NIM : 2162201112
JURUSAN : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2023 / 2024
I. JUDUL PENELITIAN
“pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
sebagian dari kekayaan kepada kas negara karena suatu keadaan, kejadian, dan
tetapi tidak ada jasa timbal balik yang diberikan oleh negara secara langsung,
terhadap penerimaan dan pendapatan Negara. Oleh karena itu, penerimaan pajak
mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, baik yang berupa
sumber daya alam maupun sumber daya manusia, yang hasilnya ditujukan untuk
menunjang hal tersebut penerimaan dari sektor pajak harus di tingkatkan agar
Namun realisasi penerimaan pajak tidak selalu sesuai dengan target yang
ditetapkan dalam beberapa tahun terakhir. Target dan realisasinya dapat dilihat
Tabel 1.1:
perpajakan perpajakan
perpajakan dalam 5 tahun terakhir tidak pernah mencapai target. Hal ini
salah satu provinsinya yaitu Provinsi Riau. Dilansir dari sumber berita online
pajak (DJP) Riau tahun 2019 masih tidak mencapai target dimana target
penerimaan pajak bruto tercatat senilai Rp 17,14 triliun dan penerimaan pajak neto
Berikut ini disajikan tabel tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi di salah
Tabel 1.2
Tahun 2015-2019
Dari data diatas bisa dilihat bahwa rasio kepatuhan OP non karyawan dan
akan tetapi pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan dimana tahun 2017
menurun 5,69% (menjadi 33,28%) dan pada tahun 2018 menurun 4,05% (menjadi
29,23%) dan meningkat kembali pada tahun 2019 sebanyak 3,93%. Beda dengan
tahunnya dari tahun 2015-2019. Namun kenaikannya tiap tahun tidak terlalu
banyak bahkan tidak sampai 5%. Dapat dilihat bahwa pada tahun 2019 tingkat
Setiap KPP juga mempunyai target terkait penerimaan pajak. Adapun target dan
Tabel 1.3
Tahun 2017-2019
Presentase paling rendah terjadi tahun 2018 dimana realisasinya tidak sampai 50%
dari target. Meskipun presentase realisasi pada tahun 2019 termasuk tinggi,
namun presentasenya menurun jika dibandingkan dengan tahun 2017. Dan secara
sumber dana yang diperoleh dari sektor pajak agar penggunaanya berjalan efektif
penerimaan pajak tidak dapat hanya mengandalkan peran dari Ditjen pajak itu
sendiri. Maka dari itu, kepatuhan dan kesadaran pajak merupakan faktor yang
sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Dimana
sala satu sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia adalah Self
perpajakan mulai dari mendaftarkan diri, mengisi SPT dengan jujur, baik dan
pajak mempunyai banyak kendala yakni antara lain tingkat kepatuhan wajib pajak
yang masih rendah, sehingga wajib pajak berusaha untuk membayar kewajiban
pajaknya lebih kecil dari yang seharusnya dan juga masih banyak wajib pajak
yang tidak melaporkan dan membayarkan pajaknya. Pada umumnya wajib pajak
terjadi karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan kurangnya
dari itu, pemerintah harus banyak melakukan sosialisasi dan juga memberikan
sanksi tegas bagi wajib pajak yang belum patuh membayar pajak agar melaporkan
menyimpan untuk diri sendiri. Namun demikian sangat tidak mudah menggugah
kesadaran masyarakat.
perlu perhatian serius kepatuhan wajib pajak OP khusus yang non karyawan
masih minim atau dibawah 50%. Kalangan pengamat memandang reformasi wajib
pajak orang pribadi (WP OP) perlu menjadi pekerjaan rumah utama yang harus
segera diselesaikan. Apalagi dari segi kepatuhan, dari data juli lalu tahun 2019,
kepatuhan wajib pajak OP khususnya yang non karyawan masih minim atau
dibawah 50%.
