BAB I
PENDAHULUAN
ekonomi dunia dengan terbentuknya AFTA (Asean Free Trade Area) yaitu
telah mendorong perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama
perusahaan tidak lepas dari lingkungannya. Oleh karena itu,setiap tindakan yang
juga tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dasar pemikirnya adalah bahwa
Responsibility (CSR). CSR merupakan salah satu upaya juga untuk menciptakan
The moral and ethical content o f managerial and corporate decision, that
is, the value used in business decision over and abore the pragmatic
wacana baru.Salah satunya adalah tema yang dikembangkan dalam wacana Social
awal tahun 2000, walaupun kegiatan dengan esensi dasar yang sama telah berjalan
sejak tahun 1970-an. CSR dilakukan oleh perusahaan dengan tingkat yang
bervariasi, mulai dari yang paling sederhana seperti donasi sampai kepada yang
disahkan DPR tanggal 20 Juli 2007, menandai babak baru pengaturan CSR di
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Substansi dalam ketentuan pasal tersebut
perusahaan. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 38% dimana pada periode
pertambangan, energi dan migas, agroindustri serta sektor kawasan dan jasa
perusahaan serta jajarannya untuk tetap melaksanakan dan ikut serta dalam
definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development
(WBCSD) yaitu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan
merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis
setempat atau pun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
sebuah perusahaan juga tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang diterapkan
(2003) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri
orang perorangan atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama
secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan
untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah,
menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan
keunggulan bersaing.
pesaing.Selain tentang kualitas produk dan harganya, terlebih dalam industri jasa,
2008).
Investor mengapresiasi praktik CSR ini dan melihat aktivitas CSR sebagai
tersebut.
sosial dan tata kelola perusahaan terhadap reputasi organisasi dalam rangka
perusahaan dan gaya kepemimpinan dari jajarannya untuk tetap melaksanakan dan
ikut serta dalam mewujudkan reputasi organisasi yang baik. Dalam memelihara
bisa membantu organisasi untuk bisa bertahan dalam situasi ketidakpastian dimasa
jawab sosial. Pemilihan objek yang dikhususkan pada bidang Palm oil karena
tahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama
8
11,09% per tahun di Indonesia. Hal itu berselaras dengan perkembangan kelapa
dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Provinsi Jambi hal ini terbukti pada
akhir tahun 2014 angka sementara tercatat seluas 68.316,2 Ha dengan lahan yang
dengan produksi 181,335 Ha Ton Tbs/tahun. Oleh karena itu, peneliti ingin
melihat apakah pertumbuhan industri Palm oil ini sejalan dengan penerapan
reputasi organisasi?
organisasi?
organisasi?
reputasi organisasi.
reputasi organisasi.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, manfaat yang
1. Peneliti
2. Bagi perusahaan
3. Bagi investor
moneter.
4. Bagi masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan pada abad ke-20 dikembangkan antara tahun 1880 dan 1925. Sebelum
tetapi, penekanan pada hal tersebut mulai ditinggalkan sejak tahun 1925 seiring
biaya rata-rata secara agregat atas setiap produk karena mereka merasa tidak
membutukan informasi biaya dari setiap produk yang terperinci dan akurat
sejenis yang membutuhkan sumber daya pada tingkat yang hampir sama,
informasi biaya rata-rata yang disediakan oleh sistem biaya (Mulyadi, 2002).
sistem tersebut pada dasarnya terpusat untuk membuat informasi keuangan yang
informasi dan prosedur baru yang terpisah dari sistem pelaporan eksternal
(Mulyadi, 2002).
Beberapa pihak menyatakan sistem akuntansi manajemen yang sudah ada sudah
usang dan tidak berguna. Peritungan biaya produk dan sumber daya yang lebih
oleh organisasi. Selain itu fokus sistem informasi manajemen telah diperluas agar
mengelola rantai nilai (value chain) perusahaan. Lebih jauh lagi, para manajer
lingkungan akuntansi agar praktik akuntansi tidak dipahami sebagai sesuatu yang
diterima begitu saja (taken for granted). Riset akuntansi dalam hal ini berperan
Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal
1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai
secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. Teori
lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan oleh perusahaan
sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk
digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar
kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut (Ghozali dan
pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses
kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan
sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi
Atas dasar argument di atas, teori stakeholder umumnya berkaitan dengan cara-
strategi aktif atau pasif. Strategi aktif adalah apabila perusahaan berusaha
tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Menurut The World
berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka,
meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis
Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang
2007)
corporate social responsibility, dan dapat pula dijadikan cermin dan guideline
Gambar 2.1
Kategori Perusahaan Berdasarkan Profit Perusahaan dan Anggaran CSR
Perusahaan Perusahaan
Minimalis - Humanis -
Kecil - Lemah Baik
hati/dermawan
Anggaran CSR
Sumber : Suharto (2007)
kategori ini.
