BIAYA POST

EMPLOYMENT
BENEFITS
OBLIGATIONS (PEBO)
BY KELOMPOK 6
ENENG SHOPUROH
HELIANI
ISMI MULYA HARI

(123141027)

(123141038)
(123141042)

LATAR BELAKANG
KOREKSI BIAYA POST EMPLOYMENT BENEFITS
OBLIGATIONS (PEBO)
1. PT.
A
MENUNJUK
ASURANSI
XYZ
UNTUK
MENANGGUNG
DAN
MENYELENGGARAKAN
PROGRAM ASURANSI YANG MENYERUPAI DANA
PENSIUN UNTUK PARA KARYAWAN NYA.
2. PT. A INGIN MERESTITUSI SPT TAHUNAN YANG
POSISINYA LEBIH BAYAR, MAKA PT. A
DIPERIKSA OLEH FISKUS

3. SETELAH DIPERIKSA OLEH FISKUS, MAKA ADA KOREKSI

BIAYA POST EMPLOYMENT BENEFITS OBLIGATIONS
(PEBO)
4. DOKUMEN YANG DIBERIKAN OLEH PT. A TIDAK DAPAT
MEMBUKTIKAN
BAHWA
BIAYA
PEBO
TERSEBUT
MERUPAKAN PEMBAYARAN
IURAN KEPADA
DANA
PENSIUN YANG PENDIRIANNYA TELAH DISAHKAN OLEH
MENTERI KEUANGAN
5. BIAYA PEBO YANG DIBAYARKAN PT. A KEPADA ASURANSI
XYZ
BUKANLAH
IURAN
PENSIUN
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 6 AYAT (1) HURUF C UU PPH,
AKAN TETAPI MERUPAKAN PEMBAYARAN PREMI ASURANSI
6. TERJADINYA ENTERPRESENTASI YANG SALAH OLEH PIHAK
PT. A YANG MENYEBUTKAN PEBO SEBAGAI DANA
PENSIUN KEPADA PIHAK FISKUS

ALASAN PEMERIKSAAN
1. SPT PPH BADAN LEBIH BAYAR
2. PEMERIKSAAN HASILNYA SKPKB
3. KEBERATAN HASILNYA SURAT KEPUTUSAN
KEBERATAN
4. BANDING HASILNYA PUTUSAN BANDING
5. PENINJAUAN KEMBALI HASILNYA PUTUSAN
PK

ALASAN PENINJAUAN KEMBALI

a. BUKTI - BUKTI PALSU
b. TERDAPAT BUKTI BARU
c. HASIL PUTUSAN DI LUAR TUNTUTAN
d. HASIL
PUTUSAN
TIDAK
DIPERTIMBANGKAN SEBAB - SEBABNYA
e. HASIL PUTUSAN TIDAK SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN YANG BERLAKU

PROSES PEMERIKSAAN
1. SURAT PERINTAH PEMERIKSAAN
2. PEMINJAMAN CATATAN, DOKUMEN,BUKTI
PENDUKUNG
3. PEMBAHASAN DAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN
4. SURAT PEMBERITAHUAN HASIL PEMERIKSAAN
5. SURAT KETETAPAN PAJAK

PROSES KEBERATAN
1. SURAT PERMOHONAN KEBERATAN (3BLN
SETELAH
SKP
DIKIRIM
&
HARUS
MEMBAYAR MIN. SEJUMLAH DISETUJUI
PEMB. AKHIR)
2. PEMINJAMAN CATATAN, DOKUMEN, BUKTI
PENDUKUNG
3. PEMBAHASAN AKHIR HASIL PENELITIAN
KEBERATAN
4. SURAT
PEMBERITAHUAN
PENELITIAN KEBERATAN
5. SURAT KEPUTUSAN KEBERATAN

HASIL

PROSES BANDING
1. SURAT PUTUSAN BANDING (3BLN
SETELAH KEPUTUSAN DITERIMA &
HARUS
MEMBAYAR
50%
DARI
JUMLAH YANG TERHUTANG)
2. SURAT BANTAHAN ATAS SURAT
URAIAN BANDING (30 HARI)
3. PROSES PERSIDANGAN
4. UJI BUKTI DAN BERITA ACARA UJI
BUKTI
5. PUTUSAN BANDING