pribadi non karyawan tak kunjung patuh, pph orang pribadi bisa kontraksi lagi,
realisasi pph orang pribadi kemungkinan bakal terkontraksi lagi seiring dengan
Berdasarkan data yang didapat, bulan maret lalu realisasi pph orang pribadi
menurun hingga -52 persen dengan realisasi sebesar Rp 3,08 triliun. Hal tersebut
tidak terlepas dari realisasi penyampaian SPT tahunan dari wajib pajak orang
wajib pajak orang Pribadi non karyawan yang menyampaikan SPT Tahunan non
karyawan baru mencapai 766.221 SPT tahunan. Realisasi tersebut merosot jauh
dibandingkan tahun 2019 dimana wajib pajak orang pribadi non karyawan yang
mencapai 1,2 juta Wajib pajak. Pada tanggal yang sama tahun lalu, penyampaian
SPT tahunan oleh wajib pajak orang pribadi non karyawan sudah mencapai 1,28
juta. Dengan ini, realisasi penyampaian SPT Tahunan dari Wajib Pajak Orang
Pribadi non karyawan merosot -27,2 persen. Dengan jumlah Wajib Pajak Orang
Pribadi non karyawan wajib SPT mencapai 3,35 juta pada tahun 2020 dan 3,04
juta pada tahun lalu, maka rasio kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi non
karyawan melorot daripada 42,1 persen menjadi 27,8 persen. Kondisi ini akan
berpengaruh kepada realisasi pph orang pribadi pada april 2020. Sebagai
perbandingan realisasi pph orang pribadi pada april 2019 mampu bertumbuh
14,43 persen.
pribadi non karyawan belum membayar pajaknya secara rutin. Banyak faktor yang
dan sukarela (Brata et al., 2017). Jika seorang wajib pajak memiliki kesadaran,
maka dalam hal membayar pajak akan dilakukan secara sukarela bukan karena
pajak dalam membayar pajak. Jika pemahaman wajib pajak itu semakin membaik
terhadap fungsi pajak maka wajib pajak akan bersedia membayar pajak dengan
Kesuma (2017) dan Ratnasari, Huda (2018) menemukan bahwa kesadaran wajib
wajib pajak orang pribadi non karyawan. Sedangkan penelitian yang dilakukan
pribadi non karyawan adalah kualitas pelayanan fiskus. Pelayanan adalah cara
pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu,
dalam hal ini adalah wajib pajak (Sukartini, 2020). Pelayanan yang baik adalah
suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh negara kepada masyarakat yang telah
tersebut dengan memberikan pelayanan sebagai timbal balik atas respon positif
pajak, secara otomatis wajib pajak akan merasa puas dengan pelayanan fiskus,
Ardan Gani Asalam (2019) dan Meiska Lianty, Dini Wahjoe Hapsari Kurnia
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi non karyawan. Hasil penelitian ini
pajak orang pribadi non karyawan. Sanksi adalah suatu tindakan berupa hukuman
yang diberikan kepada orang yang melanggar peraturan. Peraturan atau undang-
mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi non karyawan. Hasil
penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Tulenan,
terhadap perubahan sikap dan perilaku wajib pajak agar dapat mengetahui dan
pentingnya peranan pajak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu
perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi non
penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Rifa
Pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus dan sanksi pajak
perpajakan. perbedaan lain penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada
waktu dan lokasi yang digunakan. Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama
Tampan. Karena UMKM merupakan kelompok usaha dengan jumlah yang cukup
Badan Pusat Statistik, dan United Nation Population Fund jumlah pelaku UMKM
di Indonesia pada 2018 sebanyak 58,97 juta orang. Bila dibandingkan jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2018 yang mencapai kurang lebih 265 juta jiwa
yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali
tentang kepatuhan wajib pajak. Adapun penelitian ini diberi judul “ PENGARUH
Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang diuraikan peneliti sebagai berikut:
a. Bagi peneliti
V. SISTEMATIKA PENULISAN
sistematika penulisan ini, maka penulis akan menyusun dalam beberapa bab,
BAB 1 : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas teori yang sesuai dengan penelitian dengan
Dalam bab ini kemukakan tentang metode penelitian yang terdiri dari
penelitian tersebut.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini kemukakan tentang metode penelitian yang terdiri dari
HIPOTESIS
menganggap bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasi
didasarkan pada adanya fenomena kontak sosial antara sebuah organisasi dengan
peradilan, dapat pula diartikan seberapa jauh masyarakat mau menerima dan
ataupun kegiatan dan kinerja yang dapat diterima oleh masyarakat pada
umumnya.
Legitimasi dapat dianggap menyamakan asumsi atau persepsi bahwa suatu
tindakan yang dilakukan oleh entitas atau kelompok adalah tindakan yang
orang pribadi non karyawan teori legitimasi sangat berkaitan dengan kepatuhan
(Milgram, 2011, 371:378). Teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial
Adanya sanksi administrasi maupun sanksi hukum pidana bagi wajib pajak
selaku wajib pajak mau memenuhi kewajibannya. Hal ini terkait dengan ikhwal
berdisiplin, dalam hal ini kepatuhan pajak diartikan secara bebas adalah ketaatan
kepatuhan pajak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan wajib pajak memenuhi
semua kewajiban perpajakannya dan melaksanakan hak perpajakannya, kepatuhan
juga perilaku yang taat hukum. Secara konsep, kepatuhan diartikan dengan adanya
perilaku tertentu. Menurut Ajzen (1991, 179-211) faktor sentral dari perilaku
individu adalah bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavior
(Ajzen, 1991).
karyawan Theory of Planned Behavior (TPB) Ajzen (1991), perilaku wajib pajak
sangat dipengaruhi oleh adanya niat wajib pajak itu sendiri (behavioral intention)
variabel sikap (attitude). Sikap terhadap kepatuhan pajak dibentuk oleh keyakinan
wajib pajak terhadap kepatuhan pajak yang meliputi segala hal yang diketahui
oleh wajib pajak, diyakini dan dialami wajib pajak mengenai pelaksanaan
kepatuhan pajak ini akan menghasilkan sikap terhadap kepatuhan pajak yang
dapat bersifat positif atau negatif, yang selanjutnya akan membentuk niat wajib
pajak untuk berperilaku patuh atau tidak patuh terhadap peraturan perundang-
undang-undang.
semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya (Hasibuan,
Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena
masyarakat. Secara empiris juga telah dibuktikan bahwa semakin tinggi kesadaran
perpajakan wajib pajak maka akan semakin mendorong wajib pajak untuk
membayar pajak.
pajak. Maka, pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam
seseorang yang dalam hal ini adalah wajib pajak (Mory, 2015).
kepuasan kepada wajib pajak dan dalam batasan memenuhi standar pelayanan
adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, proses dan
pajak untuk memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa
disepakati.
secara cepat.
2 Jaminan (assurances)
menciptakan rasa aman bagi wajib pajak. Jaminan juga berarti bahwa aparat
pajak.
3 Empati (Empathy)
Empati berarti aparat pajak memahami masalah wajib pajak dan bertindak
Bukti fisik dengan daya Tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang
demi memaksa seseorang untuk mengikuti aturan atau untuk mematuhi ketentuan
undang-undang. Sanksi ini diperlukan agar masyarakat (wajib pajak) agar lebih
sadar dalam memenuhi kewajibannya. Selain itu, juga untuk memastikan bahwa
ketentuan peraturan perpajakan telah dilaksanakan dengan baik oleh wajib pajak.
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak
perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak melanggar
norma-norma pajak yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya, penting bagi wajib
1. Sanksi Administrasi
Merupakan pembayaran kerugian terhadap negara yang bisa berupa denda
2. Sanksi Pidana
benar-benar dipatuhi.
perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan
denda dan batas waktu pembayaran atau pelaporan SPT . Masyarakat yang
mengetahui dengan baik peran dan fungsi pajak yang dibayarkan akan mendorong
terhadap pelanggaran aturan perpajakan juga dapat memotivasi wajib pajak untuk
taat pajak.
diharapkan agar wajib pajak menjadi tahu dan memahami bagaimana peran pajak
sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang akan digunakan untuk
pengaruh kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan fiskus, sanksi perpajakan, dan
wajib pajak yang telah dilakukan. Penelitian oleh Brata, et.al (2017) tentang
pengaruh kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan
berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Ratnasari & Huda
kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak OP pada kantor pelayanan
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian Lianty, et.al (2017)
pajak.