Gambar 2.2
Kategori Perusahaan Berdasarkan Promosi Perusahaan dan Pemberdayaan
Perusahaan
Perusahaan
Pasif- Tidak tebar
Agresif – Tebar
pesona dan karya
karya
Pemberdayaan
masyarakat:
kemajuan perusahaan.
Bentuk komitmen kerja yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang
pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang
status bagi individu. Selanjutnya Steers dan Porter (1983) dalam Herianto (2013)
a. Adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan tujuan serta nilai-nilai yang
kerja.
atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan
sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara
tujuan.
ada tiga bentuk yaitu peranan yang bersifat interpersonal, peranan yang bersifat
arti bahwa pemimpin mempunyai peran sebagai penentu kebijakan yang akan
pimpinan.
sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh karena itu bawahan hanya
mengeluarkan ide atau pendapat. Dalam posisi demikian anggota atau bawahan
23
tidak terlibat dalam soal keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala
kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam organisasi, anggota diberi
kesempatan untuk memberikan usul serta saran dan kritik demi kemajuan
2010).
sepenuhnya kepada bawahan. Dalam hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak
baik yang berasal dari dalam diri pribadinya maupun faktor yang berasal dari luar
hukuman, pemimpin sebagai teladan dan lambang atau simbol, pemimpin sebagai
anggota lain.
perlu mendapat perhatian sama seperti risiko yang terdapat dalam operasional,
strategis, dan masalah keuangan. Reputasi yang baik merupakan aset bagi
2008).
perusahaan sebagai kombinasi dari kenyataan (kinerja sosial dan ekonomi) dan
bagi perusahaan karena di mata pelanggan dan masyarakat luas, dimana reputasi
perusahaan pesaing.
sisi sosialnya, telah menjadi tujuan dari para eksekutif perusahaan dan jajaran
direksi selama dekade terakhir. Tidak mengenali arti pentingnya reputasi maka
Survey” meyakini bahwa pada tahun belakangan ini, reputasi perusahaan telah
menjadi lebih penting bagi perusahaan. Lebih lanjut, mereka meyakini bahwa,
corporate brand atau reputation mewakili 40% lebih dari kapitalisasi dari pasar
yang mereka buat terhadap kriteria sosial dan etis. Jika berhasil melakukannya
maka akan membantu untuk membangun reputasi perusahaan, akan tetapi jika
mengalami kegagalan maka akan menjadi sumber risiko pada reputasi perusahaan.
Oleh karena itu, minat yang meningkat terhadap kebijakan mengenai tanggung
jawab sosial, peletakan standar telah industri yang meningkat pesat karena mereka
citra dan kepercayaan baru, informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh
(Kartikasari, 2008).
lebih memilih produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan daripada
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing, yang membedakannya
kumulatif selama beberapa waktu Fomburn dan Shanley (1990) dalam Kartikasari
(2008).
dianggap penting bagi perusahaan, dan bagaimana mereka akan bertindak di masa
memastikan kualitas dari produk, keuangan yang sehat, praktek manajemen yang
handal melalui komunikasi yang jujur dan sering dengan karyawan, menyediakan
Reputasi juga dapat dianggap sebagai aset tidak terlihat yang dimiliki oleh
suatu perusahaan dimana memiliki dampak positif pada nilai pasar suatu
berhubungan dengan perusahaan tersebut atau pengalaman dari pihak lain yang
memiliki model bisnis dan strategi yang solid, nilai dan budaya yang baik,
serta produk dan jasa yang mampu menciptakan nilai bagi konsumen.
28
reputasi.
Reputasi adalah persepsi dari tindakan di masa lalu dan perilaku di masa
depan yang dilihat dari sisi apa yang dilakukan oleh pelaku lain dalam pasar.
Semua yang dilakukan atau yang tidak dilakukan oleh perusahaan akan memiliki
diperlukan waktu yang tidak lama.Dampak dari reputasi yang buruk tidak hanya
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Metode
No Nama Peneliti Variabel Hasil
statistic
perusahaan.
Terdapat perbdaan
luas pengungkapa
Corporate Social
Responsibility priode
sebelum dan sesudah
berlakunya undang-
undang No.40 tahun
2007 tentang
perseroan terbatas.
2 Prasetyono (2011) / - Ukuran Perusahaan Analisis Jalur Ukuran Perusahaan,
Analisis Ukuran (Path Penerapan Etika
Perusahaan, - Penerapan Etika Analysis) Bisnis, dan Praktik
Penerapan Etika Bisnis Corporate
Bisnis dan Praktik Governance secara
“Corporate - Praktik Corporate simultan berpengaruh
Governance” Governance positif dan signifikan
terhadap Penerapan terhadap penerapan
Tanggung Jawab - Penerapan Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Sosial Perusahaan.
Penerapan Etika
Bisnis dan Praktik
Corporate
Gofernance
berpengaruh .positif
dan signifikan
terhadap Penerapan
Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan
Sedangkan ukuran
perusahaan secara
parsial tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Penerapan Tanggung
Jawab Sosial
Perusahaan.
3 J. Sumarno (2005) / - Komitmen Moderated Terdapat pengaruh
Pengaruh Komitmen Organisasi Regression dan hubungan negatif
Organisasi, dan Analysis yang kuat antara
Gaya - Gaya partisipasi anggaran
Kepemimpinan Kepemimpinan dan kinerja
Terhadap Hubungan manajerial
Partisipasi - Partisipasi Anggaran Pengaruh komitmen
Anggaran, dan organisasi terhadap
Kinerja Manajerial. - Kinerja Manajerial.
hubungan partisipasi
anggaran dan kinerja
manajerial adalah
positif dan signifikan
Pengaruh gaya
kepemimpinan
terhadap hubungan
antara partisipasi
anggaran dan kinerja
manajerial adalah
30
tidak signifikan
4 Ida Ayu Brahmasari - Motivasi Kerja Structural Motivasi kerja
dan Agus Equation berpengaruh positif
Suprayetno (2008) / - Kepemimpinan Modeling dan signifikan
Pengaruh Motivasi terhadap kepuasan
Kerja, - Budaya Organisasi kerja karyawan
Kepemimpinan, dan Kepemimpinan
Budaya Organisasi - Kepuasan Kinerja
berpengaruh negatif
terhadap Kepuasan Karyawan
dan signifikan
Kinerja Karyawan terhadap kepuasan
- Kinerja Perusahaan
serta dampaknya kerja karyawan
pada Kinerja Budaya organisasi
Perusahaan. berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kepuasan
kerja karyawan
Motivasi kerja tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja perusahaan
Kepemimpinan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
Budaya organisasi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
Kepuasan kerja
karyawan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
perusahaan
5 Andri Amsyah - Regulasi Pemerintah Path Analysis Regulasi pemerintah
Heriyanto, Bambang - Tekanan Masyarakat berpengaruh
Heriyadi, dan Anis - Tekanan Organisasi signifikan terhadap
Wulandari. (2013) / Lingkungan tanggung jawab sosial
Analisis Faktor - Tekanan Media perusahaan
Yang Massa Tekanan masyarakat,
Mempengaruhi - Komitmen tekanan organisasi
Penerapan Manajemen lingkungan, tekanan
Tanggung Jawab - CSR media massa,
Sosial dan - Akuntansi Sosial komitmen manajemen
Akuntansi Sosial tidak berpengaruh
(corporate social secara signifikan
responsibility and terhadap tanggung
social accounting) jawab sosial
Perusahaan perusahaan perbankan
Perbankan di Tekanan masyarakat,
JawaTimur tekanan organisasi
lingkungan, tekanan
31
media massa,
komitmen manajemen
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap
pengungkapan
akuntansi sosial
perusahaan
6 Ceacelia Mita - Tanggung Jawab AnalisisConfi Tanggung Jawab
Kartikasari Sosial rmatory Sosial Berpengaruh
(2008)/Pengaruh - Tata Kelola Factor positif terhadap
Tanggung Jawab Perusahaan Analysis Reputasi Organisasi
Sosial dan Tata - Reputasi Organisasi Tata Kelola
Kelola Perusahaan Perusahaan
teerhadap Reputasi berpengaruh positif
Organisasi terhadap Reputasi
Organisasi.
