Anda di halaman 1dari 3

3 DISKUSI 6 ADMINISTRASI KEUANGAN

Diskusi.....

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan 443 pemerintah daerah (pemda) atau 88,07
persen dari total 503 pemda di Indonesia berstatus belum mandiri dalam mengelola Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal ini membuat mereka masih bergantung pada
transfer dana dari pemerintah pusat. “Sebagian besar pemda masih sangat bergantung pada
dana transfer daerah untuk mendanai belanja di masing-masing pemerintah,” ungkap Ketua
BPK Agung Firman Sampurna saat memberikan hasil pemeriksaan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/6). Bahkan, menurut
pemeriksaan BPK, sebanyak 468 pemda atau 93,04 persen dari total pemda masih memegang
status pengelolaan keuangan yang sama sejak 2013 hingga 2020. Artinya, tingkat
kemandirian fiskal mereka tidak berkembang dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.
(Sumber :https://aceh.bpk.go.id/belum-mandiri-88-persen-pemda-bergantung-pada-transfer-
pusat/ (Diakses pada tanggal 17 Februari 2022)

Pertanyaan untuk didiskusikan adalah :

1. Silahkan anda cari APBD suatu daerah (provinsi/kabupaten/kota), lalu anda


bandingkan persentasi Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan dana transfernya.
Mana yang lebih besar? dari data yang anda peroleh tersebut, apa yang dapat anda
maknai jika dikaitkan dengan desentralisasi fiscal dan kemandirian daerah?

2. Silahkan anda amati kembali APBD yang anda peroleh, lalu amati jenis-jenis
Pendapatan Asli Daerah di daerah tersebut. Menurut anda, sector mana yang
menyumbang PAD terbesar bagi daerah yang anda amati tersebut ? Apa yang dapat
anda maknai dari data tersebut?

3. Secara umum, menurut saudara, bagaimana cara untuk meningkatkan potensi


pendapatan asli daerah dari suatu daerah?

Petunjuk dalam melakukan diskusi : Silahkan anda kemukakan pendapat anda dengan
berdasar pada BMP, data APBD suatu daerah, dan dasar hukum terbaru dalam
Keuangan Daerah. Apabila terdapat perbedaan antara BMP dan dasar hukum terbaru,
maka perubahan tersebut perlu anda kemukakan. Jangan lupa cantumkan sumber
referensi.
1. Target Pendapatan Kabupaten Grobogan pada tahun 2016 sebesar
Rp.2.374.362.555.000,- terealisasi Rp.2.203.275.381.321,- atau 92,79%, Kurangnya
realisasi pendapatan dari target yang telah ditetapkan pada Perubahan APBD Kabupaten
Grobogan Tahun Anggaran 2016 lebih disebabkan karena kebijakan Pemerintah Pusat
dimana Dana Alokasi Khusus dilakukan pemotongan sehingga tidak memenuhi target.
Adapun pemenuhan realisasi pendapatan yang berhubungan dengan kinerja aparatur
Pemerintah Daerah yang tergambar dari Pendapatan Asli Daerah telah memenuhi target
anggaran dengan realisasi PAD sebesar 111,26%. Realisasi dari pendapatan daerah
sebesar Rp. 2.203.275.381.321,- dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pendapatan Asli Daerah dengan target sebesar Rp.268.933.420.000,- terealisasi


Rp.299.211.316.168,- atau 111,26%.Dana Perimbangan dengan target
Rp.1.674.832.773.000,- terealisasi Rp.1.525.575.352.799,-atau sebesar 91,09%%.

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dengan target sebesar Rp.430.596.362.000,-


terealisasiRp.378.488.712.354,- atau 87,90%.

Dari realisasi anggaran pendapatan sebagaimana tabel di atas kontribusi terbesar dari
pendapatan daerah masih pada pendapatan dari dana perimbangan. Dana Perimbangan
memberikan kontribusi dalam pendapatan APBD tahun 2016 sebesar 69,24%,
sedangkankontribusi terbesar selanjutnya adalah Lain-lain pendapatan daerah yang sah
sebesar 17,18%dan pendapatan asli daerah sebesar 13,58%. Komposisi sumber
pendapatan ini khususnya Pendapatan Asli Daerah mengalami kenaikan sebesar 0,19%
bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana Pendapatan Asli Daerah pada
tahun 2015 mempunyai kontribusi sebesar 13,46% menjadi 13,58% dari total
pendapatan pada tahun 2016. Untuk itu di tahun-tahun yang akan datang diupayakan
supaya kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap APBD dapat kembali meningkat.
Besarnya dana perimbangan dibanding dengan pendapatan daerah itu sendiri
membuktikan bahwa kota tersebut belum cukup mandiri untuk menghasilkan
pendapatannya sendiri.

2. Sektor yang menjadi penyumbang terbesar dalam Pendapatan Asli Daerah adalah dari
pendapatan pajak daerah yaitu sebesar Rp 58.622.010.690 dengan realisasi sebesar
111,26%. Hal ini berarti pajak menjadi sektor pemasukan terbesar dalam pendapatan
asli daerah Grobogan

3. Untuk memperkuat struktur penerimaan serta optimalisasi PAD, beberapa langkah yang
dapat ditempuh antara lain, Pertama: Melakukan upaya pengusahaan atau penggalian
(eksploitasi) SDA yang baru. Kedua: intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi
daerah. Dengan melakukan intensifikasi berarti daerah setidaknya melakukan langkah
intensifikasi terhadap komponen penerimaan daerah pada pos laba usaha daerah.
Optimalisasi tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pembenahan pada sistem
manajemen perusahaan daerah yang ada melalui implementasi Balance Score Card
based planning. Ketiga: menarik investor melalui insentif pajak ringan, birokrasi yang
mudah, infrastruktur yang mendukung, serta memperbanyak MICE (meeting, insentive,
conference, exhibition) dengan tujuan menciptakan iklim dunia usaha yang kondusif,
yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan daerah yang berbanding lurus
dengan pelayanan kepada masyarakat. Semakin besar pendapatan maka akan semakin
besar pula peluang untuk memberikan pelayanan dan fasilitas pada masyarakat dalam
berbagai bentuknya.

Sumber:
https://www.grobogan.go.id/pendapatan-daerah
https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/417-artikel-perimbangan-keuangan/19684-
optimalisasi-pad-untuk-peningkatan-kinerja-pemda

Anda mungkin juga menyukai