kesaran wajib pajak, pelayanan fiskus dan tax amnesty terhadap kepatuhan wajib
fiskus, kebijakan tax amnesty berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
(tahun) Penelitian
bebas
Independen :
Kesadaran
signifikan
Pelayanan
fiskus Berpengaruh
negatif dan
tidak
signifikan
Sanksi pajak
Berpengaruh
positif
signifikan
pelayanan pajak
Independen :
Pelayanan
positif
signifikan
Berpengaruh
positif
Kesadaran
signifikan
wajib pajak
kepatuhan wajib
pajak(WP OP Non
Independen :
karyawan)
Pengetahuan
perpajakan
Tidak
Penerapan berpengaruh
system E-
Berpengaruh
filling
positif dan
Penerapan signifikan
system E-
Berpengaruh
Billing
positif dan
signifikan
(2017) perpajakan,sosialisasi
Wajib pajak
perpajakan, dan
orang pribadi
pelayanan fiskus
non karyawan
terhadap kepatuhan
Independen:
wajib pajak (op non
karyawan) Pengetahuan
Berpengaruh
perpajakan
signifikan
Sosialisasi
Berpengaruh
perpajakan signifikan
Pelayanan Berpengaruh
fiskus signifikan
karyawan: kondisi
Sanksi
perpajakan Berpengaruh
positif
Pengetahuan
Berpengaruh
wajib pajak
positif
signifikan
Kualitas Berpengaruh
pelayanan positif
signifikan
Independen :
Kesadaran
wajib pajak
Pelayanan Berpengaruh
fiskus positif
Kebijakan Berpengaruh
Berdampak
positif
perpajakan positif
periode 2020)
Tarif pajak
Berpengaruh
positif
Kualitas
pelayanan Berpengaruh
positif
karyawan Di KPP
Kesadaran
positif
Kualitas Berpengaruh
pelayanan positif
fiskus
Sanksi pajak
Tidak
berpengaruh
perpajakan terhadap
wajib pajak (studi kasus
Pelayanan Berpengaruh
Sanksi Berpengaruh
perpajakan signifikan
Prefensi Berpengaruh
resiko signifikan
Independen :
Sanksi pajak
Berpengaruh
signifikan
Kesadaran
Berpengaruh
wajib pajak
signifikan
Pemahaman
Berpengaruh
peraturan signifikan
perpajakan
Tarif pajak
Berpengaruh
signifikan
pajak
dan bagaimana mereka bertindak atau bersikap terhadap realitas. Jadi apabila
kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi
maka kepatuhan tidak akan terjadi, ada juga kesadaran merupakan kemauan
disertai dengan tindakan dari refleksi terhadap kenyataan. Kesadaran wajib pajak
pajak berdasarkan hati nuraninya yang tulus (Susilawati & Budiartha, 2013).
Individu akan memiliki keyakinan dalam hasil yang akan diperoleh atas
perilakunya. Hal tersebut berkaitan dengan kesadaran wajib pajak. Wajib pajak
yang sadar akan memiliki keyakinan jika ia membayar pajak maka hasil yang
pajak. Maka dari itu antusias kesadaran dari diri wajib pajak sangatlah dibutuhkan
Kesadaran wajib pajak yang tinggi muncul karena adanya motivasi dalam
yang rendah disebabkan oleh tidak adanya motivasi serta pemahaman akan pajak
itu sendiri.
kewajiban pajak saja, namun wajib pajak juga harus mengetahui untuk apa pajak
tersebut dan kenapa pajak itu sangat penting bagi pembangunan Negara maupun
Hasil penelitian Januar Dio Brata, Isna Yuningsih, Agus iwan Kesuma
(2017), Ina Ratnasari, Syamsul Huda (2018), Desy Purnamasari, Jeni Susyanti, M.
Agus Salim (2016) dan Rudolf A. Tulenan, Jullie J.Sondakh, Sherly Pinatik
kepatuhan wajib pajak orang pribadi non karyawan, sehingga diperoleh hipotesis
perpajakannya dan diharapkan petugas pajak harus memiliki pelayanan yang baik
terkait segala hal yang berhubungan dengan pajak. Hal ini selaras dengan
buruk pelayanan yang diberikan petugas pajak kepada wajib pajak maka tingkat
diharapkan petugas pelayanan pajak harus memiliki kompetensi yang baik terkait
nyaman dan puas dengan layanan yang diberikan oleh petugas pajak, mereka akan
semakin baik layanan yang diberikan oleh petugas pajak, mereka akan termotivasi
untuk memenuhi kewajiban perpajakan mereka (Vince Ratnawati, Ria Nelly, dan
Zuraidah M ohd, 2019) Pelayanan pajak yang baik dari instansi pajak merupakan
hal yang paling penting untuk menarik perhatian wajib pajak, jika petugas pajak
senantiasa memberlakukan wajib pajak secara adil tanpa pandang bulu dalam
melayani wajib pajak maka si wajib pajak akan senang dengan pelayanan yang
didapatkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan niat wajib pajak untuk
membayarkan pajaknya.
