Anda di halaman 1dari 5

Nama : Khairunnisa Wulandari

Nim : 210420053

Akuntasi sektor public

Judul : laporan keuangan banten


Riviue :
I.LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan pertama adalah realisasi anggaran yang meliputi pendapatan daerah, belanja daerah, transfer
dan pembiayaan daerah. Realisasi pendapatan daerah tahun anggaran 2021 sebesar Rp11,62 triliun atau
97,45 persen dari target sebesar Rp11,92 triliun. Itu bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD)
sebesar Rp7,01 triliun atau 92,36 persen dari target sebesar Rp7,59 triliun. Pendapatan transfer sebesar
Rp4,60 triliun atau 106,38 persen dari target sebesar Rp4,33 triliun. Lain-lain pendapatan daerah yang
sah sebesar Rp5,52 miliar atau 100 persen dari target.

Realisasi belanja dan transfer daerah tahun anggaran 2021 mencapai sebesar Rp11,66 triliun atau
93,03 persen dari jumlah anggaran sebesar Rp12,53 triliun. Itu terdiri atas belanja operasi terealisasi
sebesar Rp6,92 triliun atau 92,22 persen dari anggaran sebesar Rp7,50 triliun. Belanja modal terealisasi
sebesar Rp1,29 triliun atau 87,87 persen dari anggaran sebesar Rp1,47 triliun. Adapun penerimaan
pembiayaan daerah tahun 2021 terealisasi sebesar Rp681,38 miliar atau 100 persen dari anggaran.
Selanjutnya untuk pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2021 sebesar Rp73,95 miliar atau 100 persen
dari anggaran.
II.NERACA

laporan perubahan saldo anggaran lebih, yaitu laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan saldo anggaran lebih tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020. Saldo anggaran lebih
tahun 2020 dikurangi penggunaan saldo anggaran lebih sebagai penerimaan pembiayaan tahun
berjalan. Serta ditambah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 2021 menjadi saldo anggaran lebih akhir
per 31 Desember 2021 yaitu sebesar Rp570,10 miliar
III.LAPORAN OPERASIONAL

laporan operasional yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah. Sumber daya itu untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam tahun 2021. Pendapatan-lo Provinsi Banten tahun 2021 adalah
sebesar Rp11,77 triliun, yang bersumber dariPAD -lo, pendapatan transfer-lo, dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah-lo.

Beban Provinsi Banten tahun 2021 sebesar rp10,80 triliun, yang meliputi : beban operasi dan beban
transfer. Dengan demikian, terdapat surplus dari kegiatan operasi sebesar Rp970,20 miliar. Sedangkan
dari kegiatan non operasional terdapat defisit sebesar Rp178,50 yang seluruhnya merupakan defisit dari
kegiatan non operasional lainnya.
IV.LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun 2021 dibandingkan
dengan tahun 2020. Ekuitas awal Provinsi Banten sebesar Rp16,37 triliun. Defisit lo sebesar Rp784,39
miliar. Dampak kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar yang terdiri dari koreksi kas,
piutang, nilai persediaan, aset tetap, aset lainnya, kewajiban, pendapatan dan lain-lain sebesar Rp695,22
miliar. Sehingga ekuitas akhir sebesar Rp17,85 triliun.

