Anda di halaman 1dari 10

http://journalbalitbangdalampung.

org P-ISSN 2354-5704 | E-ISSN 2622-190X


Agustus 2020

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

UTILIZATION OF INFORMATION TECHNOLOGY IN


INCREASED REGIONAL ORIGINAL INCOME
Ridwan Saifuddin
Peneliti Balitbangda Provinsi Lampung
Email: bumikitasatu@gmail.com

Dikirim 15 Juni 2020, Direvisi 10 Juli 2020; Disetujui 27 Juli 2020

Abstrak: Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung untuk memperbaiki tata kelola
pemerintahan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pemanfaatan sistem pemerintahan berbasis elektronik
juga telah dikembangkan terutama dalam proses perencanaan dan pengelolaan keuangan daerah. Seperti halnya
dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) pada Pemerintah Provinsi Lampung. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui tahap pengembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada Badan
Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Lampung dalam upaya mengoptimalkan PAD, khususnya dari sektor pajak
yang telah dijalankan selama ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pemanfaatan
teknologi dalam pengelolaan pendapatan daerah di Provinsi Lampung sudah sampai tahap evolusi ketiga menurut
Primozic et.al. (1991). Teknologi informasi sudah dilibatkan dalam proses pemberian layanan perpajakan sebagai
salah satu sumber PAD, sehingga mampu meningkatkan kinerja lembaga. Namun, pemanfaatan teknologi
informasi dalam pengambilan keputusan perlu lebih dioptimalkan, sebagaimana tahap evolusi keempat dan kelima.
Kata Kunci: optimalisasi, pelayanan, evolusi, teknologi, inovasi.

Abstract: Various efforts have been made by the Lampung Provincial Government to improve governance and
improve the quality of public services. The use of an electronic-based government system has also been developed,
especially in the planning process and regional financial management. As is the case with efforts to increase local
revenue (PAD) in the Lampung Provincial Government. The purpose of this study was to determine the stage of
developing the use of information and communication technology at the Regional Revenue Board (Bapenda) of
Lampung Province in an effort to optimize PAD, especially from the tax sector that has been implemented so far.
This research use desciptive qualitative approach. The use of technology in the management of regional revenues
in Lampung Province has reached the third evolutionary stage according to Primozic et.al. (1991). Information
technology has been involved in the process of providing tax services as a source of PAD, so as to improve
institutional performance. However, the use of information technology in decision making needs to be optimized,
as in the fourth and fifth stages of evolution.

Keywords: optimization, service, evolution, technology, innovation.

PENDAHULUAN Belanja Daerah (APBD) merupakan


instrumen fiskal pemerintah daerah untuk
Konstitusi menyebutkan bahwa membiayai kegiatan pemerintahan dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, pembangunan. Kebijakan fiskal diarahkan
dan kota mengatur dan mengurus sendiri pada optimalisasi fungsi dan manfaat
urusan pemerintahan menurut asas otonomi pendapatan dan belanja daerah dalam
dan tugas pembantuan. Pemerintahan rangka tercapainya tujuan pembangunan.
daerah berhak menetapkan kebijakan dan Pada sisi pendapatan, kebijakan diarahkan
peraturan untuk melaksanakannya. Daerah pada optimalisasi Pendapatan Asli Daerah
juga memiliki kewenangan menggali (PAD). Potensi daerah yang sangat
sumber pendanaan guna mendanai beragam di Indonesia membuat
pelaksanaan otonomi daerah sesuai kemampuan daerah dalam menggali
potensinya. Anggaran Pendapatan dan

