Anda di halaman 1dari 94

Pelatihan

Brevet A dan B
Terpadu
Kunjungi Website kami:
iaijawatimur.or.id
Instruktur

Imam Tri Wahyudi


Background Instruktur
Profil Singkat Instruktur
Pemotongan dan Pemungutan
Pajak Penghasilan

PPh 21/26 PPh 23/26 PPh 15, 22, dan 4 (2)


PENGHASILAN

OBYEK PAJAK BUKAN OBJEK PAJAK

Overview
FINAL TDK FINAL

Potput (Withholding) DIBAYAR SENDIRI Potput (Withholding) DIBAYAR SENDIRI

Th Berjalan = Pelunasan Pajak Th Berjalan = Kredit Pajak


Akhir Tahun = PPh Dihitung
Kembali atas seluruh
pengh setahun.
WITHHOLDING TAX

PEMBERI PENERIMA

Overview
PENGHASILAN PENGHASILAN

OBYEK
TARIF
TATA CARA
HAK DAN KEWAJIBAN

JENIS PAJAK
Overview
Aspek PPh Pot Put

SIAPA -SIAPA
SUBJEK YANG BERPERAN

APA-APA
OBJEK YANG DIKENAKAN
PAJAK

DPP TARIF
DAN
& PERHITUNGAN
TARIF

KEWAJIBAN
ADMINISTRASI MENURUT PERATURAN

BAGAIMANA CARA
MENGHINDARI
STRATEGI TIMBULNYA MASALAH
Overview
Perbedaan
Pasal 20 ayat (1) UUPPh:

“Pajak yang diperkirakan akan


terutang dalam suatu tahun pajak,
dilunasi oleh Wajib Pajak dalam
tahun pajak berjalan melalui
pemotongan dan pemungutan pajak
oleh pihak lain, serta pembayaran
pajak oleh Wajib Pajak sendiri.”
Overview
Contoh PPh Pot Put

• Pemotongan
PT A membayar jasa konsultasi (jasa kena pajak) kepada PT B
sebesar Rp10.000.000. Atas pembayaran tersebut, PT A wajib
memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% x Rp10.000.000 =
Rp200.000. Dengan demikian, pembayaran sebesar
Rp1.000.000 dari PT A ke PT B telah dipotong PPh sebesar
Rp200.000 sehingga jumlah pembayaran yang diterima oleh
PT B adalah Rp9.800.000.
Overview
Contoh PPh Pot Put

• Pemungutan
Dalam kasus soal yang sama, PT A dan PT B merupakan perusahaan
yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak (PKP). Oleh
sebab itu, PT B harus memungut PPN sebesar 10% X 10.000.000 =
Rp1.000.000. Dengan demikian, pembayaran Rp10.000.000 dari PT A ke
PT B telah dipungut PPN sebesar Rp1.000.000 sehingga jumlah
pembayaran yang diterima oleh PT B adalah Rp1.100.000.

Secara keseluruhan jumlah pembayaran yang dilakukan PT A kepada


PT B adalah Rp10.000.000 + Rp1.000.000 (PPN) – Rp200.000 (PPh Pasal
23) = Rp10.800.000.
PAJAK PENGHASILAN
SEHUBUNGAN DENGAN

PPh 21  PEKERJAAN ATAU JABATAN


 JASA DAN KEGIATAN
YG DILAKUKAN WP ORANG PRIBADI

PENGHASILAN BERUPA:
GAJI, UPAH, HONORARIUM, TUNJANGAN, DAN
PEMBAYARAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN

WP DN WP LN

PPh PASAL 21 PPh PASAL 26


Overview PPh 21
Pengertian

Pajak yang dikenakan terhadap WP Orang Pribadi Dalam Negeri


atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan.

Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji, upah,


honorarium, tunjangan, pensiun, atau pembayaran lain dengan
nama apapun.

Saat Terutang

Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya


pembayaran atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
Overview PPh 21
Perbedaan PPh 21 dan 26

PPh 21 PPh 26
• WP Dalam Negeri • Subjek Pajak Luar
(DN). Negeri (SPLN).
Overview PPh 21
Subjek Pajak
Penerima uang
pesangon, pensiun,
Pegawai. Tunjangan/ Jaminan
Hari Tua (THT/ JHT),
termasuk ahli waris.

Anggota Dewan
Bukan Pegawai yang
Komisaris atau
melakukan
Dewan Pengawas
pemberian jasa.
non pegawai.

Mantan pegawai. Peserta kegiatan.


Overview PPh 21
Subjek Pajak – bukan pegawai
pemberi jasa

 Tenaga ahli yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter,


konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
 Pekerja seni.
 Olahragawan.
 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
 Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
 Pemberi jasa dalam segala bidang atau kepada suatu kepanitiaan.
 Agen iklan.
 Pengawas atau pengelola proyek.
 Pembawa pesanan atau perantara.
 Petugas penjaja barang dagangan.
 Petugas dinas luar asuransi.
 Distributor MLM, direct selling, atau sejenis.
Overview PPh 21
Pengecualian Subjek

Pejabat negara asing seperti perwakilan


diplomatik atau konsulat, berikut orang yang
diperbantukan kepadanya, dengan syarat:
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak memperoleh penghasilan di luar jabatannya.
• Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal balik.

Pejabat perwakilan organisasi internasional,


dengan syarat:

• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/ pekerjaan lain
untuk memperoleh penghasilan.
Overview PPh 21
Objek Pajak (1)

Penghasilan Pegawai Tetap.

Penghasilan teratur penerima pensiun.

