Permasalahan yang dihadapi DJP terkait dengan masih rendahnya tax ratio,
disebabkan oleh hal hal sebagai berikut:
1. Kapasitas pengumpulan pajak yang belum memadai baik dari sisi
fleksibilitas kewenangan maupun dari sisi kelembagaan perpajakan
2. Sempitnya basis pajak
3. Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak
4. Terbatasnya biaya pemungutan pajak
5. Belum optimalnya koordinasi dengan pihak ketiga terutama terkait denga
proses penghimpunan data dan informasi dari instansi pemerintah,
lembaga, asosiasi, dan pihak lain dan kerjasanma penegakan hukum
6. Terkendalanya perluasan basis pajak karena kondisi ekonomi dunia yang
belum stabil
7. Meningkatnya penandatanganan perjanjian perdagangan internasional
dengan negara negara lain yang berpotensi memberikan dampak yang
negatif bagi penerimaan negara
8. Masih terdapat peraturan yang multitafsir dan kontraproduktif dengan
peningkatan penerimaan pajak
9. Kurangnya peran aktif masyarakat dalam mendukung tugas DJP
10. Kurang efektifnya pengawasan wajib pajak dan penegakan hukum
Tantangan strategis yang dihadapi DJP:
1. Transfer Pricing
Salah satu bentuk transfer pricing yang sering terjadi adalah ketika dua
perusahaan secara sengaja melakukan distorsi harga, dimana perdagangan
di antara keduanya dicatat dengan tujuan meminimalkan hutang pajak.Hal
ini menyebabkan pajak yang bayarkan oleh Wajib Pajak menjadi lebih kecil
dari yang seharusnya dibayarkan
2. Tax Avoidance
Wajib Pajak berusaha mengurangi hutang pajak dengan memanfaatkan
keterbatasan hukum perpajakan yang berlaku.
3. Tax Evasion
Tax evasion merupakan upaya yang dilakukan untuk menghindari pajak
secara ilegal dengan tidak melaporkan penghasilan atau melaporkan tetapi
bukan nilai penghasilan yang sebenarnya
4. Kerahasian Data Perbankan
Terbatasnya keluasaan DJP dalam mengakses data perbankan wajib
pajak mengakibatkan banyaknya potensi wajib pajak orang pribadi yang
belum tergali.
VISI DAN MISI DJP
VISI
Menjadi Institusi Penghimpun Penerimaan Negara yang Terbaik demi
Menjamin Kedaulatan dan Kemandirian Negara
MISI
Menjamin penyelenggaraan negara yang berdaulat dan mandiri dengan:
1.mengumpulkan penerimaan berdasarkan kepatuhan pajak sukarela yang
tinggi dan penegakan hukum yangadil;
2.pelayanan berbasis teknologi modern untuk kemudahan pemenuhan
kewajiban perpajakan;
3.aparatur pajak yang berintegritas, kompeten dan profesional; dan
4.kompensasi yang kompetitif berbasis sistem manajemen kinerja
TUJUAN
Tujuan Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana juga diamanatkan dalam
Renstra Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019 adalah optimalisasi
penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan. Tujuan ini
kemudian dituangkan dalam Destination Statement Direktorat Jenderal Pajak
Tahun 2015-2019sebagai berikut:
Arah kebijakan
Tahun 2015 : Pembinaan Wajib Pajak
Tahun 2016 : Penegakan Hukum
Tahun 2017 : Rekonsiliasi
Tahun 2018 : Sinergi Instansi Pemerintahan, Lembaga, Asosiasi, dan Pihak
Lain (ILAP)
Tahun 2019 : Kemandirian APBN
Sasaran Strategi DJP 2015-2019
1. Penerimaan pajak yang optimal
2. Pemenuhan layanan publik
3. Kepatuhan wajib pajak yang tinggi
4. Pelayanan prima
5. Peningkatan efektivitas penyuluhandan kehumasan
6. Peningkatan ekstensifikasi perpajakan
7. Peningkatanpengawasan wajib pajak
8. Peningkatan efektivitas pemeriksaan
9. Peningkatan efektivitas penegakan hukum
10. Peningkatan kehandalan data
11. Organisasi dan transformasi yang handal
Inisiatif Strategis DJP 2015-2019
Dokumen ini menjadi pedoman bagi DJP dalam mewujudkan visi dan misi
selama lima tahun ke depan untuk mewujudkan tujuan optimalisasi
penerimaan negara dan reformasi administrasi perpajakan.