Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan


Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggung jawaban
keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti standar akuntasi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal
tersebut di atur dalam Undang-undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun dan di sajikan sesuai dengan standar akuntasi
pemerintahan yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Tujuan umum penyusunan laporan keuangan adalah menyajikan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan
suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, sosial maupun
politik dengan :
a. Menyediakan informasi mengenai apakah penerimaan periode berjalan cukup
untuk mebiayai seluruh pengeluaran.
b. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundang-undangan.
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah
dicapai.
d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi pemerintah
daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya.
f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah
daerah apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan
yang dilakukan selama periode pelaporan.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 1


1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286).
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355 ).
3. Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400).
4. Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No.5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Undang Undang No.9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua
atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
5. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintahan Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576),
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005
tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5155).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161).

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 2


8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6322).
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Permendagri No 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintahan Daerah.
11. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Kota Padang
Tahun 2008 Nomor 1).
12. Peraturan Walikota Padang Nomor 66 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah.

1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan


BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
1.3. Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan SKPD

BAB II : EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN


TARGET KINERJA APBD SKPD
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD

BAB III : IKHTISAR PENYAMPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD


3.1. Ihktisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD
3.2. Hambatan dan Kendala yang Ada Dalam PencapaianTarget
yang Telah di tetapkan.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 3


BAB IV : KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Akuntansi
4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD
4.3. Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan
yang ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Pada SKPD.

BAB V : PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD


5.1. Rincian dan Penjelasan Masing-masing Pos-pos Pelaporan
Keuangan SKPD.
5.1.1. Penjelasan Pos-pos Neraca SKPD
5.1.2. Penjelasan Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran–LRASKPD
5.1.3. Penjelasan Pos-pos Laporan Operasional – LO SKPD
5.1.4. Penjelasan Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas–LPE SKPD

BAB VI : INFORMASI NON KEUANGAN


BAB VII : PENUTUP

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 4


BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD SKPD

2.1. Ekonomi Makro

Kota Padang merupakan Kota dengan jumlah pegawai terbesar dari Dua puluh

Kota/Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat. Untuk meningkatkan kapasitas dan

kapabilitas aparatur tersebut Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang dipimpin

oleh seorang Camat. Sesuai dengan Visi Kecamatan Lubuk Kilangan yaitu

“Terwujudnya Pelayanan Prima dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam

Pembangunan Kecamatan Lubuk Kilangan”.

Dalam melaksanakan tugasnya Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang diatur

dengan Perda Nomor 6 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Kota Padang, dimana dinyatakan tugas pokok Kecamatan Lubuk Kilangan

Kota Padang adalah Menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan

pembinaan masyarakat dalam wilayah Kecamatan Lubuk Kilangan, dalam rangka

melaksanakan tugas desentralisasi, serta kebijakan yang ditetapkan kepala daerah.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pada tahun 2020, Kecamatan Lubuk

Kilangan Kota Padang mempunyai anggaran sebesar Rp 11.043.610.991,73,-

dengan rincian Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 5.775.470.869,73,- dan Belanja

Langsung sebesar Rp 5.268.140.122,-

2.2. Kebijakan Keuangan

Dengan diberlakukannya UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan


Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah, telah diatur
Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 5
pembagian sumber daya keuangan (financial sharing) antara pusat daerah sebagai
konsekuensi dari adanya pembagian kewenangan sehingga terjadi perimbangan
keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah yang didesain dengan
menggunakan prinsip money follows function (uang mengikuti kewenangan).

Artinya jika kewenangan dilimpahkan ke daerah, maka uang untuk


mengelola kewenangan itupun harus dilimpahkan ke daerah. Pendanaan yang
diberikan kepada daerah ada beberapa macam. Pada SKPD sumber pendanaannya
berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pengalokasian dana DAU dan DAK tersebut dalam kebijakan keuangan daerah
menggunakan asumsi-asumsi dasar sebagai berikut :
a. Dana Alokasi Umum (DAU) Tahun 2020 dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Tahun 2020.
b. Kestabilan Politik dan Ekonomi berkembang secara kondusif
c. Tidak terjadi perubahan kebijakan pembangunan dari pemerintahan pusat dan
propinsi yang signifikan
d. Tingkat suku bunga deposito 6,75 %

2.2. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD SKPD


Pada tahun 2020, Kecamatan Lubuk Kilangan mempunyai 6 (enam) program
dengan rincian sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Terdiri dari 15 kegiatan dengan indikator capaian program Persentase
Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran, indikator masukan jumlah
dana Rp 731.289.675,- dengan rincian sebagai berikut :

KEGIATAN TARGET ANGGARAN


NO KINERJA ( Rp )
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1500 lembar 6.000.000,-
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air 17 rekening 80.400.000,-
dan Listrik
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan 25 unit 5.110.000,-
Kendaraan Dinas/Operasional
4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 2 orang 39.600.000,-
5. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja 33 unit 11.000.000,-

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 6


6. Penyediaan Alat Tulis Kantor 32 jenis 58.447.675,-
ATK
7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 5 macam, 55.000.000,-
128.655
lembar
8. Penyediaan Komponen Instalasi/ penerangan 11 jenis 16.500.000,-
Bangunan Kantor
9. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 44 unit 153.112.500,-
10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan 184 17.160.000,-
Perundang-undangan eksemplar
11. Penyediaan Makanan dan Minuman 2.432 kotak 66.400.000,-
12. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar 9 kali 88.476.500,-
Daerah
13. Penyediaan Alat-alat Kebersihan 12 macam 12.000.000,-
14. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 7 orang 102.283.000,-
15. Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor 1 orang 19.800.000,-

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Terdiri atas 4 (empat) kegiatan dengan indikator capaian program berupa
persentase peningkatan sarana dan prasarana aparatur , indikator masukan jumlah
dana sebesar Rp 135.000.000- dengan rincian sebagai berikut :
NO KEGIATAN TARGET ANGGARAN
KINERJA ( Rp )
1. Pengadaan Meubiller - -
2. Pemeliharaan Rutin/berkala Kendaraan 25 unit 115.000.000,-
Dinas/Operasional
3. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung 16 unit 20.000.000,-
kantor
4. Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur - -

3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur


Terdiri atas 1 (satu) kegiatan dengan indikator capaian program berupa
persentase peningkatan sarana dan prasarana aparatur , indikator masukan
jumlah dana sebesar Rp 68.000.000- namun setelah dilakukan re-focusing
anggaran berubah menjadi Rp 0,- dengan kata lain kegiatan tersebut batal
untuk dilaksanakan.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 7


4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
Terdiri dari 1 (satu) kegiatan, Indikator Capaian Programnya adalah persentase
peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan ,
Indikator masukan jumlah dana Rp 37.000.000,- dengan rincian sebagai berikut
:

NO KEGIATAN TARGET ANGGARAN


KINERJA ( Rp )
1. Penyusunan Laporan capaian kinerja dan ikhtisar 8 dokumen 37.000.000,-
realisasi kinerja SKPD

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan


Penganggaran
Terdiri dari 2 (dua) kegiatan dengan indikator capaian program yaitu persentase
peningkatan pengembangan system perencanaan dan penganggaran, Indikator
masukan jumlah dana sebesar 50.000.000,- dengan rincian sebagai berikut :

NO KEGIATAN TARGET ANGGARAN


KINERJA ( Rp )
1. Perencanaan dan penganggaran SKPD 6 dokumen 25.000.000
2. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 8 area 25.000.000
perubahan

6. Program Pengembangan Kecamatan


Terdiri dari 12 (dua belas) kegiatan dengan indikator capaian program
persentase peningkatan pengembangan kecamatan dan indikator masukan
jumlah dana sebesar Rp 4.314.850.447,- dengan rincian sebagai berikut :
NO KEGIATAN TARGET ANGGARAN
KINERJA ( Rp )
1. Pengembangan Administrasi Pemerintahan 83 orang, 75% 41.620.750,-
2. Pilot Project Penerapan Pelayanan Administrasi 5 jenis 98.844.250,-
Terpadu Kecamatan (PATEN) pelayanan
3. Monitoring dan evaluasi dalam rangka pembinaan 24 kali 32.995.000,-
Kelurahan
4. Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan 15 lokasi 1.255.015.197,-
5. Pemberdayaan masyarakat di Kelurahan 20 kegiatan 2.479.109.500,-