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 8 NO. 2 183


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

sumber-sumber pendanaan yang ada juga


berbeda-beda.
Pada 2011 rasio realisasi PAD
terhadap realisasi APBD Provinsi Lampung
telah mencapai 55,45%. Realisasi APBD
pada tahun 2011 sekitar Rp2.535 Milyar,
dimana realisasi PAD tercatat Rp1.403
Milyar lebih; lebih tinggi dari target yang
ditetapkan. Namun, seiring naiknya
anggaran daerah, rasio PAD terhadap
APBD Provinsi Lampung juga mengalami
Gambar 2. Grafik Realisasi APBD dan
fluktuasi, meski selama 2011-2018 rasio
PAD
rencana maupun realisasi PAD terhadap
APBD di Provinsi Lampung selalu berada
Penerimaan daerah dalam
pada kisaran 40%. Dalam bentuk grafik,
pelaksanaan desentralisasi terdiri dari
rasio target PAD terhadap target APBD
pendapatan daerah dan pembiayaan.
Provinsi Lampung dalam rentang waktu
Pendapatan daerah bersumber dari PAD,
2011-2018 disajikan sebagai berikut:
dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan. Pembiayaan sebagai sumber
penerimaan daerah bersumber dari sisa lebih
perhitungan anggaran daerah, penerimaan
pinjaman daerah, dana cadangan daerah,
dan hasil penjualan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Sedangkan PAD bersumber dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, serta lain-lain PAD yang sah.
Lain-lain PAD yang sah ini meliputi hasil
penjualan kekayaan daerah yang tidak
Gambar 1. Grafik Target APBD dan PAD
dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih nilai tukar terhadap mata
Pada anggaran 2018, realisasi
uang asing dan komisi, potongan atau
APBD Provinsi Lampung sudah tercatat
bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
mencapai Rp7.137.049.975.851, dengan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa
realisasi PAD sebesar
oleh daerah.
Rp2.902.313.507.327, atau rasio 40,67%.
Terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya Dalam Peraturan Presiden Nomor
(2017), dimana posisi realisasi APBD 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Provinsi Lampung sebesar Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE),
Rp6.822.818.640.215 dengan realisasi dijelaskan bahwa, SPBE adalah
PAD sebesar Rp2.759.859.176.654, yang penyelenggaraan pemerintahan yang
berarti rasio PAD terhadap APBD sebesar memanfaatkan teknologi informasi dan
40,45%. Dalam bentuk grafik, realisasi komunikasi untuk memberikan layanan
APBD dan realisasi PAD, serta rasio kepada pengguna. SPBE dibangun untuk
realisasi PAD terhadap APBD Provinsi menghasilkan nilai manfaat dengan
Lampung 2011-2018 ditampilkan sebagai didukung infrastruktur berupa perangkat
berikut: keras, perangkat lunak, dan fasilitas
penunjang dalam rangka menjalankan
sistem, aplikasi, komunikasi data,
pengolahan dan penyimpanan data,

184 VOLUME 8 NO. 2 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

perangkat penghubung/integrasi, serta perangkat lunak, juga fasilitas


perangkat elektronik lainnya. Layanan penunjangnya. Kemudian sistem yang
SPBE ini terdiri dari layanan administrasi dikelola Bapenda tersebut diitegrasikan
pemerintahan dan layanan publik berbasis dengan Sistem Informasi Perencanaan dan
elektronik. Layanan administrasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPPKD),
pemerintahan, untuk mendukung tata yang merupakan integrasi e-planning, e-
laksana internal birokrasi dalam rangka budgeting, dan e-SSH (Standar Satuan
meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Harga) pada Pemerintah Provinsi Lampung.
pemerintah, meliputi bidang perencanaan,
Permasalahan
penganggaran, keuangan, pengadaan Pemanfaatan teknologi dalam
barang dan jasa, kepegawaian, kearsipan, pengelolaan pendapatan daerah ini secara
pengelolaan barang milik negara,
umum telah mengefektifkan fungsi
pengawasan, akuntabilitas kinerja, serta pengawasan dan pertanggungjawaban
layanan lain sesuai kebutuhan internal secara vertikal. Pengendalian terhadap
birokrasi pemerintahan. Sedangkan layanan kinerja penarikan pajak melalui Samsat
publik berbasis elektronik meliputi layanan lebih efektif karena dapat dilakukan secara
yang mendukung kegiatan sektor real time. Kebocoran dan moral hazard
pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan dapat ditekan. Namun, dari indikator
usaha, tempat tinggal, komunikasi dan capaian realisasi PAD ternyata belum
informasi, lingkungan hidup, kesehatan, optimal. Bahkan rasio realisasi PAD
jaminan sosial, energi, perbankan, terhadap APBD cenderung stagnan, bahkan
perhubungan, sumber daya alam, menurun pada 2014-2017. Permasalahan
pariwisata, serta sektor strategis lainnya yang dibahas dalam kajian ini adalah belum
yang dapat dikembangkan sesuai dengan optimalnya peningkatan realisasi PAD,
kebutuhan pelayanan publik pada instansi pasca-pemanfaatan sistem elektronik
pemerintahan. berbasis web dalam pengelolaan
Optimalisasi pendapatan daerah pendapatan daerah Provinsi Lampung.
yang dilakukan Pemerintah Provinsi
Tujuan Penelitian
Lampung, khususnya pada sektor pajak Berbagai upaya telah dilakukan
telah dirintis sejak 2015. Badan Pendapatan Pemerintah Provinsi Lampung untuk
Daerah (Bapenda) Provinsi Lampung memperbaiki tata kelola pemerintahan dan
sebagai leading sector telah membangun meningkatkan kualitas pelayanan publik.
dan menata sistem pengelolaan pendapatan Pemanfaatan sistem pemerintahan berbasis
daerah berbasis elektronik. Di antaranya elektronik juga telah dikembangkan
membangun aplikasi Sistem Manunggal terutama dalam proses perencanaan dan
Satu Atap (Samsat) terintegrasi (integrated pengelolaan keuangan daerah. Namun,
Samsat/i-Samsat) yang berbasis web. penggunaan perangkat elektronik (saja)
Aplikasi i-Samsat ini dibangun dalam tidak serta-merta dapat memberikan hasil
rangka meningkatkan transparansi dan optimal sebagaimana yang diharapkan.
akuntabilitas pengelolaan pendapatan Seperti halnya dalam upaya peningkatan
daerah dari sektor Pajak Kendaraan PAD pada Pemerintah Provinsi Lampung.
Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
Kendaraan Bermotor (BBNKB), Denda tahap pengembangan pemanfaatan
Pajak Kendaraan Bermotor (Denda PKB), teknologi informasi dan komunikasi pada
Denda Bea Balik Nama Kendaraan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda)
Bermotor (Denda BBNKB), dan Provinsi Lampung dalam upaya
Sumbangan Pihak Ketiga (SP3D) dari mengoptimalkan PAD, khususnya dari
kendaraan baru. Sistem berbasis elektronik sektor pajak yang telah dijalankan selama
tersebut terus mengalami pengembangan ini.
dan pembaruan baik perangkat keras,

