Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENDAFTARAN NPWP BARU ORANG PRIBADI

DI KPP PRATAMA MEDAN BARAT

BRANDO JON KENNEDY MANIK

810201619/111020100010

PROGRAM ON THE JOB TRAINING CPNS


KPP PRATAMA MEDAN BARAT
KANTOR WILAYAH DJP SUMATERA UTARA I
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
2014
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Lembar Pengesahan dan Penilaian Laporan Individu ....................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………............................ 1

I. Kondisi Ideal ………………………………………………………................................ 2

II. Kondisi Saat Ini …………………………………………………….............................. 3

B. Sasaran ………………………………………………………………........................ 4

II. ISI DAN PEMBAHASAN

A. Permasalahan ……………………………………………………............................... 4

B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama…………............................ 5

III. PENUTUP

Kesimpulan & Saran………………………………………………………......................... 5


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem perpajakan yang dianut di Indonesia adalah self assessment, dimana
wajib pajak yang menghitung, melaporkan, dan membayar pajak terutang. Namun,
sebelum melakukan hal tersebut, wajib pajak harus mendaftarkan dirinya terlebih
dahulu secara self assessment pada kantor Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini sesuai
dengan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (selanjutnya disebut UU KUP), “Setiap Wajib
Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak”.
Pada penjelasan pasal 2 ayat 1 UU KUP tersebut juga dijelaskan bahwa
“Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)” tersebut merupakan suatu sarana dalam
administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak. Oleh karena itu, kepada setiap Wajib Pajak hanya diberikan
satu Nomor Pokok Wajib Pajak. Ada beberapa cara untuk mendaftar menjadi wajib
pajak dan memperoleh NPWP :
1. Datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan,
Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan(KP2KP),
2. E-registration di situs resmi Direktorat Jenderal Pajak yaitu www.pajak.go.id, dan
3. Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan pemerintah

Selain itu ada dokumen yang harus dilengkapi untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak, dan dokumen ini tergantung pada subjek pajaknya, orang
pribadi, badan dan pemberi kerja/bendaharawan pemerintah.

1. Orang Pribadi;
a. Mengisi formulir pendaftaran NPWP,
b. Fotokopi KTP yang masih berlaku atau Fotokopi paspor dan/atau fotocopy
Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu Izin Tinggal Tetap(KITAP)
yang masih berlaku (untuk orang asing)
c. Untuk wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas, harus melampirkan fotokopi KTP dan fotokopi
paspor, KITAS/KITAP bagi warga negara asing dan fotokopi dokumen izin
kegiatan usaha. Dan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas harus melampirkan fotokopi e-KTP
2. Badan;
a. Mengisi formulir pendaftaran wajib pajak (wajib dibubuhi stempel badan
yang bersangkutan),
b. Fotokopi akta pendirian badan
c. Fotokopi KTP dan NPWP salah satu pengurus
d. Surat keterangan domisili/tempat kegiatan usaha dari Lurah/Kepala Desa
e. Untuk Cabang; fotokopi NPWP/SKT pusat dan surat penunjukan cabang
dari pusatnya.
f. Fotokopi Perjanjian kerjasama sebagai bentuk perjanjian kerja sama
(Joint Operation)
3. Pemberi kerja/Bendaharawan Pemerintah
a. Fotokopi surat penunjukan Bendaharawan/pemberi kerja
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)