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 8


6. Pelaksanaan MTQ Tingkat Kecamatan 15 cabang 220.907.750,-
7. Koordinasi Lintas Kelembagaan 24 kali rapat 37.920.000,-
8. Pengendalian dan Pengawasan Bangunan Liar dan 12 kali 44.795.000,-
bangunan lainnya di wilayah Kecamatan
9. Fasilitas penanganan kebencanaan tingkat Kelurahan 2 kegiatan 53.300.000,-
10. Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan 1 kegiatan 50.343.000,-
11. Pembangunan Sarana dan Prasarana Kelurahan - -
(DAU Tambahan)
12. Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (DAU - -
Tambahan)
Dari 12 Kegiatan diatas ada 2 kegiatan yang sumber dananya berasal dari DAU
Tambahan yakni, Pengembangan Sarana dan Prasarana Kelurahan dan
Pemberdayaan Masyarakat di kelurahan namun setelah dilakukan re-focusing
anggaran tersebut menjadi Rp 0,-.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 9


BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD


Secara umum realisasi pencapaian kinerja keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang Tahun 2020 pada Belanja Langsung sebesar 98,80 % dengan rincian
realisasi keuangan perkegiatan sebagai berikut :
NO KEGIATAN CAPAIAN ANGGARAN REALISASI (%)
TARGET
KINERJA
(%)
I PROGRAM PELAYANAN 100 % 731.289.675,- 711.273.516,- 97,26 %
ADMINISTRASI
PERKANTORAN
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat 100 % 6.000.000,- 3.690.000,- 61,50 %
2. Penyediaan Jasa Komunikasi 100 % 80.400.000,- 71.114.466,- 88,45 %
Sumber daya air dan listrik
3. Penyediaan jasa pemeliharaan dan 100 % 5.110.000,- 4.751.700,- 92,98 %
perizinan kendaraan dinas/
operasional
4. Penyediaan Jasa Kebersihan 100 % 39.600.000,- 39.600.000,- 100 %
Kantor
5. Penyediaan Jasa perbaikan 100 % 11.000.000,- 10.320.000,- 93,81 %
peralatan kerja
6. Penyediaan Alat Tulis Kantor 100 % 58.447.675,- 58.422.900,- 99,95 %
7. Penyediaan Barang cetakan dan 100 % 55.000.000,- 52.831.500,- 96,05 %
Penggandaan
8. Penyediaan Komponen Instalasi/ 100 % 16.500.000,- 16.307.000,- 98,83 %
Penerangan Bangunan Kantor
9. Penyediaan Peralatan & 100 % 153.112.500,- 151.085.000,- 98,67 %
Perlengkapan Kantor
10. Penyediaan bahan bacaan dan 100 % 17.160.000,- 14.910.000,- 86,88 %
peraturan perundang-undangan
11. Penyediaan Makanan dan Minuman 100 % 66.400.000,- 66.313.500,- 99,86 %
12. Rapat-rapat Koordinasi dan 100 % 88.476.500,- 88.141.500,- 99,62 %
Konsultasi Luar Daerah
13. Penyediaan Peralatan Kebersihan 100 % 12.000.000,- 11.984.950,- 99,87 %
14 Peningkatan Pelayanan 100 % 102.283.000,- 102.001.000,- 99,72 %
Adminsitrasi Perkantoran
15 Penyediaan Jasa Pengamanan 100 % 19.800.000,- 19.800.000,- 100 %
Kantor

II. PROGRAM PENINGKATAN 100 % 135.000.000,- 134.652.505,- 99,74 %


SARANA DAN PRASARANA
APARATUR
1. Pengadaan Meubiller - - - -

2. Pemeliharaan rutin/berkala 100 % 115.000.000,- 114.843.005,- 99,86 %


Kendaraan Dinas/Operasional
3. Pemeliharaan Rutin/ Berkala 100 % 20.000.000,- 19.809.500,- 99,04 %
Peralatan Gedung Kantor

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 10


4. Pemeliharaan Rutin/ Berkala - - - -
Mebeleur

III. PROGRAM PENINGKATAN - - - -


KAPASITAS SUMBER DAYA
APARATUR
1. Peningkatan kapasitas sumber daya - - - -
aparatur

IV. PROGRAM PENINGKATAN 100 % 37.000.000,- 35.968.000,- 97,21 %


PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN
KINERJA DAN KEUANGAN
1. Penyusunan Laporan Capaian 100 % 37.000.000,- 35.968.000,- 97,21 %
Kinerja dan Ikhtisar realisasi
kinerja SKPD

V. PROGRAM PENINGKATAN 100 % 50.000.000,- 46.929.400,- 93,85 %


PENGEMBANGAN SISTEM
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
1. Penyusunan perencanaan dan 100 % 25.000.000,- 24.819.400,- 99,27 %
penganggaran SKPD
2. Pelaksanaan reformasi birokrasi 100 % 25.000.000,- 22.110.000,- 88,44 %

VI. PROGRAM 100 % 4.314.850.447,- 4.276.303.800 99,10 %


PENGEMBANGAN
KECEMATAN
1. Pengembangan Administrasi 100 % 41.620.750,- 39.433.000,- 94, 74 %
Pemerintahan
2. Pilot Project Penerapan Pelayanan 100 % 98.844.250,- 94.102.500,- 95,20 %
Administrasi Terpadu Kecamatan
(PATEN)
3. Monitoring dan evaluasi dalam 100 % 32.995.000,- 32.243.400,- 97,72 %
rangka pembinaan Kelurahan
4. Pembangunan sarana dan 100 % 1.255.015.197,- 1.238.455.000 98,68 %
prasarana Kelurahan
5. Pemberdayaan masyarakat di 100 % 2.479.109.500,- 2.466.988.300,- 99,51 %
Kelurahan
6. Pelaksanaan MTQ tingkat 100 % 220.907.750,- 219.492.000,- 99,35 %
Kecamatan
7. Koordinasi lintas kelembagaan 100 % 37.920.000,- 37.861.500,- 99,84 %
8. Pengendalian dan pengawasan 100 % 44.795.000,- 44.752.600,- 99, 90 %
bangunan liar dan bangunan
lainnya di wilayah Kecamatan
9. Fasilitas penanganan kebencanaan 100 % 53.300.000,- 53.014.900,- 99,46 %
tingkat Kelurahan
10. Pelaksanaan Musrenbang 100 % 50.343.000,- 49.960.600,- 99,24 %
Kecamatan
11. Pembangunan sarana dan - - - -
prasarana Kelurahan (DAU
Tambahan)
12. Pemberdayaan masyarakat - - - -
Kelurahan (DAU Tambahan)

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 11


3.2. Hambatan dan Kendala dalam Pencapaian Target
Dari 6 (enam) Program dan 35 kegiatan Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang
tahun 2020, seluruh program capaian realisasi keuangan rata-rata di atas 90 %,
namun jika dilihat dari 35 kegiatan ada satu kegiatan yang realisasinya hanya
61,50% yakni Penyediaan Jasa Surat Menyurat. Dalam Pelaksanaan kegiatan,
penyediaan jasa surat menyurat yaitu berupa pembelian materai sudah dilakukan
dengan efektif dan efisien, yang mana pada Tahun 2020 kebutuhan pemakaian
materai untuk menunjang urusan di Kantor Camat Lubuk Kilangan sebanyak 1.130
lembar materai.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 12


BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kebijakan Akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,


aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih suatu entitas (dalam hal ini
Pemerintah Kota Padang) dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan
Akuntansi bertujuan untuk mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan
pemerintah untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan terhadap anggaran dan antar periode. Pemerintah Kota Padang telah menetapkan
Kebijakan Akuntansi dengan Peraturan Walikota Padang Nomor 66 Tahun 2015 tentang
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
Untuk keperluan penyusunan Laporan Keuangan tahun 2019 telah mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah.
Secara teknis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah
Daerah di atur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013.
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 ini juga memuat tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah dan Bagan Akun Standar. Kebijakan akuntansi Pemerintah Kota
Padang sudah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 dimaksudkan agar dalam penyajian laporan keuangan secara umum dapat
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode
atau antar entitas.