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 8 NO. 2 185


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

TINJAUAN PUSTAKA retribusi berbasis teknologi informasi


dan komunikasi (TIK).
Dalam RPJMD Provinsi Lampung
c. Melaksanakan intensifikasi dan
2019-2024 disebutkan bahwa
ekstensifikasi pungutan pajak dan
pengembangan teknologi menjadi
retribusi.
instrumen komunikasi antara pemerintah
d. Menyempurnakan dan mengevaluasi
dan masyarakat. Selain itu pelayanan
dasar hukum pungutan.
perijinan, kemudahan berusaha, pelayanan
e. Meningkatkan kontribusi BUMD
administrasi kependudukan, hingga
dalam pembentukan PAD dengan
pelayanan pendidikan dan kesehatan juga
mendorong BUMD untuk menjalankan
harus semakin ditingkatkan. Pemerintah
bisnis yang lebih profitable
dapat mengoptimalisasikan pemanfaatan
(transformasi bisnis).
kemajuan teknologi informasi untuk
f. Meningkatkan koordinasi internal
mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan
maupun eksternal.
birokrasi, serta membentuk jaringan sistem
g. Meningkatkan pengawasan terhadap
manajemen dan proses kerja yang
sistem, prosedur, dan pelaksanaaan
memungkinkan instansi-instansi
pengelolaan pendapatan daerah.
pemerintah bekerja secara terpadu untuk
menyederhanakan akses semua informasi Berdasarkan arah kebijakan tersebut,
dan layanan publik yang harus disediakan proyeksi PAD Provinsi Provinsi Lampung
oleh pemerintah. Masyarakat, sektor 2020-2024 ditetapkan dengan faktor
swasta, dan pemerintah mengharapkan koreksi di sektor mata pajak sebagai akibat
pembangunan teknologi informasi dan dari:
komunikasi di Indonesia menjadi lebih
a. Fluktuasi realisasi pendapatan pada
terarah dan terintegrasi serta tidak tumpang pos PKB dan BBNKB sebagai akibat
tindih pengembangannya mulai dari tingkat pengaruh perkembangan faktor
kabupaten/kota, provinsi, maupun internal dan eksternal yang bersifat
pemerintah pusat. Pengembangan e- mengganggu perekonomian regional.
government merupakan upaya untuk b. Trend pendapatan pajak BBNKB
mengembangkan penyelenggaraan mengalami penurunan dari tahun ke
pemerintahan yang berbasis elektronik. tahun.
Menurut data yang dimuat dalam c. Trend pajak PKB mengalami kenaikan,
dokumen tersebut, persentase organisasi tetapi pada triwulan ke-IV mengalami
perangkat daerah di lingkungan Pemerintah penurunan dibandingkan dengan
Provinsi Lampung yang sudah menerapkan realisasi triwulan III.
e-government sebesar 80 persen pada 2017, d. Realisasi dari target sangat dipengaruhi
atau meningkat dibanding tahun kondisi perekonomian global,
sebelumnya sebesar 60 persen (2016), 40 nasional, dan regional, khususnya pada
persen (2015), dan 20 persen (2014). berbagai kebijakan fiskal dan moneter
yang diambil oleh pemerintah pusat.
Terkait kerangka pendanaan fiskal
daerah, pada sisi PAD, proyeksi periode Pemanfaatan teknologi dalam upaya
2020-2024 dirumuskan beberapa kebijakan optimalisasi pendapatan daerah tidak bisa
dan langkah-langkah sebagai berikut: berdiri sendiri. Dari ketujuh langkah yang
tertuang dalam dokumen RPJMD untuk
a. Meningkatkan kualitas pelayanan
merealisasikan proyeksi PAD periode
kepada masyarakat/wajib pajak.
2020-2024, salah satunya telah memasukan
b. Meningkatkan dan mengembangkan
teknologi informasi dan komunikasi
inovasi sistem dan prosedur
sebagai sistem pendukung layanan
administrasi pelayanan perpajakan dan
perpajakan. Di samping itu, perlu dilakukan
langkah-langkah lain untuk mengantisipasi