PROSES PENINJAUAN KEMBALI

1. SURAT MEMORI PENINJAUAN KEMBALI
2. PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

PEMBAHASAN
DALAM PERJANJIAN (AGREEMENT) ANTARA
PEMOHON BANDING DENGAN PT ASURANSI
XYZ, BIAYA PEBO YANG DIBAYARKAN
PEMOHON BANDING KEPADA PT ASURANSI
XYZ
BUKANLAH
IURAN
PENSIUN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 6
AYAT (1) HURUF C UU PPH, AKAN TETAPI
MERUPAKAN
PEMBAYARAN
PREMI
ASURANSI.

PEMBAHASAN
PASAL 6 AYAT (1) HURUF A ANGKA 6 UU PPH,
BESARNYA PENGHASILAN KENA PAJAK BAGI WAJIB PAJAK
DALAM NEGERI DAN BENTUK USAHA TETAP DITENTUKAN
BERDASARKAN PENGHASILAN BRUTO DIKURANGI BIAYA
UNTUK MENDAPATKAN, MENAGIH, DAN MEMELIHARA
PENGHASILAN,
TERMASUK
BIAYA
YANG
SECARA
LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG BERKAITAN DENGAN
KEGIATAN USAHA, ANTARA LAIN PREMI ASURANSI.
DALAM KETENTUAN TERSEBUT TIDAK DIATUR
MENGENAI BATASAN ATAU PERSYARATAN TERTENTU
YANG HARUS DIPENUHI AGAR PEMBAYARAN PREMI
ASURANSI DAPAT DIKURANGKAN ATAS PENGHASILAN
BRUTO UNTUK MENENTUKAN PENGHASILAN KENA PAJAK.

PEMBAHASAN
SETIAP PEMBAYARAN PREMI ASURANSI YANG
SECARA
LANGSUNG
ATAU
TIDAK
LANGSUNG
BERKAITAN DENGAN KEGIATAN USAHA, PASTI DAPAT
DIKURANGKAN ATAS PENGHASILAN BRUTO UNTUK
MENENTUKAN PENGHASILAN KENA PAJAK.
PASAL 6 AYAT (1) HURUF C UU PPH YANG
DIGUNAKAN OLEH TERBANDING SEBAGAI DASAR
UNTUK MENOLAK KEBERATAN PEMOHON BANDING
TIDAK RELEVAN UNTUK DITERAPKAN KARENA KOREKSI
YANG MENJADI POKOK KEBERATAN ADALAH PREMI
ASURANSI BUKAN IURAN PENSIUN.

PEMOHON BANDING MEMOHON KOREKSI BIAYA

PEBO DIBATALKAN.

PEMBAHASAN
BAHWA DALAM PENELITIAN KEBERATAN,
TERBANDING MENYATAKAN BIAYA PEBO YANG
DIBIAYAKAN OLEH PEMOHON BANDING DALAM
LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2011 ADALAH
PEMBAYARAN IURAN PENSIUN KEPADA DANA
PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN (DPLK) XYZ
AKAN TETAPI PEMOHON BANDING TIDAK DAPAT
MEMBUKTIKAN BAHWA BIAYA PEBO TERSEBUT
MERUPAKAN PEMBAYARAN IURAN KEPADA DANA
PENSIUN YANG PENDIRIANNYA TELAH DISAHKAN
OLEH MENTERI KEUANGAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA PASAL 6 AYAT 1 HURUF C UU
PPH.

