Anda di halaman 1dari 9

KABUPATEN KETAPANG

TAHUN ANGGARAN 2021


DIPRESENTASIKAN OLEH

ANTONIUS BINSAR
BELLA DWI SEPTIWANA
TRI P ARYAWAN
Kabupaten Ketapang adalah salah satu Daerah tingkat
II yang terletak di provinsi Kalimantan Barat. Ibu
kotanya adalah Kecamatan Delta Pawan atau yang
dikenal sebagai Kota Ketapang, sebuah kota yang
terletak di Delta Sungai Pawan. Kabupaten ini
memiliki luas wilayah 31.588,00 km² dan memiliki
penduduk sebanyak 579.927 jiwa (2021)
Bagaimana Pelaporannya ?
Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan

transparan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Pemerintah Kabupaten Ketapang menyusun Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) Kabupaten Ketapang Tahun Anggaran 2021 sebagai bentuk

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021.


Laporan keuangan yang disusun
ini meliputi:

 Laporan Realisasi Anggaran,


 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Laporan Keuangan dimaksud disusun sesuai dengan

Lebih, Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana

 Laporan Operasional, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

 Laporan Perubahan Ekuitas, 2010 tentang Standar Akuntansi

 Neraca, Pemerintahan khususnya Lampiran I SAP basis

 Laporan Arus Kas, akrual.

 Catatan atas Laporan Keuangan


Pihak yang Terkait Laporan Keuangan
 Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan
Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang bersangkutan dan menyampaikannya kepada
gubernur/bupati/walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah

 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah


Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah menyusun
Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) sebagai
pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah dan menyampaikannya
kepada gubernur/bupati/walikota.
Sanksi jika Terlambat Menyerahkan Laporan
Keuangan
Laporan Keuangan disampaikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
Hingga saat ini belum ada aturan yang mengatur secara rinci terkait sanksi yang
dapat diberikan kepada Pemerintah Daerah yang terlambat menyerahkan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah kepada BPK.

BPK sendiri tidak dalam konteks yang dapat memberikan sanksi kepada entitas
yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya.
Sehingga saat ini, batas waktu tiga bulan tersebut masih sebatas “anjuran”, bukan
suatu kewajiban yang harus dipatuhi oleh semua entitas.
Opini atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang meraih predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat untuk Laporan Keuangan Tahun Anggaran
2021
Penilaian Umum
Nilai SILPA sebesar Rp 477 M lebih berasal dari pelampauan target penerimaan dan efisiensi belanja
diasumsikan sebagai akibat dari penetapan target penerimaan yang terlalu kecil dan/atau terdapat kegiatan
yang telah direncanakan namun tidak terlaksana.

BUMD Ketapang Mandiri tetap memberikan deviden meski mengalami kerugian yang menyebabkan nilai
penyertaan modal pemerintah daerah mengalami penurunan.

Pendapatan Kabupaten Ketapang TA 2021 di anggarkan 2.414.436.303.355,00 dengan realisasi


penyerapan anggaran sebesar 2.616.938.650.273,18 atau 108,39% dari anggaran TA 2021.

Anggaran Belanja Kabupaten Ketapang TA 2021 sebesar 2.227.892.007.110,00 namun hanya dapat
terserap 1.953.447.851.941,06 atau 87,68% dari total anggaran belanja TA 2021.

Terdapat Anggaran Belanja Aset Lainnya yang sudah di anggarkan sebesar 345.825.518,00 namun tidak
ada penyerapan sama sekali, mengindikasikan perencanaan yang kurang matang.
 Realisasi Nilai belanja modal tanah ta 2021 sebesar rp.4.538.688.799, sedangkan penambahan
nilai aset tanah sebesar 4.261.060.705,31. Seharusnya nilai belanja sama dengan nilai
penambahan aset karena semua biaya yang muncul untuk mendapatkan suatu aset menjadi
penyusun nilai aset

 Terdapat Alokasi Dana Desa dianggarkan melalui belanja tidak terduga yang seharusnya melalui
belanja transfer bantuan keuangan umum Daerah Provinsi atau Kabupaten Kota kepada Desa

Anda mungkin juga menyukai