186 VOLUME 8 NO. 2 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

faktor koreksi yang berpotensi Ketersediaan perangkat teknologi


menyebabkan proyeksi yang ditetapkan canggih harus dilengkapi dengan kerangka
tidak dapat tercapai. manajemen dan budaya organisasi yang
kompatibel dengan teknologi tersebut.
Perkembangan sistem informasi
Pemanfaatan teknologi juga harus
memang mengalami evolusi yang kian
dibarengi perubahan organisasi. Primozic
cepat. Perkembangan sistem informasi
et.al. (1991) dalam Indrajit (2000),
dimulai pertama kali dengan ditemukannya
menjelakan ada lima tahap evolusi
komputer. Dilengkapi pula dengan
organisasi dengan adanya kemajuan
perkembangan teori-teori baru mengenai
teknologi. Tahap pertama, teknologi
manajemen perusahaan modern. Dalam
komputer digunakan untuk mengatasi
“Manajemen Sistem Informasi dan
problem efisiensi proses kerja atau aktivitas
Teknologi Informasi” (Indrajit. 2000:16),
operasional harian. Perusahaan akan
era perkembangan teknologi komputer
menanamkan investasinya untuk membeli
diawali era komputerisasi (1960-an),
komputer jika terbukti bahwa urusan
dimana mini computer dan mainframe
administratif akan menjadi lebih murah,
mulai diperkenalkan untuk meningkatkan
lebih baik, dan lebih cepat dalam tiga hal
efisiensi. Pada era ini masih ditekankan
pokok: efisiensi, efektivitas, dan kontrol
pada unsur teknologinya. Memasuki era
internal. Tahap kedua, disebut sebagai
teknologi informasi (1980-an) dimana
leveraging investment, dimana komputer
teknologi digital yang semakin maju
atau teknologi informasi dipandang sebagai
dikombinasikan dengan telekomunikasi.
aset perusahaan yang menguntungkan
Personal komputer menggantikan mini
dibandingkan dengan penggunaan
computer semakin diandalkan untuk
teknologi serupa (value for money).
pengolahan data. Selain efisiensi,
Biasanya perbandingan tersebut dilihat dari
efektivitas proses kerja juga meningkat.
seberapa menguntungkan dari segi finansial
Selanjutnya era globalisasi informasi (sejak
seandainya teknologi informasi
1990-an), dimana kemajuan teknologi
menggantikan teknologi yang sudah ada
informasi dan komunikasi kian maju secara
dalam proses penciptaan produk atau
eksponensial. Teknologi informasi dan
pelayanan yang ditawarkan perusahaan.
komunikasi mengatasi batas-batas
geografis. Berbagai layanan berbasis Tahap evolusi ketiga, ketika teknologi
teknologi semakin berkembang. Organisasi informasi sudah dilibatkan secara langsung
tradisional terganggu (terdisrupsi). dalam proses penciptaan produk, sehingga
meningkatkan kualitas produk yang
Oleh karena itu dapat dimengerti,
dihasilkan. Manajemen akan menilai
bahwa masih banyak perusahaan terutama
apakah penggunaan sistem teknologi
di negara berkembang (dunia ketiga), yang
informasi dapat meningkatkan revenue
masih sulit mengadaptasikan teori-teori
perusahaan atau tidak (company growth).
baru mengenai manajemen, organisasi,
Tahap keempat adalah tahapan dimana
maupun teknologi informasi karena masih
perusahaan yang sudah mature akan
melekatnya faktor budaya yang
mempertimbangkan untuk memperbaiki
mempengaruhi perilaku sumber daya
kinerja internal perusahaan. Caranya
manusianya. Maka, tidak heran jika masih
dengan memfokuskan diri pada kualitas
sering ditemui perusahaan dengan peralatan
pengambilan keputusan. Decision Support
komputer yang tercanggih, tetapi masih
System dan Executive Information System
dipergunakan sebagai alat-alat
administratif yang notabene merupakan era adalah dua jenis aplikasi teknologi
informasi yang mendominasi perusahaan-
penggunaan komputer pertama di dunia
perusahaan modern yang ingin
pada awal tahun 1960-an (Indrajit,
meningkatkan kualitas manajemen dalam
2000:16).
menunjang proses pengambilan keputusan.