Pembayaran sekaligus uang pesangon, pensiun, THT, JHT selepas 2


tahun sejak berhenti bekerja.

Upah pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas secara harian,
mingguan, satuan, borongan atau yang dibayarkan secara bulanan.
Overview PPh 21
Objek Pajak (2)

Imbalan kepada Bukan Pegawai yang melakukan pemberian jasa.

Imbalan kepada peserta kegiatan.

Penghasilan anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas


non pegawai.

Pembayaran kepada mantan pegawai.

Penarikan dana pensiun oleh pegawai.


Overview PPh 21
Objek Pajak Final

Penghasilan tidak tetap atau tidak teratur yang


menjadi beban APBN atau APBD.
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)

Dana pensiun yang dialihkan dengan membeli


anuitas seumur hidup.
(Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)

Uang tebusan pensiun. (PP No. 68 Tahun 2009)

Uang pesangon. (PP No. 68 Tahun 2009)


Overview PPh 21
Pengecualian Objek Pajak

Santunan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,


dwiguna, dan asuransi beasiswa.

Natura yang diberikan oleh WP atau Pemerintah.

Iuran kepada dana pensiun , THT, JHT dibayar


pemberi kerja.
Zakat atau sumbangan keagamaan wajib yang diterima
OP.

Beasiswa.
Overview PPh 21
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Dana pensiun,
Pemberi kerja berbentuk Bendaharawan penyelenggara jaminan
OP, Badan, atau BUT. Pemerintah. sosial tenaga kerja, THT,
atau JHT.

OP atau Badan yang


melakukan pembayaran
kepada WP DN yang Penyelenggara kegiatan.
melakukan pekerjaan
bebas atau SPLN.
Overview PPh 21
Pengecualian Pemotong

Kantor perwakilan negara asing.

Organisasi internasional yang ditetapkan oleh Menkeu.

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan


usaha atau pekerjaan bebas.
Overview PPh 21
Alur WP OP

Beban Pajak Kini sesuai Dikurangi Dikurangi


SPT • Kredit PPh 21 • Kredit Pajak Lain (PPh
(Tidak termasuk PPh 22, 23, 24)
Final)

Dikurangi Akhir Tahun


• Pajak yang Dibayar • Pajak Kurang (Lebih)
Sendiri (Angsuran PPh Bayar
25)
Overview PPh 21
PPh 21 Lebih Bayar

Jika WP menyampaikan SPT lebih bayar, maka SPT disampaikan maksimal


3 tahun setelah berakhirnya tahun pajak bersangkutan.

Jika SPT disampaikan melewati 3 tahun sesudah berakhirnya tahun pajak


dan WP telah ditegur secara tertulis, maka pelaporan tidak dianggap
sebagai SPT PPh.
Overview PPh 21
Lapisan Tarif PPh Pasal 17 tahun 2022
No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

1 0 s/d Rp 60.000.00,00 5%
2 Di atas Rp 60.000.000,00 s/d Rp 15%
250.000.000,00 --- (190jt)

3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 25%


500.000.000,00 --(250jt)

4 Di atas Rp 500.000.000,00 s/d Rp 5 milyar 30%


5 Di atas Rp 5milyar 35%
Overview PPh 21
Dasar Pengenaan (1)

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

• Berlaku PKP = Penghasilan netto - PTKP


• Pegawai tetap.
• Penerima pensiun berkala.
• Berlaku PKP = Penghasilan bruto - PTKP
• Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayarkan
bulanan.
• Pegawai tidak tetap dengan penghasilan kumulatif
sebulan melebihi Rp 2.025.000,00.
• Berlaku PKP = 50% dari penghasilan bruto – PTKP per
bulan
• Bukan pegawai yang menerima penghasilan
berkesinambungan (baik tenaga ahli maupun bukan).
Overview PPh 21
Dasar Pengenaan (2)

Penghasilan yang Melebihi Rp 200.000,00 Sehari


• Berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian,
mingguan, satuan, atau borongan.
• Berlaku sepanjang penghasilan kumulatif sebulan tidak melebihi Rp
2.025.000,00.

50% dari Penghasilan Bruto


• Bukan pegawai yang menerima penghasilan tidak berkesinambungan
(baik tenaga ahli maupun bukan).

Penghasilan Bruto
• Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau diperoleh
dalam suatu periode atau saat dibayarkan.
• Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain yang telah
diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya.
Overview PPh 21
Element PTKP
No. Elemen PTKP
1 WP Sendiri Rp 54.000.000,00
2 Status Kawin Rp 4.500.000,00
3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah Rp 4.500.000,00
maksimal tiga orang tanggungan.
4 PTKP bagi istri yang penghasilannnya Rp 54.000.000,00
digabung.

Tanggungan meliputi anggota keluarga sedarah atau semenda dalam


garis keturunan lurus (orang tua, mertua, anak kandung, anak tiri),
atau anak angkat.

Penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak


atau awal bagian tahun pajak
Overview PPh 21
Tarif & Penghitungan

Peg Tetap = Trf Psl 17 x (Ph Bruto- B.Jab-Pensiun-


PTKP)

Peg. Tidak Tetap = Trf Psl 17 x (Ph Bruto-PTKP)

Penerima Honorarium/
= Trf Psl 17 x Ph Bruto
Bukan Pegawai

Tenaga Ahli = 7,5% x Ph Bruto

Penerima Pesangon/ = Tarif Khusus x Ph Bruto


Pensiun Sekaligus dan bersifat Final

JIKA DITERIMA WPLN = 20% X Ph BRUTO


Overview PPh 21
Proses Administrasi
MAX. AKHIR BULAN
PEMBUATAN BUKTI POTONG SAAT TERHUTANG

SETOR PPh 23/26, PPh FINAL MAX. HARI KE 10

LAPOR SPT MAX TANGGAL 20

SANKSI-SANKSI

2 % X KURANG SETOR PER BULAN


TELAT SETOR

2 % X KURANG SETOR PER BULAN DAN


TIDAK SETOR 100 % X POKOK PAJAK

TELAT LAPOR SPT Rp 50.000,-


Overview PPh 21
Tata Cara Pengitungan

Bukan
Pegawai Tidak Pegawai
Tetap dan Peserta
Tenaga Kerja Kegiatan
Lepas

Penghasilan
Penerima
di Akhir
Lain
Masa Kerja

Penerima
Pegawai Tata Cara
Atas Beban
Tetap Penghitungan
APBN/ APBD
PPh 21 Pegawai Tetap
Tata Cara Pengitungan (1)

Penghasilan Bruto

• Dikurangi Biaya Jabatan

Iuran Dana Pensiun,


• Dikurangi JHT, THT Dibayar
Sendiri

• Diperoleh Penghasilan Netto


PPh 21 Pegawai Tetap
Tata Cara Pengitungan (2)

Penghasilan Netto

• Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena
• Diperoleh
Pajak

• Dikalikan
Tarif
Pajak Terutang
PPh 21 Pegawai Tetap
Tata Cara Pengitungan (3)

• Besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan


bruto untuk penghitungan pemotongan pajak penghasilan bagi
pegawai tetap, ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp. 6.000.000 setahun atau Rp. 500.000 sebulan.
• Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto untuk penghitungan pemotongan pajak penghasilan bagi
pensiunan, ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-
tingginya Rp. 2.400.000 setahun atau Rp. 200.000 sebulan.
PPh 21 Pegawai Tetap
Tata Cara Pengitungan (4)

Bagi penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 yang tidak


memiliki NPWP, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 dengan tarif
lebih tinggi 20% daripada tarif yang diterapkan terhadap WP yang
memiliki NPWP. Artinya jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong
adalah sebesar 120% dari jumlah PPh Pasal 21 yang seharusnya
dipotong dalam hal yang bersangkutan memiliki NPWP.
Pemotongan PPh Pasal 21 seperti ini hanya berlaku untuk
pemotongan PPh Pasal 21 yang bersifat final.
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghasilan Pegawai Tetap

Gaji Pokok
Tunjangan Berkesinambungan
Uang Rapel
Imbalan Tahunan
Natura
PPh 21 Pegawai Tetap
Perspektif Pemberi Kerja

Memunculka
n “Utang PPh
Diakui sebagai 21” di
“Beban Gaji” Laporan Posisi
di Laporan Keuangan
Laba Rugi
Pemotongan
PPh 21 oleh
pemberi kerja
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghitungan Teknis
Gaji pokok XXX
Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JK, JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan bruto per bulan XXX
(Biaya jabatan) / (Biaya Pensiun) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto per bulan {x 12} XXX
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
PPh 21 Pegawai Tetap
Ilustrasi Gaji Bulanan (1)

Mr X pada tahun 2018 memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 7.500.000,00


dan membayar iuran pensiun yang ditanggung sendiri sebesar Rp 300.000,00.
Kertarajasa telah menikah dan memiliki tiga orang anak. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas Mr X? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Ilustrasi Gaji Bulanan (2)

Mr Y adalah pegawai yang menikah dengan dua anak dan memperoleh gaji
sebulan Rp 10.000.000. Perusahaan mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
jumlah masing-masing 0.5% dan 0.3% dari gaji. Perusahan menanggung iuran JHT
setiap bulan yakni 3.7% dari gaji, sedangkan Mr. Y membayar iuran JHT sebesar 2%
dari gaji tiap bulan. Di samping itu, perusahaan juga mengikuti program pensiun
untuk pegawainya dengan membayar iuran pensiun untuk Mr. Y ke dana pensiun yang
pendiriannya disahkan oleh Menkeu, setiap bulan sebesar Rp 250.000,00. Mr. Y
sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 190.000,00. Bagaimanakah penghitungan
PPh 21 atas Mr Y? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Ilustrasi Gaji Harian (3)

Mr. Z adalah seorang pegawai tetap perusahaan dengan memperoleh gaji yang dibayar
harian sebesar Rp 319.000 Dia berstatus kawin dan memiliki seorang anak. Perusahaan
mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing setiap bulan 1% dan 0.3% dari
gaji. Perusahaan membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 3.7% dari gaji, sedangkan Mr. Z
membayar iuran pensiun Rp 95.000 dan JHT sebesar 2% dari gaji. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas Mr Z? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Ilustrasi Karyawati (4)

Mrs A adalah seorang karyawati dengan status menikah dan memiliki anak tunggal.
Dia memperoleh gaji sebulan Rp 6.700.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
170.000,00. Berdasarkan surat keterangan dari kecamatan tempatnya berdomisili yang
diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak memiliki penghasilan
apapun. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Mrs A? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Tunjangan Pajak (5)
Mr M selama tahun 2018 memperoleh gaji sebulan Rp 8.300.000,00 dan membayar
iuran pensiun sebesar Rp 350.000,00. Mr M telah menikah dan memiliki seorang anak. Mr
M memperoleh tunjangan pajak sebesar Rp 65.000,00 per bulan mulai tahun 2019.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Mr M di 2019? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Tunjangan Penghasilan (6)
Mr M (menikah dengan satu anak) merupakan seorang pegawai tetap
perusahaan yang menerima gaji pokok sebesar Rp 6.250.000,00 per bulan. Di samping
itu, Ranggalawe menerima pula tunjangan makan, tunjangan keluarga, tunjangan
kesehatan, dan tunjangan transportasi masing – masing sebesar 10%, 5% gaji pokok, Rp
135.000,00, dan Rp 235.000,00. Jika Mr. M mengikuti program pensiun dengan iuran Rp
132.500,00 per bulan, berapakah PPh 21 yang dipotong atas penghasilan Mr.M?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Bentuk Imbalan Tahunan (1)