7 Regina Aditya Reza - Gaya kepemimpinan Analisis Terdapat pengaruh
(2010) / Pengaruh - Motivasi regresi linier positif antara
Gaya Kepemiminan, - Disiplin kinerja berganda motivasi dan kinerja
Motivasi, dan - Kinerja karyawan karyawan
Disiplin Kinerja Terdapat pengaruh
terhadap Kinerja positif antara gaya
Karyawan kepemimpinan dan
kinerja karyawan
Terdapat pengaruh
positif antara
disiplin kerja dan
kinerja karyawan
pustaka, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui
Gambar 2.3
Model Penelitian
(X1)
(X2) (Y)
Gaya Kepemimpinan
(X3)
Keterangan Gambar :
Tangung jawab sosial perusahaan muncul dari salah satu prinsip etika bisnis yang
33
dilakukan oleh perusahaan, penerapan tanggung jawab sosial ini tidak terlepas
Reputasi Organisasi
tergantung pada kualitas, harga, dan keunikan, tetapi pada bagaimana mereka
berinteraksi dengan tenaga kerja perusahaan, komunitas, dan lingkungan. Hal ini
terkait dengan tanggung jawab sosial dari perusahaan bagi lingkungan di sekitar
mereka, bagi praktek kerja terbaik, dan demi kelanggengan hubungan dengan
reputasi antara lain: Dahlia dan Siregar (2008) yang melakukan penelitian tentang
perilaku sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab
hanya perilaku sosial yang dilakukan saat ini tetapi masyarakat juga menilai
terhadap sistem sosial masyarakat. Berkaitan dengan hal itu, Brahmasari (2008)
Menurut survey yang dilakukan oleh Smith, ditemukan bahwa sebanyak 88%
konsumen cenderung lebih suka membeli produk yang memiliki tanggung jawab
maka akan semakin sering perusahaan untuk membuat pelaporan akuntansi sosial.
bisnis yang baik pada perusahaan sehingga memberikan strategi bisnis yang tepat
perusahaan tersebut.
perubahan strategik dan gaya manajemen tidak bisa dijadikan indikator untuk
reputasi organisasi.
organisasi.
organisasi.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
data yang berasal dari responden. Berdasarkan hal tersebut, objek dan lokasi
penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini tersaji dalam tabel 3.1 berikut
ini:
Tabel 3.1
Daftar Nama Perusahaan, Alamat, No.Izin Industri, Kapasitas PKS.
Jenis data merupakan data seperti apa yang harus dikumpulkan oleh
itu.Informasi yang kita peroleh itu adalah data yang menurut jenisnya berupa data
Sumber data adalah subyek darimana data dapat diperoleh (Sanusi, 2013).
Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan
oleh peneliti (Sanusi, 2013). Data primer secara khusus dikumpulkan peneliti
yang bersifat tertutup dan dibagikan langsung pada responden. Data sekunder
adalah data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan
kepada responden, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis (Sanusi, 2013).
variabel penelitian.
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah manajer dan stafnya yang berkaitan
perusahaan yang akan diteliti hanya yang termasuk dalam industri besar dengan
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012).
Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 orang responden.
memiliki nilai atau kategori (Silalahi, 2010). Variabel yang diamati dalam
(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini
diuraikan definisi dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
bebas merupakan jenis variabel yang diamati dalam hubungan antar variabel
indikator 3P (profit, people dan planet) oleh Wibisono (2007) menggunakan skala
likert 5 poin.