I. Kondisi Ideal
Tata cara pendaftaran NPWP sesuai PER-20/PJ/2013;
a. Wajib Pajak mengajukan berkas pendaftaran NPWP dengan
menggunakan formulir pendaftaran beserta persyaratannya kepada
petugas tempat pelayanan terpadu.
b. Petugas tempat pelayanan terpadu menerima formulir pendaftaran
beserta persyaratannya. kemudian meneliti kelengkapan persyaratannya.
Dalam hal berkas pendaftaran belum lengkap, petugas mengembalikan
formulir pendaftaran dan persyaratannya dan meminta kepada wajib
pajak untuk melengkapinya. Dalam hal berkas pendaftaran sudah
lengkap, petugas tempat pelayanan terpadu akan mencetak bukti
penerimaan surat (BPS) dan lembar pengawasan arus dokumen(LPAD).
BPS diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD digabungkan
dengan berkas pendaftaran kemudian diteruskan kepada pelaksana seksi
pelayanan.
c. Pelaksana seksi pelayanan merekam berkas pendaftaran wajib pajak.
d. Pelaksana seksi pelayanan mencetak konsep Surat Keterangan Terdaftar
(SKT) dan kartu NPWP kemudian menyerahkannya ke Kepala Seksi
Pelayanan. SKT dan kartu NPWP diterbitkan dalam rangkap dua; lembar
ke-1 untuk Wajib Pajak dan lembar ke-2 untuk arsip Kantor Pelayanan
Pajak.
e. Kepala Seksi Pelayanan menandatangani SKT kemudian
menyerahkannya kepada pelaksana seksi pelayanan.
f. Pelaksana seksi pelayanan menerima dokumen yang telah
ditandatangani, memberi nomor, memberi stempel kantor, memisahkan
dokumen untuk arsip dan dokumen yang akan diserahkan kepada wajib
pajak.
g. KPP Pratama Medan Barat kemudian menerbitkan kartu NPWP dan SKT
paling lambat 1 (hari) kerja setelah BPS diterima
h. Kartu NPWP dan SKT disampaikan kepada Wajib Pajak melalui Pos
tercatat.

II. Kondisi saat ini.


a. Wajib pajak datang ke Tempat Pelayanan Terpadu dengan membawa
formulir pendaftaran dan persyaratan lainnya. Petugas tempat pelayanan
terpadu menerima formulir dan persyaratannya serta memeriksa
kelengkapan berkas pendaftarannya.
b. Apabila berkas pendaftaran tidak lengkap, petugas tempat pelayanan
terpadu mengembalikan berkas dan meminta wajib pajak melengkapi
berkas pendaftarannya. Apabila berkas pendaftaran lengkap, petugas
tempat pelayanan terpadu akan mencetak BPS dan LPAD nya.
c. BPS dan LPAD ini kemudian akan digabungkan dengan formulir
pendaftaran dan persyaratan lainnya. Selanjutnya petugas akan
merekam berkas pendaftaran wajib pajak untuk mendapatkan NPWP
yang akan dicatat di formulir pendaftaran, kemudian mencetak SKT dan
kartu NPWP.
d. Kepala Seksi Pelayanan kemudian menandatangani SKT, apabila Kepala
Seksi Pelayanan pada saat itu juga sedang ada surat tugas , maka akan
digantikan oleh Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Seksi Pelayanan.
e. Lalu pelaksana seksi Pelayanan menerima, dan memberi nomor,stempel
kantor dan mengirimkan kepada Wajib Pajak melalui Pos tercatat. Hal ini
sesuai dengan ketentuan PER-20/PJ/2013 sebagaimana telah diubah
dengan PER-38/PJ/2013 tentang Tata Cara Pendaftaran NPWP,
Pelaporan Usaha dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
Penghapusan NPWP dan Pencabutan Pengukuhan PKP, serta
Perubahan Data dan Pemindahan Wajib Pajak.
Hal ini juga yang menyebabkan masalah dimana Wajib Pajak tidak dapat
menerima secara langsung SKT dan NPWP tersebut. Pengiriman melalui Kantor
Pos dapat menyebabkan NPWP tidak dapat diterima Wajib Pajak secara
langsung, sehingga dapat menimbulkan jangka waktu penerimaan NPWP dan
SKT menjadi lebih lama. Padahal, berdasarkan SOP KPP 30-0002 yang masih
berlaku tentang Tata Cara Pendaftaran NPWP menyatakan bahwa jangka waktu
penyelesaian NPWP paling lama 1 hari kerja.
Selain itu, sering terjadi di KPP Pratama Medan Barat, bahwa masyarakat
yang datang untuk mendaftar menjadi wajib pajak dan memperoleh NPWP
memiliki KTP yang terdaftar bukan di kecamatan Medan Barat. Namun tempat
mereka bekerja terdaftar sebagai wajib pajak di KPP Pratama Medan Barat.
Maka proses pendaftarannya akan dilakukan petugas tempat pelayanan terpadu
melalui si pemberi kerja/bendaharawan Pemerintah sesuai dengan PER-
35/PJ/2013 tentang Tata cara Ekstensifikasi.