4.1 Entitas Akuntansi


Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang
yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan. Entitas akuntansi adalah Kecamatan Lubuk Kilangan
Pemerintah Kota Padang.
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas
Pelaporan adalah Pemerintah Kota Padang.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 13


4.2 Basis Akuntansi Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
SKPD
a. Asumsi Dasar
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan pemerintah daerah adalah anggapan
yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar kebijakan
akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
1) Asumsi Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti unit pemerintah daerah sebagai entitas
pelaporan dan entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang mandiri dan
mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi
kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Sebagaimana yang
diharuskan pada pasal 240 Permendagri Nomor 13 tahun 2006, Pemerintah daerah
sebagai entitas pelaporan menyusun laporan keuangan pemerintah daerah (ayat
1), Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi menyusun pelaporan keuangan SKPD
yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung menjadi laporan keuangan
pemerintah daerah.
2) Asumsi Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan pemerintah daerah disusun dengan asumsi bahwa pemerintah
daerah akan berlanjut keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan
likuidasi.
3) Asumsi Keterukuran Dalam Satuan Uang (Monetary Measurement)
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus menyajikan setiap kegiatan yang
diasumsikan dapat di nilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar
memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

b. Karakterisitik Kualitatif
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang
perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi
tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang
diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerah dapat memenuhi kualitas
yang dikehendaki:
1) Relevan

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 14


Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan dengan
membantunya mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan dan
menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna laporan di masa lalu.
Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan adalah yang dapat
dihubungkan dengan maksud penggunanya. Informasi yang relevan harus:
a) Memiliki manfaat umpan balik (feedback value), artinya bahwa laporan
keuangan pemerintah daerah harus informasi yang memungkinkan pengguna
laporan untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasinya di masa lalu;
b) Memiliki manfaat prediktif (predictive value), artinya bahwa laporan keuangan
harus memuat informasi yang dapat membantu pengguna laporan untuk
memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian
masa kini;
c) Tepat waktu, artinya bahwa laporan keuangan pemerintah daerah harus
disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna untuk
pembuatan keputusan pengguna laporan;
d) Lengkap, artinya bahwa penyajian laporan keuangan pemerintah daerah harus
memuat informasi yang selengkap mungkin, yaitu mencakup semua informasi
akuntansi yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan pengguna laporan.
Informasi yang melatar belakangi setiap butir informasi utama yang termuat
dalam laporan kuangan harus diungkapkan dengan jelas agar kekeliruan dalam
penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.
2) Andal
Informasi dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah harus bebas dari
pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap
kenyataan secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi akuntansi yang relevan,
tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna
informasi tersebut sacara potensial dapat menyesatkan. Informasi yang andal
harus memenuhi karakteristik:
a) Penyajian jujur, artinya bahwa laporan keuangan pemerintah daerah harus
memuat informasi yang menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan
untuk disajikan;

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 15


b) Dapat diverifikasi, (verifiability) artinya bahwa laporan keuangan pemerintah
daerah harus memuat informasi yang dapat diuji, dan apabila pengujian
dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya harus
menunjukan simpulan yang tidak berbeda jauh;
c) Netralitas, artinya bahwa laporan keuangan pemerintah daerah harus memuat
informasi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak bisa
pada kebutuhan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan pihak tertentu, sementara hal tersebut akan
merugikan pihak lain.
3) Dapat Dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan pemerintah daerah akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya
atau laporan keuangan pemerintah daerah lain pada umumnya. Perbandingan
dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila pemerintah daerah menerapkan kebijakan akuntansi yang sama
dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
pemerintah daerah yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama. Apabila pemerintah daerah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang
lebih baik dari pada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan
kebijakan akuntansi harus diungkapkan pada periode terjadinya perubahan
tersebut.
4) Dapat Dipahami
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus dapat dipahami oleh
pengguna laporan dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan
dengan batas pemahaman para pengguna laporan. Untuk itu, pengguna laporan
diasumsikan memiliki kemampuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan
operasi pemerintah daerah, serta adanya kemauan pengguna laporan untuk
mempelajari informasi yang dimaksud.

c. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal


Kendala informasi yang relevan dan andal adalah setiap keadaan yang tidak
mungkin tercapainya kondisi ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi yang
relevan dan andal dalam laporan keuangan pemerintah daerah sebagai akibat

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 16


adanya keterbatasan atau karena alasan-alasan tertentu. Tiga hal yang
mengakibatkan kendala dalam mewujudkan informasi akuntansi yang relevan dan
andal, yaitu:
1) Materialitas
Laporan keuangan pemerintah daerah walaupun idealnya memuat segala
informasi, tetapi hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria
materialitas. Informasi dipandang materialitas apabila kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan pengguna laporan yang dibuat atas dasar informasi
dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
2) Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat yang dihasilkan dari informasi yang dimuat dalam laporan keuangan
pemerintah daerah, seharusnya melebihi dari biaya yang diperlukan untuk
penyusunan laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan
pemerintah daerah tidak semestinya menyajikan informasi yang manfaatnya lebih
kecil dibandingkan dengan biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi dan
manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya dimaksud juga
tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.
3) Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
Keseimbangan antara karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu
keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan normatif yang diharapkan
dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah daerah. Kepentingan relatif antar
karakteristik kualitatif dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi
dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif
tersebut merupakan masalah pertimbangan profesional.

d. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan


Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh pengguna laporan
dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini ada delapan
prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah
daerah:

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 17


1) Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Padang adalah Basis Akrual untuk pengakuan pada, Neraca, Laporan
Operasional, dan Perubahan Ekuitas. Basis Akrual pada pendapatan, beban dan
kewajiban diakui pada saat terjadinya transaksi atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah bukan pada saat kas diterima
/dibayar oleh kas daerah.
Basis akrual tercermin pada pendapatan-LO dan beban dalam Laporan
Operasional, pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis akrual
mengandung arti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh
pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum
Daerah atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang
mengakibatkan penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas
belum dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasar basis kas, maka
Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun LRA disusun berdasarkan basis kas.
Artinya bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas
diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan. Demikian
pula belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.
Periode akuntansi yang digunakan adalah jangka waktu satu tahun anggaran
dimulai 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2020. Periode berkenaan adalah
periode akuntansi selama tahun anggaran yang sedang berlangsung.

2) Prinsip nilai perolehan (Historical Cost Principle)


a. Aset dicatat sebesar jumlah kas yang dibayarkan atau sebesar nilai wajar dari
imbalan (consideration) untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi kewajiban di masa yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan
pemerintah daerah;
b. Penggunaan nilai perolehan lebih dapat diandalkan daripada nilai yang lain,
karena nilai perolehan lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak
terdapat nilai historis, dapat digunakan nilai wajar aser atau kewajiban terkait.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 18


3) Prinsip realisasi (Realization Principle)
a. Ketersediaan pendapatan daerah yang telah diotorisasikan melalui APBD
selama satu tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai belanja daerah
dalam periode tahun anggaran dimaksud;
b. Prinsip layak temu biaya-pendapatan (matching-cost against revenue
principle) tidak ditekankan dalam akuntansi pemerintah daerah, sebagaimana
dipraktikkan dalam akuntansi sektor swasta;
4) Prinsip substansi mengungguli formalitas (Substance Over Form Principle)
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk menyajikan dangan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau peristiwa lain
tersebut harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,
bukan hanya mengikuti aspek formalitasnya. Apabila substansi transaksi atau
peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek formalitasnya, maka hal
tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam catatan atas laporan keuangan.
5) Prinsip perioditas (Periodicity Principle)
a. Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah daerah perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja pemerintah daerah dapat
diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan;
b. Periode utama untuk pelaporan keuangan yang digunakan adalah tahunan.
Namun periode semesteran juga diperkenankan.
6) Prinsip konsistensi (Consistency Principle)
a. Perlakukan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian yang serupa
dari periode ke periode oleh pemerintah daerah (Prinsip konsistensi internal).
Hal ini tidak berarti bahwa tidak boleh terjadinya perubahan satu metode
akuntansi ke metode akuntansi yang lain;
b. Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa metode
yang baru diterapkan harus menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode
yang lama. Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan penerapan metode ini
harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
c. Terjadi perubahan metode akuntansi pada Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Padang dari sebelumnya menggunakan metode akuntansi kas menuju akrual
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 menjadi basis
akuntansi akrual berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 19


7) Prinsip pengungkapan lengkap (Full Disclosure Principle)
Laporan keuangan pemerintah daerah harus menyajikan secara lengkap informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna laporan. Informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna laporan dapat ditempatkan pada lembar muka (on the face) laporan
keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
8) Prinsip penyajian wajar
a. Laporan keuangan pemerintah daerah harus menyajikan dengan wajar laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan Atas Laporan Kauangan;
b. Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan pemerintah daerah
diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.
Ketidakpastian seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta
tingkatnya dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan
laporan keuangan pemerintah daerah. Pertimbangan sehat mengandung unsur
kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian
sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi serta kewajiban
dan belanja tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan
pertimbangan sehat tidak memperkenankan, misalnya pembentukan dana
cadangan tersembunyi, sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang
terlampau rendah atau sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang
terlampau tinggi, sehingga laporan keuangan pemerintah daerah tidak netral
dan tidak andal.