dua kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan orientasi tugas, menyusun satu
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Oleh karena itu,
variabel dependen atau terikat bergantung pada variabel independen atau bebas.Ia
merupakan hasil dari pengaruh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ekonomi) dan persepsi (kinerja yang dianggap penting oleh stakeholder). Variabel
dengan indikator kombinasi dari kenyataan (kinerja sosial dan ekonomi) dan
tabel berikut:
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel
No. Item
Jenis Variabel Dimensi Variabel Indikator Skala
Instrumen
Corporate Social 1. Efektifitas 1
Responsibility Profit 2. Efisiensi 2
(CSR) 3. Fleksibilitas 3
X1 1. Welfare 4, 5
Wibisono (2007) People 2. Health Ordinal 6
3. Safety 7
1. Environmental Quality 8
Planet
2. Disturbances 9
Komitmen Perhatian 1. Manajemen membuat Ordinal 1
Manjemen manajemen rencana CSR
teradap reputasi 2. Manajemen melakukan 2
43
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Skala likert dikembangkan oleh Rensis Likert, merupakan variasi skala rating
akhir yang paling sering digunakan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ghozali
(2011) skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala
44
ordinal atau sering disebut skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2012). Skala Likert yang berisi lima tingkat preferensi jawaban
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur suatu kuesioner. Suatu
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh
45
nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011).
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Pengukuran reliabilitas dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu: Repeated Measure atau pengukuran ulang dan
One Shot atau pengukuran sekali saja. Dalam penelitian uji reliabilitasnya
Skala pengukuran yang dipilih oleh peneliti berkaitan erat dengan metode
dipakai dalam penyusunan kuisoner adalah skala ordinal atau sering disebut skala
jawaban memiliki prefensi berbeda (Ghozali, 2011). Maka sebelum lanjut ke uji
selanjutnya, data ordinal yang diperoleh dari hasil kuesioner harus diubah menjadi
46
2010).
proporsi
g.
Keterangan:
Scale value = Nilai interval
Density at lower limit = Kepadatanbatasbawah
Density at upper limit = Kepadatanbatasatas
Area at below density upper limit = Daerah dibawahbatasatas
Area at below density lower limit = Daerah dibawahbatasbawah
Ghozali (2011) mengemukakan bahwa uji asumsi klasik terdiri dari: uji
Khusus untuk penelitian ini uji autokorelasi tidak digunakan karena data yang
dikumpulkan dan diolah dalam penelitian ini merupakan data Cross Section,
sedangkan autokorelasi sering terjadi pada Time Series. Dengan kata lain uji
autokorelasi tidak digunakan karena data penelitian merupakan data primer dan
tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu. Dengan
demikian uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah, uji
bahwa uji T dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk menguji data terdistribusi normal atau
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
48
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama
variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
dan VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah
yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,1 atau
pengamatan yang lain. Jika variance dari satu residual pengamatan kepengamatan
dapat dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(dependen) dengan residualnya. Dasar analisis grafik plot adalah sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebebar di atas dan di
(Ghozali, 2011)
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
memprediksi nilai dependen tunggal yang dipilih oleh peneliti (Silalahi, 2010)
Keterangan:
Y = Reputasi Organisasi
a = Konstanta
X2 = Komitmen Manajemen
X3 = Gaya Kepemimpinan
c. Kriteria pengujian
Alternatif lain untuk menerima atau menolak hipotesis ini yaitu dengan
α yang telah ditentukan yaitu 0,05 maka H α diterima, secara bersama-sama semua
variabel bebas berpengaruh secara signifikan F lebih besar dari α = 0.05 maka H 0
variabel secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas dengan
t=
51
Keterangan :
dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95% (α = 0,05), dengan kriteria keputusan:
Jika- thitung< - ttabel atau thitung > ttabel : Hα diterima atau H0 ditolak
Alternatif lain yang dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis yang
dirumuskan, yaitu dengan melihat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H 0
ditolak atau Hα diterima artinya secara parsial variabel bebas tersebut bepengaruh
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
(Sujianto, 2009):
52
BAB IV
kuisioner:
Tabel 4.1
Distribusi Kuisioner
Adapun jumlah sampel dan tingkat pengembalian tercantum dalam table berikut:
Tabel 4.2
Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian
semua kuisioner yang disebar kembali pada peneliti. Kuisioner yang dapat diolah
sebanyak 31 kuisioner. Hal ini menunjukan bahwa responden pada penelitian ini
4.1.1 Usia
dibawah ini:
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
berdasarkan usia 21-30 tahun sebanyak 11 orang atau 35,48%, usia 31-40 tahun
sebanyak 12 orang atau 38,70%, usia 41-50 tahun sebanyak 6 orang atau 19,35%,
dan usia 51-60 tahun sebanyak 2 orang atau 6,45%. Hal ini berarti responden pada
