Anda di halaman 1dari 29

Renstra djp 2015-2019

Rencana strategis DJP tahun 2015-2019


merupakan dokumen perencanaan yang
berisi:
1. Profil dan Kondisi Umum DJP
2. Visi dan Misi DJP
3. Arah kebijakan DJP
4. Destination Statement DJP
5. Sasaran strategis dan indikator kninerja utama
6. Inisiatif strategis dan program DJP
7. Kerangka regulasi, kerangka kelembagaan, target kinerja dan kerangka
pendanaan DJP
8. Lembaran strategis
Renstra disusun sebagai acuan untuk
periode 5 tahun terhitung mulai tahun 2015-
2019 untuk:
1. Penyususnan rencana kerja tahunan DJP
2. Penyusunan rencana kerja DJP
3. Penyusunan peta strategi DJP
4. Penyusunan anggaran DJP
5. Penyusunan rencana strategis unit organisasi di lingkungan DJP
6. Penyusunan perencanaan manajemen sumber daya manusia, teknologi
informasi, dan organisasi DJP
RENSTRA DJP 2015-2019
Kondisi Umum DJP
A. PENCAPAIAN KINERJA/SASARAN DOKUMEN RENSTRA PERIODE
SEBELUMNYA

1. Penerimaan Pajak Periode 2012-2014


Dalam trilyun rupiah
Tahun Target APBN Realisasi Pencapaian
Anggaran
2012 885,03 836,23 94,49%
2013 995,21 921,21 92,56%
2014 1072,38 984,90 91,81%
Penerimaan pajak tidak mencapai target disebabkan karena :
1. Penerimaan PPh 21 karena adanya kenaikan PTKP
2. Penerimaan PPh 22 Impor, PPN, dan PPnBM impor karena menurunnya
realisasi impor non migas seiring dengan adanya depresiasi nilai tukar
rupiah terhadap dollar AS
3. Penerimaan PPN dan PPnBM dalam negeri karena pertumbuhan ekonomi
yang dibawah target (realisai 5,62% dari target 6,30%)
2. Kepatuhan Formal Wajib Pajak
Presentase realisasi kepatuhan formal wajib pajak

2012 2013 2014


Target 62,50% 65,00% 70,00%
Realisasi 52,30% 56,15% 58,90%

Berdasarkan tabel diatas presentase kepatuhan formal wajib pajak meningkat


setiap tahunnya tetapi belum dapat memenuhi target.
Permasalahan dan tantangan strategi DJP

Permasalahan yang dihadapi DJP terkait dengan masih rendahnya tax ratio,
disebabkan oleh hal hal sebagai berikut:
1. Kapasitas pengumpulan pajak yang belum memadai baik dari sisi
fleksibilitas kewenangan maupun dari sisi kelembagaan perpajakan
2. Sempitnya basis pajak
3. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak
4. Terbatasnya biaya pemungutan pajak
5. Belum optimalnya koordinasi dengan pihak ketiga terutama terkait denga
proses penghimpunan data dan informasi dari instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi, dan pihak lain dan kerjasanma penegakan hukum
6. Terkendalanya perluasan basis pajak karena kondisi ekonomi dunia yang
belum stabil
7. Meningkatnya penandatanganan perjanjian perdagangan internasional
dengan negara negara lain yang berpotensi memberikan dampak yang
negatif bagi penerimaan negara
8. Masih terdapat peraturan yang multitafsir dan kontraproduktif dengan
peningkatan penerimaan pajak
9. Kurangnya peran aktif masyarakat dalam mendukung tugas DJP
10. Kurang efektifnya pengawasan wajib pajak dan penegakan hukum
Tantangan strategis yang dihadapi DJP:
1. Transfer Pricing
Salah satu bentuk transfer pricing yang sering terjadi adalah ketika dua
perusahaan secara sengaja melakukan distorsi harga, dimana perdagangan
di antara keduanya dicatat dengan tujuan meminimalkan hutang pajak.Hal
ini menyebabkan pajak yang bayarkan oleh Wajib Pajak menjadi lebih kecil
dari yang seharusnya dibayarkan
2. Tax Avoidance
Wajib Pajak berusaha mengurangi hutang pajak dengan memanfaatkan
keterbatasan hukum perpajakan yang berlaku.
3. Tax Evasion
Tax evasion merupakan upaya yang dilakukan untuk menghindari pajak
secara ilegal dengan tidak melaporkan penghasilan atau melaporkan tetapi
bukan nilai penghasilan yang sebenarnya
4. Kerahasian Data Perbankan
Terbatasnya keluasaan DJP dalam mengakses data perbankan wajib
pajak mengakibatkan banyaknya potensi wajib pajak orang pribadi yang
belum tergali.
VISI DAN MISI DJP
VISI
Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik demi
Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara
MISI
Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:
1.mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang
tinggi dan penegakan hukum yangadil;
2.pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan;
3.aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan profesional; dan
4.kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja
TUJUAN
Tujuan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana juga diamanatkan dalam
Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 adalah optimalisasi
penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan. Tujuan ini
kemudian dituangkan dalam Destination Statement Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019sebagai berikut:

2015 2016 2017 2018 2019


Tax ratio 13,2% 12,2% 14,6% 15,2% 16%
Penerimaan 1.294T 1.512T 1.737T 2.007T 2.329T
pajak
SPT E-Filling 2 Juta 7 Juta 14juta 18juta 24juta
WP terdaftar 32 Juta 36 juta 40 juta 42 juta 44 juta
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

ARAH KEBIJAKAN DAN STRAGTEGI DJP

Arah kebijakan
Tahun 2015 : Pembinaan Wajib Pajak
Tahun 2016 : Penegakan Hukum
Tahun 2017 : Rekonsiliasi
Tahun 2018 : Sinergi Instansi Pemerintahan, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak
Lain (ILAP)
Tahun 2019 : Kemandirian APBN
Sasaran Strategi DJP 2015-2019
1. Penerimaan pajak yang optimal
2. Pemenuhan layanan publik
3. Kepatuhan wajib pajak yang tinggi
4. Pelayanan prima
5. Peningkatan efektivitas penyuluhandan kehumasan
6. Peningkatan ekstensifikasi perpajakan
7. Peningkatanpengawasan wajib pajak
8. Peningkatan efektivitas pemeriksaan
9. Peningkatan efektivitas penegakan hukum
10. Peningkatan kehandalan data
11. Organisasi dan transformasi yang handal
Inisiatif Strategis DJP 2015-2019

1. Migrasi wajib pajak ke E-Filling


Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pelaporan SPT
dengan mempermudah cara penyampaian SPT melalui penyediaan saluran
pelaporan secara online dan mandiri serta digunakan untuk mengurangi
beban kerja administrasi.
Beberapa prinsip umum yang harus digunakan dalam melaksanakan inisiatif
ini yaitu:
1.platforme-Filingyang universal yang dapat digunakan oleh semua Wajib
Pajak untuk semua jenis SPT;
2.sosialisasi yang didesain khusus untuk segmen tertentu dalam rangka
mempromosikan e-Filing;dan
3.tersusunnya arsitektur e-Filingyang standar, aman, dapatdiandalkan dan
mudah digunakan.
2. Secara drastis meningkatkan kapasitas call centers
Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk mengembangkan contact centerDJP
yang menyediakan akses multi-channeldengan layanan yang diperluas
dengan dwi-bahasa, integrasi dengan Situs Pajak, dan kapasitas outbond call
yaitu fungsi penyampaian informasi perpajakan kepada wajib pajak dalam
rangka meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
3. Memprluas fungsionalitas website
Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk mengembangkan website yang user
friendly, cepat, dan mudah diakses, serta memperbaiki/meningkatkan fitur
layanan dan penyuluhan
4. Meluncurkan strategi komunikasi terpadu
Strategi komunikasi yang terintegrasi bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak atas pemenuhan kewajiban perpajakannya melalui
pelaksanaan edukasi kepada Wajib Pajak dan publikasi penegakan hukum
perpajakan melalui media massa, dan untuk meningkatkan citra positif DJP di
mata masyakarat melalui penyempurnaan metode komunikasi dan
pengelolaan isu-isu terkini secara proaktif

5. Menjangkau ekonomi informal melalui pendekatan end-to-end


Tujuan dari inisiatif strategis ini adalah penanganan Wajib Pajak sektor
Informal (UMKM) secara komperehensif melalui pendekatanend-to-end
approachdengan tujuan meningkatkan jumlah Wajib Pajak dan kepatuhan
pajak sektor informal (UMKM) secara signifikan.
6. Ekstensifikasi Wajib Pajak berbasis risiko dan IT
Tujuan dari inisiatif ini adalah sebagai berikut:
1.Menambah jumlah wajib pajak potensial;
2.Meningkatkan kepatuhan wajib pajak baru; dan
3.Optimalisasi pelaksanaan pemetaan dan penilaian.

7. Memperbaiki segmentasi dan model penjangkauan Wajib Pajak kecil


Tujuan inisiatif strategis ini adalah menjangkau Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Usaha Kecil Menengah (UKM) secara lebih efektif dengan
menyempurnakan segmentasi dan membenahi coverage model.
8. Membenahi sistem administrasi PPN
Tujuan inisiatif strategis ini adalah untuk mengoptimalkan penerimaan PPN dengan
meningkatkan kepatuhan. Hasil yang ingin dicapai dari inisiatif strategis ini adalah:
a. tingkat kepatuhan pelaporan SPT masa PPN meningkat;
b. rasio penerimaan PPN meningkat;
c. waktu yang dibutuhkan untuk memvalidasi kebenaran faktur pajak lebih
singkat.