4.3 Basis Pengukuran Yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan SKPD


Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan
untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 20


dinyatakan dalam mata uang rupiah. Pengukuran pada masing-masing pos laporan
keuangan Pemerintah Kota Padang sebagai berikut:

1) Kebijakan Akuntansi Pendapatan-LRA dan Pendapatan-LO


Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah, diterima
oleh SKPD, diterima oleh entitas lain atas nama BUD. Pendapatan-LRA diukur dan
dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan
tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO merupakan pendapatan yang menjadi tanggung jawab dan
wewenang entitas pemerintah, baik yang dihasilkan oleh transaksi operasional, non
operasional dan pos luar biasa yang meningkatkan ekuitas entitas pemerintah.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan, dan pada saat
pendapatan direalisasikan yaitu pada saat adanya aliran masuk sumber daya
ekonomi. Pendapatan-LO diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).

2) Kebijakan Akuntansi Belanja dan Beban


Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui
pada saat: 1). Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah untuk
seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif oleh
fungsi BUD untuk masing-masing transaksi yang terjadi di SKPD dan PPKD, 2).
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan, 3). Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan
mengacu pada peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 21


umum. Belanja diukur sebesar pengeluaran kas yang keluar dari Rekening Kas
Umum Daerah dan atau Rekening Bendahara Pengeluaran berdasarkan azas bruto,
dan diukur berdasarkan nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum dalam
dokumen pengeluaran yang sah.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan
yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat: 1) timbulnya kewajiban, 2).
Terjadinya konsumsi aset, 3). Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa. Beban diukur dan dicatat sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan,
yaitu besaran timbulnya kewajiban, besaran terjadinya konsumsi aset, dan besaran
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensial jasa.

4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada dalam
SAP pada SKPD
Pemerintah Kota Padang telah melakukan penyusunan pedoman penerapan
standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada Pemerintah Kota Padang
(Permendagri No.64 Tahun 2013) dengan menerbitkan Peraturan Walikota Padang
Nomor 66 Tahun 2015 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
Dalam melaksanakan kebijakan akuntansi, ada beberapa hal khusus yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Padang antara lain sebagai berikut:

a. Pencatatan Piutang
Piutang pajak diakui pada saat terjadinya hak untuk menagih Piutang Pajak atau pada
saat terbit surat keputusan tentang piutang pajak/dokumen yang dipersamakan.
Perhitungan pajak terdiri dari self asessment dan office asessment. Berdasarkan office
assessment, Surat Ketetapan Pajak Daerah diterbitkan terlebih dahulu berdasarkan
perhitungan yang dapat diketahui sebelumnya, sehingga setelah terbitnya Surat
Ketetapan Pajak Daerah dicatat sebagai piutang pajak. Berdasarkan self assessment,
wajib pajak membayar sendiri pajak yang dibebankan bersamaan dengan penerbitan
Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah.
Piutang disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable
value). Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah selisih antara nilai nominal
piutang dengan penyisihan piutang. Penggolongan kualitas piutang merupakan salah

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 22


satu dasar untuk menentukan besaran tarif penyisihan piutang. Penilaian kualitas
piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo/umur piutang dan
perkembangan upaya penagihan yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Kualitas
piutang didasarkan pada kondisi piutang pada tanggal pelaporan. Dasar yang
digunakan untuk menghitung penyisihan piutang adalah kualitas piutang. Kualitas
piutang dikelompokkan menjadi 4 (empat) dengan klasifikasi sebagai berikut: 1).
Kualitas Piutang Lancar; 2). Kualitas Piutang Kurang Lancar; 3). Kualitas Piutang
Diragukan; 4). Kualitas Piutang Macet.
Penyisihan piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih diterapkan dalam laporan
keuangan ini sesuai dengan kebijakan akuntansi. Terhadap piutang yang sudah
disisihkan tidak tertagih tidak tertutup kemungkinan dilakukan penagihannya, maka
terhadap penerimaan atas piutang yang sudah disisihkan tidak tertagih diperlakukan
sebagai pengurang atas piutang tersebut dan perhitungan nilai penyisihan atas
piutang tidak tertagih dilakukan dengan melakukan perhitungan dan klasifikasi ulang
berdasarkan umur piutang pada akhir periode akuntansi.

b. Pencatatan Persediaan
Terdapat dua pendekatan pengakuan beban persediaan yang digunakan oleh
Pemerintah Kota Padang, yaitu pendekatan aset dan pendekatan beban. Dalam
pendekatan aset, pengakuan beban persediaan diakui ketika persediaan telah dipakai
atau dikonsumsi. Pendekatan aset digunakan untuk persediaan-persediaan yang
maksud penggunaannya untuk selama satu periode akuntansi, atau untuk maksud
berjaga-jaga antara lain adalah persediaan obat-obatan di rumah sakit dan puskesmas
pada Dinas Kesehatan. Dalam pendekatan beban, setiap pembelian persediaan akan
langsung dicatat sebagai beban persediaan. Pendekatan beban digunakan untuk
persediaan-persediaan yang maksud penggunaannya untuk waktu yang segera/tidak
dimaksudkan untuk sepanjang satu periode. Selain persediaan obat-obatan pada
Dinas Kesehatan dan RSUD pencatatan persediaan pada semua SKPD menggunakan
pendekatan beban. Untuk menentukan nilai persediaan pada akhir periode dilakukan
jurnal penyesuaian berdasarkan stock opname.
Persediaan disajikan sebesar:
1. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan
meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 23


lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan.
Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.

2. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Harga


pokok produksi persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan
yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis.

3. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. Harga/nilai wajar
persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang
memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar (arm length transaction).
Persediaan dinilai dengan menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama
(MPKP) atau First In First Out (FIFO) dan setiap periode dinilai dengan biaya
perolehan terakhir.
Persediaan dicatat dengan metode perpetual/periodik.

1. Metode Perpetual
Dalam metode perpetual, fungsi akuntansi selalu menghitung nilai persediaan setiap
ada persediaan yang masuk maupun keluar. Metode ini digunakan untuk jenis
persediaan yang berkaitan dengan operasional utama di SKPD dan membutuhkan
pengendalian yang kuat. Contohnya adalah persediaan obat-obatan di RSUD dan
DKK. Dalam metode perpetual, pengukuran pemakaian persediaan dihitung
berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan dengan nilai per unit sesuai
metode penilaian yang digunakan.

2. Metode Periodik
Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung menghitung nilai
persediaan ketika terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir diketahui dengan
melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada akhir periode. Pada akhir periode
inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk nilai persediaan. Metode ini dapat digunakan
untuk persediaan yang sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD, contohnya
adalah persediaan ATK di sekretariat SKPD.

c. Pencatatan Pendapatan - LRA dan Pendapatan - LO


Pendapatan - LRA diakui pada saat: 1). Diterima di Rekening Kas Umum Daerah;
atau, 2). Diterima oleh SKPD; atau 3). Diterima entitas lain di luar Pemerintah
daerah atas nama BUD. Pendapatan - LRA diukur dan dicatat berdasarkan azas

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 24


bruto yaitu dengan membukukan penerimaan bruto bukan jumlah netonya setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran.
Pendapatan - LO diakui pada saat: 1). Timbulnya hak atas pendapatan, kriteria ini
dikenal juga dengan earned; atau 2). Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran
masuk sumber daya ekonomi baik sudah diterima pembayaran secara tunai
(realized).
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah berupa pajak, retribusi, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
sepanjang tidak diatur dalam suatu perjanjian secara khusus dan spesifik dengan
wajib pajak/wajib retribusi, atas pendapatannya diakui sebagai pendapatan tahun
berjalan. Perlakukan ini termasuk atas izin yang diberikan kepada wajib pajak/wajib
retribusi yang masa izinya melebihi satu tahun, atas pendapatannya diakui pada
tahun diterimanya pendapatan tersebut.

d. Pencatatan Belanja dan Beban


Belanja diakui pada saat Terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah
untuk seluruh transaksi di SKPD dan PPKD setelah dilakukan pengesahan definitif
oleh fungsi BUD. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran
pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
Beban diakui pada saat 1). Timbulnya kewajiban. 2). Terjadinya konsumsi aset. 3).
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban dapat dilakukan
dengan mekanisme UP/GU/TU atau melalui mekanisme LS. Dalam mekanisme
UP/GU/TU, beban diakui saat terjadi pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut
disahkan/disetujui oleh PA/KPA setelah diverifikasi oleh PPK-SKPD. Dalam
mekanisme LS, beban diakui pada saat penerbitan SP2D oleh BUD dengan asumsi
bahwa dana SP2D dari BUD langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain yang
ditetapkan

e. Pencatatan Aset Tetap dan Penyusutan


Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan
nilainya dapat diukur dengan handal. Pengakuan aset tetap sangat andal bila aset
tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 25


penguasaannya berpindah. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus berwujud dan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
 Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
 Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
 Memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan.

Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga
pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka
memperoleh hak seperti biaya pengurusan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran,
penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.
Peralatan dan Mesin dinilai dengan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat aset
tetap tersebut diperoleh. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan
jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin
tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan
mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Nilai satuan
minimum perolehan peralatan dan mesin adalah Rp250.000,00.
Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan gedung dan
bangunan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan
bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian atau
biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris, dan pajak. Apabila
penilaian Gedung dan Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak
memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/ taksiran pada saat
perolehan. Nilai satuan minimum perolehan gedung dan bangunan adalah Rp
10.000.000.
Jalan, Irigasi, dan Jaringan dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan jalan,
irigasi, dan jaringan meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau
biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan
jaringan tersebut siap pakai.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 26


Aset Tetap Lainnya dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan Aset Tetap
Lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran nilai kontrak, biaya
perencanaan dan pengawasan, pajak, serta biaya perizinan. Biaya perolehan Aset
Tetap Lainnya yang diadakan melalui swakelola, misalnya untuk Aset Tetap
Renovasi, meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan
baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya
perizinan, pajak, dan jasa konsultan.
Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat dengan biaya perolehan. Pengukuran biaya
perolehan dipengaruhi oleh metode yang digunakan dalam proses konstruksi
aset tetap tersebut, yaitu secara swakelola atau secara kontrak konstruksi. Apabila
konstruksi aset tetap tersebut dilakukan dengan swakelola, maka biaya-biaya yang
dapat diperhitungkan sebagai biaya perolehan adalah seluruh biaya langsung dan
tidak langsung yang dikeluarkan sampai konstruksi tersebut siap untuk digunakan,
meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan
pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang
ada di atas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan. Biaya
konstruksi secara swakelola diukur berdasarkan jumlah uang yang telah dibayarkan
dan tidak memperhitungkan jumlah uang yang masih diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.
Apabila kontruksi dikerjakan oleh kontraktor melalui suatu kontrak konstruksi, maka
komponen nilai perolehan KDP tersebut meliputi: (1) termin yang telah dibayarkan
kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan; (2) kewajiban
yang masih harus dibayar kepada kontraktor sehubungan dengan pekerjaan yang
telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan; dan (3) pembayaran
klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak
konstruksi. Kegiatan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED)
merupakan bagian dari Aset Konstruksi Dalam Pengerjaan dari Aset Tetap yang
bersangkutan sehingga belum diperhitungkan beban penyusutannya. Konstruksi
Dalam Pengerjaan dinyatakan selesai 100 % dan telah dikapitalisasi ke dalam jenis
aset tetap maka FS dan DED yang bersangkutan melekat dan menambah biaya
perolehan aset tetap dimaksud sebesar nilai FS dan DED.

Metode penyusutan yang digunakan adalah : Metode garis lurus (straight line
methode). Menurut metode ini, beban penyusutan ditetapkan secara konstan/tetap

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 27


selama periode waktu tertentu (berdasarkan umur ekonomis dan atau umur penggunaan
aset tetap) dan dihitung dari nilai perolehan, dengan rumusan perhitungan sebagai
berikut :
Penyusutan Per Periode = Nilai yang dapat disusutkan / Masa manfaat

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 28


BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN

5.1 Rincian dari Penjelasan Masing-Masing Pos-Pos Pelaporan Keuangan SKPD


5.1.1 Penjelasan Pos-Pos Neraca SKPD

Neraca menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset,


kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca Daerah Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang menggambarkan posisi keuangan per 31 Desember 2020 dengan nilai Aset
sebesar Rp. 5.398.938.796,20,- Kewajiban sebesar Rp. 529.300,- dan Ekuitas sebesar
Rp. 5.398.409.496,20,-

Rincian atas penjelasan masing-masing pos dari neraca per 31 Desember 2019
adalah sebagai berikut :
No Uraian Tahun 2020 Tahun 2019
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
ASET 5.398.938.796,20,- 5.882.452.075,46,-
Aset Lancar
14.677.150,00,- 9.480.927,00,-
Aset Lancar adalah kas dan setara kas
yang diharapkan dapat segera
direalisasikan, dipakai atau dimiliki
untuk dijual dalam waktu 12 bulan (satu
tahun) sejak tanggal pelaporan.
Pada 31 Desember 2020 Aset Lancar
Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
Padang berjumlah Rp. 0,- yang terdiri
dari :
a) Kas di Bendahara Pengeluaran
0 0
Pos ini memperlihatkan jumlah kas
yang ada pada Bendahara
Pengeluaran per 31 Desember 2020
sebesar Rp.0,00 (nol rupiah) karena
telah disetorkan ke kas daerah
tanggal 31 Desember 2020 (bukti

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 29


setor terlampir).
b) Persediaan
14.677.150,00,- 9.480.927,00,-
Persediaan dinilai dengan
menggunakan metode Masuk
Pertama Keluar Pertama (MPKP)
atau First In First Out (FIFO) dan
setiap periode dinilai dengan biaya
perolehan terakhir.
Per 31 Desember 2020 sebesar Rp.
14.677.150,00,- yang terdiri dari
Persediaan Kantor dan Persediaan
untuk penanggulangan Covid 2019.
Persediaan Kantor sebesar Rp.
7.625.150,00,- terdiri dari :
1. Persediaan ATK Rp. 1.864.700,-
2. Persediaan Alat Kebersihan Rp.
870.000,-
3. Persediaan Alat Listrik Rp
2.834.000,-
4. Persediaan Barang Cetakan Rp
1.172.000,-
5. BBM operasional Rp.761.450,-
6. Materai Rp.123.000,-

Persediaan Penanggulangan Covid


2019 adalah rekap persediaan barang
yang ada di Kelurahan se-
Kecamatan Lubuk Kilangan. Per 31
Desember 2020 sebesar Rp.
7.052.000,00,-. Persediaan terdiri
dari :

1. Persediaan ATK Rp

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 30


142.000,00,-
2. Persediaan Bahan Pendukung
Penanggulangan Covid 2019
berupa Hand Sanitizer, Masker,
APD, Disinfektan, tabung
penyemprot sebesar Rp
6.910.000,00,-

Aset Tetap
5.384.261.646,20,- 5.826.455.835,96,-
Aset Tetap adalah aset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 12
(dua belas) bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan
oleh masyarakat umum.
Nilai aset tetap per 31 Desember 2020
sebesar Rp. 5.384.261.646,20,- dengan
rincian sebagai berikut :

a) Tanah
Nilai tanah pada SKPD Kecamatan 3.379.504.000,00,- 3.379.504.000,00,-
Lubuk Kilangan per 31 Desember
2020
- Saldo Awal Rp.3.379.504.000,-
Tidak ada penambahan pada tahun
ini, sehingga Nilai Tanah Di
kecamatan Lubuk Kilangan
Rp.3.379.504.000,- yang berlokasi
di 7 (tujuh) Kelurahan

b)Peralatan dan Mesin


2.694.040.734,96,- 2.539.805.734,96,-
Saldo Peralatan dan Mesin per 31
Desember 2020 sebesar Rp.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 31


2.694.040.734,96 yang terdiri dari
Saldo awal 31 Desember 2019 :
Rp. 2.539.805.734,96,-
Pengadaan Tahun 2020 :
Rp. 152.985.000,00,-
Hibah berupa Papan Nama
Sekretariat UKS dari Kesra Kota
Padang sebesar Rp. 1.250.000,00,-
Rinciannya dapat dilihat pada data
aset lampiran Laporan Keuangan
Tahun 2020.