Judul : Laporan keuagan dinas penanaman modal prov aceh


Riviue :
Penyusunan laporan keuangan ini adalah wujud pertanggungjawaban SKPA kepada Gubernur Aceh
dalam menjelaskan kinerja penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat atas penggunaan keuangan
daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan, hal
tersebut menjadi tolak ukur kinerja pemerintahan untuk dipertanggungjawabkan pada setiap akhir tahun
anggaran.Pertanggungjawaban ini bukanlah semata-mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukan
kelemahan pelaksanaan SKPA melainkan untuk melaksanakan azas transparansi, efisiensi, efektifitas,
serta fungsi pengawasan DPRA terhadap jalannya pemerintahan.
Di Indonesia Khususnya Aceh. Pandemi Covid-19, membuat minat investasi asing menurun hingga 40
persen. Pemerintah Aceh terus berpikir keras, agar perekonomian Aceh tetap berjalan dengan baik.
Meskipun minat investasi asing melesu akibat dihantam pandemi Covid-19. Pemerintah Aceh terus
melakukan upaya dalam mengatur strategi baru agar produktifitas perekonomian tetap berjalan dengan
baik di Aceh. Salah satu terobosan baru dan langkah investasi yang diambil pemerintah Aceh, Ada empat
kawasan investasi hilirisasi yang telah disiapkan oleh pemerintah dengan mendorong investor lokal
menanam investasi di Serambi Makah. Yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe,
Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong di Aceh Besar, Kawasan Pelabuhan Bebas Sabang dan Pelabuhan
Ikan Terpadu di Lampulo, Banda Aceh. Penduduk miskin di Aceh mengalami penurunan sebesar 0,02
persen. Artinya Aceh kini bukan lagi menjadi daerah termiskin di Pulau Sumatera. Hingga sekarang
pemerintah Aceh terus melakukan penyesuaian regulasi sesuai dengan dinamika perubahan regulasi di
pusat. Apa lagi Aceh memiliki kekhususan tersendiri yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Sejak Juni 2018 lalu pemerintah pusat terus berupaya agar
investor lebih mudah dalam pengurusan perizinan tanpa terbelenggu dengan birokrasi yang rumit dan
lama.

Kesimpulan Apabila dilihat dari rencana investasi Proyek PMA dan PMDN dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun secara umum masih menunjukkan gairah yang tinggi terhadap penanaman modal di Aceh, hal ini
menggambarkan bahwa minat dan kepercayaan para investor masih menaruh harapan besar pada daerah
ini terutama di sektor-sektor unggulan. Realisasi investasi dalam kurun waktu lima tahun mengalami
kenaikan baik PMA maupun PMDN.walaupun demikian kinerja dari capaian kegiatan, capaian program
dan capaian sasaran sudah terpenuhi, dan apabila dilihat dari segi pencapaian target menunjukkan capaian
yang kurang memuaskan namun walaupun demikian kinerja dari capaian kegiatan, capaian program dan
capaian sasaran sudah terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Aceh pada tahun 2020 “Kurang berhasil”. Hal ini dikarenakan ada
beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.
Judul : IHPD PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2019,IKHTISAR HASIL
PEMERIKAAN DAERAH TAHUN 2019
Riviue :
khtisar hasil pemeriksaan disusun untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai hasil
pemeriksaan laporan keuangan, kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang bersifat kepatuhan
(DTT kepatuhan) yang telah dilakukan oleh BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat pada pemerintah
daerah di wilayah Provinsi Sumatera Barat. hasil pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat
mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

 Hasil pemeriksaan atas keuangan memuat opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada 20
entitas di Provinsi Sumatera Barat
 Hasil pemeriksaan atas kinerja memuat simpulan efektivitas pada tujuh objek pemeriksaan
 Hasil pemeriksaan DTT memuat simpulan atas belanja dan
 penerimaan daerah telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundanggan

Hasil pemeriksaan mengungkapkan 20 pemerintah daerah mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian
dan satu pemerintah daerah mendapatkan opini wajar dengan pengecualian.
1. Pemerintah provinsi sumatera barat
Berdasarkan tabel di atas realisasi Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp2.328.432,87 juta atau
36,44% dari total pendapatan, realisasi Pendapatan Transfer sebesar Rp4.046.879,36juta atau
63,33% dari total pendapatan, sedangkan realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
sebesar Rp15.024,87atau 0,24% dari total pendapatan. Realisasi belanja operasi sebesar
Rp4.576.156,01 juta atau 69,85% dari seluruh total belanja dan transfer. Realisasi belanja modal
sebesar Rp1.062.230,45 juta atau 16,21% dari seluruh total belanja dan transfer. Realisasi belanja
tak terduga sebesar Rp1.945,90 atau 0,03% dari seluruh total belanja dan transfer. Realisasi
belanja transfer sebesar Rp910.946,5juta atau 13,90% dari seluruh total belanja dan transfer,
sehingga terdapat defisit sebesar Rp160.941,67 juta.
2. Pemerintah kabupaten solok
Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah Pada sisi belanja, pengalokasian anggaran
didasarkan kepada pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang menjadi dan meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam
bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan,dan kabupaten solok memiliki
kegiatan tahun 2018 yang bersumber dari DAK dan DAU tahun 2018 yang tidak bias
direalisasikan sehingga menjadi hutang pemerintah daerah pada tahun 2019 sebesar
Rp.3.774.449.562,75
3. Pemerintah kabupaten pesisir selatan
Atas realisasi Pendapatan dan Belanja tersebut, terdapat surplus sebesar Rp5.371,53 juta yang
dipenuhi dengan penerimaan pembiayaan sebesar Rp25.325,56 juta, dan pengeluaran pembiayaan
sebesar Rp13.746,89 juta.
4. Pemerintah kabupaten sijunjung
Terdapat defisit sebesar Rp2.912,15 juta. Agar tidak terjadi
defisit, Pemerintah Kabupaten Sijunjung memenuhi dengan
penerimaan pembiayaan sebesar Rp110.179,83 juta.
5. Pemerintah kabupaten solok selatan
Realisasi belanja operasi sebesar Rp558.625,72 juta atau sebesar 64,46% dari seluruh total
belanja dan transfer. Realisasi belanja modal sebesar Rp210.375,47 juta atau 24,27% dari seluruh
total belanja dan transfer. Realisasi belanja tak terduga sebesar Rp1.832,66 juta atau 0,21% dari
seluruh total belanja dan transfer, dan realisasi dana bagi hasil desa dan transfer keuangan
sebesar Rp96.603,47 juta atau 11,14% dari seluruh total belanja dan transfer.
Sehingga terdapat surplus sebesar Rp45.675,17 juta. Selain itu
Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menambah dengan pembiayaan
netto sebesar Rp21.004,36 juta.
6. Pemerintah kabupaten dharmasraya
Pemerintah kabupaten dharmasraya memliki deficit sebsar Rp.17.195,34 juta,agar tidak terjadi
deficit,pemerintah kabupaten dharmasraya memenuhi dengan penerimaan pembiayaan sebesar
Rp. 23.588,79 juta
7. Pemerintah kabupaten 50 kota
Dari table diatas terdaoat deficit sebesar Rp. 25.630,84 juta,agar tidak terjadi deficit,pemerintah
kabupaten lima puluh kota memenuhi dengan penerimaan pembiayaan sebesar
Rp.80.874,73juta ,selain itu terdapat penyertaan modal ke PDAM sebesar Rp.15.359 juta
8. Pemerintah kabupaten agam
Dari table di atas terdapat suplus sebesar Rp.4.836,75juta,selain itu,pemerintah agam melakukan
penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 61.958,34 juta
9. Pemerintah kabupaten tanah datar