Setiap wajib pajak berhak mendapatkan pelayanan yang baik tentunya
seperti petugas pajak yang cepat tanggap atas keluhan dan kesulitan yang dialami
oleh wajib pajak, petugas yang selalu memberikan informasi dan penjelasan
dengan jelas dan mudah dimengerti oleh wajib pajak yang nantinya dapat
tetap dibatasi sesuai dengan jenjang jabatan pada instansi yang bersangkutan. Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan oleh fiskus yang
pada akhirnya dapat merugikan wajib pajak. Oleh karena itu dalam menjalankan
tugasnya yang diberikan pada seorang fiskus, harus ada penugasan resmi yang
penyuluhan perpajakan telah dilaksanakan Ditjen Pajak, cara yang dirasa paling
baik untuk dapat mengubah sikap masyarakat yang masih kontra dan belum
untuk memperoleh NPWP adalah melalui pelayanan. Masih dalam Iliyas &
Richard (2010), dijelaskan bahwa sikap atau pelayanan fiskus yang baiklah yang
harus diberikan kepada seluruh wajib pajak, karena dalam membayar pajak
perdagangan ada ungkapan "Pembeli adalah Raja”, maka ungkapan “Wajib Pajak
Huda(2018), R.A. Meiska Lianty, Dini Wahjoe Hapsari Kurnia (2017), Een
fiskus berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi non karyawan,
pajak
kata lain, sanksi perpajakan merupakan alat mencegah (preventif) agar wajib pajak
tidak melanggar norma-norma pajak yang telah ditetapkan. Maka dari itu, penting
memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Selain itu
mereka tidak akan merasa was-was karena dibayangi sanksi yang akan mereka
dapatkan jika tidak memenuhi semua kewajiban perpajakannya. Sanksi
Sanksi adalah suatu tindakan yang berupa hukuman yang diberikan kepada
maka ada konsekuensi hukum yang bisa terjadi karena pajak mengandung unsur
& Zulaikha (2013) mengatakan bahwa wajib pajak akan patuh membayar pajak
bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya. Oleh sebab
perpajakan ada yang diancam dengan sanksi administrasi saja, dan ada pula yang
diancam dengan sanksi pidana. Penerapan sanksi perpajakan baik administrasi dan
konsisten dan berlaku terhadap semua wajib pajak yang tidak memenuhi
kewajiban perpajakannya.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Januar Dio Brata, Isna
Yuningsih, Agus Iwan Kesuma (2017), Siti Masruroh, Zulaikha (2013), Een
pajak
tata laku seseorang wajib pajak atau kelompok wajib pajak dalam usaha
pendidikan formal dan non formal akan berdampak positif terhadap kesadaran
hal yang paling mendasar yang harus dimiliki wajib pajak (Hardiningsih &
Yulianawati, 2011).
pajak dalam membayar pajak. Wajib pajak yang mempunyai pengetahuan tentang
pajak seperti mengetahui bagaimana cara mengisi spt dengan benar, menghitung
sadar diri akan patuh membayar pajak. Wajib pajak telah mengetahui bagaimana
alur penerimaan pajak tersebut akan berjalan, hingga akhirnya manfaat membayar
pajak tersebut dirasakan. Seorang wajib pajak akan taat membayar pajak apabila
wajib pajak mengetahui peraturan pajak, maka wajib pajak tersebut akan taat
melaksanakan kewajiban perpajakannya dan akan meningkatkan kepatuhan wajib
pajak.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Raharjo et al. (2020), Irna
Liani Putri Anjanni, Dioni Wahjoe Hapsari, Ardan Gani Asalam (2019), R.A.
pajak
GAMBAR 6.1
KERANGKAPEMIKIRAN
Sanksi perpajakan
(X3)
Pengetahuan perpajakan
(X4)
6.4 HIPOTESIS
Berdasarkan teori dan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
Método penelitian adalah ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
Adapun lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti adalah KPP Pratama Tampan
Pekanbaru yang berada di Jl. MR. SM Amin, Ring Road Arengka II, Simpang
Baru, Tampan, Kota pekanbaru. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021 sampai
dengan selesai.
7.2 POPULASI DAN SAMPEL
7.2.1 Populasi
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
adalah seluruh wajib pajak orang pribadi non-karyawan sektor makanan dan
UMKM.
7.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
n= N
1 + Ne2
N
N= 2.688
= 1 + 2.688 x 0,052
= 348,186
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 450 UMKM
a) Studi kepustakaan
Data dan informasi yang dibutuhkan dan diperoleh dari berbagai referensi literatur,
jurnal-jurnal, media cetak, dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah
tersebut yang dapat digunakan sebagai landasan teori dan alat untuk
melakukan analisis.
terdahulu.
kecenderungan responden yang dibuat dengan skala likert yang merujuk pada
modal ordinal. Masing-masing jawaban dari 5 ( lima ) alternatif jawaban yang
tersedia diberi skor. Skala likert dapat dilihat dalam tabel 3.1 sebagai berikut.