c) Gedung dan Bangunan


1.612.615.300,00,- 1.612.615.300,00,-
Saldo Gedung dan Bangunan per 31
Desember 2020 sebesar :
Rp. 1.612.615.300,-
Tidak ada penambahan pada Tahun
2020.

d) Jalan, Irigasi dan Jaringan


Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 1.924.254.940,00,- 1.924.254.940,00,-
31 Desember 2020 sebesar : Rp.
1.924.254.940,00,-
Tidak ada penambahan pada Tahun
2020.

e) Aset Tetap Lainnya


17.167.410,00,- 17.167.410,00,-
Saldo Aset Tetap Lainnya per 31
Desember 2020 sebesar :
Rp. 17.167.410,00,-
Tidak ada penambahan pada Tahun
2020.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 32


Akumulasi Penyusutan
Pada tahun 2020 diterapkan kebijakan
(4.243.320.738,76,-) (3.646.891.549,00,-)
akuntansi melakukan penyusutan atas
aset tetap. Akumulasi penyusutan tahun
2020 adalah
Rp. (4.243.320.738,76,-) dengan
rincian sebagai berikut:
- Akumulasi Penyusutan Peralatan
dan Mesin
Rp.2.216.166.808,76,-
- Akumulasi penyusutan Gedung
dan Bangunan
Rp.1.466.724.400,00,-
- Akumulasi Penyusutan Jalan,
Irigasi dan Jaringan
Rp.560.429.530,00,-
- Akumulasi penyusutan Aset
Tetap lainnya Rp. 0
Aset Lainnya
0,- 46.515.312,50,-
Aset Lainnya adalah aset pemerintah
selain aset lancar, investasi jangka
panjang, aset tetap dan dana cadangan.
Aset Lainnya antara lain :
a. Aset Tak Berwujud
0,- 0,-
Pada Tahun ini tidak ada
penambahan Aset Tak Berwujud
karena nilai peroleh aset tak
berwujud berupa Software PATEN
Kecamatan senilai Rp.
13.750.000,00,- dan sudah
diamortisasi selama 5 tahun dengan
nilai Rp. 13.750.000,00,- sehingga
nilai buku sudah habis.

b. Aset Lain-lain
0,- 46.515.312,50,-
Pada Tahun ini tidak ada
penambahan Aset Lain-Lain
Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 33
Kewajiban 529.300,00,- 342.800,00,-
Kewajiban adalah utang yang timbul
dari peristiwa masa lalu yang pen
yelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi
pemerintah daerah.

1.Kewajiban Jangka Pendek 529.300,00,- 342.800,00,-


terdapat kewajiban jangka pendek pada
Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun
2020 yaitu Biaya Listrik, Air,dan
Telpon sejumlah Rp.529.300,- dengan
rincian :
- Utang Air Kantor Camat Rp.
200.500,-
- Utang Air Kantor Lurah Banda Buek
Rp. 140.700,-
- Utang Air Kantor Lurah Padang Besi
Rp. 188.100,-

2.Kewajiban Jangka Panjang 0,- 0,-


Tidak terdapat kewajiban jangka
panjang pada Kecamatan Lubuk
Kilangan Tahun 2019.

Ekuitas 5.398.409.496,20,- 5.882.109.275,46,-


Ekuitas adalah kekayaan bersih

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 34


pemerintah daerah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah daerah.
Jika dibandingkan dengan ekuitas dana
tahun 2019 dimana total jumlah ekuitas
Rp. 5.882.109.275,46,- maka ekuitas
tahun 2020 mengalami penurunan
sebesar Rp.483.699.779,26,- atau 8,22%
(Rincian Ekuitas dijelaskan dalam
Laporan Perubahan Ekuitas).

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana 5.398.938.796,20,- 5.882.452.075,46,-

5.1.2 Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran – LRA SKPD


Laporan Realisasi Anggaran – LRA mengungkapkan kegiatan keuangan SKPD yang
menunjukkan ketaatan terhadap APBD. LRA menggambarkan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya dalam suatu periode pelaporan dengan menyajikan informasi
realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit LRA, pembiayaan dan sisa
lebih/kurang pembiayaan anggaran.
Untuk mendapat gambaran secara keseluruhan tentang rencana dan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2020,
berikut disajikan rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos Laporan Realisasi
Anggaran – LRA :

No Uraian Tahun 2020 Tahun 2019


Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pendapatan – LRA 0 0
Pendapatan Daerah pada Kecamatan
Lubuk Kilangan pada Tahun 2020 tidak
ada, karena Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang bukanlah suatu SKPD

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 35


yang menghasilkan Pendapatan.

2 Belanja 10.292.716.972,00,- 11.215.007.962,00,-


Belanja merupakan semua pengeluaran
oleh Bendahara Umum
Negara/Bendahara Umum Daerah yang
mengurangi Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh
pemerintah.
Dari anggaran belanja Kecamatan
Lubuk Kilangan Kota Padang sebesar :
Rp 11.043.610.991,73,-
Realisasi belanjanya adalah sebesar Rp.
10.292.716.972,-
atau sebesar 93,20 %. Realisasi belanja
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
:
a. Belanja Pegawai
5.551.104.751,00,- 5.700.336.986,00,-
Belanja Pegawai dalam Tahun 2020
dengan anggaran sebesar
Rp 6.257.880.869,73,- terdiri dari
- Belanja Tidak Langsung :
Rp 5.775.470.869,73,- terdiri dari
1.Gaji dan Tunjangan :
Rp. 3.787.808.869,73,-
2.Tambahan Penghasilan
PNS : Rp. 1.987.662.000,00-
-Belanja Langsung :
Rp. 482.410.000,00,-
telah direalisasikan sebesar

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 36


Rp 5.551.104.751,00,- atau sebesar
88,71%. Dengan rincian :
- Belanja Tidak Langsung :
Rp. 5.087.589.751,00,-
1.Gaji dan Tunjangan :
Rp. 3.403.254.123,00,-
2.Tambahan Penghasilan
PNS : Rp.
1.684.335.628,00,-
- Belanja Langsung :
Rp. 463.515.000,00,-

b. Belanja Barang dan Jasa 4.588.627.221,00,- 4.878.745.562,00,-


Belanja Barang dan Jasa dalam
Tahun 2020 di anggarkan sebesar
Rp.4.632.117.622,00,- telah
direalisasikan sebesar
Rp.4.588.627.221,00,- atau sebesar
99,06 %.
Jika dibandingkan dengan belanja
barang dan jasa tahun 2019 sejumlah
Rp 4.878.745.562,00,- mengalami
penurunan sebesar Rp
290.118.341,00,- atau 5,94 %.

152.985.000,00,- 635.925.414,00,-
c. Belanja Modal
Belanja Modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk
memperoleh aset tetap dan lainnya
yang memberi manfaat lebih dari
satu periode (satu tahun). Belanja
Modal Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang tahun 2020

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 37


dianggarkan sebesar :
Rp. 153.612.500,00,-
Belanja Modal dalam Tahun 2020
telah direalisasikan sebesar Rp.
152.985.000,00,- atau sebesar 99,59
% dengan rincian sebagai berikut :
- Belanja Modal Peralatan dan
152.985.000,00,- 367.022.414,00,-
Mesin : 99,59 %
Anggaran :
Rp. 153.612.500,00,-
Realisasi :
Rp. 152.985.000,00,-
- Belanja Modal Gedung dan
0,- 0,-
Bangunan : 0 %
- Belanja Modal Jalan, Irigasi
dan Jaringan : 0 %
0,- 268.903.000,00,-

Jika dibandingkan jumlah belanja modal


tahun 2020 sebesar
Rp. 152.985.000,00,- dengan jumlah
belanja modal pada tahun 2019
sejumlah Rp. 635.925.414,00,- maka
belanja modal mengalami penurunan
sebesar Rp.482.940.414,00,- atau
75,94 %.

