Anda di halaman 1dari 12

PEMAJAKAN UMKM

KENAPA PENTING?
 Penerimaan Nasional
◦ Kontribusi terhadap PDB
◦ Jumlah Penyerapan Tenaga kerja
◦ Banyaknya UMKM yang ada
 Berkurangnya informal economy dengan semakin
banyaknya Wajib Pajak yang mendaftarkan diri dan
memenuhi kewajiban perpajakannya (formalization)
 Terwujudnya azas kesamaan (equity) dalam sebuah
sistem perpajakan mengingat setiap orang akan
memenuhi kewajiban perpajakannya dan berkonstribusi
terhadap pembangunan
 Memberikan peluang bagi terjadinya erosi atas tingkat
kepatuhan Wajib Pajak secara umum apabila masalah
ketidakpatuhan Wajib Pajak UMK ini tidak dapat
diselesaikan.
MENENTUKAN FOKUS

 Meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak sektor ini, melalui peningkatan


sistem pemajakan UMKM, akan membawa pengaruh yang sangat besar
pada penerimaan pajak nasional.
 Namun demikian, tidak berarti bahwa pemerintah dapat mengabaikan
sektor Usaha Besar.
◦ Kontribusi terbesar terhadap penerimaan negara masih diberikan
oleh usaha Besar.
◦ Data penerimaan pajak tahun 2008 menunjukkan bahwa kontribusi
Usaha Besar dari Wajib Pajak yang terdaftar di Kanwil DJP WP
Besar, Kanwil DJP Jakarta Khusus serta dari seluruh KPP Madya
mencapai kurang lebih 74,5% dari total penerimaan nasional.
 Pemerintah disamping tetap harus fokus pada sektor Usaha Besar, juga
sudah harus menyempurnakan strategi pemajakan UMKM.
PERMASALAHAN PEMAJAKAN
UMKM
 Karakteristik yang berbeda dengan usaha besar
 Jumlah Wajib Pajaknya sangat banyak.
 Skala usaha relatif kecil sehingga tingkat
penghasilannya pun relatif kecil.
 Tidak melaksanakan pembukuan dengan memadai.
 Sebagian besar transaksi dilakukan dengan uang tunai
(cash)
 Labour intensive dengan proporsi sebagian besar
pekerja merupakan saudara atau kerabat
 Mudah berpindah usaha dan lokasi (ease of entry and
exit - mobile)
 Pemahaman perpajakan dan compliance cost
 Administration cost tinggi (cost benefit principle)
JENIS JENIS KETIDAKPATUHAN
WAJIB PAJAK

 Unregistered Taxpayer
 Stopfiling Taxpayer
 Tax Evader
 Delinquent Taxpayer
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
1. Mempromosikan/meng-enforced pendaftaran Wajib Pajak
 Memfasilitasi pendaftaran Wajib Pajak (IFC, 2009).
◦ Menyederhanakan proses pendaftaran. Dalam hal ini juga termasuk
koordinasi dengan organisasi terkait lainnya (program pelayanan satu
atap)
◦ Mempercepat proses penerbitan NPWP. Tertundanya pemberian NPWP
akan menghambat proses bisnis Wajib Pajak yang dalam banyak hal dapat
memberikan kesan dan dampak negatif terhadap Wajib Pajak
◦ Menjamin akurasi data pendaftaran Wajib Pajak. Penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar UMK bertahan hanya untuk jangka waktu singkat;
hanya 50% UMK yang masih beroperasi setelah lima tahun.
 Program informasi dan komunikasi yang efektif kepada komunitas
UMK.
 Pemberian pelayanan dan program sosialisasi
 Kerjasama dengan pihak ketiga untuk menjaring data Wajib Pajak
(Data Matching)
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
2. Optimalisasi Sistem Withholding Tax
 Meringankan beban administrasi dengan
mengalihkan sebagian tanggung jawab
pengumpulan pajak kepada para pemotong pajak.
 Merupakan instrumen yang efektif untuk
menjaring penerimaan pajak dari bukan Wajib
Pajak terdaftar, atau dengan kata lain
meminimalisir penggelapan pajak (tax evasion)
 Mendorong peningkatan jumlah Wajib Pajak
terdaftar karena hanya Wajib Pajak terdaftarlah
yang diperkenakan untuk mengkreditkan pajak
yang telah dipotong
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
3. Presumptive Tax Regime