PEMBAHASAN
BIAYA
PEBO
TERSEBUT
TIDAK
DAPAT
DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO DALAM
MENENTUKAN PENGHASILAN KENA PAJAK.
MENANGGAPI
HAL
TERSEBUT
PEMOHON
BANDING MENJELASKAN BAHWA MENYIMPANG
DARI NAMA PERKIRAAN (ACCOUNT) YANG
TERCANTUM DALAM LAPORAN KEUANGAN, BIAYA
PEBO PADA DASARNYA ADALAH PEMBAYARAN
PREMI ASURANSI YANG DILAKUKAN PEMOHON
BANDING KEPADA PT ASURANSI XYZ

PEMBAHASAN
BERDASARKAN
PERJANJIAN
KERJASAMA
ANTARA
PEMOHON
BANDING
DENGAN
ASURANSI
XYZ
SEHUBUNGAN DENGAN PROGRAM ASURANSI JIWA
KUMPULAN JANGKA WAKTU SEJAHTERA SEBAGAI PROGRAM
ASURANSI UNTUK PENGHARGAAN ATAS PENGABDIAN
KARYAWAN SESUAI DENGAN UU KETENAGAKERJAAN NO.
011/AZLI-LGL/AG/I/2009
(SELANJUTNYA
DISEBUT
PERJANJIAN ASURANSI).
PEMOHON
BANDING
SEBAGAI
SALAH
SATU
PERUSAHAAN YANG BERDOMISILI DI INDONESIA, HARUS
TUNDUK PADA KETENTUAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13
TAHUN
2013
(SELANJUTNYA
DISEBUT
UU
KETENAGAKERJAAN).

PEMBAHASAN
PASAL 156 AYAT (1) UU KETENAGAKERJAAN
MENYATAKAN BAHWA DALAM HAL TERJADI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, PENGUSAHA
DIWAJIBKAN MEMBAYAR UANG PESANGON DAN
ATAU UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN
UANG PENGGANTIAN HAK YANG SEHARUSNYA
DITERIMA. DENGAN KONDISI PEREKONOMIAN
AKHIR-AKHIR INI SERTA IKLIM USAHA YANG
SERBA TIDAK PASTI, PEMUTUSAN HUBUNGAN
KERJA BISA SAJA TERJADI SEWAKTU-WAKTU.

PEMBAHASAN
HAL YANG DITAKUTKAN OLEH PEMOHON BANDING
ADALAH JIKA PADA SAAT HARUS MELAKUKAN PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA DI SAAT YANG BERSAMAAN KONDISI
KEUANGAN PERUSAHAAN SEDANG TIDAK BAIK SEHINGGA
PEMOHON
BANDING
AKAN
KESULITAN
MEMENUHI
KEWAJIBAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 156
AYAT (1) UU KETENAGAKERJAAN. SEBAGAI ALTERNATIF
PEMECAHAN ATAS PERMASALAHAN TERSEBUT MAKA
PEMOHON BANDING MENUNJUK ASURANSI XYZ UNTUK
MENANGGUNG
DAN
MENYELENGGARAKAN
PROGRAM
ASURANSI JIWA KUMPULAN JANGKA WAKTU BAGI KARYAWAN
PEMOHON BANDING

PEMBAHASAN
DALAM
PERSIDANGAN
TERBANDING
MENYATAKAN PEMBAYARAN PREMI ASURANSI
OLEH PEMBERI KERJA UNTUK KEPENTINGAN
PEGAWAINYA BOLEH DIBEBANKAN SEBAGAI
BIAYA PERUSAHAAN TETAPI BAGI PEGAWAI
YANG BERSANGKUTAN PREMI TERSEBUT
MERUPAKAN PENGHASILAN.

PEMBAHASAN
PEMOHON BANDING TIDAK MELAPORKAN
PEMBAYARAN PREMI ASURANSI KEPADA
ASURANSI
XYZ
SEBAGAI
TAMBAHAN
PENGHASILAN BAGI KARYAWAN DALAM SPT
PPH PASAL 21 SEHINGGA PREMI ASURANSI
TERSEBUT TIDAK DAPAT DIKURANGKAN DARI
PENGHASILAN BRUTO DALAM MENENTUKAN
PENGHASILAN KENA PAJAK.

PEMBAHASAN
MENANGGAPI HAL TERSEBUT PEMOHON
BANDING MENJELASKAN BAHWA PERJANJIAN
ASURANSI DILAKUKAN OLEH ASURANSI XYZ
SELAKU PENYELENGGARA PROGRAM ASURANSI
DAN PEMOHON BANDING SELAKU PEMEGANG
POLIS. SELANJUTNYA DALAM PASAL 4 AYAT 1
PERJANJIAN ASURANSI, DISEBUTKAN BAHWA
PEMOHON BANDING BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP SELURUH JADWAL PEMBAYARAN
PREMI.