B. Sasaran
Sasaran dalam pembahasan adalah untuk mengetahui dampak positif dan
negatif dari PER-20/PJ/2013 sebagaimana telah diubah dengan PER-38/PJ/2013
dibandingkan dengan peraturan sebelumnya yaitu PER-44/PJ/2008 yang digunakan
sebagai dasar hukum SOP KPP 30-0002, agar kedepannya dapat dijadikan bahan
masukan untuk pencapaian kualitas Direktorat Jenderal Pajak yang lebih baik.

PEMBAHASAN

A. Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam pendaftaran NPWP baru orang pribadi di
KPP Pratama Medan Barat adalah NPWP yang tidak dapat diterima secara langsung
oleh Wajib Pajak karena harus dikirim melalui Pos Tercatat, hal ini sesuai dengan
PER-20/PJ/2013 sebagaimana telah diubah dengan PER-38/PJ/2013 pasal 7 ayat 2
yang menyatakan bahwa NPWP dan SKT harus dikirim melalui POS tercatat. Selain
itu banyak Wajib Pajak yang komplain karena NPWP dan SKT tidak sampai ke
alamat Wajib Pajak. Pengiriman melalui Kantor Pos juga terkadang banyak yang
KemPos (Kembali Pos). Menurut Pelaksana Seksi Pelayanan, terdapat sebagian
NPWP yang kembali Pos, karena adanya Wajib Pajak yang tidak ditemukan dan
diketahui. Pengiriman melalui Kantor Pos juga memakan biaya bagi Pihak KPP
Pratama Medan Barat sendiri. Selain itu, pengiriman yang dilakukan oleh KPP
Pratama Medan Barat harus melalui Kantor Pos, tidak dapat dilakukan dengan jasa
kurir, maupun jasa ekspedisi lainnya.
.
B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama
Berdasarkan SOP KPP 30-0002 tentang Tata cara Pendaftaran NPWP menyatakan
bahwa Jangka Waktu penyelesaian paling lama 1(satu) hari kerja sejak Permohonan
diterima secara lengkap. Jika dilihat dari pengertian kata “penyelesaian” berarti, wajib
pajak dapat menerima pada hari itu juga NPWP dan Surat Keterangan Terdaftar
(SKT). Namun berdasarkan PER-20/PJ/2013 sebagaimana telah diubah dengan PER-
38/PJ/2013 menjelaskan bahwa NPWP dan SKT harus dikirim melalui Pos Tercatat.
SOP tersebut juga ternyata tidak diperkuat dengan dasar hukum yang terbaru, dimana
PER-44/PJ/2008 sebagai dasar hukum SOP KPP 30-0002 tersebut sudah dicabut.
Sehingga SOP KPP 30-0002 ini berbenturan dengan PER-20/PJ/2013. Dan hal ini
menyebabkan banyak Wajib Pajak yang mengira bahwa SOP tersebut masih dapat
digunakan. Selain itu, berdasarkan data pengiriman NPWP dan SKT tahun 2013
menyatakan bahwa dari 270 berkas yang dikirim, ada 47 berkas yang Kempos
(Kembali Pos).

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Permasalahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dampak


positif dari Peraturan tersebut adalah untuk validasi alamat dari Wajib Pajak tersebut,
agar nantinya bilamana diperlukan sosialisaisi tentang peraturan terbaru, dapat dikirim
langsung ke alamat wajib pajak berada, namun dampak negatif dari Peraturan
tersebut adalah jangka waktu penyelesaian dari NPWP tersebut bertentangan dengan
SOP KPP 30-0002 tentang Tata Cara Pendaftaran NPWP yang seharusnya dapat
diselesaikan dalam jangka waktu 1 hari kerja. Pengiriman melaui Pos juga membuat
penyelesaian NPWP membutuhkan biaya tambahan yang mengurangi anggaran dari
KPP Pratama Medan Barat sendiri. Dan sebagai saran, bahwa alangkah baiknya bila
NPWP dapat diberikan secara langsung. Pengiriman NPWP dan SKT juga dapat
dilakukan dengan menggunakan jasa ekspedisi lain/kurir. Selain itu, SOP yang ada
seharusnya dapat diperbaharui seiring dengan dasar hukum yang digunakan agar
kedepannya dapat meningkatkan kualitas yang baik di KPP Pratama Medan Barat.

Anda mungkin juga menyukai