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 8 NO. 2 187


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

Tahap kelima sebagai evolusi terakhir dalam era Revolusi Industri 4.0, tidak bisa
terutama terjadi pada perusahaan yang dilepaskan dari pemanfaatan teknologi
bergerak di bidang jasa. Pada tahap ini, informasi dan komunikasi (TIK).
perusahaan secara agresif melakukan Pemanfaatan TIK dalam tata kelola
eksploitasi pengembangan teknologi pemerintahan diarahkan untuk
informasi untuk menjangkau para mewujudkan tata kelola yang lebih efektif,
pelanggan atau calon pelanggan di mana efisien, dan akuntabel. Salah satu inovasi
saja dan kapan saja. yang dilakukan Pemerintah Provinsi
Lampung adalah mengembangkan Sistem
METODE PENELITIAN
Informasi Perencanaan dan Pengelolaan
Penelitian ini menggunakan pendekatan Keuangan Daerah (SIPPKD).
deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif
Pemerintah Provinsi Lampung telah
dipergunakan untuk mengidentifikasi,
melalui proses transformasi dalam
memahami, mendeskripsikan, kemudian
penerapan sistem pemerintahan berbasis
menginterpretasikan informasi terkait
elektronik. SIPPKD Pemerintah Provinsi
pemanfaatan teknologi dalam pengelolaan
Lampung merupakan platform aplikasi
keuangan daerah, khususnya dalam hal
berbasis internet yang mengintegrasikan e-
pendapatan daerah yang bersumber dari
SSH (elektronik Standar Satuan Harga), e-
PAD. Lokasi penelitian ini adalah Badan
planning, dan e-budgeting secara terpadu.
Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi
Implementasi SIPPKD telah diperkuat
Lampung, dengan unit analisis bidang
dengan Peraturan Gubernur Lampung
pajak dan pengembangan teknologi
Nomor 67 Tahun 2018 tentang Aplikasi
informasi pendapatan daerah.
Sistem Informasi Perencanaan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Keuangan Daerah, dan
Peningkatan kapasitas fiskal daerah Keputusan Sekretaris Daerah Nomor
melalui optimalisasi sumber pendapatan G/564/VI.02/HK/2018 tentang Standar
serta penggalian sumber-sumber PAD Operasional Prosedur aplikasi Sistem
secara efektif dan kreatif, secara eksplisit Informatis Perencanaan dan Pengelolaan
menjadi agenda jangka menengah dan Keuangan Daerah di Lingkungan
jangka panjang yang tertuang dalam RPJPD Pemerintah Provinsi Lampung. Dalam
dan RPJMD Provinsi Lampung. Salah satu konteks tata kelola pendapatan daerah,
arah kebijakan di dalamnya, dalam rangka sebagai bagian dalam SIPPKD, Badan
menumbuhkembangkan serta memeratakan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi
ekonomi daerah yang berorientasi nasional Lampung juga telah mengembangkan
dan global, adalah dengan perbaikan sistem pengelolaan pendapatan daerah
pengelolaan keuangan daerah bertumpu pada berbasis elektronik yang terintegrasi dalam
sistem anggaran yang transparan, e-budgeting. Optimalisasi pendapatan
bertanggung jawab, serta menjamin daerah sudah menjadi perhatian penting
efektivitas pemanfaatannya dengan Pemerintah Provinsi Lampung, baik
dukungan sistem informasi berbasis IT yang melalui penataan manajemen, juga
handal. pembenahan sistem yang didukung
seperangkat teknologi komputer. Target
Pengelolaan keuangan daerah yang dan realisasi pendapatan daerah Provinsi
efektif dan efisien merupakan satu Lampung 2011-2018 dapat dilihat dalam
instrumen penting dalam menciptakan tata tabel di bawah ini:
kelola pemerintahan yang baik, sebagai
prasyarat untuk bisa melaksanakan
pembangunan daerah yang
menyejahterakan rakyatnya. Upaya
mewujudkan tata kelola yang baik tersebut,

188 VOLUME 8 NO. 2 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

Tabel 1. Target dan Realisasi Pendapatan modal dasar pembangunan yang harus
Daerah Provinsi Lampung dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Target dan realisasi pajak Provinsi
Lampung 2011-2018 disajikan dalam tabel
berikut:

Tabel 3. Target dan Realisasi Pajak


Provinsi Lampung

Bapenda Provinsi Lampung sebagai


penyelenggara urusan dalam bidang
pengelolaan pendapatan, terus berupaya
memperbaiki tata kelola pendapatan
daerah. Perangkat komputer dengan sistem
Kemampuan pemerintah daerah
aplikasi penatausahaan berbasis web terus
dalam menggerakan perekonomian
dikembangkan sebagai upaya untuk
masyarakat tidak bisa dilakukan tanpa
menekan distorsi dan kebocoran. Inovasi
dukungan sumber pembiayaan yang
tata kelola pendapatan ini menjadi strategis,
memadai. Karenanya, optimalisasi
mengingat pendapatan daerah yang
pendapatan daerah juga merupakan bagian
bersumber dari pajak rakyat merupakan
dari upaya meningkatkan pembangunan
modal dasar pembangunan yang harus
dan perekonomian masyarakat. Dinamika
dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
lingkungan yang bergerak cepat, globalisasi,
Target dan realisasi pajak Provinsi
kemajuan teknologi informasi dan
Lampung 2011-2018 disajikan dalam tabel
komunikasi, revolusi industri, telah menjadi
berikut:
bingkai fakta yang menuntut akselerasi
Tabel 2. Target dan Realisasi Pendapatan perbaikan kinerja pemerintahan dan
Daerah Provinsi Lampung pembangunan. Pemerintah daerah semakin
ditantang untuk melakukan inovasi,
termasuk juga dalam pengelolaan sumber-
sumber pendapatan daerah.
PAD menjadi salah satu indikator
kemampuan pemerintah daerah dalam
membiayai kebutuhan pemerintahan dan
Sumber: Bapenda Provinsi Lampung, 2019 pembangunan, dengan bertumpu pada
kekuatan dan potensi daerahnya sendiri.
Bapenda Provinsi Lampung sebagai Sayangnya pemanfaatan teknologi dalam
penyelenggara urusan dalam bidang tata kelola pendapatan daerah belum
pengelolaan pendapatan, terus berupaya mampu meningkatkan PAD secara
memperbaiki tata kelola pendapatan signifikan, bahkan rasio antara realisasi
daerah. Perangkat komputer dengan sistem PAD terhadap realisasi APBD menurun
aplikasi penatausahaan berbasis web terus selama 2014-2017 dan sedikit mengalami
dikembangkan sebagai upaya untuk kenaikan pada 2018. Data realisasi APBD,
menekan distorsi dan kebocoran. Inovasi PAD, dan rasio antara realisasi PAD
tata kelola pendapatan ini menjadi strategis, terhadap total APBD 2011-2018 disajikan
mengingat pendapatan daerah yang dalam tabel di bawah ini:
bersumber dari pajak rakyat merupakan

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 8 NO. 2 189


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

Tabel 4. Realisasi APBD, PAD, dan bentuk layanan baru dalam


Rasionya 2011-2018 mengoptimalkan pendapatan pajak daerah
dapat dikembangkan. Seperti membentuk
unit “Samsat Ladies” di pusat perbelanjaan,
“Samsat Kontainer” di pelabuhan, juga
Samsat Desa. Pengembangan dan inovasi
pelayanan pajak masih memungkinkan
untuk terus dikembangkan dengan
dukungan teknologi yang sudah ada,
sehingga optimalisasi PAD dapat terwujud.
Merujuk pendapat Primozic et.al.
(Indrajit. 2000), memang tidak banyak Tahap evolusi keempat dalam
perusahaan atau organisasi yang serta- pemanfaatan teknologi informasi dan
merta dapat memanfaatkan teknologi komunikasi masih perlu diperkuat.
informasi yang dimilikinya menjadi sesuatu Ketersediaan teknologi tidak sebatas
kekuatan strategis. Berdasarkan lima meningkatkan efisiensi dan efektivitas
skenario evolusi dalam pemanfaatan dalam pekerjaan, tetapi juga dapat
teknologi informasi tersebut, problem dimanfaatkan untuk pengambilan
efisiensi proses kerja dan operasional dalam keputusan yang tepat dan berkualitas.
mengelola pendapatan daerah oleh Teknologi yang telah dioperasionalkan
Bapenda Provinsi Lampung dapat teratasi seyogianya dapat menjadi bagian integral
secara baik dengan adanya aplikasi i- dalam pengambilan keputusan terkait
Samsat berbasis web yang terus optimalisasi pendapatan daerah. Teknologi
dikembangkan dan dimutakhirkan. informasi dan komunikasi dapat
Pemantauan dan penanganan terhadap dikembankan sebagai sarana
objek pajak dapat dilakukan secara lebih mengumpulkan dan mengolah data dalam
efektif. Tingkat kebocoran dapat ditekan jumlah besar dan kompleks, atau dikenal
dan moral hazard dari para petugas di sebagai big data. Himpunan big data yang
lapangan dapat diminimalisir. Target bisa diolah dan disajikan melalui teknologi
penarikan pajak di setiap unit Samsat dapat informasi, merupakan bahan baku atau
dipantau setiap saat (real time) melalui modal penting dalam perumusan kebijakan.
sistem media informasi yang ada di Dengan harapan, kebijakan yang diambil
Bapenda Provinsi Lampung. Kepala berbasis data yang kompleks dan
Bapenda dapat merespon kinerja dan komprehensif akan memberikan inovasi
capaian target pajak dari unit-unit Samsat pelayanan yang lebih baik dan solusi yang
yang tersebar di kabupaten/kota setiap saat tepat. Karena itu, pemanfaatan teknologi
dan memberikan umpan balik. sebagai alat penghimpun dan pengolah data
perlu diintegrasikan sebagai bagian dari
Pengembangan dan pemutakhiran terus- sistem pendukung pengambilan kebijakan
menerus terhadap perangkat keras dan dan keputusan. Dengan demikian, kualitas
perangkat lunak dalam aplikasi i-Samsat manajemen dalam proses pengambilan
oleh Bapenda lebih memungkinkan adanya keputusan menjadi lebih baik.
transparansi dan akuntabilitas yang baik,
sehingga kinerja organisasi meningkat. Meningkatnya kemampuan
Berbagai upaya mendekatkan pelayanan pemanfaatan teknologi informasi tersebut
pajak kepada masyarakat dengan didukung akan sampai pada evolusi kelima, di mana
teknologi informasi yang ada, mampu menurut Primozic et.al. (Indrajit. 2000),
menjaga dan meningkatkan pemasukan terutama terjadi pada perusahaan-
PAD secara berkelanjutan. Proses perusahaan yang bergerak dalam bidang
pelayanan dengan adanya i-Samsat menjadi jasa. Pada tahap ini, perusahaan
lebih efektif dan efisien, sehingga bentuk- (organisasi) secara agresif melakukan