9. Menyusun model manajemen kepatuhan Wajib Pajak berbasis risiko


(Compliance Risk Management)
Tujuan inisiatif strategis ini adalah memungkinkan DJP mencapai obyektif
strategisnya dengan memfasilitasi manajemen agar mengambil keputusan yang
lebih baik. Program strategis yang dilaksanakan untuk mendukung inisiatif strategis
ini adalah sebagai berikut:
a. menciptakan awareness dan komitmen kepada seluruhstakeholderDJP;
b. mendesain risk engine sebagai decisionsupport systemyang terintegrasi dan
komprehensif dalam mengelola risiko ketidakpatuhan Wajib Pajak;
c. menyusun konsep kebijakan (peraturan dan proses bisnis) untuk mendukung
implementasi CRM;
d. menyusun desain unit kerja untuk mengelola CRM
10. Meningkatkan intensifikasi pengumpulan pajak
Tujuan dari inisiatif ini adalah sebagai berikut:
a. meningkatkan penerimaan pajak melalui kegiatan intensifikasi
pengumpulan pajak; dan
b. meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
11. Meningkatkan efektivitas pemeriksaan
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pemeriksaan pajak
dengan menerapkan strategi yang handal dimulai dengan penentuan
kriteria pemeriksaan berdasarkan analisis berbasis risiko, diferensiasi
pendekatan dalam pemeriksaan berdasarkan hasil analisis berbasis risiko,
alokasi Wajib Pajak diperiksa, pembuatan standarisasi SOP, penyempurnaan
aplikasi/software pendukung pemeriksaan, penambahan sarana dan
prasarana pendukung dan penyelesaian tunggakan pemeriksaan.
12. Memastikan kualitas dan konsistensi penegakan hukum
Inisiatif ini bertujuan untuk menerapkan proses kepatuhan internal sesuai
dengan target dan standar yang ditetapkan untuk meningkatkan kualitas
dan meminimalkan proses penegakan hukum yang berbeda-beda. Selain itu
tujuan lain yang ingin dicapai adalah memberikan jaminan terdapatnya
konsistensi informasi dan penanganan selama proses pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan, keberatan dan banding, serta penyidikan.
13. Meningkatkan efektivitas penagihan
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penagihan pajak
khususnya pencairan piutang pajak dengan menerapkan strategi yang
handal dimulai dengan penentuan kriteria penagihan berdasarkan analisis
berbasis risiko, diferensiasi pendekatan dalam penagihan berdasarkan hasil
analisis berbasis risiko, alokasi target pencairan piutang pajak, pembuatan
standarisasi SOP, penyempurnaan aplikasi/software pendukung penagihan,
penambahan sarana dan prasarana pendukung dan penyelesaian
tunggakan penagihan.
14. Penegakan hukum secara selektif untuk memberikan efek jera kepada
Wajib Pajak
Tujuan inisiatif ini adalah sebagai berikut:
1. memberikan efek jera kepada Wajib Pajak melalui kegiatan penegakan
hukum;
2. memperkecil ruang bagi Wajib Pajak untuk melakukan tindakan tax
avoidance dan tax evasion;
3. meningkatkan penerimaan pajak melalui kegiatan penegakan hukum; dan
4. meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
15. Secara sistematis melibatkan pihak ketiga untuk data, penegakan hukum,
dan penjangkauan wajib pajak

Inisiatif strategis ini diharapkan secara sistematis dapat membangun dan


memperkuat kerjasama eksternal dalam pertukaran data, perluasan wajib
pajak (taxpayer outreach), dan penegakan hukum dalam rangka
meningkatkan penerimaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.
16. Menyempurnakan KPP

Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang sempurna kepada


Wajib Pajak dalam bentuk pelayanan-pelayanan utama, mengembangkan
mindset pegawai ke arah customer service oriented, dan meningkatkan
kehandalan pelayanan di Tempat Pelayanan Terpadu. Selain itu juga
menyederhanakan pemrosesan dokumen perpajakan dan -dokumen non-
perpajakan dengan cara mendorong pengolahan dokumen secara
elektronik (electronification).
17 Secara selektif memperluas jangkauan DPC dan meningkatkan kapabilitas
perolehan data
Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan peran dan cakupan wilayah kerja
UPDDP, serta meningkatkan kecepatan, akurasi, dan keamanan dalam
seluruh proses pengolahan SPT yang dilakukan oleh UPDDP.

18. Penguatan Organisasi

Inisiatif ini terkait dengan beberapa aspek pendukung penguatan organisasi


seperti SDM, restrukturisasi organisasi, IT, dan transformasi organisasi.
KESIMPULAN
Renstra DJP Tahun 2015-2019 merupakan penjabaran dari visi, misi, tujuan,
arah kebijakan dan sasaran strategis DJP dalam mendukung agenda
pembangunan nasional (Nawa Cita), RPJMN 2015-2019, serta Renstra
KEMENKEU 2015-2019.

Dokumen ini menjadi pedoman bagi DJP dalam mewujudkan visi dan misi
selama lima tahun ke depan untuk mewujudkan tujuan optimalisasi
penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan.

Pencapaian tujuan DJP dilaksanakan melalui serangkaian strategi yang terdiri


dari inisiatif strategis dan program dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
KEMENKEU.

Anda mungkin juga menyukai