kisaran usia 31-40 tahun lebih mendominasi dibandingkan responden pada kisaran
55
usia yang lain. Dengan kisaran usia ini, menunjukkan responden telah memiliki
pengalaman kerja yang cukup banyak sehingga dapat memberikan jawaban sesuai
dengan pengalamannya.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
pada jumlah responden perempuan. Hal ini juga menunjukan bahwa karyawan
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
56
Hasil data pada tabel 4.5 menunjukan bahwa responden memiliki tingkat
sebesar tidak ada atau 0%, Sarjana sebesar 20 orang atau sebesar 64,51%, dan
yang didominasi oleh sarjana strata satu ini diharapkan responden telah memiliki
pengetahuan akademik yang cukup tinggi sehingga dapat memahami dengan baik
dibawah ini:
Tabel 4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Sumber : Data Primer yang Diolah
Masa Kerja Frekuensi Persen
<5 Tahun 12 38,70% Hasil
6-15 Tahun 14 45,16%
data 16-20 Tahun 2 6,45% pada
>20 Tahun 3 9,67%
tabel Total 31 100% 4.6
tahun terdiri dari 12 orang atau 38,70%, masa kerja 6-15 tahun terdiri dari 14
orang atau 45,16%, masa kerja 16-20 tahun terdiri dari 2 orang atau 6,45%, dan
57
masa kerja >20 tahun terdiri dari 3 orang atau 9,67%. Berdasarkan keterangan
tersebut terlihat bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar memiliki
masa kerja lebih dari 6-15 tahun. Dengan dominasi masa kerja 6-15 tahun dapat
terlihat bahwa responden mempunyai ide-ide dan strategi manajemen yang lebih
inovatif.
skala likert adalah data ordinal.Maka sebelum masuk ke uji selanjutnya, data
ordinal yang diperoleh dari hasil kuesioner harus diubah menjadi data interval
antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor
dengan nilai Bivariate Pearson untuk mengetahui apakah nilai korelasi yang
58
diperoleh signifikan atau tidak. Jika rhitung lebih besar dari rtabel dan nilai positif
maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2011).
Cara mengetahui rtabel tersebut dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal
ini n adalah jumlah sampel atau jumlah responden dari kuisioner yang dapat
diolah yaitu sebanyak 31 orang, jadi dapat diketahui besarnya df diperoleh dari df
alpha = 0,05 dapat rtabel sebesar 0,3550 (dilihat rtabel pada df 31 dengan uji dua sisi).
cronbach alpha dengan bantuan komputer melalui program SPSS 19 for Windows.
Dalam penelitian ini, uji realibilitas dilakukan satu kali pengukuran saja. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan Cronbach Alpha >0,70
(Ghozali,2011).
Responsibilitiy (X1)
Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas terhadap Item Pertanyaan
Corporate Social Responsibilitiy (Variabel X1)
koefisien korelasi rhitung yang lebih besar dari rtabel (> 0,3550). Dengan kata lain,
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas terhadap Item Pertanyaan
Corporate Social Responsibilitiy (Variabel X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
.883 .880 10
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,880, berdasarkan hasil ini
(X2)
Tabel 4.9 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas terhadap Item Pertanyaan
Komitmen Manajemen (Variabel X2)
koefisien korelasi rhitung yang lebih besar dari rtabel (> 0,3550). Dengan kata lain,
instrumen penelitian yang berjumlah enam pertanyaan dalam penelitian ini dinilai
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas terhadap ItemPertanyaan
Komitmen Manajemen (Variabel X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
.952 .956 6
61
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,956, berdasarkan hasil ini
4.3.3. Hasil Uji Validitas dan Reabillitas Variabel Gaya Kepemimpinan (X3)
Tabel 4.11 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas terhadap Item Pertanyaan
Gaya Kepemimpinan (Variabel X3)
koefisien korelasi rhitung yang lebih besar dari rtabel (> 0,3550). Dengan kata lain,
instrumen penelitian yang berjumlah empat pertanyaan dalam penelitian ini dinilai
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas terhadap Item Pertanyaan
Gaya Kepemimpinan (Variabel X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
.964 .966 4
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,966, berdasarkan hasil ini
4.3.4. Hasil Uji Validitas dan Reabillitas Variabel Reputasi Organisasi (Y)
Tabel 4.13 berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas terhadap Item Pertanyaan
Reputasi Organisasi (Variabel Y)
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 0, 910 0,3550 Valid
2 0, 890 0,3550 Valid
3 0, 847 0,3550 Valid
4 0, 933 0,3550 Valid
5 0, 851 0,3550 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19, 2015
koefisien korelasi rhitung yang lebih besar dari rtabel (> 0,355). Dengan kata lain,
63
instrumen penelitian yang berjumlah lima pertanyaan dalam penelitian ini dinilai
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas terhadap ItemPertanyaan
Reputasi Organisasi (Variabel Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
.931 .932 5
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19, 2015
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 yaitu sebesar 0,932, berdasarkan hasil ini
dikatakan model yang baik apabila model tersebut memenuhi normalitas data dan
autokorelasi tidak diuji dengan alasan data yang dikumpulkan dan diolah
pada data time series. Dengan demikian, dalam penelitian ini asumsi model
64
heteroskedastisitas.