Tabel 3.1
Skala Likert
Kategori
Ragu-Ragu (RR)
Setuju (S)
pendapat sangat tidak setuju (STS) hingga angka 5 untuk pendapat sangat
membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada
berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang
sama untuk objek atau orang yang berbeda . Pada bagian ini akan diuraikan
Tabel 3.2
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku
4. Memahami fungsi
pajak untuk
pembiayaan negara
5. Menghitung,
membayar,melaporka
n pajak dengan
sukarela
6. Menghitung,
membayar,
melaporkan pajak
yang benar.
penyuluhan yang
dilakukan oleh
membantu
pemahaman saya
kewajiban sebagai
wajib pajak
4. Petugas pajak
senantiasa
memperhatikan
dikenakan
5. Kepuasan dengan
kualitas pelayanan
Rosvitawati (2012)
pelanggaran
besar kecilnya
pelanggaran yang
sudah dilakukan
4. Penerapan sanksi
peraturan yang
berlaku
5. Pengenaan sanksi
efek jerah
(Arum,2012)
sesuai undang-undang
3. Mengetahui dan
membayar pajak
4. Mengetahui dan
memahami batas
waktu pembayaran
pajak
5. Mengetahui dan
keterlambatan
pembayaran pajak
6. Mengetahui dan
memahami cara
mengisi surat
pemberitahuan (SPT)
melaporkan
4. Saya telah
menyampaikan SPT
pernah terlambat
keterlambatan
pembayaran saya
kesalahan saya
tersebut
6. Walaupun harus
membayar persentase
pajak sebagai
konsekuensi
kepatuhan saya
tetap membayarnya
melakukan
kecurangan dalam
membayar pajak
walaupun
dimungkinkan untuk
melakukannya
8. Saya menerima
membayar pajak
sebagaimana mestinya
tulus
9. Membayar pajak
merupakan suatu
wajib pajak di
indonesia
Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memproses dan
Uji validasi adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validasi suatu
Uji realibilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya untuk pertanyaan-
pertanyaan yang telah dianggap valid. Uji realibilitas adalah alat untuk
berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur apabila dilihat dari
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
model regresi akan memberikan hasil yang Best Linear Estimator (BLUE)
(Gozali, 2011).
Untuk mengolah data digunakan Uji Normalis, yang menguji apakah dalam
residual dalam pengujian non parametrik. Jika nilai signifikan yaitu <0,05
dan Z > 1,96 maka data tidak terdistribusi secara normal. Data akan
Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF (Variance Influating
keputusan adalah apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF <
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (R² diatas 0,90) maka itu
dalam model regresi (Ghozali; 2013; 59). Model regresi yang baik adalah
antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada
gambar ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang
jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
regresi.
hipotesis pada penelitian ini, análisis yang digunakan adalah Analisis Regresi
Linear Berganda.
Keterangan:
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X3 = Sanksi perpajakan
X4 = Pengetahuan Perpajakan
7.7.4.1 Uji t
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mencari t tabel dengan
df= N-2 tarif nyata 5% dapat dengan menggunakan tabel statistik hitung dan
a. Jika thitung > t table dan nilai signifikansi < 0, 05 maka terdapat pengaruh variabel
X terhadap Y.
b. Jika thitung < ttable dan nilai signifikansi > 0, 05 maka tidak terdapat pengaruh
seberapa besar persentase variasi variabel bebas pada model regresi linear
dependen 100% dipengaruhi oleh variabel independen. Oleh sebab itu, nilai
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi
Brata, J. D., Yuningsih, I., & Kesuma, A. I. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak , Pelayanan Fiskus , dan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas di Kota
Errlina, E., Ratnawati, V., & Andreas. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Fiskus, Sanksi Pajak, Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Non
53(9), 1689–1699.
Hapsari, A., & Kholis, N. (2020). Analisis Faktor-Faktor Kepatuhan Wajib Pajak
UMKM di KPP Pratama Karanganyar. Reviu Akuntansi Dan Bisnis
142.
pada Wajib Pajak Orang Pribadi Non Karyawan di KPP Pratama Cibinong
https://doi.org/10.24843/eeb.2020.v09.i07.p05
Ratnasari, I., & Huda, S. (2018). Pengaruh pelayanan pegawai pajak dan
kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada