Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 6

ADPU4333 – Administrasi Keuangan


MARNIATI
043502087

Soal
Menteri Keuangan mengemukakan tingginya ketergantungan anggaran pemerintah
daerah (Pemda) kepada pemerintah pusat melalui mekanisme transfer dana ke
daerah. 46,6 persen dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) tingkat
Provinsi masih berasal dari pemerintah pusat. Sedangkan ketergantungan APBD
tingkat kabupaten/kota terhadap suntikan pusat lebih tinggi yaitu mencapai 66,4
persen. Ketergantungan terhadap anggaran pemerintah pusat tak lepas dari minimnya
raupan penerimaan asli daerah (PAD). Di tingkat provinsi, PAD dalam bentuk pajak
hanya mampu berkontribusi sebesar 37,7 persen terhadap total anggaran.
Sedangkan, PAD dalam bentuk pajak kabupaten/kota hanya mampu menyumbang
6,6 persen. Hal ini menggambarkan ketimpangan atau ketergantungan yang sangat
besar daerah kepada pusat
(Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171206135433-532-260497/sri-
mulyani-keluhkan-pemda-terlalu-bergantung-pada-apbn
Pertanyaan untuk didiskusikan adalah :
1. Silahkan anda cari APBD suatu daerah (provinsi/kabupaten/kota), lalu anda
bandingkan persentasi Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan dana
transfernya. Mana yang lebih besar ? dari data yang anda peroleh tersebut,
apa yang dapat anda maknai jika dikaitkan dengan desentralisasi fiscal dan
kemandirian daerah ?
2. Silahkan anda amati kembali APBD yang anda peroleh, lalu amati jenis-jenis
Pendapatan Asli Daerah di daerah tersebut. Menurut anda, sector mana yang
menyumbang PAD terbesar bagi daerah yang anda amati tersebut ? Apa yang
dapat anda maknai dari data tersebut ?
3. Secara umum, menurut saudara, bagaimana cara untuk meningkatkan potensi
pendapatan asli daerah dari suatu daerah ?
Petunjuk dalam melakukan diskusi : Silahkan anda kemukakan pendapat anda
dengan berdasar pada BMP, data APBD suatu daerah, dan dasar hukum terbaru
dalam Keuangan Daerah. Apabila terdapat perbedaan antara BMP dan dasar hukum
terbaru, maka perubahan tersebut perlu anda kemukakan. Jangan lupa cantumkan
sumber referensi.
Jawaban
Assalamulaikum Warahmatullahi wabarakatuh………..
Salam hormat Dosen Tuton….
Ijin Menjawab…
1. APBD Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara Tahun anggaran 2023
sebesar Rp. 1,5 Triliun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp160,9 miliar
dan pendapatan transfer sebesar Rp817,5 miliar. Dimana target PAD ini terdiri
dari pajak daerah sebesar Rp53,5 miliar, retribusi daerah sebesar Rp7,5 miliar
dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp11,5 miliar.
Ada pula lain-lain PAD sebesar Rp88,4 miliar terdiri pendapatan BLUD sebesar
Rp79,4 miliar, pendapatan dana kapitasi JKN pada FKTP sebesar Rp3,4 miliar
dan pendapatan lainnya direncanakan sebesar Rp5,5 miliar.
dampak desentralisasi fiskal dan kemandirian daerah dalam konteks APBD:
 Pendapatan Asli Daerah (PAD): PAD adalah pendapatan yang diperoleh oleh
pemerintah daerah dari sumber-sumber di dalam wilayahnya, seperti pajak
daerah, retribusi, hasil usaha milik daerah, dan lainnya. Jika PAD lebih besar
dari pendapatan dana transfer, ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah
memiliki kemampuan untuk menghasilkan pendapatan secara mandiri. Hal ini
merupakan indikator positif dalam konteks kemandirian daerah.
 Pendapatan Dana Transfer: Dana transfer adalah pendapatan yang diterima
oleh pemerintah daerah dari pemerintah pusat atau pihak ketiga. Jika
pendapatan dana transfer lebih besar dari PAD, ini mungkin menunjukkan
ketergantungan pemerintah daerah pada dana dari pemerintah pusat atau
sumber-sumber eksternal. Ini bisa menjadi pertanda bahwa pemerintah daerah
belum sepenuhnya mandiri dalam menghasilkan pendapatan sendiri.
 Dampak Desentralisasi Fiskal: Desentralisasi fiskal adalah kebijakan
pemerintah yang memberikan otonomi lebih besar kepada pemerintah daerah
dalam mengelola anggaran dan pendapatan. Jika PAD lebih besar dari
pendapatan dana transfer, ini dapat dianggap sebagai hasil positif dari
desentralisasi fiskal, karena pemerintah daerah mampu mengelola sumber
daya secara efisien dan mandiri.
 Kemandirian Daerah: Jika PAD lebih besar dari pendapatan dana transfer, hal
ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah memiliki tingkat kemandirian yang
lebih tinggi dalam hal pengelolaan keuangan dan kebijakan ekonomi. Ini bisa
mengindikasikan bahwa pemerintah daerah lebih mandiri dalam memenuhi
kebutuhan warga di wilayahnya tanpa terlalu bergantung pada pemerintah
pusat.