Jasa Produksi Tantiem Gratifikasi

Tunjangan Hari
Raya atau Bonus Premi
Tahun Baru

Penghasilan
Sejenis Lain
PPh 21 Pegawai Tetap
Bentuk Imbalan Tahunan (2)
Gaji Pokok XXX
Tunjangan, Bonus, Imbalan Bulanan Lain XXX
Iuran JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan sebelum bonus per bulan {x 12} XXX
Penghasilan sebelum bonus setahun XXX
Bonus tahunan XXX
Penghasilan bruto setahun XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ

Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
PPh 21 Pegawai Tetap
Bentuk Imbalan Tahunan (7)
Mr B adalah pegawai yang menikah dengan satu anak dan memperoleh gaji
sebulan Rp 8.700.000. Perusahaan mengikuti program Jamsostek dan Iuran Pensiun,
sehingga perusahaan harus membayar premi yang meliputi Jaminan Kecelakaan
Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah
masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji, serta Rp 225.000,00 per bulan. Mr. B
sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 190.000,00 dan JHT sebesar 2% dari gaji
tiap bulan. Di tahun berjalan perusahaan memberikan THR sebesar Rp
13.000.000,00 untuk setiap pegawai. Berapakah beban PPh 21 yang dikenakan atas
THR Mr. B? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Natura (1)
Udayana bekerja sebagai pegawai administratif pada suatu
entitas yang berdasar ketentuan Menkeu diperbolehkan menggunakan
norma penghitungan khusus (deemed profit) dalam kegiatan
perpajakannya. Udayana memperoleh gaji sebulan sebesar Rp
3.150.000,00 dan menerima pembayaran lain dalam bentuk 20 kg sagu
dan 5 kg gula setiap bulannya. Di daerah tempat tinggalnya, kedua
komoditas tersebut rata – rata dihargai masing – masing Rp 10.000,00
per kg dan Rp 15.000,00 per kg. Jika Udayana telah menikah dan
namun belum memiliki anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
penghasilannya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Natura (2)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 3,150,000
Beban Gaji 3.425.000
Natura sagu (20 x 10.000) 200,000 Utang PPh 21 53.000
Natura gula (5 x 15.000) 75,000 Kas 3.097.000
Penghasilan bruto per bulan 3,425,000 Persediaan 275.000
(Biaya jabatan) (171,250) (171,250)
Penghasilan netto per bulan 3,253,750
Penghasilan netto setahun 39,045,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 12,720,000
Pembulatan PKP 12,720,000
Pajak terutang setahun
5% x 12,720,000 636,000 Rp636,000.00
Pajak terutang per bulan Rp53,000.00
PPh 21 Pegawai Tetap
Bekerja Sejak Pertengahan Tahun,
Kewajiban Sejak Awal Tahun (1)

Pati Unus mengajukan permohonan pensiun dini sebagai pegawai pemerintah dan
disetujui di akhir tahun 2012. Di bulan Mei 2013, ia kembali bekerja di suatu perusahaan
milik perseorangan. Gaji sebulan yang diterima Pati Unus adalah Rp 12.650.000,00, ia
membayar iuran pensiun sebesar Rp 250.000,00. Pati Unus telah menikah dan memiliki
dua orang orang anak. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Pati Unus? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Bekerja Sejak Pertengahan Tahun,
Kewajiban Sejak Awal Tahun (2)
Jawaban :
Gaji pokok 12,650,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 12,650,000 Beban Gaji 12.650.000
(Biaya jabatan) (632,500) Utang Dana Pensiun 250.000
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) Utang PPh 21 590.469
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (250,000) (750,000) Kas 11.809.531
Penghasilan netto per bulan 11,900,000
Penghasilan netto Mei - Desember 95,200,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,825,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,825,000 2,223,750 Rp4,723,750.00
Pajak terutang per bulan Rp590,468.75
PPh 21 Pegawai Tetap
Bekerja & Kewajiban Sejak
Pertengahan Tahun (1)

Trenggana merupakan WNA yang baru datang dan berniat tinggal


di Indonesia sejak awal bulan Agustus 2013. Ia langsung memperoleh
pekerjaan dengan gaji sebulan sebesar Rp 8.350.000,00. Hingga saat ini
Trenggana masih melajang. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Trenggana? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Bekerja & Kewajiban Sejak
Pertengahan Tahun (2)

Jawaban :
Gaji pokok 8,350,000 urnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 8,350,000 Beban Gaji 8.350.000
(Biaya jabatan) (417,500) (417,500) Utang PPh 21 469.458
Kas 7.880.542
Penghasilan netto per bulan 7,932,500
Penghasilan netto Agustus - Desember 39,662,500
Penghasilan netto disetahunkan 95,190,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000) (24,300,000)
Penghasilan Kena Pajak 70,890,000
Pajak terutang disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 20,890,000 3,133,500 Rp5,633,500.00
Pajak terutang Agustus - Desember Rp2,347,291.67
Pajak terutang per bulan Rp469,458.33
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Masih Berlaku (1)

Fatahillah memperoleh gaji sebulan sebesar Rp 9.575.000,00.


Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp 200.000,00. Di
akhir bulan Maret 2013, Fatahillah berhenti dari pekerjaan yang
semula. Jika Fatahillah telah menikah dan memiliki tiga orang orang
anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang dikenakan
terhadapnya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Masih Berlaku (2)
Jawaban :
Gaji pokok 9.575.000
Penghasilan bruto per bulan 9.575.000
(Biaya jabatan) -478.750
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) -200.000 -678.750
Penghasilan netto per bulan 8.896.250
Penghasilan netto setahun 106.755.000
(PTKP)
WP sendiri -24.300.000
Status kawin -2.025.000
Tanggungan tiga anak -6.075.000 -32.400.000
Penghasilan Kena Pajak 74.355.000
Pajak terutang Jan - Desember
5% x 50,000,000 2.500.000
15% x 24,355,000 3.653.250 Rp6.153.250,00
Pajak terutang per bulan Rp769.156,25
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Masih Berlaku (3)
Jawaban Gaji:pokok 9.575.000
Penghasilan bruto per bulan 9.575.000
(Biaya jabatan) -478.750
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) -200.000 -678.750
Penghasilan netto per bulan 8.896.250
Penghasilan netto Januari - Maret 26.688.750
(PTKP)
WP sendiri -24.300.000
Status kawin -2.025.000
Tanggungan tiga anak -6.075.000 -32.400.000
Penghasilan Kena Pajak 0
Pembulatan PKP 0
Pajak terutang Januari - Maret
5% x 4,128,000 0 Rp0,00
Pajak yang telah dipotong Jan - Feb (2 x 769,156) (Rp1.538.312)
Pajak kurang (lebih) bayar (Rp1.538.312)
Atas besaran pajak lebih bayar, perusahaan wajib mengembalikannya kepada Fatahillah.
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Berhenti (1)
Tirtayasa adalah bekerja bagi suatu perusahaan dengan gaji sebulan yang
diterima sebesar Rp 14.250.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun
sebesar Rp 375.000,00. Atas prestasinya, Tirtayasa menerima bonus
pertengahan tahun di 2013 sebesar Rp 45.000.000,00. Malangnya, di akhir
bulan Agustus 2013 Tirtayasa mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Jika
Tirtayasa meninggalkan seorang istri dan seorang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 yang dikenakan terhadapnya di Agustus 2013?
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Berhenti, PPh Atas Gaji (2)
Jawaban :
Gaji pokok 14,250,000
Penghasilan bruto per bulan 14,250,000
(Biaya jabatan) (712,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (375,000) (875,000)
Penghasilan netto per bulan 13,375,000
Penghasilan netto setahun 160,500,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 132,150,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 82,150,000 12,322,500 Rp14,822,500.00
PPh 21 per bulan Rp1,235,208.33
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti, PPh Atas Gaji dan Bonus (3)
Jawaban Gaji: pokok 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per bulan 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per tahun 171,000,000
Bonus 45,000,000
Penghasilan bruto setahun 216,000,000
(Biaya jabatan) (10,800,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (4,500,000) (10,500,000)
Penghasilan netto setahun 205,500,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 177,150,000
Pajak terutang atas gaji dan bonus
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 127,150,000 19,072,500 Rp21,572,500.00
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti, PPh Atas Bonus (4)

Pajak atas bonus = Pajak atas gaji dan bonus - Pajak atas gaji
= 21.572.500 - 14.822.500
= Rp 6.750.000,00
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Berhenti, Penghitungan
Kembali (5)
Jawaban: Gaji pokok 14.250.000
Penghasilan sebelum bonus per bulan 14.250.000
Penghasilan sebelum bonus Januari - Agustus 114.000.000
Bonus 45.000.000
Penghasilan bruto Januari - Agustus 159.000.000
(Biaya jabatan) -7.950.000
(Maksimal biaya jabatan) -6.000.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) -4.500.000 -10.500.000
Penghasilan netto Januari - Agustus 148.500.000
Penghasilan netto disetahunkan 222.750.000
(PTKP)
WP sendiri -24.300.000
Status kawin -2.025.000
Tanggungan satu anak -2.025.000 -28.350.000
Penghasilan Kena Pajak 194.400.000
Pajak terutang atas penghasilan disetahunkan
5% x 50,000,000 2.500.000
15% x 144,400,000 21.660.000 Rp24.160.000,00
Pajak terutang atas Januari - Agustus Rp16.106.666,67
PPh 21 Pegawai Tetap
Berhenti Pertengahan Tahun,
Kewajiban Berhenti (6)

Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp16.106.666,67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 1.235.208,00) (Rp8.646.456,00)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp6.750.000,00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Agustus 2012 Rp710.210,67
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir (1)

PPh 21 = Pajak di bulan


sebelumnya
(Ketika tidak ada
Bulan Desember perubahan penghasilan)
(Bagi pegawai yang
bekerja sepanjang
tahun) PPh 21 diperhitungkan
kembali
Masa Pajak Terakhir
(Ketika ada perubahan
penghasilan)
Bulan terakhir saat
pegawai berhenti
bekerja.
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir (2)
Senapati pada tahun 2013 memperoleh gaji sebulan Rp
5.750.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
200.000,00. Di awal bulan April, Senapati memperoleh
peningkatan gaji pokok senilai Rp 3.500.000,00. Jika Senapati
telah menikah dan memiliki seorang anak, bagaimanakah
penghitungan PPh 21 di akhir bulan Desember?
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir, awal
pertama (3)