PEMBAHASAN
KEDUA HAL TERSEBUT YANG MEMBUAT PROGRAM
ASURANSI YANG DISELENGGARAKAN OLEH ASURANSI
XYZ BERBEDA DENGAN PROGRAM DANA PENSIUN
ATAU PROGRAM ASURANSI YANG DISELENGGARAKAN
UNTUK KEPENTINGAN KARYAWAN SEPERTI BPJS
KESEHATAN, JKK/JKM BPJS KETENAGAKERJAAN, DAN
LAIN-LAIN.
PADA PROGRAM DANA PENSIUN ATAU PROGRAM
ASURANSI
YANG
DISELENGGARAKAN
UNTUK
KEPENTINGAN KARYAWAN SEPERTI BPJS KESEHATAN
DAN JKK/JKM BPJS KETENAGAKERJAAN, PESERTA DAN
YANG WAJIB MEMBAYAR IURAN ADALAH MASINGMASING KARYAWAN YANG BERSANGKUTAN.

PEMBAHASAN
OLEH KARENA YANG BERTANGGUNG JAWAB
ATAS PEMBAYARAN SELURUH PREMI ADALAH
PEMOHON BANDING DAN ASURANSI TERSEBUT
DISELENGGARAKAN
UNTUK
KEPENTINGAN
PEMOHON ASURANSI XYZ MERUPAKAN BIAYA
BAGI PEMOHON BANDING AKAN TETAPI BUKAN
TERMASUK SEBAGAI PENGHASILAN BAGI
KARYAWAN (TERTANGGUNG).

PEMBAHASAN
BAHWA
DALAM
PERSIDANGAN
TERBANDING MENYATAKAN BIAYA PEBO
MERUPAKAN DANA CADANGAN ATAU PROVISI
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA PASAL 9
AYAT (1) HURUF C UU PPH DAN PERNYATAAN
STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK)
24.

PEMBAHASAN
MENANGGAPI HAL TERSEBUT PEMOHON BANDING
MENJELASKAN BAHWA DALAM PSAK 24 DINYATAKAN
BEBERAPA HAL SEBAGAI BERIKUT:
BEBAN PENCADANGAN (PROVISI) YANG DIBEBANKAN
TAHUN BERJALAN ADALAH HASIL PERHITUNGAN
AKRUAL ATAS BEBAN BEBAN ESTIMASI IMBALAN
PASCAKERJA YANG BELUM DIBAYAR (PARAGRAF 53
BUTIR A).
ENTITAS MENGGUNAKAN METODE PROJECTED UNIT
CREDIT UNTUK MENENTUKAN NILAI KINI KEWAJIBAN
IMBALAN PASTI, BIAYA JASA KINI TERKAIT DAN BIAYA
JASA LALU (PARAGRAF 69).

PEMBAHASAN
DALAM PSAK 24, YANG DIMAKSUD
BEBAN PENCADANGAN ATAU PROVISI
ADALAH
BEBAN
ESTIMASI
IMBALAN
PASCAKERJA
YANG
BELUM
DIBAYAR
BERBEDA DENGAN PEMBAYARAN PREMI
ASURANSI YANG DILAKUKAN PEMOHON
BANDING KEPADA ASURANSI XYZ.

PEMBAHASAN
PASAL 3 AYAT 4 PERJANJIAN ASURANSI
MENYATAKAN BAHWA PEMOHON BANDING
AKAN MELAKUKAN PEMBAYARAN PREMI
BULANAN SESUAI DENGAN HAK - HAK DARI
MASING - MASING TERTANGGUNG YANG
TELAH
DITENTUKAN
OLEH
PEMOHON
BANDING.

PEMBAHASAN
KETENTUAN TERSEBUT DENGAN JELAS
MENUNJUKKAN BAHWA BIAYA PEBO ADALAH
BIAYA YANG NYATA - NYATA DIBAYARKAN
OLEH
PEMOHON
BANDING,
BUKAN
PENCADANGAN BIAYA (PROVISI) SEPERTI
YANG DITUDUHKAN OLEH TERBANDING.

