komputindo
Kabupaten Donggala. Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya
3. Kecerdasan emosional berpengaruh Manusia. Terjemahan Benyamin Molan.
signifikan terhadap loyalitas pegawai pada Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah Prenhallind
(DPRD) Kabupaten Donggala. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate
Dengan Spss. Semarang: Badan Penerbit
Undip
Goleman, Daniel. 2011. Kecerdasan Emosional:
Mengapa Ei Lebih Penting Dari Pada Iq.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 12


Jurnal Ekonomi Trend Vol. 8 No 1 Januari –Juni 2020 E-ISSN. 2722-6565

Gomes. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif,
Yogyakarta: Andi Offset Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Sumantri, Suryana. 2017. Pengaruh Kepemimpinan
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Dan Motivasi Terhadap Loyalitas Perawat
__________________. 2013. Manajemen Sumber Rumah Sakit Swasta Tipe B Di Kota
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Bandung. Jsk Vol. 3 No. 1 Hal. 1 – 7
Kartono, Kartini. 2013. Pemimpin Dan Thoha, Miftah. 2013. Kepemimpinan Dalam
Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Grafindo Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo
Persada Tridhonanto. 2009. Melejitkan Kecerdasan Emosi
Latoki, L. (2019). Pengaruh Kepuasan Konsumen (Eq) Buah Hati. Jakarta: Elex Media
Terhadap Loyalitas Merek Kartu Prabayar Komputindo
Im3 Pada Pegawai Kantor Gubernur Umar, Husein. 2004. Riset Sumber Daya Manusia
Sulawesi Tengah. Jurnal Ekonomi Trend, Dalam Organisasi, Cetakan Keempat.
7(1), 1–11. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.169 _____________ 2005. Metode Penelitian. Jakarta:
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Salemba Empat
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Utomo. 2010. Analisis Pemotivasian Dan Loyalitas
Bandung: Remaja Rosdakarya Karyawan Bagian Pemasaran Pt Palma
Poerwadarminta, W.J.S. 2012. Loyalitas Dalam Abadi Sentosa Di Palangka Raya. Jurnal
Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra Ekonomi Dan Manajemen Bisnis.
Balai Pustaka. Universitas Kristen Petra Volume 1, No. 2
Poerwopoespito. 2014. Komitmen Dalam Sumber Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya
Daya Manusia. Jakarta: Management Manusia Teori Aplikasi Dan Penelitian.
Student Jakarta: Salemba Empat
Rahman, A. (2019). Pengaruh Hubungan
Interpersonal, Lingkungan Kerja, Dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Kantor Komisi Pemilihan
Umum Daerah (Kpud) Kabupaten Parigi
Moutong. Jurnal Ekonomi Trend, 7(1), 58–
70.
Https://Doi.Org/10.31970/Trend.V7i1.173
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika, Cetakan
Ketiga. Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2014. Kepemimpinan Dan Perilaku


Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sailan. 2017. Pengaruh Budaya Organisasi Dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Loyalitas
Pegawai Pada Badan Pendidikan
Pelatihan, Penelitian Dan Pengembangan
Di Kabupaten Tangerang. Jurnal
Penelitian Manajemen Pendidikan (Jpmp)
Vol. 1 No. 2 Hal. 62 – 73
Santoso, Singgih. 2011. Statistik Parametrik,
Konsep Dan Aplikasi Dengan Spss.
Jakarta: Elex Media Komputindo
Siagian, Sondang P. 2009. Organisasi
Kepemimpinan Dan Perilaku Administrasi.
Jakarta: Gunung Agung
Simamora, Henry. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Ketiga. Yogyakarta: Stie
Ykpn

Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat 13

Anda mungkin juga menyukai