Jawaban :
Gaji pokok 5,750,000
Penghasilan bruto per bulan 5,750,000
(Biaya jabatan) (287,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (487,500)
Penghasilan netto per bulan 5,262,500
Penghasilan netto setahun 63,150,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 34,800,000
Pajak terutang setahun
5% x 34,800,000 1,740,000 Rp1,740,000.00
Pajak terutang per bulan Rp145,000.00
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir,
masa kedua (4)
Jawaban :
Gaji pokok 9,250,000
Penghasilan bruto per bulan 9,250,000
(Biaya jabatan) (462,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (662,500)
Penghasilan netto per bulan 8,587,500
Penghasilan netto setahun 103,050,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,700,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,700,000 3,705,000 Rp6,205,000.00
Pajak terutang per bulan Rp517,083.33
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir,
akhir masa (5)
Jawaban Penghasilan
: bruto per bulan Januari - Maret 5,750,000
Penghasilan bruto Januari - Maret 17,250,000
Penghasilan bruto per bulan April - Desember 9,250,000
Penghasilan bruto April - Desember 83,250,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 100,500,000
(Biaya jabatan) (5,025,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (2,400,000) (7,425,000)
Penghasilan netto setahun 93,075,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,725,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,725,000 2,208,750 Rp4,708,750
Pajak yang telah dipotong Januari - Maret (3 x 145,000) (Rp435,000)
Pajak yang telah dipotong April - Desember (9 x 517,083) (Rp4,653,747)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp379,997)
PPh 21 Pegawai Tetap
Pemindahan Lokasi Tugas (1)

PPh diperhitungkan
kembali sesuai besaran
penghasilan baru.

Besaran penghasilan
mengalami perubahan.
Di akhir periode di lokasi
baru, dilakukan
Pemindahan Lokasi Tugas penghitungan pajak kurang
(lebih) bayar.

Besaran penghasilan tidak PPh lokasi baru = PPh lokasi


mengalami perubahan. lama
PPh 21 Pegawai Tetap
Pemindahan Lokasi Tugas (2)
Sura Agul Agul pada tahun 2013 bekerja pada sebuah
perusahaan yang berkedudukan di Makassar, dengan memperoleh gaji
sebulan Rp 6.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
145.000,00. Di awal bulan November, Sura dipindahkan ke kantor di
Merauke sehingga memperoleh tambahan penghasilan berupa
tunjangan transportasi senilai Rp 3.150.000,00. Jika Senapati telah
menikah dan memiliki dua orang anak, bagaimanakah penghitungan
PPh 21 di masing – masing lokasi dan di akhir bulan Desember?
PPh 21 Pegawai Tetap
Pemindahan Lokasi Tugas,
Lokasi Pertama (3)
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Penghasilan bruto per bulan 6,350,000
(Biaya jabatan) (317,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (462,500)
Penghasilan netto per bulan 5,887,500
Penghasilan netto setahun 70,650,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 40,275,000
Pajak terutang setahun
5% x 40,275,000 2,013,750 Rp2,013,750.00
Pajak terutang per bulan Rp167,812.50
PPh 21 Pegawai Tetap
Pemindahan Lokasi Tugas,
Lokasi Kedua (4)
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Tunjangan transportasi 3,150,000
Penghasilan bruto per bulan 9,500,000
(Biaya jabatan) (475,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (620,000)
Penghasilan netto per bulan 8,880,000
Penghasilan netto setahun 106,560,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 76,185,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 26,185,000 3,927,750 Rp6,427,750.00
Pajak terutang per bulan Rp535,645.83
PPh 21 Pegawai Tetap
Pemindahan Lokasi Tugas,
Masa Terakhir (5)

Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Oktober 6,350,000
Penghasilan bruto Januari - Oktober 63,500,000
Penghasilan bruto per bulan November - Desember 9,500,000
Penghasilan bruto November - Desember 19,000,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 82,500,000
(Biaya jabatan) (4,125,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,740,000) (5,865,000)
Penghasilan netto setahun 76,635,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 46,260,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 46,260,000 2,313,000 Rp2,313,000.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Oktober (10 x 167,813) (Rp1,678,130.00)
Pajak yang telah dipotong November - Desember (2 x 535,646) (Rp1,071,292.00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp436,422.00)
PPh 21 Pegawai Tetap
Penghasilan dalam Mata Uang Asing

Atas penghasilan dalam mata uang asing, nilai yang dijadikan dasar
penghitungan PPh perlu dikonversikan terlebih dahulu ke dalam mata uang
domestik berdasar Kurs Keputusan Menteri Keuangan (Kurs KMK) di pekan
berjalan.
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Pola Pembayaran
Penghasilan
di Akhir Masa
Kerja

Diterima Diterima
Sekaligus Berkala

Dialihkan ke
Anuitas
Pesangon Pensiun Dana Pensiun
Seumur
Hidup
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Pembayaran Sekaligus

Penghasilan di akhir masa kerja yang dibayarkan sekaligus dapat


berbentuk pesangon, manfaat pensiun, THT, atau JHT.

Pemotongan pajak penghasilan bersifat final.

Pembayaran secara sekaligus dapat dibayarkan melalui beberapa kali


pembayaran sepanjang maksimal dua tahun kalender, dan dikenai tarif
yang berlaku khusus.