Dari data di atas terdapat deficit sebesar Rp. 10.655,64juta,agar tidak terjadi deficit,pemerintah
kabupaten tanah datar memenuhi dengan penerimaan pembiayaan sebesar Rp.79.108,42
10. Pemerintah kabupaten pasaman
Terdapat surplus sebesar Rp.23.956,44 juta
11. Pemerintahan kota padang
Terdapat surplus sebesar Rp1.382,65 juta. Selain itu, Pemerintah Kota Padang
melakukan penerimaan pembiayaan sebesar Rp108.996,76 juta dan
pengeluaran pembiayaan sebesar Rp52.829,23.
12. Pemerintahan kabupaten padang pariaman
Dari table di atas Realisasi belanja operasi sebesar Rp998.419,74 juta atau sebesar
69,12% dari seluruh total belanja dan transfer. Realisasi belanja modal sebesar Rp263.182,05 juta
atau 18,22% dari seluruh total belanja dan transfer. Realisasi belanja tak terduga sebesar
Rp1.146,01 juta atau 0,08 % dari seluruh total belanja dan transfer, dan realisasi dana bagi hasil
desa dan transfer keuangan sebesar Rp181.809,09 juta atau 12,59% dari seluruh total belanja dan
transfer.
Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja, tercatat surplus sebesar
Rp65.971,78 juta dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman TA 2019.
13. Pemerintahan kota bukit tinggi
Dari aktivitas keuangan tersebut, pada akhir tahun 2019, Pemerintah Kota Bukittinggi mengalami
surplus sebesar Rp17.019,12 Juta. Surplus tersebut bertambah menjadi sebesar Rp114.068,61 Juta
akibat penerimaan pembiayaan yang berasal dari pencairan dana cadangan
untuk pembayaran kegiatan Pembangunan Rumah Sakit Daerah Kota
Bukittinggi.
14. Pemerintahan kota padang panjang
Atas realisasi Pendapatan dan Belanja tersebut, terdapat defisit sebesar Rp21.867,12 yang
dipenuhi dengan penerimaan pembiayaan sebesar Rp68.909,68.
15. Pemerintahan kota solok
Dari data realisasi belanja Sehingga terdapat surplus sebesar Rp3.833,59 juta. Agar tidak terjadi
defisit, Pemerintah Kota Solok memenuhi dengan penerimaan
pembiayaan sebesar Rp57.684,29 juta.
16. Pemerintahan kota sawahlunto
Dari data di atas pemerintahan kota sawahlunto terdapat surplus sebesar Rp15.553,64 juta.
Ditambah dengan penerimaan pembiayaan sebesar 12.937,43 juta, Pemerintah Kota
Sawahlunto masih dapat memiliki SiLPA sebesar Rp13.369,05 juta.
17. Pemerintahan kota pariaman
Dari data di atas Sehingga terdapat defisit sebesar Rp29.930,02 juta. Agar tidak terjadi
defisit, Pemerintah Kota Pariaman memenuhi dengan penerimaan
pembiayaan sebesar Rp54.275,11 juta.
18. Pemerintahan kota payakumbuh
Terdapat defisit sebesar Rp9.102.53 juta. Agar tidak terjadi defisit, Pemerintah Kota
Payakumbuh memenuhi dengan penerimaan pembiayaan sebesar Rp74.540.32 juta.
19. Pemerintahan kabupaten pasaman barat
Terdapat surplus sebesar Rp13.805,23 juta. Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat memenuhi
penerimaan pembiayaan sebesar Rp56.516,72 juta.
20. Pemerintah kabupaten kepulauan Mentawai
Terdapat surplus sebesar Rp24.114,79 juta. Selain, Pemerintah Kabupaten Kabupaten Kepulauan
Mentawai memperoleh penerimaan pembiayaan dari SiLPA sebesar Rp11.835,94 juta. Dan
mengeluarkan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal sebesar Rp6.000,00 juta kepada
BUMD.

Ringkasan hasil pemeriksaan memuat hasil pemantauan terhadap pelaksanaan tindak lanjut
rekomendasi hasil pemeriksaan (TLRHP) per 31 Desember 2019 atas LHP yang diterbitkan pada
periode Tahun 2005 s.d. 2019. Pada periode Tahun 2005 s.d. 2019, BPK Perwakilan Provinsi
Sumatera Barat telah menyampaikan 19.613 rekomendasi kepada entitas yang diperiksa sebesar
Rp715,30 miliar dan US$ 1,00 juta.

Anda mungkin juga menyukai