3 Transfer 0 0
Tidak terdapat penerimaan/pengeluaran
uang dari Kecamatan Lubuk Kilangan
Kota Padang dari/kepada entitas
pelaporan lain, termasuk dana
perimbangan dan dana bagi hasil pada
tahun 2019.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 38


4 Surplus/defisit-LRA (10.292.716.972,-) (11.215.007.962,-)
Terdapat selisih kurang antara
pendapatan-LRA dan belanja selama
tahun 2020 sejumlah :
Rp(10.292.716.972,00,-). Jika
dibandingkan dengan surplus/defisit-
LRA tahun 2019 sebesar
Rp. (11.215.007.962,00,-) terdapat
penurunan sebesar 8,22%

5.1.3 Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional – LO SKPD


Laporan Operasional – LO menyajikan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercermin dalam pendapatan operasional,
beban operasional dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang
penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan Operasional memiliki
keterkaitan dengan Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca disebabkan Laporan
Operasional merupakan laporan berbasis akrual yang semua akun-akunnya mempengaruhi
ekuitas entitas pelaporan.
Untuk mendapat gambaran secara keseluruhan mengenai kegiatan operasional
keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2020, berikut disajikan rincian
dari penjelasan masing-masing pos-pos Laporan Operasional - LO :

No Uraian Tahun 2020 Tahun 2019


Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pendapatan – LO 0,- 2.950.000,00,-
Pendapatan-LO merupakan hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan dan tidak
perlu dibayar kembali.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 39


2 Beban 11.377.243.438,62,- 10.753.334.576,85,
Beban adalah penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan
ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran
atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Berikut adalah uraian beban
periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember 2020 Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang :
1.Beban Pegawai
5.551.104.751,00,- 5.700.336.986,00,-
Beban pegawai merupakan kompensasi
terhadap pegawai baik dalam bentuk
uang atau barang yang harus dibayarkan
kepada pejabat negara, pegawai negeri
sipil, dan pegawai yang dipekerjakan
oleh pemerintah daerah yang belum
berstatus PNS sebagai imbalan atas
pekerjaan yang telah dilaksanakan,
kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan pembentukan modal.
Beban pegawai Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang per 31 Desember
2020 adalah :
Rp. 5.551.104.751,00,-. Jika
dibandingkan dengan Tahun 2019
mengalami penurunan sebesar Rp.
149.232.235,00,- atau 2,69%

2.Beban Persediaan
1.719.308.327,00,- 2.430.999.977,00,-
Beban persediaan per 31 Desember
2020 adalah : Rp. 1.719.308.327,00,-.
Per 31 Desember 2020 masih terdapat

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 40


barang persediaan yang belum terpakai
dicatat sebagai pengurang beban : Rp.
7.625.150,- yang terdiri dari :
- Pembelian Tahun Anggaran 2020
Rp.1.315.012.550,00,-
- Persediaan awal/terpakai Rp.
9.480.927,00,-
- Persediaan Akhir Rp. 7.625.150,-
Selain itu juga terdapat persediaan dari
Belanja Tidak Terduga (BTT) sebesar
Rp.7.052.000,-
Jika dibandingkan dengan Beban
Persediaan Tahun lalu terjadi penurunan
sebesar 29,27 %

3.Beban Jasa
3.050.719.745,00,- 1.790.694.844,00,-
Beban jasa per 31 Desember 2020
adalah : Rp. 3.050.719.745,00,-
termasuk beban air bln Desember belum
dibayarkan senilai Rp. 529.300,-

4.Beban Pemeliharaan
45.409.926,00,- 42.911.454,00,-
Beban pemeliharaan per 31 Desember
2020 adalah : Rp. 45.409.926,00,- Jika
dibandingkan dengan Tahun 2019
terjadi kenaikan sebesar 5,50%

5.Beban Perjalanan Dinas


Beban perjalanan dinas per 31 392.521.500,00,- 428.600.000,00,-
Desember 2020 adalah : Rp.
392.521.500,00,- yaitu perjalanan dinas
dalam daerah sebesar Rp. 304.380.000,-
dan perjalanan dinas luar daerah sebesar

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 41


Rp. 88.141.500,- Jika dibandingkan
dengan Tahun 2019 terjadi penurunan
sebesar 9,19 %

6.Beban Hibah
Beban hibah per 31 Desember 2020
21.750.000,00,- 185.501.500,00,-
adalah : Rp. 21.750.000,-. Beban hibah
ini bersumber dari Belanja untuk
diserahkan kepada Masyarakat atau
Pihak Ketiga. Jika dibandingkan dengan
Tahun 2019 terjadi penurunan sebesar
88,27 %

7.Beban Penyusutan
Beban penyusutan per 31 Desember
596.429.189,76,- 171.539.815,85,-
2020 adalah : Rp 596.429.189,76,-
Metode penyusutan adalah metode garis
lurus. Dengan nilai sisa/residu
diabaikan dalam menghitung
penyusutan (PP No 71 Tahun 2010
Buletin Teknis Aset Tetap). Beban
Penyusutan terdiri dari :
- Penyusutan Peralatan dan
Mesin sebesar Rp.
321.699.250,76,-
- Penyusutan Gedung dan
bangunan sebesar Rp.
130.650.004,00,-
- Penyusutan Jalan Irigasi dan
Jaringan sebesar Rp.
144.079.935,00,-

8.Beban Amortisasi

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 42


Beban Amortisasi adalah Beban 0,- 2.750.000,00,-
Penyusutan Aset tak berwujud.

3 Surplus/defisit dari kegiatan non 8.315.312,50,- 6.250.050,00,-


operasional
Pada Tahun 2020 terdapat defisit dari
kegiatan non operasional lainnya pada
Kecamatan Lubuk Kilangan karena
adanya penghapusan aset lain-lain
(daftar terlampir) yang nilai bukunya
sebesar Rp. 8.315.312,50,-
Jika dibandingkan dengan Tahun 2019
terjadi kenaikan sebesar 24,84 %.
4 Pos luar biasa 0 0
Tidak terdapat pos luar biasa dari
kegiatan non operasional pada
Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
Padang Tahun 2020.
5 Surplus/defisit – LO ( 11.385.558.751,26) ( 10.756.634.626,85)
Terdapat selisih antara pendapatan-LO
dan beban selama tahun 2020 sejumlah :
Rp. (11.385.558.751,26). Jika
dibandingkan dengan Tahun 2019
terjadi kenaikan sebesar 5,52%

5.1.4 Penjelasan Pos-Pos Laporan Perubahan Ekuitas – LPE SKPD


Laporan Perubahan Ekuitas – LPE merupakan laporan penghubung antara Laporan
Operasional dengan Neraca tentang kenaikan atau penurunan ekuitas atas aktivitas
operasional pada tahun pelaporan.
Untuk mendapat gambaran secara keseluruhan tentang perubahan ekuitas
Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2020, berikut disajikan rincian dari
penjelasan masing-masing pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas - LPE :

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 43


No Uraian Tahun 2020 Tahun 2019
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
1 Ekuitas Awal 5.882.109.275,46,- 5.423.735.940,35,-
Saldo awal ekuitas Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang per 1 Januari
2020 adalah : Rp. 5.882.109.275,46,-
Nilai ini merupakan Saldo Akhir ekuitas
dana per 31 Desember 2019

2. RK PPKD 10.938.808.972,00,- 11.215.007.962,00,-


RK PPKD tahun 2020 Rp.
10.938.808.972,00,-.
Jika dibandingkan dengan Tahun 2019
terjadi penurunan sebesar Rp.
276.198.990,00,- atau 2,46%

3. Surplus/Defisit – LO (11.385.558.751,26) (10.756.634.626,85)


Surplus/Defisit LO merupakan
surplus/defisit atas kegiatan operasional
(basis akrual) yang
menambah/mengurangi nilai ekuitas
pada Neraca Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang Tahun 2020.
Terdapat selisih antara pendapatan-LO
dan beban pada tahun 2020 sejumlah :
Rp. (11.385.558.751,26).