Atas pembayaran yang dibayarkan di tahun ketiga atau setelahnya,


pemotongan pajak penghasilan bersifat tidak final dan dikenai tarif
umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a).
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Tarif PPh 21 Final – Uang Pesangon

No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 5%
100.000.000,00

3 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 15%


500.000.000,00

4 Di atas Rp 500.000.000,00 25%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP


PPh 21 Akhir Masa Kerja
Ilustrasi – Uang Pesangon (1)
Abiyasa (berstatus menikah dan memiliki dua anak) memasuki masa
pensiun di akhir bulan Maret 2013, dan atas pengabdiannya perusahaan hendak
membayarkan uang pesangon secara sekaligus, sebesar 40 kali gaji pokok
terakhir yang dibayarkan. Sesuai slip gaji di bulan Februari, Abiyasa menerima
penghasilan bruto senilai Rp 11.143.000,00 yang di dalamnya tercakup pula
komponen iuran JKK dan JKM yang dibayarkan oleh perusahaan masing – masing
sebesar 1% dan 0,3% dari gaji pokok. Jika pesangon tersebut baru akan
dibayarkan di bulan April 2014, bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21
dan berikut sifatnya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Ilustrasi – Uang Pesangon (2)

Jawaban:
Penghasilan bruto Rp11.143.000,00
Iuran JKK dibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp110.000,00)
Iuran JKM dibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp33.000,00)
Gaji pokok Rp11.000.000,00
Pesangon dibayarkan Rp440.000.000,00

Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0,00
5% x 50,000,000 Rp2.500.000,00
15% x 340,000,000 Rp51.000.000,00 Rp53.500.000,00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 440.000.000
Utang PPh final 53.500.000
Kas 386.500.000
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Tarif PPh 21 Final – Uang Manfaat
Pensiun/THT/JHT
No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif

1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%

2 Di atas Rp 50.000.000,00 5%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP


PPh 21 Akhir Masa Kerja
Ilustrasi – Uang Manfaat Pensiun/THT/JHT (1)
Bhisma (berstatus menikah dan memiliki seorang anak) di akhir bulan
November 2013 mengajukan permohonan pensiun dini dan disetujui. Perusahaan
akan membayarkan uang manfaat pensiun secara sekaligus dengan nilai Rp
525.000.000,00. Manfaat pensiun tersebut akan dibayarkan dalam empat termin,
masing masing senilai Rp 35.000.000,00 di November 2013, Rp 60.000.000,00 di
April 2014, Rp 260.000.000,00 di Mei 2015, serta sisanya di Desember 2015.
Bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21 atas pembayaran manfaat pensiun
tersebut dan berikut sifatnya?
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Ilustrasi – Uang Manfaat Pensiun/THT/JHT (2)
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif Sifat

Nov ’13 35.000.000 0% x 35.000.000 25.000.000 Final


=0
Apr ’14 60.000.000 0% x 15.000.000 95.000.000 Final
+ 5% x 45.000.000
= 2.250.000
Mei ’15 260.000.000 5% x 260.000.000 355.000.000 Final
= 13.000.000
Des ’15 170.000.000 5% x 50.000.000 525.000.000 Tidak Final
+ 15% x 120.000.000
=20.500.000
PPh 21 Akhir Masa Kerja
Pensiun Diterima Berkala

Bila waktu pensiun sudah dapat diketahui Bila waktu pensiun belum diketahui secara
dengan pasti pada awal tahun. pasti saat penghitungan PPh awal tahun.

Penghitungan PPh terutang didasarkan


pada perkiraan penghasilan netto yang
PPh terutang dihitung berdasarkan PKP
disetahunkan. Jika terjadi kelebihan
yang akan diperoleh sebeum pensiun.
pemotongan, maka kelebihan tersebut
harus dikembalikan oleh pemberi kerja.

Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya jabatan
ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per tahun.

Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
PPh 21 Pegawai Tidak Tetap &
Tenaga Kerja Lepas
Pola Pembayaran

Penghasila
n Pegawai
Tidak Tetap
dan Tenaga
Kerja Lepas

Upah
Upah Upah Upah Harian yang
Harian Satuan Borongan Dibayarkan
Bulanan
PPh 21 Pegawai Tidak Tetap &
Tenaga Kerja Lepas
Tata Cara Penghitungan

Upah Harian, Satuan, Borongan


• Upah dikonversikan ke dalam upah harian
yang ekuivalen dengan ketentuan
pengupahan terkait.
• Atas upah harian hasil konversi, dikenakan
ketentuan tarif dan DPP yang bersesuaian.

Upah Harian yang Dibayarkan Bulanan


• Upah disetahunkan.
• Upah dikurangi dengan PTKP untuk
memperoleh PKP.
• Berlaku tarif umum Pasal 17 Ayat (1)
Huruf (a).
PPh 21 Pegawai Tidak Tetap &
Tenaga Kerja Lepas
Tarif dan DPP
PPh 21 Bukan Pegawai
Tata Cara Pengitungan
Memiliki NPWP
dan DPP = 50% x
berpenghasilan Penghasilan bruto
hanya dari satu – PTKP Bulanan
Bersifat pemberi kerja.
Berkesinambungan
Berpenghasilan
Penghasilan Bukan DPP = 50% x
lebih dari satu
Pegawai Penghasilan bruto
pemberi kerja.

Bersifat Tidak DPP = 50% x


Berkesinambungan Penghasilan bruto

Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.
PPh 21 Bukan Pegawai
Ketentuan Khusus (1)
Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut mempekerjakan
orang lain sebagai pegawainya dengan upah yang diketahui,
maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Upah pegawai
dipekerjakan

Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut melakukan


penyerahan material atau barang, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Nilai material atau
barang
PPh 21 Bukan Pegawai
Ketentuan Khusus (2)

Atas dokter yang melakukan praktik di RS atau klinik, maka:


Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran dari pasien sebelum
dikurangi biaya dan bagi hasil oleh RS atau klinik.

