Anda di halaman 1dari 1

Kita ketahui bahwa Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting

untuk membiayai program pembangunan nasional. Namun demikian, penerimaan negara


dari Pajak dari tahun ke tahun sepertinya sangat sulit untuk mencapai target yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Coba Anda diskusikan, apakah ketidakberhasilan pemerintah,
dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencapai target tersebut juga dipengaruhi
etika aparatur pajak dalam memungut pajak? Jelaskan!
Jawab:
Tidak tercapainya target penerimaan pajak di Indonesia memiliki faktor yang berbeda setiap
tahunnya. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Kondisi perekonomian secara nasional ;
misalnya perekonomian tahun 2020 dan 2021 secara nasional mengalami perlambatan
yang sangat signiikan akibat pandemi Covid-19. Hal ini menyebabkan pemasukan pajak
tidak menentu dan tidak dapat dipastikan karena wabah pandemi tidak dapat diprediksi
sampai kapan akan berlangsung.
2. Kondisi usaha Wajib Pajak;
Akibat pandemi banyak usaha Wajib Pajak yang omsetnya menurun. Namun beberapa
usaha lain seperti usaha jasa kesehatan, perusahaan sabun dan hand sanitizer justru
mengalami peningkatan. Namun rata-rata banyak usaha yang mengalami penurunan
omset akibat kegiatan masyarakat yang dibatasi;
3. Kepatuhan Wajib Pajak;
tingkat kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak sangat menentukan keberhasilan
capaian target penerimaan pajak. Apabila Wajib Pajak apatis, tidak patuh atau
melaporkan dengan tidak sebenarnya, maka capaian penerimaan pajak akan menurun
dan sudah dipastikan tidak tercapai;
4. Etika Aparatur Pajak
Setelah beberapa kasus KKN terungkap yang dilakukan oleh oknum pegawai, kini
Direktorat Jenderal Pajak berbenah dan memperketat kode etik pegawai DJP. Integritas
sangat di tanamkan bagi seluruh pegawai dan apabila ada yang melanggar, DJP tidak
segan memberikan sanksi yang tegas. Karena etika aparatur pajak ini sangat
menentukan capaian penerimaan pajak. Hal ini karena apabila aparatur pajak
melanggar kode etik (KKN) maka tingkat kepercayaan masyarakat terhadap DJP akan
berkurang. Hal ini akan berdampak pada kepatuhan Wajib Pajak yang rendah.

Jadi, banyak faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target penerimaan pajak. Namun
demikian DJP telah berusaha menjadi instansi yang bersih, bebas KKN dan berusaha
mencapai target penerimaan pajak untuk pembangunan Indonesia.
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang tinggi,
yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan kebenaran.
Dengan adanya etika yang baik maka dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
Penyebab kegagalan pencapain target pajak adalah tidak sepenuhnya kesalahan Direktorat
Jenderal Pajak. Penyebab diantaranya seperti adanya perlambatan ekonomi, over estimate,
pelaksanaan peraturan yang tidak maksimal, nilai rupiah yang menurun terhadap Dollar AS,
namun yang menjadi penyebab utama di dalam pencapaian target pajak adalah tingkat
kepatuhan Wajib Pajak yang setiap tahunnya tidak pernah dicapai secara maksimal
sehingga realisasi pencapaian pajak menjadi selalu tidak tercapai meskipun rasio
perpajakan menunjukkan peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai