Anda di halaman 1dari 17

Nama : Jelly Marcelina

Nim : 3011711087

Kelas : 17 akuntansi 3

PT.CAKRA MINERAL tbk

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pada umumnya laporan perusahaan yang sering digunakan oleh para pemangku kepentingan
dari suatu perusahaan adalah laporan keuangan yang diterbitkan pada suatu periode tertentu.
Pengguna laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan sehingga
dapat mengambil keputusan ekonomik. Perusahaan pada masa kini telah menyadari pentingnya
memperhatikan kondisi dan situasi lingkungan sekitar.

Perusahaan telah menyadari bahwa keberlangsungan kegiatan operasional didukung dan


dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lingkungan sekitar. Maka terciptalah suatu program yang
dinamai Corporate Social Responsibility (CSR). CSR berorientasi pada triple bottom line yaitu
profit, people, planet. CSR diberlakukan secara mandatory maupun voluntary di Indonesia.
Program CSR menghasilkan suatu laporan yang dinamai laporan keberlanjutan yang di mana
laporan tersebut memuat hasil dari CSR yang di lakukan oleh suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu. CSR dalam pelaksanaannya memiliki berbagai pedoman yang akan menuntun agar
tercapai tujuan CSR. Begitu juga dalam pelaporannya, laporan keberlanjutan suatu perusahaan
berpedoman pada pedoman-pedoman yang belaku.. Sebagai contoh pedoman yang dipakai dalam
membuat laporan keberlanjutan adalah GRI G4 dan ISO 26000.

Di dalam laporan keberlanjutan yang mengacu pada GRI G4, laporan keberlanjutan tersebut
akan terbagi atas beberapa kategori seperti ekonomi, lingkungan, dsb. Setiap kategori tersebut
memiliki beberapa aspek yang penting. Misalnya, di dalam ketegori ekonomi, terdiri atas aspek
kinerja ekonomi, keberadaan di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, dan praktik pengadaan.
Setiap aspek dalam ketegori penting untuk menggambarkan kegiatan perusahaan, aktivitas
perusahaan, serta dampak yang diakibatkan dari aktivitas perusahaan tersebut.

Penulis dalam pembahasan akan menekankan pada kategori ekonomi dalam pedoman GRI
g4. Kategori ekonomi menggambarkan arus modal di antara para pemangku kepentingan yang
berbeda, dan dampak ekonomi utama dari organisasi di seluruh lapisan masyarakat. Penulis ingin
memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai gambaran arus modal diantara para pemangku
kepentingan pada suatu perusahaan. Kategori ekomoni dalam GRI g4 memiliki beberapa aspek
yaitu, kinerja ekonomi, keberadaan di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, dan praktik
pengadaan.

Aspek kinerja ekonomi, berisikan laporan kinerja ekonomi langsung yang dihasilkan dan
didistribusikan, implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada kegiatan orgasinasi
karena perubahan iklim, cakupan kewajiban organisasi atas program imbalan pasti, bantuan
finansial yang diberikan pemerintah. Aspek keberadaan di pasar berisikan rasio upah standar
pegawai pemula menurut gender dibandingkan dengan upah minimum regional di lokasi-lokasi
operasional yang signifikan, perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari masyarakat
local di lokasi operasi yang signifikan. Aspek dampak ekonomi tidak langsung, berisikan
pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan jasa yang diberikan, dampak eknomi
tidak langsung yang signifikan termasuk besar dampaknya. Aspek praktik pengadaan, berisikan
perbandingan pembelian dari pemasok local di lokasi operasi yang signifikan.

Berdasarkan uraian di atas mengenai pentingnya aspek-aspek dalam kategori ekonomi,


penulis perlu mengkaji dan analisa mengenai aspek-aspek tersebut berdasarkan GRI G4, khususnya
pada laporan keberlanjutan PT. CAKRA MINERAL tahun 2015.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian CSR

Tanggung jawab sosial perusahaan/CSR merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis
perusahaan dalam jangka panjang. Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility
(CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan adalah memiliki suatu
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan seperti terhadap masalah-masalah yang berdampak
pada lingkungan seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja. CSR tidak hanya
terbatas pada konsep pemberian bantuan dana kepada lingkungan sosial, namun juga bagaimana
perusahaan memperlakukan karyawannya dengan tidak diskriminatif, menjaga hubungan baik
dengan pemasok.

Corporate social responsibility merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas
hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas (Sankat,
Clement K, 2002). Berikutnya menurut Dougherty (2003), tanggung jawab sosial merupakan
perkembangan proses untuk mengevaluasi stakeholders dan tuntutan lingkungan serta
implementasi program-program untuk menangani isu-isu sosial. Tanggung jawab sosial berkaitan
dengan kode-kode etik, sumbangan perusahaan program-program community relations dan
tindakan mematuhi hukum. Lebih lanjut dijelaskan oleh Schermerhorn (2003) mendefinisikan CSR
sebagai kewajiban dari suatu perusahaan untuk bertindak dalam cara-cara yang sesuai dengan
kepentingan perusahaan dan kepentingan masyarakat secara luas. The International Organization
of Employers (IOE) mendefinisikan CSR sebagai “initiatives by companies voluntarily integrating
social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their
stakeholders”. Corporate social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP)
merupakan suatu komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik
bersama dengan para pihak yang terkait, utamanya masyarakat disekelilingnya dan lingkungan
sosial dimana perusahaan tersebut berada, yang dilakukan terpadu dengan kegiatan usahanya secara
berkelanjutan (Budimanta, 2002).
Tujuan dari CSR adalah (Saputri, 2011):

1. Untuk meningkatkan citra perusahaan, biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku
perusahaan secara fundamental adalah baik.

2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi adanya kontrak sosial di antara
organisasi dan masyarakat.

3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan tujuannya adalah untuk
memberikan informasi kepada investor.

Trevino dan Nelson mengkonsepkan CSR sebagai piramid yang terdiri dari empat macam tanggung
jawab yang harus dipertimbangkan secara berkesinambungan, yaitu, hukum, etika dan
berperikemanusian.

1. Tanggung jawab ekonomi

2. Tanggung jawab hukum

3. Tanggung jawab etika

4. Tanggung jawab sosial perusahaan

Bentuk- bentuk implementasi corporate social responsibility seperti :

1. Konsumen, dalam bentuk penggunaan material yang ramah lingkungan, tidak berbahaya.

2. Karyawan, dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban atas seluruh karyawan tanpa
membedakan ras, suku, agama, dan golongan.

3. Komunitas dan lingkungan, dalam bentuk kegiatan kemanusiaan maupun lingkungan hidup.

4. Kesehatan dan keamanan, dalam bentuk penjagaan dan pemeliharaan secara rutin atas fasilitas
dan lingkungan kantor.

Keraf menyebutkan beberapa alasan perlunya tanggung jawab sosial perusahaan :

1. Kebutuhan dan harapan masyarakat semakin berubah, masyarakat semakin kritis dan peka
terhadap produk yang akan dibelinya. Sehingga perusahaan tidak bisa hanya memusatkan
perhatianya untuk mendatangkan keuntungan.
2. Terbatasnya sumber daya alam, bisnis diharapkan untuk tidak hanya mengeksploitasi sumber
daya alam yang terbatas, namun harus juga memelihara dan menggunakan sumber daya secara
bijak.

3. Lingkungan sosial yang lebih baik, lingkunagn sosial akan mendukung keberhasilan bisnis
untuk waktu yang panjang, semakin baik lingkungan sosial dengan sendirinya akan ikut
memperbaiki iklim bisnis yang ada. Misalnya dengan semakin menurunnya tingkat
penganguran.

4. Perimbangan tanggung jawab dan kekuasaan, kekuasaan yang terlalu besar jika tidak
diimbangi dan dikontrol dengan tanggung jawab sosial akan menyebabkan bisnis menjadi
kekuatan yang merusak masyarakat.

5. Keuntungan jangka panjang, dengan tanggung jawab dan keterlibatan sosial tercipta suatu citra
positif di mata masyarakat, karena terciptanya iklim sosial politik yang kondusif bagi
keberlangsungan bisnis perusahaan tersebut.

GRI(Global Reporting Intiative)

GRI (Global Reporting Intiative) merupakan sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah
mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan
dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia.

Tiga fokus pengungkapan GRI, antara lain:


1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator), terdiri dari 9 item
2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator), 30 item
3. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator) 40 item, terdiri dari:
 Tenaga Kerja (labor practices and decent work)
 Hak Asasi Manusia (human rights performance )
 Sosial (Society)
 Tanggung jawab Produk (product responsibility performance)
Indikator Kinerja Ekonomi
Aspek: Kinerja Ekonomi
EC1 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal
jasa karyawan, donasi, dan investasi komunitas lainnya, laba ditahan, dan pembayaran kepada
penyandang dana serta pemerintah.

EC2 Implikasi finansial dan risiko lainnya akibat perubahan iklim serta peluangnya bagi aktivitas
organisasi.

EC3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti.

EC4 Bantuan finansial yang signifikan dari pemerintah.

Aspek : Kehadiran Pasar

EC5 Rentang rasio standar upah terendah dibandingkan dengan upah minimum setempat pada
lokasi operasi yang signifikan.

EC6 Kebijakan, praktek, dan proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal pada lokasi operasi yang
signifikan.

EC7 Prosedur penerimaan pegawai lokal dan proporsi manajemen senior lokal yang dipekerjakan
pada lokasi operasi yang signifikan.

Aspek: Dampak Ekonomi Tidak Langsung

EC8 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur serta jasa yang diberikan untuk
kepentingan publik secara komersial, natura, atau pro bono.

EC9 Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan, termasuk
seberapa luas dampaknya.

Indikator Kinerja Lingkungan


Aspek: Material

EN1 Penggunaan Bahan; diperinci berdasarkan berat atau volume

EN2 Persentase Penggunaan Bahan Daur Ulang

Aspek: Energi

EN3 Penggunaan Energi Langsung dari Sumberdaya Energi Primer


EN4 Pemakaian Energi Tidak Langsung berdasarkan Sumber Primer

EN5 Penghematan Energi melalui Konservasi dan Peningkatan Efisiensi

EN6 Inisiatif untuk mendapatkan produk dan jasa berbasis energi efisien atau energi yang dapat
diperbarui, serta pengurangan persyaratan kebutuhan energi sebagai akibat dari inisiatif tersebut.

EN7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pengurangan yang dicapai
Aspek: Air

EN8 Total pengambilan air per sumber

EN9 Sumber air yang terpengaruh secara signifikan akibat pengambilan air

EN10 Persentase dan total volume air yang digunakan kembali dan didaur ulang

Aspek Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati)

EN11 Lokasi dan Ukuran Tanah yang dimiliki, disewa, dikelola oleh organisasi pelapor yang
berlokasi di dalam, atau yang berdekatan dengan daerah yang diproteksi (dilindungi?) atau daerah-
daerah yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi di luar daerah yang diproteksi

EN12 Uraian atas berbagai dampak signifikan yang diakibatkan oleh aktivitas, produk, dan jasa
organisasi pelapor terhadap keanekaragaman hayati di daerah yang diproteksi (dilindungi) dan di
daerah yang memiliki keanekaragaman hayati bernilai tinggi di luar daerah yang diproteksi
(dilindungi)

EN13 Perlindungan dan Pemulihan Habitat

EN14 Strategi, tindakan, dan rencana mendatang untuk mengelola dampak terhadap
keanekaragaman hayati

EN15 Jumlah spesies berdasarkan tingkat risiko kepunahan yang masuk dalam Daftar Merah IUCN
(IUCN Red List Species) dan yang masuk dalam daftar konservasi nasional dengan habitat di
daerah-daerah yang terkena dampak operasi

Aspek: Emisi, Efluen dan Limbah

EN16 Jumlah emisi gas rumah kaca yang sifatnya langsung maupun tidak langsung dirinci
berdasarkan berat
EN17 Emisi gas rumah kaca tidak langsung lainnya diperinci berdasarkan berat

EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaiannya

EN19 Emisi bahan kimia yang merusak lapisan ozon (ozone-depleting substances/ODS) diperinci
berdasarkan berat

EN20 NOx, SOx dan emisi udara signifikan lainnya yang diperinci berdasarkan jenis dan berat

EN21 Jumlah buangan air menurut kualitas dan tujuan

EN22 Jumlah berat limbah menurut jenis dan metode pembuangan

EN23 Jumlah dan volume tumpahan yang signifikan

EN24 Berat limbah yang diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah yang dianggap berbahaya
menurut Lampiran Konvensi Basel I, II, III dan VIII, dan persentase limbah yang diangkut secara
internasional.

EN25 Identitas, ukuran, status proteksi dan nilai keanekaragaman hayati badan air serta habitat
terkait yang secara signifikan dipengaruhi oleh pembuangan dan limpasan air organisasi pelapor.

Aspek: Produk dan Jasa

EN26 Inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan produk dan jasa dan sejauh mana dampak
pengurangan tersebut.

EN27 Persentase produk terjual dan bahan kemasannya yang ditarik menurut kategori.

Aspek: Kepatuhan

EN28 Nilai Moneter Denda yang signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter atas pelanggaran
terhadap hukum dan regulasi lingkungan.

Aspek: Pengangkutan/Transportasi

EN29 Dampak lingkungan yang signifikan akibat pemindahan produk dan barang-barang lain serta
material yang digunakan untuk operasi perusahaan, dan tenaga kerja yang memindahkan.

Aspek: Menyeluruh

EN30 Jumlah pengeluaran untuk proteksi dan investasi lingkungan menurut jenis.
Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak
Aspek: Pekerjaan

LA1 Jumlah angkatan kerja menurut jenis pekerjaan, kontrak pekerjaan, dan wilayah.

LA2 Jumlah dan tingkat perputaran karyawan menurut kelompok usia, jenis kelamin, dan wilayah.

LA3 Manfaat yang disediakan bagi karyawan tetap (purna waktu) yang tidak disediakan bagi
karyawan tidak tetap (paruh waktu) menurut kegiatan pokoknya.

Aspek: Tenaga kerja / Hubungan Manajemen

LA4 Persentase karyawan yang dilindungi perjanjian tawar-menawar kolektif tersebut.

LA5 Masa pemberitahuan minimal tentang perubahan kegiatan penting, termasuk apakah hal itu
dijelaskan dalam perjanjian kolektif tersebut.

Aspek: Kesehatan dan Keselamatan Jabatan

LA6 Persentase jumlah angkatan kerja yang resmi diwakili dalam panitia Kesehatan dan
Keselamatan antara manajemen dan pekerja yang membantu memantau dan memberi nasihat untuk
program keselamatan dan kesehatan jabatan.

LA7 Tingkat kecelakaan fisik, penyakit karena jabatan, hari-hari yang hilang, dan ketidakhadiran,
dan jumlah kematian karena pekerjaan menurut wilayah.

LA8 Program pendidikan, pelatihan, penyuluhan/bimbingan, pencegahan, pengendalian risiko


setempat untuk membantu para karyawan, anggota keluarga dan anggota masyarakat, mengenai
penyakit berat/berbahaya.

LA9 Masalah kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam perjanjian resmi dengan serikat
karyawan.

Aspek: Pelatihan dan Pendidikan

LA10 Rata-rata jam pelatihan tiap tahun tiap karyawan menurut kategori/kelompok karyawan.

LA11 Program untuk pengaturan keterampilan dan pembelajaran sepanjang hayat yang menujang
kelangsungan pekerjaan karyawan dan membantu mereka dalam mengatur akhir karier.
LA12 Persentase karyawan yang menerima peninjauan kinerja dan pengembangan karier secara
teratur.

Aspek: Keberagaman dan Kesempatan Setara

LA13 Komposisi badan pengelola/penguasa dan perincian karya¬wan tiap kategori/kelompok


menurut jenis kelamin, kelompok usia, keanggotaan kelompok minoritas, dan keanekaragaman
indikator lain.

LA14 Perbandingan/rasio gaji dasar pria terhadap wanita menurut kelompok/kategori karyawan.

Hak Asasi Manusia


Aspek : Praktek Investasi dan Pengadaan

HR1 Persentase dan jumlah perjanjian investasi signifikan yang memuat klausul HAM atau telah
menjalani proses skrining/ filtrasi terkait dengan aspek hak asasi manusia.

HR2 Persentase pemasok dan kontraktor signifikan yang telah menjalani proses skrining/ filtrasi
atas aspek HAM

HR3 Jumlah waktu pelatihan bagi karyawan dalam hal mengenai kebijakan dan serta prosedur
terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi, termasuk persentase karyawan
yang telah menjalani pelatihan.

Aspek: Nondiskriminasi

HR4 Jumlah kasus diskriminasi yang terjadi dan tindakan yang diambil/dilakukan.

Aspek: Kebebasan Berserikat dan Berunding Bersama Berkumpul

HR5 Segala kegiatan berserikat dan berkumpul yang diteridentifikasi dapat menimbulkan risiko
yang signifikan serta tindakan yang diambil untuk mendukung hak-hak tersebut.

Aspek: Pekerja Anak


HR6 Kegiatan yang identifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan terjadinya
kasus pekerja anak, dan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung upaya penghapusan
pekerja anak.

Aspek: Kerja Paksa dan Kerja Wajib

HR7 Kegiatan yang teridentifikasi mengandung risiko yang signifikan dapat menimbulkan kasus
kerja paksa atau kerja wajib, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk mendukung upaya
penghapusan kerja paksa atau kerja wajib.

Aspek: Praktek/Tindakan Pengamanan

HR8 Persentase personel penjaga keamanan yang terlatih dalam hal kebijakan dan prosedur
organisasi terkait dengan aspek HAM yang relevan dengan kegiatan organisasi

Aspek: Hak Penduduk Asli

HR9 Jumlah kasus pelanggaran yang terkait dengan hak penduduk asli dan langkah-langkah yang
diambil.

Masyarakat/ Sosial
Aspek: Komunitas

S01 Sifat dasar, ruang lingkup, dan keefektifan setiap program dan praktek yang dilakukan untuk
menilai dan mengelola dampak operasi terhadap masyarakat, baik pada saat memulai, pada saat
beroperasi, dan pada saat mengakhiri.

Aspek: Korupsi

S02 Persentase dan jumlah unit usaha yang memiliki risiko terhadap korupsi.

S03 Persentase pegawai yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur antikorupsi.

S04 Tindakan yang diambil dalam menanggapi kejadian korupsi.

Aspek: Kebijakan Publik

S05 Kedudukan kebijakan publik dan partisipasi dalam proses melobi dan pembuatan kebijakan
publik.
S06 Nilai kontribusi finansial dan natura kepada partai politik, politisi, dan institusi terkait
berdasarkan negara di mana perusahaan beroperasi.

Aspek: Kelakuan Tidak Bersaing

S07 Jumlah tindakan hukum terhadap pelanggaran ketentuan antipersaingan, anti-trust, dan praktek
monopoli serta sanksinya.

Aspek: Kepatuhan

S08 Nilai uang dari denda signifikan dan jumlah sanksi nonmoneter untuk pelanggaran hukum dan
peraturan yang dilakukan.

Tanggung Jawab Produk


Aspek: Kesehatan dan Keamanan Pelanggan

PR1 Tahapan daur hidup di mana dampak produk dan jasa yang menyangkut kesehatan dan
keamanan dinilai untuk penyempurnaan, dan persentase dari kategori produk dan jasa yang penting
yang harus mengikuti prosedur tersebut

PR2 Jumlah pelanggaran terhadap peraturan dan etika mengenai dampak kesehatan dan
keselamatan suatu produk dan jasa selama daur hidup, per produk.

Aspek: Pemasangan Label bagi Produk dan Jasa

PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang dipersyaratkan oleh prosedur dan persentase produk dan
jasa yang signifikan yang terkait dengan informasi yang dipersyaratkan tersebut.

PR4 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes mengenai penyediaan informasi produk
dan jasa serta pemberian label, per produk.

PR5 Praktek yang berkaitan dengan kepuasan pelanggan termasuk hasil survei yang mengukur
kepuasaan pelanggan.

Aspek: Komunikasi Pemasaran

PR6 Program-program untuk ketaatan pada hukum, standar dan voluntary codes yang terkait
dengan komunikasi pemasaran, termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship.
PR7 Jumlah pelanggaran peraturan dan voluntary codes sukarela mengenai komunikasi pemasaran
termasuk periklanan, promosi, dan sponsorship, menurut produknya.

Aspek: Keleluasaan Pribadi (privacy) Pelanggan

PR8 Jumlah keseluruhan dari pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran keleluasaan pribadi
(privacy) pelanggan dan hilangnya data pelanggan

Aspek: Kepatuhan

PR9 Nilai moneter dari denda pelanggaran hukum dan peraturan mengenai pengadaan dan
penggunaan produk dan jasa
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan GRI G4, kategori ekonomi terdiri dari empat aspek, yakni kinerja ekonomi,
kehadiran di pasar, dampak ekonomi tidak langsung, dan praktik pengadaan. Keempat aspek ini
menggambarkan kegiatan atau aktivitas dari suatu perusahaan, beserta dampak yang timbul dari
kegiatan atau aktivitas tersebut dalam bidang atau kategori ekonomi.
Pada laporan keberlanjutan PT.CAKRA MINERAL, dapat dilihat kinerja ekonomi
perusahaan tersebut. Kesungguhan melaksanakan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam aspek
kinerja ekonomi, menjadikan PT. CAKRA MINERAL dapat membuktikan ketangguhan kinerja
ekonomi. Ini terbukti dengan pencapaian dalam perolehan laba periode berjalan sebesar Rp 77,3
miliar atau naik 249,55% dibandingkan dengan tahun buku yang berakhir 31 Desember 2015.
Kenaikan penghasilan bersih perusahaan pada tahun 2016 diakibatkan oleh peningkatan produksi
dan penjualan zircon.
Pencapaian tersebut secara langsung akan mendatangkan manfaat bagi segenap pemangku
kepentingan. Para pemegang saham akan mendapatkan pembayaran dividen, termasuk Pemerintah
yang kemudian menjadi bentuk penerimaan negara bersama dengan pembayaran pajak dan
pendapatan negara bukan pajak (PnbP) yang disetorkan Perusahaan. Demikian pula dengan
pegawai, mendapatkan manfaat melalui pembayaran insentif dalam imbal jasa pekerjaan yang
mereka terima. sementara untuk masyarakat terutama yang berada di lokasi Perusahaan
berkegiatan, PT. CAKRA MINERAL menyisihkan sebagian laba bersih untuk pelaksanaan
Program kemitraan dan bina lingkungan (Pkbl), serta penyediaan anggaran tanggung jawab sosial
perusahaan dalam bentuk pengembangan masyarakat atau community development (comdev).
Sebagai wujud rasa kepedulian perusahaan kepada masyarakat, di tahun 2015 PT. Cakra
Mineral Tbk. Memfokuskan program tanggung jawab social perusahaan Bersama dengna anak-
anak usahanya yaitu PT. Persada Indo Tambang, PT. takaras Intilestari, dan PT.Marui Jaya Perdana.
Adapun biaya yang dikeluarkan oleh perseroan untuk kegiatan CSR untuk sepanjang tahun 2016
adalah sebesar Rp 783.474.000,-
Aspek ekonomi
Dengan adanya aspek kinerja ekonomi yang harus ditunjukkan oleh perusahaan di dalam
laporan keberlanjutannya yang berpedoman pada GRI G4, pembaca laporan akan dapat melihat
nilai-nilai ekonomi, dampak ekonomi dari perusahaan itu sendiri. Hal ini sebenarnya dapat
menambah nilai perusahaan dengan mencantumkan aspek kinerja ekonomi pada laporan
keberlanjutannya.
Aspek Kehadiran Pasar
Perusahaan melaui anak usahanya menargetkan penjualan pasir zircon selama tahun 2016
sebanyak 18.000 metrik ton, sementara hasil produksi yang tercapai pada tahun 2016 sebesar 6.000
metrik ton. Hambantan ini disebabkan atas akibat perubahan peraturan pemerintah terhadap
larangan ekspor bahan mentah pada awal 2014 dan akhir tahun 2014 sehingga perusahaan
mengalammi penghentian produksi sementara.
Aspek :ekonomi tidak langsung
Aspek dampak ekonomi tidak langsung pada laporan keberlanjutan memberikan gambaran
mengenai pembangunan infrastruktur dan jasa yang diberikan, dampak ekonomi yang tidak
langsung lainnya, baik dampak positif maupun negatif. Laporan keberlanjutan PT. Cakra Mineral
memperlihatkan dampak-dampak ekonomi tidak langsung yang dilakukannya. Pada laporan
tersebut dapat dilihat partisipasi perusahaan dari sejumlah program yang telah direaslisasikan,
diantaranya pembangunan tempat ibadah, penanaman pohon di sekitar daerah eksploitasi tambang
untuk penghijauaan kembali. Perusahaan juag memegang teguh komitmennya dalam
memperhatikan perkembangna daerah di sekitar lokasi pertambangan dengan melakukan
pembangunan infrastruktur dan perumahan bagi masyarakat yang belum memiliki ruamah yang
layak sehingga berdampak secara langsung bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Serta perusahaan juga menyisishkan anggarannya dalam pengelolaan lingkungan dengan
melakukan pendangan biaya lingkungan ) lahan hidup(reklamasi) lahan bekas tambang. Kegiatan
reklamasi akan dilakukan segera setelah area timbunan tanah penutup dinyatakan selesai.
Rekalamasi secara terencana dilakukan terhadap bekas penambangan yang telah ditimbun kembali
maupun terhadap area timbunan tanah penutup dengan menanam tumbuhan yang
direkomendasikan dalam studi AMDAL.

Dengan adanya aspek dampak ekonomi tidak langsung yang harus ditunjukkan oleh
perusahaan di dalam laporan keberlanjutannya yang berpedoman pada GRI G4, pembaca laporan
tersebut akan bisa melihat apa saja dampak yang tidak langsung, baik positif maupun negatif atas
aktivitas yang dilakukannya. Adanya hal tersebut, pembaca akan dapat menilai dan melihat
pengaruh perusahaan terhadap ekonomi secara tidak langsung, apakah dampat tersebut mendukung
dan memberikan dampak positif bagi masyarakat/ekonomi lokal, atau justru hal tersebut
memberikan dampak negative bagi masyarakat/ekonomi lokal.

Keempat aspek dalam kategori ekonomi menurut GRI G4 tidak semua harus ada dalam
suatu perusahaan. Hal ini tergantung pada bagaimana tipe perusahaan itu. Dua aspek yang belum
tentu ada pada suatu perusahaan adalah aspek keberadaan di pasar dan aspek praktik pengadaan,
seperti halnya pada PT. Cakra Mineral tidak ada kedua aspek tersebut. Keempat aspek dalam
kategori ekonomi ini memberikan gambaran secara spesifik mengenai dampak, kebijakan, dan
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan adanya gambaran
yang spesifik tersebut, membuat aspek-aspek tersebut penting dicantumkan dalam laporan
keberlanjutan yang berpedoman pada GRI G4. PT. Cakra Mineral telah membuat laporan
keberlanjutannya sesuai dengan pedoman GRI G4, khususnya dalam kategori ekonomi. PT.
Carakra Mineral telah menunjukkan dampak, tindakan, kebijakan, dan lainnya yang terkait dalam
kegiatan yang dilakukannya terhadap masyarakat atau ekonomi lokal.
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
 PT. Cakra Mineral dalam kategori ekonomi berdasarkan GRI G4 , menyampaikan 2 diantara 4
aspek yang ada pada laporan keberlanjutannya.
 Tidak semua indikator kategori ekonomi yang berdasarkan GRI G4 ada pada laporan
keberlanjutan PT. Cakra Mineral. Yang dibahas:
 Aspek kinerja ekonomi
 Aspek kehadiran pasar
 Aspek dampak ekonomi secara tidak langsung

Sedangkan kedua aspek lainnya tidak dibahas karena:

 Aspek praktik pengadaan; karena PT. Cakra Mineral melakukan eksploitasi atau penambangan
secara langsung tanpa perusahaan atau pihak perantara.
 Laporan keberlanjutan PT. Cakra Mineral dalam kategori ekonomi sudah sesuai dengan pedoman
GRI G4.

B. Saran
Saran dari penulis, agar PT. Cakra Mineral terus melanjutkan dan meningkatkan program
Corporate Social Responsibility nya, agar lebih bisa membangun negara Indonesia melalui
program-program yang dilaksanakan, yang tentunya sejalan dengan penjabaran dari GRI G4.
Dengan begini, akan banyak pihak (para stakeholders) yang tentunya akan merasa terbantu dan
terpuaskan.

Anda mungkin juga menyukai