Agar dapat memperoleh pemotongan PTKP, wanita bukan


pegawai yang telah menikah wajib diserahkan fotokopi NPWP
suami, fotokopi surat nikah, dan fotokopi kartu keluarga.
PPh 21 Bukan Pegawai
Berkesinambungan, satu sumber (1)
Bima Sp.Og. merupakan seorang dokter yang hanya membuka praktik di suatu klinik
dengan memperoleh penghasilan setiap bulan berdasar prinsip bagi hasil berdasar proporsi 85%
: 15%. Bima Sp.Og. telah memiliki NPWP dan di tahun 2013 menerima bagi hasil dari klinik
sebagai berikut.
Bagi Hasil
Periode
Diterima
Jan 46,750,000
Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas penghasilan Feb 38,250,000
Yang diterima oleh Bima Sp.Og.? Mar 41,225,000
Apr 45,475,000
Mei 45,900,000
Jun 41,650,000
Jul 44,625,000
Aug 39,950,000
Sep 36,550,000
Okt 43,775,000
Nov 39,525,000
Des 48,875,000
PPh 21 Bukan Pegawai
Berkesinambungan, satu sumber (2)
Jawaban :
Penghasilan Bruto
Periode Bagi Hasil Diterima 50% Penghasilan Bruto PTKP
(100/ 85 x Bagi Hasil)
Jan 46.750.000 55.000.000 27.500.000 2.025.000
Feb 38.250.000 45.000.000 22.500.000 2.025.000
Mar 41.225.000 48.500.000 24.250.000 2.025.000

Apr 45.475.000 53.500.000 26.750.000 2.025.000


Mei 45.900.000 54.000.000 27.000.000 2.025.000
Jun 41.650.000 49.000.000 24.500.000 2.025.000
Jul 44.625.000 52.500.000 26.250.000 2.025.000
Aug 39.950.000 47.000.000 23.500.000 2.025.000
Sep 36.550.000 43.000.000 21.500.000 2.025.000
Okt 43.775.000 51.500.000 25.750.000 2.025.000
Nov 39.525.000 46.500.000 23.250.000 2.025.000

Des 48.875.000 57.500.000 28.750.000 2.025.000


Total 512.550.000 603.000.000 301.500.000 24.300.000
PPh 21 Bukan Pegawai
Berkesinambungan, satu sumber (3)
Jawaban :

Periode PKP PKP Kumulatif Tarif PPh Terutang


Jan 25,475,000 25,475,000 5% 1,273,750
Feb 20,475,000 45,950,000 5% 1,023,750
Mar 4,050,000 50,000,000 5% 202,500
18,175,000 68,175,000 15% 2,726,250
Apr 24,725,000 92,900,000 15% 3,708,750
Mei 24,975,000 117,875,000 15% 3,746,250
Jun 22,475,000 140,350,000 15% 3,371,250
Jul 24,225,000 164,575,000 15% 3,633,750
Aug 21,475,000 186,050,000 15% 3,221,250
Sep 19,475,000 205,525,000 15% 2,921,250
Okt 23,725,000 229,250,000 15% 3,558,750
Nov 20,750,000 250,000,000 15% 3,112,500
475,000 250,475,000 25% 118,750
Des 26,725,000 277,200,000 25% 6,681,250
Total 277,200,000 39,300,000
PPh 21 Bukan Pegawai
Berkesinambungan, bbrp sumber,
tanpa NPWP (1)
Bratasena merupakan seorang pelukis lepas yang memajang hasil karyanya di galeri seni untuk diperjualbelikan.
Atas setiap lukisan yang terjual, Bratasena akan menerima permbayaran tunai di bulan berikutnya. Selama tahun 2013,
Bratasena menerima penghasilan dari galeri seni dengan rincian sebagai berikut.

Bratasena telah menikah dengan memiliki dua anak, Periode Penghasilan


serta masih belum terdaftar sebagai wajib pajak di Jan 17,000,000
Feb 15,500,000
KPP tempat domisilinya. Bagaimanakah perlakuan
Mar 16,750,000
perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh Apr 19,000,000
Bratasena dari galeri seni? Mei 14,500,000
Jun 13,250,000
Jul 16,000,000
Aug 15,250,000
Sep 13,000,000
Okt 18,000,000
Nov 18,500,000
Des 20,000,000
PPh 21 Bukan Pegawai
Berkesinambungan, bbrp sumber,
tanpa NPWP (2)
Jawaban :
50% x Penghasilan Tarif
Periode Penghasilan Bruto DPP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Bruto (DPP) Tanpa
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,000 15% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,000 15% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,000 15% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,000 15% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,000 15% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,000 15% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500
PPh 21 Bukan Pegawai
Tidak Berkesinambungan

Permadi merupakan seorang praktisi sekaligus pengamat lepas. Permadi


diundang sebagai pembicara rangkaian pelatihan pegawai selama tiga bulan
penuh di tahun 2013 dengan honorarium masing – masing Rp 95.000.000,00 dan
Rp 115.000.000,00. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Permadi?

Jawaban :
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 = 5% x (50% x 100.000.000) + 15% x (50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00
Thank You
iaijawatimur.or.id

082257317728

info@iaijawatimur.or.id

iaijatim

Anda mungkin juga menyukai