ataukah tidak (Ghozali, 2011). Data yang terdistribusi normal akan memperkecil
One Sample Kolmogrov Smirnov. Jika hasil One Sample Kolmogrov Smirnov
diatas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 menunjukan pola distribusi normal, maka
regresi memenuhi standar asumsi normalitas. Akan tetapi, jika hasil One Sample
distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi syarat asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dengan grafik probability plot dapat dilihat pada
Gambar 4.1
Grafik P-Plot Normalitas Data
65
Hasil uji normalitas dengan One Sample Kolmogrov Smirnov dapat dilihat
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas
N 31
Positive .122
Negative -.190
Kolmogorov-Smirnov Z 1.057
Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yaitu 0,214 sehingga dapat diyatakan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antara
variabel independen. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diatara
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardized
a. Dependent Variable: RO
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas. Uji multikolinearitas dapat dilihat dengan nilai Varience inflation factor
(VIF) dari masing-masing variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10,
bahwa variabel independen memiliki nilai Varience inflation factor (VIF) dibawah
10.
67
Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut
melihat pola sembarangan pada grafik scatter plot. Apakah nilai grafik scatter plot
tidak memperlihatkan sebaran yang memiliki pola (sebaran terjadi secara acak)
persamaan tersebut.
Gambar 4.2
Grafik Uji Heteroskedastisitas
68
Hasil analisis grafik scatter plot pada gambar 4.2 di atas menunjukkan
tidak ada pola yang jelas, sehingga dapat dinyatakan bahwa data pada penelitian
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua
(naik turunnya) variable dependen, bila dua atau lebih variabel independen
regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua
(Ghozali, 2011).
Hasil pengujian regresi linier berganda yang disajikan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.17
Hasil Regresi Linier Berganda
Corporate Social Responsibility, Komitmen Manajemen, dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Reputasi Organisasi
69
Coefficientsa
Standardized
a. Dependent Variable: RO
Hasil pengujian pada tabel 4.17 maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
sebagai berikut:
(X3) konstan, maka reputasi organisasi (Y) akan meningkat sebesar 1,539.
Windows dan alat ujinya berupa regresi linier berganda, sehingga dapat diketahui
dependen.
secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tak bebas dengan asumsi
signifikan atau tidak adalah melalui perhitungan yang dapat digunakan untuk
perbandingan antara nila thitung dengan ttabel pada tingkat keyakinan 95% (α = 0,05),
Alternatif lain yang dapat digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis yang
dirumuskan, yaitu dengan melihat signifikansi lebi kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t
Corporate Social Responsibility, Komitmen Manajemen dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Reputasi Organisasi
72
Coefficientsa
Standardized
a. Dependent Variable: RO
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19, 2015
negatif (< 2,05183) dengan signifikan sebesar 0,698 (p > 0,05). Dengan
manajerial.
signifikan sebesar 0,013 (p < 0,05). Dengan demikian ditolak dan menerima Ha
73
organisasi.
organisasi (X3) adalah sebesar 4,130 berarah positif (>2,05183) dengan signifikan
sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian H0 ditolak dan menerima Ha dan dapat
reputasi organisasi.
penelitian ini. Uji statistik F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara
dibawah ini:
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F
Corporate Social Responsibility, Komitmen Manajemen dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Reputasi Organisasi
ANOVAb
Total 525.323 30
b. Dependent Variable: RO
Hasil pengujian tabel 4.19 terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 54,952 dengan
p-value sebesar 0,000 dan nilai Ftabel lebih kecil dari nilai Fhitung (2,966 < 54,952).
Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan
berikut:
Tabel 4.20
Hasil Pengujian Perbandingan thitung dan ttabel
Corporate Social Responsibility, Komitmen Manajemen dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Reputasi Organisasi
responsibility,komitmen
manajemen, dan gaya
kepemimpinan
berpengaruh secara
simultan terhadap reputasi
organisasi
2. H2: −0,393 2,05183 H0 diterima H2
Corporate social Ha ditolak Tidak
responsibility Berpengaruh
berpengaruh terhadap
reputasi organisasi
3. H3: 2,644 2,05183 H0 ditolak H3
Komitmen manajemen Ha diterima Berpengaruh
berpengaruh terhadap
reputasi organisasi
4. H4: 4,130 2,05183 H0 ditolak H4
Gaya kepemimpinan Ha diterima Berpengaruh
berpengaruh terhadap
reputasi organisasi
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19, 2015
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
regresi terbaik. Tidak seperti R 2, nilai Adjusted R Square dapat naik atau turun
ini:
76
Tabel 4.21
Koefisien Determinasi
Corporate Social Responsibility, Komitmen Manajemen dan Gaya Kepemimpinan
terhadap Reputasi Organisasi
Hasil
b
Model Summary
b. Dependent Variable: RO
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 19, 2015
pengujian tabel di atas diperoleh angka adjusted R square sebesar 0,844 atau
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
4.7. Pembahasan
reputasi organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai statistik F sebesar 54,592
pada tingkat signifikansi 0.00. Dari hasil pengujian statistik secara signifikan
secara bersama-sama.
77
Reputasi Organisasi
berpengaruh negatif terhadap reputasi organisasi. Hal ini ditunjukan dengan level
signifikansi variabel sebesar 0.698 lebih besar dari 0,05, dan nilai koefisien
regresinya menunjukan hasil sebesar -0,393 (t hitung) lebih kecil dari 2,05183(ttabel).
terhadap reputasi organisasi. Hal ini juga didukung oleh beberapa peneliti terdaulu
reputasi organisasi. Beberapa pendapat para ahli yang juga memperkuat bahwa
untuk hal-hal yang menurutnya lebih pasti demi berkelanjutan usahanya (Sri
sendiri, hal ini tentunya dapat merusak reputasi perusahaan yang sekaligus
Organisasi
berpengaruh positif terhadap reputasi organisasi. Hal ini ditunjukan dengan level
signifikansi variabel sebesar 0.013 lebih kecil dari 0,05, dan nilai koefisien
regresinya menunjukan hasil sebesar 2,644 (thitung) lebih besar dari 2,05183(ttabel).
positif terhadap reputasi organisasi. Artinya bahwa ada pengaruh antara variabel
dikabupaten Batanghari.
penelitan ini yang merupakan pengujian kembali dari penelitian Kartikasari tahun
manajemen yang baik yang dilakukan oleh perusahaan, komitmen manajemen itu
organisasi.
tanpa manajemen yang baik merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini berkaitan
Organisasi
berpengaruh positif terhadap reputasi organisasi. Hal ini ditunjukan dengan level
signifikansi variabel sebesar 0.000 lebih kecil dari 0,05, dan nilai koefisien
regresinya menunjukan hasil sebesar 4,130 (thitung) lebih besar dari 2,05183(ttabel).
positif terhadap reputasi organisasi. Artinya bahwa ada pengaruh antara variabel
80
dikabupaten Batanghari.
orang melalui komunikasi dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara member
petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau
terlepas dari gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin agar organisasi
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
keseluruhan yang nantinya akan meningkatkan nilai dan reputasi dari perusahaan
tersebut. Hasil penelitian dari Yasin (2001) juga mendukung hasil penelitian ini
dapat mempengaruhi reputasi organisasi tersebut. Oleh karena itu, semakin baik
81
BAB V
5.1. Simpulan
Hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka dapat diambil beberapa
perusahaan.
termasuk dalam kategori keeratan yang sangat kuat. Hal ini berarti
motivasi, disiplin kerja dan variabel lainnya yang belum dimasukkan pada
penelitian ini.
4. Subjek pada penelitian ini masih dalam lingkup yang kecil yaitu hanya
5.3. Saran
komperhensif.
langsung.