 Presumptive tax system dapat diartikan sebagai


suatu sistem perpajakan yang lebih sederhana
dibandingkan dengan yang berlaku
normal/standard (Standard Regime). Penerapan
presumptive tax regime di berbagai negara ini
dilandasi pada pemikiran bahwa untuk
mengaplikasikan sistem perpajakan yang standard
dibutuhkan penbukuan dan pencatatan yang
memadai. Dari sudut pandang UMK hal ini
terkadang memberatkan
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
4. Pemberian Insentif

 Pengurangan tarif pajak.


Untuk memacu daya saing UMK, salah satu metode yang
ditempuh adalah dengan memberikan tarif PPh yang lebih
rendah bagi UMK yang dalam banyak kasus bisa jadi sangat
signifikan.
 Tax Holiday
Biasanya dilaksanakan dengan cara dengan membebaskan
UMK yang baru berdiri dari kewajiban pemabayaran pajak
selama beberapa tahun pertama dan diikuti dengan tarif pajak
yangh lebih rendah untuk bebrapa tahun berikutnya, sebelum
tarif standar diterapkan.
 Penyusutan dipercepat.
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
INSENTIF BAGI UMK DALAM UU PERPAJAKAN INDONESIA

Pada dasarnya peraturan perundang-undangan perpajakan Indonesia


memberikan insentif kepada UMK dalam bentuk serupa dengan best practice di
negara lain, antara lain:
Tarif pajak yang lebih rendah. UU PPh mengatur bahwa Wajib Pajak
badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp. 50 miliar
mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tariff normal
yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto
sampai dengan Rp. 4,8 miliar. Ketentuan ini pada dasarnya merupakan
kemudahan bagi UMKM.
Jatuh tempo pelunasan pelunasan Surat Ketetapan Pajak diperpanjang menjadi
dua bulan dari yang seharusnya satu bulan terhitung dari tanggal penerbitan
ketetapan pajak
STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
5. Perbaikan Administrasi

 Restrukturisasi Organisasi.... Taxpayer Segmentation

 Optimalisasi IT ... Website, e-tax solution


Penyusutan dipercepat

 Kebijakan pembukuan untuk UMKM

 Pemeriksaan berbasis risiko

 Kerjasama dengan pemerintah daerah dan swasta


STRATEGI PENINGKATAN
KEPATUHAN UMKM
6. Tax Amnesty

 Pengampunan pajak (tax amnesty) merupakan salah satu strategi


yang juga sering diterapkan di berbagai negara untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak baik dalam mendaftarkan diri, menyampaikan
SPT, melaporkan SPT dengan benar atau membayar pajak yang jatuh
tempo.
 Biasanya diberikan dalam bentuk pengampunan/ pembebasan dari
hukuman atau denda dan sanksi bagi Wajib Pajak yang dengan
sukarela mengikuti program tersebut. Bagi Wajib Pajak yang tidak
memanfaatkan fasilitas tax amnesty ini biasanya akan dikenakan
sanksi berat apabila di kemudian hari ditemukan bahwa pajak yang
dilaporkannya tidak benar.
 Hasil penelitian Task Force Cash Ecoomy LTO menunjukkan bahwa
tax amnesty yang efektif adalah tax amnesty yang terarah (targeted
amnesties), yaitu diterapkan pada sektor-sektor yang telah dilakukan
risk assessment seacara komprehensif. Disamping itu jangka waktu
tax amnesti harus terbatas.

Anda mungkin juga menyukai