Anda di halaman 1dari 7

KINERJA ANGGARAN DAN REALISASI BELANJA

DAERAH PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG TAHUN


2016-2018

Nama Kelompok :
Nirmawati Situmorang 1541021008
Nike Mita Wellysa 1741031018
Rabin Ranatagore Chily 1741031034

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-undang nomor 17 tahun 2003 menetapkan bahwa Anggaran Pendapatan


Belanja Daerah (APBD) disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang
akan dicapai. Untuk mendukung kebijakan ini perlu dibangun pendekatan
kinerja.Anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistempenyusunan dan
pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau
kinerja.
Terkait hubungan antarapertumbuhan ekonomi dan PAD,banyak yang
berpendapat, bahwadaerah yang memiliki PAD yangbesar dan dialokasikan
dengan baikakan dapat mendorong percepatanpertumbuhan ekonominya.
Denganbesarnya PAD, daerah otonomilebih leluasa dalam menyusunperencanaan
dan penganggaranterhadap persoalan pembangunantermasuk yang terkait
denganpercepatan pertumbuhan ekonomi,misalnya pembangunan
infrastrukturuntuk menarik masuknya investasi.Sementara itu
pertumbuhanekonomi yang cepat merupakancerminan berkembangnya
kegaiatanekonomi dari berbagai sektor danmemberi peluang terciptanyasumber-
sumber penerimaan PAD baru ataubertambahnya objek-objek sumberPAD baru
terutama melalui PajakDaerah dan Retribusi daerah.
Laporan keuangan pemerintah daerah adalah suatu alat pengendalian dan evaluasi
kinerja bagi pemerintah daerah secara keseluruhan maupun unit-unit kerja di
dalamnya (Mahmudi, 2010).
Perkembangan dan kemajuan akibat semakin majunya teknologi dan banyaknya
penemu-penemu baru, serta semakin terbukanya perekonomian antar negara,
menyebabkan begitu banyak kepentingan yang saling terkait dan berbenturan.
Hal ini menyebabkan peran pemerintah semakin dibutuhkan dalam mengatur
jalannya sistem perekonomian, karena tidak sepenuhnya semua bidang
perekonomian itu dapat ditangani oleh swasta.
Berdasarkan pandangan yang diungkapkan oleh Pamudji dan Kabo (1998) dalam
Susantih dan Saftiana (2007), menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak
akandapat melaksanakan fungsinya dengan efekstif dan efisien tanpa biaya yang
cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan. Sumber daya keuangan
inilah yang merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata
kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.
Musgrave dan Musgrave (1993) dalam Susantih dan Saftiana (2007)
mengemukakan bahwa pesatnya pembangunan daerah menuntut tersedianya dana
bagi pembiayaan pembangunan yang menyangkut perkembangan kegiatan fiskal
yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi sumber-sumber pembiayaan yang semakin
besar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang maka perumusan
masalah yang dapat ditarik antara lain :
1. Apakah realisasi anggaran terhadap penerimaan daerah sudah mencapai
target?
2. Apakah kinerja anggaran dan realisasi belanja daerah pemerintah provinsi
Lampung periode 2016 – 2018 dilihat dari pertumbuhan belanja sudah
positif ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian yang disampaikan dalam latar belakang maka Tujuan
Penulisan yang dapat ditarik antara lain :
1. Untuk mengetahui apakah realisasi anggaran terhadap penerimaan daerah
sudah mencapai target?
2. Untuk mengetahui apakah kinerja anggaran dan realisasi belanja daerah
pemerintah provinsi Lampung periode 2016 – 2018 dilihat dari
pertumbuhan belanja sudah positif ?
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam pengertian keuangan daerah menurut Peraturan Pemerintah No.58 tahun


2005 pasal 1 ayat 5 keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang
temasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban daerah tersebut dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).

1. Anggaran dan Realisasi APBD

Tabel Anggaran dan Realisasi APBD Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2016-
2018
Dari data di atas menunjukkan bahwa Kinerja Keuangan Pendapatan Daerah
Provinsi Lampung dapat dikatakan kurang baik. Dapat dilihat pendapatan yang
ditunjukkan pada tahun 2017 dan 2018 mengalami realisasi anggaran pendapatan
yang lebih besar. Hanya pada tahun 2016, mengalami selisih kurang. Jika dilihat
dari tiga periodeyang diteliti, maka pendapatan paling tinggi terjadi pada tahun
2016 yaitu Rp 5.588.749.620.238,34, sedangkan pendapatanpaling rendah terjadi
pada tahun 2017 yaitu Rp 6.813.755.099.492,40.

Hasil Penelitian ini tidak mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Mahmudi
(2010:137) yaitu PemerintahKabupaten/Kotadikatakan memiliki kinerja
pendapatan yang baik apabila dapat memperoleh pendapatan yang melebihi
jumlah yang dianggarkan.

tahu
n 2016

Tahun 2017
Tahun 2018

Analisis Pertumbuhan PendapatanHasil perhitungan Pertumbuhan Belanja akan


direkapitulasi dengan menggunakan tabel berikut:

Tahun Realisasi Belanja Tahun t Rasio Pertumbuhan Kriteria


(Rp) Belanja Kemampuan
(1) (2) (3) (4)
2016 5.478.621.170.011,51 23,17% Positif
2017 6.948.838.067.137,69 24,81% Positif
2018 7.538.988.966.120,03 22,94% Positif

Secara umum Analisis Pertumbuhan Belanja Daerah menunjukkan bahwa Kinerja


Keuangan Belanja Provinsi Lampung mengalami pertumbuhan positif. Hal ini
ditunjukkan dengan rata-rata pertumbuhan yang positfif yaitu 23,64%.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu 24,81%, sedangkan
pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2018 yaitu 22,94%. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan Kinerja Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah
Pemerintah Provinsi Lampung periode 2016-2018 dlihat dari pertumbuhan belanja
sudah naik.
BAB III

PENUTUP

Dari hasil analisa berdasarkan data keuangan provinsi lampung, kelompok kami
menyimpulkan bahwa “Kinerja Anggaran Dan Realisasi Belanja Daerah
Pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2016-2018” sesuai dengan Kinerja
Keuangan Belanja Daerah Provinsi Lampung dilihat dari Pertumbuhan Belanja
Daerah Pemerintah provinsi lampung selama tahun 2016-2018, secara umum
menunjukkan pertumbuhan yang positif. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata
pertumbuhan yang terjadi yaitu 23,64%,maka kinerja anggaran dan realisasi
belanja daerah pemerintah Provinsi Lampung Tahun 2016-2018 sudah berjalan
dengan baik.
Kami mengharapkan supaya tidak ada penurunan kinerja sehingga laporan
kinerja keuangan belanja daerah provinsi lampung akan terus berkembang
dengan baik dan semestinya.

Anda mungkin juga menyukai