190 VOLUME 8 NO. 2 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

eksploitasi pengembangan teknologi birokrasi, serta membentuk jaringan sistem


informasi untuk menjangkau para manajemen dan proses kerja yang
pelanggan atau calon pelanggan di mana memungkinkan instansi-instansi
saja dan kapan saja. Eksploitasi pemerintah bekerja secara terpadu untuk
kemampuan teknologi informasi dalam menyederhanakan akses semua informasi
pengolahan big data, misalnya, bisa sampai dan layanan publik yang harus disediakan
pada pengenalan yang akurat tentang oleh pemerintah. Perkembangan teori
kecenderungan perilaku dan persepsi manajemen modern akhir-akhir ini pada
masyarakat (konsumen). Pendekatan umumnya terkait disrupsi yang diakibatkan
pelayanan yang sesuai dengan cepatnya kemajuan teknologi informasi dan
kecenderungan masyarakat tersebut tentu komunikasi. Konsep collaborative
akan lebih diterima dan direspon secara governance makin relevan untuk diadopsi
positif oleh publik. Termasuk dalam dan dikembangkan dalam tata kelola
pelayanan perpajakan, sebagai sumber pemerintahan, untuk meningkatkan
pendapatan daerah. Pelayanan pajak yang keterlibatan sektor publik dan privat serta
dibangun Bapenda perlu memperhatikan masyarakat, juga meningkatkan kerja sama
kecenderungan perilaku masyarakat yang antarlembaga, yang memang menjadi
berubah dengan masifnya penggunaan kebutuhan pada era Revolusi Industri 4.0.
teknologi pintar berupa smartphone, di
KESIMPULAN
mana keramahan pelayanan (customer
friendly) dan kemudahan (simplicable) bagi Berdasarkan lima skenario evolusi
pengguna layanan menjadi tuntutan yang dalam pemanfaatan teknologi informasi
tak terhindarkan. Mendekatkan dan menurut Primozic et.al. (Indrajit. 2000),
memberikan kemudahan pelayanan pajak problem efisiensi proses kerja dan
menjadi tuntutan masyarakat yang harus operasional dalam mengelola pendapatan
direspon oleh pemerintah dengan didukung daerah oleh Bapenda Provinsi Lampung
teknologi informasi yang sudah demikian dapat teratasi secara baik dengan adanya
maju. aplikasi i-Samsat berbasis web yang terus
dikembangkan dan dimutakhirkan. Selain
Pemanfaatan teknologi informasi itu, pemanfaatan teknologi informasi juga
tersebut tentu membutuhkan adanya SDM telah meningkatkan transparansi dan
dengan kompetensi yang baik untuk akuntabilitas pengelolaan pendapatan
pemanfaatannya. Juga, tentunya, komitmen daerah. Proses pelayanan dengan adanya i-
pemimpin organisasi untuk membangun Samsat menjadi lebih efektif dan efisien.
sistem yang handal. Di samping dalam Sampai tahap ketiga evolusi pemanfaatan
rangka meningkatkan pelayan, ketersediaan teknologi menurut Primozic et.al. sudah
teknologi juga menjadi penunjang proses tercapai dalam konteks pengelolaan
kreatif dalam upaya melahirkan inovasi pendapatan daerah di Provinsi Lampung.
pelayanan publik dengan akseptabilitas Teknologi informasi sudah dilibatkan
publik yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam proses pemberian layanan
peningkatan kompetensi SDM dalam perpajakan sebagai salah satu sumber PAD,
pemanfaatan teknologi informasi ini sehingga mampu meningkatkan kinerja
menjadi prasyarat mutlak. Pemanfaatan lembaga.
teknologi yang semakin maju juga
membutuhkan penyesuaian manajemen Namun, pemanfaatan teknologi
lembaga. Sebagaimana sudah tertuang informasi dalam pengambilan keputusan
dalam dokumen RPJMD Provinsi Lampung perlu lebih dioptimalkan, sebagaimana
terbaru, bahwa pemerintah dapat tahap evolusi keempat Primozic. Teknologi
mengoptimalisasikan pemanfaatan yang telah dioperasionalkan seyogianya
kemajuan teknologi informasi untuk dapat menjadi bagian integral dalam
mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan pengambilan keputusan terkait optimalisasi

INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN | VOLUME 8 NO. 2 191


[PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH]
- Ridwan Saifuddin

pendapatan daerah. Teknologi informasi David Albury (2003). Innovation in the


dan komunikasi dapat dikembankan Public Sector. Discussion paper. The
sebagai sarana mengumpulkan dan Mall, London.
mengolah data dalam jumlah besar dan Hesselbein, Francis & Rob Johnston
kompleks, atau dikenal sebagai big data. (2002). On Creativity, Innovation, and
Himpunan big data yang bisa diolah dan Renewal. The Drucker Foundation. PT.
disajikan melalui teknologi informasi, Elex Media Komputindo. Jakarta
merupakan bahan baku atau modal penting
dalam perumusan kebijakan. Sampai pada, Machfud Sidik (2001). Kebijakan
pengembangan teknologi informasi untuk Perimbangan Keuangan Pusat dan
menjangkau wajib pajak dengan Daerah di Era Otonomi Daerah.
kecenderungan perilaku dan persepsinya Makalah kuliah perdana Program
yang juga berkembang. Pelayanan pajak Pascasarjana FISIP-UI Jakarta, 27
yang dibangun Bapenda perlu Agustus 2001.
memperhatikan kecenderungan perilaku Richardus Eko Indrajit (2000). Manajemen
masyarakat yang berubah dengan masifnya Sistem Informasi dan Teknologi
penggunaan teknologi pintar berupa Informasi. PT Elex Media
smartphone, di mana keramahan pelayanan Komputindo, Jakarta.
(customer friendly) dan kemudahan
(simplicable) bagi pengguna layanan Rogers, E.M. (2003). Diffusion of
menjadi tuntutan yang tak terhindarkan. Innovations 5th edition, Free Press.
Ketersediaan teknologi informasi juga New York.
menunjang proses kreatif dalam upaya
Tyran, Jean-Robert, and Rupert
melahirkan inovasi pelayanan publik
Sausgruber (2003). The Diffusion of
dengan akseptabilitas publik yang lebih
Policy Innovation: An Experimental
tinggi.
Investigation. Discussion Paper
Peningkatan kompetensi SDM No.2003-14. Department of
dalam pemanfaatan teknologi informasi ini Economics, Universität St.Gallen.
menjadi prasyarat mutlak. Pemanfaatan
Yogi Suwarno (2008). Inovasi di Sektor
teknologi yang semakin maju juga
membutuhkan penyesuaian manajemen Publik. Diunduh dari
kelembagaan. Konsep collaborative
https://www.researchgate.net/publicati
governance makin relevan untuk
dikembangkan dalam tata kelola on/328202667_INOVASI_DI_SEKT
pemerintahan, dalam rangka meningkatkan
OR_PUBLIK/download
keterlibatan sektor publik dan privat serta
masyarakat, juga meningkatkan kerja sama
antarlembaga.

DAFTAR PUSTAKA

Bachrul Elmi (2002). Keuangan


Pemerintah Daerah Otonom di
Indonesia. UI Press, Jakarta.
Carunia Mulya Firdausy (ed) (2018).
Kebijakan dan Strategi Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah dalam
Pembangunan Nasional. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.

192 VOLUME 8 NO. 2 | INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN

Anda mungkin juga menyukai