Dalam prakteknya, data APBD dan perbandingan antara PAD dan pendapatan
dana transfer dapat memberikan informasi penting tentang sejauh mana suatu
daerah memiliki kemandirian fiskal dan sejauh mana desentralisasi telah
memberikan dampak positif dalam meningkatkan kemampuan pemerintah daerah
dalam mengelola keuangannya.
2. Dari data yang ada APBD Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, tahun
anggaran 2023, berikut adalah jenis-jenis Pendapatan Asli Daerah (PAD) di
daerah tersebut:
 Pajak Daerah: Rp53,5 miliar.
 Retribusi Daerah: Rp7,5 miliar.
 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan: Rp11,5 miliar.
 Lain-lain PAD: Rp88,4 miliar, terdiri dari:
 Pendapatan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah): Rp79,4 miliar.
 Pendapatan Dana Kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) pada FKTP:
Rp3,4 miliar.
 Pendapatan Lainnya: Rp5,5 miliar.
Dari data tersebut, terlihat bahwa sebagian besar PAD berasal dari kategori "Lain-
lain PAD," yang mencakup Pendapatan BLUD. Sebesar Rp79,4 miliar dari PAD
berasal dari BLUD, yang melibatkan pendapatan dari layanan kesehatan dan
layanan umum lainnya yang dikelola oleh daerah. Jumlah ini jauh lebih besar
dibandingkan dengan pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan.
Dapat disimpulkan bahwa sektor layanan umum dan kesehatan (melalui
Pendapatan BLUD) adalah yang paling besar dalam menyumbang PAD bagi
Kabupaten Bulungan. Hal ini mungkin mencerminkan pentingnya sektor kesehatan
dan layanan umum dalam pemasukan daerah tersebut.
Namun, data tersebut juga menunjukkan bahwa sebagian besar PAD masih
berasal dari dana transfer sebesar Rp 817,5 miliar, yang disediakan oleh
pemerintah pusat atau sumber eksternal. Ini bisa mengindikasikan bahwa
Kabupaten Bulungan masih bergantung pada dana transfer, dan ada potensi untuk
meningkatkan kemandirian fiskal dengan mengembangkan sumber PAD lainnya,
seperti pajak daerah dan retribusi daerah.

3. Meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari suatu daerah


merupakan langkah penting dalam meningkatkan kemandirian fiskal dan
keberlanjutan keuangan daerah. Berikut adalah beberapa cara umum untuk
meningkatkan potensi PAD:

Peningkatan Pajak dan Retribusi Daerah:


Mengkaji dan mengevaluasi struktur pajak dan retribusi daerah untuk memastikan
bahwa tarif dan jenis pajak sesuai dengan potensi ekonomi daerah.
Mengaktifkan pengawasan dan penagihan pajak yang lebih efisien untuk
memastikan kepatuhan wajib pajak.
Mendorong inovasi dalam pajak dan retribusi, seperti penggunaan teknologi untuk
memudahkan pemungutan pajak dan retribusi.
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan:
Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah, termasuk tanah dan properti lainnya,
untuk memaksimalkan pendapatan.
Mengembangkan strategi pemasaran dan investasi yang tepat untuk kekayaan
daerah.
Pengembangan Usaha Milik Daerah (BUMD):
Membentuk dan mengelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang efisien dan
berorientasi profit untuk menghasilkan pendapatan tambahan.
Mendorong BUMD untuk beroperasi dalam sektor yang memiliki potensi
pertumbuhan ekonomi.
Pengembangan Sektor Ekonomi Lokal:
Mengidentifikasi sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk tumbuh dan
berkontribusi pada PAD, lalu mendorong investasi dan pengembangan dalam
sektor tersebut.
Mendukung pelaku usaha lokal dan sektor pertanian, perikanan, pariwisata, dan
industri lain yang berpotensi meningkatkan PAD.
Pendapatan Lainnya:
Mengoptimalkan sumber pendapatan lainnya, seperti hasil investasi keuangan,
dividen dari kepemilikan saham, atau royalti dari sumber daya alam.
Memanfaatkan dana kapitasi dari program-program nasional yang relevan.
Keterlibatan Masyarakat dan Swasta:
Menggandeng sektor swasta dalam proyek-proyek investasi dan pengembangan
yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Mengajak partisipasi masyarakat dalam pembayaran pajak dan kontribusi
terhadap PAD.
Penggunaan Teknologi:
Menggunakan teknologi informasi untuk memantau dan mengelola pendapatan
secara lebih efisien.
Menerapkan sistem informasi keuangan yang transparan untuk memudahkan
pelaporan dan pengawasan.
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai:
Melatih dan mengembangkan staf keuangan dan pajak agar memiliki kemampuan
dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola pendapatan dengan baik.
Kebijakan Desentralisasi Fiskal yang Baik:
Mengadopsi kebijakan desentralisasi fiskal yang memadai dan memberi otonomi
kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan pendapatan.
Peningkatan potensi PAD memerlukan perencanaan yang matang, tindakan yang
terkoordinasi, dan keterlibatan aktif semua pemangku kepentingan, termasuk
pemerintah daerah, wajib pajak, dan sektor swasta. Upaya ini penting untuk
mencapai kemandirian fiskal dan memenuhi kebutuhan pembangunan daerah.

Sekian jawaban dari saya……


Wassalamualaikum.wr.wb
Referensi :
1. BMP ADPU4333 – Administrasi Keuangan, Rahman Mulyawan, Enceng,
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2016.
2. https://kaltara.bpk.go.id/wp-content/uploads/2022/10/Catatan-Berita-APBD-
2023-Diproyeksikan-Rp19-Triliun.pdf.
3. https://benuanta.co.id/index.php/2022/11/29/apbd-bulungan-tahun-2023-
mendapat-persetujuan-dprd-sebesar-rp-15-triliun/94975/12/31/07/
4. https://skota.id/cara-mengoptimalkan-pendapatan-asli-daerah/

Anda mungkin juga menyukai