4. Dampak Kumulatif Perubahan (36.950.000,00,-) (0,04)


Kebijakan/Kesalahan Mendasar
Adanya Perubahan Kebijakan dan
kesalahan mendasar seperti mutasi
masuk dan keluar aset, koreksi tambah
kurang aset, koreksi nilai persediaan,
koreksi piutang dan utang dsb, pada

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 44


pencatatan sesuai sistem sudah tercatat
di penyesuaian LO.
Pada Tahun ini terdapat mutasi masuk
dari SKPD lain berupa Papan UKS
senilai Rp. 1.250.000,00,-
4 Ekuitas Akhir 5.398.409.496,20,- 5.882.109.275,46,-
Ekuitas akhir Kecamatan Lubuk
Kilangan Kota Padang per 31 Desember
2020 adalah :
Rp 5.398.409.496,20,-

BAB VI

INFORMASI NON KEUANGAN

Berdasarkan uraian bab-bab di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 45


a. Realisasi keuangan meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung terealisasi
93,20 %.
b. Pada tahun 2020 terjadi peningkatan kekayaan bersih Kecamatan Lubuk Kilangan
menjadi Rp. 5.398.938.796,20,- karena adanya :
1. Pengadaan peralatan dan mesin sebesar : Rp. 152.985.000,00,-
2. Mutasi Masuk Aset Tetap dari SKPD lain sebesar : Rp. 1.250.000,00,-
c. Untuk belanja barang dan jasa yang ada pada program dan kegiatan yang ada pada
DPA SKPD TA 2020 Kecamatan Lubuk Kilangan mencakup pada program yang
menghibahkan barang kepada pihak ketiga/masyarakat yaitu berupa Trophy dan
Bingkisan kepada Masyarakat senilai Rp.21.750.000,00,-
( format laporan terlampir ).
d. Ekuitas yang merupakan kekayaan bersih Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang
per 31 Desember 2020 sebesar Rp. 5.398.409.496,20,-

a. Kelembagaan
SKPD Kecamatan Lubuk Kilangan dilaksanakan oleh 49 orang Pegawai Negeri
Sipil dan 7 Pegawai Harian/Honorer dengan struktur organisasi dan rincian sebagai
berikut: Dalam melaksanakan tugasnya SKPD Kecamatan Lubuk Kilangan Kota
Padang diatur dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang, dimana dinyatakan tugas
pokok SKPD Kecamatan Lubuk Kilangan adalah kecamatan Lubuk Kilangan sebagai
unsure pelaksana pemerintah daerah kota padang yang dipimpin oleh seorang camat,
mempunyai tugas pokok yang diatur dalam peraturan walikota padang nomor 92 tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Kecamatan, yaitu :
1. Membantu walikota dalam penyelenggaraan pemerintah.
2. Membantu walikota dalam penyelenggaraan pembangunan
3. Membantu walikota dalam pembinaan kemasyarakatan diwilayah kecamatan
Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, pada Tahun 2020 kecamatan Lubuk
Kilangan mempunyai anggaran sebesar Rp. 11.043.610.991,73,-

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 46


Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD Kecamatan Lubuk
Kilangan dilaksanakan oleh 49 orang Pegawai Negeri Sipil dan 7 Pegawai
Harian/Honorer dengan struktur organisasi dan rincian sebagai berikut:
a. 1 (Satu) Orang Camat (Eselon III.a)
b. 1 (Satu) Orang Sekretaris Camat (Eselon III.b), dibantu dengan :
2 (dua) Orang Kasubag (Eselon IV.b), sebagai berikut :
1. 1 (satu) Orang Kasubag Umum
2. 1 (satu) Orang Kasubag Keuangan
c. 5 (Lima) Orang Kepala Seksi (Eselon IV.a) sebagai berikut :
1. 1 (satu) Orang Kepala Seksi Pemerintahan
2. 1 (satu) Orang Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat
3. 1 (satu) Orang Kepala Seksi Sosial dan Penanggulangan Bencana
4. 1 (satu) Orang Kepala Seksi Trantib
5. 1 (satu) Orang Kepala Seksi Perijinan dan Pelayanan Umum
e. Lurah 7 (tujuh) Orang
f. Sekretaris Kelurahan 7 (tujuh) orang
g. Kasi di kelurahan 3 (tiga) orang per masing-masing kelurahan

b. Pengungkapan Lain
Pada tahun 2020 SKPD Kecamatan Lubuk Kilangan tidak ada menghadapi
kendala atau kasus hukum perdata yang mempunyai potensi pengaruh terhadap
keuangan Pemerintah Kota Padang.
Adapun tahun ini terlaksananya kegiatan Belanja Tak Terduga (BTT) yang
sumber dananya berasal dari DAU Tambahan guna percepatan penanggulangan
Covid-19 di Kecamatan Lubuk Kilangan dengan total anggaran sebesar Rp.
1.333.192.000,00,- dan realisasi sebesar Rp. 646.092.000,00,- atau 48,46% yang
terdiri dari 2 tahap, yaitu :
 Tahap I anggaran sebesar Rp. 823.670.000,00,- dan realisasi sebesar
Rp.151.755.810,00,- atau 18,42% terdiri dari:

Uraian Belanja Pagu Realisasi


1. Belanja Makan Minum Rp. 346.500.000,00 Rp. 42.047.500,00
untuk operasional posko

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 47


2. Pengadaan spanduk/ Rp. 20.750.000,00 Rp. 7.400.000,00
selebaran
3. Bantuan Bahan Bakar Rp. 48.195.000,00 Rp. 13.770.000,00
Minyak (BBM)
4. Pengadaan masker Rp. 77.625.000,00 Rp. 11.020.000,00
untuk petugas posko
5. APD Lapangan untuk Rp. 123.750.000,00 Rp. 8.400.000,00
petugas posko
6. Disinfektan untuk Rp. 27.000.000,00 Rp. 8.550.000,00
penyemprotan
7. Poskamling di Rp. 120.000.000,00 Rp. 7.268.310,00
lingkungan Kelurahan
8. Bantuan Biaya Rp. 59.850.000,00 Rp. 53.300.000,00
Transportasi
TOTAL Rp. 823.670.000,00 Rp. 151.755.810,00

 Tahap II anggaran sebesar Rp. 509.522.000,00,- dan realisasi sebesar Rp.


494.336.190,00,- atau 97,01 % terdiri dari:

Uraian Belanja Pagu Realisasi

1. Belanja Publikasi Rp. 41.000.000,00 Rp. 37.950.000,00

2.Belanja ATK Rp. 50.500.000,00 Rp. 50.500.000,00

3.Belanja Bahan Pendukung Rp. 114.925.000,00 Rp. 114.775.000,00

4.Belanja Makan dan Rp. 42.952.000,00 Rp. 35.117.500,00


Minum

5.Belanja BBM Rp. 5.495.000,00 Rp. 5.495.000,00

6.Belanja Transportasi Rp. 184.900.000,00 Rp. 183.300.000,00

7.Belanja Bantuan Sembako Rp. 32.250.000,00 Rp. 30.500.000,00

8.Belanja Renovasi Rp. 37.500.000,00 Rp. 36.698.690,00


Poskamling

TOTAL Rp. 509.522.000,00 Rp. 494.336.190,00


BAB VII

PENUTUP

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 48


Berdasarkan uraian bab-bab di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Realisasi keuangan meliputi belanja langsung dan belanja tidak langsung terealisasi
sebesar 93,20 %
b. Pada tahun 2020 terjadi peningkatan aset Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang
sebesar Rp. 154.235.000,- Karena adanya penambahan Peralatan dan Mesin sejumlah :
Rp. 152.985.000,- Mutasi Masuk Aset Tetap dari SKPD lain sejumlah : Rp.
1.250.000,-
c. Terdapat persediaan sebesar Rp. 14.677.150,- yang merupakan Aset Lancar Kecamatan
Lubuk Kilangan Kota Padang per 31 Desember 2020. Persediaan tersebut terdiri dari:
Persediaan Kantor sebesar Rp. 7.625.150,00,- dan Persediaan BTT sebesar Rp.
7.052.000,00,-
d. Terdapat kewajiban jangka pendek berupa utang listrik, air, telpon dan internet sebesar
Rp. 529.300,-
e. Ekuitas yang merupakan kekayaan bersih Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang
per 31 Desember 2020 sebesar Rp. 5.398.409.496,20,-
Penyusunan Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang disajikan
untuk menggambarkan kecukupan penerimaan periode berjalan dalam membiayai seluruh
pengeluaran, memperlihatkan kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan
alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan,
menyajikan jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan pelaporan serta
hasil-hasil yang telah dicapai, menunjukkan bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kebutuhan kasnya, menjabarkan posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaanya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman, serta membandingkan
perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Demikian laporan keuangan ini disusun sesuai dengan kewajiban penyampaian
laporan keuangan Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Kami
menyadari dalam penyusunannya tidak terlepas dari kendala dan permasalahan yang
dihadapi, namun kerja keras dan koordinasi telah dilakukan secara optimal dalam
mempersiapkan data sehingga laporan keuangan ini dapat tersaji. Semoga laporan
keuangan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagaimana
mestinya.

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 49


Plt. CAMAT LUBUK KILANGAN

Dra. Rachmadeny Dewi Putri


Nip. 196701081986092001

Laporan Keuangan Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2020 50

Anda mungkin juga menyukai