PEMBAHASAN
DALAM PERSIDANGAN PEMOHON BANDING
TELAH MENJELASKAN BAHWA PADA SAAT TERJADI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (TERJADI KLAIM),
PEMOHON BANDING AKAN MENGAJUKAN SURAT
KLAIM PEMBAYARAN UANG PESANGON / UANG
PISAH
KEPADA
ASURANSI
XYZ
SELAKU
PENYELENGGARA
PROGRAM
ASURANSI.
SELANJUTNYA
ASURANSI
XYZ
AKAN
MEMBAYARKAN UANG PESANGON / UANG PISAH
TERSEBUT KEPADA PEMOHON BANDING UNTUK
DITERUSKAN
KEPADA
TERTANGGUNG
(KARYAWAN) YANG BERSANGKUTAN.

KESIMPULAN
BIAYA PEBO ADALAH PEMBAYARAN PREMI
ASURANSI YANG DILAKUKAN PEMOHON
BANDING KEPADA ASURANSI XYZ. PROGRAM
ASURANSI TERSEBUT DILAKSANAKAN UNTUK
KEPENTINGAN
PEMOHON
BANDING
SEHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN UU
KETENAGAKERJAAN.

KESIMPULAN
BIAYA PEBO BUKANLAH DANA CADANGAN ATAU
PROVISI SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA PASAL 9
AYAT (1) HURUF C UU PPH DAN PSAK 24 SEHINGGA
DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
DALAM MENENTUKAN PENGHASILAN KENA PAJAK
SESUAI DENGAN KETENTUAN PASAL 6 AYAT (1)
HURUF A ANGKA 6 UU PPH. DENGAN DEMIKIAN,
KOREKSI
TERBANDING
ATAS
BIAYA
PEBO
SEHARUSNYA DIBATALKAN.

DAFTAR PUSTAKA
AGOES, SUKRISNO DAN ESTRALITA TRISNAWATI. 2008. AKUNTANSI PERPAJAKAN. EDISI KEDELAPAN.
PENERBIT SALEMBA EMPAT. JAKARTA.
GUNADI.2009. AKUNTANSI PAJAK.EDISI REVISI 2009.PENERBIT PT GRAMEDIA WIDIASARANA
INDONESIA. JAKARTA
IKATAN AKUNTAN INDONESIA.2009. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PER 1 JULI 2009.PENERBIT
SALEMBA EMPAT. JAKARTA.
INDONESIA TAX REVIEW.2010. TAX PLANNING. PENERBIT LEMBAGA MANAJEMEN IFORMASI. JAKARTA.
LUMBANTORUAN, SOPHAR. 2009. AKUNTANSI PERPAJAKAN. EDISI REVISI. PENERBIT PT GRASINDO.
JAKARTA
MARDIASMO.2008. PERPAJAKAN. EDISI REVISI. PENERBITAN DI YOGYAKARTA.YOGYAKARTA.
MELIALA, TS DAN FRANCISCA WIDIANTI OETOMO. 2010.PERPAJAKAN DAN AKUNTANSI PAJAK. EDISI
KEENAM. PENERBIT SEMESTA MEDIA.JAKARTA.
MULJONO, DJOKO. 2009.TAX PLANNING MENYIASATI PAJAK DENGAN BIJAK. EDISI PERTAMA. PENERBIT
CV ANDI OFFSET. YOGYAKARTA.
MULJONO, DJOKO DAN BARUNI WICAKSONO. 2009. AKUNTANSI PAJAK LANJUTAN. PENERBIT. ANDI.
YOGYAKARTA.
RESMI, SITI. 2011. PERPAJAKAN (TEORI DAN KASUS). EDISI KEENAM. PENERBIT SALEMBA EMPAT.
JAKARTA.
SUANDY, EARLY. 2008. PERENCANAAN PAJAK. EDISI KEEMPAT. PENERBIT SALEMBA EMPAT. JAKARTA.
WALUYO. 2008. AKUNTANSI PAJAK. EDISI PERTAMA. PENERBIT SALEMBA EMPAT. JAKARTA.

TERIMA
KASIH